Terimakasih banyak Ustadz untuk ilmunya,... "Al akhilah adalah tingkat tertinggi dalam hubungan..." Ijin bertanya Ustadz, saya kurang paham makna dari Al akhilah , semoga Allah mudahkan ustadz untuk menjawab di sesi berikutnya, Aamin 🤲
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah Tabaroka wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah berhenti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak di sana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita, Nabi kita Rasulullah ﷺ beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team berserta keluarganya dan juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada. Dan juga semoga Allah memberikan kekuatan dan ketabahan untuk kaum Muslimin dan Muslimat yang sedang terzhalimi di Palestina, di Uyghur dan di belahan Bumi lainnya, serta memberikan perlindungan kepada kita semua sebagai umat Rasulullah ﷺ dan sebagai suri tauladan kita semua. آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن. Pembelajaran ke-4 hadits Ke-389 dari Mu’adz bin Jabal رضي الله تَعَالَى عنه, di atas adalah sebagai berikut; Dan masih membahas hadits ke-10 yang Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى bawakan yaitu hadits dari Mu’adz bin Jabal رضي الله تَعَالَى عنه bahwa Rasulullah ﷺ memegang tangannya dan bersabda, « يَا مُعَاذُ واللَّهِ ، إِنِّي لأُحِبُّكَ ، ثُمَّ أُوصِيكَ يَا مُعاذُ لا تَدَعنَّ في دُبُرِ كُلِّ صلاةٍ تَقُولُ : اللَّهُم أَعِنِّي على ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ ، وحُسنِ عِبَادتِك » . حديث صحيحٌ ، رواه أبو داود والنسائي بإسناد صحيح . “Wahai Mu'adz, demi Allah, sesungguhnya aku mencintaimu. Kemudian aku berwasiat kepadamu, wahai Mu'adz, 'Jangan sekali-kali kamu meninggalkan do’a di belakang setiap shalat, 'Ya Allah, tolonglah saya untuk tetap berdzikir kepadaMu, bersyukur kepadaMu, dan beribadah kepadaMu dengan baik'.” (Hadits shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud dan an-Nasa'i dengan sanad shahih). Ada sebuah pelajaran menarik yang disampaikan oleh para ulama kita, sebagaimana yang tercantum di dalam Aunul Ma'bud Syarah Sunan Abu Dawud, bahwa prosesi hadits ini kata sebagian ulama, ‘Ketika Nabi ﷺ mengambil tangan Mu’adz atau menjabat tangan Mu’adz bin Jabal, lalu mengatakan, “Demi Allah, sesungguhnya aku mencintaimu. Kemudian aku berwasiat kepadamu, wahai Mu'adz”, itu seakan-akan Akad Cinta dan Janji Setia Cinta. Lalu setelah tangan Mu’adz di ambil dan di genggam atau di jabat, Nabi ﷺ mengatakan, “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan do’a di belakang setiap shalat, 'Ya Allah, tolonglah saya untuk tetap berdzikir kepadaMu, bersyukur kepadaMu, dan beribadah kepadaMu dengan baik”, salah satu pesannya adalah, jika kamu wahai Mu’adz ingin cinta ini langgeng, maka jangan pernah meninggalkan do’a di belakang setiap shalat’. Jadi ketika Nabi ﷺ mengambil atau memegang atau menjabat tangan Mu’adz bin Jabal, lalu menyampaikan, “Demi Allah, sesungguhnya aku mencintaimu”, ini seakan-akan Akad atau Baiat itu dengan menjabat tangan dan ini Akad Cinta, bukan Akad Nikah atau Akad Jual Beli atau Baiat Aqobah atau yang lain, tetapi ini Akad dan Baiat Cinta. Lalu Nabi ﷺ mengatakan, “Kemudian aku berwasiat kepadamu, wahai Mu'adz,’Jangan sekali-kali kamu meninggalkan do’a di belakang setiap shalat, 'Ya Allah, tolonglah saya untuk tetap berdzikir kepadaMu, bersyukur kepadaMu, dan beribadah kepadaMu dengan baik”. Dan sebagai salah satu pesannya, bahwa kalau engkau ingin cinta ini langgeng, bertahan dan terus sampai Akhirat, maka jangan pernah tinggalkan do’a ini, اللَّهُم أَعِنِّي على ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ ، وحُسنِ عِبَادتِك “Ya Allah, tolonglah saya untuk tetap berdzikir kepadaMu, bersyukur kepadaMu, dan beribadah kepadaMu dengan baik”, di belakang setiap shalat. Jadi ini menunjukan bahwa memang cinta itu ada janji kesetiaan. Dan kesetiaan cinta itu sangat lekat dan berhubungan dengan Ibadah dan kualitas Ibadah kita. Makanya kata para ulama, kalau mau cinta ini langgeng atau kalau ingin cinta ini terus bertahan atau kalau ingin cinta ini tidak surut, pudar dan luntur maka tolong jaga do’a ini di belakang setiap shalat kita. Orang-orang yang pernah atau punya pengalaman hidup atau pernah jatuh cinta dalam kehidupannya itu tahu, bahwa cinta itu bisa membuat pudar, hilang atau cinta itu bisa luntur, bahkan di alami oleh banyak pihak yang ketika jatuh cinta seakan-akan mereka berfikir bahwa cinta mereka akan abadi dan dunia milik mereka berdua dan mereka tenggelam dengan rasa itu, sehingga mereka tidak pernah terbersit di dalam pikiran mereka bahwa cinta ini bisa berkurang dan memudar serta hilang. Bahkan bukan hanya hilang, cinta itu berubah menjadi benci. Bukan hanya hilang atau tanpa rasa, tetapi berubah menjadi kebencian. Dan rasa itu tidak pernah terbersit sama sekali ketika mereka sedang jatuh cinta. Dan itulah keMaha Kuasaan الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sehingga orang yang jatuh cinta, dia bukan hanya tenggelam dalam cintanya tersebut, tetapi dia harus memikirkan bagaimana melanggengkan, mempertahankan bukan hanya di Dunia, tetapi di Akhirat. Kenapa demikian? Karena orang-orang atau pasangan yang berhasil menjaga cintanya di Dunia itu belum tentu langgeng sampai Akhirat. Allah berfirman di dalam QS Az-Zikhruf: 67 yang berbunyi; الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ Yang artinya, “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa”. (QS Az-Zikhruf: 67). Dan orang-orang yang jatuh cinta, kekasih dengan kekasihnya, yang hidup di dunia dengan penuh rasa cinta, pada hari kiamat nanti sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa. Dan الْأَخِلَّاءُ adalah tingkatan tertinggi di dalam hubungan yaitu para kekasih dan kekasihnya, pasangan dan orang-orang yang jatuh cinta dengan level tertinggi, di hari kiamat sebagian mereka akan menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang bertaqwa. Maka marilah kita berfikir bagaimana menjaga cinta kita dan bagaimana menjaga kelanggengan itu, bukan hanya di dunia, tetapi sampai hari Kiamat, dan ikutilah tips dan kunci dari Rasulullah ﷺ. Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله تَعَالَى أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Kamis, 11 Jumada al-Akhir 1446 AH/12 December 2024 Ahida Muhsin
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Bismillah Alhamdulillah Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimush shalihat Bersyukur pada Allah atas semua nikmat yang dilimpahkan Jazakumullahu khairan Ustadz hafidzahullah dan team. Baarakallahu fiikum
jazakallah khair wabarakallahu fiikum ustadz
Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimush sholihaat
Jazakumullahu Khayran wa Barakallahu Fiikum Ustadzuna dan Tim
Terimakasih banyak Ustadz untuk ilmunya,... "Al akhilah adalah tingkat tertinggi dalam hubungan..."
Ijin bertanya Ustadz, saya kurang paham makna dari Al akhilah , semoga Allah mudahkan ustadz untuk menjawab di sesi berikutnya, Aamin 🤲
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah Tabaroka wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah berhenti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak di sana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita, Nabi kita Rasulullah ﷺ beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team berserta keluarganya dan juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada. Dan juga semoga Allah memberikan kekuatan dan ketabahan untuk kaum Muslimin dan Muslimat yang sedang terzhalimi di Palestina, di Uyghur dan di belahan Bumi lainnya, serta memberikan perlindungan kepada kita semua sebagai umat Rasulullah ﷺ dan sebagai suri tauladan kita semua. آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.
Pembelajaran ke-4 hadits Ke-389 dari Mu’adz bin Jabal رضي الله تَعَالَى عنه, di atas adalah sebagai berikut;
Dan masih membahas hadits ke-10 yang Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى bawakan yaitu hadits dari Mu’adz bin Jabal رضي الله تَعَالَى عنه bahwa Rasulullah ﷺ memegang tangannya dan bersabda, « يَا مُعَاذُ واللَّهِ ، إِنِّي لأُحِبُّكَ ، ثُمَّ أُوصِيكَ يَا مُعاذُ لا تَدَعنَّ في دُبُرِ كُلِّ صلاةٍ تَقُولُ : اللَّهُم أَعِنِّي على ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ ، وحُسنِ عِبَادتِك » . حديث صحيحٌ ، رواه أبو داود والنسائي بإسناد صحيح . “Wahai Mu'adz, demi Allah, sesungguhnya aku mencintaimu. Kemudian aku berwasiat kepadamu, wahai Mu'adz, 'Jangan sekali-kali kamu meninggalkan do’a di belakang setiap shalat, 'Ya Allah, tolonglah saya untuk tetap berdzikir kepadaMu, bersyukur kepadaMu, dan beribadah kepadaMu dengan baik'.” (Hadits shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud dan an-Nasa'i dengan sanad shahih). Ada sebuah pelajaran menarik yang disampaikan oleh para ulama kita, sebagaimana yang tercantum di dalam Aunul Ma'bud Syarah Sunan Abu Dawud, bahwa prosesi hadits ini kata sebagian ulama, ‘Ketika Nabi ﷺ mengambil tangan Mu’adz atau menjabat tangan Mu’adz bin Jabal, lalu mengatakan, “Demi Allah, sesungguhnya aku mencintaimu. Kemudian aku berwasiat kepadamu, wahai Mu'adz”, itu seakan-akan Akad Cinta dan Janji Setia Cinta. Lalu setelah tangan Mu’adz di ambil dan di genggam atau di jabat, Nabi ﷺ mengatakan, “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan do’a di belakang setiap shalat, 'Ya Allah, tolonglah saya untuk tetap berdzikir kepadaMu, bersyukur kepadaMu, dan beribadah kepadaMu dengan baik”, salah satu pesannya adalah, jika kamu wahai Mu’adz ingin cinta ini langgeng, maka jangan pernah meninggalkan do’a di belakang setiap shalat’. Jadi ketika Nabi ﷺ mengambil atau memegang atau menjabat tangan Mu’adz bin Jabal, lalu menyampaikan, “Demi Allah, sesungguhnya aku mencintaimu”, ini seakan-akan Akad atau Baiat itu dengan menjabat tangan dan ini Akad Cinta, bukan Akad Nikah atau Akad Jual Beli atau Baiat Aqobah atau yang lain, tetapi ini Akad dan Baiat Cinta. Lalu Nabi ﷺ mengatakan, “Kemudian aku berwasiat kepadamu, wahai Mu'adz,’Jangan sekali-kali kamu meninggalkan do’a di belakang setiap shalat, 'Ya Allah, tolonglah saya untuk tetap berdzikir kepadaMu, bersyukur kepadaMu, dan beribadah kepadaMu dengan baik”. Dan sebagai salah satu pesannya, bahwa kalau engkau ingin cinta ini langgeng, bertahan dan terus sampai Akhirat, maka jangan pernah tinggalkan do’a ini, اللَّهُم أَعِنِّي على ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ ، وحُسنِ عِبَادتِك “Ya Allah, tolonglah saya untuk tetap berdzikir kepadaMu, bersyukur kepadaMu, dan beribadah kepadaMu dengan baik”, di belakang setiap shalat.
Jadi ini menunjukan bahwa memang cinta itu ada janji kesetiaan. Dan kesetiaan cinta itu sangat lekat dan berhubungan dengan Ibadah dan kualitas Ibadah kita. Makanya kata para ulama, kalau mau cinta ini langgeng atau kalau ingin cinta ini terus bertahan atau kalau ingin cinta ini tidak surut, pudar dan luntur maka tolong jaga do’a ini di belakang setiap shalat kita. Orang-orang yang pernah atau punya pengalaman hidup atau pernah jatuh cinta dalam kehidupannya itu tahu, bahwa cinta itu bisa membuat pudar, hilang atau cinta itu bisa luntur, bahkan di alami oleh banyak pihak yang ketika jatuh cinta seakan-akan mereka berfikir bahwa cinta mereka akan abadi dan dunia milik mereka berdua dan mereka tenggelam dengan rasa itu, sehingga mereka tidak pernah terbersit di dalam pikiran mereka bahwa cinta ini bisa berkurang dan memudar serta hilang. Bahkan bukan hanya hilang, cinta itu berubah menjadi benci. Bukan hanya hilang atau tanpa rasa, tetapi berubah menjadi kebencian. Dan rasa itu tidak pernah terbersit sama sekali ketika mereka sedang jatuh cinta. Dan itulah keMaha Kuasaan الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sehingga orang yang jatuh cinta, dia bukan hanya tenggelam dalam cintanya tersebut, tetapi dia harus memikirkan bagaimana melanggengkan, mempertahankan bukan hanya di Dunia, tetapi di Akhirat. Kenapa demikian? Karena orang-orang atau pasangan yang berhasil menjaga cintanya di Dunia itu belum tentu langgeng sampai Akhirat. Allah berfirman di dalam QS Az-Zikhruf: 67 yang berbunyi;
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
Yang artinya, “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa”. (QS Az-Zikhruf: 67).
Dan orang-orang yang jatuh cinta, kekasih dengan kekasihnya, yang hidup di dunia dengan penuh rasa cinta, pada hari kiamat nanti sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa. Dan الْأَخِلَّاءُ adalah tingkatan tertinggi di dalam hubungan yaitu para kekasih dan kekasihnya, pasangan dan orang-orang yang jatuh cinta dengan level tertinggi, di hari kiamat sebagian mereka akan menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang bertaqwa.
Maka marilah kita berfikir bagaimana menjaga cinta kita dan bagaimana menjaga kelanggengan itu, bukan hanya di dunia, tetapi sampai hari Kiamat, dan ikutilah tips dan kunci dari Rasulullah ﷺ.
Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله تَعَالَى أعلم بالصواب
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Barakallahu fikum…
Jakarta, Kamis, 11 Jumada al-Akhir 1446 AH/12 December 2024
Ahida Muhsin
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Bismillah
Alhamdulillah
Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimush shalihat
Bersyukur pada Allah atas semua nikmat yang dilimpahkan
Jazakumullahu khairan Ustadz hafidzahullah dan team.
Baarakallahu fiikum
بسم الله الرحمن الرحيم
💫🙏
Jazakumullah khair ,ustadz
Barakallahu fiikum
Bismillah, Allahumma innii as aluka ‘Ilman naafi’an wa, rizqon thoyyiban, wa ‘amalan mutaqobalan.
Masya Allah Tabarakallah
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات
اللهم إني أسألك علما نافعا وأعوذ بك من علم لا ينفع
جزاكم الله خيرا و بارك الله فيكم
Jazakallahu khairan ustadz
Alhamdulillah
Alhamdulilah
الحمد لله رب العالمين
جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا
Ustadzuna Muhammad Nuzul Dzikri beserta Tim Muhajir hafizhahumullahu ta'ala atas ilmunya
بَارَكَ اللهُ فِيْكُم
Bismillah, Allahumma innii as aluka ‘Ilman naafi’an wa, rizqon thoyyiban, wa ‘amalan mutaqobalan.