Allah menentukan tiga hal tentang hidup manusia, yaitu lahir, harta dunia dan mati. Sedangkan hal-hal yang lain adalah manusia yang memilih, Tuhan Yesus Kristus hanya memberkatinya. Orang mau percaya atau tidak adalah keputusannya sendiri. Dan orang yang belum pernah mendengar Injil akan diberitakan kepada nya dalam masa Kerajaan 1000 tahun Damai oleh orang-orang Kudus yang telah mengenakan tubuh kemuliaan. Jadi orang diselamatkan hanya karena iman kepada Tuhan Yesus dan tidak ada keselamatan diluar Dia.
Shalom, Pastor, boleh saya bertanya, Pak? Dalam Roma 8:29 dikatakan bahwa prapengetahuan Allah ("foreknew") mendahului penetapan Allah ("foreordained"). Tetapi pengakuan iman Reformed (WCF, "Westminster Confession of Faith") menyatakan kebalikannya. Bukankah itu bertentangan dan menentang Alkitab? Jika tidak, Mengapa? Saya melihat bahwa WCF dan pendirian Bapak akan berdampak kepada pembiaran jika ada denominasi yang melakukan hal yang sama yaitu bertentangan dan menentang tulisan Alkitab yang ekplisit. RC Sproul juga mengatakan, "Rule 4: Interpret the Implicit by the Explicit. When an implication is drawn that is contradictory to what is explicitly stated, the implication must be rejected. (Sproul, Knowing Scripture, 83, 85). Sementara pendirian Arminian sesuai dengan urutan dalam Roma 8:29, maka prinsip hermeneutika Sproul justru mengharuskan kita untuk MENOLAK PENDIRIAN Reformed dan WCF itu. Mohon penjelasan Bapak. Terima kasih sebelumnya... Tuhan memberkati Bapak sekeluarga. Amin.
Roma 8:29 "Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukanNya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, AnakNya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara" Kalau menurut saya dari ayat itu jelas, bahwa Allah menetapkan lebih dulu, tapi cara seseorang itu ntar bisa percaya kepada Allah itu yang kita ga tau caranya seperti apa. Justru menurut saya kenapa para Rasul itu semangat menginjili karena ada kepastian keselamatan dan ketidak tahuan mereka akan siapa yang terpilih/tidak terpilih. Seandainya mereka sudah tau siapa yang terpilih, maka buat apa para Rasul memberitakan Injil kepada random orang? yah beritakan kepada yang mereka tahu untuk diselamatkan saja.
Saya ingin tanya satu hal lagi, Pastor. Sama seperti kata Berkhof: ketika dekrit Allah diperhadapkan dengan kebebasan manusia, maka konsep kebebasan manusia itulah yang harus direkonseptualisasi. Dan ternyata itulah yang sedang Bapak peragakan dalam video di atas. Akibat kebijakan demikian, konsep kebebasan manusia versi Reformed tidak pernah bisa membuat seorang ateis menjadi Kristen. Malah sebaliknya, bisa membuat seeorang Reformed menjadi ateis. Bahkan, seperti kata Bapak, Alvin Plantinga tidak bisa berpihak kepada konsep kebebasan versi Reformed, melainkan libertarian, alias Arminianis. Pertanyaannya sederhana: Pertama, Kalau Allah sudah menetapkan A akan diamputasi, bisakah A memiliki pilihan atau kebijakan atau keputusan yang berbeda? Biasanya orang akan menjawab: "Kita tidak perlu memikirkan atau mempertimbangkan apa yang didekritkan Allah, melainkan apa yang ada di dalam pikiran dan pertimbangan manusia, karena kita tidak pernah mengetahui apa yang sudah didekritkan Allah sejak dunia belum dijadikan." Tapi justru tindakan berkelit itulah yang membuat kompatibilisme menjadi tidak kompatibel lagi. Pertanyaan kedua, "Bisakah seseorang memiliki pilihan yang berbeda dari apa yang sudah didekritkan Allah"? Logikanya, "Tidak". Kata "menyesal" dan "bertobat" adalah bukti bahwa kompatibilisme Reformed tidak kompatibel, karena kedua kata itu menyatakan manusia BISA MEMILIH HAL YANG BERBEDA dari apa yang sudah dia lakukan, karena apa yang sudah dia lakukan itu telah didekritkan Allah sebelumnya. Pertanyaan ketiga, "Bisakah suatu pertimbangan, motif, emosi tertentu, rasa terpaksa, rasa sukarela, kecemasan, depresi, muncul di dalam diri seseorang tanpa didekritkan lebih dahulu oleh Allah?" Terima kasih, Pastor... Tuhan memberkati Bapak sekeluarga. Amin.🙏
Itulah kenapa kompatibilisme ini dipilih, bahwa ada sisi dimana kedaulatan Allah yg kita tidak akan bisa paham 100% karena kita bukan Allah, tapi ada disisi lain Tuhan memberikan manusia kebebasan dalam menjalani hidupnya walaupun di dalam tiap pilihan hidupnya hanya akan membawa dia pada ketetapan Allah itu sendiri. Ingat sehelai rambutmu jatuh saja Tuhan tahu, apalagi soal apakah kita akan bertobat atau murtad. Kalau saya sih biasanya ga akan terlalu memusingkan kedaulatan Tuhan krn itu sudah pasti dan bukan ranah saya untuk memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya, saya hanya perlu menjalankan apa yang Tuhan telah ajarkan dan larang di dalam Alkitab. Memikirkan terlalu jauh hal yang bukan wilayah kita, hanya membuat kita berlagak tahu, padahal kita ga tau apa2 🤣
yang susah itu bukan cari Tuhan, tapi apakah km diperkenan oleh Tuhan. Banyak orang merasa dirinya dekat dengan Tuhan tapi sebenarnya itu hanya halusinasinya dia saja, banyak tuh yg merasa dekat dengan Tuhan tapi bom bunuh diri 🤫
Allah menentukan tiga hal tentang hidup manusia, yaitu lahir, harta dunia dan mati. Sedangkan hal-hal yang lain adalah manusia yang memilih, Tuhan Yesus Kristus hanya memberkatinya. Orang mau percaya atau tidak adalah keputusannya sendiri. Dan orang yang belum pernah mendengar Injil akan diberitakan kepada nya dalam masa Kerajaan 1000 tahun Damai oleh orang-orang Kudus yang telah mengenakan tubuh kemuliaan.
Jadi orang diselamatkan hanya karena iman kepada Tuhan Yesus dan tidak ada keselamatan diluar Dia.
Pk duit ya pak?
Shalom, Pastor, boleh saya bertanya, Pak? Dalam Roma 8:29 dikatakan bahwa prapengetahuan Allah ("foreknew") mendahului penetapan Allah ("foreordained"). Tetapi pengakuan iman Reformed (WCF, "Westminster Confession of Faith") menyatakan kebalikannya. Bukankah itu bertentangan dan menentang Alkitab? Jika tidak, Mengapa? Saya melihat bahwa WCF dan pendirian Bapak akan berdampak kepada pembiaran jika ada denominasi yang melakukan hal yang sama yaitu bertentangan dan menentang tulisan Alkitab yang ekplisit. RC Sproul juga mengatakan, "Rule 4: Interpret the Implicit by the Explicit. When an implication is drawn that is contradictory to what is explicitly stated, the implication must be rejected. (Sproul, Knowing Scripture, 83, 85). Sementara pendirian Arminian sesuai dengan urutan dalam Roma 8:29, maka prinsip hermeneutika Sproul justru mengharuskan kita untuk MENOLAK PENDIRIAN Reformed dan WCF itu. Mohon penjelasan Bapak. Terima kasih sebelumnya... Tuhan memberkati Bapak sekeluarga. Amin.
Roma 8:29 "Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukanNya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, AnakNya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara"
Kalau menurut saya dari ayat itu jelas, bahwa Allah menetapkan lebih dulu, tapi cara seseorang itu ntar bisa percaya kepada Allah itu yang kita ga tau caranya seperti apa. Justru menurut saya kenapa para Rasul itu semangat menginjili karena ada kepastian keselamatan dan ketidak tahuan mereka akan siapa yang terpilih/tidak terpilih. Seandainya mereka sudah tau siapa yang terpilih, maka buat apa para Rasul memberitakan Injil kepada random orang? yah beritakan kepada yang mereka tahu untuk diselamatkan saja.
Saya ingin tanya satu hal lagi, Pastor. Sama seperti kata Berkhof: ketika dekrit Allah diperhadapkan dengan kebebasan manusia, maka konsep kebebasan manusia itulah yang harus direkonseptualisasi. Dan ternyata itulah yang sedang Bapak peragakan dalam video di atas. Akibat kebijakan demikian, konsep kebebasan manusia versi Reformed tidak pernah bisa membuat seorang ateis menjadi Kristen. Malah sebaliknya, bisa membuat seeorang Reformed menjadi ateis. Bahkan, seperti kata Bapak, Alvin Plantinga tidak bisa berpihak kepada konsep kebebasan versi Reformed, melainkan libertarian, alias Arminianis. Pertanyaannya sederhana: Pertama, Kalau Allah sudah menetapkan A akan diamputasi, bisakah A memiliki pilihan atau kebijakan atau keputusan yang berbeda? Biasanya orang akan menjawab: "Kita tidak perlu memikirkan atau mempertimbangkan apa yang didekritkan Allah, melainkan apa yang ada di dalam pikiran dan pertimbangan manusia, karena kita tidak pernah mengetahui apa yang sudah didekritkan Allah sejak dunia belum dijadikan." Tapi justru tindakan berkelit itulah yang membuat kompatibilisme menjadi tidak kompatibel lagi. Pertanyaan kedua, "Bisakah seseorang memiliki pilihan yang berbeda dari apa yang sudah didekritkan Allah"? Logikanya, "Tidak". Kata "menyesal" dan "bertobat" adalah bukti bahwa kompatibilisme Reformed tidak kompatibel, karena kedua kata itu menyatakan manusia BISA MEMILIH HAL YANG BERBEDA dari apa yang sudah dia lakukan, karena apa yang sudah dia lakukan itu telah didekritkan Allah sebelumnya. Pertanyaan ketiga, "Bisakah suatu pertimbangan, motif, emosi tertentu, rasa terpaksa, rasa sukarela, kecemasan, depresi, muncul di dalam diri seseorang tanpa didekritkan lebih dahulu oleh Allah?" Terima kasih, Pastor... Tuhan memberkati Bapak sekeluarga. Amin.🙏
12😁😁😁😁3333q3333q😁😁😁😁😁😁
12😁😁😁😁3333q3333q😁😁😁😁😁😁
Itulah kenapa kompatibilisme ini dipilih, bahwa ada sisi dimana kedaulatan Allah yg kita tidak akan bisa paham 100% karena kita bukan Allah, tapi ada disisi lain Tuhan memberikan manusia kebebasan dalam menjalani hidupnya walaupun di dalam tiap pilihan hidupnya hanya akan membawa dia pada ketetapan Allah itu sendiri.
Ingat sehelai rambutmu jatuh saja Tuhan tahu, apalagi soal apakah kita akan bertobat atau murtad. Kalau saya sih biasanya ga akan terlalu memusingkan kedaulatan Tuhan krn itu sudah pasti dan bukan ranah saya untuk memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya, saya hanya perlu menjalankan apa yang Tuhan telah ajarkan dan larang di dalam Alkitab. Memikirkan terlalu jauh hal yang bukan wilayah kita, hanya membuat kita berlagak tahu, padahal kita ga tau apa2 🤣
Cari Tuhan kok susah? Sih pdhl Tuhan sedang melihatmu di atas
yang susah itu bukan cari Tuhan, tapi apakah km diperkenan oleh Tuhan. Banyak orang merasa dirinya dekat dengan Tuhan tapi sebenarnya itu hanya halusinasinya dia saja, banyak tuh yg merasa dekat dengan Tuhan tapi bom bunuh diri 🤫
@@jujurajadeh3878 langsung di ulti 🤭