Membedakan ulama-ulama besar terdahulu dengan ustadz-ustadz sekarang adalah ulama terdahulu prosesnya penuh pengorbanan dan keikhlasan yang luar biasa disertai lelaku _(riyadhah)_ yang cukup keras sehingga lebih banyak ubudiahnya daripada teorinya. Katakanlah keberhasilan islamisasi zaman dahulu itu sangat dibentuk oleh kualitas atau "faktor kepribadian" ulamanya yang mungkin saja itu karena kemulian atau semacam "karomah" sehingga sang ulama atau kyainya memancarkan _haibah_ (wibawa) kharisma tersendiri walaupun secara fisik mungkin tubuhnya kecil atau biasa-biasa saja. Tetapi "berkah" dari proses yang penuh pengorbanannya itulah sehingga ilmunya dicari-cari atau didatangi. _Al-Ilmu yu’taa wa laa ya’tii_ (ilmu agama itu didatangi, bukan ilmu yang mendatangi). _Timbo iku marani sumur, ora sumur marani timbo._ Sifat ikhlasnya ulama terdahulu tidak mengharap untuk didatangi tetapi justru umat yang mencari sehingga ilmunya menjadi berkah. Sekarang banyak ulama yang dibentuk seperti sekolah formal, syukur serba gratis dengan fasilitas yang serba mudah dan ditunjang atau "digelontor dana yang besar" maka dakwah itu akan sukses (mungkin seperti kristenisasi). Atau perbedaan sekarang dengan ulama terdahulu, sekarang ustadz-ustadz banyak yang mencari umat, gurunya mencari murid. Dengan kata lain, ilmu yang seharusnya didatangi sudah kebalik, sekarang ilmu itu yang mendatangi, bahkan kalau perlu di-iklan-kan. Bukanya timba mencari sumur tetapi sumurnya itu yang _marani timbo._ Kini tiap hari pengetahuan agama atau nasehat-nasehat mendatangi kita melalui WA, Facebook, twitter atau medsos lainnya, akan tetapi hati tetap keras, amal tidak bertambah, hati tidak semakin ikhlas bahkan sebaliknya. Oleh karena itu mendatangi sumbernya (ulama) atau majelis ilmu (pengajian) adalah wajib karena inilah berkah dalam agama dan mencari berkah dari ilmu. Bahkan keberkahan atau keberhasilan beragama (hablum minallah) itu lebih sering bukan disebabkan karena pandainya ceramah atau menghafal ilmu agama, tetapi berkah dari perjuangan, pengorbanan dan keikhlasan dalam menuntut ilmu agama.
dari dulu gusdur selalu ke makam2d seluruh negri,mungkin beliau udah tau bahwa makam2tersebut kan jd masalah d kemudian hari, sekarang benar2terjadi, wallohu a'lam,
Hidup nahdhotul alami ahli sunnah wal jamaah ah wal alia wal ulama wassyuhada wassholihin wal muttaqiiin wassiddiqin semoga nurul iman bersinar dan sukses amin9x hidupkan ahlussunnah wal jamaah ah amin ikuti para alia wal ulama dri alfakir amiiin
Alhamdulillah siraman rohani yang sangat bermanfaat,semoga selalu semua selalu diberi kesehatan oleh Alloh SWT amin
semoga seluruh ulama' se Indonesia diberi kesehatan sehat terus gus...ceritakn trus sejarah islam di Indonesia agar anak kecil paham sejarah.
Masha Allah, semoga panjang umur Gus, sehat selalu. Aamii
Aamiin
Membedakan ulama-ulama besar terdahulu dengan ustadz-ustadz sekarang adalah ulama terdahulu prosesnya penuh pengorbanan dan keikhlasan yang luar biasa disertai lelaku _(riyadhah)_ yang cukup keras sehingga lebih banyak ubudiahnya daripada teorinya. Katakanlah keberhasilan islamisasi zaman dahulu itu sangat dibentuk oleh kualitas atau "faktor kepribadian" ulamanya yang mungkin saja itu karena kemulian atau semacam "karomah" sehingga sang ulama atau kyainya memancarkan _haibah_ (wibawa) kharisma tersendiri walaupun secara fisik mungkin tubuhnya kecil atau biasa-biasa saja.
Tetapi "berkah" dari proses yang penuh pengorbanannya itulah sehingga ilmunya dicari-cari atau didatangi. _Al-Ilmu yu’taa wa laa ya’tii_ (ilmu agama itu didatangi, bukan ilmu yang mendatangi). _Timbo iku marani sumur, ora sumur marani timbo._ Sifat ikhlasnya ulama terdahulu tidak mengharap untuk didatangi tetapi justru umat yang mencari sehingga ilmunya menjadi berkah.
Sekarang banyak ulama yang dibentuk seperti sekolah formal, syukur serba gratis dengan fasilitas yang serba mudah dan ditunjang atau "digelontor dana yang besar" maka dakwah itu akan sukses (mungkin seperti kristenisasi). Atau perbedaan sekarang dengan ulama terdahulu, sekarang ustadz-ustadz banyak yang mencari umat, gurunya mencari murid. Dengan kata lain, ilmu yang seharusnya didatangi sudah kebalik, sekarang ilmu itu yang mendatangi, bahkan kalau perlu di-iklan-kan. Bukanya timba mencari sumur tetapi sumurnya itu yang _marani timbo._ Kini tiap hari pengetahuan agama atau nasehat-nasehat mendatangi kita melalui WA, Facebook, twitter atau medsos lainnya, akan tetapi hati tetap keras, amal tidak bertambah, hati tidak semakin ikhlas bahkan sebaliknya.
Oleh karena itu mendatangi sumbernya (ulama) atau majelis ilmu (pengajian) adalah wajib karena inilah berkah dalam agama dan mencari berkah dari ilmu. Bahkan keberkahan atau keberhasilan beragama (hablum minallah) itu lebih sering bukan disebabkan karena pandainya ceramah atau menghafal ilmu agama, tetapi berkah dari perjuangan, pengorbanan dan keikhlasan dalam menuntut ilmu agama.
Mantab
❤
adem mendengarkan'y
dari dulu gusdur selalu ke makam2d seluruh negri,mungkin beliau udah tau bahwa makam2tersebut kan jd masalah d kemudian hari, sekarang benar2terjadi, wallohu a'lam,
Asalamualaikum wr wb,,nderek ngaos gus,muwafik,ngalab barokahipun
Q
Hidup nahdhotul alami ahli sunnah wal jamaah ah wal alia wal ulama wassyuhada wassholihin wal muttaqiiin wassiddiqin semoga nurul iman bersinar dan sukses amin9x hidupkan ahlussunnah wal jamaah ah amin ikuti para alia wal ulama dri alfakir amiiin
Matur nuwun
Kulo anak putune
Budiah
Buda hindu mu hamadiah
Jadi
Budiah
Meenawi klentu
Di pun lerresakken gus
Suwun
Kalau,ingin,hidup,damai,ikutlah,NU,semoga,hidup kita,diberkahi,Alloh,subhanahuwata,ala,amin,amin,yarobbal,alami n
Gus,Kulo,nderek,ngaos,kulojama,ah,panjenengan,ingkang,wonten,Bengkulu,
Nderek ngaos Gus. Mudah-mudahan pinaringang barokah
❤️❤️🙏
Kyai model cocok di zaman ini..
☝️🤲🇮🇩🤝🙏
Ko jadi ingat prediksi Gusdur benarkah nanti Prabowo Presiden.
Ten Deso Kulo 😂😂
Mendidik
Yg terbunuh di Karbala sayyidina Husein. Sayyidina Hasan sdh wafat sblmnya.
Llok.
Koreksi diterima...
Yohh
Blok gus muwafiq juga tdk bilang sy. Hasan terbunuh di karbala.. paham blog?
7olopooooooooooooo9 pi
Bl
ye