ADVERSITY QUOTIENT: Are you quitter, camper or climber?

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 11 окт 2024
  • Musik: Youth
    Pemusik: @iksonmusic
    Apa Itu AQ?
    AQ sendiri merupakan singkatan dari Adversity Quotient, yang berarti kecerdasan seseorang dalam menghadapi tantangan seperti mengatasi permasalahan dan kesanggupan untuk bertahan hidup. Adversity Quotient pertama kali digagas oleh Paul G. Stoltz dalam bukunya yang berjudul “Adversity Quotient” pada 2000, dan “Adversity Quotient at Work” yang rilis pada 2003.
    Kecerdasan AQ berbeda dengan IQ, EQ, dan SQ. AQ seringkali disebut sebagai daya juang seseorang dalam menghadapi masalah hidup. Kecerdasan ini mampu menganalisis perjuangan dan kegigihan seseorang terhadap tantangan sehari-hari. Orang yang memiliki kecerdasan AQ bagus akan belajar dari masalah-masalah yang telah dihadapinya, sebagai pembelajaran untuk hidup lebih baik ke depannya.
    Adversity Quotient biasanya digunakan sebagai indikator, guna menilai proses maupun cara seseorang untuk keluar dari suatu permasalahan maupun kondisi dengan banyak tantangan hidup. Adapun daya juang yang dimaksud di sini adalah uji kesabaran dan ketenangan ketika menghadapi masalah. Seseorang dengan tingkat AQ yang baik mampu menghadapi persoalan hidup dengan sabar, tenang, dan tidak terbawa emosi.
    Selain kesabaran dan ketenangan, seseorang dengan AQ yang baik juga terkenal pantang menyerah. Bukan menghindari persoalan, namun justru menghadapinya tanpa terkesan berantakan. Berkat ketenangan dan pantang menyerah, orang dengan kecerdasan ini akan mencari alternatif solusi dari masalah yang dihadapinya.
    #gunungrinjani
    #adversityquotient

Комментарии • 7

  • @spiritual_postmodern
    @spiritual_postmodern Месяц назад

    Here’s the thing about mountains. We are born with an inherent instinct to ascend. From some deep inner recess of our mind springs a deep calling to go up, to ascend.
    If this is true then why aren’t there more people at the top?
    One explanation posited by Dr Paul Stoltz in a great book called ‘Adversity Quotient’ is the existence of three personality types who approach the ascent of a mountain in different ways. He refers to them as the Quitter, the Camper and the Climber.

  • @zhafranazzamdanattar1458
    @zhafranazzamdanattar1458 26 дней назад +1

    suhu izin kasih jejak , surya tq

  • @randyprima1699
    @randyprima1699 Месяц назад +1

    Termasuk yg mana pak apakah quitter, campers, atau climbers jika kondisi alam gunung yg dinamis berubah2 seperti kondisi cuaca dan medan pendakian kita harus mengambil sikap apakah melanjutkan atau berhenti.
    Karena sejatinya proses pendakian adalah mencapai puncak tetaplah tujuan dan kembali pulang dengan selamat adalah keharusan.

    • @kangguruskepnostik
      @kangguruskepnostik  Месяц назад

      Itu masalah strategi dan prioritas, yaitu keselamatan yg utama agar bisa mengulangi pendakian serta menargetkan gunung berikutnya.
      Para climber sejati bukan mereka yg ga pernah lelah, berhenti sesaat untuk memulihkan stamina dan mendirikan tenda saat badai menerpa, tetapi mereka tidak pernah berhenti secara permanen. Mereka akan selalu membidik target berikutnya.
      Begitu pula dg para striker sejati dlm sepak bola, mereka tidak selalu merangsek ke depan, ada kalanya mundur untuk mengelabui lawan, kemudian melakukan serangan kilat, seperti pasukan Hitler dlm menaklukan Eropa.

  • @kangguruskepnostik
    @kangguruskepnostik  Месяц назад

    Adversity Quotient adalah kecerdasan seseorang dalam menghadapi tantangan seperti mengatasi permasalahan dan kesanggupan untuk bertahan hidup. Adversity Quotient pertama kali digagas oleh Paul G. Stoltz dalam bukunya yang berjudul “Adversity Quotient” pada 2000, dan “Adversity Quotient at Work” yang rilis pada 2003.
    Kecerdasan AQ berbeda dengan IQ, EQ, dan SQ. AQ seringkali disebut sebagai daya juang seseorang dalam menghadapi masalah hidup. Kecerdasan ini mampu menganalisis perjuangan dan kegigihan seseorang terhadap tantangan sehari-hari. Orang yang memiliki kecerdasan AQ bagus akan belajar dari masalah-masalah yang telah dihadapinya, sebagai pembelajaran untuk hidup lebih baik ke depannya.
    Adversity Quotient biasanya digunakan sebagai indikator, guna menilai proses maupun cara seseorang untuk keluar dari suatu permasalahan maupun kondisi dengan banyak tantangan hidup. Adapun daya juang yang dimaksud di sini adalah uji kesabaran dan ketenangan ketika menghadapi masalah. Seseorang dengan tingkat AQ yang baik mampu menghadapi persoalan hidup dengan sabar, tenang, dan tidak terbawa emosi.
    Selain kesabaran dan ketenangan, seseorang dengan AQ yang baik juga terkenal pantang menyerah. Bukan menghindari persoalan, namun justru menghadapinya tanpa terkesan berantakan. Berkat ketenangan dan pantang menyerah, orang dengan kecerdasan ini akan mencari alternatif solusi dari masalah yang dihadapinya.

    • @komar3190
      @komar3190 Месяц назад

      Pada umumnya, publik cenderung lbh mengenal IQ drpd AQ, pdhl keuletan dlm menghadapi permasalahan lbh utama drpd sekedar kecerdasan teoritis di atas kertas yg tercermin dlm IQ.