Ayah Itu Mendayu, Papa Itu Manja, Bapak Itu Wibawa - Sejarah Bagong/Cepot Ft.

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 12 сен 2024
  • Di Episode Mbah Jiwo kali ini kita akan bercerita mengenai sejarah Bagong/Cepot bersama Soleh Solihun. Pada mulanya adalah sebutir telur. Teori Big Bang alias terjadinya alam semesta dalam wayang bukanlah meledaknya telur itu menjadi gugusan galaksi-galaksi, tetapi menetasnya sang telur menjadi tiga. Kulitnya menjadi Togog. Putihnya menjadi Semar. Kuningnya menjadi Bathara Guru.
    Seperti biasanya saudara sepetarangan, bahkan setelur, mereka bersaing untuk menguasai semesta. Mereka sepakati, barangsiapa yang sanggup menelan bumi seisinya, lalu melepehkannya kembali, dialah yang berwenang menguasai semesta.
    Togog mencoba pertama. Gagal hinggal mulutnya melebar bagai bebek. Bathara Guru mencoba. Ia bisa menelan bumi dan melepehkannya kembali. Dialah penguasa semesta Eit, tunggu dulu! Semar tak mau kalah. Ia dapat menelan bumi, tapi tak kuasa melepehkannya kembali. Bumi dan seisinya itu terhenti di dalam bokong Semar yang membesar.
    Sah sudah Bathara Guru sebagai penguasa semesta dengan kratonnya di kahyangan. Ia menugasi Togog menjadi penasihat dunia hitam dan Semar menjadi penasihat dunia putih. Di dunia hitam, Togog anehnya tidak merasa kesepian. Suasana selalu meriah. Semar yang berada di dunia putih malah merasa bosan, jenuh dan kesepian. Ia meminta Tuhan agar menciptakan teman.
    Pada saat itu juga, di hadapan Semar, terjadilah pertarungan antara dua ksatria, yaitu Bambang Precu Penyukilan dari Kembang Sore dan Bambang Sukodadi dari Bluluk Tibo. Mereka berkelahi bukan karena bersaing ingin menguasai dunia seperti Togog-Semar-Guru. Mereka berkelahi rebutan ganteng. Perkelahian terus berlanjut dan imbang sampai kedua tubuh ksatria itu rusak. Bambang Precu Penyukilan menjadi Petruk. Bambang Sukodadi menjadi Gareng. Keduanya dilerai oleh Semar dan diangkat sebagai anak.
    Anugerah dari Tuhan berupa dua anak angkat yang penuh cacat namun jenaka dan meriah ini tetap saja masih membuat Semar merasa kesepian. Dia meminta lagi kepada Tuhan agar diberi teman. Tiba-tiba, dari bayangan tubuhnya di tanah oleh sinar matahari, menjelmalah Bagong alias Cepot. Seperti halnya bayangan, bentuk Bagong/Cepot sangat mirip Semar. Di daerah Banyumas, Bagong disebut Bawor.
    Backsound: Titi Kolo Mongso/Pada Suatu Ketika
    Komposer: Sujiwo Tejo
    Pianis: Sekar Melati
    #SujiwoTejo
    #MbahJiwo
    #SolehSolihun
    #SejarahBagong
    #SejarahCepot

Комментарии • 317