Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah.” Mereka menjawab, “(Tidak!) Kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (melakukannya).” Padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun, dan tidak mendapat petunjuk.
jadi setelah ini, tidak perlu ribut lagi, yang mau tahlilan silahkan, tapi ingat, tahlilan itu hanya budaya, bukan ibadah khusus. Kami yang tidak tahlilan tidak melarang bagi yang mau melakukannya, bagi kami itu bid'ah
@@TheCursedOne_MLBB Budaya semua mereka sih. Padahal budaya yg dibolehin itu cara berpakaian, org Arab pake gamis, org Melayu pake celana panjang trs dikasih sarung sedengkul, itu boleh. Tapi org jawa pake kemben ya gak boleh, krn aurat. Trs makanan... di Arab gak ada rendang, kita ada. Ya gapapa. Ini budaya. Bukan tatacara ibadah. Aneh mereka itu ya.
sok sok ngomong bid'ah kau, muka kau bid'ah,, kau tak paham apa itu budaya dan kau tak paham apa itu bid'ah taik.. sembarangan kau wahabi, ini indonesia paham kau.. 🖕
Kalo saya asli titisan orang gunung Kawi menilai saya lebih penting akhidah agama dari pada budaya.... Karna kalo aturan agama yg buat Alloh dan rosull nya kalo budaya yg buat manusia manusia biasa
Seorg lelaki maut meninggalkan istri dan anak, Tetangganya ngumpul makan kenyang di tempat org susah, di rumah janda dan anak yatim selama 7 hari, 40 , 100 hari, inilah akibatnya ibadah yg menyelisihi sunnah.
@@Mkarsun mana Allah dna rasul musuhi muslimin yg bermajlis dikir tahlilan? Kamu gak takut make bidah tri tauhid ? Nganggap kafirin bertauhid rububiah ? Emamg kafirin bertauhjd ??? Baca surah alkafirun spy paham kalian mnyalahi ajaran Allah n rasulNya
Itulah hikmah dari para ulama zaman dulu ketika menghadapi adat istiadat yg sangat mengakar tidak dihilangkan langsung tapi biasanya di minimilasir dan diislamisasi gak seperti org² yg kurang akal langsung syrik, bid'ah, dll.
@@ramadhan2474 yg diminimalisir itu awal dakwahnya tapi berlalunya waktu yg bertentangan dengan syariat pasti akan hilang makanya seandainya wahabi yg dakwah di nusantara bukan wali songo yg mereka semua ahlu sunnah waljamaah mungkin mereka gk ada yg mau masuk islam karna amalan² islam saja dituduh bidah, syirik, dll.
اللهم صل على سيدنا محمد بعدد من صلى عليه وصل على سيدنا محمد بعدد من لم يصل عليه وصل على سيدنا محمد كما تحب أن يصلى عليه وصل على سيدنا محمد كما أمرت أن يصلى عليه وعلى آله وصحبه وسلم
@@BudiUtomo-wf8nc lha jya . Majlis dikir " tahlilan " lebih utama daripada kejang2 sana sini teriak bidahh bidaaah. Mau dipahami kayak apapun yg luas wawasan ilmi, bijak, tawadhu niscaya tau itu. Ya kan?
Bliau sudah mengetahui bahwasannya tahlilan adalah bid'ah munkaroh sebagian ulama mengatakan bid'ah makruhah, tapi karna budaya, masih di lanjut gitu? Yang harus diprioritaskan itu yang mana? Meninggalkannya att mengamalkannya?
yg 1 beribadah sesuai dalil yg ada di Qur'an dan Hadist yg ngaNU beribadah sesuai Yai dan bid'ah agar budaya dan adatnya tetap lestari. lebih takut dg manusia drpd Allah demi apa ? demi ketenaran kah atau demi dunia saja ??? rakyat indonesia sudah paham dengan org2 seperti ini skrg mereka tidak bisa sembunyi lagi
Saya dulu NU Alhamdulillah bersyukur mengenal Sunnah salaf ajarannya murni dan syar'i sesuai Al-Qur'an dan hadits, skrg tidak mengikuti tahlilan insya Allah Semoga anak keterunanku di jauhkan dari perbuatan bid'ah dan kesirikan.
*TAHLILAN : MUHAMMADIYAH, NU, SALAFI* Muhammadiyah itu awalnya juga tahlilan. Bahkan ketika KH Abu Bakar, orang tua KH. Ahmad Dahlan meninggal juga didoakan pembacaan dzikir tahlil (tahlilan) sebagai doa pengampunan. Tidak hanya itu dalam buku *Cerita tentang Kiai Haji Ahmad Dahlan : catatan Haji Muhammad Sudja'* yang ditulis H. M. Sudja' murid pertama KH. Ahmad Dahlan, disebutkan ketika KH. Ahmad Dahlan (waktu itu namanya masih Darwis) mau naik haji berangkat ke Mekkah tahun 1890 juga digelar acara *tahlilan* dan pembacaan *Maulid Barzanji* di rumahnya. Ini adalah bagian dari sejarah, biografi KH. Ahmad Dahlan. Keputusan Muhammadiyah tidak tahlilan itu belakangan setelah Kyai Dahlan wafat, yaitu sejak periode KH. Mas Mansyur membentuk Majlis Tarjih dan dari sinilah sebetulnya banyak peribadatan-peribadatan lama ditinggal menyesuaikan perkembangan zaman. Misalnya penafsiran agama yang lebih praktis dan rasional. Majlis Tarjih juga memutuskan meninggalkan kebiasaan doa qunut dalam shalat shubuh, shalat tarwih menjadi 8 rakaat, doa iftitah dari kabiro diganti baid baini, niat dalam shalat tidak dilafalkan dll. Dengan kata lain, banyak peribadatan-peribadatan dizaman KH. Ahmad Dahlan direvisi dan ditinggal oleh Majlis Tarjih karena didirikannya (Majelis Tarjih) sebagai lembaga penggodokan hukum melalui *ijtihad* di tubuh Muhammadiyah yang memiliki semangat pembaharuan. Drs. Sukriyanto AR M.Hum (putra Pak AR Fahruddin, mantan ketua Muhammadiyah) Ketua PP Muhammadiyah mengakui bahwa, Muhammadiyah masa Kyai Ahmad Dahlan memang belum ada penekanan khusus terhadap perkembangan fiqih. Masih menggunakan sayyidina dalam menyebut nama Nabi Muhammad saw, masih menggunakan qunut dalam sholat. Bahkan kata putra Pak AR Fahruddin tersebut, Kyai Dahlan biasa mengajak santrinya untuk berziarah kubur dengan tahlilan mendoakan para wali ketika menjelang tiba bulan Ramadhan. Muhammadiyah Jawa Tengah pada zaman dipimpin Prof. Dr. Abu Suud pernah menggalakkan tahlilan dalam rangka untuk syiar kepada masyarakat. Majelis Tarjih-nya juga mengatakan bahwa pada hakekatnya tahlilan itu bagus dan kuat dalilnya. Hanya saja, *yang kurang bisa diterima di Muhammadiyah adalah bila dihubungkan waktunya harus 7, 40, 100, 1000 harinya itu karena penetapan waktu yang demikian tidak ada sumbernya.* Dari pihak NU sendiri ketika ditanyakan tentang tahlilan jawabannya, hitungan hari ke-7, 40, 100, 1000 adalah *"bukan tahlilan"* tetapi hanya angka dari tradisi masyarakat sebelum Islam yang "diisi" dengan tahlilan. Yang sebetulnya tahlilan kirim doa shadaqah pahala itu waktunya adalah bebas kapan saja. Ada juga yang merutinkan malam Jumat bersama Surah Yasin. Yang membedakan dengan Muhammadiyah berkaitan waktu kalau di NU lebih longgar. Sebagian ulamanya beralasan, _"Biarkan saja masyarakat menggunakan angka 7, 40, 100, 1000 hari hal demikian mengambil manfaat kecuali bisa diisi untuk syiar (misalnya seperti cara walisanga mengislamkan mayarakat Jawa) tetapi juga agar kebiasaan mendoakan dan sedekah pahala kepada orang tua kita yang sudah meninggal tidak dilupakan. Kecuali itu, bisa untuk syiar mengislamkan masyarakat (pedesaan-pedesaan) dan membaca kalimah dzikir-dzikirnya yang dibaca juga ada pahalanya tersendiri menurut hadits."_ Itulah kenapa masyarakat tradisional di desa-desa itu biasanya dengan mudah diislamkan NU. Sebaliknya Muhammadiyah dan Salafi biasanya sulit menembus pedesaan. Bahkan ada kesan Salafi susah diterima oleh masyarakat. Umumnya islamisasi pedesaan-pedesaan Nusantara itu diambil perannya oleh NU. Kata sebagaian kalangan, kalau Salafi cenderung *mengislamkan orang yang sudah Islam,* dan mereka menyebutnya "Hijrah." Misalnya, orang NU disalafikan. Tetapi yang paling mudah dikondisikan (paling banyak) biasanya dari kader-kader Muhammadiyah. "Hijrah Sunnah" begitu istilahnya.
Rasulullah ﷺ, para sahabat, tabi'in, tabiut tabi'in, imam² madzhab, bahkan murid², cucu murid mereka dll... Kalo ada yg mati, mereka bikin kenduri gak ???
@@pinteryuuuk...u...6234 Bukan masalah kenduri (doa bersama dan sedekah) atau tidaknya, tetapi dzikir yang dibaca itu ada perintah atau anjurannya tidak. Dzikir-dzikir dalam tahlilan itu dari siapa kalau bukan dari Nabi, bukankah itu semua (dzikir tahlilan) itu diambil dari hadits-hadits? Lalu dijadikan kumpulan atau himpunan dzikir. Contoh, dalam tahlilan dibaca : _Subhanallah wabihamdih, subhanallahi 'adzhiim,_ ini dari Nabi. Sabdanya: “Dua kalimat yang ringan di lidah, pahalanya berat di timbangan amal dan disukai oleh Tuhan Yang Maha Pengasih, adalah: *Subhaanallaah wabi-hamdih, subhaanallaahil ‘azhiim.”* (HR. Bukhari, Muslim). Ini dibaca dalam tahlilan. Dalam tahlilan juga dibaca Surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Mu'awwidzatain (Al-Falaq dan An-Naas), Al-Baqarah ayat 1-5, 255 (ayat kursi), 285-286, istighfar, shalawat, tasbih, tahmid, tahlil, hauqalah dll -- itu karena semata-mata anjuran atau dawuh saja, kalau baca yang disebut diatas pahalanya demikian-demikian menurut janji Nabi. Masak membaca anjuran Nabi dari kumpulan dzikir diatas (tahlilan) malah dikatakan sesat, bid'ah, berdosa, masuk neraka? Bahkan dikatakan kafir ! Dalam hal ini kita harus hati-hati kalau membuat tuduhan bahwa itu salah, kafir atau bid'ah sebab bisa jadi akan berbalik kepada dirinya, seperti kata hadits, seandainya seseorang menuduh kafir saudaranya, maka tuduhan kafir tersebut akan kembali kepada salah satu di antara keduanya” (HR al-Bukhari). Tahlilan itu asalnya diambil sebagai dzikir-dzikir pilihan dari hadits dan bersifat umum dibaca kapan saja sebagai amalan dzikir harian, mingguan atau bebas kapan saja tidak mengikat asal dalam kondisi tidak berhadats. Bahkan *Imam Bukhari* yang masyhur dengan hadist shahih-nya ternyata juga menyusun dzikir seperti tahlilan dengan nama "Hizib Bukhari." Ada juga dzikir seperti tahlilan lain susunan *Imam Nawawi* yang dikenal dengan nama "Hizib Nawawi." Ulama-ulama lain yang menyusun dzikir ala tahlilan adalah *Imam Ghazali* dengan nama "Hizib Ghazali." *Ibnu Taimiyah,* dengan nama "Hizib Ibnu Taimiyah." Sedangkan dzikir tahlil yang umum dibaca masyarakat Indonesia dengan nama "TAHLILAN" dalam beberapa riwayat adalah disusun oleh *Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad* yang masih dzuriyyah (keturunan) Nabi Muhammad saw dari Tarim Yaman, diambil dari himpunan (kumpulan) hadits tentang bab keutamaan membaca kalimah-kalimah dzikir tertentu. Menurut hadits riwayat Abu Dawud, sahabat *Abu Hurairah* memiliki amalan rutin membaca istighfar 12.000 kali setiap harinya dengan menggunakan tasbih yang ia buat sendiri. Abu Syaibah yang mengutip hadits Ikrimah juga mengatakan bahwa Abu Hurairah mempunyai seutas benang dengan bundelan seribu buah. Ia baru tidur setelah berdzikir 12.000 kali. Istri Nabi, *Shofiyah* menurut hadits riwayat Tirmidzi, Hakim dan Thabrani amalan rutinnya membaca dzikir 4000 kali setiap harinya dengan biji kurma yang ia kumpulkan sendiri. Shahabat *Ibnu Abbas* punya shalawat yang ia susun sendiri sebagai amalan namanya "Shalawat Ibnu Abbas". Demikian juga shahabat *Ibnu Mas'ud* memiliki amalan yang ia susun sendiri namanya "Shalawat Ibnu Mas'ud." Dalam tahlilan yang selama ini umum dibaca ada bacaan, _"Allahumma shalli 'alaa Muhammadin kullamaa dzakarakadz dzaakiruun, washalla 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali Muhammadin kullamaa ghafala 'an dzikrihil ghaafiluun."_ Ini shalawat yang disusun *Imam Syafii* namanya "Shalawat Imam Syafii." Pertanyaannya *"bid'ah"* kah mereka? Atau jangan-jangan ini karena dangkalnya ilmu kita dalam memahami bid'ah? Dan sampai sekarang amalan-amalan diatas seperti Hizib Nawawi, Hizib Bukhari dll itu masih sering diamalkan oleh kiyai ulama-ulama kita di pondok pesantren. Apakah Nabi, para sahabat, tabi'in dll sering membaca dzikir-dzikir yang ada dalam tahlilan itu? *Tentu saja iya, walaupun urut-urutannya tidak sama.* Bukankah itu dzikir umum dan sudah lazim dibaca di kalangan kaum muslimin? Masak kalimah-kalimah dzikirnya ada anjuran dari Nabi untuk dibaca tidak pernah dibaca? Hanya bedanya kalimah-kalimah dzikir yang dibaca tidak persis urut-urutannya. Tetapi kalau kalimah dzikirnya ya itu-itu saja to wong juga ada haditsnya, dan diambil dari hadits juga. Jangan-jangan malah tidak pernah mengamalkan anjuran dari Nabi membaca dzikir-dzikir itu ya? *KESIMPULAN:* Tahlilan itu dzikir yang bersifat umum saja, biasanya kalau santri atau ulama terdahulu juga dibaca bebas kapan saja tidak terikat waktu-waktu tertentu. Cuma umumnya kalau di surau-surau (mushala, _langgar)_ zaman dahulu banyak dibaca secara berjama'ah sebagai dzikir pada malam Jum'at bersama Surah Yasin. *7,40,100,1000 HARI BUKAN TAHLILAN,* hanya saja kalau di masyarakat pedesaan Jawa setiap ada kenduri (acara hajatan) doa nya menggunakan dzikir tahlilan itu. Misalnya, kenduri nikahan malam harinya sebelum pengantin ya doanya tahlilan itu. Bahkan mau naik haji saja malam harinya juga tahlilan seperti sejarah KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) waktu naik haji juga tahlilan. Kenduri selamatan, syukuran dll juga tahlilan. Termasuk hajatan orang meninggal juga kenduri doanya tahlilan. Pendek kata, acara hajatan apa saja (nikahan, naik haji, selamatan, syukuran, orang meninggal dll) malam harinya doa-nya ya tahlilan itu kalau di masyarakat pedesaan di Jawa. Itu karena saya orang desa, jadi tahu tentang hal itu. Cuma heran saya, di RUclips itu yang viral kok hajatan orang meninggalnya itu ya (7, 40, 100, 1000 hari) ? Padahal kan aslinya upacara hajatan apa saja doa-nya ya tahlilan itu (maksud saya, masyarakat pedesaan di Jawa). Intinya tahlilan itu tidak ada kaitannya dengan waktu atau hari tertentu kalau santri. Yang betul adalah bacaan dzikir yang bersifat umum dan bebas dibaca sewaktu-waktu. Yang menjadi masalah adalah sebetulnya karena (atau kalau) tahlilan *dimanfaatkan oleh masyarakat* (pedesaan di Jawa) sebagai doa dalam setiap kenduri hajatan.
@@HaryantoSMP1PaliyanGK Panjang amat coy... Pertanyaan gua jawabnya iya atau nggak aja kok... Kl udah kepanjangan kyk yg elu tulus itu, tanda nya lagi pening tuh. Gua ulang ya... Rasulullah ﷺ, para sahabat, tabi'in, tabiut tabi'in, imam² madzhab, bahkan murid², cucu murid mereka dll... Kalo ada yg mati, mereka bikin kenduri gak ???
Wahai...pencinta bid'ah dan kerabat sahabat dan guru murid dri beliau...termasuk yg dri riau....cem mana ini,dri sekian tahun silam Dan di akhir ini malah menolak kajian di masjid annur😅
Setelah mendengar ini ,Kami dan Jama'ah SEMAKIN SEMANGAT dan CINTA MENGAMALKAN TAHLILAN dan YASINAN dan BERSEDEKAH serta MEMBACA MENGKHATAMKAN AL-QUR'AN.
@@rolandpaoleva proyek mata pencaharian,klo ga ada tahlilan macam itu job nya sepi bang mau makan apa anak istri bang pemasukkannya kn cm dri amplop macam itu,beda sama yg mereka sebut ustadz Wahabi mayoritas ustadznya guru jdi punya penghasilan tetap beda sama ustadz ngaNU bang
@@muhammadiskandar8591 video fullnya jelas 2 lawan 1 . Lebih luas ilmu kh idrus.. Bab pembagian bidah apakah wahabi akui? Ngaku ikut manhaj salaf ? 1 hal itu sdh kalah telak.. Belm lainnya ..
Semoga pemilik akun Tik tok ini sgr sadar atas fitnahnya krn telah memotong motong video, shg se akan² Kh. Idrus Ramli mengatakan tahlilan bid'ah munkaran, pdhl kh.Idrus R, sdg menyampaikan ttg salah satu kitab, dan penjelasannya tp hal tsb dipotong dg kata lain tdk disampaikan secara lengkap. Ini sdh menjadi karakter para wahabi yahudiyyu, yg sering memotong kalimat yg ada di dlm kitab para ulama klasik. Fitnah atas nama ulama.
Perkataan ramli guru bikin jimat alias dukun sdh jelas, dia takut memerangi bid'ah krn sdh terlanjur jadi tradisi, semua Nabi memerangi adat yg mungkar. Sedang dia nyerah dan ikut mensuburkan bid'ah yg syirik dan bid'ah dlm ibadah
DALAM AGAMA, KAMI TDK MENGIKUT NU - NUSANTARA - SALAFI DSBGNYA 😊 APALAGI DI AKHIR2 ZAMAN NAW .... YG JELAS KAMI MENGIKUT RASUL - SHOHABAT - MUJTAHID MUTLAQ , MAZHAB , TARJIH AIMMAH YG EMPAT/ 'ULAMA YG BER 👉S A N A D ✍🤝 ..... Dalam 'AQidah Mengikut Abu Hasan Al'ASy'ariyah & Al Muturidiyah ( dan 'ulama nya ) . Dlm Tasshowwub Kami Mengikut Assyeihk Zunaidy Albahgdady & 'ulama nya 😊 Alasan nya Mudah & Gampang !! Krn INI, .... Masalah Urusan 'Ubudiyah - Rububiyah bahkan Uluhiyah ILALLAH .... Bukan masalah Bangsa , negara , ras , klompok , politic , dsbg nya Apalagi Masalah Polpularitas 🤷♂️ Jgnkan wahabi - syi'ah & si Salah fikir itu , .... Dgn Org Tua kita sendiri PUN Bisa BELAH !! Wasalam 😊
Kalo cuma ngumpul2 setelah ada kematian itu saya sepakat bahwa itu bid,ah tapi pertanyaan saya klo ngumpul2 di sertai dzikir dan do,a2 apa ini termasuk bid,ah juga 😂 karna dalil yg di jelaskan oleh ustd zainal abidin/wahabi itu mengatakan kumpul2 setelah kematian saja tdk mengatakan kumpul2 sambil dzikir dan do,a2 setelah ada kematian itu bid,ah...ayo ada yg ngerti gak dgn maksud gue😂
Justru dzikir doa itu yg jadi bidah Karna tujuan buat mayit Istri Rasul S.a.w siti khadijah R.a meninggal gk ada tahlilan dirumah nabi Bahkan Rasul wafat pun gk ada riwayat para sahabat tahlilan buat nabi Coba searching pencetus pertama kali amalan ibadah tahlilan siapa sih dan darimana?
@@sekaisuki8969 rosul saw dan istrinya sudah pasti masuk surga brow jadi tak perlu di do,a kan oleh para sahabat atau siapapun ,,,,kita ini siapa brow kita bukan rosul brow ,,,,, jadi jgn bandingkan kita dgn rosul ataupun istri rosul brow..maka dari itu kita sebagai manusia biasa yg tak luput dari dosa,apa bila ada sodara atau kerabat kita yg meninggal kita mencoba mendo,a kan saudara kita yg sudah meninggal agar supaya sodara sodari kita,, dgn berdo,a kita berharap allah swt akan mengampuni dosa2 sodara kita yg meninggal.
Satu lagi rosul melarang kepada orang yg kumpul2 dan makan2 di rumah duka ,,tpi ada gak nabi melarang umatnya berkumpul2 untuk berdo,a dirumah duka..satu lagi kenapa wahabi kadang2 kalo sholat memakai celana cingkrang padahal nabi tdk menganjurkan seperti itu kalo ada dalilnya mana dalilnya..
@@sekaisuki8969 itu kan ide wahabimu. Mikirrrrr... Mdoakan mayat boleh gak ? Dikir di rumah duka boleh gak? Mbuat majlisd dikir boleh ga? Apa wahabi kejang2 stres jika muslimin dikir di rumah duka??? 😂
Gak gitu mas dalam kitab usul piqih yg atas dasar dari imam syafii (mksdnya ilmunya di ambil dari imam syafii)beliau mengatakan اَلْعَادَتُ مُحْكَمَاتٌ ,artinya adat atau ke biasaan itu bisa menjadi hukum kalau didasari dengan dalil ,kalau mas pengen cari dalil nya banyk ko yg dalil mu’tamad nya ,cek aj video uas yg menjelaskan tentng dalil afwan mas
Sebaiknya kita yang berkomentar di sini kita telusuri dulu kita cari video ini yang fullnya full version setelah itu baru kita berkomentar karena jangan sampai kita nanti menjadi orang yang berdosa
*IMAM BUKHARI JUGA TAHLILAN ...???* *Imam Bukhari* yang masyhur dengan hadist shahih-nya ternyata juga menyusun dzikir seperti tahlilan dengan nama "Hizib Bukhari." Ada juga dzikir seperti tahlilan lain susunan *Imam Nawawi* yang dikenal dengan nama "Hizib Nawawi." Ulama-ulama lain yang menyusun dzikir ala tahlilan adalah *Imam Ghazali* dengan nama "Hizib Ghazali." *Ibnu Taimiyah,* dengan nama "Hizib Ibnu Taimiyah." Sedangkan dzikir tahlil yang umum dibaca masyarakat Indonesia dengan nama "TAHLILAN" dalam beberapa riwayat adalah disusun oleh *Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad* yang masih dzuriyyah (keturunan) Nabi Muhammad saw dari Tarim Yaman, diambil dari himpunan (kumpulan) hadits tentang bab keutamaan membaca kalimah-kalimah dzikir tertentu. Menurut hadits riwayat Abu Dawud, sahabat *Abu Hurairah* memiliki amalan rutin membaca istighfar 12.000 kali setiap harinya dengan menggunakan tasbih yang ia buat sendiri. Abu Syaibah yang mengutip hadits Ikrimah juga mengatakan bahwa Abu Hurairah mempunyai seutas benang dengan bundelan seribu buah. Ia baru tidur setelah berdzikir 12.000 kali. Istri Nabi, *Shofiyah* menurut hadits riwayat Tirmidzi, Hakim dan Thabrani amalan rutinnya membaca dzikir 4000 kali setiap harinya dengan biji kurma yang ia kumpulkan sendiri. Shahabat *Ibnu Abbas* punya shalawat yang ia susun sendiri sebagai amalan namanya "Shalawat Ibnu Abbas". Demikian juga shahabat *Ibnu Mas'ud* memiliki amalan yang ia susun sendiri namanya "Shalawat Ibnu Mas'ud." Dalam tahlilan yang selama ini umum dibaca ada bacaan, _"Allahumma shalli 'alaa Muhammadin kullamaa dzakarakadz dzaakiruun, washalla 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali Muhammadin kullamaa ghafala 'an dzikrihil ghaafiluun."_ Ini shalawat yang disusun *Imam Syafii* namanya "Shalawat Imam Syafii." Pertanyaannya *"bid'ah"* kah mereka? Atau jangan-jangan ini karena dangkalnya ilmu kita dalam memahami bid'ah? Dan sampai sekarang amalan-amalan diatas seperti Hizib Nawawi, Hizib Bukhari dll itu masih sering diamalkan oleh kiyai ulama-ulama kita di pondok pesantren. Apakah Nabi, para sahabat, tabi'in dll sering membaca dzikir-dzikir yang ada dalam tahlilan itu? *Tentu saja iya, walaupun urut-urutannya tidak sama.* Bukankah itu dzikir umum dan sudah lazim dibaca di kalangan kaum muslimin? Masak kalimah-kalimah dzikirnya ada anjuran dari Nabi untuk dibaca tidak pernah dibaca? Hanya bedanya kalimah-kalimah dzikir yang dibaca tidak persis urut-urutannya. Tetapi kalau kalimah dzikirnya ya itu-itu saja to wong juga ada haditsnya, dan diambil dari hadits juga. Jangan-jangan malah tidak pernah mengamalkan anjuran dari Nabi membaca dzikir-dzikir itu ya? *KESIMPULAN:* Tahlilan itu dzikir yang bersifat umum saja, biasanya kalau santri atau ulama terdahulu juga dibaca bebas kapan saja tidak terikat waktu-waktu tertentu. Cuma umumnya kalau di surau-surau (mushala, _langgar)_ zaman dahulu banyak dibaca secara berjama'ah sebagai dzikir pada malam Jum'at bersama Surah Yasin. *7,40,100,1000 HARI BUKAN TAHLILAN,* hanya saja kalau di masyarakat pedesaan Jawa setiap ada kenduri (acara hajatan) doa nya menggunakan dzikir tahlilan itu. Misalnya, kenduri nikahan malam harinya sebelum pengantin ya doanya tahlilan itu. Bahkan mau naik haji saja malam harinya juga tahlilan seperti sejarah KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) waktu naik haji juga tahlilan. Kenduri selamatan, syukuran dll juga tahlilan. Termasuk hajatan orang meninggal juga kenduri doanya tahlilan. Pendek kata, acara hajatan apa saja (nikahan, naik haji, selamatan, syukuran, orang meninggal dll) malam harinya doa-nya ya tahlilan itu kalau di masyarakat pedesaan di Jawa. Itu karena saya orang desa, jadi tahu tentang hal itu. Cuma heran saya, di RUclips itu yang viral kok hajatan orang meninggalnya itu ya (7, 40, 100, 1000 hari) ? Padahal kan aslinya upacara hajatan apa saja doa-nya ya tahlilan itu (maksud saya, masyarakat pedesaan di Jawa). Intinya tahlilan itu tidak ada kaitannya dengan waktu atau hari tertentu kalau santri. Yang betul adalah bacaan dzikir yang bersifat umum dan bebas dibaca sewaktu-waktu. Yang menjadi masalah adalah sebetulnya karena (atau kalau) tahlilan *dimanfaatkan oleh masyarakat* (pedesaan di Jawa) sebagai doa dalam setiap kenduri hajatan. 💯x
Serius nanya.. emang imam bukhari imam ghazali dll yg d sebutkan td d atas mengkhususkan jg bacaan zikir yg mereka susun utk d lakukan saat ada yg meninggal?? Krn utk pengkhususan ibadah hrs ad dalil yg mengikat..klo zikir jelas bagus dan qt d perintahkan terus berzikir kpd Allah kpn saja dmn saja tp klo mau d khususkan waktunya hrs ada dalilnya
@@auliajustlearn5519 Mengkhususkan sepanjang *"tidak mewajibkan"* tidak masalah. Artinya, yang penting kita tahu dan yakin adanya hukum yang lima dan termasuk mana (wajib, sunnah, haram, makruh atau mubah). Dibuatnya jadwal setiap momen tertentu seperti malam Jum'at atau lainnya tidak masalah untuk kepentingan rutinitas (istkomah) walaupun kesannya mengkhususkan, yang penting niat dan ada dasar ilmunya. Kalau soal bacaannya yang diamalkan juga tidak masalah karena dzikir-dzikir dalam tahlilan itu dari siapa kalau bukan dari Nabi, bukankah itu semua (dzikir tahlilan) itu diambil dari hadits-hadits? Lalu dijadikan kumpulan dzikir. Contoh, dalam tahlilan dibaca : _Subhanallah wabihamdih, subhanallahi 'adzhiim,_ ini dari Nabi. Sabdanya: “Dua kalimat yang ringan di lidah, pahalanya berat di timbangan amal dan disukai oleh Tuhan Yang Maha Pengasih, adalah: *Subhaanallaah wabi-hamdih, subhaanallaahil ‘azhiim.”* (HR. Bukhari, Muslim). Ini dibaca dalam tahlilan. Dalam tahlilan juga dibaca Surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Mu'awwidzatain (Al-Falaq dan An-Naas), Al-Baqarah ayat 1-5, 255 (ayat kursi), 285-286, istighfar, shalawat, tasbih, tahmid, tahlil, hauqalah dll -- itu karena semata-mata anjuran atau dawuh saja, kalau baca yang disebut diatas pahalanya demikian-demikian menurut janji Nabi. Masak membaca anjuran Nabi dari kumpulan dzikir diatas (tahlilan) malah dikatakan sesat, bid'ah, berdosa, masuk neraka? Bahkan dikatakan kafir ! Dalam hal ini kita harus hati-hati kalau membuat tuduhan bahwa itu salah, kafir atau bid'ah sebab bisa jadi akan berbalik kepada dirinya, seperti kata hadits, seandainya seseorang menuduh kafir saudaranya, maka tuduhan kafir tersebut akan kembali kepada salah satu di antara keduanya” (HR al-Bukhari). Tahlilan itu asalnya diambil sebagai dzikir-dzikir pilihan dari hadits dan bersifat umum dibaca kapan saja sebagai amalan dzikir harian, mingguan atau bebas kapan saja tidak mengikat asal dalam kondisi tidak berhadats. Apabila bacaan-bacaan dzikir tahlil (tahlilan) itu tujuannya disedekahkan pahalanya "sebagai doa" untuk meringankan dosa-dosa almarhum orang tua yang meninggal maka dalil-dalil yang digunakan adalah karena kisah-kisah berikut : Kisah-1; “Seorang lelaki datang kepada Nabi saw. dan berkata: Ibuku telah mati mendadak, dan tidak berwasiat dan saya kira sekiranya ia sempat bicara, pasti akan bersedekah, apakah ada pahala baginya jika Aku bersedekah untuknya? Jawab Nabi saw: Ya.’ (HR.Bukhori, Muslim dan Nasa’i) Kisah-2; “Bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulallah saw.: ‘Ayah saya meninggal dunia, dan ada meninggalkan harta serta tidak memberi wasiat. Apakah dapat menghapus dosanya bila saya sedekahkan?’ Nabi saw. menjawab : Dapat!” (HR Ahmad, Muslim dan lain-lain). Kisah-3; “Ibu Saad bin Ubadah meninggal dunia disaat dia (Saad bin Ubadah) sedang tidak ada ditempat. Maka berkatalah ia : ‘Wahai Rasulallah! Sesungguhnya ibuku telah wafat disaat aku sedang tidak ada disisinya, apakah ada sesuatu yang bermanfaat untuknya jika aku sedekahkan? Nabi menjawab; Ya ! Berkata Sa’ad bin Ubadah : Saya persaksikan kepadamu (wahai Rasulallah) bahwa kebun kurma saya yang sedang berbuah itu sebagai sedekah untuknya’.” (HR Bukhori, Turmudzi dan Nasa’i) Kisah-4; “Bahwa Nabi saw.pernah mendengar seorang laki-laki berkata: Labbaik an Syubrumah (Ya Allah, saya perkenankan perintahMu untuk si Syubrumah). Nabi bertanya: Siapa Syubrumah itu? Dia menjawab : Saudara saya atau teman dekat saya. Nabi bertanya: Apakah engkau sudah berhaji untuk dirimu? Dia menjawab: belum! Nabi bersabda: Berhajilah untuk dirimu kemudian berhajilah (pahalanya) untuk Syubrumah ! ”. (HR.Abu Daud). Kisah-5; Kisah dua anak yatim dari orangtua yang sholeh, sebagaimana termaktub surat Al-Kahfi:82. Itu pun sepenuhnya merupakan manfaat yang diperoleh dari orang lain, bukan dari amal kebajikan dua anak yatim itu sendiri. Kisah-6; Rasulallah saw menangguhkan sholat mayyit bagi orang yang wafat dalam keadaan berhutang hingga hutangnya dilunasi oleh orang lain, seperti yang dilakukan oleh Qatadah ra dan Imam Ali bin Abi Thalib ra. Itupun merupakan kenyataan bahwa manfaat dapat di peroleh dari amal kebajikan orang lain. Kisah-7; Anak-anak orang mukmin (yang wafat dalam keimanan) akan masuk surga dengan amal bapak mereka (yang mukmin) dan ini juga berarti mengambil manfaat semata-mata amal orang lain. (QS at-Thur : 21). Kisah-8; Orang yang duduk dengan ahli dzikir akan diberi rahmat (ampunan) dengan berkah ahli dzikir itu sedangkan dia bukanlah diantara mereka dan duduknya itupun bukan untuk dzikir melainkan untuk keperluan tertentu, maka nyatalah bahwa orang itu telah mengambil manfaat dengan amalan orang lain. (HR Bukhori, Muslim dari Abu Hurairah). Kisah-9; Shalat untuk mayyit (baca: sholat jenazah) dan berdo’a untuk si mayyit didalam shalat ini, adalah pemberian syafa'at untuk mayyit dengan shalatnya itu, ini juga pengambilan manfaat dengan amalan orang lain yang masih hidup. Kisah-10; Para periwayat hadits seperti Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya, memasukkan hadits ini dengan judul Bab Wushul Tsawab Ash Shadaqat Ilal Mayyit (Bab: Sampainya pahala Sedekah kepada Mayit). Imam An Nasa’i dalam kitab Sunannya memasukkan hadits ini dengan judul Bab Fadhlu Ash Shadaqat ‘anil Mayyit (Bab: Keutamaan Bersedekah Untuk Mayyit). Imam Al Bukhari dalam kitab Shahih-nya dengan judul Bab Maa Yustahabu Liman Tuwufiya Fuja’atan An Yatashaddaquu Anhu wa Qadha’i An Nudzur ‘anil Mayyit (Bab: Apa saja yang dianjurkan bagi yang wafat tiba-tiba, bersedekah untuknya, dan memenuhi nazar si mayyit). Kisah-11; disebutkan Nabi SAW pernah melewati kuburan, lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya dua mayat ini sedang disiksa, namun bukan karena dosa besar. Yang satu disiksa karena tidak membersihkan dirinya dari air kencingnya, sedang yang lainnya ia dahulu suka mengadu domba”. Kemudian beliau meminta pelepah kurma yang masih basah dan dibelahnya menjadi dua. Setelah itu beliau menancapkan salah satunya pada sebuah kuburan dan yang satunya lagi pada kuburan yang lain seraya bersabda: “Semoga pelepah itu dapat meringankan siksanya, selama belum kering”(HR. Bukhari , Muslim). Bukankah di al-Quran juga disebutkan bahwa tumbuh-tumbuhan itu selalu bertasbih kepada Allah hanya manusia tidak mendengarnya? Pengarang Tafsir al-Qur`an Al-Qurthubi mengatakan : “Ulama kita menjelaskan, kalau tasbihnya kayu saja (pelepah kurma) dapat meringankan azab kubur (bermanfaat kepada mayat), maka apalagi bacaan al-qur’an yang dilakukan oleh seorang mukmin?.” Kisah-12; “Sesungguhnya setiap tasbih adalah sadaqah, setiap takbir sadaqah, setiap tahmid sadaqah dan setiap tahlil adalah sadaqah. (H.R. Muslim). Bukankah dalam tahlilan itu isinya mencakup semuanya: ya shadaqoh harta yang dikeluarkan, ya shadaqoh bacaan Quran, ya shadaqah bacaan tasbih, shadaqah bacaan takbir, shadaqah bacaan tahmid, shadaqah bacaan tahlil dll?
@@HaryantoSMP1PaliyanGK bole mengkhususkan sepanjang tdk mewajibkan itu kata sapa? Sudah jelas kaedah para ulama bahwa hukum asal suatu amalan ibadah adalah haram sampai adanya dalil. Ada kaedah fikih yang cukup ma’ruf di kalangan para ulama, الأصل في العبادات التحريم “Hukum asal ibadah adalah haram (sampai adanya dalil).” Gunanya Nabi diturunkan menurut anda apa? Dmn Nabi saja melakukan ibadsesuai yg d perintahkan Allah
Inilah umat akhir zaman ngaku islam tapi memecah dan memprovokasi dari dalam...... NU dan Muhamadiyah dari dulu kok bisa nyantai aja dalam perbedaan sikap dan budaya ny masing2. Yg pasti masih dalam jalur qur' an dan sunnah
Yang ada ini malah untuk menyatukan, mengembalikan Islam yang murni sesuai dengan ajaran Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Islam itu bukan NU, muhamadiyah, dll. Islam itu adalah yang dibawah oleh Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wassalam
@@rolandpaoleva ini kuliah bebas kayakny y........ Hhhhhhhhh.... Sekarang kita cermati kata-kata yg ada,contoh adalah reperensi bukan hal yg wajib klo patokan itu hal yg diharuskan.......klo mau lebih luas lgi penjabaran ny mending kita nongkrong bareng lebih enak dan nyantai ngobrol.... Salam santun buat Indonesia.......👍👍👍
@@jd.wardhanzi648 itu kan pendapat bapak pribadi. Kalau saya berpendapat dengan definisi lain boleh dong? Misalnya contoh kebenaran dan patokan kebenaran. Sama sama sesuatu yang bisa ditiru
Lah sama aja kalian juga kayak udh di jamin surga aja, sebiji sawi aja dosa tetep dosa yg akan memasukan anda keneraka, sudahlah masing2 aja semua punya guru masing2 kepercayaan tidak bisa di paksakan
Dipotong sebelah mananya bang? Kok saya liat fullnya tetep hasilnya KH idrus ramli tetep bilang karena bidah munkaro ya, dan tetep ngambil alasan budaya
Tahlilan itu bukan hanya sekedar ngumpul tapi di situ ada silaturahmi juga ada ceramah bersholawat atau qosidah tasbih tahmid takbir tahlil dan banyak dzikir dan do 'a yang lain kalok di isinya maksiat baru harom ustadz 🙏😇
Bukan masalah karnha ngumpul 2nya baca shalawat yasinan baca tahlilnya.tpi perkara itu pernh tidak d praktek kan para sahabat ketika nabi meninggal.andai itu baik para sahabat lebih dahulu melakukan nya . mereka itu lebih bersemangat dlm hal kebaikan.mikir bro.jgn merasa lebih pintar dri sahabat dlm melakukan amalan. Kalau semua orang berfikiran asalkan baik.berapa banyk amalan bisa kita buat2 asalkn niat baik kan begitu.ingt Allah sdh tegas kn dlm surat al maidah agama ini telah sempurna jdi tidak perlu lgi ada tampahan dan pengurangan.
@@khoiribnukhoir3167 assalamu 'alaikum wr wb betul itu agama Islam sudah sempurna harom murtad hukum nya menambah kan syairiat Islam atau mengurangi contoh sholat Maghrib 4 roka'at di balik2 gitu contoh tidak sesuai ajaran Baginda nabi Muhammad Saw ikuti nabi Muhammad Saw karena Rosulullah saw langsung di didik Allah SWT melalui malaikat Jibril jadi Wahyu Allah SWT perintah Allah SWT atau petunjuk itu melalui malaikat Jibril dan lain dengan yang isro' mi 'aroj itu Baginda nabi Muhammad Saw langsung bertemu Allah SWT dengan keadaan terjaga maupun jasad wal ruh yakni saking pentingnya perintah ini kepada ummat nya Allah SWT langsung undang Baginda nabi Muhammad Saw yakni perintah sholat maka jaga kita punya sholat baik buruk nya kita itu tergantung sholat kita kalok sholat kita baik maka ibadah kita yang lain baik itu ada di dalam ceramah nya Al habib Bahar bin Ali bin Smith nah masalah tahlilan itu semua amal ibadah itu terputus kecuali 3 saudara yaitu amal jariyah sodaqoh jariyah dan do 'a anak Sholeh maupun Sholehah jadi kita dalam kubur tidak bisa puasa atau sholawat atau haji itu ada dalam hadits Bukhori Muslim shoheh itu hadist nya yakni sodaqoh jariyah kita bersodaqoh buat pondok pesantren atau masjid atau untuk penghafal Al Qur'an sedangkan orang nya meninggal akan tetapi Al Qur'an atau pondok pesantren atau madrasah atau tempat ngaji langgar atau masih yang di sumbangkan uang atau yang lain yang di buat untuk ibadah itu beliau di kubur mendapatkan pahala sampai seterusnya selama orang itu ikhlas lillahita 'ala karena Allah SWT niat kan ibadah kepada Allah SWT dan niatkan kepada Baginda nabi Muhammad Saw agar beliau senang gembira melihat ummat nya mengikuti Sunnah nya atau ajaran nya dan niatkan juga kepada orang tua agar senang gembira semata-mata ingin mendapatkan ridho Allah SWT karena ridho Allah SWT ridho kedua orang tua dan sebaliknya murka Allah murka kedua orang tua jadi niatkan ibadah karena Allah SWT dan juga amal jariyah perbuatan kita yakni mengajak orang dengan kebaikan sehingga orang tersebut melakukan dan mengajarkan juga ke saudara nya menyebarkan dan anak yang Sholeh yakni Mendo 'akan jangan kan itu ada cerita saat Nabi Muhammad Saw menancap kan pelepah kurma ke kuburan itu Allah SWT meringankan siksaan nya karena pelepah kurma itu bertasbih kepada Allah SWT dan tasbihan nya sampai ke si penghuni kubur tersebut iya kita selalu anak Sholeh mengadakan haul mengunjungi para dzuriah Baginda Nabi Muhammad Saw dan paradigma ulama' kiyai atau ustadz buat memberi hikmah2 kepada kita berceramah dan juga adakan tahlilan dan seterus nya kalok masalah yang tidak di lakukan Baginda nabi Muhammad Saw atau para sohabat dan tidak ada di Al Qur'an ataupun hadits qudsi dan hadits2 yang lain atau kitab2 yang lain maka gimana dengan kehidupan sehari-hari kita yang tidak di lakukan Baginda nabi Muhammad Saw dan para sohabat dan di Al Qur'an dan hadits dan kitab-kitab apakah itu bid 'ah contoh seperti main hp menggunakan sepeda motor atau menggunakan kipas angin dan banyak lagi yang lain nya maka kita jangan langsung menyalakan orang yang tahlilan orang tersebut punya dalil dan tahlilan itu sudah lama sejak zaman wali songo dan wali songo dzuriah Baginda Nabi Muhammad Saw jadi kita jangan nanggung2 kalok mengaji kitab itu banyak Jangan cuma afal satu kitab kita berhenti belajar karena berhenti belajar itu bila kita meninggal jadi pemahaman kita harus luas biar tidak gampang menyalah kan orang jadi kita itu harus mengkaji dulu kamu punya dalil orang tahlilan itu juga punya dalil 🙏😇
GAK ADA URUSAN DG KALIAN...KAMI ORANG GONDANGLEGI TETAP TAHLILAN KALAU ADA YG MENINGGAL NAMANYA DERRESAN, MAIN-MAIN KE GONDANGLEGI YA BUBARKAN ITU TAHLILAN BIAR DITABOK SAMA ORANG KAMPUNG😕😕😕
Jelas omongannya Idrus TAHLILAN ITU BUDAYA ADAT KALAU DIPERANGI DIA TAKUT jadi jelas dia takut sama manusia bukan sama Allah Azza Wa Jalla dan RasulNya Sangat jelas dia tau tapi dia mendahulukan nafsu dan selera masyarakat...😂😂😂
Cukup 1 cuplikan ini sudah jelas mana yg ahlussunnah, belum lagi diperkuat dalil2 yg lain yg nabi dan sahabat2 tidak ada yg mencontohkan. (*belum lagi hal ibadah2 lain yg menyelisihi Sunnah) Semoga yai diberikan hidayah dan tidak menuruti hawa nafsu
Lha video fullnya ada Liat banyak kitab lhoo Bukan hanya yg dibaca zainal abidin saja.. Apa taunya hanya 1 kitab saja? Akui bidah2 dibagi2 para salaf gak? Ayo buktikan ikut salaf yg mana? 😂
Memodifikasi gimana ibaratnya ada jawaban ada pertanyaann dan itu yang di baca cuma jawabannya saja dan dimana ada jawaban pasti ada pertanyaan dan itu yang harus kamu pahami dulu😂
Di kitab yg disebutkn oleh zaenal tsb apakah membicarakan tahlillan? Apakah di zaman imam syafi'i sdh ada tahlillan? Kegiatan trjadi dan itu sdh mnjdi kebiasaan masyarakat saat itu yaitu para pentakziayah kumpul2 ngbrol dan mnunggu dikeluarkan mknan dan krn rs malu akhirnya tuan rmh menghidangkan mknan.. Melihat kejadian tsb akhirnya fatwa muncul. Fatwa tsb apkah melarang org /jamaah yg dtg berkumpul dipimpin oleh 1 imam, kemudian beristighfar, bertasbih, baca hamdalah, bertahmud, kmudian bertahlil yg kmudian manfaat dr kesmuanya itu mnjadi kemasan doa tuk keselamatan si mayit. Apakah ini yg dimksudkan fatwa dlm kitab tsb. Simpulan : Apakah sm org / jamaah yg bertahlil berdoa tuk roh si mayit dg org / kumpulan org yg dtg hy duduk2 dan hy ngbrol mnunggu mknan?
@@ahmida6741 Makanya lihat video fullnya , kok masih tanya membahas tahlilan apa tidak . Cerdas dikit klo komentar . Semua bid'ah adalah sesat , maka wajib dihindari dan menjauhi .
Mengaku ustadz sunnah sesuai pemahaman salaf tapi memahami isi kitab Ianat Thalibin aja sdh keliru, atau tahu tapi tetap dipelintir. Jawaban penulis kitab ttg Bidah Munkaroh di kitab itu dari pertanyaan ttg budaya orang2 Arab setelah penguburan mayat mereka berbondong2 ke rumah duka mengharapkan/minta makanan walaupun tanpa adanya undangan. Di masyarakat kita malah kita yg segera bawa (bahan) makanan buat yg berduka, kalaupun ada majelis tahlilan itu setelah diundang oleh yg berduka dan makanannya berasal dari sumbangan atau duit pribadi ahli keluarga, bukan harta peninggalan untuk si yatim atau yg belum dibagi. Di bagian selanjutnya di diskusi itu kyai Idrus Ramli jg menjelaskan hal tsb.
Masalah Nya itu yang di baca itu cuma potongannya saja dan itu yang di baca cuma jawabannya dan dimana ada jawabann pasti ada pertanyaannya lah pertanyaannya itu yang perlu harus kamu fahami😂
*TAHLILAN ITU BUTUH DALIL !!!* *DALILNYA MANA?* Kalimah dzikir-dzikir dalam tahlilan itu dari siapa kalau bukan dari Nabi, bukankah itu semua (dzikir tahlilan) itu diambil dari hadits-hadits? Lalu dijadikan kumpulan dzikir. Contoh, dalam tahlilan dibaca : _Subhanallah wabihamdih, subhanallahi 'adzhiim,_ ini dari Nabi. Sabdanya: “Dua kalimat yang ringan di lidah, pahalanya berat di timbangan amal dan disukai oleh Tuhan Yang Maha Pengasih, adalah: *Subhaanallaah wabi-hamdih, subhaanallaahil ‘azhiim.”* (HR. Bukhari, Muslim). Ini dibaca dalam tahlilan. Dalam tahlilan juga dibaca Surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Mu'awwidzatain (Al-Falaq dan An-Naas), Al-Baqarah ayat 1-5, 255 (ayat kursi), 285-286, istighfar, shalawat, tasbih, tahmid, tahlil, hauqalah dll -- itu karena semata-mata anjuran atau dawuh saja, kalau baca yang disebut diatas pahalanya demikian-demikian menurut janji Nabi. Masak membaca anjuran Nabi dari kumpulan dzikir diatas (tahlilan) malah dikatakan sesat, bid'ah, berdosa, masuk neraka? Bahkan dikatakan kafir ! Dalam hal ini kita harus hati-hati kalau membuat tuduhan bahwa itu salah, kafir atau bid'ah sebab bisa jadi akan berbalik kepada dirinya, seperti kata hadits, seandainya seseorang menuduh kafir saudaranya, maka tuduhan kafir tersebut akan kembali kepada salah satu di antara keduanya” (HR al-Bukhari). Tahlilan itu asalnya diambil sebagai dzikir-dzikir pilihan dari hadits dan bersifat umum dibaca kapan saja sebagai amalan dzikir harian, mingguan atau bebas kapan saja tidak mengikat asal dalam kondisi tidak berhadats. Apabila bacaan-bacaan dzikir tahlil (tahlilan) itu tujuannya disedekahkan pahalanya "sebagai doa" untuk meringankan dosa-dosa almarhum orang tua yang meninggal maka dalil-dalil yang digunakan adalah karena kisah-kisah berikut : Kisah-1; “Seorang lelaki datang kepada Nabi saw. dan berkata: Ibuku telah mati mendadak, dan tidak berwasiat dan saya kira sekiranya ia sempat bicara, pasti akan bersedekah, apakah ada pahala baginya jika Aku bersedekah untuknya? Jawab Nabi saw: Ya.’ (HR.Bukhori, Muslim dan Nasa’i) Kisah-2; “Bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulallah saw.: ‘Ayah saya meninggal dunia, dan ada meninggalkan harta serta tidak memberi wasiat. Apakah dapat menghapus dosanya bila saya sedekahkan?’ Nabi saw. menjawab : Dapat!” (HR Ahmad, Muslim dan lain-lain). Kisah-3; “Ibu Saad bin Ubadah meninggal dunia disaat dia (Saad bin Ubadah) sedang tidak ada ditempat. Maka berkatalah ia : ‘Wahai Rasulallah! Sesungguhnya ibuku telah wafat disaat aku sedang tidak ada disisinya, apakah ada sesuatu yang bermanfaat untuknya jika aku sedekahkan? Nabi menjawab; Ya ! Berkata Sa’ad bin Ubadah : Saya persaksikan kepadamu (wahai Rasulallah) bahwa kebun kurma saya yang sedang berbuah itu sebagai sedekah untuknya’.” (HR Bukhori, Turmudzi dan Nasa’i) Kisah-4; “Bahwa Nabi saw.pernah mendengar seorang laki-laki berkata: Labbaik an Syubrumah (Ya Allah, saya perkenankan perintahMu untuk si Syubrumah). Nabi bertanya: Siapa Syubrumah itu? Dia menjawab : Saudara saya atau teman dekat saya. Nabi bertanya: Apakah engkau sudah berhaji untuk dirimu? Dia menjawab: belum! Nabi bersabda: Berhajilah untuk dirimu kemudian berhajilah (pahalanya) untuk Syubrumah ! ”. (HR.Abu Daud). Kisah-5; Kisah dua anak yatim dari orangtua yang sholeh, sebagaimana termaktub surat Al-Kahfi:82. Itu pun sepenuhnya merupakan manfaat yang diperoleh dari orang lain, bukan dari amal kebajikan dua anak yatim itu sendiri. Kisah-6; Rasulallah saw menangguhkan sholat mayyit bagi orang yang wafat dalam keadaan berhutang hingga hutangnya dilunasi oleh orang lain, seperti yang dilakukan oleh Qatadah ra dan Imam Ali bin Abi Thalib ra. Itupun merupakan kenyataan bahwa manfaat dapat di peroleh dari amal kebajikan orang lain. Kisah-7; Anak-anak orang mukmin (yang wafat dalam keimanan) akan masuk surga dengan amal bapak mereka (yang mukmin) dan ini juga berarti mengambil manfaat semata-mata amal orang lain. (QS at-Thur : 21). Kisah-8; Orang yang duduk dengan ahli dzikir akan diberi rahmat (ampunan) dengan berkah ahli dzikir itu sedangkan dia bukanlah diantara mereka dan duduknya itupun bukan untuk dzikir melainkan untuk keperluan tertentu, maka nyatalah bahwa orang itu telah mengambil manfaat dengan amalan orang lain. (HR Bukhori, Muslim dari Abu Hurairah). Kisah-9; Shalat untuk mayyit (baca: sholat jenazah) dan berdo’a untuk si mayyit didalam shalat ini, adalah pemberian syafa'at untuk mayyit dengan shalatnya itu, ini juga pengambilan manfaat dengan amalan orang lain yang masih hidup. Kisah-10; Para periwayat hadits seperti Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya, memasukkan hadits ini dengan judul Bab Wushul Tsawab Ash Shadaqat Ilal Mayyit (Bab: Sampainya pahala Sedekah kepada Mayit). Imam An Nasa’i dalam kitab Sunannya memasukkan hadits ini dengan judul Bab Fadhlu Ash Shadaqat ‘anil Mayyit (Bab: Keutamaan Bersedekah Untuk Mayyit). Imam Al Bukhari dalam kitab Shahih-nya dengan judul Bab Maa Yustahabu Liman Tuwufiya Fuja’atan An Yatashaddaquu Anhu wa Qadha’i An Nudzur ‘anil Mayyit (Bab: Apa saja yang dianjurkan bagi yang wafat tiba-tiba, bersedekah untuknya, dan memenuhi nazar si mayyit). Kisah-11; disebutkan Nabi SAW pernah melewati kuburan, lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya dua mayat ini sedang disiksa, namun bukan karena dosa besar. Yang satu disiksa karena tidak membersihkan dirinya dari air kencingnya, sedang yang lainnya ia dahulu suka mengadu domba”. Kemudian beliau meminta pelepah kurma yang masih basah dan dibelahnya menjadi dua. Setelah itu beliau menancapkan salah satunya pada sebuah kuburan dan yang satunya lagi pada kuburan yang lain seraya bersabda: “Semoga pelepah itu dapat meringankan siksanya, selama belum kering”(HR. Bukhari , Muslim). Bukankah di al-Quran juga disebutkan bahwa tumbuh-tumbuhan itu selalu bertasbih kepada Allah hanya manusia tidak mendengarnya? Pengarang Tafsir al-Qur`an Al-Qurthubi mengatakan : “Ulama kita menjelaskan, kalau tasbihnya kayu saja (pelepah kurma) dapat meringankan azab kubur (bermanfaat kepada mayat), maka apalagi bacaan al-qur’an yang dilakukan oleh seorang mukmin?.” Kisah-12; “Sesungguhnya setiap tasbih adalah sadaqah, setiap takbir sadaqah, setiap tahmid sadaqah dan setiap tahlil adalah sadaqah. (H.R. Muslim). Bukankah dalam tahlilan itu isinya mencakup semuanya: ya shadaqoh harta yang dikeluarkan, ya shadaqoh bacaan Quran, ya shadaqah bacaan tasbih, shadaqah bacaan takbir, shadaqah bacaan tahmid, shadaqah bacaan tahlil dll? 💯m
@@rolandpaoleva *BID'AH ?* Menurut kajian-kajian sebelah hadits, _"Kullu bid'atin dhalalah”._ Kata *kullu* berarti “setiap," atau berarti juga "semua." Setiap (semua) bid'ah itu sesat. Semuanya, intinya begitu, tanpa kecuali. Dipukul rata ! Tetapi menurut Aswaja, tidak semua bid'ah itu sesat. Menurutnya, kata *kullu* dalam AlQuran dan Hadits bila dihubungkan dengan ayat-ayat atau hadits lain maka dari segi bahasa memiliki pengertian umum sehingga bersifat "tidak mutlak semua". Lihat-lihat konteksnya, tidak sekedar tekstualnya. Contohnya, kata orang Aswaja, di Surah Al-Anbiya disebutkan, _"Kami jadikan setiap _*_(kullu)_*_ sesuatu yang hidup berasal dari air"._ Tetapi di Surah Ar-Rahman ada juga ayat, _"Dan Dia menciptakan jin berasal dari nyala api tanpa asap."_ Ada juga kata hadits, _"Malaikat diciptakan berasal dari cahaya."_ Maksudnya, dari dalil-dalil diatas tidak setiap *(kullu)* yang hidup itu berasal dari air, makhluk hidup jin berasal dari api dan malaikat dari cahaya. Dengan kata lain, makna *kullu* bisa berati "tidak mutlak semua." Kata orang Aswaja, hadits, *_"Kullu_*_ (semua) anak Adam yang meninggal dunia seluruh tulangnya akan habis jasadnya dimakan tanah."_ Tetapi juga ada hadits, _"Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi."_ Tidak hanya para Nabi, ada hadits lain yang mengatakan para syuhada dan penghafal AlQuran jasadnya juga tidak busuk dimakan tanah. Bahkan banyak kisah dan bukti dari hamba-hamba Allah yang sholeh jasadnya tetap utuh tidak dimakan tanah setelah matinya walaupun kisah-kisah karomah para wali demikian diingkari sebagian umat sebagai cerita TBC _(Tahayul, Bid'ah, Churafat)._ Kata orang Aswaja, sahabat Usman bin Affan pernah ditanya, _"Apakah ini perintahmu?”_ Lalu jawab Khalifah Utsman bin Affan, *_"Kullu_*_ (sebagian) itu adalah perintahku dan sebagiannya bukan perintahku."_ Kata orang Aswaja dari dalil-dalil diatas, kata *kullu* mempunyai dua makna, yaitu bisa "setiap atau semua," tetapi juga bisa berarti "tidak mutlak semua." *Kullu* dapat bermakna "tidak mutlak semua" jika ada dalil lain yang memberi pengecualian. Dalam dalil *_kullu_*_ bidah dhalalah,_ ada hadist lain yang memberi pengecualian terhadap makna "setiap," diantaranya hadits berikut, : _"Siapa yang memulai _*_satu perkara baru yang baik,_*_ lalu hal tersebut dikerjakan, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan siapa yang memulai _*_satu perkara baru yang buruk,_*_ lalu hal tersebut dikerjakan, maka ia akan mendapatkan dosanya dan dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dari dosa mereka sedikit pun."_ Menurut orang Aswaja, yang dimaksud hal baru yang baik atau buruk dalam hadits diatas adalah *bid'ah* itu sendiri kalau mau "kontekstual" dalam memahami maksud yang dikandung. Tetapi bagi orang-orang yang faham keagamaannya "tekstual" seperti Wahabi atau Salafi bilang, _"Mana ada bid'ah yang baik, semua bid'ah itu sesat, buruk. Namanya saja bid'ah kok baik?_ Kata orang Aswaja, bid'ah terjadi untuk pertama kalinya setelah Nabi meninggal menurut hadits riwayat Imam Bukhari dikatakan, pengumpulan AlQuran awalnya dianggap bid'ah oleh Khalifah Abubakar Ash-Shidiq tetapi shahabat Umar bin Khathab berkali-kali meyakinkan bahwa itu keharusan yang baik _(bid'ah hasanah)._ Akhirnya Khalifah Abubakar berkata, _"Berkali-kali Umar mencoba meyakinkan aku, lalu Allah melapangkan dadaku dengan menerima kreasi Umar untuk mengumpulkan AlQuran."_ (H.R Bukhari). Shalat tarawih berjamaah 20 rakaat sebulan penuh di Masjidil Haram dan Nabawi sampai sekarang ini sesungguhnya tradisi peninggalan dari kreasi amirul mukminin Khalifah Umar. Bahkan beliau mengatakan, _"Ni'mat al bid'atu hadzihi" (sebaik-baik bid'ah adalah ini)._ Dari beberapa kisah zaman shahabat, tabi'in, tabiut tabi'in, kata orang Aswaja, Imam Syafii kemudian menyimpulkan bahwa bid'ah ada dua yaitu bid'ah yang baik *(bid'ah hasanah)* dan bid'ah yang sesat *(bid'ah dholalah).* Imam Syafii juga mengarang shalawat yang kemudian dikenal dengan nama Shalawat Imam Syafii didalam kitabnya Ar-Risalah. Bisa jadi orang yang tidak sepaham akan menganggap bid'ah Imam Syafii ini membuat kreasi shalawat bukan dari Nabi. Termasuk shahabat Ibnu Abbas juga memiliki shalawat (Shalawat Ibn Abbas) yang ia susun sendiri. Demikian juga shalawat dari sahabat Ibnu Mas'ud. Bahkan, kata orang Aswaja, sebetulnya banyak kisah-kisah dalam riwayat shahih dari kalangan shahabat, tabiin dan salafus shaleh yang bisa jadi akan dihukumi bid'ah bagi orang yang tidak sepaham. Misalnya kreasi Khalifah Utsman bin Affan yang mempelopori adzan setiap sholat Jumat sebanyak dua kali. Shahabat Abu Hurairah berdzikir membaca tasbih 12.000 kali perharinya sebelum tidur. Shofiyah (istri Nabi) dzikir rutinnya 4000 kali. Shahabat Bilal bin Rabah melakukan shalat sunnah wudhu sehabis wudhu sebagai bentuk rasa syukur dll. Dizaman sesudahnya, kata orang Aswaja, adalah cicit Nabi sendiri yaitu Imam Ali Zainal Abidin bin Hussain bin Ali bin Abu Thalib dikenal seorang tabi'in yang hidupnya zuhud dalam sehari semalamnya shalat sunnah 1000 rakaat. Imam Ahmad bin Hanbali pemuka Madzab Hanbali yang hidup pada zaman generasi salaf juga dikenal zuhud yang kesehariannya secara rutin shalat sunnah 300 rakaat. Imam Ahmad bin Hanbali juga dikenal imam ahli hadist karena hafal satu juta hadits. Kata orang Aswaja, banyak orang-orang pesantren *mengamalkan hizib-hizib* (kumpulan dzikir) ciptaan ulama terdahulu. Misalnya, Hizib Bukhari dari Imam Bukhari, Hizib Ghazali dari Imam Ghazali, Hizib Nawawi dari Imam Nawawi dan lain-lain. Tetapi kata orang Salafi, hizib-hizib itu bid'ah, apakah Nabi mendelegasikan menyusun dzikir-dzikir seperti hizib-hizib itu? Demikianlah perbedaan Salafi dan Aswaja dalam menafsirkan hadits tentang bid'ah. *MEMAHAMI SUNNAH* Sunnah itu lawan kata dari bid'ah. Adapun pengertian *SUNNAH* (Sunnah Nabi) itu tidak hanya yang dicontohkan atau dilakukan Nabi saw saja _(sunnah fi`liyah),_ tetapi apa yang diucapkan/disabdakannya termasuk sunnah juga _(sunnah qouliyah)_ -- bahkan apa yang dilakukan para sahabat walaupun nabi tidak mencontohkan atau menyuruh tetapi nabi tidak melarang/membolehkannya sebagai amalan disebut juga sunnah _(sunnah taqririyah)_ seperti sahabat Bilal sholat sunat wudlu dan sahabat Abu Hurairah ra memiliki amalan wirid membaca dzikir tasbih 12.000 x setiap harinya sebelum tidur, istri Nabi Shafiyah perharinya menghitung dzikir 4000 kali sebagai wiridan. Ini *bukan berarti mengkhususkan* amalan, tetapi menjaga agar menjadi istiqomah dalam berdzikir. Jadi jangan dibatasi sunnah Nabi itu *fi'liyah* saja (yang nabi contohkan) -- ada contoh dari Nabi tidak? Apakah Nabi melakukannya? Ini sangat mempersempit agama itu sendiri. Bahkan yang tidak ada dalilnya saja, kalau di Quran dan Hadits tidak ditemukan atas suatu masalah -- ada perintah untuk berijtihad, mosok yang jelas-jelas bersesuaian dengan qola Allah dan qola Rasul (walau Nabi tidak memberi contoh) dilarang? Kadang-kadang ditemui juga sikap tidak ilmiah, ketika dalil-dalil itu ditunjukkan -- maka bukan lagi dalil yang akan ditanyakan --- tetapi akan bergeser, "Apakah Nabi melakukannya?". Jadi disinilah pentingnya memahami *As-Sunnah* itu, tidak hanya sebatas contoh perbuatan Nabi (fi'liyah) saja, tetapi juga meliputi sabdanya (qouliyah, qola Rasul) dan bahkan kebolehan setujunya (taqririyah). Untuk lebih jelasnya silahkan simak video berikut 👉ruclips.net/video/bXDQQrIP7zU/видео.html
Tapi yang tahlilan itu hanya NU, klo Muhammadiyah dan Salafi yang bermanhaj salaf itu tidak ada tahlilan karena para salafush shalih juga tidak brooo... 👎.
@@purnomoary6567 *TAHLILAN 7, 40, 100, 1000 hari menurut Muhammadiyah, NU dan Salafy.* Muhammadiyah itu awalnya juga tahlilan. Bahkan ketika KH Abu Bakar, orang tua KH. Ahmad Dahlan meninggal juga didoakan pembacaan dzikir tahlil (tahlilan) sebagai doa pengampunan. Tidak hanya itu dalam buku *Cerita tentang Kiai Haji Ahmad Dahlan : catatan Haji Muhammad Sudja'* yang ditulis H. M. Sudja' murid pertama KH. Ahmad Dahlan, disebutkan ketika KH. Ahmad Dahlan (waktu itu namanya masih Darwis) mau naik haji berangkat ke Mekkah tahun 1890 juga digelar acara *tahlilan* dan pembacaan *Maulid Barzanji* di rumahnya. Ini adalah bagian dari sejarah, biografi KH. Ahmad Dahlan. Keputusan Muhammadiyah tidak tahlilan itu belakangan setelah Kyai Dahlan wafat, yaitu sejak periode KH. Mas Mansyur membentuk Majlis Tarjih dan dari sinilah sebetulnya banyak peribadatan-peribadatan lama ditinggal menyesuaikan perkembangan zaman. Misalnya penafsiran agama yang lebih praktis dan rasional. Majlis Tarjih juga memutuskan meninggalkan kebiasaan doa qunut dalam shalat shubuh, shalat tarwih menjadi 8 rakaat, doa iftitah dari kabiro diganti baid baini, niat dalam shalat tidak dilafalkan dll. Dengan kata lain, banyak peribadatan-peribadatan dizaman KH. Ahmad Dahlan direvisi dan ditinggal oleh Majlis Tarjih karena didirikannya (Majelis Tarjih) sebagai lembaga penggodokan hukum melalui *ijtihad* di tubuh Muhammadiyah yang memiliki semangat pembaharuan. Drs. Sukriyanto AR M.Hum (putra Pak AR Fahruddin, mantan ketua Muhammadiyah) Ketua PP Muhammadiyah mengakui bahwa, Muhammadiyah masa Kyai Ahmad Dahlan memang belum ada penekanan khusus terhadap perkembangan fiqih. Masih menggunakan sayyidina dalam menyebut nama Nabi Muhammad saw, masih menggunakan qunut dalam sholat. Bahkan kata putra Pak AR Fahruddin tersebut, Kyai Dahlan biasa mengajak santrinya untuk berziarah kubur dengan tahlilan mendoakan para wali ketika menjelang tiba bulan Ramadhan. Muhammadiyah Jawa Tengah pada zaman dipimpin Prof. Dr. Abu Suud pernah menggalakkan tahlilan dalam rangka untuk syiar kepada masyarakat. Majelis Tarjih-nya juga mengatakan bahwa pada hakekatnya tahlilan itu bagus dan kuat dalilnya. Hanya saja, *yang kurang bisa diterima di Muhammadiyah adalah bila dihubungkan waktunya harus 7, 40, 100, 1000 harinya itu karena penetapan waktu yang demikian tidak ada sumbernya.* Dari pihak NU sendiri ketika ditanyakan tentang tahlilan jawabannya, hitungan hari ke-7, 40, 100, 1000 adalah *"bukan tahlilan"* tetapi hanya angka dari tradisi masyarakat sebelum Islam yang "diisi" dengan tahlilan. Yang sebetulnya tahlilan kirim doa shadaqah pahala itu waktunya adalah bebas kapan saja. Ada juga yang merutinkan malam Jumat bersama Surah Yasin. Yang membedakan dengan Muhammadiyah berkaitan waktu kalau di NU lebih longgar. Sebagian ulamanya beralasan, _"Biarkan saja masyarakat menggunakan angka 7, 40, 100, 1000 hari hal demikian mengambil manfaat kecuali bisa diisi untuk syiar (misalnya seperti cara walisanga mengislamkan mayarakat Jawa) tetapi juga agar kebiasaan mendoakan dan sedekah pahala kepada orang tua kita yang sudah meninggal tidak dilupakan. Kecuali itu, bisa untuk syiar mengislamkan masyarakat (pedesaan-pedesaan) dan membaca kalimah dzikir-dzikirnya yang dibaca juga ada pahalanya tersendiri menurut hadits."_ Itulah kenapa masyarakat tradisional di desa-desa itu biasanya dengan mudah diislamkan NU. Sebaliknya Muhammadiyah dan Salafi biasanya sulit menembus pedesaan. Bahkan ada kesan Salafi susah diterima oleh masyarakat. Umumnya islamisasi pedesaan-pedesaan Nusantara itu diambil perannya oleh NU. Kata sebagaian kalangan, kalau Salafi cenderung *mengislamkan orang yang sudah Islam,* dan mereka menyebutnya "Hijrah." Misalnya, orang NU disalafikan. Tetapi yang paling mudah dikondisikan (paling banyak) biasanya dari kader-kader Muhammadiyah. "Hijrah Sunnah" begitu istilahnya.
Masya Allah, ente kalo belajar kitab yg benar Ustaz. Kitab ianat tholibin itu di tulis oleh Sayyid Bakri Syatta. Maksud kumpul2 dan makan2 dikatakan bid'ah mungkarah itu, kalo ngumpul2 doang, tidak melakukan perbuatan2 terpuji/amalan2 yg baik, hanya ngobrol yg tdk bermanfaat, ngegosip dll. Makanya oleh ulama Syafeiyah dirubah dan ulama sepakat, kalo ada org yg meninggal, kita ngumpul2 ,ta'ziah lalu mengaji quran atau tahlilan, bukan melakukan amalan2 sia2, maka itu adalah bid'ah hasanah. Belajar mahfum muwafaqoh dan mahfum mukholafah dulu lah..... Kacau ini. Dan bid'ah itu bukan hukum Allah SWT yg 5.bukan hukum wajib, sunah, haram, makruh, mubah. Jadi kalo punya ilmu, bid'ah masih dpt di muzakarah kan, di diskusikan dll. Pantas jamaah tergiring opini,. Tahlilan adalah bid'ah mungkarah, nggak berani bilang sesat. Kami balik tanya, tahlilan hukum nya apa????????
@@kuswawankuswawan8326itu cuma potongan saja bro padhal itu yang di baca adalah sebuah jawabannya dan jawaban pasti ada pertanyaanya lah itu pertanyaannya itu apa 😂😂
@@user-hj5zq6hb2z bagi kami MD,persis,al irsad,MTA, hukumnya tetap bid'ah dan hanya NU dan Syi'ah yg mensunahkanya dan itu terserah sebab NU dan Syi'ah beda tipis
@@kuswawankuswawan8326 iyha itu urusan anda,selagi di dalil tidak mengharamkan tidak masalah,,kan kita rujukannya juga ke ulama menurut pendapat ulama'.....untuk masalah Syi'ah beda"tipis gimana yang pastinya sudah jelas"beda cara syahadatnya aja beda cara sholatnya mpun juga beda dengan orang ahlussunnah
Ikutilah ibadah / ritual tentang orang meninggal dari yg paling tau dan faham tentang Islam, yaitu Nabi, sahabat Nabi dan imam madzhab. Adakah yg lebih tau dan faham dibanding mereka ? Apakah mereka kurang dlm memberikan contoh ? Apakah mereka tahlilan ?
@@Abdurrahman-wc7es Pilih jawaban yg tepat.. Pembahasan tauhid tersebut adalah merupakan : a. Bentuk ibadah / ritual b. Metoda / cara belajar ilmu tauhid
@@hamdana9935 Apa nabi bagi tauhid jadi 3 Pilih jawaban ; A. Tidak B. Ya .. Apa kamu dan wahabi gak paham sampe sekarang ajaran tauhid nabi? A.gak paham B.bingung C.ragu .. Apakah ajaran metode tauhid nabi lebih sulit daripa ajaran wahabi mmbagi tauhid jadi 3 ? A.ya B.tidak. .. Pilih tauhid ajaran nabi atau tritauhid wahabi ? Mikir dg jernih. Jgn ngelantur ya ...
@@Abdurrahman-wc7es 😀 diskusi itu fokus,.. jadi tuntas nggak debat kusir.. bahas tahlilan ya bahas tahlilan ngak ngelantur kesana kemari. Silahkan anda melaksanakan tahlilan,.. tapi saya yakin Nabi dan sahabatnya lebih faham dari anda,.. dan mereka tdk melaksanakan tahlilan.
@@hamdana9935 Apa km gak baca dalil bab majlis dikir ??? Dibacakan wahabi gak ? Tahlilan termasuk majlis dikir krna di dalannya dibacakan surah Quran, dikir, solawat , takbir .istigfaar , doa dll.. Wahabi paham gak? Apa modal 1 hadis kullu bidatin dolalah saja ? Lalu kejang2 teriak bidaah bidaah jika musliminin mngadakan majlis dikir bernama Tahlilan? Mikir doong . Jgn mau dibodohi wahabi
@@JoJo-yc3kr"Bahwa ummatku tidak akan sepakat dalam kesesatan, bila kamu melihat perbedaan pendapat diantara kalian, maka ikutilah pendapat mayoritas". HR Ibnu Majah dari Anas bin Malik.
Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah.” Mereka menjawab, “(Tidak!) Kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (melakukannya).” Padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun, dan tidak mendapat petunjuk.
itu ayat merujuk pada sesembahan berhala kayaknya mas ...
ini mah blom klar😂😂😂😂😂
penjelasan spotong..wahabi😊
Pdhal itu hanya mencomot sepotong kata saja😂
Baca lebih lanjut tafsir para ulama tentang ayat ini
jadi setelah ini, tidak perlu ribut lagi, yang mau tahlilan silahkan, tapi ingat, tahlilan itu hanya budaya, bukan ibadah khusus. Kami yang tidak tahlilan tidak melarang bagi yang mau melakukannya, bagi kami itu bid'ah
Betul, dan jangan lagi kasih iming², baca yassin sama dg khatam qur'an 10x. Hadits palsu ini, paling tinggi Dhoif... 😊
@@pinteryuuuk...u...6234dukun juga udah jadi budaya yg mau silahkan yg enggak silahkann🤣
@@TheCursedOne_MLBB
Budaya semua mereka sih. Padahal budaya yg dibolehin itu cara berpakaian, org Arab pake gamis, org Melayu pake celana panjang trs dikasih sarung sedengkul, itu boleh. Tapi org jawa pake kemben ya gak boleh, krn aurat. Trs makanan... di Arab gak ada rendang, kita ada. Ya gapapa. Ini budaya. Bukan tatacara ibadah. Aneh mereka itu ya.
Hhh
sok sok ngomong bid'ah kau, muka kau bid'ah,, kau tak paham apa itu budaya dan kau tak paham apa itu bid'ah taik.. sembarangan kau wahabi, ini indonesia paham kau.. 🖕
Kalo saya asli titisan orang gunung Kawi menilai saya lebih penting akhidah agama dari pada budaya.... Karna kalo aturan agama yg buat Alloh dan rosull nya kalo budaya yg buat manusia manusia biasa
Semoga Allah Azza Wa Jalla memberkahi antum dan keluarga
Barokalloh hufikum
@@herusukicy768 wa Fiik Barakallah
❤❤
Semoga Allah menjaga antum
Seorg lelaki maut meninggalkan istri dan anak,
Tetangganya ngumpul makan kenyang di tempat org susah, di rumah janda dan anak yatim selama 7 hari, 40 , 100 hari, inilah akibatnya ibadah yg menyelisihi sunnah.
Takut dimusuhi manusia. Tapi tidak takit dimusuhi Allah & Rosulullah
@@Mkarsun mana Allah dna rasul musuhi muslimin yg bermajlis dikir tahlilan?
Kamu gak takut make bidah tri tauhid ?
Nganggap kafirin bertauhid rububiah ?
Emamg kafirin bertauhjd ???
Baca surah alkafirun spy paham kalian mnyalahi ajaran Allah n rasulNya
Itulah hikmah dari para ulama zaman dulu ketika menghadapi adat istiadat yg sangat mengakar tidak dihilangkan langsung tapi biasanya di minimilasir dan diislamisasi gak seperti org² yg kurang akal langsung syrik, bid'ah, dll.
Mau sampai kapan umat dibiarkan melakukan kesalahan? Harus sejak kecil diajarkan syariat agama yg benar.
@@ramadhan2474 yg diminimalisir itu awal dakwahnya tapi berlalunya waktu yg bertentangan dengan syariat pasti akan hilang makanya seandainya wahabi yg dakwah di nusantara bukan wali songo yg mereka semua ahlu sunnah waljamaah mungkin mereka gk ada yg mau masuk islam karna amalan² islam saja dituduh bidah, syirik, dll.
اللهم صل على سيدنا محمد بعدد من صلى عليه وصل على سيدنا محمد بعدد من لم يصل عليه وصل على سيدنا محمد كما تحب أن يصلى عليه وصل على سيدنا محمد كما أمرت أن يصلى عليه وعلى آله وصحبه وسلم
Tetap tahlilan dan abaikan wahabi yg kejang2 😂
😢
@@BudiUtomo-wf8nc lha jya .
Majlis dikir " tahlilan " lebih utama daripada kejang2 sana sini teriak bidahh bidaaah.
Mau dipahami kayak apapun yg luas wawasan ilmi, bijak, tawadhu niscaya tau itu.
Ya kan?
ente jgn fitnah dengan potongan video sepotong dari KH idrus Ramli.
Sayang sekali videonya d potong pada bagian Idrus Ramli..
Nonton fullnya biar ga salah faham.. udh jelas semua sampai akar"nya dijelaskan sm kh.Idrus Romli
Bliau sudah mengetahui bahwasannya tahlilan adalah bid'ah munkaroh sebagian ulama mengatakan bid'ah makruhah, tapi karna budaya, masih di lanjut gitu? Yang harus diprioritaskan itu yang mana?
Meninggalkannya att mengamalkannya?
Orang yang memerangi mendapat pahala. Kita kerjakan dapat makan, berulang
wkwkw
Wahabi kenapa kejang2 muslimin tahlilan ?
Rugi kalian? 😂😂
yg 1 beribadah sesuai dalil yg ada di Qur'an dan Hadist yg ngaNU beribadah sesuai Yai dan bid'ah agar budaya dan adatnya tetap lestari.
lebih takut dg manusia drpd Allah demi apa ? demi ketenaran kah atau demi dunia saja ??? rakyat indonesia sudah paham dengan org2 seperti ini skrg mereka tidak bisa sembunyi lagi
@@PEROMPAKIKANLAUT bidah tri tauhid ikutk siapa??
Tetapi ini sudah menjadi budaya..sudah menjadi adat.. kalo diperangi malah kita yang (nggak mendapatkan bandeng dan tumis kacang).
Saya dulu NU Alhamdulillah bersyukur mengenal Sunnah salaf ajarannya murni dan syar'i sesuai Al-Qur'an dan hadits, skrg tidak mengikuti tahlilan insya Allah
Semoga anak keterunanku di jauhkan dari perbuatan bid'ah dan kesirikan.
@@user-hk2uq5lt3h murni? Make bidah tri tauhid gak sadar ??🤣
Percuma diskusi klo kalah gk tobat
Tonton ful video, biar gak salah paham
Wahabi hobi motong2 video full dan gak baca smua kitab2 ulama.
bacanya jangan setengah setengah...itu pasti ada lanjutannya..
*TAHLILAN : MUHAMMADIYAH, NU, SALAFI*
Muhammadiyah itu awalnya juga tahlilan. Bahkan ketika KH Abu Bakar, orang tua KH. Ahmad Dahlan meninggal juga didoakan pembacaan dzikir tahlil (tahlilan) sebagai doa pengampunan. Tidak hanya itu dalam buku *Cerita tentang Kiai Haji Ahmad Dahlan : catatan Haji Muhammad Sudja'* yang ditulis H. M. Sudja' murid pertama KH. Ahmad Dahlan, disebutkan ketika KH. Ahmad Dahlan (waktu itu namanya masih Darwis) mau naik haji berangkat ke Mekkah tahun 1890 juga digelar acara *tahlilan* dan pembacaan *Maulid Barzanji* di rumahnya. Ini adalah bagian dari sejarah, biografi KH. Ahmad Dahlan.
Keputusan Muhammadiyah tidak tahlilan itu belakangan setelah Kyai Dahlan wafat, yaitu sejak periode KH. Mas Mansyur membentuk Majlis Tarjih dan dari sinilah sebetulnya banyak peribadatan-peribadatan lama ditinggal menyesuaikan perkembangan zaman. Misalnya penafsiran agama yang lebih praktis dan rasional. Majlis Tarjih juga memutuskan meninggalkan kebiasaan doa qunut dalam shalat shubuh, shalat tarwih menjadi 8 rakaat, doa iftitah dari kabiro diganti baid baini, niat dalam shalat tidak dilafalkan dll.
Dengan kata lain, banyak peribadatan-peribadatan dizaman KH. Ahmad Dahlan direvisi dan ditinggal oleh Majlis Tarjih karena didirikannya (Majelis Tarjih) sebagai lembaga penggodokan hukum melalui *ijtihad* di tubuh Muhammadiyah yang memiliki semangat pembaharuan.
Drs. Sukriyanto AR M.Hum (putra Pak AR Fahruddin, mantan ketua Muhammadiyah) Ketua PP Muhammadiyah mengakui bahwa, Muhammadiyah masa Kyai Ahmad Dahlan memang belum ada penekanan khusus terhadap perkembangan fiqih. Masih menggunakan sayyidina dalam menyebut nama Nabi Muhammad saw, masih menggunakan qunut dalam sholat. Bahkan kata putra Pak AR Fahruddin tersebut, Kyai Dahlan biasa mengajak santrinya untuk berziarah kubur dengan tahlilan mendoakan para wali ketika menjelang tiba bulan Ramadhan.
Muhammadiyah Jawa Tengah pada zaman dipimpin Prof. Dr. Abu Suud pernah menggalakkan tahlilan dalam rangka untuk syiar kepada masyarakat. Majelis Tarjih-nya juga mengatakan bahwa pada hakekatnya tahlilan itu bagus dan kuat dalilnya. Hanya saja, *yang kurang bisa diterima di Muhammadiyah adalah bila dihubungkan waktunya harus 7, 40, 100, 1000 harinya itu karena penetapan waktu yang demikian tidak ada sumbernya.*
Dari pihak NU sendiri ketika ditanyakan tentang tahlilan jawabannya, hitungan hari ke-7, 40, 100, 1000 adalah *"bukan tahlilan"* tetapi hanya angka dari tradisi masyarakat sebelum Islam yang "diisi" dengan tahlilan. Yang sebetulnya tahlilan kirim doa shadaqah pahala itu waktunya adalah bebas kapan saja. Ada juga yang merutinkan malam Jumat bersama Surah Yasin.
Yang membedakan dengan Muhammadiyah berkaitan waktu kalau di NU lebih longgar. Sebagian ulamanya beralasan, _"Biarkan saja masyarakat menggunakan angka 7, 40, 100, 1000 hari hal demikian mengambil manfaat kecuali bisa diisi untuk syiar (misalnya seperti cara walisanga mengislamkan mayarakat Jawa) tetapi juga agar kebiasaan mendoakan dan sedekah pahala kepada orang tua kita yang sudah meninggal tidak dilupakan. Kecuali itu, bisa untuk syiar mengislamkan masyarakat (pedesaan-pedesaan) dan membaca kalimah dzikir-dzikirnya yang dibaca juga ada pahalanya tersendiri menurut hadits."_
Itulah kenapa masyarakat tradisional di desa-desa itu biasanya dengan mudah diislamkan NU. Sebaliknya Muhammadiyah dan Salafi biasanya sulit menembus pedesaan. Bahkan ada kesan Salafi susah diterima oleh masyarakat. Umumnya islamisasi pedesaan-pedesaan Nusantara itu diambil perannya oleh NU. Kata sebagaian kalangan, kalau Salafi cenderung *mengislamkan orang yang sudah Islam,* dan mereka menyebutnya "Hijrah." Misalnya, orang NU disalafikan. Tetapi yang paling mudah dikondisikan (paling banyak) biasanya dari kader-kader Muhammadiyah. "Hijrah Sunnah" begitu istilahnya.
Islam nya perasaan diri sendiri doang
Py❤
Rasulullah ﷺ, para sahabat, tabi'in, tabiut tabi'in, imam² madzhab, bahkan murid², cucu murid mereka dll... Kalo ada yg mati, mereka bikin kenduri gak ???
@@pinteryuuuk...u...6234
Bukan masalah kenduri (doa bersama dan sedekah) atau tidaknya, tetapi dzikir yang dibaca itu ada perintah atau anjurannya tidak. Dzikir-dzikir dalam tahlilan itu dari siapa kalau bukan dari Nabi, bukankah itu semua (dzikir tahlilan) itu diambil dari hadits-hadits? Lalu dijadikan kumpulan atau himpunan dzikir.
Contoh, dalam tahlilan dibaca : _Subhanallah wabihamdih, subhanallahi 'adzhiim,_ ini dari Nabi. Sabdanya: “Dua kalimat yang ringan di lidah, pahalanya berat di timbangan amal dan disukai oleh Tuhan Yang Maha Pengasih, adalah: *Subhaanallaah wabi-hamdih, subhaanallaahil ‘azhiim.”* (HR. Bukhari, Muslim). Ini dibaca dalam tahlilan.
Dalam tahlilan juga dibaca Surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Mu'awwidzatain (Al-Falaq dan An-Naas), Al-Baqarah ayat 1-5, 255 (ayat kursi), 285-286, istighfar, shalawat, tasbih, tahmid, tahlil, hauqalah dll -- itu karena semata-mata anjuran atau dawuh saja, kalau baca yang disebut diatas pahalanya demikian-demikian menurut janji Nabi.
Masak membaca anjuran Nabi dari kumpulan dzikir diatas (tahlilan) malah dikatakan sesat, bid'ah, berdosa, masuk neraka? Bahkan dikatakan kafir !
Dalam hal ini kita harus hati-hati kalau membuat tuduhan bahwa itu salah, kafir atau bid'ah sebab bisa jadi akan berbalik kepada dirinya, seperti kata hadits, seandainya seseorang menuduh kafir saudaranya, maka tuduhan kafir tersebut akan kembali kepada salah satu di antara keduanya” (HR al-Bukhari).
Tahlilan itu asalnya diambil sebagai dzikir-dzikir pilihan dari hadits dan bersifat umum dibaca kapan saja sebagai amalan dzikir harian, mingguan atau bebas kapan saja tidak mengikat asal dalam kondisi tidak berhadats.
Bahkan *Imam Bukhari* yang masyhur dengan hadist shahih-nya ternyata juga menyusun dzikir seperti tahlilan dengan nama "Hizib Bukhari."
Ada juga dzikir seperti tahlilan lain susunan *Imam Nawawi* yang dikenal dengan nama "Hizib Nawawi."
Ulama-ulama lain yang menyusun dzikir ala tahlilan adalah *Imam Ghazali* dengan nama "Hizib Ghazali." *Ibnu Taimiyah,* dengan nama "Hizib Ibnu Taimiyah."
Sedangkan dzikir tahlil yang umum dibaca masyarakat Indonesia dengan nama "TAHLILAN" dalam beberapa riwayat adalah disusun oleh *Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad* yang masih dzuriyyah (keturunan) Nabi Muhammad saw dari Tarim Yaman, diambil dari himpunan (kumpulan) hadits tentang bab keutamaan membaca kalimah-kalimah dzikir tertentu.
Menurut hadits riwayat Abu Dawud, sahabat *Abu Hurairah* memiliki amalan rutin membaca istighfar 12.000 kali setiap harinya dengan menggunakan tasbih yang ia buat sendiri. Abu Syaibah yang mengutip hadits Ikrimah juga mengatakan bahwa Abu Hurairah mempunyai seutas benang dengan bundelan seribu buah. Ia baru tidur setelah berdzikir 12.000 kali.
Istri Nabi, *Shofiyah* menurut hadits riwayat Tirmidzi, Hakim dan Thabrani amalan rutinnya membaca dzikir 4000 kali setiap harinya dengan biji kurma yang ia kumpulkan sendiri.
Shahabat *Ibnu Abbas* punya shalawat yang ia susun sendiri sebagai amalan namanya "Shalawat Ibnu Abbas". Demikian juga shahabat *Ibnu Mas'ud* memiliki amalan yang ia susun sendiri namanya "Shalawat Ibnu Mas'ud."
Dalam tahlilan yang selama ini umum dibaca ada bacaan, _"Allahumma shalli 'alaa Muhammadin kullamaa dzakarakadz dzaakiruun, washalla 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali Muhammadin kullamaa ghafala 'an dzikrihil ghaafiluun."_ Ini shalawat yang disusun *Imam Syafii* namanya "Shalawat Imam Syafii."
Pertanyaannya *"bid'ah"* kah mereka? Atau jangan-jangan ini karena dangkalnya ilmu kita dalam memahami bid'ah?
Dan sampai sekarang amalan-amalan diatas seperti Hizib Nawawi, Hizib Bukhari dll itu masih sering diamalkan oleh kiyai ulama-ulama kita di pondok pesantren.
Apakah Nabi, para sahabat, tabi'in dll sering membaca dzikir-dzikir yang ada dalam tahlilan itu? *Tentu saja iya, walaupun urut-urutannya tidak sama.* Bukankah itu dzikir umum dan sudah lazim dibaca di kalangan kaum muslimin? Masak kalimah-kalimah dzikirnya ada anjuran dari Nabi untuk dibaca tidak pernah dibaca? Hanya bedanya kalimah-kalimah dzikir yang dibaca tidak persis urut-urutannya. Tetapi kalau kalimah dzikirnya ya itu-itu saja to wong juga ada haditsnya, dan diambil dari hadits juga. Jangan-jangan malah tidak pernah mengamalkan anjuran dari Nabi membaca dzikir-dzikir itu ya?
*KESIMPULAN:*
Tahlilan itu dzikir yang bersifat umum saja, biasanya kalau santri atau ulama terdahulu juga dibaca bebas kapan saja tidak terikat waktu-waktu tertentu. Cuma umumnya kalau di surau-surau (mushala, _langgar)_ zaman dahulu banyak dibaca secara berjama'ah sebagai dzikir pada malam Jum'at bersama Surah Yasin.
*7,40,100,1000 HARI BUKAN TAHLILAN,* hanya saja kalau di masyarakat pedesaan Jawa setiap ada kenduri (acara hajatan) doa nya menggunakan dzikir tahlilan itu. Misalnya, kenduri nikahan malam harinya sebelum pengantin ya doanya tahlilan itu. Bahkan mau naik haji saja malam harinya juga tahlilan seperti sejarah KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) waktu naik haji juga tahlilan. Kenduri selamatan, syukuran dll juga tahlilan. Termasuk hajatan orang meninggal juga kenduri doanya tahlilan. Pendek kata, acara hajatan apa saja (nikahan, naik haji, selamatan, syukuran, orang meninggal dll) malam harinya doa-nya ya tahlilan itu kalau di masyarakat pedesaan di Jawa. Itu karena saya orang desa, jadi tahu tentang hal itu. Cuma heran saya, di RUclips itu yang viral kok hajatan orang meninggalnya itu ya (7, 40, 100, 1000 hari) ? Padahal kan aslinya upacara hajatan apa saja doa-nya ya tahlilan itu (maksud saya, masyarakat pedesaan di Jawa).
Intinya tahlilan itu tidak ada kaitannya dengan waktu atau hari tertentu kalau santri. Yang betul adalah bacaan dzikir yang bersifat umum dan bebas dibaca sewaktu-waktu.
Yang menjadi masalah adalah sebetulnya karena (atau kalau) tahlilan *dimanfaatkan oleh masyarakat* (pedesaan di Jawa) sebagai doa dalam setiap kenduri hajatan.
@@HaryantoSMP1PaliyanGK
Panjang amat coy... Pertanyaan gua jawabnya iya atau nggak aja kok... Kl udah kepanjangan kyk yg elu tulus itu, tanda nya lagi pening tuh.
Gua ulang ya...
Rasulullah ﷺ, para sahabat, tabi'in, tabiut tabi'in, imam² madzhab, bahkan murid², cucu murid mereka dll... Kalo ada yg mati, mereka bikin kenduri gak ???
Jgn²suka potong²video takutnya jadi fitnah
VIDEO INI HARUS DIVIRALKAN,,,
Itu bukan budaya tapi larangan, sudah dilarang mengapa masih dilakukan. Berarti menentang.
Wahai...pencinta bid'ah dan kerabat sahabat dan guru murid dri beliau...termasuk yg dri riau....cem mana ini,dri sekian tahun silam
Dan di akhir ini malah menolak kajian di masjid annur😅
KALO NGONTEN JANGAN DIPOTONG POTONG DONG VIDEONYA,
Video ilmu kok dipotong2 bro, malah jadi fitnah
Setelah mendengar ini ,Kami dan Jama'ah SEMAKIN SEMANGAT dan CINTA MENGAMALKAN TAHLILAN dan YASINAN dan BERSEDEKAH serta MEMBACA MENGKHATAMKAN AL-QUR'AN.
Semoga Allah Azza Wa Jalla berikan hidayah kepada kita semua
Semangaat bro...karna itu proyek😅
@@ilhamimauliddin3784 proyek apa bang?
@@rolandpaoleva proyek bidah
@@rolandpaoleva proyek mata pencaharian,klo ga ada tahlilan macam itu job nya sepi bang mau makan apa anak istri bang pemasukkannya kn cm dri amplop macam itu,beda sama yg mereka sebut ustadz Wahabi mayoritas ustadznya guru jdi punya penghasilan tetap beda sama ustadz ngaNU bang
Potong² bang videonya, takut yg asli kebongkar ya😂
Kalah telak firanda cs ..
😂
.
Bnyk kitab2 ulama gak mereka baca ..
1:52:00 PERLUNYA KITA NONTON SAMPAI AKHIR BARU MENYIMPULKAN.
Mau ditonton bolak balik video full nya juga, gak bakal ketemu kebenaran yg disampaikan si kumis.
Karena si kumis cuma punya pembelaan tanpa kebenaran
@@muhammadiskandar8591 video fullnya jelas 2 lawan 1 .
Lebih luas ilmu kh idrus..
Bab pembagian bidah apakah wahabi akui?
Ngaku ikut manhaj salaf ?
1 hal itu sdh kalah telak..
Belm lainnya ..
@@Abdurrahman-wc7es anda gak nyambung
Semoga pemilik akun Tik tok ini sgr sadar atas fitnahnya krn telah memotong motong video, shg se akan² Kh. Idrus Ramli mengatakan tahlilan bid'ah munkaran, pdhl kh.Idrus R, sdg menyampaikan ttg salah satu kitab, dan penjelasannya tp hal tsb dipotong dg kata lain tdk disampaikan secara lengkap. Ini sdh menjadi karakter para wahabi yahudiyyu, yg sering memotong kalimat yg ada di dlm kitab para ulama klasik. Fitnah atas nama ulama.
Perkataan ramli guru bikin jimat alias dukun sdh jelas, dia takut memerangi bid'ah krn sdh terlanjur jadi tradisi, semua Nabi memerangi adat yg mungkar. Sedang dia nyerah dan ikut mensuburkan bid'ah yg syirik dan bid'ah dlm ibadah
Betull.
susah kalau sudah bilang" ini budaya" padahal menyelisihi agama
Ustad Idrus ternyata udah tau cmn takut menyampaikan kitab itu
DALAM AGAMA, KAMI TDK MENGIKUT NU - NUSANTARA - SALAFI DSBGNYA 😊 APALAGI DI AKHIR2 ZAMAN NAW ....
YG JELAS KAMI MENGIKUT RASUL - SHOHABAT - MUJTAHID MUTLAQ , MAZHAB , TARJIH
AIMMAH YG EMPAT/ 'ULAMA YG BER 👉S A N A D ✍🤝 .....
Dalam 'AQidah Mengikut Abu Hasan Al'ASy'ariyah & Al Muturidiyah ( dan 'ulama nya ) . Dlm Tasshowwub Kami Mengikut Assyeihk Zunaidy Albahgdady & 'ulama nya 😊
Alasan nya Mudah & Gampang !! Krn INI, .... Masalah Urusan 'Ubudiyah - Rububiyah bahkan Uluhiyah ILALLAH .... Bukan masalah Bangsa , negara , ras , klompok , politic , dsbg nya Apalagi Masalah Polpularitas 🤷♂️
Jgnkan wahabi - syi'ah & si Salah fikir itu , .... Dgn Org Tua kita sendiri PUN Bisa BELAH !!
Wasalam 😊
Video ini terputus, sehingga penjelasan ust. Idrus Ramli terputus. agar tidak salah faham Lihat video lengkapnya " debat salafi vs ust Idrus Ramli"
Alasannya cuma satu. Karena sudah menjadi adat.. 😂
Lihat video secara full😊
udah liat fullnya, dan jelas memang tahlilan itu adalah perkara baru, bukan datang dari sahabat atau nabi
Pak Idrus harusnya menyampaikan ilmu secara utuh, biar jamaah bisa memilihnya
Ust yg baca kitab ini sebenar nya belum faham maksud nya...
Kalo cuma ngumpul2 setelah ada kematian itu saya sepakat bahwa itu bid,ah tapi pertanyaan saya klo ngumpul2 di sertai dzikir dan do,a2 apa ini termasuk bid,ah juga 😂 karna dalil yg di jelaskan oleh ustd zainal abidin/wahabi itu mengatakan kumpul2 setelah kematian saja tdk mengatakan kumpul2 sambil dzikir dan do,a2 setelah ada kematian itu bid,ah...ayo ada yg ngerti gak dgn maksud gue😂
Justru dzikir doa itu yg jadi bidah
Karna tujuan buat mayit
Istri Rasul S.a.w siti khadijah R.a meninggal gk ada tahlilan dirumah nabi
Bahkan Rasul wafat pun gk ada riwayat para sahabat tahlilan buat nabi
Coba searching pencetus pertama kali amalan ibadah tahlilan siapa sih dan darimana?
@@sekaisuki8969 rosul saw dan istrinya sudah pasti masuk surga brow jadi tak perlu di do,a kan oleh para sahabat atau siapapun ,,,,kita ini siapa brow kita bukan rosul brow ,,,,, jadi jgn bandingkan kita dgn rosul ataupun istri rosul brow..maka dari itu kita sebagai manusia biasa yg tak luput dari dosa,apa bila ada sodara atau kerabat kita yg meninggal kita mencoba mendo,a kan saudara kita yg sudah meninggal agar supaya sodara sodari kita,, dgn berdo,a kita berharap allah swt akan mengampuni dosa2 sodara kita yg meninggal.
Satu lagi rosul melarang kepada orang yg kumpul2 dan makan2 di rumah duka ,,tpi ada gak nabi melarang umatnya berkumpul2 untuk berdo,a dirumah duka..satu lagi kenapa wahabi kadang2 kalo sholat memakai celana cingkrang padahal nabi tdk menganjurkan seperti itu kalo ada dalilnya mana dalilnya..
@@sekaisuki8969 terus ada gak nabi menganjurkan agar menghitamkan jidat seperti para wahabi.???
@@sekaisuki8969
itu kan ide wahabimu.
Mikirrrrr...
Mdoakan mayat boleh gak ?
Dikir di rumah duka boleh gak?
Mbuat majlisd dikir boleh ga?
Apa wahabi kejang2 stres jika muslimin dikir di rumah duka???
😂
Nih Pak Idrus tau kan sbnrnya hukum ini. Jelas2 dia masih membela krn udah kadung jadi tradisi pdhal udah jelas salah dngn alasan takit dimusuhi
Gak gitu mas dalam kitab usul piqih yg atas dasar dari imam syafii (mksdnya ilmunya di ambil dari imam syafii)beliau mengatakan اَلْعَادَتُ مُحْكَمَاتٌ ,artinya adat atau ke biasaan itu bisa menjadi hukum kalau didasari dengan dalil ,kalau mas pengen cari dalil nya banyk ko yg dalil mu’tamad nya ,cek aj video uas yg menjelaskan tentng dalil afwan mas
Ini soal ibadah soal agama bulan soal budaya ngaur sajaaa..mana ada budaya mengugurkan ibadah kacau saja 😅😅
Kalo udah di bilang bid'ah. Yang bid'ah. Jangan di bilang sudah kebiasaan. Adeh
Heh tolol lo ngaji jangan setengah setengah
Video ini sebenar nya di potong oleh pihak puak wahabi
cuman di Indonesia yang tahlilan... negara lain gakk ada. semoga Allah SWT membuka mata hati dan telinga yang sulit menerima kebenaran InsyaAllah
Karena ada ustadz2 yg menyuburkannya
Kiayai ko takut sama umat ,tapi g takut sama Allah 😂
Idrus romli klo di depan jama'ahnya kayak singa aswaja, klo di depan ustad salafy kayak anak kucing 😂 gk ada obat memang 😂
Habib Idrus Ramli...
Sebaiknya kita yang berkomentar di sini kita telusuri dulu kita cari video ini yang fullnya full version setelah itu baru kita berkomentar karena jangan sampai kita nanti menjadi orang yang berdosa
Kalo tahlilan diperangi Yo gak dapet amplop
*IMAM BUKHARI JUGA TAHLILAN ...???*
*Imam Bukhari* yang masyhur dengan hadist shahih-nya ternyata juga menyusun dzikir seperti tahlilan dengan nama "Hizib Bukhari."
Ada juga dzikir seperti tahlilan lain susunan *Imam Nawawi* yang dikenal dengan nama "Hizib Nawawi."
Ulama-ulama lain yang menyusun dzikir ala tahlilan adalah *Imam Ghazali* dengan nama "Hizib Ghazali." *Ibnu Taimiyah,* dengan nama "Hizib Ibnu Taimiyah."
Sedangkan dzikir tahlil yang umum dibaca masyarakat Indonesia dengan nama "TAHLILAN" dalam beberapa riwayat adalah disusun oleh *Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad* yang masih dzuriyyah (keturunan) Nabi Muhammad saw dari Tarim Yaman, diambil dari himpunan (kumpulan) hadits tentang bab keutamaan membaca kalimah-kalimah dzikir tertentu.
Menurut hadits riwayat Abu Dawud, sahabat *Abu Hurairah* memiliki amalan rutin membaca istighfar 12.000 kali setiap harinya dengan menggunakan tasbih yang ia buat sendiri. Abu Syaibah yang mengutip hadits Ikrimah juga mengatakan bahwa Abu Hurairah mempunyai seutas benang dengan bundelan seribu buah. Ia baru tidur setelah berdzikir 12.000 kali.
Istri Nabi, *Shofiyah* menurut hadits riwayat Tirmidzi, Hakim dan Thabrani amalan rutinnya membaca dzikir 4000 kali setiap harinya dengan biji kurma yang ia kumpulkan sendiri.
Shahabat *Ibnu Abbas* punya shalawat yang ia susun sendiri sebagai amalan namanya "Shalawat Ibnu Abbas". Demikian juga shahabat *Ibnu Mas'ud* memiliki amalan yang ia susun sendiri namanya "Shalawat Ibnu Mas'ud."
Dalam tahlilan yang selama ini umum dibaca ada bacaan, _"Allahumma shalli 'alaa Muhammadin kullamaa dzakarakadz dzaakiruun, washalla 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali Muhammadin kullamaa ghafala 'an dzikrihil ghaafiluun."_ Ini shalawat yang disusun *Imam Syafii* namanya "Shalawat Imam Syafii."
Pertanyaannya *"bid'ah"* kah mereka? Atau jangan-jangan ini karena dangkalnya ilmu kita dalam memahami bid'ah?
Dan sampai sekarang amalan-amalan diatas seperti Hizib Nawawi, Hizib Bukhari dll itu masih sering diamalkan oleh kiyai ulama-ulama kita di pondok pesantren.
Apakah Nabi, para sahabat, tabi'in dll sering membaca dzikir-dzikir yang ada dalam tahlilan itu? *Tentu saja iya, walaupun urut-urutannya tidak sama.* Bukankah itu dzikir umum dan sudah lazim dibaca di kalangan kaum muslimin? Masak kalimah-kalimah dzikirnya ada anjuran dari Nabi untuk dibaca tidak pernah dibaca? Hanya bedanya kalimah-kalimah dzikir yang dibaca tidak persis urut-urutannya. Tetapi kalau kalimah dzikirnya ya itu-itu saja to wong juga ada haditsnya, dan diambil dari hadits juga. Jangan-jangan malah tidak pernah mengamalkan anjuran dari Nabi membaca dzikir-dzikir itu ya?
*KESIMPULAN:*
Tahlilan itu dzikir yang bersifat umum saja, biasanya kalau santri atau ulama terdahulu juga dibaca bebas kapan saja tidak terikat waktu-waktu tertentu. Cuma umumnya kalau di surau-surau (mushala, _langgar)_ zaman dahulu banyak dibaca secara berjama'ah sebagai dzikir pada malam Jum'at bersama Surah Yasin.
*7,40,100,1000 HARI BUKAN TAHLILAN,* hanya saja kalau di masyarakat pedesaan Jawa setiap ada kenduri (acara hajatan) doa nya menggunakan dzikir tahlilan itu. Misalnya, kenduri nikahan malam harinya sebelum pengantin ya doanya tahlilan itu. Bahkan mau naik haji saja malam harinya juga tahlilan seperti sejarah KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) waktu naik haji juga tahlilan. Kenduri selamatan, syukuran dll juga tahlilan. Termasuk hajatan orang meninggal juga kenduri doanya tahlilan. Pendek kata, acara hajatan apa saja (nikahan, naik haji, selamatan, syukuran, orang meninggal dll) malam harinya doa-nya ya tahlilan itu kalau di masyarakat pedesaan di Jawa. Itu karena saya orang desa, jadi tahu tentang hal itu. Cuma heran saya, di RUclips itu yang viral kok hajatan orang meninggalnya itu ya (7, 40, 100, 1000 hari) ? Padahal kan aslinya upacara hajatan apa saja doa-nya ya tahlilan itu (maksud saya, masyarakat pedesaan di Jawa).
Intinya tahlilan itu tidak ada kaitannya dengan waktu atau hari tertentu kalau santri. Yang betul adalah bacaan dzikir yang bersifat umum dan bebas dibaca sewaktu-waktu.
Yang menjadi masalah adalah sebetulnya karena (atau kalau) tahlilan *dimanfaatkan oleh masyarakat* (pedesaan di Jawa) sebagai doa dalam setiap kenduri hajatan. 💯x
Jawa jawa serah2 kau lah hadis gak ada
Serius nanya.. emang imam bukhari imam ghazali dll yg d sebutkan td d atas mengkhususkan jg bacaan zikir yg mereka susun utk d lakukan saat ada yg meninggal?? Krn utk pengkhususan ibadah hrs ad dalil yg mengikat..klo zikir jelas bagus dan qt d perintahkan terus berzikir kpd Allah kpn saja dmn saja tp klo mau d khususkan waktunya hrs ada dalilnya
@@auliajustlearn5519
Mengkhususkan sepanjang *"tidak mewajibkan"* tidak masalah. Artinya, yang penting kita tahu dan yakin adanya hukum yang lima dan termasuk mana (wajib, sunnah, haram, makruh atau mubah). Dibuatnya jadwal setiap momen tertentu seperti malam Jum'at atau lainnya tidak masalah untuk kepentingan rutinitas (istkomah) walaupun kesannya mengkhususkan, yang penting niat dan ada dasar ilmunya.
Kalau soal bacaannya yang diamalkan juga tidak masalah karena dzikir-dzikir dalam tahlilan itu dari siapa kalau bukan dari Nabi, bukankah itu semua (dzikir tahlilan) itu diambil dari hadits-hadits? Lalu dijadikan kumpulan dzikir.
Contoh, dalam tahlilan dibaca : _Subhanallah wabihamdih, subhanallahi 'adzhiim,_ ini dari Nabi. Sabdanya: “Dua kalimat yang ringan di lidah, pahalanya berat di timbangan amal dan disukai oleh Tuhan Yang Maha Pengasih, adalah: *Subhaanallaah wabi-hamdih, subhaanallaahil ‘azhiim.”* (HR. Bukhari, Muslim). Ini dibaca dalam tahlilan.
Dalam tahlilan juga dibaca Surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Mu'awwidzatain (Al-Falaq dan An-Naas), Al-Baqarah ayat 1-5, 255 (ayat kursi), 285-286, istighfar, shalawat, tasbih, tahmid, tahlil, hauqalah dll -- itu karena semata-mata anjuran atau dawuh saja, kalau baca yang disebut diatas pahalanya demikian-demikian menurut janji Nabi.
Masak membaca anjuran Nabi dari kumpulan dzikir diatas (tahlilan) malah dikatakan sesat, bid'ah, berdosa, masuk neraka? Bahkan dikatakan kafir !
Dalam hal ini kita harus hati-hati kalau membuat tuduhan bahwa itu salah, kafir atau bid'ah sebab bisa jadi akan berbalik kepada dirinya, seperti kata hadits, seandainya seseorang menuduh kafir saudaranya, maka tuduhan kafir tersebut akan kembali kepada salah satu di antara keduanya” (HR al-Bukhari).
Tahlilan itu asalnya diambil sebagai dzikir-dzikir pilihan dari hadits dan bersifat umum dibaca kapan saja sebagai amalan dzikir harian, mingguan atau bebas kapan saja tidak mengikat asal dalam kondisi tidak berhadats.
Apabila bacaan-bacaan dzikir tahlil (tahlilan) itu tujuannya disedekahkan pahalanya "sebagai doa" untuk meringankan dosa-dosa almarhum orang tua yang meninggal maka dalil-dalil yang digunakan adalah karena kisah-kisah berikut :
Kisah-1; “Seorang lelaki datang kepada Nabi saw. dan berkata: Ibuku telah mati mendadak, dan tidak berwasiat dan saya kira sekiranya ia sempat bicara, pasti akan bersedekah, apakah ada pahala baginya jika Aku bersedekah untuknya? Jawab Nabi saw: Ya.’ (HR.Bukhori, Muslim dan Nasa’i)
Kisah-2; “Bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulallah saw.: ‘Ayah saya meninggal dunia, dan ada meninggalkan harta serta tidak memberi wasiat. Apakah dapat menghapus dosanya bila saya sedekahkan?’ Nabi saw. menjawab : Dapat!” (HR Ahmad, Muslim dan lain-lain).
Kisah-3; “Ibu Saad bin Ubadah meninggal dunia disaat dia (Saad bin Ubadah) sedang tidak ada ditempat. Maka berkatalah ia : ‘Wahai Rasulallah! Sesungguhnya ibuku telah wafat disaat aku sedang tidak ada disisinya, apakah ada sesuatu yang bermanfaat untuknya jika aku sedekahkan? Nabi menjawab; Ya ! Berkata Sa’ad bin Ubadah : Saya persaksikan kepadamu (wahai Rasulallah) bahwa kebun kurma saya yang sedang berbuah itu sebagai sedekah untuknya’.” (HR Bukhori, Turmudzi dan Nasa’i)
Kisah-4; “Bahwa Nabi saw.pernah mendengar seorang laki-laki berkata: Labbaik an Syubrumah (Ya Allah, saya perkenankan perintahMu untuk si Syubrumah). Nabi bertanya: Siapa Syubrumah itu? Dia menjawab : Saudara saya atau teman dekat saya. Nabi bertanya: Apakah engkau sudah berhaji untuk dirimu? Dia menjawab: belum! Nabi bersabda: Berhajilah untuk dirimu kemudian berhajilah (pahalanya) untuk Syubrumah ! ”. (HR.Abu Daud).
Kisah-5; Kisah dua anak yatim dari orangtua yang sholeh, sebagaimana termaktub surat Al-Kahfi:82. Itu pun sepenuhnya merupakan manfaat yang diperoleh dari orang lain, bukan dari amal kebajikan dua anak yatim itu sendiri.
Kisah-6; Rasulallah saw menangguhkan sholat mayyit bagi orang yang wafat dalam keadaan berhutang hingga hutangnya dilunasi oleh orang lain, seperti yang dilakukan oleh Qatadah ra dan Imam Ali bin Abi Thalib ra. Itupun merupakan kenyataan bahwa manfaat dapat di peroleh dari amal kebajikan orang lain.
Kisah-7; Anak-anak orang mukmin (yang wafat dalam keimanan) akan masuk surga dengan amal bapak mereka (yang mukmin) dan ini juga berarti mengambil manfaat semata-mata amal orang lain. (QS at-Thur : 21).
Kisah-8; Orang yang duduk dengan ahli dzikir akan diberi rahmat (ampunan) dengan berkah ahli dzikir itu sedangkan dia bukanlah diantara mereka dan duduknya itupun bukan untuk dzikir melainkan untuk keperluan tertentu, maka nyatalah bahwa orang itu telah mengambil manfaat dengan amalan orang lain. (HR Bukhori, Muslim dari Abu Hurairah).
Kisah-9; Shalat untuk mayyit (baca: sholat jenazah) dan berdo’a untuk si mayyit didalam shalat ini, adalah pemberian syafa'at untuk mayyit dengan shalatnya itu, ini juga pengambilan manfaat dengan amalan orang lain yang masih hidup.
Kisah-10; Para periwayat hadits seperti Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya, memasukkan hadits ini dengan judul Bab Wushul Tsawab Ash Shadaqat Ilal Mayyit (Bab: Sampainya pahala Sedekah kepada Mayit). Imam An Nasa’i dalam kitab Sunannya memasukkan hadits ini dengan judul Bab Fadhlu Ash Shadaqat ‘anil Mayyit (Bab: Keutamaan Bersedekah Untuk Mayyit). Imam Al Bukhari dalam kitab Shahih-nya dengan judul Bab Maa Yustahabu Liman Tuwufiya Fuja’atan An Yatashaddaquu Anhu wa Qadha’i An Nudzur ‘anil Mayyit (Bab: Apa saja yang dianjurkan bagi yang wafat tiba-tiba, bersedekah untuknya, dan memenuhi nazar si mayyit).
Kisah-11; disebutkan Nabi SAW pernah melewati kuburan, lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya dua mayat ini sedang disiksa, namun bukan karena dosa besar. Yang satu disiksa karena tidak membersihkan dirinya dari air kencingnya, sedang yang lainnya ia dahulu suka mengadu domba”. Kemudian beliau meminta pelepah kurma yang masih basah dan dibelahnya menjadi dua. Setelah itu beliau menancapkan salah satunya pada sebuah kuburan dan yang satunya lagi pada kuburan yang lain seraya bersabda: “Semoga pelepah itu dapat meringankan siksanya, selama belum kering”(HR. Bukhari , Muslim). Bukankah di al-Quran juga disebutkan bahwa tumbuh-tumbuhan itu selalu bertasbih kepada Allah hanya manusia tidak mendengarnya? Pengarang Tafsir al-Qur`an Al-Qurthubi mengatakan : “Ulama kita menjelaskan, kalau tasbihnya kayu saja (pelepah kurma) dapat meringankan azab kubur (bermanfaat kepada mayat), maka apalagi bacaan al-qur’an yang dilakukan oleh seorang mukmin?.”
Kisah-12; “Sesungguhnya setiap tasbih adalah sadaqah, setiap takbir sadaqah, setiap tahmid sadaqah dan setiap tahlil adalah sadaqah. (H.R. Muslim).
Bukankah dalam tahlilan itu isinya mencakup semuanya: ya shadaqoh harta yang dikeluarkan, ya shadaqoh bacaan Quran, ya shadaqah bacaan tasbih, shadaqah bacaan takbir, shadaqah bacaan tahmid, shadaqah bacaan tahlil dll?
@@HaryantoSMP1PaliyanGK bole mengkhususkan sepanjang tdk mewajibkan itu kata sapa? Sudah jelas kaedah para ulama bahwa hukum asal suatu amalan ibadah adalah haram sampai adanya dalil.
Ada kaedah fikih yang cukup ma’ruf di kalangan para ulama,
الأصل في العبادات التحريم
“Hukum asal ibadah adalah haram (sampai adanya dalil).”
Gunanya Nabi diturunkan menurut anda apa? Dmn Nabi saja melakukan ibadsesuai yg d perintahkan Allah
@@auliajustlearn5519
Itu juga sudah dijawab bagian bawahnya itu.
persoalannya itu adalah budaya !!! jadi pak kyai harus manut dulu sama masyarakat & juga santri. takutnya nanti pak kyai di demo se indonesia. :D
Sudah jelas bagiku ke-tiga ustadz ini akan bertanggungjawab atas ucapan mereka, ingat jejak digital tidak bisa dilupakan...
Inilah umat akhir zaman ngaku islam tapi memecah dan memprovokasi dari dalam...... NU dan Muhamadiyah dari dulu kok bisa nyantai aja dalam perbedaan sikap dan budaya ny masing2. Yg pasti masih dalam jalur qur' an dan sunnah
Yang ada ini malah untuk menyatukan, mengembalikan Islam yang murni sesuai dengan ajaran Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Islam itu bukan NU, muhamadiyah, dll. Islam itu adalah yang dibawah oleh Rasulullah Shallallahu 'Alahi Wassalam
@@rolandpaoleva organisasi bukan patokan dalam beriman tapi contoh dalam memahami perbedaan yg tidak melenceng dalam ajaran Rasulullah..
@@jd.wardhanzi648 bedanya patokan dan contoh apa pak? Bukankah hal itu sama
@@rolandpaoleva ini kuliah bebas kayakny y........ Hhhhhhhhh.... Sekarang kita cermati kata-kata yg ada,contoh adalah reperensi bukan hal yg wajib klo patokan itu hal yg diharuskan.......klo mau lebih luas lgi penjabaran ny mending kita nongkrong bareng lebih enak dan nyantai ngobrol.... Salam santun buat Indonesia.......👍👍👍
@@jd.wardhanzi648 itu kan pendapat bapak pribadi.
Kalau saya berpendapat dengan definisi lain boleh dong?
Misalnya contoh kebenaran dan patokan kebenaran.
Sama sama sesuatu yang bisa ditiru
Maaf yg tdk ikut ya gpp yg mau sedekah ya gpp, gitu aja kok repot & tdk usah diprovokasi 🙏🏼🫡🇲🇨🇲🇨🇲🇨
Lah sama aja kalian juga kayak udh di jamin surga aja, sebiji sawi aja dosa tetep dosa yg akan memasukan anda keneraka, sudahlah masing2 aja semua punya guru masing2 kepercayaan tidak bisa di paksakan
Ini vidio di potong bahaya ini lihat vidio full nya biar tidak jadi fitnah(lihat saja vidio ceramah di yutub kh idrus ramli tentang tahlillan)
Dipotong sebelah mananya bang? Kok saya liat fullnya tetep hasilnya KH idrus ramli tetep bilang karena bidah munkaro ya, dan tetep ngambil alasan budaya
saya liat videonya sama bang
Alhamdulillah NU terus maju aku tahlilan
Ini satir apa bego beneran?
Bangga sebagai pembangkang, padahal ancamannya neraka.
Narsis United kaum sombong, kayak neraka kagak seram aja
Bodoh nya kau
Nu itu organisasi bkn mazhab bkn manhaj . Knp jd fanatik buta
@@anasklender2740 biarin aja mereka tahlilan, kyai mereka kan sudah ngaku itu cuma budaya, bukan ibadah khusus
Tahlilan itu bukan hanya sekedar ngumpul tapi di situ ada silaturahmi juga ada ceramah bersholawat atau qosidah tasbih tahmid takbir tahlil dan banyak dzikir dan do 'a yang lain kalok di isinya maksiat baru harom ustadz 🙏😇
Nntn dlu fullnya baru komen
Cb di cek di dalil,,ada gk rasul mengunjungi keluarga sahabat yg meninggal baca zikir,baca qasidah,baca sholawat
Pertanyaan nya tahlilan itu termasuk ibadah atau tidak?
Bukan masalah karnha ngumpul 2nya baca shalawat yasinan baca tahlilnya.tpi perkara itu pernh tidak d praktek kan para sahabat ketika nabi meninggal.andai itu baik para sahabat lebih dahulu melakukan nya . mereka itu lebih bersemangat dlm hal kebaikan.mikir bro.jgn merasa lebih pintar dri sahabat dlm melakukan amalan.
Kalau semua orang berfikiran asalkan baik.berapa banyk amalan bisa kita buat2 asalkn niat baik kan begitu.ingt Allah sdh tegas kn dlm surat al maidah agama ini telah sempurna jdi tidak perlu lgi ada tampahan dan pengurangan.
@@khoiribnukhoir3167 assalamu 'alaikum wr wb betul itu agama Islam sudah sempurna harom murtad hukum nya menambah kan syairiat Islam atau mengurangi contoh sholat Maghrib 4 roka'at di balik2 gitu contoh tidak sesuai ajaran Baginda nabi Muhammad Saw ikuti nabi Muhammad Saw karena Rosulullah saw langsung di didik Allah SWT melalui malaikat Jibril jadi Wahyu Allah SWT perintah Allah SWT atau petunjuk itu melalui malaikat Jibril dan lain dengan yang isro' mi 'aroj itu Baginda nabi Muhammad Saw langsung bertemu Allah SWT dengan keadaan terjaga maupun jasad wal ruh yakni saking pentingnya perintah ini kepada ummat nya Allah SWT langsung undang Baginda nabi Muhammad Saw yakni perintah sholat maka jaga kita punya sholat baik buruk nya kita itu tergantung sholat kita kalok sholat kita baik maka ibadah kita yang lain baik itu ada di dalam ceramah nya Al habib Bahar bin Ali bin Smith nah masalah tahlilan itu semua amal ibadah itu terputus kecuali 3 saudara yaitu amal jariyah sodaqoh jariyah dan do 'a anak Sholeh maupun Sholehah jadi kita dalam kubur tidak bisa puasa atau sholawat atau haji itu ada dalam hadits Bukhori Muslim shoheh itu hadist nya yakni sodaqoh jariyah kita bersodaqoh buat pondok pesantren atau masjid atau untuk penghafal Al Qur'an sedangkan orang nya meninggal akan tetapi Al Qur'an atau pondok pesantren atau madrasah atau tempat ngaji langgar atau masih yang di sumbangkan uang atau yang lain yang di buat untuk ibadah itu beliau di kubur mendapatkan pahala sampai seterusnya selama orang itu ikhlas lillahita 'ala karena Allah SWT niat kan ibadah kepada Allah SWT dan niatkan kepada Baginda nabi Muhammad Saw agar beliau senang gembira melihat ummat nya mengikuti Sunnah nya atau ajaran nya dan niatkan juga kepada orang tua agar senang gembira semata-mata ingin mendapatkan ridho Allah SWT karena ridho Allah SWT ridho kedua orang tua dan sebaliknya murka Allah murka kedua orang tua jadi niatkan ibadah karena Allah SWT dan juga amal jariyah perbuatan kita yakni mengajak orang dengan kebaikan sehingga orang tersebut melakukan dan mengajarkan juga ke saudara nya menyebarkan dan anak yang Sholeh yakni Mendo 'akan jangan kan itu ada cerita saat Nabi Muhammad Saw menancap kan pelepah kurma ke kuburan itu Allah SWT meringankan siksaan nya karena pelepah kurma itu bertasbih kepada Allah SWT dan tasbihan nya sampai ke si penghuni kubur tersebut iya kita selalu anak Sholeh mengadakan haul mengunjungi para dzuriah Baginda Nabi Muhammad Saw dan paradigma ulama' kiyai atau ustadz buat memberi hikmah2 kepada kita berceramah dan juga adakan tahlilan dan seterus nya kalok masalah yang tidak di lakukan Baginda nabi Muhammad Saw atau para sohabat dan tidak ada di Al Qur'an ataupun hadits qudsi dan hadits2 yang lain atau kitab2 yang lain maka gimana dengan kehidupan sehari-hari kita yang tidak di lakukan Baginda nabi Muhammad Saw dan para sohabat dan di Al Qur'an dan hadits dan kitab-kitab apakah itu bid 'ah contoh seperti main hp menggunakan sepeda motor atau menggunakan kipas angin dan banyak lagi yang lain nya maka kita jangan langsung menyalakan orang yang tahlilan orang tersebut punya dalil dan tahlilan itu sudah lama sejak zaman wali songo dan wali songo dzuriah Baginda Nabi Muhammad Saw jadi kita jangan nanggung2 kalok mengaji kitab itu banyak Jangan cuma afal satu kitab kita berhenti belajar karena berhenti belajar itu bila kita meninggal jadi pemahaman kita harus luas biar tidak gampang menyalah kan orang jadi kita itu harus mengkaji dulu kamu punya dalil orang tahlilan itu juga punya dalil 🙏😇
Naha bet di lakukan ai eta bidah kocak haaa
Itu pnggunaan pngeras suara bid ah bukan?
Bid'ah itu hanya dalam urusan agama,belajar dulu cil yg bener biar sama2 faham.
Standar aNU sekali komen anda 😅😅😅
Ada lagi hujjah yg membolehkan bahkan dianjurjan
Ko udah tau diem aja pak ustad ramli..hadeuh
EDITANYA BAGUS BUAT NYERANG ASWAJA
PINTAR ANDA MIN
Ooo
GAK ADA URUSAN DG KALIAN...KAMI ORANG GONDANGLEGI TETAP TAHLILAN KALAU ADA YG MENINGGAL NAMANYA DERRESAN, MAIN-MAIN KE GONDANGLEGI YA BUBARKAN ITU TAHLILAN BIAR DITABOK SAMA ORANG KAMPUNG😕😕😕
Silahkan
Kalo saya pak lebih baik di tabok orang sekampung dari pada di tabok malaikat....
@@herusukicy768 kami IHAT namamu saja kami sudah tahu kamu ini siapa!
@@herusukicy768 bodohnya dirimu!MN ada malaikat tak suka dg kebaikan!
@@cakramasjaya1537 njih pak monggo.... Kulo lan panjenengan sepados mengikuti... Leres lan mbotene Gusti Alloh engkeng moho leres lan moho agung....
Jelas omongannya Idrus TAHLILAN ITU BUDAYA ADAT KALAU DIPERANGI DIA TAKUT jadi jelas dia takut sama manusia bukan sama Allah Azza Wa Jalla dan RasulNya
Sangat jelas dia tau tapi dia mendahulukan nafsu dan selera masyarakat...😂😂😂
Takut fulusnya hilang terbang
Sabar semoga beliau diberikan Taufik oleh Allah
Tetap tahlilan ....
Abaikan yg kejang2 twriak bidaah bidaah😂
Idrusss disuruh cukur kumis malah jenggot yg dicukur
Cukup 1 cuplikan ini sudah jelas mana yg ahlussunnah, belum lagi diperkuat dalil2 yg lain yg nabi dan sahabat2 tidak ada yg mencontohkan. (*belum lagi hal ibadah2 lain yg menyelisihi Sunnah)
Semoga yai diberikan hidayah dan tidak menuruti hawa nafsu
Lha video fullnya ada
Liat banyak kitab lhoo
Bukan hanya yg dibaca zainal abidin saja..
Apa taunya hanya 1 kitab saja?
Akui bidah2 dibagi2 para salaf gak?
Ayo buktikan ikut salaf yg mana? 😂
Hai WAHABLEH/. TULULIYUN tahu apa kau tentang kitab kami
Di bantah pke kitab rujukan ngaNU aja ga mempan,trus rujukannya pke apa...
baca sampai tuntas, dan tonton sampai akhir, jangan suka nonton potongan vidio
Dalilnya jelas,...masih dibantah,orang2 ngaNu emang lucu bahkan merasa lebih pintar dari ulama2 dimana agamanya berasal...
Karna ngaNU suka memodifikasi agama, padahal kalo dialihkan jadi memodifikasi mobil, menurut saya lebih bagus
Memodifikasi gimana ibaratnya ada jawaban ada pertanyaann dan itu yang di baca cuma jawabannya saja dan dimana ada jawaban pasti ada pertanyaan dan itu yang harus kamu pahami dulu😂
Drus....drus.....
NGERI NIH IDRUS RAMLI GA JELAS
Jadi klo sudah menjadi budaya tahlilan itu menjadi bid'ah hasanah ???? Drus drus , akalmu sama hatimu kau kemanakan ,memalukan .
Di kitab yg disebutkn oleh zaenal tsb apakah membicarakan tahlillan?
Apakah di zaman imam syafi'i sdh ada tahlillan?
Kegiatan trjadi dan itu sdh mnjdi kebiasaan masyarakat saat itu yaitu para pentakziayah kumpul2 ngbrol dan mnunggu dikeluarkan mknan dan krn rs malu akhirnya tuan rmh menghidangkan mknan..
Melihat kejadian tsb akhirnya fatwa muncul.
Fatwa tsb apkah melarang org /jamaah yg dtg berkumpul dipimpin oleh 1 imam, kemudian beristighfar, bertasbih, baca hamdalah, bertahmud, kmudian bertahlil yg kmudian manfaat dr kesmuanya itu mnjadi kemasan doa tuk keselamatan si mayit.
Apakah ini yg dimksudkan fatwa dlm kitab tsb.
Simpulan :
Apakah sm org / jamaah yg bertahlil berdoa tuk roh si mayit dg org / kumpulan org yg dtg hy duduk2 dan hy ngbrol mnunggu mknan?
@@ahmida6741 Makanya lihat video fullnya , kok masih tanya membahas tahlilan apa tidak . Cerdas dikit klo komentar .
Semua bid'ah adalah sesat , maka wajib dihindari dan menjauhi .
Mengaku ustadz sunnah sesuai pemahaman salaf tapi memahami isi kitab Ianat Thalibin aja sdh keliru, atau tahu tapi tetap dipelintir. Jawaban penulis kitab ttg Bidah Munkaroh di kitab itu dari pertanyaan ttg budaya orang2 Arab setelah penguburan mayat mereka berbondong2 ke rumah duka mengharapkan/minta makanan walaupun tanpa adanya undangan. Di masyarakat kita malah kita yg segera bawa (bahan) makanan buat yg berduka, kalaupun ada majelis tahlilan itu setelah diundang oleh yg berduka dan makanannya berasal dari sumbangan atau duit pribadi ahli keluarga, bukan harta peninggalan untuk si yatim atau yg belum dibagi. Di bagian selanjutnya di diskusi itu kyai Idrus Ramli jg menjelaskan hal tsb.
cuk, keren. Lu aja yg debat onoh.
@@bajang1897 skrg semakin banyak santri2 kitab kuning muncul koreksi pemelintiran2 isi kitab, semakin terciduk kalo ada yg ngaco.
Wapadai bahaya wahabi ....
Hei pa idrus, agama jgn sampai ikut budaya bahaya jdnya
Video potongan
Oh tahlilan yasinan kematian itu tradisi ? Kalau tradisi jangan di campur dengan ibadah dong
Astagfirullaaah, terus aja diperdebatkan masih banyak yang harus lebih diperhatikan!!!!!!!
Ini juga salah satu hal yang harus diperhatikan
@@rolandpaolevaiyaaa soalnya orang maksiat itu masih sadar dia maksiat, tapi kalau yang ini orangnya yang melakukan ngga sadar2 jadi harus di dakwahi
@@Farlanddejarang betul akhi
Masalah Nya itu yang di baca itu cuma potongannya saja dan itu yang di baca cuma jawabannya dan dimana ada jawabann pasti ada pertanyaannya lah pertanyaannya itu yang perlu harus kamu fahami😂
Singa aswaja aja mengakui itu budaya, tapi masih di lanjut aja kan kocak
Koyo pinter wae 😅
Koyo cabe?
*TAHLILAN ITU BUTUH DALIL !!!*
*DALILNYA MANA?*
Kalimah dzikir-dzikir dalam tahlilan itu dari siapa kalau bukan dari Nabi, bukankah itu semua (dzikir tahlilan) itu diambil dari hadits-hadits? Lalu dijadikan kumpulan dzikir.
Contoh, dalam tahlilan dibaca : _Subhanallah wabihamdih, subhanallahi 'adzhiim,_ ini dari Nabi. Sabdanya: “Dua kalimat yang ringan di lidah, pahalanya berat di timbangan amal dan disukai oleh Tuhan Yang Maha Pengasih, adalah: *Subhaanallaah wabi-hamdih, subhaanallaahil ‘azhiim.”* (HR. Bukhari, Muslim). Ini dibaca dalam tahlilan.
Dalam tahlilan juga dibaca Surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Mu'awwidzatain (Al-Falaq dan An-Naas), Al-Baqarah ayat 1-5, 255 (ayat kursi), 285-286, istighfar, shalawat, tasbih, tahmid, tahlil, hauqalah dll -- itu karena semata-mata anjuran atau dawuh saja, kalau baca yang disebut diatas pahalanya demikian-demikian menurut janji Nabi.
Masak membaca anjuran Nabi dari kumpulan dzikir diatas (tahlilan) malah dikatakan sesat, bid'ah, berdosa, masuk neraka? Bahkan dikatakan kafir !
Dalam hal ini kita harus hati-hati kalau membuat tuduhan bahwa itu salah, kafir atau bid'ah sebab bisa jadi akan berbalik kepada dirinya, seperti kata hadits, seandainya seseorang menuduh kafir saudaranya, maka tuduhan kafir tersebut akan kembali kepada salah satu di antara keduanya” (HR al-Bukhari).
Tahlilan itu asalnya diambil sebagai dzikir-dzikir pilihan dari hadits dan bersifat umum dibaca kapan saja sebagai amalan dzikir harian, mingguan atau bebas kapan saja tidak mengikat asal dalam kondisi tidak berhadats.
Apabila bacaan-bacaan dzikir tahlil (tahlilan) itu tujuannya disedekahkan pahalanya "sebagai doa" untuk meringankan dosa-dosa almarhum orang tua yang meninggal maka dalil-dalil yang digunakan adalah karena kisah-kisah berikut :
Kisah-1; “Seorang lelaki datang kepada Nabi saw. dan berkata: Ibuku telah mati mendadak, dan tidak berwasiat dan saya kira sekiranya ia sempat bicara, pasti akan bersedekah, apakah ada pahala baginya jika Aku bersedekah untuknya? Jawab Nabi saw: Ya.’ (HR.Bukhori, Muslim dan Nasa’i)
Kisah-2; “Bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulallah saw.: ‘Ayah saya meninggal dunia, dan ada meninggalkan harta serta tidak memberi wasiat. Apakah dapat menghapus dosanya bila saya sedekahkan?’ Nabi saw. menjawab : Dapat!” (HR Ahmad, Muslim dan lain-lain).
Kisah-3; “Ibu Saad bin Ubadah meninggal dunia disaat dia (Saad bin Ubadah) sedang tidak ada ditempat. Maka berkatalah ia : ‘Wahai Rasulallah! Sesungguhnya ibuku telah wafat disaat aku sedang tidak ada disisinya, apakah ada sesuatu yang bermanfaat untuknya jika aku sedekahkan? Nabi menjawab; Ya ! Berkata Sa’ad bin Ubadah : Saya persaksikan kepadamu (wahai Rasulallah) bahwa kebun kurma saya yang sedang berbuah itu sebagai sedekah untuknya’.” (HR Bukhori, Turmudzi dan Nasa’i)
Kisah-4; “Bahwa Nabi saw.pernah mendengar seorang laki-laki berkata: Labbaik an Syubrumah (Ya Allah, saya perkenankan perintahMu untuk si Syubrumah). Nabi bertanya: Siapa Syubrumah itu? Dia menjawab : Saudara saya atau teman dekat saya. Nabi bertanya: Apakah engkau sudah berhaji untuk dirimu? Dia menjawab: belum! Nabi bersabda: Berhajilah untuk dirimu kemudian berhajilah (pahalanya) untuk Syubrumah ! ”. (HR.Abu Daud).
Kisah-5; Kisah dua anak yatim dari orangtua yang sholeh, sebagaimana termaktub surat Al-Kahfi:82. Itu pun sepenuhnya merupakan manfaat yang diperoleh dari orang lain, bukan dari amal kebajikan dua anak yatim itu sendiri.
Kisah-6; Rasulallah saw menangguhkan sholat mayyit bagi orang yang wafat dalam keadaan berhutang hingga hutangnya dilunasi oleh orang lain, seperti yang dilakukan oleh Qatadah ra dan Imam Ali bin Abi Thalib ra. Itupun merupakan kenyataan bahwa manfaat dapat di peroleh dari amal kebajikan orang lain.
Kisah-7; Anak-anak orang mukmin (yang wafat dalam keimanan) akan masuk surga dengan amal bapak mereka (yang mukmin) dan ini juga berarti mengambil manfaat semata-mata amal orang lain. (QS at-Thur : 21).
Kisah-8; Orang yang duduk dengan ahli dzikir akan diberi rahmat (ampunan) dengan berkah ahli dzikir itu sedangkan dia bukanlah diantara mereka dan duduknya itupun bukan untuk dzikir melainkan untuk keperluan tertentu, maka nyatalah bahwa orang itu telah mengambil manfaat dengan amalan orang lain. (HR Bukhori, Muslim dari Abu Hurairah).
Kisah-9; Shalat untuk mayyit (baca: sholat jenazah) dan berdo’a untuk si mayyit didalam shalat ini, adalah pemberian syafa'at untuk mayyit dengan shalatnya itu, ini juga pengambilan manfaat dengan amalan orang lain yang masih hidup.
Kisah-10; Para periwayat hadits seperti Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya, memasukkan hadits ini dengan judul Bab Wushul Tsawab Ash Shadaqat Ilal Mayyit (Bab: Sampainya pahala Sedekah kepada Mayit). Imam An Nasa’i dalam kitab Sunannya memasukkan hadits ini dengan judul Bab Fadhlu Ash Shadaqat ‘anil Mayyit (Bab: Keutamaan Bersedekah Untuk Mayyit). Imam Al Bukhari dalam kitab Shahih-nya dengan judul Bab Maa Yustahabu Liman Tuwufiya Fuja’atan An Yatashaddaquu Anhu wa Qadha’i An Nudzur ‘anil Mayyit (Bab: Apa saja yang dianjurkan bagi yang wafat tiba-tiba, bersedekah untuknya, dan memenuhi nazar si mayyit).
Kisah-11; disebutkan Nabi SAW pernah melewati kuburan, lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya dua mayat ini sedang disiksa, namun bukan karena dosa besar. Yang satu disiksa karena tidak membersihkan dirinya dari air kencingnya, sedang yang lainnya ia dahulu suka mengadu domba”. Kemudian beliau meminta pelepah kurma yang masih basah dan dibelahnya menjadi dua. Setelah itu beliau menancapkan salah satunya pada sebuah kuburan dan yang satunya lagi pada kuburan yang lain seraya bersabda: “Semoga pelepah itu dapat meringankan siksanya, selama belum kering”(HR. Bukhari , Muslim). Bukankah di al-Quran juga disebutkan bahwa tumbuh-tumbuhan itu selalu bertasbih kepada Allah hanya manusia tidak mendengarnya? Pengarang Tafsir al-Qur`an Al-Qurthubi mengatakan : “Ulama kita menjelaskan, kalau tasbihnya kayu saja (pelepah kurma) dapat meringankan azab kubur (bermanfaat kepada mayat), maka apalagi bacaan al-qur’an yang dilakukan oleh seorang mukmin?.”
Kisah-12; “Sesungguhnya setiap tasbih adalah sadaqah, setiap takbir sadaqah, setiap tahmid sadaqah dan setiap tahlil adalah sadaqah. (H.R. Muslim).
Bukankah dalam tahlilan itu isinya mencakup semuanya: ya shadaqoh harta yang dikeluarkan, ya shadaqoh bacaan Quran, ya shadaqah bacaan tasbih, shadaqah bacaan takbir, shadaqah bacaan tahmid, shadaqah bacaan tahlil dll? 💯m
Gak usah panjang panjang Abang, Pak Idrus Ramli aja sudah mengakui itu Bid'ah. Namu dia tetap melakukan karena takut dimusuhi masyarakat
@@rolandpaoleva
*BID'AH ?* Menurut kajian-kajian sebelah hadits, _"Kullu bid'atin dhalalah”._ Kata *kullu* berarti “setiap," atau berarti juga "semua." Setiap (semua) bid'ah itu sesat. Semuanya, intinya begitu, tanpa kecuali. Dipukul rata !
Tetapi menurut Aswaja, tidak semua bid'ah itu sesat. Menurutnya, kata *kullu* dalam AlQuran dan Hadits bila dihubungkan dengan ayat-ayat atau hadits lain maka dari segi bahasa memiliki pengertian umum sehingga bersifat "tidak mutlak semua". Lihat-lihat konteksnya, tidak sekedar tekstualnya.
Contohnya, kata orang Aswaja, di Surah Al-Anbiya disebutkan, _"Kami jadikan setiap _*_(kullu)_*_ sesuatu yang hidup berasal dari air"._ Tetapi di Surah Ar-Rahman ada juga ayat, _"Dan Dia menciptakan jin berasal dari nyala api tanpa asap."_ Ada juga kata hadits, _"Malaikat diciptakan berasal dari cahaya."_ Maksudnya, dari dalil-dalil diatas tidak setiap *(kullu)* yang hidup itu berasal dari air, makhluk hidup jin berasal dari api dan malaikat dari cahaya. Dengan kata lain, makna *kullu* bisa berati "tidak mutlak semua."
Kata orang Aswaja, hadits, *_"Kullu_*_ (semua) anak Adam yang meninggal dunia seluruh tulangnya akan habis jasadnya dimakan tanah."_ Tetapi juga ada hadits, _"Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi."_ Tidak hanya para Nabi, ada hadits lain yang mengatakan para syuhada dan penghafal AlQuran jasadnya juga tidak busuk dimakan tanah. Bahkan banyak kisah dan bukti dari hamba-hamba Allah yang sholeh jasadnya tetap utuh tidak dimakan tanah setelah matinya walaupun kisah-kisah karomah para wali demikian diingkari sebagian umat sebagai cerita TBC _(Tahayul, Bid'ah, Churafat)._
Kata orang Aswaja, sahabat Usman bin Affan pernah ditanya, _"Apakah ini perintahmu?”_ Lalu jawab Khalifah Utsman bin Affan, *_"Kullu_*_ (sebagian) itu adalah perintahku dan sebagiannya bukan perintahku."_
Kata orang Aswaja dari dalil-dalil diatas, kata *kullu* mempunyai dua makna, yaitu bisa "setiap atau semua," tetapi juga bisa berarti "tidak mutlak semua." *Kullu* dapat bermakna "tidak mutlak semua" jika ada dalil lain yang memberi pengecualian. Dalam dalil *_kullu_*_ bidah dhalalah,_ ada hadist lain yang memberi pengecualian terhadap makna "setiap," diantaranya hadits berikut, :
_"Siapa yang memulai _*_satu perkara baru yang baik,_*_ lalu hal tersebut dikerjakan, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan siapa yang memulai _*_satu perkara baru yang buruk,_*_ lalu hal tersebut dikerjakan, maka ia akan mendapatkan dosanya dan dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dari dosa mereka sedikit pun."_
Menurut orang Aswaja, yang dimaksud hal baru yang baik atau buruk dalam hadits diatas adalah *bid'ah* itu sendiri kalau mau "kontekstual" dalam memahami maksud yang dikandung. Tetapi bagi orang-orang yang faham keagamaannya "tekstual" seperti Wahabi atau Salafi bilang, _"Mana ada bid'ah yang baik, semua bid'ah itu sesat, buruk. Namanya saja bid'ah kok baik?_
Kata orang Aswaja, bid'ah terjadi untuk pertama kalinya setelah Nabi meninggal menurut hadits riwayat Imam Bukhari dikatakan, pengumpulan AlQuran awalnya dianggap bid'ah oleh Khalifah Abubakar Ash-Shidiq tetapi shahabat Umar bin Khathab berkali-kali meyakinkan bahwa itu keharusan yang baik _(bid'ah hasanah)._ Akhirnya Khalifah Abubakar berkata, _"Berkali-kali Umar mencoba meyakinkan aku, lalu Allah melapangkan dadaku dengan menerima kreasi Umar untuk mengumpulkan AlQuran."_ (H.R Bukhari).
Shalat tarawih berjamaah 20 rakaat sebulan penuh di Masjidil Haram dan Nabawi sampai sekarang ini sesungguhnya tradisi peninggalan dari kreasi amirul mukminin Khalifah Umar. Bahkan beliau mengatakan, _"Ni'mat al bid'atu hadzihi" (sebaik-baik bid'ah adalah ini)._
Dari beberapa kisah zaman shahabat, tabi'in, tabiut tabi'in, kata orang Aswaja, Imam Syafii kemudian menyimpulkan bahwa bid'ah ada dua yaitu bid'ah yang baik *(bid'ah hasanah)* dan bid'ah yang sesat *(bid'ah dholalah).* Imam Syafii juga mengarang shalawat yang kemudian dikenal dengan nama Shalawat Imam Syafii didalam kitabnya Ar-Risalah. Bisa jadi orang yang tidak sepaham akan menganggap bid'ah Imam Syafii ini membuat kreasi shalawat bukan dari Nabi. Termasuk shahabat Ibnu Abbas juga memiliki shalawat (Shalawat Ibn Abbas) yang ia susun sendiri. Demikian juga shalawat dari sahabat Ibnu Mas'ud.
Bahkan, kata orang Aswaja, sebetulnya banyak kisah-kisah dalam riwayat shahih dari kalangan shahabat, tabiin dan salafus shaleh yang bisa jadi akan dihukumi bid'ah bagi orang yang tidak sepaham. Misalnya kreasi Khalifah Utsman bin Affan yang mempelopori adzan setiap sholat Jumat sebanyak dua kali. Shahabat Abu Hurairah berdzikir membaca tasbih 12.000 kali perharinya sebelum tidur. Shofiyah (istri Nabi) dzikir rutinnya 4000 kali. Shahabat Bilal bin Rabah melakukan shalat sunnah wudhu sehabis wudhu sebagai bentuk rasa syukur dll.
Dizaman sesudahnya, kata orang Aswaja, adalah cicit Nabi sendiri yaitu Imam Ali Zainal Abidin bin Hussain bin Ali bin Abu Thalib dikenal seorang tabi'in yang hidupnya zuhud dalam sehari semalamnya shalat sunnah 1000 rakaat.
Imam Ahmad bin Hanbali pemuka Madzab Hanbali yang hidup pada zaman generasi salaf juga dikenal zuhud yang kesehariannya secara rutin shalat sunnah 300 rakaat. Imam Ahmad bin Hanbali juga dikenal imam ahli hadist karena hafal satu juta hadits.
Kata orang Aswaja, banyak orang-orang pesantren *mengamalkan hizib-hizib* (kumpulan dzikir) ciptaan ulama terdahulu. Misalnya, Hizib Bukhari dari Imam Bukhari, Hizib Ghazali dari Imam Ghazali, Hizib Nawawi dari Imam Nawawi dan lain-lain. Tetapi kata orang Salafi, hizib-hizib itu bid'ah, apakah Nabi mendelegasikan menyusun dzikir-dzikir seperti hizib-hizib itu?
Demikianlah perbedaan Salafi dan Aswaja dalam menafsirkan hadits tentang bid'ah.
*MEMAHAMI SUNNAH*
Sunnah itu lawan kata dari bid'ah. Adapun pengertian *SUNNAH* (Sunnah Nabi) itu tidak hanya yang dicontohkan atau dilakukan Nabi saw saja _(sunnah fi`liyah),_ tetapi apa yang diucapkan/disabdakannya termasuk sunnah juga _(sunnah qouliyah)_ -- bahkan apa yang dilakukan para sahabat walaupun nabi tidak mencontohkan atau menyuruh tetapi nabi tidak melarang/membolehkannya sebagai amalan disebut juga sunnah _(sunnah taqririyah)_ seperti sahabat Bilal sholat sunat wudlu dan sahabat Abu Hurairah ra memiliki amalan wirid membaca dzikir tasbih 12.000 x setiap harinya sebelum tidur, istri Nabi Shafiyah perharinya menghitung dzikir 4000 kali sebagai wiridan. Ini *bukan berarti mengkhususkan* amalan, tetapi menjaga agar menjadi istiqomah dalam berdzikir.
Jadi jangan dibatasi sunnah Nabi itu *fi'liyah* saja (yang nabi contohkan) -- ada contoh dari Nabi tidak? Apakah Nabi melakukannya? Ini sangat mempersempit agama itu sendiri. Bahkan yang tidak ada dalilnya saja, kalau di Quran dan Hadits tidak ditemukan atas suatu masalah -- ada perintah untuk berijtihad, mosok yang jelas-jelas bersesuaian dengan qola Allah dan qola Rasul (walau Nabi tidak memberi contoh) dilarang?
Kadang-kadang ditemui juga sikap tidak ilmiah, ketika dalil-dalil itu ditunjukkan -- maka bukan lagi dalil yang akan ditanyakan --- tetapi akan bergeser, "Apakah Nabi melakukannya?". Jadi disinilah pentingnya memahami *As-Sunnah* itu, tidak hanya sebatas contoh perbuatan Nabi (fi'liyah) saja, tetapi juga meliputi sabdanya (qouliyah, qola Rasul) dan bahkan kebolehan setujunya (taqririyah).
Untuk lebih jelasnya silahkan simak video berikut 👉ruclips.net/video/bXDQQrIP7zU/видео.html
Tapi yang tahlilan itu hanya NU, klo Muhammadiyah dan Salafi yang bermanhaj salaf itu tidak ada tahlilan karena para salafush shalih juga tidak brooo... 👎.
@@purnomoary6567
*TAHLILAN 7, 40, 100, 1000 hari menurut Muhammadiyah, NU dan Salafy.*
Muhammadiyah itu awalnya juga tahlilan. Bahkan ketika KH Abu Bakar, orang tua KH. Ahmad Dahlan meninggal juga didoakan pembacaan dzikir tahlil (tahlilan) sebagai doa pengampunan. Tidak hanya itu dalam buku *Cerita tentang Kiai Haji Ahmad Dahlan : catatan Haji Muhammad Sudja'* yang ditulis H. M. Sudja' murid pertama KH. Ahmad Dahlan, disebutkan ketika KH. Ahmad Dahlan (waktu itu namanya masih Darwis) mau naik haji berangkat ke Mekkah tahun 1890 juga digelar acara *tahlilan* dan pembacaan *Maulid Barzanji* di rumahnya. Ini adalah bagian dari sejarah, biografi KH. Ahmad Dahlan.
Keputusan Muhammadiyah tidak tahlilan itu belakangan setelah Kyai Dahlan wafat, yaitu sejak periode KH. Mas Mansyur membentuk Majlis Tarjih dan dari sinilah sebetulnya banyak peribadatan-peribadatan lama ditinggal menyesuaikan perkembangan zaman. Misalnya penafsiran agama yang lebih praktis dan rasional. Majlis Tarjih juga memutuskan meninggalkan kebiasaan doa qunut dalam shalat shubuh, shalat tarwih menjadi 8 rakaat, doa iftitah dari kabiro diganti baid baini, niat dalam shalat tidak dilafalkan dll.
Dengan kata lain, banyak peribadatan-peribadatan dizaman KH. Ahmad Dahlan direvisi dan ditinggal oleh Majlis Tarjih karena didirikannya (Majelis Tarjih) sebagai lembaga penggodokan hukum melalui *ijtihad* di tubuh Muhammadiyah yang memiliki semangat pembaharuan.
Drs. Sukriyanto AR M.Hum (putra Pak AR Fahruddin, mantan ketua Muhammadiyah) Ketua PP Muhammadiyah mengakui bahwa, Muhammadiyah masa Kyai Ahmad Dahlan memang belum ada penekanan khusus terhadap perkembangan fiqih. Masih menggunakan sayyidina dalam menyebut nama Nabi Muhammad saw, masih menggunakan qunut dalam sholat. Bahkan kata putra Pak AR Fahruddin tersebut, Kyai Dahlan biasa mengajak santrinya untuk berziarah kubur dengan tahlilan mendoakan para wali ketika menjelang tiba bulan Ramadhan.
Muhammadiyah Jawa Tengah pada zaman dipimpin Prof. Dr. Abu Suud pernah menggalakkan tahlilan dalam rangka untuk syiar kepada masyarakat. Majelis Tarjih-nya juga mengatakan bahwa pada hakekatnya tahlilan itu bagus dan kuat dalilnya. Hanya saja, *yang kurang bisa diterima di Muhammadiyah adalah bila dihubungkan waktunya harus 7, 40, 100, 1000 harinya itu karena penetapan waktu yang demikian tidak ada sumbernya.*
Dari pihak NU sendiri ketika ditanyakan tentang tahlilan jawabannya, hitungan hari ke-7, 40, 100, 1000 adalah *"bukan tahlilan"* tetapi hanya angka dari tradisi masyarakat sebelum Islam yang "diisi" dengan tahlilan. Yang sebetulnya tahlilan kirim doa shadaqah pahala itu waktunya adalah bebas kapan saja. Ada juga yang merutinkan malam Jumat bersama Surah Yasin.
Yang membedakan dengan Muhammadiyah berkaitan waktu kalau di NU lebih longgar. Sebagian ulamanya beralasan, _"Biarkan saja masyarakat menggunakan angka 7, 40, 100, 1000 hari hal demikian mengambil manfaat kecuali bisa diisi untuk syiar (misalnya seperti cara walisanga mengislamkan mayarakat Jawa) tetapi juga agar kebiasaan mendoakan dan sedekah pahala kepada orang tua kita yang sudah meninggal tidak dilupakan. Kecuali itu, bisa untuk syiar mengislamkan masyarakat (pedesaan-pedesaan) dan membaca kalimah dzikir-dzikirnya yang dibaca juga ada pahalanya tersendiri menurut hadits."_
Itulah kenapa masyarakat tradisional di desa-desa itu biasanya dengan mudah diislamkan NU. Sebaliknya Muhammadiyah dan Salafi biasanya sulit menembus pedesaan. Bahkan ada kesan Salafi susah diterima oleh masyarakat. Umumnya islamisasi pedesaan-pedesaan Nusantara itu diambil perannya oleh NU. Kata sebagaian kalangan, kalau Salafi cenderung *mengislamkan orang yang sudah Islam,* dan mereka menyebutnya "Hijrah." Misalnya, orang NU disalafikan. Tetapi yang paling mudah dikondisikan (paling banyak) biasanya dari kader-kader Muhammadiyah. "Hijrah Sunnah" begitu istilahnya.
@@HaryantoSMP1PaliyanGKASli WArisan JAhiliyah
Kami tidak memperingati 3hari kematian 7 hari kematian dst
Celana cingkrang 😂
Takut masyarakat atau takut allah?
Hhmmm
Takut ama budaya jangan jadi kiyai oak ramli....
Masya Allah, ente kalo belajar kitab yg benar Ustaz.
Kitab ianat tholibin itu di tulis oleh Sayyid Bakri Syatta.
Maksud kumpul2 dan makan2 dikatakan bid'ah mungkarah itu, kalo ngumpul2 doang, tidak melakukan perbuatan2 terpuji/amalan2 yg baik, hanya ngobrol yg tdk bermanfaat, ngegosip dll.
Makanya oleh ulama Syafeiyah dirubah dan ulama sepakat,
kalo ada org yg meninggal, kita ngumpul2 ,ta'ziah lalu mengaji quran atau tahlilan, bukan melakukan amalan2 sia2, maka itu adalah bid'ah hasanah.
Belajar mahfum muwafaqoh dan mahfum mukholafah dulu lah..... Kacau ini.
Dan bid'ah itu bukan hukum Allah SWT yg 5.bukan hukum wajib, sunah, haram, makruh, mubah. Jadi kalo punya ilmu, bid'ah masih dpt di muzakarah kan, di diskusikan dll.
Pantas jamaah tergiring opini,. Tahlilan adalah bid'ah mungkarah, nggak berani bilang sesat.
Kami balik tanya, tahlilan hukum nya apa????????
Hukumnya bid'ah...dan itu lawan dari sunah.
@@kuswawankuswawan8326itu cuma potongan saja bro padhal itu yang di baca adalah sebuah jawabannya dan jawaban pasti ada pertanyaanya lah itu pertanyaannya itu apa 😂😂
@@user-hj5zq6hb2z bagi kami MD,persis,al irsad,MTA, hukumnya tetap bid'ah dan hanya NU dan Syi'ah yg mensunahkanya dan itu terserah sebab NU dan Syi'ah beda tipis
@@kuswawankuswawan8326 iyha itu urusan anda,selagi di dalil tidak mengharamkan tidak masalah,,kan kita rujukannya juga ke ulama menurut pendapat ulama'.....untuk masalah Syi'ah beda"tipis gimana yang pastinya sudah jelas"beda cara syahadatnya aja beda cara sholatnya mpun juga beda dengan orang ahlussunnah
Viralkn video idrus romli ini, share ke sosmed2 agr bnyk nu yg tobat dri amln bidah
Dilihat video secara keseluruhan
Bidah tri tauhid kalian pake? 😂
Ngaji nya setengah 😂
Pahamilah itu, sukurlah kami muhammadiyah
Dikit2 bid'ah.buka tuh kaca mata ,mix apakah ada di jaman dlu
Pantas di arab ga ada tahlilan
viralkan
Hey mulutmu jangan bikin bid ah
Kek mana caranya itu?
Yah kek itu cuma baca sepotong saja pdhal yang di baca cuman jawabannya saja pdhal ada pertanyaannya😂
Aku pasukan HTI ... arep ngopi koe ... jenal ... wani Karo Hizb Tahlil Indonesia ...
kurang ngopi ...
Artinya apa mase
Ber islam kok bingung tho mas jenggot.
Ikutilah ibadah / ritual tentang orang meninggal dari yg paling tau dan faham tentang Islam, yaitu Nabi, sahabat Nabi dan imam madzhab.
Adakah yg lebih tau dan faham dibanding mereka ?
Apakah mereka kurang dlm memberikan contoh ?
Apakah mereka tahlilan ?
Apakah nabi bagi tauhid jadi 3 kayak wahabi, ?
😂😂..
Ngacaa..
@@Abdurrahman-wc7es
Pilih jawaban yg tepat..
Pembahasan tauhid tersebut adalah merupakan :
a. Bentuk ibadah / ritual
b. Metoda / cara belajar ilmu tauhid
@@hamdana9935
Apa nabi bagi tauhid jadi 3
Pilih jawaban ;
A. Tidak
B. Ya
..
Apa kamu dan wahabi gak paham sampe sekarang ajaran tauhid nabi?
A.gak paham
B.bingung
C.ragu
..
Apakah ajaran metode tauhid nabi lebih sulit daripa ajaran wahabi mmbagi tauhid jadi 3 ?
A.ya
B.tidak.
..
Pilih tauhid ajaran nabi atau tritauhid wahabi ?
Mikir dg jernih.
Jgn ngelantur ya ...
@@Abdurrahman-wc7es
😀
diskusi itu fokus,.. jadi tuntas nggak debat kusir.. bahas tahlilan ya bahas tahlilan ngak ngelantur kesana kemari.
Silahkan anda melaksanakan tahlilan,.. tapi saya yakin Nabi dan sahabatnya lebih faham dari anda,.. dan mereka tdk melaksanakan tahlilan.
@@hamdana9935
Apa km gak baca dalil bab majlis dikir ???
Dibacakan wahabi gak ?
Tahlilan termasuk majlis dikir krna di dalannya dibacakan surah Quran, dikir, solawat , takbir .istigfaar , doa dll..
Wahabi paham gak?
Apa modal 1 hadis kullu bidatin dolalah saja ?
Lalu kejang2 teriak bidaah bidaah jika musliminin mngadakan majlis dikir bernama Tahlilan?
Mikir doong .
Jgn mau dibodohi wahabi
Biasanya WAHABI BACANYA SETENGAH SETENGAH .INGAT WAHABI ITU PINTAR MEMBALIKAN FAKTA
Tapi Fakta Hindu Itu Nenek Moyang Jawa, Tradisinya Diikuti terus, Al Quran Sudah Membantah Kami Mengikuti tradisi Nenek Moyang Kami hehehe
Belajar sejarah itu ga kalah penting bang... dakwah ga semudah yg kita pikirkan@@JoJo-yc3kr ادع إلى سبيل ربك بالحكمة
@@JoJo-yc3kr"Bahwa ummatku tidak akan sepakat dalam kesesatan, bila kamu melihat perbedaan pendapat diantara kalian, maka ikutilah pendapat mayoritas". HR Ibnu Majah dari Anas bin Malik.
Bid"ah ya bid'ah pak Ramliiii
Noh bidah tri tauhid gak kalian teriaki? 😂
cangke kaya gini perlu didugang
Artinya apa mas?
Idrus Idrus 😂