MANUSIA ITU TIDAK ADA - Dr. Reza A. A. Wattimena

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 17 сен 2024
  • Webinar eps. 13 dalam rangka "Studi Bersama" mengenai "Philosophy of Human Rights" yang diselenggarakan oleh JPIC OFM Indonesia. Serial Webinar ini dilaksanakan setiap Senin pukul 19.00-21.00 WIB

Комментарии • 11

  • @fredikepitangdokeng241
    @fredikepitangdokeng241 7 дней назад +1

    Terima kasih JPIC OFC Indonesia
    dan ter8ma kasih juga bung Rezza

  • @imamsulistio7242
    @imamsulistio7242 4 дня назад

    Terimaksih bung Resa. Disinggung pula dalam uraian paham Zen. Pernah diwejangkan pula dalam. Falsafah Jawa, "urip sejagad kabeh", hidup adalah semesta alam.
    Dibuktikan dalam. Quantum entaglement.
    Salam

  • @azagohointan1659
    @azagohointan1659 4 дня назад +1

  • @partaiummatsiak3762
    @partaiummatsiak3762 8 дней назад +3

    Ilusi Keadilan
    Kita sering mendengar alasan soal harus adanya Tuhan dan kehidupan setelah mati. Kata yang percaya, kehidupan setelah mati itu ada untuk menegakkan keadilan. Maksudnya bagaimana? Dalam kehidupan di dunia fana ini sangat banyak orang melakukan kejahatan, merampas hak, menyakiti, bahkan membunuh orang lain. Tidak semua mereka kena hukuman. Kalau pun kena, hukumannya tidak adil. Nanti setelah kita semua mati, Tuhan akan menghukum mereka. Itulah keadilan yang sebenarnya.
    Saya pernah menonton sebuah film dokumenter di Netflik, tentang kehidupan di bumi. Seekor semut yang sedang makan, tiba-tiba menggelepar, tampak sangat menderita. Ia menggeliat sekarat, lalu mati. Kenapa? Jawaban diketahui kemudian. Rekaman video jangka panjang menunjukkan adanya jamur yang tumbuh dari dalam bangkai semut tadi. Semut tadi mati karena infeksi jamur yang masuk ke tubuhnya.
    Apakah jamur tadi akan diadili karena telah membunuh semut? Anda mungkin menganggap ini pertanyaan konyol dan mengada-ada. Kenapa konyol? Kan kita bicara soal manusia, bukan soal serangga. Di situlah soalnya. Banyak orang memandang dunia ini dengan manusia sebagai pusatnya. Padahal manusia bukan pusat bumi. Juga bukan pusat alam semesta, tentu saja. Konsep keadilan dan harapan pada keadilan di kehidupan setelah mati adalah konsep konyol sebagai akibat memandang manusia sebagai pusat alam semesta.
    Memunuh manusia itu perbuatan jahat. Membunuh ayam itu tidak jahat. Membunuh manusia harus dihukum. Membunuh ayam tidak. Kenapa tidak? Karena ayam bukan manusia. Kita melupakan fakta, atau sebenarnya sebagian besar orang tidak tahu, bahwa manusia (homo sapiens) hanyalah satu spesies dari kerajaan animalia. Dalam kerajaan animalia, kita dan ayam adalah sama.
    Satu hal lagi, banyak orang lupa atau tidak tahu, bahwa manusia pun sebenarnya bukan hanya homo sapiens. Ada 9 spesies manusia. Setidaknya ada 2 spesies manusia yang pernah hidup sezaman, yaitu homo sapiens dan neanderthal. Neanderthal sudah punah. Salah satu teori soal sebab kepunahannya adalah karena terdesak oleh kita, homo sapiens.
    Kita, manusia, homo sapiens, tidak hanya membunuh, tapi juga memusnahkan berbagai spesies lain. Ketika Anda membangun rumah, Anda merampas habitat makhluk-makhluk lain yang tadinya hidup di situ. Ketika Anda makan ayam goreng, Anda merampas kehidupan ayam. Tapi kan itu perlu untuk hidup saya?
    Ya itu tadi, kita anggap semua yang kita lakukan untuk melanjutkan hidup kita dan keturunan kita adalah sah. Itu tidak hanya pikiran manusia. Semua makhluk hidup begitu. Jamur yang membunuh semut tadi sebenarnya tidak jahat. Dia hanya butuh tempat untuk hidup. Kebetulan tempat hidup dia adalah dalam tubuh semut.
    Kita terbiasa membenarkan apa saja tindakan kita, selama alasannya adalah untuk mempertahankan hidup kita. Nah, prinsip itu tidak hanya kita berlakukan kepada makhluk-makhluk beda spesies. Prinsip itu kita terapkan juga kepada homo sapiens, kepada golongan kita sendiri.
    Bolehkah kita membunuh manusia lain? Jawaban ringkasnya, tidak boleh. Jawaban rumitnya, boleh saja kalau ada keadaan tertentu. Apa keadaaanya? Lagi-lagi, dalam rangka mempertahankan diri. Tapi perhatikan bahwa yang kita sebut mempertahankan diri itu bisa sangat konyol. Tentara Amerika keluyuran ke seluruh dunia, membangun berbagai pangkalan dan kapal-kapal induk, katanya untuk menjaga kepentingan nasional Amerika. Tentara Islam dulu melakukan berbagai penaklukan hingga ke Eropa. Tapi mereka mengaku hanya berperang untuk melindungi diri.
    Artinya, manusia biasa berpikir dengan diri dan golongannya sebagai pusat. Dengan cara itu manusia meneriakkan keadilan. Apa itu adil? Sebenarnya tak ada manusia yang bisa benar-benar mendefinisikan apa itu keadilan. Yang paling banyak praktiknya, keadilan itu adalah mendapatkan apa yang kita inginkan, mengamakankan kepentingan kita.
    Ada banyak orang yang tidak mendapatkan keinginannya. Ingin berbisnis, tak sanggup bersaing dengan pebisnis lain. Baru mau tumbuh bisnisnya, disapu oleh kekuatan modal yang lebih besar. Tak adil, bukan? Persis seperti ayam yang mau tumbuh berkembang, disembelih oleh manusia. Bahkan baru berwujud telur pun sudah jadi telur ceplok.
    Dunia ini hanyalah tempat bertarungnya berbagai kepentingan. Ada kepentingan yang memang diniatkan untuk mengalahkan dan menghancurkan yang lain. Ada yang memang harus mematikan yang lain, semata untuk bertahan hidup. Adakah keadilan? Tidak ada.
    Manusia memerlukan konsep keadilan untuk memuaskan dirinya. Ketika keadilan tak ia dapatkan dalam dunia ini, ia menciptakan ilusi keadilan pada kehidupan setelah mati. Tapi keadilan yang ia harapkan hanya untuk golongannya, golongan manusia. Ayam tak berhak atas keadilan itu. Bahkan, keadilan yang ia harapkan berpusat pada dirinya. Pokoknya yang menyakiti dan merugikan saya harus dihukum oleh Tuhan.

  • @julianlazuardi7198
    @julianlazuardi7198 2 дня назад

    kayanya menarik, tar ah di tontonnya

  • @cozzysijipi
    @cozzysijipi 6 дней назад

    Although I m on my own way and you are on your own way, I m with you. Because there is no I or you....

  • @kikiwibowo8475
    @kikiwibowo8475 4 дня назад

    menarik

  • @cozzysijipi
    @cozzysijipi 6 дней назад

    Yups, apakah bakteri dlm perutmu itu bukan kamu?
    Tanpa bakteri dalam perutmu itu, kamu menjadi tidak sempurna (sakit > mati).
    Kalau bakteri dalam perutmu itu ternyata adalah bagian dari dirimu, coba tebak, apa lagi yang ternyata membentuk dan menjadi bagian dari dirimu

  • @kelaslogos
    @kelaslogos 6 часов назад

    Pemikiran Bung Reza tidak jelas, hanya comot sana sini.

  • @MuhammadRizky-xz7wn
    @MuhammadRizky-xz7wn 7 дней назад

    Filsafat opo toh iki 😅