Subhanallah baru x ini mendengar ustad dari kalangan Asy'ari yg begitu objekti ,adil dalam menilay ulama karna beliou sangat ilmiah erbicara dg ilmu bukan hawa dan perasaan 0:16
Ma sya Alloh... Ulama sepuh Ahli Kalam Nusantara sudah Turun Gunung.... Semoga Ummat Islam menjadi lebih cerdas. Apa yg disampaikan oleh Adzahabi, As Suyuti, Ibn Hajar Al Asqollani tentang Ibn Taimiyah dll... Itu jugalah yg disampaikan oleh Ust. Nuruddin Al Azhari.. Semoga Para Wahabi semakin encer otaknya dan menjadi lunak lembut hatinya dari kejumudan.
Kisah yang menyebut bahwa Ibnu Battutah pernah melihat Ibnu Taimiyah memperagakan turunnya Allah Ta'ala adalah kontroversial dan banyak dipertanyakan kebenarannya oleh para ulama dan sejarawan. Beberapa poin penting terkait kisah ini: 1. Sumber Kisah Kisah ini berasal dari catatan perjalanan Ibnu Battutah dalam kitabnya Rihlah Ibnu Battutah. Ia menyebutkan bahwa ia melihat Ibnu Taimiyah di Damaskus sedang memberikan khutbah, lalu memperagakan turunnya Allah dengan turun dari mimbar. 2. Kritik terhadap Keabsahan Kisah Waktu dan Tempat Tidak Sinkron: Penelitian sejarah menunjukkan bahwa Ibnu Battutah tiba di Damaskus sekitar tahun 1326 M (726 H), sedangkan Ibnu Taimiyah wafat pada 1328 M (728 H). Namun, pada tahun-tahun tersebut, Ibnu Taimiyah sedang dipenjara dan tidak memberikan khutbah di masjid. Kredibilitas Ibnu Battutah: Sebagian ulama meragukan sebagian catatan Ibnu Battutah karena ia terkadang mencatat hal-hal yang sulit diverifikasi atau bahkan dianggap berlebihan. 3. Pandangan Ulama Para ulama yang membela Ibnu Taimiyah, seperti Ibnul Qayyim, menegaskan bahwa beliau adalah seorang yang sangat hati-hati dalam membahas sifat Allah dan tidak mungkin melakukan tindakan seperti itu, karena hal itu menyiratkan tasybih (penyerupaan Allah dengan makhluk), yang jelas-jelas bertentangan dengan akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Kisah ini sering digunakan oleh pihak yang tidak sepakat dengan pemikiran Ibnu Taimiyah untuk mendiskreditkannya. Kesimpulan Kisah ini tidak dapat diterima begitu saja tanpa verifikasi yang kuat. Banyak bukti sejarah dan argumen menunjukkan bahwa cerita tersebut kemungkinan besar tidak benar atau dilebih-lebihkan. Ibnu Taimiyah sendiri dikenal sebagai ulama yang sangat berhati-hati dalam menjaga kemurnian aqidah Islam, sehingga tuduhan seperti ini tampaknya tidak sesuai dengan kepribadiannya.
seandainya benar, kayak mereka ngak pernah salah aja, kalau mau adil harusnya ya ditimbang kebaikan ama keburukannya dan tentunya bagaimana keyakinan Imam Ibnu Taimiyah saat akhir hidupnya itu seharusnya yang perlu diperhatikan
Ibnu hajar asqolani menjadikan ibnu taimiyah sbg rujukan ilmu.... Pemahaman beliau terhadap Asma’ Was Sifaat tetap tidak berubah sebagaimana yang dipahami Salafus Sholih, yaitu meyakininya tanpa tahriif ( meyimpangkan lafadz atau maknanya pada makna yang hakiki), tidak juga ta’thiil (menolak), atau takyiif (menentukan/ menanyakan kaifiyatnya), dan tamtsiil (menyerupakan Sifat Allah dengan sifat makhluk). Pemahaman tersebut tidaklah berubah sebagaimana yang beliau nyatakan dalam al-‘Aqiidah al- Waasithiyyah yang terus dikaji oleh kaum muslimin sampai saat ini. Pembelaan Ibnu Hajar al-‘Asqolaany terhadap Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Al-Hafidz as-Sakhowy menukil perkataan Ibnu Hajar al-‘Asqolaany dalam kitabnya al-Jawaahir wad Durar juz 2 hal 734-736. Di antara perkataan Ibnu Hajar tersebut adalah : …ولقد قام على الشيخ تقي الدين جماعة من العلماء مراراً ، بسبب أشياء أنكروها عليه من الأصول والفروع ، وعقدت له بسبب ذلك عدة مجالس بالقاهرة ، وبدمشق ، ولا يحفظ عن أحد منهم أنه أفتى بزندقته ، ولا حكم بسفك دمه مع شدة المتعصبين عليه حينئذ من أهل الدولة ، حتى حبس بالقاهرة ، ثم بالإسكندرية ، ومع ذلك فكلهم معترف بسعة علمه ، وكثرة ورعه ، وزهده ، ووصفه بالسخاء ، والشجاعة ، وغير ذلك من قيامه في نصر الإسلام ، والدعوة إلى الله تعالى في السر والعلانية ، فكيف لا يُنكر على مَن أطلق ” أنه كافر ” “…dan sungguh para Ulama’ telah bangkit terhadap Syaikh Taqiyuddin berkali-kali dengan sebab-sebab yang mereka ingkari dari permasalahan ushul dan furu’, dan beberapa kali mengadakan majelis di Kairo maupun Damaskus. Dan tidaklah ada ternukil sedikitpun dari mereka yang memfatwakan bahwa beliau adalah zindiq, dan tidak ada yang menghukumi halalnya darah beliau padahal pada waktu itu banyak yang fanatik terhadap beliau dari kalangan penduduk negeri. Sampai beliau dipenjara di Mesir kemudian di alIskandariyah. Bersamaan dengan itu semuanya mengakui luasnya ilmu beliau, banyaknya sikap wara’ dan zuhud beliau, dan mereka mensifati beliau dengan dermawan (pemurah), keberanian, dan yang selain itu berupa pembelaan terhadap Islam, dakwah kepada Allah secara sembunyi-sembunyi maupun terang terangan. Maka, bagaimana tidak diingkari orang-orang yang menyebut beliau sebagai ‘kafir’ ” فإنه شيخ في الإسلام بلا ريب “…beliau adalah Syaikhul Islam tanpa diragukan lagi” ومع ذلك فهو بشر يخطئ ويصيب ، فالذي أصاب فيه - وهو الأكثر - يستفاد منه ، ويترحم عليه بسببه ، والذي أخطأ فيه لا يقلد فيه ، بل هو معذور ؛ لأن أئمة عصره شهدوا له بأن أدوات الاجتهاد اجتمعت فيه ، حتى كان أشد المتعصبين عليه ، والقائمين في إيصال الشر إليه ، وهو الشيخ كمال الدين الزملكاني ، يشهد له بذلك ، وكذلك الشيخ صدر الدين بن الوكيل “…bersamaan dengan itu beliau adalah manusia yang bisa salah dan bisa benar. Pendapat beliau yang benar - yang ini sangat banyak- bisa diambil faedah, dan didoakan agar beliau mendapat rahmat dari Allah dengan sebab tersebut, sedangkan pendapat beliau yang salah tidak diikuti, bahkan dimaafkan. Karena ulama’ yang sejaman dengan beliau mempersaksikan bahwa perangkat untuk berijtihad telah terkumpul pada beliau, sampai-sampai orang yang sangat fanatik permusuhannya terhadap beliau dan yang selalu berusaha menyampaikan keburukan terhadap beliau : Syaikh Kamaluddin az-Zamlakaany mempersaksikan hal itu, demikian juga dengan Syaikh Shodruddin bin alWakiil” ولو لم يكن للشيخ تقي الدين من المناقب إلا تلميذه الشهير الشيخ شمس الدين بن قيم الجوزية صاحب التصانيف النافعة السائرة التي انتفع بها الموافق والمخالف : لكان غاية في الدلالة على عظم منزلته ، فكيف وقد شهد له بالتقدم في العلوم ، والتميز في المنطوق والمفهوم أئمة عصره من الشافعية وغيرهم ، فضلاً عن الحنابلة “ Kalaulah tidak ada keutamaan lain dari Syaikh Taqiyuddin (Ibnu Taimiyyah) kecuali muridnya yang terkenal Syamsuddin Ibn Qoyyim al-Jauziyyah, yang memiliki karya-karya tulis yang bermanfaat bagi pendukung maupun penentangnya, niscaya cukuplah sebagai bukti agungnya kedudukan beliau. Maka bagaimana (tidak), padahal para Ulama’ pada zaman beliau dari kalangan Syafiiyah dan selainnya, apalagi dari Hanabilah telah mempersaksikan keunggulan beliau dalam ilmu, dan keistimewaan beliau dalam ucapan dan pemahaman”. (al-Jawaahir wad Durar juz 2 hal 734-736). Ibnu Hajar al-‘Asqolaany Banyak Menjadikan Pendapat Ibnu Taimiyyah sebagai Rujukan Di dalam kitabnya Fathul Baari Syarh Shohih al-Bukhari al-Hafidz Ibnu Hajar al-‘Asqolaany menyebutkan pendapat Ibnu Taimiyyah tidak kurang dari 25 kali. Beberapa yang bisa dinukil di sini : Ketika menyebutkan pendapat Ulama’ tentang makna siksaan bagi mayit karena sebab ratapan yang dilakukan keluarganya, beliau menyatakan : مَعْنَى التَّعْذِيب تَأَلُّم الْمَيِّت بِمَا يَقَع مِنْ أَهْله مِنْ النِّيَاحَة وَغَيْرهَا ، وَهَذَا اِخْتِيَار أَبِي جَعْفَر الطَّبَرِيّ مِنْ الْمُتَقَدِّمِينَ ، وَرَجَّحَهُ اِبْن الْمُرَابِط وَعِيَاض وَمَنْ تَبِعَهُ وَنَصَرَهُ اِبْن تَيْمِيَة وَجَمَاعَة مِنْ الْمُتَأَخِّرِينَ ، وَاسْتَشْهَدُوا لَهُ بِحَدِيثِ قَيْلَة بِنْت مَخْرَمَة “ Makna ‘penyiksaan’ adalah perasaan sakit si mayit karena apa yang terjadi dari keluarganya berupa ratapan atau semisalnya. Ini adalah pendapat dari Abu Ja’far atThobary dari kalangan mutaqoddimin, dan dirajihkan oleh Ibnul Muqoobith dan ‘Iyaadl, dan pengikutnya, pendapat ini juga dikuatkan oleh Ibnu Taimiyyah dan para Ulama dari kalangan mutaakhkhirin, dan mereka berdalil dengan hadits Qoylah binti Makhromah “ (Fathul Baari juz 4 halaman 327). Pada saat menjelaskan pendapat para Ulama’ tentang anak-anak orang musyrik yang meninggal dunia, Ibnu Hajar menyatakan : سَادِسهَا هُمْ فِي النَّار حَكَاهُ عِيَاض عَنْ أَحْمَد ، وَغَلَّطَهُ اِبْن تَيْمِيَة بِأَنَّهُ قَوْل لِبَعْضِ أَصْحَابه وَلَا يُحْفَظ عَنْ الْإِمَام أَصْلًا “Pendapat yang ke-enam : mereka berada di anNaar (neraka). Pendapat ini dihikayatkan oleh ‘Iyaadl dari Imam Ahmad. Tetapi (hikayat) ini disalahkan oleh Ibnu Taimiyyah, bahwasanya itu adalah perkataan sebagian sahabat (Imam Ahmad), dan tidaklah terjaga (ternukil) dari Imam (Ahmad) sama sekali”(Fathul Baari juz 4 halaman 462).
Ustad Nuruddin tidak berniat menjelekkan ulama2 Wahabi. Tapi warga Wahabi kepanasan sampek2 nyebar editan video ust Nuruddin dengan memfitnah Syi'ah atau Islam liberal😂
@Alfatih12360 anda cari sendiri, di geogle referensunya banyak, tinggal anda percaya apa tidak. Masa hidupnya jauh dr kita jaka ada riwayat ya biasa ada yg menshohihkan ada pula yg mendoifkan, tergantung anda sendiri percaya yg mana, tp jika memadukan pemahaman agama dengan sains modrn kususnya kosmologi dan fisika kuantum, maka pemahaman anda gak akan sejalan,
Afwan kiyai,di bilang pengikut Ibnu Taimiyah atau yang lain ana rasa kurang bagus, seharusnya yang menjadi pengikut kita hanya Nabi Muhammad Shallallahahu alaihi wasallam,😢😢
Tidak ada yang lebih indah selain memandang hidup(serba serbi dunia) ini dengan duduk denganmu wahai guruku🙇(bahkan Jalaludin assuyuti dan Ibnu hajar asqolani juga ad dahabi saja dan ulama besar yg lainya mumuji Ibnu Taimiyah karena banyak ke baiknya)meskipun ada beberapa pandangan yg ber beda,itulah kebijakan dan ke arifan orang alim yang sesungguhnya,(celakalah orang yg mencela ulama ulama Allah)bahkan kita harus menjaga dan memuliakan Marwah para ulama.(Jangan melaknat assya,irah dan Ibnu Taimiyah)
@@ekosusanto7836Masa hidup Ibnu taimiyyah dikejar2 masyarakat ,keluar masuk penjara menjadi langganan.ulama yg paling hebat menentang Ibnu taimiyyah adalah Taqiyuddin as Subki ayah dari Tajuddin as subki .Taqiyuddin adalah maha guru ulama syam
Gus qoyyum,munkin lebih baik klo membhas masalh ayat sifat,itu langsung dari tafsir salaf dan kholaf, atau kita buka kitab ibanah an usuliddiyah,maqolatul islamiyin, al mujis karia abil hasan asyari,
فحضرته يوم الجمعة١ وهو يعظ الناس على منبر الجامع ويذكرهم فكان من جملة كلامه أن قال أن الله ينزل من سماء الدنيا كنزولي هذا ونزل درجة من درج المنبر فعارضه فقيه مالكي يعرف بابن الزاهراء وأنكر ما تكلم به فقامت العامة إلى هذا الفقيه وضربوه بالأيدي والنعال ضربا كثيرا حتى سقطت عمامته... Teks Redaksi kitab"رحلة ابن بطوطة" Jilid 1 halaman 72 "Shamela.ws-book" Karya ibnu Batuthoh Menit(10:45)
@bidinyogasmara Nah orang seperti ente ini yg yg gampang ngambil kesimpulan , mencela ahli Kalam Apakah kamu gak nyadar ini ngetik coment ini pakei ilmu Kalam .😂😂
lah wong dedengkotnya aja menghujat Asya;iroh sebagai golongan yg menyimpang dan sesat dari ahlusunnah lho: ruclips.net/video/tOENty7kJn0/видео.html&pp=ygUcc2FsZWggZmF1emFuIHRlbnRhbiBhc3lhaXJvaA%3D%3D
Gpp... banyak yg tercerahkan kok.. Ada 2 kemungkinan akibat : 1. Makin yakin di pilihan nya msg².. baik di aswaja maupun di wahabi. 2. Ada pula yg berpindah, a pindah ke b, atau sebaliknya.. Tp yg pasti, soal akidah jd lbh di pahami oleh umat, dibanding yg selama ini (sebagian) hanya krn ta'asshub doang...
وأن قوله {الرحمن على العرش استوى} ليس على ظاهره ولا أعلم كنه المراد به بل لا يعلمه إلا الله والقول في النزول كالقول في الاستواء وكتبه أحمد بن تيمية ثم أشهدوا عليه أنه تاب مما ينافي ذلك مختارا وذلك في خامس عشرى ربيع الأول سنة ٧٠٧ وشهد عليه بذلك جمع جم من العلماء وغيرهم... Teks Redaksi"الدرر الكامنة في أعيان المائة الثامنة" Jilid 1 halaman 137 "Shamela.ws-book" Karya Ibnu Hajar al Asqolani Menit(7:17)
Tidak ada ustadz salafi menjelekan dan memaki abu Hasan Asy'ari karena mereka tau sejarah perjalanan abu Hasan asy 'ari melalui tiga fase,dan di akhir fase dia bertaubat dengan membuat tiga buku untuk membantah buku buku beliau sendiri yg di buat fi fase pertama dan kedua namun sayang pengikut nya yg di akhir menolak kebenaran tersebut, Dan yg di jelekan salafi itu bukan abu Hasan Asy'ari tapi pengikutnya yg menyimpang
Anda searching saat firanda menyesatkan tauhid imam Asy'ari dan imam maturidi, semua Wahabi yang memulai pihak kami hanya mengcounter, maksud saya kekacauan ini Wahabi yang menabuh genderang perang kami sebagai pihak yang di cela bahkan dihinakan sebagai ahlul bidah ahli neraka kami tidak akan diam, kok dirimu yang baper dan merasa terdzolimi siapa yang mulai duluan mau mu sebenarnya?
Ada di buku karya yajid jawaz "mulia dengan manhaj salaf" asy ariyah dll sesat, juga ucapan sutadz2 Wahabi, jangan ngelak. Umat Islam ahli bid ah, tidak boleh kumpul
Bisanya hanya buat syubhat ujung2nya bela pencela ibnu Taimiyah. Mestinya kasi tahu dulu tolok ukur yg benar yg mana? Tolok ukur yg benar pemahaman salaf yg mana???? Itu yg jadi patokan. Jgn buat syubhat kitab2 ulama pencela ditampilkan.
وكان من بحور العلم ومن الأذكياء المعدودين والزهاد والأفراد ألف ثلاثمائة مجلدة وامتحن وأوذي مرارا مات في العشرين من ذي القعدة سنة ثمان وعشرين وسبعمائة... Teks Redaksi kitab"طبقات الحفاظ" Halaman 521 "Shamela.ws-book" Karya al Hafidz Jalaludin as suyuti Menit(4:58)
Mohon maaf kiyai cerita ibnu batuta jelas berbohong bisa ditinjau dari sisi sejarah..coba perhatikan tahunnya... Kedua ibnu hajar lagi menceritakan bahwa ada orang yg mengeklain bawah ibnu taymiyah telah bertaubat dan kembali kpd asya'iroh,, tapi ibnu kasir dan ibnu Qoyim mengingkari bahwa catatan yg di palsukan atas nama gurunya...karna mereka berdua sangat faham tulisan gurunya... استوى على menurut ibnu abbas mengatakan على وارتفع Dan ahli bahasa kuno tidak mengenal bahwa istawa alaa artinya menguasai... Dan tidak ada manhaj salaf mengkafirkan asy'ari.. Yg ada asy'ari yg mengkafirkan manhaj salaf dg mebuat fitnah katanya mujasimah...🤭🤭🤭 Jadi jangan kebalik yaa..karna freamingnya yg beredar seolah olah manhaj salaf mengkafirkan...kalau mengatakan asya'iroh tidak memgikuti salaf dalam asma' dan sifat memang betul.. Dan memang beda..itu diakui oleh imam nawawi...bahkan fahru rozi juga mengkritik ulama' salaf, bahkan abu hasan al asy'ari juga kena kritik miskipun dianggap sebagai pendiri madzhab asy 'ari..ok...!
Seharusnya gus Qoyum atau yg lainnya membahas kitab aslinya imam Abul Hasan alasyari dan imam albaqillani Karena ke2 imam ini menyatakan bahwa Allah berada diatas Arsy dg syarat tidak saling bersentuhan antara Allah dengan Arsy. Dan ini yg dipegang oleh salafi dr sini disimpulkan bahwa asy ariyah beda dg imam Abul Hasan Al Asy'ari.
@@SabitaPinter yeee... Gimana anda ini, comment anda yg bilang harusnya kiyai bacain kitab yg aslinya, terus yg kiyai baca bukan aslinya gt? Comment seperti itu kirain tahu asli atau tidaknya, ternyata... Duh ..Duh ..
Ustadz ustad salafiyah itu mulut nya lebih terjaga berbeda dgn ustadz pengikut Asy'ariyah yg suka menghujat sy yakin antum menyadari itu kyai apalagi yg namanya di sebut singa aswaja kyai romli. Rupa nya di sebut singa cuma karena berani menghujat Wahabi bukan karena ilmunya.
@caksentit ituu ga peduli dengan urusan umat Islam yang di bodohi dohongi dgn nasab palsu orang di takut2i TDK masuk syurga KLO TDK taat PD habib.. memalsukan sejarah memalsukan nasab.. merendahkan kyai kyai ulama sepuh Nusantara kalian anggap jgn peduli org lain dijadikan budak2 habib.
@ekosusanto7836 ok sdh jelas sekarang .....ada kecurangan , hanya klaim unjukin kItab doang ......sedang isi bab2 semua sdh dirangkum du kertas tersendiri. Pak kyai dan anak buahnya ingin memfreming ......apa bisa? Kita lihat bantahannya........enre beragama kayak gerombolan. BANTAHAN : Benarkah Ibnu Taimiyyah Bertaubat dan Menjadi Seorang Asy’ari? Kalau kita merujuk pada kitab Ibnu Hajar al-‘Asqolaany tersebut, akan terlihat bahwa kisah bertaubatnya Ibnu Taimiyyah di hadapan majelis para “Ulama’” waktu itu terjadi di tahun 707 H. Sedangkan Ibnu Taimiyyah meninggal pada tahun 728 H. Sehingga, -kalaupun kisah ini benar- berarti selama kurang lebih 21 tahun Ibnu Taimiyyah berpemahaman Asy’ari. Benarkah demikian? Pada tulisan ini akan dipaparkan bukti -bukti yang menunjukkan bahwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah tidak pernah berubah pemahaman menjadi seorang Asy-‘ari. Penjelasan tentang hal tersebut akan dibagi menjadi: 1. Bukti Bantahan dari Kitab-kitab Ibnu Taimiyyah yang Ditulis Setelah 707 H. 2. Penjelasan dari Murid-Murid Ibnu Taimiyyah bahwa Beliau Tetap Kokoh pada Manhajnya. 1). Bukti Bantahan dari Kitab-kitab Ibnu Taimiyyah yang Ditulis Setelah 707 H. Rujukan kita adalah kitab-kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah yang ditulis setelah 707 H atau setelah Ibnu Taimiyyah kembali dari Mesir. Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa kitab-kitab tertentu ditulis pada kurun waktu tertentu? Bisa dilihat pada penjelasan di muqoddimah pentahqiq kitab-kitab tersebut, keterangan yang menunjukkan bahwa kitab tersebut diikhtisar (diringkas) oleh ulama’-ulama’ setelahnya, kitab-kitab lain yang menjelaskan tentang tarjamah (biografi) beliau, ataupun indikasi-indikasi lain yang menunjukkan hal tersebut. Di antara kitab-kitab yang beliau tulis setelah tahun 707 H adalah kitab Minhaajus Sunnah anNabawiyyah sebagai bantahan terhadap kaum Syi’ah Rafidlah. Pada kitab tersebut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah meluruskan pemahaman Asy-ari yang salah tentang masalah ru’yatullah (kaum mu’minin melihat Allah di akhirat) maupun penetapan sifat al-‘Uluw (ketinggian) bagi Allah, dalam konteks membantah Syi’ah Rafidlah (bisa dilihat salah satu contohnya adalah pada bagian ‘Kalaamur Roofidly ‘alaa Itsbaati al-Asyaa-iroh liru’yatillah hal 340-352 maupun bagian ‘Kalaamur Raafidly ‘ala maqoolatil Asyaa-iroh fi Kalaamillaah’ hal 352-400. Ibnu Hajar al-‘Asqolaany sendiri menjadikan kitab tersebut sebagai salah satu rujukan dalam kitab Fathul Bari. Beliau menyebutkan dalam 3 tempat di kitab Fathul Baari (1/182 bab Kitaabatul ‘Ilm,11/209 bab Qishshotu Abi Tholib, dan 21/154 bab Qoulullaahi Ta’ala Wallaahu Kholaqokum wamaa ta’maluun) dengan mengisyaratkan kitab tersebut sebagai ‘a-Radd ‘ala ar-Rafidhy’. Demikian juga kitab-kitab setelah 707 H yang ditulis Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah yang lain di antaranya : ar-Raddu ‘alal Manthiqiyyiin, al-Jawabus Shohiih liman Baddala Dienal Masiih, dan alFurqaan Bayna Awaliyaa-ir Rahmaan wa Awliyaaisy-Syaithan. Di dalam kitab ‘alFurqaan’, pada halaman 12 Syaikhul Ibnu Taimiyyah menyebutkan Sifat Allah yang mencintai wali-Nya dengan kecintaan yang sempurna. Beliau tidaklah mentahrif Sifat ‘mencintai’ tersebut seperti tahrif yang biasa dilakukan oleh Asy-‘ari dengan memalingkannya pada makna-makna yang lain. Dalam kitab al-Jawaabus Shohiih liman Baddala Dienal Masiih juz 4 halaman 6 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah membantah keyakinan Nashara yang menyimpang, dengan menjelaskan Sifat al-Kalaam (berbicara) bagi Allah sesuai dengan aqidah Ahlussunnah. Beliau juga tidak memalingkan makna al-Kalaam tersebut pada makna yang lain, tetapi memaknakannya secara hakiki. Perlu diketahui bahwa kitab al-Jawaabus Shohiih liman Baddala Dienal Masiih adalah salah satu kitab yang dijadikan rujukan oleh Ibnu Hajar al-‘Asqolaany dalam Fathul Baari (21/151).
@@ahmadrulmiyadi5222 klo memang mengajak menghormati sikapnya jangan kayak si udin ....pura2 ngomong saling mengjormati , trus memfitnah dg sesuatu kebohongan ibnu taimiyah tobat.....dg modus cuma menunjukkan kitabnya doang.......tanpa isi dan screenshotnya. Trus di akhir dia klosing. Padahal dr awal justru cacian dan penghujatan dr pihak sebelah duluan .....sedang kt msh kontrol. Klo nggk percaya .....itu lihat si udin upload video dg tema kemana2 ....
@@intandonysasono998 saya nyimak dari awal video Gus Qoyum ini intinya adalah membaca kitab2 yang memuji dan mengkritik ibn Taimiyah. Sembari mengajak kalangan salafi dan Asy'ari untuk saling menghormati perbedaan... Saya gak menemukan hujatan kepada ulama salafi dari Gus Qoyum... Video ini gak membahas ustadz Nurudin jadi jangan melebar kemana-mana
Yang memuji Ibnu Taimiah adalah yang mahzab aqidahnya AHLI HADITS dan yang membencinya umumnya dari kalangan yang mahzab aqidahnya AHLI RA"YI (jahmiah muktazilah asyariah).
@@Rungkadmenehtapi TDK ada kitab karya Ibnu Taimiyah setelah tobat logisnya kalo beliau tobat pasti beliau akan tulis kitab bantahan atas apa yg dinyakini beliau sebelum tobat.
Pak kyai terlihat msh kemakan hoak😂 ....kt salafi santai sj dan menahan diri dr pengkafiran , celaam dsb.....justru sebaliknya celaan2 tdk beradab jjustru dr kalangan anda pak yai.....benerkan, jangan dibalik2😂 Lebih telak lagi, kitab yang bisa membungkam syubuhat bahwa Ibnu Taimiyyah berubah pemahaman menjadi Asy-ari adalah kitab Dar-u Ta’aarudhil ‘Aql wan Naql yang ditulis beliau. Di dalamnya beliau membantah kelompok - kelompok yang mengedepankan akal seperti Mu’tazilah, al-Jahmiyyah, al-Maaturidiyyah, dan juga termasuk al-‘Asyaa-iroh (Asy-‘ari). Pada juz 1 halaman 15, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyebutkan kesesatan orang-orang yang mengingkari: ru’yatullah (bahwa Allah bisa dilihat oleh orang beriman di akhirat) dan ketinggian Allah di atas ‘Arsynya. Jika timbul pertanyaan : Kapankah kitab Dar-u Ta’aarudhil ‘Aql wan Naql tersebut ditulis? Jawabannya : kitab tersebut ditulis setelah beliau kembali ke Syam. Dr. Muhammad Rosyad Salim menyatakan bahwa kitab itu ditulis sekitar tahun 713-717 H. Kitab-kitab lain yang dikemukakan di atas sebagai bukti bahwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah sama sekali tidak berubah pemahaman menjadi Asy-‘ari semuanya ditulis setelah kitab Dar-u Ta’arudhil ‘Aql wan Naql ini. Sebagai contoh, di dalam kitab Minhaajus Sunnah anNabawiyyah beberapa kali beliau mengisyaratkan rujukan pada kitab Dar’u Ta’aarudhil ‘Aql wan Naql. 2) Penjelasan dari Murid-Murid Ibnu Taimiyyah bahwa Beliau Tetap Kokoh pada Manhajnya. Imam Adz-Dzahaby sebagai salah seorang murid Ibnu Taimiyyah menyatakan dalam kitabnya alMu’jamul Mukhtash : قد سجن غير مرة ليفتر عن خصومه ويقصر عن بسط لسانه وقلمه وهو لا يرجع ولا يلوي على ناصح إلى أن توفي “Beliau telah dipenjara berkali-kali untuk memutuskan permusuhannya (terhadap ahlul bid’ah,pent) dan mengurangi ‘tajamnya’ lisan dan pena beliau,tetapi beliau tidaklah rujuk (mundur) maupun melunak sampai beliau meninggal” Pada bagian lain Imam AdzDzahaby juga menyatakan di dalam kitab tersebut: حتى قام عليه خلق من علما مصروالشام قياما … وهو ثابت لا يداهن ولا يحابي ، بل يقول الحق المرّ الذي أداه إليه إجتهاده وحِدّة ذهنه وسعة دائرته في السنن و الأقوال “ Sampai bangkitlah sekelompok Ulama dari Mesir dan Syam…dalam keadaan beliau tetap kokoh, tidak mencari muka ataupun berbasa-basi, akan tetapi beliau tetaplah mengucapkan kebenaran yang pahit berdasarkan ijtihadnya, tajamnya pikiran, dan luasnya wawasan tentang Sunnah - sunnah dan ucapan-ucapan” Imam Ibnu Katsir yang juga merupakan murid Ibnu Taimiyyah menyatakan : وفي ليلة عيد الفطر أحضر الامير سيف الدين سلار نائب مصر القضاة الثلاثة وجماعة من الفقهاء فالقضاة الشافعي والمالكي والحنفي، والفقهاء الباجي والجزري والنمراوي، وتكلموا في إخراج الشيخ تقي الدين بن تيمية من الحبس، فاشترط بعض الحاضرين عليه شروطا بذلك، منها أنه يلتزم بالرجوع عن بعض العقيدة وأرسلوا إليه ليحضر ليتكلموا معه في ذلك، فامتنع من الحضور وصمم، وتكررت الرسل إليه ست مرات، فصمم على عدم الحضور، ولم يلتفت إليهم ولم يعدهم شيئا، فطال عليهم المجلس فتفرقوا وانصرفوا غير مأجورين “ dan pada malam Iedul Fithri al-Amiir menghadirkan Saifuddin Salaar perwakilan Mesir, 3 hakim, dan sekelompok Fuqaha’. Tiga hakim tersebut adalah dari madzhab Asy-Syafi’I, al-Maaliki, dan alHanafy, sedangkan fuqaha’ yang hadir adalah al-Baaji, al-Jazarii, dan anNamrowy, dan mereka mengharapkan agar Syaikh Taqiyuddin bin Taimiyyah dikeluarkan dari penjara. Sebagian hadirin mempersyaratkan beberapa syarat, di antaranya : beliau harus ruju’ dari sebagaian aqidah dan mereka mengirim utusan agar beliau hadir di tempat itu dan berbicara kepada mereka. Tetapi beliau menolak hadir (ke majelis tersebut) dan berketetapan hati (untuk tidak hadir). Utusan itu kembali sampai 6 kali. Beliau tetap kokoh pada pendirian untuk tidak hadir, tidak menoleh pada mereka, dan tidak menjanjikan apapun. Maka majelis itupun bubar dan merekapun kembali tanpa mendapat balasan” (al-Bidayah wan Nihaayah juz 14 hal 47) Dari penjelasan di atas nampaklah secara gamblang bahwa Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah tidaklah berubah pemahaman menjadi seorang Asy-‘ari.
@@imdadmuhammad4307 ya tp diujungnya tetap nggk ada keadilan ....cuma mbela kelompoknya sj .......sdh kenyang sy model2 nurudin , oak yai ini.....sok nggk bersalah tp ngibul jalan terus.
@@ekosusanto7836 suruh screenshot tulisannya ....dan halamannya. Kayak kt ini anak kecil sj mau dibohongin. Dasar kadal aswaja- asli warisan jahiliyah. Tipu2......
Ada kitab karangan Syeikh Abdullah Al Harary judul nya: المقالات السنية في كشف ضلالة إبن تيمية Untuk menambah hasanah Gus ruclips.net/video/ZWqom3pD0Ck/видео.htmlsi=Siwj28ckA51EmMnQ
Gus Qoyyum kaya referensi ❤❤❤
Subhanallah baru x ini mendengar ustad dari kalangan Asy'ari yg begitu objekti ,adil dalam menilay ulama karna beliou sangat ilmiah erbicara dg ilmu bukan hawa dan perasaan 0:16
Masha Allah..lugas tuntas mencerah kan jazakallah kiyai...❤❤❤
Ma sya Alloh... Ulama sepuh Ahli Kalam Nusantara sudah Turun Gunung....
Semoga Ummat Islam menjadi lebih cerdas.
Apa yg disampaikan oleh Adzahabi, As Suyuti, Ibn Hajar Al Asqollani tentang Ibn Taimiyah dll... Itu jugalah yg disampaikan oleh Ust. Nuruddin Al Azhari..
Semoga Para Wahabi semakin encer otaknya dan menjadi lunak lembut hatinya dari kejumudan.
Semoga otak anda juga encer, untuk bisa memahami pendapat yang berbeda
Awas bidah di pelihara.
Barakallahu fiikum syekhuna
لا اله الا الله
محمد رسول
اللهم صل على محمد
وعلى آل محمد
Barakalloh fiik, gus..
Kaya akana referensi❤❤
Kisah yang menyebut bahwa Ibnu Battutah pernah melihat Ibnu Taimiyah memperagakan turunnya Allah Ta'ala adalah kontroversial dan banyak dipertanyakan kebenarannya oleh para ulama dan sejarawan.
Beberapa poin penting terkait kisah ini:
1. Sumber Kisah
Kisah ini berasal dari catatan perjalanan Ibnu Battutah dalam kitabnya Rihlah Ibnu Battutah. Ia menyebutkan bahwa ia melihat Ibnu Taimiyah di Damaskus sedang memberikan khutbah, lalu memperagakan turunnya Allah dengan turun dari mimbar.
2. Kritik terhadap Keabsahan Kisah
Waktu dan Tempat Tidak Sinkron: Penelitian sejarah menunjukkan bahwa Ibnu Battutah tiba di Damaskus sekitar tahun 1326 M (726 H), sedangkan Ibnu Taimiyah wafat pada 1328 M (728 H). Namun, pada tahun-tahun tersebut, Ibnu Taimiyah sedang dipenjara dan tidak memberikan khutbah di masjid.
Kredibilitas Ibnu Battutah: Sebagian ulama meragukan sebagian catatan Ibnu Battutah karena ia terkadang mencatat hal-hal yang sulit diverifikasi atau bahkan dianggap berlebihan.
3. Pandangan Ulama
Para ulama yang membela Ibnu Taimiyah, seperti Ibnul Qayyim, menegaskan bahwa beliau adalah seorang yang sangat hati-hati dalam membahas sifat Allah dan tidak mungkin melakukan tindakan seperti itu, karena hal itu menyiratkan tasybih (penyerupaan Allah dengan makhluk), yang jelas-jelas bertentangan dengan akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Kisah ini sering digunakan oleh pihak yang tidak sepakat dengan pemikiran Ibnu Taimiyah untuk mendiskreditkannya.
Kesimpulan
Kisah ini tidak dapat diterima begitu saja tanpa verifikasi yang kuat. Banyak bukti sejarah dan argumen menunjukkan bahwa cerita tersebut kemungkinan besar tidak benar atau dilebih-lebihkan. Ibnu Taimiyah sendiri dikenal sebagai ulama yang sangat berhati-hati dalam menjaga kemurnian aqidah Islam, sehingga tuduhan seperti ini tampaknya tidak sesuai dengan kepribadiannya.
Baarakallaahu fiikum
@jakapurnama9501 wa fiikum baarokalloh
seandainya benar, kayak mereka ngak pernah salah aja, kalau mau adil harusnya ya ditimbang kebaikan ama keburukannya dan tentunya bagaimana keyakinan Imam Ibnu Taimiyah saat akhir hidupnya itu seharusnya yang perlu diperhatikan
Semoga ustadz ustadz salaf makin banyak di Indonesia berdakwah Qur'an dan Sunnah.
Betul kiyai,kritik boleh kritik tapi harus objektif dan tetap salam koridor kesopanan
بارك الله في حياتكم شيخنا الجليل العالم الفقيه كياهي الحاج عبد القيوم ...
ونحبكم في الله ...
Masya Allah
Alhamdulillah
Barokah yai
Mugi-mugi bermanfaat
Sehat selalu yai
KAMI BANGGA...PUNYA ..GURU..GUS QOYYUM..PEMBIMBING..UMMAT SEJATI..SMG PANJANG UMUR GUSS..KAMI TDK AKAN BOSAN..TERHADAP FATWAMU..ILA YAUMIL QIAMAH
Masya Allah, jazakumullah khoir mama kiyai.
Terima kasih atas pencerahannya Kyai 🙏🙏🙏
Assalamualaikum ... Bismillahirrahmanirrahim ... Alhamdulillah ...jln. sunan Kudus ...sumber taman ... Probolinggo hadir Gus ....
Kangen mbah Yai 💖💖💖🎉🙏
Adem yai...sehat sehat dn terus mncerahkan....
Hidup untuk mengaji dan mengkaji ❤
Alhamdulillah
Masya Alloh saya pribadi berbeda pandangan dengan Gus Qoyum tapi penjelasan beliau ilmiah Dan adem kata pepatah memancing tidak buat airnya keruh
Benar kata ustadz Adi hidayat.. Gus qoyum itu ilmunya luas...
alhamdulillah..barakah Abah Guru...Amiin
TDreek gaoos syeh...Tabaruukan...❤❤❤❤❤❤❤
Ibnu hajar asqolani menjadikan ibnu taimiyah sbg rujukan ilmu....
Pemahaman beliau terhadap Asma’ Was Sifaat tetap tidak berubah sebagaimana yang dipahami Salafus Sholih, yaitu meyakininya tanpa tahriif ( meyimpangkan lafadz atau maknanya pada makna yang hakiki), tidak juga ta’thiil (menolak), atau takyiif (menentukan/ menanyakan kaifiyatnya), dan tamtsiil (menyerupakan Sifat Allah dengan sifat makhluk). Pemahaman tersebut tidaklah berubah sebagaimana yang beliau nyatakan dalam al-‘Aqiidah al- Waasithiyyah yang terus dikaji oleh kaum muslimin sampai saat ini.
Pembelaan Ibnu Hajar al-‘Asqolaany terhadap Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
Al-Hafidz as-Sakhowy menukil perkataan Ibnu Hajar al-‘Asqolaany dalam kitabnya al-Jawaahir wad Durar juz 2 hal 734-736. Di antara perkataan Ibnu Hajar tersebut adalah :
…ولقد قام على الشيخ تقي الدين جماعة من العلماء مراراً ، بسبب أشياء أنكروها عليه من الأصول والفروع ، وعقدت له بسبب ذلك عدة مجالس بالقاهرة ، وبدمشق ، ولا يحفظ عن أحد منهم أنه أفتى بزندقته ، ولا حكم بسفك دمه مع شدة المتعصبين عليه حينئذ من أهل الدولة ، حتى حبس بالقاهرة ، ثم بالإسكندرية ، ومع ذلك فكلهم معترف بسعة علمه ، وكثرة ورعه ، وزهده ، ووصفه بالسخاء ، والشجاعة ، وغير ذلك من قيامه في نصر الإسلام ، والدعوة إلى الله تعالى في السر والعلانية ، فكيف لا يُنكر على مَن أطلق ” أنه كافر ”
“…dan sungguh para Ulama’ telah bangkit terhadap Syaikh Taqiyuddin berkali-kali dengan sebab-sebab yang mereka ingkari dari permasalahan ushul dan furu’, dan beberapa kali mengadakan majelis di Kairo maupun Damaskus. Dan tidaklah ada ternukil sedikitpun dari mereka yang memfatwakan bahwa beliau adalah zindiq, dan tidak ada yang menghukumi halalnya darah beliau padahal pada waktu itu banyak yang fanatik terhadap beliau dari kalangan penduduk negeri. Sampai beliau dipenjara di Mesir kemudian di alIskandariyah. Bersamaan dengan itu semuanya mengakui luasnya ilmu beliau, banyaknya sikap wara’ dan zuhud beliau, dan mereka mensifati beliau dengan dermawan (pemurah), keberanian, dan yang selain itu berupa pembelaan terhadap Islam, dakwah kepada Allah secara sembunyi-sembunyi maupun terang terangan. Maka, bagaimana tidak diingkari orang-orang yang menyebut beliau sebagai ‘kafir’ ”
فإنه شيخ في الإسلام بلا ريب
“…beliau adalah Syaikhul Islam tanpa diragukan lagi”
ومع ذلك فهو بشر يخطئ ويصيب ، فالذي أصاب فيه - وهو الأكثر - يستفاد منه ، ويترحم عليه بسببه ، والذي أخطأ فيه لا يقلد فيه ، بل هو معذور ؛ لأن أئمة عصره شهدوا له بأن أدوات الاجتهاد اجتمعت فيه ، حتى كان أشد المتعصبين عليه ، والقائمين في إيصال الشر إليه ، وهو الشيخ كمال الدين الزملكاني ، يشهد له بذلك ، وكذلك الشيخ صدر الدين بن الوكيل
“…bersamaan dengan itu beliau adalah manusia yang bisa salah dan bisa benar. Pendapat beliau yang benar - yang ini sangat banyak- bisa diambil faedah, dan didoakan agar beliau mendapat rahmat dari Allah dengan sebab tersebut, sedangkan pendapat beliau yang salah tidak diikuti, bahkan dimaafkan. Karena ulama’ yang sejaman dengan beliau mempersaksikan bahwa perangkat untuk berijtihad telah terkumpul pada beliau, sampai-sampai orang yang sangat fanatik permusuhannya terhadap beliau dan yang selalu berusaha menyampaikan keburukan terhadap beliau : Syaikh Kamaluddin az-Zamlakaany mempersaksikan hal itu, demikian juga dengan Syaikh Shodruddin bin alWakiil”
ولو لم يكن للشيخ تقي الدين من المناقب إلا تلميذه الشهير الشيخ شمس الدين بن قيم الجوزية صاحب التصانيف النافعة السائرة التي انتفع بها الموافق والمخالف : لكان غاية في الدلالة على عظم منزلته ، فكيف وقد شهد له بالتقدم في العلوم ، والتميز في المنطوق والمفهوم أئمة عصره من الشافعية وغيرهم ، فضلاً عن الحنابلة
“ Kalaulah tidak ada keutamaan lain dari Syaikh Taqiyuddin (Ibnu Taimiyyah) kecuali muridnya yang terkenal Syamsuddin Ibn Qoyyim al-Jauziyyah, yang memiliki karya-karya tulis yang bermanfaat bagi pendukung maupun penentangnya, niscaya cukuplah sebagai bukti agungnya kedudukan beliau. Maka bagaimana (tidak), padahal para Ulama’ pada zaman beliau dari kalangan Syafiiyah dan selainnya, apalagi dari Hanabilah telah mempersaksikan keunggulan beliau dalam ilmu, dan keistimewaan beliau dalam ucapan dan pemahaman”. (al-Jawaahir wad Durar juz 2 hal 734-736).
Ibnu Hajar al-‘Asqolaany Banyak Menjadikan Pendapat Ibnu Taimiyyah sebagai Rujukan
Di dalam kitabnya Fathul Baari Syarh Shohih al-Bukhari al-Hafidz Ibnu Hajar al-‘Asqolaany menyebutkan pendapat Ibnu Taimiyyah tidak kurang dari 25 kali. Beberapa yang bisa dinukil di sini :
Ketika menyebutkan pendapat Ulama’ tentang makna siksaan bagi mayit karena sebab ratapan yang dilakukan keluarganya, beliau menyatakan :
مَعْنَى التَّعْذِيب تَأَلُّم الْمَيِّت بِمَا يَقَع مِنْ أَهْله مِنْ النِّيَاحَة وَغَيْرهَا ، وَهَذَا اِخْتِيَار أَبِي جَعْفَر الطَّبَرِيّ مِنْ الْمُتَقَدِّمِينَ ، وَرَجَّحَهُ اِبْن الْمُرَابِط وَعِيَاض وَمَنْ تَبِعَهُ وَنَصَرَهُ اِبْن تَيْمِيَة وَجَمَاعَة مِنْ الْمُتَأَخِّرِينَ ، وَاسْتَشْهَدُوا لَهُ بِحَدِيثِ قَيْلَة بِنْت مَخْرَمَة
“ Makna ‘penyiksaan’ adalah perasaan sakit si mayit karena apa yang terjadi dari keluarganya berupa ratapan atau semisalnya. Ini adalah pendapat dari Abu Ja’far atThobary dari kalangan mutaqoddimin, dan dirajihkan oleh Ibnul Muqoobith dan ‘Iyaadl, dan pengikutnya, pendapat ini juga dikuatkan oleh Ibnu Taimiyyah dan para Ulama dari kalangan mutaakhkhirin, dan mereka berdalil dengan hadits Qoylah binti Makhromah “ (Fathul Baari juz 4 halaman 327).
Pada saat menjelaskan pendapat para Ulama’ tentang anak-anak orang musyrik yang meninggal dunia, Ibnu Hajar menyatakan :
سَادِسهَا هُمْ فِي النَّار حَكَاهُ عِيَاض عَنْ أَحْمَد ، وَغَلَّطَهُ اِبْن تَيْمِيَة بِأَنَّهُ قَوْل لِبَعْضِ أَصْحَابه وَلَا يُحْفَظ عَنْ الْإِمَام أَصْلًا
“Pendapat yang ke-enam : mereka berada di anNaar (neraka). Pendapat ini dihikayatkan oleh ‘Iyaadl dari Imam Ahmad. Tetapi (hikayat) ini disalahkan oleh Ibnu Taimiyyah, bahwasanya itu adalah perkataan sebagian sahabat (Imam Ahmad), dan tidaklah terjaga (ternukil) dari Imam (Ahmad) sama sekali”(Fathul Baari juz 4 halaman 462).
Tangerang Selatan hadir dan nyimak
Semoga panjang umur kiyai, kami kecipratan barokahnya
Tanggamus Lampung hadir
Alhamdulillah,mugi berkahhh
Terima kasih yai
Mudah2 Han beliau sehat wal Afiat fii Khoir wal Lutfi wal afiah
Ustad Nuruddin tidak berniat menjelekkan ulama2 Wahabi. Tapi warga Wahabi kepanasan sampek2 nyebar editan video ust Nuruddin dengan memfitnah Syi'ah atau Islam liberal😂
Barokallah Kyai❤
Bagi yg bermanhaj salaf mungkin masih mengingkari kalo Ibnu taimiyah sudah bertobat dari akidahnya,
Mana Buktinya ,Kitab Apa Beliau Sudah Tobat Dari Akidahnya .
@Alfatih12360 anda cari sendiri, di geogle referensunya banyak, tinggal anda percaya apa tidak. Masa hidupnya jauh dr kita jaka ada riwayat ya biasa ada yg menshohihkan ada pula yg mendoifkan, tergantung anda sendiri percaya yg mana, tp jika memadukan pemahaman agama dengan sains modrn kususnya kosmologi dan fisika kuantum, maka pemahaman anda gak akan sejalan,
@@dwiyono8365coba sebutkan satu saja kitab Ibnu Taimiah rahimahullah yang beliau tulis setelah bertaubat.
@sujono-hs6rd anda dengarkan saja vidio gus Qoyyum sampai selesai, tinggal hak anda percaya yg mana,
Orang tolol mana denger smpe selesai mas 😂@@dwiyono8365
❤❤❤
Banyuwangi hadir
Baarokallah yai , harus banyak di ngajikan ttg aqidah2 yg berbeda , sehingga kita2 bs memilih2 mana aqidah yg salaf dan yg masuk akal.
Permasalahan itu udah terlama terjadi dalam sejarah, sama halnya ketika ahlusunnah berlawanan dgn syiah......
Pemalang hadir yai semoga kiyai istikomah
Saya pribadi tidak akan percaya dgn kitab kitab yang di karang oleh mutaakhirin kecuali oleh orang orang berpegang teguh kepada Haq,
Afwan kiyai,di bilang pengikut Ibnu Taimiyah atau yang lain ana rasa kurang bagus, seharusnya yang menjadi pengikut kita hanya Nabi Muhammad Shallallahahu alaihi wasallam,😢😢
Tidak ada yang lebih indah selain memandang hidup(serba serbi dunia) ini dengan duduk denganmu wahai guruku🙇(bahkan Jalaludin assuyuti dan Ibnu hajar asqolani juga ad dahabi saja dan ulama besar yg lainya mumuji Ibnu Taimiyah karena banyak ke baiknya)meskipun ada beberapa pandangan yg ber beda,itulah kebijakan dan ke arifan orang alim yang sesungguhnya,(celakalah orang yg mencela ulama ulama Allah)bahkan kita harus menjaga dan memuliakan Marwah para ulama.(Jangan melaknat assya,irah dan Ibnu Taimiyah)
Wahabi menyamakan Allah dg makhluk
Wahabi Mujassimah sesat dan menyesatkan
Fakta bni Taimiyah di penjara sampai wafatnya???
@@ekosusanto7836
Pelajaran buat aswaja - asli warisan jahiliyah kayak ente.....dipenjaranya karena memerangi mulhid dan membantah ahlul bidah .....karena membantah syia'ah rofidhoh .dan ibnu taimiyaah jg ikut memimpin jihad dlm serbuan bangsa mongol.
.....nggk kaleng2 , sebagaimana imam ahmad yg jg di penjara karena penguasa yg dzolim.
......bulan kayak pumpinanmu yg terancam dipenjara gara2 ngembat uang jama'ah haji😂
@@ekosusanto7836Masa hidup Ibnu taimiyyah dikejar2 masyarakat ,keluar masuk penjara menjadi langganan.ulama yg paling hebat menentang Ibnu taimiyyah adalah Taqiyuddin as Subki ayah dari Tajuddin as subki .Taqiyuddin adalah maha guru ulama syam
@@ekosusanto7836iya memang benar, beliau di penjara berkali-kali, dan beliau wafat saat di penjara.
Sayang sekali chanel bermutu gini sepi yg nonton
Gus qoyyum,munkin lebih baik klo membhas masalh ayat sifat,itu langsung dari tafsir salaf dan kholaf, atau kita buka kitab ibanah an usuliddiyah,maqolatul islamiyin, al mujis karia abil hasan asyari,
Gurunya al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah 👍👍👍👍
👍👍👍
Guru tidak maksum, kadang murid lebih alim.
@@ekosusanto7836 ya emang Ibnu Katsir orang alim 👍
فحضرته يوم الجمعة١ وهو يعظ الناس على منبر الجامع ويذكرهم فكان من جملة كلامه أن قال أن الله ينزل من سماء الدنيا كنزولي هذا ونزل درجة من درج المنبر فعارضه فقيه مالكي يعرف بابن الزاهراء وأنكر ما تكلم به فقامت العامة إلى هذا الفقيه وضربوه بالأيدي والنعال ضربا كثيرا حتى سقطت عمامته...
Teks Redaksi kitab"رحلة ابن بطوطة"
Jilid 1 halaman 72
"Shamela.ws-book"
Karya ibnu Batuthoh
Menit(10:45)
Ibnu Taimiyah ada yang memuji dan ada yang mencela
Ya jelas dong ahli Kalam tentu mencela, sementara seluruh ulama salaf. mencela ahli Kalam.
pret
Ibnu Taimiyah sudah tobat dari pemahamannya
@bidinyogasmara
Nah orang seperti ente ini yg yg gampang ngambil kesimpulan , mencela ahli Kalam
Apakah kamu gak nyadar ini ngetik coment ini pakei ilmu Kalam .😂😂
Kaidah salaf dlm memahami asma wa sifat Alloh SWT
ruclips.net/video/pyBje6pD9eQ/видео.htmlsi=Hxy9IFFc4UGm5fRL
ruclips.net/video/ZWqom3pD0Ck/видео.htmlsi=Siwj28ckA51EmMnQ
Cara ngomongnya mirip Karni Ilyas 😁😁😁
Suaranya.
@ekosusanto7836 ya
@@TomboAti7 opo kui
Gus.. Siapkah gurunya abu hasan asy'ari..??
Knp bng?
Yg ingkar thdp pendapatnya ibn Taiminyah ktk menjelaskan ttg nuzulnya Alloh tsb malah dipukuli? Kog bs gt?
Berlakukan sikap Adz-zhahabi tersebut kepada kyai-kyai atau yg konon katanya habib....
Yg tukang hujat itu... Dan mencaci maki itu kalangan assariyah. Gus.... Orang wahabi itu selalu ilmiah
Apakah syeh heri pras ilmiyah dan tidak menghujat ???
@@imdadmuhammad4307dia bukan ust salafi.
lah wong dedengkotnya aja menghujat Asya;iroh sebagai golongan yg menyimpang dan sesat dari ahlusunnah lho: ruclips.net/video/tOENty7kJn0/видео.html&pp=ygUcc2FsZWggZmF1emFuIHRlbnRhbiBhc3lhaXJvaA%3D%3D
Tapi buzer salafi@@SabitaPinter
Ngga kebalik tuh😂
Sebenarnya keributan antara salafi dan assariyah itu redam terakhir dengan UAH berkaitan musik. Tapi nurudin ini mengangkat-ngangkat lagi.
Gpp... banyak yg tercerahkan kok..
Ada 2 kemungkinan akibat :
1. Makin yakin di pilihan nya msg².. baik di aswaja maupun di wahabi.
2. Ada pula yg berpindah, a pindah ke b, atau sebaliknya..
Tp yg pasti, soal akidah jd lbh di pahami oleh umat, dibanding yg selama ini (sebagian) hanya krn ta'asshub doang...
وأن قوله {الرحمن على العرش استوى} ليس على ظاهره ولا أعلم كنه المراد به بل لا يعلمه إلا الله والقول في النزول كالقول في الاستواء وكتبه أحمد بن تيمية ثم أشهدوا عليه أنه تاب مما ينافي ذلك مختارا وذلك في خامس عشرى ربيع الأول سنة ٧٠٧ وشهد عليه بذلك جمع جم من العلماء وغيرهم...
Teks Redaksi"الدرر الكامنة في أعيان المائة الثامنة"
Jilid 1 halaman 137
"Shamela.ws-book"
Karya Ibnu Hajar al Asqolani
Menit(7:17)
Tidak ada ustadz salafi menjelekan dan memaki abu Hasan Asy'ari karena mereka tau sejarah perjalanan abu Hasan asy 'ari melalui tiga fase,dan di akhir fase dia bertaubat dengan membuat tiga buku untuk membantah buku buku beliau sendiri yg di buat fi fase pertama dan kedua namun sayang pengikut nya yg di akhir menolak kebenaran tersebut,
Dan yg di jelekan salafi itu bukan abu Hasan Asy'ari tapi pengikutnya yg menyimpang
Anda searching saat firanda menyesatkan tauhid imam Asy'ari dan imam maturidi, semua Wahabi yang memulai pihak kami hanya mengcounter, maksud saya kekacauan ini Wahabi yang menabuh genderang perang kami sebagai pihak yang di cela bahkan dihinakan sebagai ahlul bidah ahli neraka kami tidak akan diam, kok dirimu yang baper dan merasa terdzolimi siapa yang mulai duluan mau mu sebenarnya?
La ocehan ini hasil doktrin.
Ada di buku karya yajid jawaz "mulia dengan manhaj salaf" asy ariyah dll sesat, juga ucapan sutadz2 Wahabi, jangan ngelak. Umat Islam ahli bid ah, tidak boleh kumpul
Itu makanya kalau mau tau aqidah Asya'irah tanyakan sama ulama Asya'irah langsung
Bukan taqlid buta pada ustad mu yang beraqidah diluar Asya'irah
Bukan tidak ada, tapi mungkin tidak mau tahu
Bisanya hanya buat syubhat ujung2nya bela pencela ibnu Taimiyah. Mestinya kasi tahu dulu tolok ukur yg benar yg mana? Tolok ukur yg benar pemahaman salaf yg mana???? Itu yg jadi patokan. Jgn buat syubhat kitab2 ulama pencela ditampilkan.
😂ngaji yang bagus buat kamu faham
Tidak ada yg melaknat ulama assariyah.
Ada Wahabi semua sesatkan asy aryah sesuai buku karya yajid jawaz "mulia dengan manhaj salaf ". Jangan ngelak.
Tuh simak videonya ustadz firanda ketika mengkritik aqidah Asya'irah
Tidak tahu bukan berarti tidak ada, cari tahu dulu kang...
وكان من بحور العلم ومن الأذكياء المعدودين والزهاد والأفراد ألف ثلاثمائة مجلدة وامتحن وأوذي مرارا مات في العشرين من ذي القعدة سنة ثمان وعشرين وسبعمائة...
Teks Redaksi kitab"طبقات الحفاظ"
Halaman 521
"Shamela.ws-book"
Karya al Hafidz Jalaludin as suyuti
Menit(4:58)
Mohon maaf kiyai cerita ibnu batuta jelas berbohong bisa ditinjau dari sisi sejarah..coba perhatikan tahunnya...
Kedua ibnu hajar lagi menceritakan bahwa ada orang yg mengeklain bawah ibnu taymiyah telah bertaubat dan kembali kpd asya'iroh,, tapi ibnu kasir dan ibnu Qoyim mengingkari bahwa catatan yg di palsukan atas nama gurunya...karna mereka berdua sangat faham tulisan gurunya...
استوى على
menurut ibnu abbas mengatakan على وارتفع
Dan ahli bahasa kuno tidak mengenal bahwa istawa alaa artinya menguasai...
Dan tidak ada manhaj salaf mengkafirkan asy'ari..
Yg ada asy'ari yg mengkafirkan manhaj salaf dg mebuat fitnah katanya mujasimah...🤭🤭🤭
Jadi jangan kebalik yaa..karna freamingnya yg beredar seolah olah manhaj salaf mengkafirkan...kalau mengatakan asya'iroh tidak memgikuti salaf dalam asma' dan sifat memang betul..
Dan memang beda..itu diakui oleh imam nawawi...bahkan fahru rozi juga mengkritik ulama' salaf, bahkan abu hasan al asy'ari juga kena kritik miskipun dianggap sebagai pendiri madzhab asy 'ari..ok...!
Seharusnya gus Qoyum atau yg lainnya membahas kitab aslinya imam Abul Hasan alasyari dan imam albaqillani Karena ke2 imam ini menyatakan bahwa Allah berada diatas Arsy dg syarat tidak saling bersentuhan antara Allah dengan Arsy. Dan ini yg dipegang oleh salafi dr sini disimpulkan bahwa asy ariyah beda dg imam Abul Hasan Al Asy'ari.
Tau asli atau tidak darimana ??
@muhsinabdulaziz4776 maksud kitab karangan mereka.
@@SabitaPinter iya.. untuk memastikan kitab itu benar karangan mereka dari apa, dari mana? Anda punya cara atau pengetahuannya?
@@muhsinabdulaziz4776 kalo TDK ada kitabnya bagaimana bisa tahu perkataan nya.
@@SabitaPinter yeee... Gimana anda ini, comment anda yg bilang harusnya kiyai bacain kitab yg aslinya, terus yg kiyai baca bukan aslinya gt?
Comment seperti itu kirain tahu asli atau tidaknya, ternyata... Duh ..Duh ..
TAPI IBNU TAYMIYAH BKN MUJTAHID MUTLAQ
Ustadz ustad salafiyah itu mulut nya lebih terjaga berbeda dgn ustadz pengikut Asy'ariyah yg suka menghujat sy yakin antum menyadari itu kyai apalagi yg namanya di sebut singa aswaja kyai romli. Rupa nya di sebut singa cuma karena berani menghujat Wahabi bukan karena ilmunya.
Keduanya saling hujat. Hentikan
Kalo mau jujur istilah quburiun itu dari siapa?
Awalnya damai saja tidak gaduh, setelah Wahabi nyebut ahli bid ah ke umat Islam Indonesia inilah awal Aswaja melawan dan protes.
Mulutnya lebih terjaga ????? Yang bener aja bang...lha wong sudah rahasia umum siapa yang suka menghujat
Yang bilang ahli bid'ah penyembah kubur siapa yah?
NASAB Habib kyai bagaimana umat butuh pencerahan
Apa pentingnya buat anda?
Klo dia ulama maka ikutilah klo dia buruk maka tinggal di jauhi saja
@caksentit penting bagi umat biar TDK bingung umat butuh pencerahan dr para ulama ttg polemik nasab
@@Mantansalafi9 iya apa pentingnya? sebutkan?
Bagi saya sebagai umat muslim tidak baik mengurusi urusan pribadi rumah tangga orang lain.
Sdh di bahas oleh beliau. 2 bulan yg lalu
@caksentit ituu ga peduli dengan urusan umat Islam yang di bodohi dohongi dgn nasab palsu orang di takut2i TDK masuk syurga KLO TDK taat PD habib.. memalsukan sejarah memalsukan nasab.. merendahkan kyai kyai ulama sepuh Nusantara kalian anggap jgn peduli org lain dijadikan budak2 habib.
As syiroh sesat, sesuai buku karya yajid jawaz "mulia dengan manhaj salaf",
Manjat salak😂😂
😅 belajar yang baik buar faham aqidah salaf, bukan aqidah jawaz
Hormat pak yai ....jangan tadlis dan memenangkan kelompok anda sj😂
Semua di kitab ulama sebagai referensi, tidak seperti sutradz Wahabi setau saya.
@ekosusanto7836 ok sdh jelas sekarang .....ada kecurangan , hanya klaim unjukin kItab doang ......sedang isi bab2 semua sdh dirangkum du kertas tersendiri.
Pak kyai dan anak buahnya ingin memfreming ......apa bisa? Kita lihat bantahannya........enre beragama kayak gerombolan.
BANTAHAN :
Benarkah Ibnu Taimiyyah Bertaubat dan Menjadi Seorang Asy’ari?
Kalau kita merujuk pada kitab Ibnu Hajar al-‘Asqolaany tersebut, akan terlihat bahwa kisah bertaubatnya Ibnu Taimiyyah di hadapan majelis para “Ulama’” waktu itu terjadi di tahun 707 H. Sedangkan Ibnu Taimiyyah meninggal pada tahun 728 H. Sehingga, -kalaupun kisah ini benar- berarti selama kurang lebih 21 tahun Ibnu Taimiyyah berpemahaman Asy’ari. Benarkah demikian?
Pada tulisan ini akan dipaparkan bukti -bukti yang menunjukkan bahwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah tidak pernah berubah pemahaman menjadi seorang Asy-‘ari. Penjelasan tentang hal tersebut akan dibagi menjadi:
1. Bukti Bantahan dari Kitab-kitab Ibnu Taimiyyah yang Ditulis Setelah 707 H.
2. Penjelasan dari Murid-Murid Ibnu Taimiyyah bahwa Beliau Tetap Kokoh pada Manhajnya.
1). Bukti Bantahan dari Kitab-kitab Ibnu Taimiyyah yang Ditulis Setelah 707 H.
Rujukan kita adalah kitab-kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah yang ditulis setelah 707 H atau setelah Ibnu Taimiyyah kembali dari Mesir. Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa kitab-kitab tertentu ditulis pada kurun waktu tertentu? Bisa dilihat pada penjelasan di muqoddimah pentahqiq kitab-kitab tersebut, keterangan yang menunjukkan bahwa kitab tersebut diikhtisar (diringkas) oleh ulama’-ulama’ setelahnya, kitab-kitab lain yang menjelaskan tentang tarjamah (biografi) beliau, ataupun indikasi-indikasi lain yang menunjukkan hal tersebut.
Di antara kitab-kitab yang beliau tulis setelah tahun 707 H adalah kitab Minhaajus Sunnah anNabawiyyah sebagai bantahan terhadap kaum Syi’ah Rafidlah. Pada kitab tersebut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah meluruskan pemahaman Asy-ari yang salah tentang masalah ru’yatullah (kaum mu’minin melihat Allah di akhirat) maupun penetapan sifat al-‘Uluw (ketinggian) bagi Allah, dalam konteks membantah Syi’ah Rafidlah (bisa dilihat salah satu contohnya adalah pada bagian ‘Kalaamur Roofidly ‘alaa Itsbaati al-Asyaa-iroh liru’yatillah hal 340-352 maupun bagian ‘Kalaamur Raafidly ‘ala maqoolatil Asyaa-iroh fi Kalaamillaah’ hal 352-400. Ibnu Hajar al-‘Asqolaany sendiri menjadikan kitab tersebut sebagai salah satu rujukan dalam kitab Fathul Bari. Beliau menyebutkan dalam 3 tempat di kitab Fathul Baari (1/182 bab Kitaabatul ‘Ilm,11/209 bab Qishshotu Abi Tholib, dan 21/154 bab Qoulullaahi Ta’ala Wallaahu Kholaqokum wamaa ta’maluun) dengan mengisyaratkan kitab tersebut sebagai ‘a-Radd ‘ala ar-Rafidhy’.
Demikian juga kitab-kitab setelah 707 H yang ditulis Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah yang lain di antaranya : ar-Raddu ‘alal Manthiqiyyiin, al-Jawabus Shohiih liman Baddala Dienal Masiih, dan alFurqaan Bayna Awaliyaa-ir Rahmaan wa Awliyaaisy-Syaithan. Di dalam kitab ‘alFurqaan’, pada halaman 12 Syaikhul Ibnu Taimiyyah menyebutkan Sifat Allah yang mencintai wali-Nya dengan kecintaan yang sempurna. Beliau tidaklah mentahrif Sifat ‘mencintai’ tersebut seperti tahrif yang biasa dilakukan oleh Asy-‘ari dengan memalingkannya pada makna-makna yang lain.
Dalam kitab al-Jawaabus Shohiih liman Baddala Dienal Masiih juz 4 halaman 6 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah membantah keyakinan Nashara yang menyimpang, dengan menjelaskan Sifat al-Kalaam (berbicara) bagi Allah sesuai dengan aqidah Ahlussunnah. Beliau juga tidak memalingkan makna al-Kalaam tersebut pada makna yang lain, tetapi memaknakannya secara hakiki. Perlu diketahui bahwa kitab al-Jawaabus Shohiih liman Baddala Dienal Masiih adalah salah satu kitab yang dijadikan rujukan oleh Ibnu Hajar al-‘Asqolaany dalam Fathul Baari (21/151).
Sebenarnya kyai mengajak saling menghormati, bukan menang2an. Anda gak nyimak...
@@ahmadrulmiyadi5222 klo memang mengajak menghormati sikapnya jangan kayak si udin ....pura2 ngomong saling mengjormati , trus memfitnah dg sesuatu kebohongan ibnu taimiyah tobat.....dg modus cuma menunjukkan kitabnya doang.......tanpa isi dan screenshotnya. Trus di akhir dia klosing.
Padahal dr awal justru cacian dan penghujatan dr pihak sebelah duluan .....sedang kt msh kontrol.
Klo nggk percaya .....itu lihat si udin upload video dg tema kemana2 ....
@@intandonysasono998 saya nyimak dari awal video Gus Qoyum ini intinya adalah membaca kitab2 yang memuji dan mengkritik ibn Taimiyah. Sembari mengajak kalangan salafi dan Asy'ari untuk saling menghormati perbedaan... Saya gak menemukan hujatan kepada ulama salafi dari Gus Qoyum...
Video ini gak membahas ustadz Nurudin jadi jangan melebar kemana-mana
Yang memuji Ibnu Taimiah adalah yang mahzab aqidahnya AHLI HADITS dan yang membencinya umumnya dari kalangan yang mahzab aqidahnya AHLI RA"YI (jahmiah muktazilah asyariah).
Ibnu Taimiyah sudah bertobat dari kesalahan akidahnya, ente denger engga ? 😅
@@Rungkadmenehtapi TDK ada kitab karya Ibnu Taimiyah setelah tobat logisnya kalo beliau tobat pasti beliau akan tulis kitab bantahan atas apa yg dinyakini beliau sebelum tobat.
@@SabitaPinterngga mesti buat kitab jg kali
@@nofianfaiz9577 seorang ulama dia TDK ingin menjadi penyebab tersesatnya umat dia tidak ingin memikul dosa akibat ajarannya.
Pak kyai terlihat msh kemakan hoak😂 ....kt salafi santai sj dan menahan diri dr pengkafiran , celaam dsb.....justru sebaliknya celaan2 tdk beradab jjustru dr kalangan anda pak yai.....benerkan, jangan dibalik2😂
Lebih telak lagi, kitab yang bisa membungkam syubuhat bahwa Ibnu Taimiyyah berubah pemahaman menjadi Asy-ari adalah kitab Dar-u Ta’aarudhil ‘Aql wan Naql yang ditulis beliau. Di dalamnya beliau membantah kelompok - kelompok yang mengedepankan akal seperti Mu’tazilah, al-Jahmiyyah, al-Maaturidiyyah, dan juga termasuk al-‘Asyaa-iroh (Asy-‘ari). Pada juz 1 halaman 15, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyebutkan kesesatan orang-orang yang mengingkari: ru’yatullah (bahwa Allah bisa dilihat oleh orang beriman di akhirat) dan ketinggian Allah di atas ‘Arsynya. Jika timbul pertanyaan : Kapankah kitab Dar-u Ta’aarudhil ‘Aql wan Naql tersebut ditulis? Jawabannya : kitab tersebut ditulis setelah beliau kembali ke Syam. Dr. Muhammad Rosyad Salim menyatakan bahwa kitab itu ditulis sekitar tahun 713-717 H. Kitab-kitab lain yang dikemukakan di atas sebagai bukti bahwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah sama sekali tidak berubah pemahaman menjadi Asy-‘ari semuanya ditulis setelah kitab Dar-u Ta’arudhil ‘Aql wan Naql ini. Sebagai contoh, di dalam kitab Minhaajus Sunnah anNabawiyyah beberapa kali beliau mengisyaratkan rujukan pada kitab Dar’u Ta’aarudhil ‘Aql wan Naql.
2) Penjelasan dari Murid-Murid Ibnu Taimiyyah bahwa Beliau Tetap Kokoh pada Manhajnya.
Imam Adz-Dzahaby sebagai salah seorang murid Ibnu Taimiyyah menyatakan dalam kitabnya alMu’jamul Mukhtash :
قد سجن غير مرة ليفتر عن خصومه ويقصر عن بسط لسانه وقلمه وهو لا يرجع ولا يلوي على ناصح إلى أن توفي
“Beliau telah dipenjara berkali-kali untuk memutuskan permusuhannya (terhadap ahlul bid’ah,pent) dan mengurangi ‘tajamnya’ lisan dan pena beliau,tetapi beliau tidaklah rujuk (mundur) maupun melunak sampai beliau meninggal”
Pada bagian lain Imam AdzDzahaby juga menyatakan di dalam kitab tersebut:
حتى قام عليه خلق من علما مصروالشام قياما … وهو ثابت لا يداهن ولا يحابي ، بل يقول الحق المرّ الذي أداه إليه إجتهاده وحِدّة ذهنه وسعة دائرته في السنن و الأقوال
“ Sampai bangkitlah sekelompok Ulama dari Mesir dan Syam…dalam keadaan beliau tetap kokoh, tidak mencari muka ataupun berbasa-basi, akan tetapi beliau tetaplah mengucapkan kebenaran yang pahit berdasarkan ijtihadnya, tajamnya pikiran, dan luasnya wawasan tentang Sunnah - sunnah dan ucapan-ucapan”
Imam Ibnu Katsir yang juga merupakan murid Ibnu Taimiyyah menyatakan :
وفي ليلة عيد الفطر أحضر الامير سيف الدين سلار نائب مصر القضاة الثلاثة وجماعة من الفقهاء فالقضاة الشافعي والمالكي والحنفي، والفقهاء الباجي والجزري والنمراوي، وتكلموا في إخراج الشيخ تقي الدين بن تيمية من الحبس، فاشترط بعض الحاضرين عليه شروطا بذلك، منها أنه يلتزم بالرجوع عن بعض العقيدة وأرسلوا إليه ليحضر ليتكلموا معه في ذلك، فامتنع من الحضور وصمم، وتكررت الرسل إليه ست مرات، فصمم على عدم الحضور، ولم يلتفت إليهم ولم يعدهم شيئا، فطال عليهم المجلس فتفرقوا وانصرفوا غير مأجورين
“ dan pada malam Iedul Fithri al-Amiir menghadirkan Saifuddin Salaar perwakilan Mesir, 3 hakim, dan sekelompok Fuqaha’. Tiga hakim tersebut adalah dari madzhab Asy-Syafi’I, al-Maaliki, dan alHanafy, sedangkan fuqaha’ yang hadir adalah al-Baaji, al-Jazarii, dan anNamrowy, dan mereka mengharapkan agar Syaikh Taqiyuddin bin Taimiyyah dikeluarkan dari penjara. Sebagian hadirin mempersyaratkan beberapa syarat, di antaranya : beliau harus ruju’ dari sebagaian aqidah dan mereka mengirim utusan agar beliau hadir di tempat itu dan berbicara kepada mereka. Tetapi beliau menolak hadir (ke majelis tersebut) dan berketetapan hati (untuk tidak hadir). Utusan itu kembali sampai 6 kali. Beliau tetap kokoh pada pendirian untuk tidak hadir, tidak menoleh pada mereka, dan tidak menjanjikan apapun. Maka majelis itupun bubar dan merekapun kembali tanpa mendapat balasan” (al-Bidayah wan Nihaayah juz 14 hal 47)
Dari penjelasan di atas nampaklah secara gamblang bahwa Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah tidaklah berubah pemahaman menjadi seorang Asy-‘ari.
Pak Yai jelas buka kitabnya tidak pendapat sendiri seperti Wahabi. Liat buku disampingnya ! Jelas gak ? Tidak ngarang. Dul dul.
Gus Qoyyum memang di kelas yang berbeda , berbeda tanpa menyesatkan- nyesatkan mengbid'ah2kan , apa lagi mengkafir2kan. ❤
@@imdadmuhammad4307 ya tp diujungnya tetap nggk ada keadilan ....cuma mbela kelompoknya sj
.......sdh kenyang sy model2 nurudin , oak yai ini.....sok nggk bersalah tp ngibul jalan terus.
@@ekosusanto7836 suruh screenshot tulisannya ....dan halamannya. Kayak kt ini anak kecil sj mau dibohongin.
Dasar kadal aswaja- asli warisan jahiliyah.
Tipu2......
Sehat selalu Yai...
👍👍👍🙏🙏🙏
Sifat nuzul
ruclips.net/video/7yX4lVNkhdM/видео.htmlsi=GSwsjZH1e7Cwbrqm
Ada kitab karangan Syeikh Abdullah Al Harary judul nya:
المقالات السنية في كشف ضلالة إبن تيمية
Untuk menambah hasanah Gus
ruclips.net/video/ZWqom3pD0Ck/видео.htmlsi=Siwj28ckA51EmMnQ
Alhamdulillah
❤❤❤
❤
❤❤❤