Luar biasa,,, keknya saya tidak mampu ikut bergi bgtu pastor, gaji cukup untuk kehidupan. Doa saya semoga Tuhan bisa bawa saya jalan-jalan dstu. Pasti seru walaupun hanya dalam mimpi❤😊
2. Kita pasti akan gagal, kalau kita mencoba mengenal TUHAN hanya dengan mengandalkan nalar yang acapkali menjadi kebanggaan kita. Apakah kita tidak menyadari, bahwa otak kita itu sangat kecil sekali dibandingkan dengan Otak dari Sang Pencipta alam semesta ? Mampukah otak yang hanya sebesar kepalan tangan itu mengerti dengan benar "Otak" yang besarnya sangat tidak terbatas ? Tuhan itu terlalu besar untuk diselidiki dan terlalu tinggi untuk dipelajari. Tetapi Tuhan adalah Pribadi yang bisa kita alami. Tuhan tidak bisa diteorikan atau dibuat pengetahuan, memangnya manusia sepandai apa? Virus flu saja tidak bisa diatasi sampai sekarang. Bagi orang yang sangat membanggakan diri dengan kejeniusan nalarnya, biasanya mereka akan menganalisa segala sesuatu berdasarkan konsep atau rumus yang sudah terbentuk dalam alam pikiran mereka. Begitu juga dalam memahami TUHAN; mungkin mereka akan menganalisa dalam benaknya, bahwa TUHAN ini sepertinya begini dan begitu.
4. Begitu juga kalau kita ingin mengenal TUHAN; tidak cukup hanya dengan melihat langit, matahari, bulan, bintang, bumi, manusia dan seluruh hasil karya ciptaan-Nya yang jumlahnya tidak bisa dihitung. Sebelum kita membahas lebih jauh lagi, mari kita renungkan berapa jauhnya Tuhan dan Surga dari bumi ini? Pertanyaan ini tentunya akan membuat kita berpikir tentang suatu hubungan… Mungkin sebelum menjawab, ada baiknya kita membahas pertanyaan berapa jauhnya jarak antara matahari dan bumi? Biasanya orang menyatakannya dengan 8 menit 19 detik cahaya. Ini berarti jarak yang ditempuh oleh cahaya adalah selama 8 menit 19 detik. Kecepatan cahaya adalah 300.000 km/detik, maka jarak antara matahari dengan bumi adalah 499 detik x 300.000 km atau 149.700.000 km. Bintang Rigal, jauhnya 652 tahun cahaya, artinya kalau kita bisa terbang dengan kecepatan 300.000 km/detik, maka kita akan mencapai bintang itu dalam waktu 652 tahun. Namun, jarak tersebut masih kalah jauh dengan bintang andromeda Nebula yang jaraknya 1.600.000 tahun cahaya. Dan Andromeda ini bukan tepinya alam semesta ciptaan Tuhan yang Mahakuasa. Almighty God in Jesus. Seandainya ada ketentuan, manusia kalau bertemu Tuhan harus menghadap langsung, dan Tuhan bersemayam/bertahta dibalik bintang yang terjauh, berada diluar alam semesta, bagaimana kira-kira kalau ketentuan itu diberlakukan? Maka semua manusia akan mati sebelum kita sampai menghadap Dia, meskipun manusia tersebut terbang secepat cahaya. Haleluyah.
5. Kita tidak perlu melakukan perjalanan yang begitu jauh untuk mencapai TUHAN. Kita tidak perlu kemana-mana lagi termasuk ke Israel. Bahkan, siapa saja dapat datang menemui TUHAN dimana saja dan kapan saja artinya setiap waktu/detik dengan bahasa apa saja termasuk bahasa Indonesia (bukan bahasa Israel saja), karena Dia adalah Tuhan yang Mahatahu dan Maha Mengerti. TUHAN ada diantara kita didalam Yesus Kristus dan Dia memenuhi seluruh alam semesta ini. Dan jangan pernah lupa bahwa Dia adalah TUHAN yang Mahakuasa dan berdaulat (Tuhan mau menjelma menjadi manusia Dia bisa. Malaikat ciptaan Tuhan saja bisa menyamar seperti manusia masa Tuhan Pencipta ga bisa kalau Dia mau). Kita mungkin bertanya tetapi mengapa harus dengan cara seperti itu? Terserah Tuhan dong! Kita tidak mempunyai kuasa untuk mengatur Dia. Tetapi kayaknya tidak masuk akal? Perlu saya tekankan kembali bahwa memang tidak masuk akal. Masa otak manusia sekecil ini (ciptaan Tuhan juga) bisa tahu semua apa yang ada didalam Pencipta segala sesuatu? Jadi, kita bisa menemukan TUHAN dengan mengundang Yesus masuk ke dalam hati kita sebagai Tuhan dan Juruselamat melalui doa kita. Tentu sangat masuk akal kalau kita tidak bisa mengenal Dia dengan benar kalau Tuhan sendiri tidak datang memperkenalkan diriNya. Dan sangat wajarlah kalau Dia datang sebagai manusia didalam Yesus Kristus agar kita bisa mengenalNya dengan benar.
6. Coba anda pikirkan, kalau berdasarkan hal di atas : Bisakah "nalar yang kita banggakan" ini mengenal-Nya dengan benar ? Bisakah makhluk berdosa ini mengenal Dia Yang Maha Suci ? Bisakah makhluk fana yang hidup di bumi ini mengenal Pencipta-Nya yang ada di tempat Yang Maha Tinggi, yaitu di dalam Kerajaan Sorga ? Kalau jawabannya bisa, dapatkah anda menjelaskannya dengan gamblang ? Kalau jawabannya tidak bisa, lalu mesti bagaimana caranya ? Satu-satunya cara adalah TUHAN Yang Maha Suci, yang bertahta di sorga, turun ke dalam dunia dan menyatakan diri-Nya kepada manusia. Dengan kata lain, kita tidak mungkin bisa mengenal-Nya dengan benar kalau Dia sendiri tidak menyatakan diri-Nya pada kita. Mari kita renungkan lebih dahulu atas beberapa pertanyaan di bawah ini: 1. Bolehkah kalau TUHAN berkehendak menjadikan Firman-Nya menjadi seorang manusia ? 2. Apakah kita dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepada-Nya sebagai penasehat dan menyarankan-Nya agar bertindak menurut apa kita ajarkan ? 3. Apakah kita punya kekuatan dan kemampuan untuk menolak bahkan membatalkan semua yang menjadi rencana-Nya itu ? Yang pasti semuanya akan sia-sia saja, karena siapa kita ini yang mau menolak kehendak dari Yang Maha Tinggi ? Kita ini terbuat dari debu dan akan kembali menjadi debu; hidup kita ini sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap. Sekarang mari kita menggunakan logika, untuk memilih salah satu dari dua kemungkinan yang paling mungkin, supaya bisa diterima oleh "nalar", yang acapkali menjadi kebanggaan bagi banyak orang, yaitu : Mana yang paling mungkin menurut anda, manusia menjadi Tuhan atau Tuhan menjadi manusia ? Sebelum anda memilihnya, perhatikan dahulu uraian di bawah ini ! Kitab Taurat Musa di Sefer Syemot / Keluaran 6:1-2 berkata : Selanjutnya berfirmanlah TUHAN kepada Musa : "Akulah TUHAN. Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai TUHAN Yang Maha Kuasa, tetapi dengan nama-Ku TUHAN Aku belum menyatakan diri "
1. Pada umumnya, kalangan ummat manusia menolak kepercayaan kalangan ummat Kristen, yang percaya bahwa Yesus Kristus itu adalah Tuhan. Mereka menganggap bahwa Yesus itu hanyalah sebagai Rasul TUHAN dan bukan Tuhan. Mengapa mereka sampai bisa mempunyai pendapat seperti itu ? Sebagaimana umumnya sifat manusia yang dikaruniakan akal budi oleh TUHAN, kebanyakan manusia selalu memandang segala persoalan dari kacamata manusia itu sendiri. Mereka mencoba memahami Tuhan menurut konsep yang sudah terbentuk di dalam alam pikiran mereka, tanpa mencoba memahami apa yang ingin TUHAN nyatakan tentang diri-Nya. Pemahaman ini sudah sangat mengkristal di dalam benak mereka, sehingga agak sulit bagi mereka untuk memahami dan menerima pernyataan TUHAN ini. Di dalam alam pikiran mereka selalu berkata : "Bagaimana mungkin manusia bisa disebut bahkan menjadi Tuhan." Dengan pemahaman ini, mereka tidak menyadari bahwa mereka telah membuat kebesaran dan kemahakuasaan TUHAN yang sangat tidak terbatas, dibuat menjadi terbatas, yaitu sebatas yang ada di dalam benak mereka.
Luar biasa,,, keknya saya tidak mampu ikut bergi bgtu pastor, gaji cukup untuk kehidupan. Doa saya semoga Tuhan bisa bawa saya jalan-jalan dstu. Pasti seru walaupun hanya dalam mimpi❤😊
Tanah tujuan kita yaitu Langit Baru Bumi Baru Yerusalem Baru
hallo pak pendeta🤗
*Apakah saya akan memiliki kesempatan baik saya sendiri, atau bersama pasangan atau bersama keluarga, saat ini saya hanya berkerinduan dalam Doa*
Wah kapan ada lagi pak?
2. Kita pasti akan gagal, kalau kita mencoba mengenal TUHAN hanya dengan mengandalkan nalar yang acapkali menjadi kebanggaan kita.
Apakah kita tidak menyadari, bahwa otak kita itu sangat kecil sekali dibandingkan dengan Otak dari Sang Pencipta alam semesta ?
Mampukah otak yang hanya sebesar kepalan tangan itu mengerti dengan benar "Otak" yang besarnya sangat tidak terbatas ?
Tuhan itu terlalu besar untuk diselidiki dan terlalu tinggi untuk dipelajari. Tetapi Tuhan adalah Pribadi yang bisa kita alami. Tuhan tidak bisa diteorikan atau dibuat pengetahuan, memangnya manusia sepandai apa? Virus flu saja tidak bisa diatasi sampai sekarang.
Bagi orang yang sangat membanggakan diri dengan kejeniusan nalarnya, biasanya mereka akan menganalisa segala sesuatu berdasarkan konsep atau rumus yang sudah terbentuk dalam alam pikiran mereka. Begitu juga dalam memahami TUHAN; mungkin mereka akan menganalisa dalam benaknya, bahwa TUHAN ini sepertinya begini dan begitu.
4. Begitu juga kalau kita ingin mengenal TUHAN; tidak cukup hanya dengan melihat langit, matahari, bulan, bintang, bumi, manusia dan seluruh hasil karya ciptaan-Nya yang jumlahnya tidak bisa dihitung.
Sebelum kita membahas lebih jauh lagi, mari kita renungkan berapa jauhnya Tuhan dan Surga dari bumi ini?
Pertanyaan ini tentunya akan membuat kita berpikir tentang suatu hubungan…
Mungkin sebelum menjawab, ada baiknya kita membahas pertanyaan berapa jauhnya jarak antara matahari dan bumi?
Biasanya orang menyatakannya dengan 8 menit 19 detik cahaya. Ini berarti jarak yang ditempuh oleh cahaya adalah selama 8 menit 19 detik. Kecepatan cahaya adalah 300.000 km/detik, maka jarak antara matahari dengan bumi adalah 499 detik x 300.000 km atau 149.700.000 km.
Bintang Rigal, jauhnya 652 tahun cahaya, artinya kalau kita bisa terbang dengan kecepatan 300.000 km/detik, maka kita akan mencapai bintang itu dalam waktu 652 tahun. Namun, jarak tersebut masih kalah jauh dengan bintang andromeda Nebula yang jaraknya 1.600.000 tahun cahaya. Dan Andromeda ini bukan tepinya alam semesta ciptaan Tuhan yang Mahakuasa. Almighty God in Jesus.
Seandainya ada ketentuan, manusia kalau bertemu Tuhan harus menghadap langsung, dan Tuhan bersemayam/bertahta dibalik bintang yang terjauh, berada diluar alam semesta, bagaimana kira-kira kalau ketentuan itu diberlakukan? Maka semua manusia akan mati sebelum kita sampai menghadap Dia, meskipun manusia tersebut terbang secepat cahaya. Haleluyah.
5. Kita tidak perlu melakukan perjalanan yang begitu jauh untuk mencapai TUHAN. Kita tidak perlu kemana-mana lagi termasuk ke Israel. Bahkan, siapa saja dapat datang menemui TUHAN dimana saja dan kapan saja artinya setiap waktu/detik dengan bahasa apa saja termasuk bahasa Indonesia (bukan bahasa Israel saja), karena Dia adalah Tuhan yang Mahatahu dan Maha Mengerti.
TUHAN ada diantara kita didalam Yesus Kristus dan Dia memenuhi seluruh alam semesta ini. Dan jangan pernah lupa bahwa Dia adalah TUHAN yang Mahakuasa dan berdaulat (Tuhan mau menjelma menjadi manusia Dia bisa. Malaikat ciptaan Tuhan saja bisa menyamar seperti manusia masa Tuhan Pencipta ga bisa kalau Dia mau). Kita mungkin bertanya tetapi mengapa harus dengan cara seperti itu? Terserah Tuhan dong! Kita tidak mempunyai kuasa untuk mengatur Dia. Tetapi kayaknya tidak masuk akal? Perlu saya tekankan kembali bahwa memang tidak masuk akal. Masa otak manusia sekecil ini (ciptaan Tuhan juga) bisa tahu semua apa yang ada didalam Pencipta segala sesuatu?
Jadi, kita bisa menemukan TUHAN dengan mengundang Yesus masuk ke dalam hati kita sebagai Tuhan dan Juruselamat melalui doa kita. Tentu sangat masuk akal kalau kita tidak bisa mengenal Dia dengan benar kalau Tuhan sendiri tidak datang memperkenalkan diriNya. Dan sangat wajarlah kalau Dia datang sebagai manusia didalam Yesus Kristus agar kita bisa mengenalNya dengan benar.
6. Coba anda pikirkan, kalau berdasarkan hal di atas :
Bisakah "nalar yang kita banggakan" ini mengenal-Nya dengan benar ?
Bisakah makhluk berdosa ini mengenal Dia Yang Maha Suci ?
Bisakah makhluk fana yang hidup di bumi ini mengenal Pencipta-Nya yang ada di tempat Yang Maha Tinggi, yaitu di dalam Kerajaan Sorga ?
Kalau jawabannya bisa, dapatkah anda menjelaskannya dengan gamblang ?
Kalau jawabannya tidak bisa, lalu mesti bagaimana caranya ?
Satu-satunya cara adalah TUHAN Yang Maha Suci, yang bertahta di sorga, turun ke dalam dunia dan menyatakan diri-Nya kepada manusia.
Dengan kata lain, kita tidak mungkin bisa mengenal-Nya dengan benar kalau Dia sendiri tidak menyatakan diri-Nya pada kita.
Mari kita renungkan lebih dahulu atas beberapa pertanyaan di bawah ini:
1. Bolehkah kalau TUHAN berkehendak menjadikan Firman-Nya menjadi seorang manusia ?
2. Apakah kita dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepada-Nya sebagai penasehat dan menyarankan-Nya agar bertindak menurut apa kita ajarkan ?
3. Apakah kita punya kekuatan dan kemampuan untuk menolak bahkan membatalkan semua yang menjadi rencana-Nya itu ?
Yang pasti semuanya akan sia-sia saja, karena siapa kita ini yang mau menolak kehendak dari Yang Maha Tinggi ?
Kita ini terbuat dari debu dan akan kembali menjadi debu; hidup kita ini sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap.
Sekarang mari kita menggunakan logika, untuk memilih salah satu dari dua kemungkinan yang paling mungkin, supaya bisa diterima oleh "nalar", yang acapkali menjadi kebanggaan bagi banyak orang, yaitu :
Mana yang paling mungkin menurut anda, manusia menjadi Tuhan atau Tuhan menjadi manusia ?
Sebelum anda memilihnya, perhatikan dahulu uraian di bawah ini !
Kitab Taurat Musa di Sefer Syemot / Keluaran 6:1-2 berkata :
Selanjutnya berfirmanlah TUHAN kepada Musa : "Akulah TUHAN. Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai TUHAN Yang Maha Kuasa, tetapi dengan nama-Ku TUHAN Aku belum menyatakan diri "
1. Pada umumnya, kalangan ummat manusia menolak kepercayaan kalangan ummat Kristen, yang percaya bahwa Yesus Kristus itu adalah Tuhan. Mereka menganggap bahwa Yesus itu hanyalah sebagai Rasul TUHAN dan bukan Tuhan. Mengapa mereka sampai bisa mempunyai pendapat seperti itu ?
Sebagaimana umumnya sifat manusia yang dikaruniakan akal budi oleh TUHAN, kebanyakan manusia selalu memandang segala persoalan dari kacamata manusia itu sendiri. Mereka mencoba memahami Tuhan menurut konsep yang sudah terbentuk di dalam alam pikiran mereka, tanpa mencoba memahami apa yang ingin TUHAN nyatakan tentang diri-Nya.
Pemahaman ini sudah sangat mengkristal di dalam benak mereka, sehingga agak sulit bagi mereka untuk memahami dan menerima pernyataan TUHAN ini.
Di dalam alam pikiran mereka selalu berkata : "Bagaimana mungkin manusia bisa disebut bahkan menjadi Tuhan." Dengan pemahaman ini, mereka tidak menyadari bahwa mereka telah membuat kebesaran dan kemahakuasaan TUHAN yang sangat tidak terbatas, dibuat menjadi terbatas, yaitu sebatas yang ada di dalam benak mereka.