Iklan yg kedua di gunung menurut gw salah banget bro, bukannya memperkuat minum sarijahe sebagai aktifitas seharihari, tapi malah memperkuat kesan fungsional hanya untuk kondisi tertentu.
Habis lihat video ini, mau buruan komen, namun ternyata dah banyak yg sependapat "kenapa gak ngejahe aja?" Jujur disini baru paham maksud Nyari Jahe = ngeteh, ngopi dll Dulu pas lihat di tipi agak bingung akan kerancuannya emang 😂
Gw sih ga ngeh kalau maksud istilah "Nyari Jahe" itu maksudnya kata kerja untuk minum sari jahe, dari eksekusi tvc nya lebih kerasa kalau "Nyari Jahe" tuh cuma plesetan/comedic aja gitu. Jadi mungkin disitu kenapa istilah ini ga masuk ke pikiran orang2.
Betul, gw aja baru ngeh pas liat video ini, ya Allah berasa bloon bgt gw dulu. Gw pikir lg beropini ngapain repot2 nyari jahe klo ada yg instan. Ternyata itu kata kerja 'minum sari jahe'
Keren-keren banget komennya. Konstruktif, tajam, dan insgihtful semua. Gw jadi banyak belajar lagi. Buat yg baru nonton videonya (atau channel gw in general) gw saranin pantengin juga kolom2 komennya. Banyak pelajaran dan diskusi yg menarik. Mudah-mudahan channel kecil ini bisa terus memberikan manfaat, membuka ruang diskusi dan menambah literasi. Keep it up, guys 🔥
Alasan kenapa milih "nyari jahe" dulu apa saja bang? Jika dibandingkan dengan ngopi atau ngeteh, kayaknya lebih mudah disebut njahe (kalau ini jawa sentris banget memang) atau ngejahe (kayaknya ini juga blm pas). Terima kasih bang sudah memberikan pengetahuan dan informasi. Semoga sehat selalu. Salam.
Menggabungkan arti “nyari = mencari” (visualnya ada yang cari-cari sesuatu) dan “nyari = minum sari” 👉 ide yang brilian… Namun saya yakin semua baru sadar maksudnya setelah melihat video ini…
Menurut saya,saya sebagai salah satu penonton iklan ini istilah "nyari jahe" terlalu ambigu,istilah tersebut lebih ke arah mencari jahe di kebun atau ke pedagang. Bahkan saya mengira istilah "nyari jahe" di iklan ini awalnya hanya jokes semata. Saya lebih menyarankan menggunakan istilah yang belum pernah familiar sebelumnya, seperti "ngejahe" atau "njahe" atau kalo istilah jawa "ngewedang".
Sebagai orang awam. Iklan ini sangat menarik konsepnya. Pesan² tersampaikan dan cukup menghibur. Alasan kenapa kurang laku karena menyeduh wedang jahe ga serumit teh dan kopi. Teh ga bisa asal petik di cuci daun tehnya terus langsung di seduh. Kopi ga bisa asal petik di haluskan langsung seduh. Jahe bisa tinggal di cuci di tumbuk di seduh. Teh dan kopi untuk menjadi produk yg siap dinikmati butuh proses yg lebih panjang. Daun teh dan biji kopi perlu di keringkan dahulu. Tumbuhan teh dan kopi rata² hanya di dataran tinggi agar dpt berkembang dengan baik. Jahe tinggal di tanam seperti umbi²an jadi.
Menurut saya. Sbgai Campaign Awal sebuah produk dg cita cita dan tujuan seperti di Video berasa kejauhan dan untuk menyamakan "Nyarih Jahe" dengan Ngopi dan Ngeteh perlu lebih bnyak Iklan dg Tagline serupa (sdangkan di campaignnya cuma 2) tp tntunya pasti bnya budget lagi. menurut saya untuk di awal awal sebuah pruduk. brand ckup menyampaikan sebuah komunikasi tentang "bahwa jahe sudah ada dlam bntuk kemasan" misal iklan campaign nya . Suami yg sedang nonton tv di ruang tv minta buatkan minuman jahe kepada istrinya. lalu istri menyajikan sari jahe . dan suami cukup mnyampaikan kmunikasi berupa asumsi membuat minuman jahe bisa secepat itu. melalui iklan demikian . komunikasinya akan lbih mudah . terutama tntang mainset orang yg slama ini tau klo mau minum jahe itu ribet dll. bisa mnjadi praktis dg adanya sari jahe . scara marketing . pruduk pling tidak sudah memberikan solusi trhadap permasalan knsumen. . campaign serupa bnyak di terapkan di iklan Koyo. GPU. dll cuma pndapat . Sehat sehat sekuarga Abgda 🙏🏻
Setuju sih. Istilah "nyari jahe" nggak nyampe. Absurd. Tp perubahan dari occational ke regularnya kayak lompat. Harusnya ada transisi. Kayak Sariwangi, teh dulu baru bicara...
Menurut saya, yg bikin gagal itu dari produknya sendiri. Mereplika rasa teh (dan mungkin kopi) itu, bedasarkan produk yg udah ada di pasaran, jauh lebih gampang dilakukan dan menghasilkan rasa yang mirip dengan produk teh yang dicelup. Sedangkan produk jamu2an ini sampe sekarang belom ada yang bisa memberikan kepuasan selayaknya minum jamu asli buat konsumen (salah satunya saya). Mungkin lebih baik kalo produknya mirip seperti Kiranti yg sama2 jamu, bukan dari positioning, tapi dari bentuk fisik produk. Bukan bubuk, tapi lebih ke sirup jamu (bener ga ya sebutannya). Jadi rasanya (mungkin) bisa lebih mirip jamu. Alasan dibuat bubuk mungkin supaya dinikmati secara hangat alias dicampur air hangat, sedangkan yang anget2 ini kadang bikin males karena harus masak air dulu. Udah repot masak air ternyata rasanya beda, jadi tambah males. Tambahan: Tagline "Nyari Jahe" juga menurut saya agak rancu juga sih, apalagi dikaitin sama mengubah kebiasaan occasional jadi regular. Karena yg saya tangkep malah "Ga perlu nyari jahe susah2, ini ada Sari Jahe." Jadi kurang menjawab menurut saya.
Sepakat. Bentuk fisik produk kayanya mempengaruhi banget. Sosro mendisrupsi kebiasaan karena menghadirkan teh yang bisa dibawa ke mana aja. Ada bentuk botol dan kotak. Nggak pakai diseduh dulu. Dari tagline juga agak rancu. Waktu gw ngeliat iklannya di tivi, ngerasa agak aneh aja. "Apaan sih Nyari Jahe, gak jelas." Ditambah iklannya nunjukin "keadaan" berupa capek dan kedinginan. Justru semakin menguatkan kesan kalau produk ini memang occasional, bukan minuman yang dinikmati kapan pun. Cmiiw
Ada cerita kebiasaan di daerah saya apabila minum kopi atau teh dikala nyantai atau bertamu dengan sebutan "medhang" dari kata "wedang" kurang lebih artinya minuman dalam arti umum, bukan spesifik seperti minum kopi menjadi "ngopi" dan minuman teh menjadi "ngeteh". Saya tahu apa yang diusahakan Mas Tira dalam kampanye ini adalah mencoba menerjemahkan produk Sari Jahe yaitu minuman yang spesifik menjadi se-level "ngeteh/ngopi", tapi malah gagal atau bisa dikatakan belum bisa diterima oleh konsumen. Asumsi saya sebagai seorang awam dari kalangan publik menilai produk ini belum bisa di setarakan se-level kopi atau teh yang masih bisa di lakukan ketika dalam situasi apapun bisa pas lagi nyantai atau formal dan juga di cuaca apapun. Asumsi lain yaitu saya sebagai masyarakat awam masih belum mengenal lebih jauh mengenai produk Sari Jahe, dan masih familiar dengan produk kompetitor yaitu Jahe Wangi yang masih kuat secara offline marketing dan ketersediaan produk yang sudah menahun serta kualitas dan rasanya. Semoga saja dengan adanya komentar ini bisa jadi bahan evaluasi agar bisa lebig baik lagi buat Mas Tira.
kalo soal membentuk kebiasaan baru, iklan terbaik menurut gue adalah yakult. awalnya dikit banget orang tau tentang probiotik. sekarang malah banyak yg minum tiap hari.
Kalo menurut saya, yg agak kurang tepat adalah tagline nyari jahe yang diterjemahkan ke dalam aktivitas "mencari jahe" di 2 iklan yg telah diperlihatkan di video. "Nyari jahe" yg sebenernya diharapkan memiliki arti yg setara dgn verba "ngopi/ngeteh", malah dianggap para penonton iklan sebagai "aktivitas mencari jahe" bukan "minum jahe"
@@LetsSewIt gua sebagai audiense ketika nonton iklan ini jg ngerasa ambigu. Baru paham setelah bbrp kali nonton iklannya. Terkadang ambigu bisa bikin tertanam di otak dan bikin penasaran, tp gk tau dalam kasus ini, gua blm merasa tertarik dan kebetulan jg gk pernah liat produk ini di warung2 terdekat.
Iklan sari jahe sebenarnya melekat di ingatan masyarakat. Cuma usaha penyampaian informasi yang kurang ngena saja di bagian "nyari jahe". Mungkin untuk kualitas produk tidak menjadi masalah.
Nyari jahe = Aktifitas Mencari jahe , Saya rasa kebanyakan orang mengartikan seperti itu. Harusnya Gaya komunikasi lebih Ringan agar Maksud lebih bisa di terima konsumen. Dan Jangan Dipaksakan membentuk kebiasaan baru , akan lebih mudah mengembangkan kebiasaan
Kalau aku sih kata "nyari jahe" tuh emang buat nyari minuman yang ber-jahe. Maksudnya tuh emang buat minum jahe. Karena dari kedua iklan, di mana dia capek dan satunya kedinginan. Kalo saya ada dalam kondisi tersebut, saya pasti cari yang bentuk instan. Juga di keluarga kami sudah terbiasa minum minuman herbal seperti jamu dll. Dan saya waktu masih bocah suka lihat mamah buat minuman yang di mata saya tuh ribet. Jadi saya gak mau buat yang sulit, tinggal beli produknya, seduh dan minum. Ini yang saya paham tentang "nyari jahe" gak bisa disebut gagal juga di mata saya, karena saya cukup paham. :) Dan seandainya saja iklan ini lebih di buat banyak seperti iklan Indomie dll (produk makanan lainnya) mungkin kata "nyari jahe" bisa jadi familiar diantara masyarakat lainnya.
Tvc yang memorable di saya adalah yg versi 'camping', dan kesimpulan/pesan & kesan yg saya dapat setelah nonton iklannya adalah... produk herbadrink sari jahe adalah semacam obat (jamu) yg dikonsumsi karena 'terkena sesuatu' ~ seperti kedinginan-menggigil, bukan untuk alternatif minuman sehari2. Tagline 'nyari jahe' saya nggap sekadar plesetan, sehingga yg terkenang bukan produknya tapi adegan pemuda camping yg nyari2 jahe 🤭. Selain itu kemasan produk juga tampilannya 'jamu' banget; sedikit beda dengan kemasan energen.
Persepsi produk jahe bubuk pasti dibilang ga enak di lingkungan gue karena memang rasanya yang kalah jauh dengan jahe asli. But gue pernah sekali minum sari jahe sachet tapi bentuknya syrup itu enak, jahenya kerasa. Lupa merknya, produknya cuma ada di malang doang. IMO dari segi eksekusi advertising yang punya goals pengen mengubah habit minum jahe occasionally ke habitual keknya ga selaras deh, soalnya ditunjukkin minum jahe nya di waktu waktu tertentu doang jadinya yaa tetep aja minum jahenya occasionally
Baru sempat nonton. Dulu sering banget liat iklan ini di tv. Sama seperti beberapa komentar yang lain istilah “Nyari Jahe” yg disebutkan dalam iklan terkesan seperti komedi. Bahkan saya sempat tertawa melihat pemeran iklannya yg seolah mencari jahe di semak2 dan pot kantor.
9:18 jadi inget waktu kuliah, di kantin kampus mejanya dialasin taplak plastik, tulisannya berbagai macam 'makan'. mulai dari makan temen, makan ati, makan gaji buta. tapi selalu ditutup dengan 'minumnya teh botol sosro'. sambil nunggu makan jadi baca-bacain tulisan di taplak deh 😂
Kalau ditanya apa yg gagal terkait slogan yg seperti tidak masuk ke pemahaman masyarakat, menurut saya adalah karena di dua video iklan tersebut tidak ada dialog sanggahan atau koreksi terkait kesalahpahaman sang tokoh konsumer yg mengira diajak mencari jahe. Jadi harusnya tokoh yg promosi produk tsb meluruskan maksud dari nyari jahe yg arahnya bukan hanya ke tokoh lawan, tapi juga ke penonton. Sedangkan kalau ditanya apa alasan produk sari jahe tidak (atau belum) melejit, karena sesuai dgn pemikiran Abang yg disebutkan di akhir video. Itu beberapa poin yg terasa nyata di masyarakat.
Nyari jahe nya itu sih yg bikin rancu, Mungkin dulu kalo dibenturkan dengan budaya jawa "medang jahe" bisa di terima, jadi bawakan unsur tradisionalnya dulu kemudian dipertemukan ke jaman modern...
Kata sari jahe bukan kata umum, yang umum itu wedang jahe atau jahe. Kalau misalnya nyari jahe diganti jadi ngewedang jahe atau ngejahe, konsumen lebih familiar karena memang kata yang sering digunakan. Kalau diubah begini "ngewedang jahe? nyari jahe yuk!", mungkin komunikasinya lebih tersampaikan, walaupun terlihat biasa aja, kurangnya mungkin kurang mengena karena kurang spesial.
Menurut saya, agak kurang pas membandingkan "ngopi" dan "ngeteh" dengan "nyari jahe" karena "ngopi" dan "ngeteh" adalah dua istilah yang tidak berkenaan dengan brand, sementara "nyari jahe" diambil dari brand Sari Jahe. Mungkin sebaiknya dibikin dulu istilah umum untuk minum sari jahe (bukan merk), misalnya "ngejahe".
Bang, coba bahas juga, kenapa merek besar masih ngiklan, padahal udah terkenal? Contohnya, Indomie. Yang diiklankan pun bukan produk baru, tetapi produk yang udah terkenal banget, yaitu varian mi goreng.
Sebelum masternya menjawab, pengen nyoba ikut jg menjawab dari sisi orang awam.. tujuannya : 1. Untuk mempertahankan posisi mereka, biar orang2 tau bahwa produknya ini masih ada lohh.. produknya menjanjikan, terjamin, bukan abal2 2. Sebagai brand awareness untuk orang2 yg blm tau tentang produknya "generasi2 baru"
iya, yang atas2 bener. tapi satu hal. selama masih ada manusia, maka marketing akan selalu mengejar di belakangnya. simple-nya, ya karena masih ada manusia 'baru' maka iklan terus dibuat.
Maybe untuk memperkenalkan produknya ke generasi muda, tentunya iklannya dibuat lebih memorable biar di masa dewasa consumer tetap tertanam bahwa it's a good brand
Tagline "nyari jahe" agak panjang dan audiens tidak ngeh klu itu adalah tagline campaign. Masyarakat lebih familiar dengan imbuhan "ng" untuk kegiatan tertentu misal Ngopi, ngeteh, ngebir, ngebakso, ngebubur, ngeronda, ngerujak dll. Jadi hemat saya, apabila tagline nya dirubah menjadi "ngejahe" orang akan lebih mungkin ingat brand ini apabila ingin minum minuman sari jahe. Karena kwalitas produk ini ngga ecek ecek dibandingkan produk yg sejenis. Rasanya lebih kuat. Dan jujur, saya salah satu pembeli setia produk ini dengan semua variannya.
Nyari jahe itu 4 suku kata, kalo ngopi, ngeteh, nyusu, itu 2 suku kata, jauh lebih susah di ingat, kalo ngehe kan aneh, ngejahe aja, cuma 3 suku kata, leboh gampang di ingat
Kalo menurut saya sih campaign nya ngena, cuma itu seperti ada faktor lain. Salah satunya, herbadrink nyari dimana produknya? Di warung adanya merk AMH sama sido muncul, belum lagi penjual jahe susu/jahe merah pinggir jalan yang masih mendominasi pasar penikmat minuman jahe.. Alhasil ketika di benak kita ingin "nyari jahe" otomatis ya nyari se-ketemunya
Yep.. saya sendiri akan bilang di distribusi.. dan permasalahan showcase (dilapangan), produk konimex lainnya mungkin mereka udah jago distribusinya, pernah nanya ke warung sebelah rumah aja ga punya, padahal kan sales lapangan harusnya juga bawa produknya. Atau mungkin kapan kapan pembahasannya bisa di compare dengan yakult, yang iklannya saya malah jarang lihat soalnya kl nonton tv dulu seringnya malem, hehe
thanks kk gw sebagai product analysis sangat terbantu dengan ilmu ini, fix setiap pulang kantor nonton ini buat belajar sukses selalu kk edit: kk buat community dong pasti rame
Kalau menurutku karena kegiatan nge-wedang sendiri kurang populer di masyarakat, beda dengan teh dan kopi yang lebih luas. Nge-wedang lebih spesifik ke suatu komunitas tertentu (meskipun produk ini mencoba untuk bertujuan sebaliknya). Sehingga pesannya ga nyampe, justru yang paling keinget kata "nyari" nya sebagai mencari ditambah dengan scene comedynya malah memperkuat kata "nyari" nya ini sebagai "mencari" bukan "sari"
Lanjutin bang, gua sih tau istilah "nyari jahe" yg artinya minum jahe, tapi ya ketutup komedi pas tiba2 minuman jahe muncul entah dari mana...mungkin bisa lebih baik pas muncul produk nya aj :v just my oppinion
Bang kira-kira iklan pakaian atau lebih spesifiknya iklan pakaian muslim konsepnya bisa dibikin seperti iklan minuman seperti di atas ga? Kan biasanya kalo iklan pakaian konsepnya cuma nampilin model yang memakai pakaian tersebut dengan background yang bagus, tapi kalo dbuat dengan dialog dan voice over kira-kira bagus ga? Dan ada tips-tipsnya ga bang?
menurut saya trobosan yang bagus di lakukan sama sidomuncul dengan produk c1000 rasa lemon & jeruk. Dimana selama ini sidomuncul di kenal dengan minuman org sakit , sekarang di kenal sebgai minuman penyegar.
Minum teh dibilangnya ngeteh supaya lebih gampang, kenapa pas dlu ga ngejahe aja? Ow mungkin karena ada bagian dari merk "Sari Jahe" jadi diubah ke "Nyari Jahe". Mi-num ja-he (4 suku kata) Nya-ri ja-he (4 suku kata) Orang lebih pilih ke 'Minum Jahe' hehe Coba liat kenapa Aqua lebih booming atau sering kita ucapkan saat membeli 'air mineral' atau 'air putih'. A-ir Mi-ne-ral (5 suku kata) A-ir Pu-tih (4 suku kata) Nah kalau Aqua gimana? A-qu-a (3 suku kata) malah bisa jadi cuma 2 suku kata (a-qwa) ditambah nada yg datar dan ga memerlukan effort saat memesan di warung (kalo sekarang kan ambil sendiri di chiller atau klik di menu yg pake tab) jadi air mineral lain bisa bersaing. Itu cuma dari penyebutan. Blm dari segi kompetitor, permasalahan internal, rasa, kemasan, consumen behavior, dll hehe Btw lanjut kupas yg lain, tp kalo bisa nih konten yg begini jangan dijadiin iklan biar lebih apa adanya aja dan analisis tidak memihak. Tapi balik lg ke yg punya konten, masa orang mau cuan dilarang2 hehe
karena dua kata ngaruh ga sih? (terlepas dari kemampuan campaign buat tayang yak) ngee-birr ngee teh ngopi anggapanannya kek sekali tarikan napas gitu..dan jelas. mksd gw gini, "nge"/"ng" ketika dimainkan sebagai imbuhan maka akan menjelasakan sebagai suatu kegiatan yang sedang, akan, dan sudah berlangsung. walau kata "nyari" dalam "nyari jahe" juga (mungkin) memiliki peran yang sama tapi terlalu panjang lafalannya. terlepas dari itu, point yang coba di capai disini bisa disenadakan (atau setidaknya satu track) dg apa yang sudah dicapai baygon, rinso, odol, aqua dan sanyo. salah ga sih konsep gw? klo memang senada kenapa ga disebut ngejahe..atau jahean, atau yang senada itu, satu kata..karena ketika melewati batasan satu kata itu kerap kali gagal (i.e. "sudah dikiwikah sepatumu"), belum lagi digabung dg gaya bicara hari ini, hehehe tapi ya ini semua cuma opini rendahan gw yak..seorang pengangguran banyak gaya, so please be kind to me guys.. peace, out..
How about "ngewedang yuk" biasanya di jam 9 malam keatas kata "ngewedang" di daerah Gw paling sering diucapkan. Lebih familiar "ngewedang" ketimbang "nyari jahe" for my opinion.
kalo dari "nyari jahe"-nya, saya jg ngiranya itu plesetan aja sih. Tapi kalo menurut saya, iklan yg versi camping sebenernya berhasil "deliver" produk ini jadi barang yang wajib dibawa pas lagi camping atau ngedaki gunung. Pengalaman saya tiap ikut camping, selalu aja ada orang yg bawa produk ini buat minuman pas malem2 hehe
Terusin lah, nanya pula. Oiya gas yang Teh Botol Sosro. Sempet baca kisahnya di IG kurang puas nih kalo ga sekalian bahas disini, apalagi soal disrupsi2an, yuhuuu.
Ada dua hal sih setidaknya yang terlintas di pikiran gw: Kenapa malah berusaha memopulerkan "nyari jahe" yang malah berpotensi menimbulkan dualisme pemahaman? Kenapa ngga mencoba konsep "ngejahe" yang awalnya sebagai aktivitas occasional menjadi aktivitas "seheri hari" yang berarti "to elevate" aktivitas tradisional menjadi aktivitas modern..? Kedua, kenapa harus berusaha ambisius menaikkan level menjadi aktivitas sehari hari? Kenapa justru tidak menguatkan posisi sebagai occasional activity yang semakin eksklusif, dalam artian, justru occasional activity itulah "kekuatan sebenarnya" dari minuman tradisional modern ini..?
mungkin menurutku dari tim menyematkan ga pake kata ngejahe atau njahe karna kurang enak sih disebutnya dan kebetulan nyari jahe kata dari nya- dan sari jahe, dimana itu ketika berhasil dan populer, sebutan itu udah "di-lock" dengan nama brand nya, jadi itu.. Big Idea sebenernya, cuman memang tidak mudah untuk "membangun" kebiasaan itu. Btw untuk sekarang karna minuman jahe atau susu jahe dll itu udah banyak dipinggir jalan (setidaknya lebih banyak dari 5 tahun lalu) dan anak muda juga banyak yg suka, mungkin.. iklan itu lebih kena efeknya karna momentum nentuin juga
Ya emang dah susah jg si, menggusur kata "ngopi" dan "ngeteh"... Trus emamg masyarakat kita taunya atau mindsetnya Jahe ya untuk menghangatkan tubuh, bukan diminum secara kebiasaan.... Tp produknya si mantep bang, cuma emang khusus fungsional... Ga tau deh kalo jualannya dinegara yg suhu udarany dingin terus. Bisa jadi laku
Nyari jahe itu menurut gue udah familiar di kuping padahal bukan penggemar jahe. buktinya temen gue ada yang nyebut "mau nyari jahe" pas mau minum. Tp keknya alasan no. 2 sih paling kuat. Gue sering ngatain yang minum minuman instan rasa jahe kek nenek-nenek. Hahaha. Di otak gue... Minum jahe ya pas ujan gledek dingin aja walaupun iklannya mau kek gimana juga. Apalagi namanya nggak masa kini banget kan. Menurut gue ya...
Menurut Gw Sih Kata "Nyari Jahe" Masih Terkesan Terlalu Baku Atau Mungkin Ga Cocok Buat Beberapa Kalangan, Kek Orang Orang Daerah Yang Ga Biasa Ngobrol Pake Bahasa Indonesia, Itu Bakal Terkesan Agak Aneh Sih, Beda Sama Ngeteh Ataupun Ngopi Yang Bisa Dipake Semua Kalangan. Ditambah Lagi Kata "Nyari Jahe" Kek Terlalu Panjang Aja Buat Sebuah Kata.
kalo denger "nyari jahe" selalu keingat iklan ini tapi jarang atau hampir ga pernah dengar kata ini dari temen/keluarga orang2 di sekitar saya juga sepertinya jarang yang "nyari jahe"
Menurut saya, tagline "Nyari Jahe" itu kepanjangan, kalau mau disamakan dengan "Ngeteh" dan "Ngopi" dimana kata-kata itu tercipta karena kemalasan lidah kita/biar simple untuk bilang "Minum teh, yuk! " dan "Minum kopi, yuk! " Cocoknya tagline nya cukup "Ngejahe" aja... Trus kemasan herba drinknya harus di redesign, kalau mau menarik attention anak muda, maka pakaian/kemasannya harus disesuaikan. Dan untuk ke kebiasaan /regular/casual habit minum sari jahe, kemasan saat ini itu terlalu kaku dan masih seperti kemasan obat, ya produksi konimex pabrik obat. Harusnya dibikin lebih rileks dan kekinian.
Oya buat inspirasi, untuk membiasakan minuman yang rasanya mungkin tidak terlalu digemari masyarakat seperti jamu jamuan ini, bisa mencontoh campaign nya Bear Brand, dimana produk susu yang tak berasa dan harganya relatif mahal dari susu siap minum lainnya, bisa sampai diperebutkan konsumen beberapa waktu lalu 😁 Dan juga menurut aku Kualitas Produk adalah marketing strategy nomor satu. Bear Brand pun memiliki itu.
Klo mnurut gw sih udh bagus bgt ,trus trang gw smpe geleng2 bang TB jabarin prosesnya krn sma skali klo gw gak bkalan kpikiran smpe sgitu nyari istilah "nyari jahe " ,cuman klo gw pribadi n pengalaman sma temen2 emang kbiasaan lgi nongkrong di angkringan untuk minum jahe lbih suka yg wujud jahe asli gak dr kemasan ,katanya sih kurang mantab . Trimakasih lanjutkan bang buat portonya biar gw bisa belajar sma bang TB ,sukses selalu
alasan gua ga beli sari jahe ya mungkin karena display produk nya biasanya di bahan obat obatan kali ya, jadi gua pikir ini obat (diminum di moment tertentu). itu kalo di warung ya... mungkin kalo di display bareng sama kopi kopi gitu digantung mungkin gua minum tuh produk, kayak susu jahe Sidomuncul misalnya
Sebenernya tagline-nya bagus banget sih, konsep dan strateginya juga cakep. Sayang tujuannya ga tercapai. Nyari Jahe = Ngeteh/Ngopi tidak tercapai. Kemudian, pesan yg diinginkan tidak terwujud, malah justru menurut saya makin kuat anggapan bahwa minum sari jahe itu di keadaan tertentu saja. Soalnya, sebelum ini, saya lihat iklan sari jahe yg "nyari jahe" malah terpikirkan kalau capek minum sari jahe, kalau dingin minum sari jahe. Jadi makin menegaskan bahwa sari jahe ya diminum pas kondisi tertentu saja. Apakah mungkin set-nya dirubah jadi kegiatan sehari2 kayak belajar, atau nongkrong akan lebih baik? karena kegiatan kantor itu erat dengan lelah, dan camping erat dengan dingin. Dan, menurut saya faktor yang abang bilang, yg point ke dua, yaitu produk jamu (sari jahe) emang persepsinya sudah kuat banget di masyarakat sebagai minuman kodisional (yang notabene sudah mengakar ratusan tahun lamanya). Jadi mungkin perlu intensitas yang tinggi untuk membelokkan persepsi tersebut, seperti teh botol yg campaignnya "apapun makananya, minumnya...." yg dilakukan terus2an selama bertahun2 sehingga beneran nempel di masyarakat.
kalo opini saya mungkin istilqh ini kurang ngena / nancwp di keseharian krn istilahnya terdiri dr suku kata ya, jadi kurang simpel .. kalo ngeteh / ngopi seperti udah jadi 1 kesatuan yg menggambarkan aktivitas minum teh / kopi.. dan kata "nyari jahe" saat saya nonton iklannya berasa artinya adlh kegiatan mencari jahe & dibuat lucu, lalu muncul sari jahe bubuk yg memudahkan aktivitas mencari jahe tsb. Malah baru 'ngeh' pas nonton video ini kalo maksudnya itu ngajakin minum jahe 🤭🤭 Overall keren bang, sering2 bikin segmen porto gue supaya dpt subscriber setia bisa dapet insight2 baru 😍
Perlu waktu buat bikin makna "nyari jahe" cuman jadi 1 makna, ya minimal di perkotaan seperti peristiwa bahasa jaksel, dan mungkin karna konsep komedi ketika istilah "nyari jahe" dikeluarkan di situ beberapa orang (termasuk saya) ngiranya ini banyolan
Walau dulu saya sering banget liat iklan Sari Jahe, sedetikpun ga pernah ngeh kalo frasa "nyari jahe" itu maksudnya adalah mengkonsumsi Sari Jahe. Setelah nonton video ini baru ngeh kalo "nyari jahe" itu bisa double meaning. Tidak seperti "ngeteh" atau "ngopi" yg sekali denger org lsg ngeh kalau maksudnya adalah mengkonsumsi teh atau kopi, "nyari jahe" harus mendobrak pikiran masyarakat yg menganggap "nyari jahe" adalah "mencari jahe." Well, penggunaan double meaning yg cerdas, tapi kalau tidak tersampaikan dengan baik, sama aja bohong.
Kalau saja Jahe bisa diminum dingin, kayak kopi/teh pasti campaign nyari jahe berhasil. Cuma sifat alamai jahe buat menghangatkan ya segmented jadinya, siapa yg mau nyari jahe di siang bolong?
1. Setuju "nyari jahe" Belum setara sama ngeteh/ngopi. 2. Mau ngerubah dari occasional ke regular tapi produknya serbuk? Harus nyeduh sendiri dulu? Orang ngopi sachetan aja males nyeduh sendiri, enakan juga diseduhin di warung. 3. Daripada terburu-buru ngerubah dari occasional ke regular , apa gak mending edukasi dulu kalo minum jahe gak harus panas/hangat, diminum dingin juga oke. Baru dah tuh keluar produk "jahe botol", "jahe kotak", " Pucuk jahe" muncul di chiller indomaret.
Menurut gw gaada yang namanya strateginya udah bagus tp gagal... karena itu cuma pembelaan doang, biasanya abis itu blamming ke produk atau pasarnya dsb... jadi lebih pas dibilang strateginya gagal mengangkat produk tersebut.
Opini saya buat tagline nya : Mau sehat? Nih Sari Jahe Memang segmentasi nya jd mirip produk herbal (occasional) tpi disana juga ada unsur persuasif nya, jadi nanti positioning nya ada di segmen yg mirip dengan produk minuman bervitamin
Sebenarnya, inilah marketingnya. Bravo
Iklan yg kedua di gunung menurut gw salah banget bro, bukannya memperkuat minum sarijahe sebagai aktifitas seharihari, tapi malah memperkuat kesan fungsional hanya untuk kondisi tertentu.
Habis lihat video ini, mau buruan komen, namun ternyata dah banyak yg sependapat "kenapa gak ngejahe aja?"
Jujur disini baru paham maksud Nyari Jahe = ngeteh, ngopi dll
Dulu pas lihat di tipi agak bingung akan kerancuannya emang 😂
Stereotype Jamu +herbal neh yg susah... kata PAHIT masih melekat dibenak masyarakat.
Berarti soal rasa ya? Good point
@@tanganbelang yup, gw pribadi dengar minuman Jamu ama Herbal aja langsung muncul rasa yg kurang "menyenangkan".
Gw sih ga ngeh kalau maksud istilah "Nyari Jahe" itu maksudnya kata kerja untuk minum sari jahe, dari eksekusi tvc nya lebih kerasa kalau "Nyari Jahe" tuh cuma plesetan/comedic aja gitu. Jadi mungkin disitu kenapa istilah ini ga masuk ke pikiran orang2.
Ngejahe mungkin lebih tepat
Thank you opininya. Nice 👍
Betul... Kenapa gak ngejahe yuk...
Betul, gw aja baru ngeh pas liat video ini, ya Allah berasa bloon bgt gw dulu. Gw pikir lg beropini ngapain repot2 nyari jahe klo ada yg instan. Ternyata itu kata kerja 'minum sari jahe'
Betul, bingung gara2 ada gimmick nyari jahe nya. Kalau scene itu dihilangkan, tujuan komunikasinya tercapai.
Keren-keren banget komennya. Konstruktif, tajam, dan insgihtful semua. Gw jadi banyak belajar lagi.
Buat yg baru nonton videonya (atau channel gw in general) gw saranin pantengin juga kolom2 komennya. Banyak pelajaran dan diskusi yg menarik.
Mudah-mudahan channel kecil ini bisa terus memberikan manfaat, membuka ruang diskusi dan menambah literasi.
Keep it up, guys 🔥
Mungkin harus buat tagline bersahabat bagi telinga masyarakat Indonesia.
*Setelah melihat banyak komen yang berkualitas.
Bahas teh botol Sosro dong
Alasan kenapa milih "nyari jahe" dulu apa saja bang? Jika dibandingkan dengan ngopi atau ngeteh, kayaknya lebih mudah disebut njahe (kalau ini jawa sentris banget memang) atau ngejahe (kayaknya ini juga blm pas).
Terima kasih bang sudah memberikan pengetahuan dan informasi. Semoga sehat selalu. Salam.
Kecuali yang di-pin 🤣
Ngejahe mungkin lebih masuk kali yaa heheh
Menggabungkan arti “nyari = mencari” (visualnya ada yang cari-cari sesuatu) dan “nyari = minum sari” 👉 ide yang brilian… Namun saya yakin semua baru sadar maksudnya setelah melihat video ini…
Menurut saya,saya sebagai salah satu penonton iklan ini istilah "nyari jahe" terlalu ambigu,istilah tersebut lebih ke arah mencari jahe di kebun atau ke pedagang. Bahkan saya mengira istilah "nyari jahe" di iklan ini awalnya hanya jokes semata.
Saya lebih menyarankan menggunakan istilah yang belum pernah familiar sebelumnya, seperti "ngejahe" atau "njahe" atau kalo istilah jawa "ngewedang".
Sebagai orang awam. Iklan ini sangat menarik konsepnya. Pesan² tersampaikan dan cukup menghibur.
Alasan kenapa kurang laku karena menyeduh wedang jahe ga serumit teh dan kopi. Teh ga bisa asal petik di cuci daun tehnya terus langsung di seduh. Kopi ga bisa asal petik di haluskan langsung seduh. Jahe bisa tinggal di cuci di tumbuk di seduh.
Teh dan kopi untuk menjadi produk yg siap dinikmati butuh proses yg lebih panjang. Daun teh dan biji kopi perlu di keringkan dahulu. Tumbuhan teh dan kopi rata² hanya di dataran tinggi agar dpt berkembang dengan baik. Jahe tinggal di tanam seperti umbi²an jadi.
Menurut saya. Sbgai Campaign Awal sebuah produk dg cita cita dan tujuan seperti di Video berasa kejauhan dan untuk menyamakan "Nyarih Jahe" dengan Ngopi dan Ngeteh perlu lebih bnyak Iklan dg Tagline serupa (sdangkan di campaignnya cuma 2) tp tntunya pasti bnya budget lagi.
menurut saya untuk di awal awal sebuah pruduk. brand ckup menyampaikan sebuah komunikasi tentang "bahwa jahe sudah ada dlam bntuk kemasan"
misal iklan campaign nya .
Suami yg sedang nonton tv di ruang tv minta buatkan minuman jahe kepada istrinya.
lalu istri menyajikan sari jahe .
dan suami cukup mnyampaikan kmunikasi berupa asumsi membuat minuman jahe bisa secepat itu.
melalui iklan demikian . komunikasinya akan lbih mudah . terutama tntang mainset orang yg slama ini tau klo mau minum jahe itu ribet dll. bisa mnjadi praktis dg adanya sari jahe .
scara marketing . pruduk pling tidak sudah memberikan solusi trhadap permasalan knsumen.
.
campaign serupa bnyak di terapkan di iklan Koyo. GPU. dll
cuma pndapat . Sehat sehat sekuarga Abgda 🙏🏻
pembahasan sosro-nya wajib diterusin ya bang. ditunggu loh.
Setuju sih. Istilah "nyari jahe" nggak nyampe. Absurd. Tp perubahan dari occational ke regularnya kayak lompat. Harusnya ada transisi. Kayak Sariwangi, teh dulu baru bicara...
Menurut saya, yg bikin gagal itu dari produknya sendiri. Mereplika rasa teh (dan mungkin kopi) itu, bedasarkan produk yg udah ada di pasaran, jauh lebih gampang dilakukan dan menghasilkan rasa yang mirip dengan produk teh yang dicelup. Sedangkan produk jamu2an ini sampe sekarang belom ada yang bisa memberikan kepuasan selayaknya minum jamu asli buat konsumen (salah satunya saya).
Mungkin lebih baik kalo produknya mirip seperti Kiranti yg sama2 jamu, bukan dari positioning, tapi dari bentuk fisik produk. Bukan bubuk, tapi lebih ke sirup jamu (bener ga ya sebutannya). Jadi rasanya (mungkin) bisa lebih mirip jamu.
Alasan dibuat bubuk mungkin supaya dinikmati secara hangat alias dicampur air hangat, sedangkan yang anget2 ini kadang bikin males karena harus masak air dulu. Udah repot masak air ternyata rasanya beda, jadi tambah males.
Tambahan: Tagline "Nyari Jahe" juga menurut saya agak rancu juga sih, apalagi dikaitin sama mengubah kebiasaan occasional jadi regular. Karena yg saya tangkep malah "Ga perlu nyari jahe susah2, ini ada Sari Jahe." Jadi kurang menjawab menurut saya.
Sepakat. Bentuk fisik produk kayanya mempengaruhi banget. Sosro mendisrupsi kebiasaan karena menghadirkan teh yang bisa dibawa ke mana aja. Ada bentuk botol dan kotak. Nggak pakai diseduh dulu.
Dari tagline juga agak rancu. Waktu gw ngeliat iklannya di tivi, ngerasa agak aneh aja. "Apaan sih Nyari Jahe, gak jelas." Ditambah iklannya nunjukin "keadaan" berupa capek dan kedinginan. Justru semakin menguatkan kesan kalau produk ini memang occasional, bukan minuman yang dinikmati kapan pun. Cmiiw
Ga ada yg salah mas create demand. 😁
NYARI JAHEEE??? memorable banget ni iklan.
Ada cerita kebiasaan di daerah saya apabila minum kopi atau teh dikala nyantai atau bertamu dengan sebutan "medhang" dari kata "wedang" kurang lebih artinya minuman dalam arti umum, bukan spesifik seperti minum kopi menjadi "ngopi" dan minuman teh menjadi "ngeteh".
Saya tahu apa yang diusahakan Mas Tira dalam kampanye ini adalah mencoba menerjemahkan produk Sari Jahe yaitu minuman yang spesifik menjadi se-level "ngeteh/ngopi", tapi malah gagal atau bisa dikatakan belum bisa diterima oleh konsumen.
Asumsi saya sebagai seorang awam dari kalangan publik menilai produk ini belum bisa di setarakan se-level kopi atau teh yang masih bisa di lakukan ketika dalam situasi apapun bisa pas lagi nyantai atau formal dan juga di cuaca apapun. Asumsi lain yaitu saya sebagai masyarakat awam masih belum mengenal lebih jauh mengenai produk Sari Jahe, dan masih familiar dengan produk kompetitor yaitu Jahe Wangi yang masih kuat secara offline marketing dan ketersediaan produk yang sudah menahun serta kualitas dan rasanya.
Semoga saja dengan adanya komentar ini bisa jadi bahan evaluasi agar bisa lebig baik lagi buat Mas Tira.
kalo soal membentuk kebiasaan baru, iklan terbaik menurut gue adalah yakult.
awalnya dikit banget orang tau tentang probiotik. sekarang malah banyak yg minum tiap hari.
Nah ini, intinya jangan menyalahkan produk karena kegagalan iklannya 🤣🤭🤭
Kalo menurut saya, yg agak kurang tepat adalah tagline nyari jahe yang diterjemahkan ke dalam aktivitas "mencari jahe" di 2 iklan yg telah diperlihatkan di video. "Nyari jahe" yg sebenernya diharapkan memiliki arti yg setara dgn verba "ngopi/ngeteh", malah dianggap para penonton iklan sebagai "aktivitas mencari jahe" bukan "minum jahe"
Pasti salah satu idenya ada muncul kata "Ngehe" 🤣🤣
Thank you opininya 👍
Yap bener, maknanya double meaning sih jadi agak rancu, meski tim kreatif pun aware dengan hal itu dan kerancuan itu dijabarkan langsung di iklannya
Nah yang ini gw setuju. Gw juga nangkep persepsinya jadi ke aktivitasnya
@@LetsSewIt gua sebagai audiense ketika nonton iklan ini jg ngerasa ambigu. Baru paham setelah bbrp kali nonton iklannya. Terkadang ambigu bisa bikin tertanam di otak dan bikin penasaran, tp gk tau dalam kasus ini, gua blm merasa tertarik dan kebetulan jg gk pernah liat produk ini di warung2 terdekat.
Makasih pak
Iklan sari jahe sebenarnya melekat di ingatan masyarakat. Cuma usaha penyampaian informasi yang kurang ngena saja di bagian "nyari jahe". Mungkin untuk kualitas produk tidak menjadi masalah.
Nyari jahe = Aktifitas Mencari jahe , Saya rasa kebanyakan orang mengartikan seperti itu. Harusnya Gaya komunikasi lebih Ringan agar Maksud lebih bisa di terima konsumen. Dan Jangan Dipaksakan membentuk kebiasaan baru , akan lebih mudah mengembangkan kebiasaan
Gue ngeh soal kata "Nyari" Itu. Padahal masih kecil loh waktu itu. Ga nyangka juga kalo banyak org yg ga ngeh part itu
Kalau aku sih kata "nyari jahe" tuh emang buat nyari minuman yang ber-jahe. Maksudnya tuh emang buat minum jahe. Karena dari kedua iklan, di mana dia capek dan satunya kedinginan. Kalo saya ada dalam kondisi tersebut, saya pasti cari yang bentuk instan.
Juga di keluarga kami sudah terbiasa minum minuman herbal seperti jamu dll. Dan saya waktu masih bocah suka lihat mamah buat minuman yang di mata saya tuh ribet. Jadi saya gak mau buat yang sulit, tinggal beli produknya, seduh dan minum. Ini yang saya paham tentang "nyari jahe" gak bisa disebut gagal juga di mata saya, karena saya cukup paham. :)
Dan seandainya saja iklan ini lebih di buat banyak seperti iklan Indomie dll (produk makanan lainnya) mungkin kata "nyari jahe" bisa jadi familiar diantara masyarakat lainnya.
Tvc yang memorable di saya adalah yg versi 'camping', dan kesimpulan/pesan & kesan yg saya dapat setelah nonton iklannya adalah... produk herbadrink sari jahe adalah semacam obat (jamu) yg dikonsumsi karena 'terkena sesuatu' ~ seperti kedinginan-menggigil, bukan untuk alternatif minuman sehari2.
Tagline 'nyari jahe' saya nggap sekadar plesetan, sehingga yg terkenang bukan produknya tapi adegan pemuda camping yg nyari2 jahe 🤭. Selain itu kemasan produk juga tampilannya 'jamu' banget; sedikit beda dengan kemasan energen.
Persepsi produk jahe bubuk pasti dibilang ga enak di lingkungan gue karena memang rasanya yang kalah jauh dengan jahe asli. But gue pernah sekali minum sari jahe sachet tapi bentuknya syrup itu enak, jahenya kerasa. Lupa merknya, produknya cuma ada di malang doang.
IMO dari segi eksekusi advertising yang punya goals pengen mengubah habit minum jahe occasionally ke habitual keknya ga selaras deh, soalnya ditunjukkin minum jahe nya di waktu waktu tertentu doang jadinya yaa tetep aja minum jahenya occasionally
Baru sempat nonton. Dulu sering banget liat iklan ini di tv. Sama seperti beberapa komentar yang lain istilah “Nyari Jahe” yg disebutkan dalam iklan terkesan seperti komedi. Bahkan saya sempat tertawa melihat pemeran iklannya yg seolah mencari jahe di semak2 dan pot kantor.
9:18 jadi inget waktu kuliah, di kantin kampus mejanya dialasin taplak plastik, tulisannya berbagai macam 'makan'. mulai dari makan temen, makan ati, makan gaji buta. tapi selalu ditutup dengan 'minumnya teh botol sosro'. sambil nunggu makan jadi baca-bacain tulisan di taplak deh 😂
menurut saya sih pak desain kemasan yang terlihat jadul padahal idenya sangat bagus.
Alhamdulillah... nambah ilmu
Thanks suhu
Kalau ditanya apa yg gagal terkait slogan yg seperti tidak masuk ke pemahaman masyarakat, menurut saya adalah karena di dua video iklan tersebut tidak ada dialog sanggahan atau koreksi terkait kesalahpahaman sang tokoh konsumer yg mengira diajak mencari jahe. Jadi harusnya tokoh yg promosi produk tsb meluruskan maksud dari nyari jahe yg arahnya bukan hanya ke tokoh lawan, tapi juga ke penonton.
Sedangkan kalau ditanya apa alasan produk sari jahe tidak (atau belum) melejit, karena sesuai dgn pemikiran Abang yg disebutkan di akhir video. Itu beberapa poin yg terasa nyata di masyarakat.
Nyari jahe nya itu sih yg bikin rancu,
Mungkin dulu kalo dibenturkan dengan budaya jawa "medang jahe" bisa di terima, jadi bawakan unsur tradisionalnya dulu kemudian dipertemukan ke jaman modern...
Kata sari jahe bukan kata umum, yang umum itu wedang jahe atau jahe. Kalau misalnya nyari jahe diganti jadi ngewedang jahe atau ngejahe, konsumen lebih familiar karena memang kata yang sering digunakan. Kalau diubah begini "ngewedang jahe? nyari jahe yuk!", mungkin komunikasinya lebih tersampaikan, walaupun terlihat biasa aja, kurangnya mungkin kurang mengena karena kurang spesial.
Menurut saya, agak kurang pas membandingkan "ngopi" dan "ngeteh" dengan "nyari jahe" karena "ngopi" dan "ngeteh" adalah dua istilah yang tidak berkenaan dengan brand, sementara "nyari jahe" diambil dari brand Sari Jahe. Mungkin sebaiknya dibikin dulu istilah umum untuk minum sari jahe (bukan merk), misalnya "ngejahe".
Bukan komunikasinya yg salah, tapi marketingnya.
Bang, coba bahas juga, kenapa merek besar masih ngiklan, padahal udah terkenal? Contohnya, Indomie. Yang diiklankan pun bukan produk baru, tetapi produk yang udah terkenal banget, yaitu varian mi goreng.
Sebelum masternya menjawab, pengen nyoba ikut jg menjawab dari sisi orang awam.. tujuannya :
1. Untuk mempertahankan posisi mereka, biar orang2 tau bahwa produknya ini masih ada lohh.. produknya menjanjikan, terjamin, bukan abal2
2. Sebagai brand awareness untuk orang2 yg blm tau tentang produknya "generasi2 baru"
My Opini: Mungkin untuk mengantisipasi supaya konsumen gak lupa dengan nama Indomie.. simplenya biar terngiang-ngiang terus gitu
iya, yang atas2 bener. tapi satu hal. selama masih ada manusia, maka marketing akan selalu mengejar di belakangnya. simple-nya, ya karena masih ada manusia 'baru' maka iklan terus dibuat.
karna orang2 yg sering makan indomie seringnya nonton iklan di tv
Maybe untuk memperkenalkan produknya ke generasi muda, tentunya iklannya dibuat lebih memorable biar di masa dewasa consumer tetap tertanam bahwa it's a good brand
Tagline "nyari jahe" agak panjang dan audiens tidak ngeh klu itu adalah tagline campaign. Masyarakat lebih familiar dengan imbuhan "ng" untuk kegiatan tertentu misal Ngopi, ngeteh, ngebir, ngebakso, ngebubur, ngeronda, ngerujak dll.
Jadi hemat saya, apabila tagline nya dirubah menjadi "ngejahe" orang akan lebih mungkin ingat brand ini apabila ingin minum minuman sari jahe.
Karena kwalitas produk ini ngga ecek ecek dibandingkan produk yg sejenis. Rasanya lebih kuat. Dan jujur, saya salah satu pembeli setia produk ini dengan semua variannya.
Btw nggk bahas romantisasi ngutang bang? Yang bhsa krennya PayLater yg ktanya bantu wujudin impian.
Menarik banget tuh bahasnya “romantisasi ngutang” 😂
Izin pinjem, kalau nanti gw bahas topiknya
@@tanganbelang owh, boleh bang, gw tnggu aja pkoknya
Nyari jahe itu 4 suku kata, kalo ngopi, ngeteh, nyusu, itu 2 suku kata, jauh lebih susah di ingat, kalo ngehe kan aneh, ngejahe aja, cuma 3 suku kata, leboh gampang di ingat
Kalo menurut saya sih campaign nya ngena, cuma itu seperti ada faktor lain.
Salah satunya, herbadrink nyari dimana produknya?
Di warung adanya merk AMH sama sido muncul, belum lagi penjual jahe susu/jahe merah pinggir jalan yang masih mendominasi pasar penikmat minuman jahe..
Alhasil ketika di benak kita ingin "nyari jahe" otomatis ya nyari se-ketemunya
Menarik nih. Masalah distribusi juga, jadi produknya susah didapat 👍
Yep.. saya sendiri akan bilang di distribusi.. dan permasalahan showcase (dilapangan), produk konimex lainnya mungkin mereka udah jago distribusinya, pernah nanya ke warung sebelah rumah aja ga punya, padahal kan sales lapangan harusnya juga bawa produknya.
Atau mungkin kapan kapan pembahasannya bisa di compare dengan yakult, yang iklannya saya malah jarang lihat soalnya kl nonton tv dulu seringnya malem, hehe
Kalau iklannya dari nutrisari gimana? Kayanya mereka juga punya jahe jahe,
thanks kk gw sebagai product analysis sangat terbantu dengan ilmu ini, fix setiap pulang kantor nonton ini buat belajar
sukses selalu kk
edit: kk buat community dong pasti rame
Kalau menurutku karena kegiatan nge-wedang sendiri kurang populer di masyarakat, beda dengan teh dan kopi yang lebih luas. Nge-wedang lebih spesifik ke suatu komunitas tertentu (meskipun produk ini mencoba untuk bertujuan sebaliknya). Sehingga pesannya ga nyampe, justru yang paling keinget kata "nyari" nya sebagai mencari ditambah dengan scene comedynya malah memperkuat kata "nyari" nya ini sebagai "mencari" bukan "sari"
Lanjutin bang, gua sih tau istilah "nyari jahe" yg artinya minum jahe, tapi ya ketutup komedi pas tiba2 minuman jahe muncul entah dari mana...mungkin bisa lebih baik pas muncul produk nya aj :v just my oppinion
Bang kira-kira iklan pakaian atau lebih spesifiknya iklan pakaian muslim konsepnya bisa dibikin seperti iklan minuman seperti di atas ga? Kan biasanya kalo iklan pakaian konsepnya cuma nampilin model yang memakai pakaian tersebut dengan background yang bagus, tapi kalo dbuat dengan dialog dan voice over kira-kira bagus ga? Dan ada tips-tipsnya ga bang?
Anjir, jeli bgt.. niceee
Kalo menurut gue, kenapa bisa gagal.
mungkin karena orang Indonesia lebih memilih bahan herbal yang asli & fresh daripada instan kaya gini.
menurut saya trobosan yang bagus di lakukan sama sidomuncul dengan produk c1000 rasa lemon & jeruk. Dimana selama ini sidomuncul di kenal dengan minuman org sakit , sekarang di kenal sebgai minuman penyegar.
inget tagline-nya.. tp dulu ngga ngeh kalau "nyari jahe" itu aktivitas mirip ngeteh
Kalo menurutku lebih simpel "Njahe yuk"
10:31
minum kopi >> ngopi
minum teh >> ngeteh
minum bir >> ngebir
minum anggur >> ???
Minum teh dibilangnya ngeteh supaya lebih gampang, kenapa pas dlu ga ngejahe aja? Ow mungkin karena ada bagian dari merk "Sari Jahe" jadi diubah ke "Nyari Jahe".
Mi-num ja-he (4 suku kata)
Nya-ri ja-he (4 suku kata)
Orang lebih pilih ke 'Minum Jahe' hehe
Coba liat kenapa Aqua lebih booming atau sering kita ucapkan saat membeli 'air mineral' atau 'air putih'.
A-ir Mi-ne-ral (5 suku kata)
A-ir Pu-tih (4 suku kata)
Nah kalau Aqua gimana?
A-qu-a (3 suku kata) malah bisa jadi cuma 2 suku kata (a-qwa) ditambah nada yg datar dan ga memerlukan effort saat memesan di warung (kalo sekarang kan ambil sendiri di chiller atau klik di menu yg pake tab) jadi air mineral lain bisa bersaing.
Itu cuma dari penyebutan. Blm dari segi kompetitor, permasalahan internal, rasa, kemasan, consumen behavior, dll hehe
Btw lanjut kupas yg lain, tp kalo bisa nih konten yg begini jangan dijadiin iklan biar lebih apa adanya aja dan analisis tidak memihak. Tapi balik lg ke yg punya konten, masa orang mau cuan dilarang2 hehe
Oalah iklan ini abang yg buat toh, pas saya masih bau kencur ini sih iklannya, mantap suhu terimakasih ilmunya 🙏🏻
Menurut saya, sari jahe kurang banyak di jual di warkop & warmindo.
Karna saat mau beli, barangnya gak ada.
karena dua kata ngaruh ga sih? (terlepas dari kemampuan campaign buat tayang yak)
ngee-birr
ngee teh
ngopi
anggapanannya kek sekali tarikan napas gitu..dan jelas. mksd gw gini, "nge"/"ng" ketika dimainkan sebagai imbuhan maka akan menjelasakan sebagai suatu kegiatan yang sedang, akan, dan sudah berlangsung. walau kata "nyari" dalam "nyari jahe" juga (mungkin) memiliki peran yang sama tapi terlalu panjang lafalannya.
terlepas dari itu, point yang coba di capai disini bisa disenadakan (atau setidaknya satu track) dg apa yang sudah dicapai baygon, rinso, odol, aqua dan sanyo. salah ga sih konsep gw?
klo memang senada kenapa ga disebut ngejahe..atau jahean, atau yang senada itu, satu kata..karena ketika melewati batasan satu kata itu kerap kali gagal (i.e. "sudah dikiwikah sepatumu"), belum lagi digabung dg gaya bicara hari ini, hehehe
tapi ya ini semua cuma opini rendahan gw yak..seorang pengangguran banyak gaya, so please be kind to me guys.. peace, out..
Kalo bikinnya pas pandemi bakal laku banget tuh..
How about "ngewedang yuk" biasanya di jam 9 malam keatas kata "ngewedang" di daerah Gw paling sering diucapkan. Lebih familiar "ngewedang" ketimbang "nyari jahe" for my opinion.
Please banyakin konten begini bang. Lumayan nambah ilmu Marketing saya, hehehe. Soalnya saya sekolah jurusan Pemasaran 😁
kalo dari "nyari jahe"-nya, saya jg ngiranya itu plesetan aja sih. Tapi kalo menurut saya, iklan yg versi camping sebenernya berhasil "deliver" produk ini jadi barang yang wajib dibawa pas lagi camping atau ngedaki gunung.
Pengalaman saya tiap ikut camping, selalu aja ada orang yg bawa produk ini buat minuman pas malem2 hehe
Terusin lah, nanya pula. Oiya gas yang Teh Botol Sosro. Sempet baca kisahnya di IG kurang puas nih kalo ga sekalian bahas disini, apalagi soal disrupsi2an, yuhuuu.
terima kasih om belang
Tahun 2017 dulu aku suka minuman kolang kaling Mustika Ratu. Sayang produknya underrated & gak bertahan lama, padahal enak.
Menrurutku masalahnya cuman di pemilihan kata "nyari jahe" nya kurang tersampaikan sih. Dan kurang simple jika dibandingkan ngeteh atau ngopi.
Ada dua hal sih setidaknya yang terlintas di pikiran gw: Kenapa malah berusaha memopulerkan "nyari jahe" yang malah berpotensi menimbulkan dualisme pemahaman? Kenapa ngga mencoba konsep "ngejahe" yang awalnya sebagai aktivitas occasional menjadi aktivitas "seheri hari" yang berarti "to elevate" aktivitas tradisional menjadi aktivitas modern..?
Kedua, kenapa harus berusaha ambisius menaikkan level menjadi aktivitas sehari hari? Kenapa justru tidak menguatkan posisi sebagai occasional activity yang semakin eksklusif, dalam artian, justru occasional activity itulah "kekuatan sebenarnya" dari minuman tradisional modern ini..?
mungkin menurutku dari tim menyematkan ga pake kata ngejahe atau njahe karna kurang enak sih disebutnya
dan kebetulan nyari jahe kata dari nya- dan sari jahe, dimana itu ketika berhasil dan populer, sebutan itu
udah "di-lock" dengan nama brand nya, jadi itu.. Big Idea sebenernya, cuman memang tidak mudah untuk "membangun"
kebiasaan itu.
Btw untuk sekarang karna minuman jahe atau susu jahe dll itu udah banyak dipinggir jalan (setidaknya lebih banyak dari 5 tahun lalu) dan anak muda juga banyak yg suka, mungkin.. iklan itu lebih kena efeknya karna momentum nentuin juga
Referensi teh botol sosro, eksekusi jamu buyung upik. 😁
Asik banget nontonnya sumpah.
Kalo disini minum jahe di angkringan nyebutnya NJAHE.
Ya emang dah susah jg si, menggusur kata "ngopi" dan "ngeteh"... Trus emamg masyarakat kita taunya atau mindsetnya Jahe ya untuk menghangatkan tubuh, bukan diminum secara kebiasaan.... Tp produknya si mantep bang, cuma emang khusus fungsional... Ga tau deh kalo jualannya dinegara yg suhu udarany dingin terus. Bisa jadi laku
Nyari jahe itu menurut gue udah familiar di kuping padahal bukan penggemar jahe. buktinya temen gue ada yang nyebut "mau nyari jahe" pas mau minum. Tp keknya alasan no. 2 sih paling kuat. Gue sering ngatain yang minum minuman instan rasa jahe kek nenek-nenek. Hahaha. Di otak gue... Minum jahe ya pas ujan gledek dingin aja walaupun iklannya mau kek gimana juga. Apalagi namanya nggak masa kini banget kan. Menurut gue ya...
Antara jahe serbukan dengan jahe tukang jamu ketika diminum masih lebih nyaman jahe tukang jamu untuk dikonsumsi.
Menurut Gw Sih Kata "Nyari Jahe" Masih Terkesan Terlalu Baku Atau Mungkin Ga Cocok Buat Beberapa Kalangan, Kek Orang Orang Daerah Yang Ga Biasa Ngobrol Pake Bahasa Indonesia, Itu Bakal Terkesan Agak Aneh Sih, Beda Sama Ngeteh Ataupun Ngopi Yang Bisa Dipake Semua Kalangan. Ditambah Lagi Kata "Nyari Jahe" Kek Terlalu Panjang Aja Buat Sebuah Kata.
Dude, jaman kuliah sering banget minum herbadrink wmwkwk
kalo denger "nyari jahe" selalu keingat iklan ini
tapi jarang atau hampir ga pernah dengar kata ini dari temen/keluarga
orang2 di sekitar saya juga sepertinya jarang yang "nyari jahe"
nonoton konten tangan belang berasa kuliah
Terusin konten porto bang... Keren.
Kopi : Ngopi
Teh : Ngeteh
Bir : Ngebir
Jahe : Ngejahe ?
Menurut saya, tagline "Nyari Jahe" itu kepanjangan, kalau mau disamakan dengan "Ngeteh" dan "Ngopi" dimana kata-kata itu tercipta karena kemalasan lidah kita/biar simple untuk bilang "Minum teh, yuk! " dan "Minum kopi, yuk! "
Cocoknya tagline nya cukup "Ngejahe" aja...
Trus kemasan herba drinknya harus di redesign, kalau mau menarik attention anak muda, maka pakaian/kemasannya harus disesuaikan. Dan untuk ke kebiasaan /regular/casual habit minum sari jahe, kemasan saat ini itu terlalu kaku dan masih seperti kemasan obat, ya produksi konimex pabrik obat. Harusnya dibikin lebih rileks dan kekinian.
Oya buat inspirasi, untuk membiasakan minuman yang rasanya mungkin tidak terlalu digemari masyarakat seperti jamu jamuan ini, bisa mencontoh campaign nya Bear Brand, dimana produk susu yang tak berasa dan harganya relatif mahal dari susu siap minum lainnya, bisa sampai diperebutkan konsumen beberapa waktu lalu 😁
Dan juga menurut aku Kualitas Produk adalah marketing strategy nomor satu. Bear Brand pun memiliki itu.
Semoga konten ini banyak di tonton dan jadi ilmu yang bermanfaat
Aminn
"NYari Jahe" Dulu pertama liat iklan koq langung ngeh ya 😁
Beli produk nya di mana?
Padahal saya doyan jahe. Mungkin lebih ke distribusi dan display produknya. Tidak masuk ke warung, mini market dll
Kayaknya kalau "Sari"-nya yang dipakai (jadi "Nyari"), jadi kurang spesifik... Mungkin kalau "jahe"-nya yang dipakai, mungkin bisa lebih mengena.
Klo mnurut gw sih udh bagus bgt ,trus trang gw smpe geleng2 bang TB jabarin prosesnya krn sma skali klo gw gak bkalan kpikiran smpe sgitu nyari istilah "nyari jahe " ,cuman klo gw pribadi n pengalaman sma temen2 emang kbiasaan lgi nongkrong di angkringan untuk minum jahe lbih suka yg wujud jahe asli gak dr kemasan ,katanya sih kurang mantab . Trimakasih lanjutkan bang buat portonya biar gw bisa belajar sma bang TB ,sukses selalu
alasan gua ga beli sari jahe ya mungkin karena display produk nya biasanya di bahan obat obatan kali ya, jadi gua pikir ini obat (diminum di moment tertentu). itu kalo di warung ya...
mungkin kalo di display bareng sama kopi kopi gitu digantung mungkin gua minum tuh produk, kayak susu jahe Sidomuncul misalnya
Sebenernya tagline-nya bagus banget sih, konsep dan strateginya juga cakep. Sayang tujuannya ga tercapai. Nyari Jahe = Ngeteh/Ngopi tidak tercapai. Kemudian, pesan yg diinginkan tidak terwujud, malah justru menurut saya makin kuat anggapan bahwa minum sari jahe itu di keadaan tertentu saja. Soalnya, sebelum ini, saya lihat iklan sari jahe yg "nyari jahe" malah terpikirkan kalau capek minum sari jahe, kalau dingin minum sari jahe. Jadi makin menegaskan bahwa sari jahe ya diminum pas kondisi tertentu saja. Apakah mungkin set-nya dirubah jadi kegiatan sehari2 kayak belajar, atau nongkrong akan lebih baik? karena kegiatan kantor itu erat dengan lelah, dan camping erat dengan dingin.
Dan, menurut saya faktor yang abang bilang, yg point ke dua, yaitu produk jamu (sari jahe) emang persepsinya sudah kuat banget di masyarakat sebagai minuman kodisional (yang notabene sudah mengakar ratusan tahun lamanya). Jadi mungkin perlu intensitas yang tinggi untuk membelokkan persepsi tersebut, seperti teh botol yg campaignnya "apapun makananya, minumnya...." yg dilakukan terus2an selama bertahun2 sehingga beneran nempel di masyarakat.
Gass ke teh SOSRO kalau bisa senggol dikit lawannya TEH KOTAK wkwkw
Lanjut bikin video tentang Teh Botol Sosro Campaign.
kalo opini saya mungkin istilqh ini kurang ngena / nancwp di keseharian krn istilahnya terdiri dr suku kata ya, jadi kurang simpel .. kalo ngeteh / ngopi seperti udah jadi 1 kesatuan yg menggambarkan aktivitas minum teh / kopi.. dan kata "nyari jahe" saat saya nonton iklannya berasa artinya adlh kegiatan mencari jahe & dibuat lucu, lalu muncul sari jahe bubuk yg memudahkan aktivitas mencari jahe tsb. Malah baru 'ngeh' pas nonton video ini kalo maksudnya itu ngajakin minum jahe 🤭🤭
Overall keren bang, sering2 bikin segmen porto gue supaya dpt subscriber setia bisa dapet insight2 baru 😍
nyari jahe ' janda herang '
itulah yang langsung terbesit
Mayan nih, nambah insight
lanjutttt om!
Perlu waktu buat bikin makna "nyari jahe" cuman jadi 1 makna, ya minimal di perkotaan seperti peristiwa bahasa jaksel, dan mungkin karna konsep komedi ketika istilah "nyari jahe" dikeluarkan di situ beberapa orang (termasuk saya) ngiranya ini banyolan
Walau dulu saya sering banget liat iklan Sari Jahe, sedetikpun ga pernah ngeh kalo frasa "nyari jahe" itu maksudnya adalah mengkonsumsi Sari Jahe. Setelah nonton video ini baru ngeh kalo "nyari jahe" itu bisa double meaning.
Tidak seperti "ngeteh" atau "ngopi" yg sekali denger org lsg ngeh kalau maksudnya adalah mengkonsumsi teh atau kopi, "nyari jahe" harus mendobrak pikiran masyarakat yg menganggap "nyari jahe" adalah "mencari jahe."
Well, penggunaan double meaning yg cerdas, tapi kalau tidak tersampaikan dengan baik, sama aja bohong.
Tugas akhir smk gw suruh buat iklan, tapi ga dijelasin materi kayak divideo ini
Makasih bang 🙏
Kalau saja Jahe bisa diminum dingin, kayak kopi/teh pasti campaign nyari jahe berhasil.
Cuma sifat alamai jahe buat menghangatkan ya segmented jadinya, siapa yg mau nyari jahe di siang bolong?
Betul. Thanks tambahanny
1. Setuju "nyari jahe" Belum setara sama ngeteh/ngopi.
2. Mau ngerubah dari occasional ke regular tapi produknya serbuk? Harus nyeduh sendiri dulu?
Orang ngopi sachetan aja males nyeduh sendiri, enakan juga diseduhin di warung.
3. Daripada terburu-buru ngerubah dari occasional ke regular , apa gak mending edukasi dulu kalo minum jahe gak harus panas/hangat, diminum dingin juga oke. Baru dah tuh keluar produk "jahe botol", "jahe kotak", " Pucuk jahe" muncul di chiller indomaret.
Menurut gw gaada yang namanya strateginya udah bagus tp gagal...
karena itu cuma pembelaan doang, biasanya abis itu blamming ke produk atau pasarnya dsb...
jadi lebih pas dibilang strateginya gagal mengangkat produk tersebut.
Kalo wedang jahe, jadi ngewedang lebih familiar rasanya
Mau nanya soal teh kotak, jarang (atay mungkin gak pernah) ngiklan tv nasional tapi masih bertahan dipasaran (vs. Th botol & pucuk harum)
Harusnya Ngejahe bang,lebih dimengerti sama masyarakat
dari video ini baru nyadar 'nyari jahe' itu ternyata dari ny-sari jahe, kukira ny-cari jahe 😆 affix buat kata 'cari' ternyata buat 'sari'😂
Sepakat nih. Haha.
Plot twist. Video ini masih bagian dari campaign product buat brand awareness 😂
Karena komunikasi yang edukatif lebih "nempel" ketimbang yang "promoted" hehe
Opini saya buat tagline nya : Mau sehat? Nih Sari Jahe
Memang segmentasi nya jd mirip produk herbal (occasional) tpi disana juga ada unsur persuasif nya, jadi nanti positioning nya ada di segmen yg mirip dengan produk minuman bervitamin