Untukmu yang hendak demo turun kejalanan - Ustadz Dzulqarnain M Sanusi

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 10 сен 2024
  • 📃 [ UNTUKMU YANG HENDAK DEMO TURUN KE JALAN ]
    Demonstrasi yang brutal maupun dengan cara damai telah terang-terangan menandakan keluar dari ketaatan pada penguasa. Melakukan pembangkangan dari ketaatan kepada penguasa adalah haram dengan dalil-dalil yang kuat dan kesepakatan para ulama.
    .
    Allah ta’ala berfirman,
    يَا أيها الَذين امنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي الأمر منكم
    .
    “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasul, dan ulil amri diantara kalian.” (QS. an-Nisaa’: 59)
    .
    Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
    .
    من أَراد أن ينصح لسلطان بِأمر فلا يبد له علانيَة ولكن ليَأخذ بيده فيخلو به فإن قبل منْه فذاك وإلاّ كان قدْ أدى الذى عليه له
    .
    “Barangsiapa yang hendak menasihati pemerintah dengan suatu perkara maka janganlah ia tampakkan di khalayak ramai. Akan tetapi hendaklah ia mengambil tangan penguasa dengan empat mata. Jika ia menerima maka itu (yang diinginkan) dan kalau tidak, maka sungguh ia telah menyampaikan nasihat kepadanya. Dosa bagi dia dan pahala baginya (orang menasihati)” (HR. Ahmad 3: 403)
    .
    Imam Nawawi rahimahullah berkata:
    “Adapun keluar dari ketaatan pada penguasa dan menyerang penguasa, maka itu adalah haram berdasarkan ijma’ (kesepakatan) para ulama, walaupun penguasa tersebut adalah fasik lagi zholim” (Syarh Muslim 229).
    .
    Abil Izz rahimahullah berkata:
    “Hukum mentaati pemimpin adalah wajib, walaupun mereka berbuat zholim (kepada kita). Jika kita keluar dari mentaati mereka maka akan timbul kerusakan yg lebih besar dari kezholiman yg mereka perbuat. Bahkan bersabar terhadap kezholiman mereka dapat melebur dosa-dosa dan akan melipat gandakan pahala. Allah Ta’ala tidak menjadikan mereka berbuat zholim selain disebabkan karena kerusakan yang ada pada diri kita juga. Ingatlah, yang namanya balasan sesuai dengan amal perbuatan yang dilakukan. Oleh karena itu, hendaklah kita bersungguh-sungguh dalam istigfar dan taubat serta berusaha mengoreksi amalan kita” (Syarh Aqidah Ath Thohawiyah, hal. 381).
    .
    simak tema kajian pendek lainnya di
    FOLLOW @samuderasunnah

Комментарии •