I see. Sebagai investor (si pemilik sukuk/ si pemilik sebagian aset yg disukukkan), berarti boleh dapat manfaat dari akad sewa menyewa. Sampai di sini saya setuju, dan memang masuk akal. Yang menjadi pertanyaan: 1. Kalau aset itu sudah milik saya (dalam bentuk sukuk), kenapa sistemnya harus berjangka? Kenapa jual beli aset tersebut harus berjangka waktu? Contohnya saat beli tanah. Surat tanah untuk tanah yg sudah saya beli dari si A, kemudian disewa kembali oleh si A untuk berkebun. Saya dapat manfaat dari penyewaan tanah tsb, dan itu akad sewa menyewa yg syar'i. Akan tetapi, apakah jual beli namanya kalau kami harus menetapkan di awal bahwa surat tanah yg di tangan saya ini hanya di saya sampai waktu tertentu? Kalo akad nya jual beli, hak saya dong kalau ga mau jual lagi tanah itu ke si A, kan udah jadi tanah saya. 2. Kenapa saya harus jual kembali dengan harga yg sama dengan harga saat saya membeli sukuk tsb? Kalau saya mau jual aset saya 2 kali lipat dari harga awal, bukankah itu hak saya? Sama dengan analogi jual beli tanah (aset) di poin 1. Saat surat tanahnya ada di saya dan saya mau jual, hak saya mau jual apa tidak itu tanah, atau hak saya juga menentukan harga tanah tsb. Tambahan: Saya bukan ahli tafsir, tapi interpretasi pak Teguh terhadap ayat tersebut sebenarnya bisa disematkan pada dua konteks. Beliau mengquote kalau orang yg kebiasaan makan riba tak bisa membedakan jual beli dan riba. Ayatnya begitu. Konteks pertama, orang yg makan riba tidak bisa membedakan kalau riba (haram) itu bukanlah jual beli (halal). Ini diarahkan untuk si pemakan riba yg menganggap riba = jual beli (bukan sebaliknya). Saya yakin, ini bukan konteks yg ingin dibawa pak Teguh, karena ini sudah jelas diarahkan ke orang yg mabok riba. Intinya orang mabok riba menghalalkan yg jelas haram. Konteks kedua (dan ini menurut saya yg ingin diisyaratkan oleh pak Teguh), orang yg makan riba tak bisa membedakan bahwa jual beli (halal) itu bukanlah riba (haram). Ini diarahkan untuk orang2 "bingung" yg menganggap jual beli = riba. Intinya orang "bingung" mengharamkan yang halal. Tapi sayangnya, konteks ini justru seolah2 disematkan ke si mabok riba. Beliau seolah2 mau ngasih tau, kalau orang yg menanggap sukuk ini haram (yg katanya ga bisa bedain jual beli dan riba), adalah orang yg mabok riba. Ga masuk akal kan? Masak orang yang mau berhati2 dari riba dianggap mabok riba? Padahal ayat tsb lebih cocok untuk konteks pertama, di mana orang mabok riba menghalalkan apa yang jelas haram.
Dari penjelasan mr royan, sdh tersirat dia ingin mengatakan haram, hanya dia mungkin tdk berani mengatakannya secara gamblang HARAM, sebagaimana ust Erwandi Tarmizi
Pemikiran yg bagus, Itu juga yg menjadi pertanyaan saya, kenapa akad jual belinya diikatkan dengan syarat sewa dan syarat utk menjual lagi ke pemilik awal dg harga yg sama.. setau saya semacam itu tdk dibenarkan..
Terima kasih kembali. Semoga video pembelajaran ini bisa menjadi panduan kamu untuk berinvestasi di SR013 serta produk investasi lain yang ada di Bareksa. #GROWithBareksa
Sebelum mendengar ini secara keseluruhan, saya sudah yakin, bahwa imbal hasil di sukuk tersebut bukan riba. Ternyata memang sudah halal, karena sudah melewati review tim Dewan Syariah Nasional MUI.
Underlying assets, dijual secara fiktif kepada pemegang sukuk. Buktinya, nantinya aset tersebut sudah diikat untuk dibeli lagi di awal perjanjian dengan nilai yang sudah ditentukan di awal perjanjian pula. Lagipula untuk apa suatu pihak menjual dan menyewa lagi? Bukankah tidak masuk di akal? 🙏🏻
ingin mengelabui Allah dg merobah robah pernyataan akad.. yg padahal tujuan nya sama. modal masuk dan mengharapkan kupon, bunga, return, keuntungan dr menanamkan duit. dan mendapatkan keuntungan flat dr modal. modal di jamin tak akan berkurang dalam membeli asset negara misalkan bandara. anggap 25% nya kita beli. kita tak bisa menggunakan wilayah atau alat dr bandara itu sebanyak 25% yg kita beli tadi seperti bikin toko atau nanam ubi. karena akad nya fiktif. semua tetap lah milik negara, dan di kelola oleh negara (lembaga/instansi) tsb. dan terakhir yg katanya udah beli utk di sewakan. harus di jual lagi ke lembaga/instansi tersebut. dengan harga awal. padahal sudah ada pertumbuhan asset dlm bbrp tahun. knp ini terjadi. karena jual beli asset fiktif. (pengelabuan akad ini di sebutkan dalam fiqih abu hanifah) pertama kali di perkenalkan di bahrain dan telah di nyatakan haram oleh jumhur ulama. takut lah kpd Allah. 🙏
Pertanyaan nya, jika pemerintah gagal bayar, apakah otomatis underlying assets jadi milik pembeli sukuk? Asyik juga kalau nanti pembeli sukuk dapat aset negara.
Ada yang masih mengganjal sebenernya dari sukuk syariah ini. Proses awal pembelian dan proses sewa menyewa nya benar. Tp endingnya saya rasa salah. Tadi bapak MUI bilang kalau pemerintah jual aset dan pihak ketiga beli dengan uang investor berarti sebenarnya aset itu dimiliki pihak imvestor. Namun di akhir masa obligasi, pemerintah membeli lagi aset tersebut dengan harga yang sama saat beli dan tanpa seizin investor. Saya rasa ini mirip gadai bukan sewa menyewa.
Seperti yang disampaikan ustad erwandi. Pahit memang. Menurut kakak ada/tidak investasi seperti saham syariah/reksadana/sukuk syariah yg halal dan thayib? Mohon pencerahan nya.
halo kak, Terimakasih atas pencerahan nya. Untuk solusi dari kasus tersebut. Apakah sudah menemukan reksadana/saham/sukuk yg sesuai syariah halal dan thayib kak? Biar bisa ikut investasi
Yg punya aset karena nerbitin sukuk asetnya jd milik pemegang sukuk, trus aset tersbut disewain ke yg nerbitin sukuk shg pemegang sukuk dpt imbal hasil sewa.. Itu namanya ngakalin Allah..😂
@@AlfinRhomansyah jika kita beli di masa penawaran seperti di Bareksa, itu namanya pasar perdana Pasar sekunder itu jika kamu ingin menjual kembali sukuk ritel-mu. Kamu baru bisa jual setelah 11 Desember 2020 ya.
Sebentar......jangan dianalogikan dgn praktek sujud dong.klo terkait sujud yg tangan atau lutut dulu itu dua2nya ada haditsnya meskipun sanadnya lemah.cmiiw Nah klo ini perbedaan pendapatnya kan bukan krn ada 2 dalil yg membolehkan transaksi dgn cara menjual manfaat dari suatu barang dan dalil ttg menjual barang.pesannya adalah jgn menganalogikan beda pendapat pada cara sujud dgn beda pendapat utk investasi sukuk ini.ayolah bpk2 d DSN ini kan pintar masa sih ambil analoginya spt itu
Halo, yang disewakan adalah barang. Jika kamu investasi di sukuk ritel, maka modal investasimu dibelikan sebuah barang. Barang tersebut digunakan oleh khalayak ramai. Kamu dapat imbal hasil sewa (seperti kamu sewa mobil). Dan SBSN ini sudah disetujui oleh Majelis Ulama Indonesia jadi dijamin halal nya.
@@bareksasuperapp maaf mau tanya, barang apa yang disewakan di sukuk ritel ini? apakah saat kita membeli asset negara, barang tersebut dapat kita gunakan sebagai hak pemilik barang? Misalnya saya membeli asset negara berupa bandara sebanyak 1% bagian, di 1% bagian itu tanahnya dapat saya gunakan, misalnya untuk membuka toko makana? Terimakasih infonya
@@aqcayazihni770 terimakasih banyak untuk pertanyaannya. Barang yang dibeli dari green sukuk ST007 diserahkan pengelolaannya ke negara baik itu wujud maupun fungsinya. Yang jelas wujud dan fungsinya tidak bertentangan dengan syariah Islam. Andaikan yang dibangun dari modal sukuk ini berbentuk jembatan untuk kendaraan bermotor, maka kamu bisa menggunakan manfaatnya secara langsung, sebagai warga umum. Jika kamu ingin menggunakan sebagai tempat jualan maka di luar benefit yang bisa kamu terima.
@@bareksasuperapp maaf mau tanya juga, lalu dimana unsur beli barangnya kalau aset itu tidak dalam kuasa kita? (Contoh tadi membuka toko) dan kita beli barang ada jangka waktunya 2 tahun gitu maksudnya pak? Maaf masih awam
@@reflitriwahanto1092 unsur beli barangnya ada di surat perjanjian yang tercetak secara digital. Barangnya dibeli secara cash dan kamu dapat imbal hasil sewanya. Seolah kamu menyewakan kos-kosan atau kontrakan. Pasti ibu kos atau bapak kos-nya dapat uang sewa tiap bulan, dong :)
I see. Sebagai investor (si pemilik sukuk/ si pemilik sebagian aset yg disukukkan), berarti boleh dapat manfaat dari akad sewa menyewa. Sampai di sini saya setuju, dan memang masuk akal.
Yang menjadi pertanyaan:
1. Kalau aset itu sudah milik saya (dalam bentuk sukuk), kenapa sistemnya harus berjangka? Kenapa jual beli aset tersebut harus berjangka waktu?
Contohnya saat beli tanah. Surat tanah untuk tanah yg sudah saya beli dari si A, kemudian disewa kembali oleh si A untuk berkebun. Saya dapat manfaat dari penyewaan tanah tsb, dan itu akad sewa menyewa yg syar'i. Akan tetapi, apakah jual beli namanya kalau kami harus menetapkan di awal bahwa surat tanah yg di tangan saya ini hanya di saya sampai waktu tertentu? Kalo akad nya jual beli, hak saya dong kalau ga mau jual lagi tanah itu ke si A, kan udah jadi tanah saya.
2. Kenapa saya harus jual kembali dengan harga yg sama dengan harga saat saya membeli sukuk tsb? Kalau saya mau jual aset saya 2 kali lipat dari harga awal, bukankah itu hak saya?
Sama dengan analogi jual beli tanah (aset) di poin 1. Saat surat tanahnya ada di saya dan saya mau jual, hak saya mau jual apa tidak itu tanah, atau hak saya juga menentukan harga tanah tsb.
Tambahan:
Saya bukan ahli tafsir, tapi interpretasi pak Teguh terhadap ayat tersebut sebenarnya bisa disematkan pada dua konteks. Beliau mengquote kalau orang yg kebiasaan makan riba tak bisa membedakan jual beli dan riba. Ayatnya begitu.
Konteks pertama, orang yg makan riba tidak bisa membedakan kalau riba (haram) itu bukanlah jual beli (halal). Ini diarahkan untuk si pemakan riba yg menganggap riba = jual beli (bukan sebaliknya). Saya yakin, ini bukan konteks yg ingin dibawa pak Teguh, karena ini sudah jelas diarahkan ke orang yg mabok riba. Intinya orang mabok riba menghalalkan yg jelas haram.
Konteks kedua (dan ini menurut saya yg ingin diisyaratkan oleh pak Teguh), orang yg makan riba tak bisa membedakan bahwa jual beli (halal) itu bukanlah riba (haram). Ini diarahkan untuk orang2 "bingung" yg menganggap jual beli = riba. Intinya orang "bingung" mengharamkan yang halal.
Tapi sayangnya, konteks ini justru seolah2 disematkan ke si mabok riba. Beliau seolah2 mau ngasih tau, kalau orang yg menanggap sukuk ini haram (yg katanya ga bisa bedain jual beli dan riba), adalah orang yg mabok riba. Ga masuk akal kan? Masak orang yang mau berhati2 dari riba dianggap mabok riba?
Padahal ayat tsb lebih cocok untuk konteks pertama, di mana orang mabok riba menghalalkan apa yang jelas haram.
Jadi imbal hasil bukan riba
Dari penjelasan mr royan, sdh tersirat dia ingin mengatakan haram, hanya dia mungkin tdk berani mengatakannya secara gamblang HARAM, sebagaimana ust Erwandi Tarmizi
@bareksa kok diem
Pemikiran yg bagus, Itu juga yg menjadi pertanyaan saya, kenapa akad jual belinya diikatkan dengan syarat sewa dan syarat utk menjual lagi ke pemilik awal dg harga yg sama.. setau saya semacam itu tdk dibenarkan..
hhahaha, sama pak, saya juga berpikiran demikian, udah ragu dari awal
alhamdulillah dapat pencerahan, semangat investasi sukuk ritel
Aman ya Bang, apalagi dikaikan dengan rhiba ya.
Semangat investasi
Penting banget mempelajari tentang kehalalannya
Biar berkah ya sis investasinya
Alhamdulillah, terimakasih banyak pak penjelasannya, sekarang sudah tidak ragu lagi berinvestasi di bareksa bagian syariah nya. Jaya terus bareksa 👍👍🔥
Terimakasih untuk feedback positifnya.
Selamat berinvestasi syariah di Bareksa.
Jadi makin yakin halal ya hukumnya
ohh bgtu ya... boleh neh d beli nanti
Alhamdulillah. Dengar ini jadi tercerahkan
betul,,literasi keuangan
Alhamdulillah jadi tercerahkan
Jadi paham nih sukuk tabungan bagaimana mengambil imbalannya
Imbal hasilnya halal bukan riba
Terima kasih banyak infonya. Sangat lengkap penjelasannya dan menjawab keraguan saya sebagai calon investor. 👍
Terima kasih kembali.
Semoga video pembelajaran ini bisa menjadi panduan kamu untuk berinvestasi di SR013 serta produk investasi lain yang ada di Bareksa.
#GROWithBareksa
@@bareksasuperapp gmn cara investasi sukuk.. mngkin ada link
Pernah dengar masalah sukuk sih, ternyata begini tho penjelasannya
Dan sangat halal ya Mas. Karena sudah melalui proses pengawasan dewan syariah
Jadi sukuk ritel itu bisa jadi investasi jangka panjang
orang muslim juga harus maju dengan ber_investasi dengan investasi syariah.
Menyewakan uang dengan jumlah bunga tertentu. Hmseperti ga asing ya...
Terimakasih informasinya jadi yakin dan ga ragu lagi nih
Jadi makin semangat investasi
O gitu ya min. Alhamdulillah aman kalau gitu
Jadi gak perlu ragi. Segera berinvestasi.
bagus neh bahas syariah
sukuk imbal hasil rutin...great!
Asyik banget kalau rutin
Pasti halal lah imbalannya, percaya deh karena investasi dikelola MI yang profesional
Aman dari riba
Yang masih bilang haram, mohon berikan solusi untuk mencari pendanaan syariah yang sesuai kalo menurut kalian sukuk itu haram
Suai ni, bisa dapat pencerahan terkait bayar zakat sukuknya juga tak?
Kepoin yuk tentang kehalalan nya nih
Pak teguh yg di podcast raditya dika
betul sekali...
Sebelum mendengar ini secara keseluruhan, saya sudah yakin, bahwa imbal hasil di sukuk tersebut bukan riba. Ternyata memang sudah halal, karena sudah melewati review tim Dewan Syariah Nasional MUI.
Aku mikir jg gt kak. Salah satu pilihan investasi bagi muslim, biar ga khawatir ttg riba.
Samaa jadi tau ini, setelah mendengar ulasannya
Jadi terhindar dari riba
"Ini dua transaksi yang dibedakan, tapi hakikatnya sama". Ngakalin utang berbunga dengan jual beli+sewa aset fiktif.
Hai..boleh tolong disertakan bukti yang otentik fiktif nya di mana ya? Sumber nya dari mana?
Underlying assets, dijual secara fiktif kepada pemegang sukuk. Buktinya, nantinya aset tersebut sudah diikat untuk dibeli lagi di awal perjanjian dengan nilai yang sudah ditentukan di awal perjanjian pula. Lagipula untuk apa suatu pihak menjual dan menyewa lagi? Bukankah tidak masuk di akal? 🙏🏻
Kok g di bales bareksa
ingin mengelabui Allah dg merobah robah pernyataan akad.. yg padahal tujuan nya sama. modal masuk dan mengharapkan kupon, bunga, return, keuntungan dr menanamkan duit. dan mendapatkan keuntungan flat dr modal.
modal di jamin tak akan berkurang
dalam membeli asset negara misalkan bandara. anggap 25% nya kita beli. kita tak bisa menggunakan wilayah atau alat dr bandara itu sebanyak 25% yg kita beli tadi seperti bikin toko atau nanam ubi. karena akad nya fiktif. semua tetap lah milik negara, dan di kelola oleh negara (lembaga/instansi) tsb.
dan terakhir yg katanya udah beli utk di sewakan. harus di jual lagi ke lembaga/instansi tersebut. dengan harga awal. padahal sudah ada pertumbuhan asset dlm bbrp tahun. knp ini terjadi. karena jual beli asset fiktif. (pengelabuan akad ini di sebutkan dalam fiqih abu hanifah)
pertama kali di perkenalkan di bahrain dan telah di nyatakan haram oleh jumhur ulama.
takut lah kpd Allah. 🙏
@@bareksasuperapp bisa lihat ceramah Ust. Erwandi Tarmizi. Semoga DSN MUI bisa memperbaharui aturan tentang sukuk supaya bisa benar2 halal. Aamiiin
Wah tercerahkan lagi ini saya. Jadi imbal hasil sukuk itu semacam sewa menyewanya. Makanya halal imbal hasilnya.
dah siap beli ya pak? hayolah beli
Wah, ternyata halal ya hasil dari keuntungan imbal hasil sukuk ritel
Iya halal dan bukan riba
sukuk imbal hasil bsa jadi rutin?? bagus jga
Lumayan buat tabungan masa depan
Pertanyaan nya, jika pemerintah gagal bayar, apakah otomatis underlying assets jadi milik pembeli sukuk? Asyik juga kalau nanti pembeli sukuk dapat aset negara.
Kalo halal gini kan jadi tenang juga yang mau investasi
Iya nih kak. Jadi lebih aman dan nyaman buat investor muslim.
Umat muslim jadi tenang berinvestasi
Ada yang masih mengganjal sebenernya dari sukuk syariah ini. Proses awal pembelian dan proses sewa menyewa nya benar. Tp endingnya saya rasa salah. Tadi bapak MUI bilang kalau pemerintah jual aset dan pihak ketiga beli dengan uang investor berarti sebenarnya aset itu dimiliki pihak imvestor. Namun di akhir masa obligasi, pemerintah membeli lagi aset tersebut dengan harga yang sama saat beli dan tanpa seizin investor. Saya rasa ini mirip gadai bukan sewa menyewa.
Seperti yang disampaikan ustad erwandi. Pahit memang. Menurut kakak ada/tidak investasi seperti saham syariah/reksadana/sukuk syariah yg halal dan thayib? Mohon pencerahan nya.
halo kak, Terimakasih atas pencerahan nya. Untuk solusi dari kasus tersebut. Apakah sudah menemukan reksadana/saham/sukuk yg sesuai syariah halal dan thayib kak? Biar bisa ikut investasi
Aku yakin halal dong
Apa bareksa bisa sukuk ritel?
Yg punya aset karena nerbitin sukuk asetnya jd milik pemegang sukuk, trus aset tersbut disewain ke yg nerbitin sukuk shg pemegang sukuk dpt imbal hasil sewa.. Itu namanya ngakalin Allah..😂
Dana dari investor itu membeli barang atau menyewa ke perusahaan SDN pak..?
Jadi sukuk ritel itu masuknya investasi syariah ya min. Catet deh
Iya dong. Udah halal dan insya allah, investasi kita akan berkah
Bedanya SR dan ST apa min? Boleh dijelaskan 🙏
Pertanyaan yang bagus sekali :)
Untuk penjelasan lengkapnya yuk buka artikel Bareksa di bit.ly/3lM98qX
Selamat berinvestasi...
Siap... Paham...
Untuk pasar sekunder itu gmn ya min?
@@AlfinRhomansyah jika kita beli di masa penawaran seperti di Bareksa, itu namanya pasar perdana
Pasar sekunder itu jika kamu ingin menjual kembali sukuk ritel-mu. Kamu baru bisa jual setelah 11 Desember 2020 ya.
@@bareksasuperapp dijualnya via bareksa atau ke orang lain langsung min?
Sebentar......jangan dianalogikan dgn praktek sujud dong.klo terkait sujud yg tangan atau lutut dulu itu dua2nya ada haditsnya meskipun sanadnya lemah.cmiiw
Nah klo ini perbedaan pendapatnya kan bukan krn ada 2 dalil yg membolehkan transaksi dgn cara menjual manfaat dari suatu barang dan dalil ttg menjual barang.pesannya adalah jgn menganalogikan beda pendapat pada cara sujud dgn beda pendapat utk investasi sukuk ini.ayolah bpk2 d DSN ini kan pintar masa sih ambil analoginya spt itu
1:57 hak manfaat rumah? lah itu kan rumah pak, bukan fasilitas vital negara yg notabene gak bisa dipindah-tangankan kebermanfaatannya??
9999
Ini masih belum ngembahas tentang sukuk negaranya masih ngembahas pengambilan manfaat dri barang sewaan
Cerdaaass dan logis / bukan pembenaran
Apa yg disewakan? Gak jelas. Hati hati dengan tipuan riba.. Menyewakan uang itu haram..
Halo, yang disewakan adalah barang. Jika kamu investasi di sukuk ritel, maka modal investasimu dibelikan sebuah barang. Barang tersebut digunakan oleh khalayak ramai. Kamu dapat imbal hasil sewa (seperti kamu sewa mobil). Dan SBSN ini sudah disetujui oleh Majelis Ulama Indonesia jadi dijamin halal nya.
@@bareksasuperapp maaf mau tanya, barang apa yang disewakan di sukuk ritel ini? apakah saat kita membeli asset negara, barang tersebut dapat kita gunakan sebagai hak pemilik barang? Misalnya saya membeli asset negara berupa bandara sebanyak 1% bagian, di 1% bagian itu tanahnya dapat saya gunakan, misalnya untuk membuka toko makana? Terimakasih infonya
@@aqcayazihni770 terimakasih banyak untuk pertanyaannya.
Barang yang dibeli dari green sukuk ST007 diserahkan pengelolaannya ke negara baik itu wujud maupun fungsinya. Yang jelas wujud dan fungsinya tidak bertentangan dengan syariah Islam.
Andaikan yang dibangun dari modal sukuk ini berbentuk jembatan untuk kendaraan bermotor, maka kamu bisa menggunakan manfaatnya secara langsung, sebagai warga umum.
Jika kamu ingin menggunakan sebagai tempat jualan maka di luar benefit yang bisa kamu terima.
@@bareksasuperapp maaf mau tanya juga, lalu dimana unsur beli barangnya kalau aset itu tidak dalam kuasa kita? (Contoh tadi membuka toko) dan kita beli barang ada jangka waktunya 2 tahun gitu maksudnya pak? Maaf masih awam
@@reflitriwahanto1092 unsur beli barangnya ada di surat perjanjian yang tercetak secara digital. Barangnya dibeli secara cash dan kamu dapat imbal hasil sewanya.
Seolah kamu menyewakan kos-kosan atau kontrakan. Pasti ibu kos atau bapak kos-nya dapat uang sewa tiap bulan, dong :)
Penting banget mempelajari tentang kehalalannya
Jadi bukan riba