Perselisihan Keturunan Danghyang Nirartha dengan Raja Klungkung

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 14 дек 2024

Комментарии • 44

  • @airlangga1753
    @airlangga1753 10 месяцев назад +1

    Perihal Penting Yang Harus Diketahui Oleh Soroh/Warga Pande.
    Bhisama Keempat, Tentang Larangan Memakai Tirtha Pedanda.
    Bhisama Keempat, adalah bhisama Mpu Siwa Saguna mengenai larangan menggunakan tirtha Brahmana Pedanda, tegasnya larangan memakai tirtha dari sulinggih keturunan Danghyang Nirartha (Dwijendra), yang memakai gelar Pedanda. Larangan itu sama sekali bukan didasari oleh niat merendahkan atau melecehkan sulinggih golongan lain, tetapi karena pemakaian tirtha dari Sira Mpu untuk segala upacara warga pande sebenarnya menyangkut beberapa prinsip yang sangat fundamental sifatnya bagi Warga Pande. Warga Pande sangat menghormati dan memuliakan semua sulinggih dari warga atau soroh manapun asal beliau berasal pada waktu beliau masih walaka.
    Berikut dipaparkan mengapa Warga Pande tidak diperkenankan memakai tirtha sulinggih lainnya pada waktu melakukan upacara apapun di lingkungan mereka sendiri. Pelarangan itu tercantum dalam bhisama Mpu Siwa Saguna kepada Brahmana Dwala yang berbunyi sebagai berikut: "Yan kita angupakara sawa, aywa kita weh aminta tirtha ring sang Brahmana Pandhita. Ngong anugraha kita ri wekas, samang da kita tan kanarakan".
    (kalau engkau mengupacarai mayat, janganlah hendaknya engkau mohon tirtha dari sang Brahmana Pandhita. Hal itu kuperingatkan kepadamu agar engkau tidak mendapat kesengsaraan di kemudian hari).
    Dalam rontal Babad Pande Bratan, yang diketemukan di Jero Kawan Ubud, Kabupaten Gianyar (Gedong Kirtya Z 3494), yang dikoleksi oleh Jean F. Guermonprez, penulis buku: "Les Pande de Bali", dijelaskan lebih lanjut mengapa Warga Pande tidak boleh mohon tirtha kepada Brahmana Pedanda. Penjelasan Mpu Siwa Saguna adalah sebagai berikut: "Mwah yan kita mayadnya suka mwang dukha, aywa nurunakna tirtha Brahmana. Nguni kawitan ta kita madiksa widhi-krama minta nugraha ring paduka Bhatara. Mangkana kengeta, aja lali, weruhakena mwang sanak ira kabeh, kita kabeh aywa lupa ring Aji Dharma Kapandeyan, aywa kita lupa ring kejaten".
    (Dan lagi kalau engkau meyadnya baik yadnya yang ada kaitannya dengan suka maupun duka, janganlah nuwur (mohon) tirtha atau air suci dari Brahmana Pedanda. Mengapa? Karena sejak jaman dulu leluhurmu Madiksa Widhi-Krama, mohon panugrahan langsung ke hadapan Ida Bhatara. Demikianlah, ingatlah selalu, jangan lupa beritahukan hal itu kepada semua keturunanmu dikemudian hari. Janganlah lupa pada Aji Dharma Kapandean, janganlah engkau lupa pada jati dirimu).
    Dari bhisama itu jelaslah bahwa penggunaan tirtha Sri Mpu bukan hanya pada waktu Pitra Yadnya saja, tetapi untuk segala upacara Panca Yadnya di lingkungan Warga Pande.
    Berikut diuraikan alasan-alasan mengapa Warga Pande tidak dibenarkan memakai tirtha Sulinggih lain, selain tirtha Sri Mpu bilamana mereka melaksanakan segala upacara Panca Yadnya:
    Pertama, karena pemakaian Sira Mpu merupakan penerusan tradisi leluhur yang telah berlangsung sejak jaman sebelum kedatangan Danghyang Nirartha (Dwijendra) ke Bali, karena jauh sebelum beliau datang di Bali, Warga Pande telah mempunyai sulinggihnya sendiri yaitu Sira Mpu. Tradisi itulah yang diwariskan dari generasi ke generasi, kendatipun pada jaya-jayanya sistem kerajaan di Bali banyak rintangan dan hambatan yang dialami oleh Warga Pande, karena banyak warga desa yang menolak pemakaian Sira Mpu pada waktu Warga Pande melakukan upacara Pitra Yadnya.
    Kedua, Warga Pande tidak mempergunakan Pedanda, karena berdasarkan ajaran Panca Bayu, ada mantra-mantra khusus yang khusus berlaku bagi Warga Pande yang berhubungan dengan profesinya sebagai Pande yang tidak dipakai oleh para Pedanda. Mantra-mantra itu tidak boleh dilupakan dalam melaksanakan profesinya dan dalam berbagai upacara mereka. Mantra itu terdapat dalam Dharma Kepandeyan, seperti mantra sepit, palu dan mantra untuk perabot-perabot memande lainnya.
    Ketiga, karena Warga Pande sebagaimana juga dengan warga-warga lainnya di Bali mempunyai aturan tersendiri dalam pembuatan surat Kajang Kawitan bagi masing-masing soroh mereka pada upacara kematian. Kajang Kawitan untuk Warga Pande hanya dipahami secara mendalam oleh Sira Mpu Pande atau Mangku Pande saja dan oleh karena itu hanya merekalah yang berwenang membuatnya. Kajang Kawitan adalah semacam KTP atau SIM dalam kehidupan modern. Kalau KTP tidak cocok, misalnya photonya lain dengan orangnya, tentu saja KTP yang salah itu akan sangat menyulitkan.
    Keempat, karena tatacara padiksaan di kalangan Warga Pande sangat berbeda dengan tatacara padiksaan di kalangan warga lain, karena tatacara Mediksa Widhi-Krama, - yang akan diuraikan lebih mendalam dalam ketetapan tersendiri. Karena perbedaan yang sangat hakiki itulah mengapa Warga Pande tidak mempergunakan tirtha dari para Sulinggih lainnya, dalam segala jenis upacara mereka.
    Hendaknya dipahami bahwa Bhisama keharusan memakai tirtha Sira Mpu sendiri bukan dilandasi oleh maksud merendahkan Sulinggih lain. Tidak beda halnya pada waktu kita mencari dokter. Kalau kita sakit gigi, misalnya, tentu dokter yang paling tepat adalah dokter gigi, bukan dokter ahli jantung, demikian juga sebaliknya. Kalau kita mencari dokter gigi, tentu bukan karena kita melecehkan atau menghina dokter ahli jantung.
    Disarikan dari :
    Keputusan/Ketentuan Pesamuhan Agung IV Maha Semaya Warga Pande Provinsi Bali
    Tanggal 1 Juni 2007
    Di Wantilan Sri Keçari Warmadewa Mandapa Pura Agung Besakih.
    OM Shanti, Shanti, Shanti OM.

    • @gustiariasa424
      @gustiariasa424 7 месяцев назад

      Kalau pakai Tirta dari Ida empu boleh ya

  • @dnkasniarikasniarih3011
    @dnkasniarikasniarih3011 Год назад +2

    Suksma min...ty senang sejarah, babad

    • @ngurahputra3018
      @ngurahputra3018 Год назад +1

      Kalau ty... senang JaS MeRah (jangan sekali-kali Melupakan sejaRah) dan soto babad... hehehe... 👍😃😁😀👍

  • @bagussutisna4684
    @bagussutisna4684 Год назад +1

    Terimakasih

  • @kutabalichannel9508
    @kutabalichannel9508 Год назад +4

    Sejarah leluhur ttyg kyai agung anom setelah berhasil mendapatkan kemenangan di dawan klungkung berubah nama menjadi kyai agung lanang dawan pemecutan dan sekarang menetap di padangsambian

  • @ngurahputra3018
    @ngurahputra3018 Год назад +6

    Hanya Pedanda Brahmana Keniten (Pedanda Ender dari Blambangan/Banyuwangi) yang diyakini dan dipercaya oleh Raja Ida Dalem Klungkung Ida Dewa Agung Jambe saat itu (Pedanda Bujangga Waisnawa, Pedanda Brahmana Kamenuh, Manuaba, Mas, Antapan, dan Brahmana Buddha Keling pada saat itu tidak mampu memenuhi keinginan Raja Dalem Klungkung Ida Dewa Agung Jambe untuk bisa berkomunikasi secara langsung kpd Para Leluhur Beliau utk Upacara/upakara Pitra Yadnya yang diselenggarakan Raja Dalem Klungkung).

    • @bagus5197
      @bagus5197 Год назад +1

      Niki tyang sanggah ampura, Ida Pedanda Ender adalah putra dari sugra pakulun Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh/Dhang Hyang Nirartha yg beribu dr Brambangan (Blambang) Diah Patni Keniten yg diistanakan di Pura Mpulaki/Pulaki. Jadi beliau adalah bersaudara 1 bpk namun beda ibu. Dri penugrahan sesuhunan, memang trah semeton Keniten yg byk dan menguasai ilmu tsb. Sbg seorang raja, berhak untuk menentukan siapa yg pantas untuk menjadi seorang Purohito/Bhagawanta sesuai apa yg menjadi keinginan raja. Ini hanya bersumber dr 1 buku, tidak secara lsg berkomunikasi dgn ahli waris atau keturunan dari pelaku sejarah pd wkt tsb.

    • @HeriDarmawan-n7p
      @HeriDarmawan-n7p 2 месяца назад +1

      Ida pedanda budha saat kesah ke budhakeling sebelum terjadiny perselisihan antara brahmana keniten dan kemenuh, tetapi saat pembrontakan ki batan jeruk kepada dalem, saat itu ida danghyang astapaka merasa tidak bisa menggagalkan pembrontakan itu, danghyang astapaka pamit sebagai bagawanta raja dan kesah ke budhakeling, setelah kekosongan bhagawanta baru ada perselisihan antara bhagawanta di gelgel itu

  • @nengahsudiana2025
    @nengahsudiana2025 Год назад +1

    Minta tolong admin:sy ingin tau banyak vidio/ceritra tentang Pedanda Manuaba/Pedanda Abah,terimakasih

  • @bagus5197
    @bagus5197 Год назад

    Untuk admin saya pribadi mengaprisiasi atas video yg bersifat informasi ini. Namun saya harapkan untuk penyajian video tentang sejarah spt ini seharusnya spt membuat karya ilmiah hrs melakukan penelitian lsg kpd keturunan/ahli waris yg menjadi topik dan judul video. Krn bila hanya bersumberkan 1 daftar pustaka saja, akan menimbulkan perselisihan fakta sejarah. Matur suksma

  • @jrolee5659
    @jrolee5659 Год назад +2

    Pegok adalah di desa sesetan dan ada pelinggih ratu peranda di perbatasan Banjar pegok desa sesetan

    • @KanalBaliJani
      @KanalBaliJani  Год назад +2

      Suksma Jro sudah berkenan menyimak🙏

  • @koriagung5308
    @koriagung5308 Год назад +1

    Blambangan hadir bli 🙏🏻
    Salam Rahayu sareng sami 🙏🏻

  • @niluhgederesiarini3273
    @niluhgederesiarini3273 Год назад

    Oh begitu yaaa

  • @ngurahputra3018
    @ngurahputra3018 Год назад +1

    Hadir... 🙏🇮🇩🙏

  • @candrabherawa468
    @candrabherawa468 Год назад +2

    ternyata dari zaman dulu sudah terjadi peristiwa ngambul

    • @KanalBaliJani
      @KanalBaliJani  Год назад +1

      😀😀😀

    • @ngurahputra3018
      @ngurahputra3018 Год назад +1

      Wkwkwkkk... Pedanda Brahmana Manuaba ada ngambul (tidak dipakai/tidak dipercaya oleh Raja saat itu) hehehe...

  • @samsungj810-lo6wm
    @samsungj810-lo6wm Год назад +1

    Bukankan dh nirarta yg menggantikan pandita parampara markandeya yg di sebut bojannga waisnawa..dari pandita waisnawa beralih ke kesiwaan...ssdang nirarta spt mohamad saw hy seorang petapa yg mendapat ilmu dr siwa....pandita siwa sekarang gk mampu bierhubung dg leluhur sampai sekarang klo cari yg bisa komunikasi dg leluhur di bujangga waisnawa ada..klo gk.ada sekarang bisa lewat sedaan/medium tapakan ..ke luluhur

    • @ngurahputra3018
      @ngurahputra3018 Год назад +4

      Betul, masing2 Pedanda Brahmana ada kelebihan dan kekurangannya (Siwa dan Buddha), termasuk Bujangga Waisnawa, sehingga utk upakara tingkatan Utamaning Utama harus memakai Brahmana/Pandita "Tri Sedaka" (Brahmana Siwa Sidanta, Brahmana Buddha Keling, dan Brahmana Markandya/Bujangga Waisnawa), sehingga Upakara Eka Dasa Ludra di Besakih bisa lancar dan membawa berkah kemakmuran.

    • @samsungj810-lo6wm
      @samsungj810-lo6wm Год назад +1

      @@ngurahputra3018 pencetus ekadasa ludra sri jayapangus klo model kurban binatang itu ke konsep siwa sidanta waisnawa gk pake bgtu..justru kmaren saat mediumisasi dan dialog mahadewa tdk.menginginkan pembunuhan ...itu yg beliau suka harum harum dupa bunga..nasi tumpengan buah...klo utk di bawa pake nasi merah hitam.....dewata tdk menginginkan..alangkah bagusnya klo pendeta bisa dialog..bujangga eaisnawa sekarabg krn terkoptasi siwa sidanta gk.bisa dialog kebanyakan..masih gelap

    • @alitahem9774
      @alitahem9774 Год назад

      Itu klo berpendapt ada bukti sejarah nya? Atau prasasti nya?

    • @alitahem9774
      @alitahem9774 Год назад

      ​@@samsungj810-lo6wmmemang dewa tdk menginginkan kurban, tpi anda lupa bahwa ini bali, ada yg nama nya caru. Coba cari dlu arti dri caru

    • @dekmah1993
      @dekmah1993 Год назад

      ​@@alitahem9774caru itu untuk butthakala bukan untuk dewa.

  • @ngurahputra3018
    @ngurahputra3018 Год назад +4

    Pada jaman pemerintahan Raja-I Klungkung Ida Dewa Agung Jambe, Pedanda Brahmana Manuaba Pasraman Griya di Desa Dawan Klungkung (memberontak tidak mau membayar upeti atas kedudukan Raja-I Klungkung Ida I Dewa Agung Jambe) dan Pedanda Brahmana Keniten berasrama di Griya Pucak Bukit Abah Desa Dawan Kaja (Utara) yang membantu I Gusti Agung Anom Pemecutan untuk mengalahkan Pedanda Brahmana Manuaba, kemudian pindah ke Desa Sanur Badung mengiringi I Gusti Agung Anom Pemecutan/I Gusti Agung Anom Lanang Dawan Pemecutan (atas perintah Dalem Raja-I Klungkung Ida Dewa Agung Jambe), hanya Pedanda Brahmana Keniten memohon mengiringi I Gusti Agung Anom Pemecutan menetap di Tegalayu Monangmaning Pemecutan membuat Griya Tegal Keniten dan diangkat menjadi Bhagawanta/purohita Raja-III Pemecutan Cokorda Bhatara Sakti Pemecutan, kemudian pindah dari Sanur Badung mengiringi I Gusti Agung Anom Pemecutan adalah putera Raja-III Pemecutan Badung Cokorda Bhetara Sakti Pemecutan.

    • @KanalBaliJani
      @KanalBaliJani  Год назад +1

      Suksma Pak Ngurah atas tambahan informasinya🙏

    • @gusturedaye-gx1dy
      @gusturedaye-gx1dy Год назад +3

      Melak sekali Rajanya minta upeti kpada Brahmana,,harusx Raja yg menanggung kebutuhan Brahmana,,

    • @ngurahputra3018
      @ngurahputra3018 Год назад +2

      @@gusturedaye-gx1dy sesungguhnya kesetiaan Pedanda Brahmana Manuaba terhadap Raja pada saat itu perlu dipertanyakan (bukan semata-mata masalah upeti yang dimaksud, tetapi kemampuan dan kesetiaan bagawanta/purohita Raja/Rajakertha hehehe..., sehingga Raja hanya percaya atas kesetiaan Pedanda Keniten dan Pedanda Ender (mampu dan mau).

    • @gusturedaye-gx1dy
      @gusturedaye-gx1dy Год назад +1

      @@ngurahputra3018 mmm Karena dari Pedanda Keniten Telaga yg mampu Tuk menghadirkan dan menampakan Roh Roh leluhur Raja dihadapan Banten Banten Rayunan,,karena Raja waktu itu ingin membuktikan dan melihat wajah wajah sosok pendahulunya,,

    • @ngurahputra3018
      @ngurahputra3018 Год назад +3

      @@gusturedaye-gx1dy intinya rahasia banten rayunan untuk memanggil/menghadirkan roh Leluhur yang sudah suci berisi ulam/minyak "warak" (ulam/minyak badak yang dipersembahkan kehadapan roh suci Leluhur yang paling utama) keto kone menurut lontar Pitara Purana... ???

  • @gustibagussukrisna2198
    @gustibagussukrisna2198 Год назад +1

    HAL HAL SEPERTI INI SEBAIKNYA JANGAN DI UNGKIT UNGKIT KEMBALI !!!
    BIAR JANGAN MENIMBULKAN BIBIT BIBIT KONPLIK KEMBALI !!!
    HAL INI BISA BER AKIBAT KURANG BAGUS APABILA DI MANPAATKAN UNTUK MENIMBULKAN KEKISRUHAN DAN DI TUNGGANGI OLEH ORANG ORANG YANG PUNYA TUJUAN MEMECAH BELAH DAN ADU DOMBA AGAR TERJADI KONDISI KEAMANAN KURANG STABIL DI BALI !!!
    SEKALI LAGI TOLONG DI HENTIKAN !!! .

    • @idewagedecakranegara7592
      @idewagedecakranegara7592 Год назад +4

      Saya rasa kita bukan lagi generasi yg berpikiran sempit dalam memandang satu persoalan jaman dulu ..kisah ini patut diketahui kita semua sebagai satu pengetahuan untuk menjadi bahan pembelajaran ke depannya...

    • @ngurahputra3018
      @ngurahputra3018 Год назад +2

      Itu adalah fakta sejarah, tidak bisa disembunyikan... suatu saat akan terbongkar kebenarannya... hehehe...

    • @deindra2391
      @deindra2391 Год назад +1

      Kenapa bapak ini yg kepanasan 😂