Maqom IHSAN (Beribadah seolah-olah Melihat Allah). Penjelasan Hakikat melihat Allah sebagai berikut : #Hatiku melihat Tuhanku dengan cahaya dari Tuhanku (sayyidina Umar ibn khattab) #Aku tidak beribadah kepada Tuhan yang tidak aku lihat (dengan hatiku). Melihat Allah ada dua macam 1. Melihat Jamalillah tanpa perantaraan cermin (Pandangan sirr/rahasia bisa merasakan adanya Allah karena melihat perbuatan Allah) 2. Melihat sifat-sifat Allah di muka bumi dengan perantaraan cermin hati dengan penglihatan mata hati. Melihat dengan cahaya (petunjuk) Allah. (Sirrur Asrar : Ms 80) Firman Allah “Hatinya tidak mendustakan apa yang dilihatnya”. (an-najm:11) Nabi Bersabda: “Hati seorang mukmin adalah cermin dari Allah yang bersifat Almukmin”. Yang bermaksud dengan mukmin ada dua perkara iaitu 1. hati hamba Allah yang beriman (yang diberi cahaya oleh Allah) 2. (Perbuatan ) Dzat Allah yang bersifat Al-mukmin (Sirrur Asrar : Ms 81) Jadi manusia yang mampu melihat sifat-sifat Allah pada segala sesuatu yang ada dan terjadi di muka bumi ini, berarti dia pasti akan melihat Dzat Allah di alam akhir (Alam Lahut) tanpa perantaraan. Hal inilah yang selalu di inginkan oleh para wali, seperti halnya 1. Sayyidina Umar r.a berkata : “Hatiku melihat Tuhanku dengan cahaya dari tuhanku”. 2. Sayyidina Ali r.a berkata : “Aku tidak beribadat dkepada tuhan yang tidak aku lihat”. (Sirrur Asrar : Ms 82) Yang dimaksudkan dengan melihat tadi adalah menyaksikan sifat-sifat allah dari segala sesuatu yang ada dan terjadi di muka bumi ini”. Seperti halnya seseorang melihat sinar matahari dari miskat (iaitu lubang yang tidak tembus), maka ia boleh saja mengatakan aku melihat matahari, berdasarkan pandangan yang tidak sempit. (Sirrur Asrar : Ms 83) Allah memberikan perumpamaan di dalam kalamnya surah An-Nur ayat 35: “ (Petunjuk Allah bagaikan ) Cahaya diatas Cahay , Perumpamaan cahaya Allah (Petunjuk) adalah seperti lubang yang tidak tembus yang didalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan binatang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon Zaiton”. Tafsir: Allah pencipta cahaya zat bagi langit dan bumi (pada makhluk) dan Allah memberi cahaya bagi langit dan bumi. Cahaya (petunjuk) itu bagai pelita di dalam miskat (tabung kaca) yaitu hati seorang mukmin yang bercahaya di dalam jasadnya. Cahaya iman di dalam hati itu memantul keluar sampai ke jasad walaupun kita tidak melihat isi hati itu. Tapi nur-nya terpancar jelas keluar jasadnya. (Perumpaan Petunjuk Allah) adalah Cahaya diatas cahaya. Dan Allah membimbing pada cahaya-Nya (petunjuk-Nya) orang-orang yang dikehendaki-Nya. Seseorang tidak akan sampai beribadah dengan benar kepada Allah kecuali telah terbuka penghalang atau hijab hatinya. Bilamana hati telah diberi cahaya oleh Allah, maka dia akan terbuka dan ruhnya akan dapat melihat sifat-sifat Allah dari pantulan cahaya cermin hati tadi. Itulah maksud penciptaan Alam, yaitu terbukanya rahsia yang tertutup: seperti didalam Hadith Qudsi yang berbunyi: Allah berfirman : “ Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi, maka Aku ingin dikenali. Maka Aku ciptakan makhluk agar mereka mengenaliku." Yakni mereka mengenal sifat-sifat-Ku Yang Maha Sempurna di muka bumi ini. Adapun melihat Dzat Allah itu adalah di alam lahut tanpa perantaraan cermin hati tadi dengan pandangan siirri (pandangan rahasia dari Allah yang disebut tiflul Ma’ni. Firman Allah: “ Wajah-wajah orang beriman pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka Melihat.” (Al-Qiamah: 22-23) #Tharikat = ma'rifat + syari'at => HAKIKAT (haqqul yakin). Memadukan syari'at dan ma'rifat dalam shalat. Jasad menghadap kiblat ka'bah. Namun stelah takbiratul ikhram. Lupakan ka'bah dan selain Allah, karena selain Allah bukan Tuhan. Inni wajahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal ardho hanifam-muslimaw-wa ma anna minal musyrikin. Ku hadapkan diriku (jasad, jiwa dan hatiku) kepada (Allah) Tuhan pencipta langit dan bumi, dan ku serahkan diriku kepada Allah, dan aku bukan termasuk orang musyrik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu). Maka kita tidak lagi melihat benda (makhluk/ka'bah/manusia/alam) , tetapi hati kita melihat Allah dengan cahaya dari Allah. Inilah hakikat melihat Allah dengan Nurullah di dalam hati Doa mohon petunjuk /taufik (Cahaya) اللهم اجعل في قلبي نورا وفي لساني نورا وفي سمعي نورا وفي بصري نورا ومن فوقي نورا ومن تحتي نورا وعن يميني نورا وعن شمالي نورا ومن أمامي نورا ومن خلفي نورا واجعل لي في نفسي وأعظم لي نورا وعظم لي نورا واجعل لي نورا واجعلني نورا اللهم أعطني نورا واجعل في عصبي نورا و في الحيي نورا وفي دمي نورا وفي شعري نورا وفي بشري نُورًا. Allaahummaj 'al fii qalbii nuuron wa fii lisaanii nuuron waj 'al fii sam'ii nuuron waj'al fii basharii nuuron waj 'al min khalfii nuuron wa min amaamii nuuron waj 'al min fauqii nuuron wa min tahtii nuuron allaahumma a'thinii nuuron Artinya: "Ya Allah, ciptakanlah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, cahaya di pendengaranku, cahaya di penglihatanku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya dari depanku, dan cahaya dari belakangku. Ciptakanlah cahaya dalam diriku, perbesarlah cahaya untukku, agungkanlah cahaya untukku, berilah cahaya untukku, dan jadikanlah aku sebagai cahaya. Ya Allah, berilah cahaya kepadaku, ciptakan cahaya pada urat sarafku, cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku, cahaya di rambutku, dan cahaya di kulitku." (HR. Bukhari dan Muslim).
Alhamdulillah,saya pernah mimpi,di kala itu saya Mash bujang belum menikah,Mimpi bertemu 2 orang berpakaian serba putih, kemudian saya pernah membaca kitab hikamnya ayah saya.Di sutumenerangkan tentang ,Tulal 'amal,ya,'anibanyakhsyalan,hal ini kalau tidak bisa menyelesaikan sendiri harus belajar ilmu thoriqoh dengan guru Mursyid ,lama saya mencari guru,Karena takuttidak bisa menyelesaikan sendiri tidak mau belajar thoriqoh fiktab Hikam,Di terngkan bisa menjadi kafir zindik,digambarkan setetes air yang ada diatas daun talas.cukup cerita orang ini tidak punya pendirian .hidupnya hanya anut grubuk rangerti rembuk,hidupnya ngambang.Alhamdulilah saya menemukan seorang guru Mursyid,Yakni Mbah KJ.mawardi,murid da mab,KJ Muslih meranggen.Demak. sampai sekarang.,, 24:32 😊
Min yg ngaji bab tata krama lebih penting daripada ilmu niku yg mana nggih, saya cari tidak ketemu.. yg menceritakan seorang ulama 20thn mondok 18 tahun belajar tata krama 2 tahun belajar ilmu.. intinya bab tentang bertata Krama
Alhamdulillah,,,saya menemukan cenel ini,,bisa nambah ilmu,,sembah nuwon🙏saya baru masuk Thoriqoh
Alhamdulillah... Bisa ikut chanel ini
terimakasih pak Kyai
Nyimak saudaraku. Matur nuwun
Alhamdulillah,,mksh Min🙏🙏🙏adanya cenel ini,,saya bisa menambah ilmu dari sini👍
Suwun ilmunipun, lahul fatihah kagem yai Jamaludin Ahmad
Alhamdulillah 😊
Derek Ngaos Pak Ky semoga ilmu Berkah
Barokalloh
Maqom IHSAN (Beribadah seolah-olah Melihat Allah).
Penjelasan Hakikat melihat Allah sebagai berikut :
#Hatiku melihat Tuhanku dengan cahaya dari Tuhanku (sayyidina Umar ibn khattab)
#Aku tidak beribadah kepada Tuhan yang tidak aku lihat (dengan hatiku).
Melihat Allah ada dua macam
1. Melihat Jamalillah tanpa perantaraan cermin (Pandangan sirr/rahasia bisa merasakan adanya Allah karena melihat perbuatan Allah)
2. Melihat sifat-sifat Allah di muka bumi dengan perantaraan cermin hati dengan penglihatan mata hati. Melihat dengan cahaya (petunjuk) Allah.
(Sirrur Asrar : Ms 80)
Firman Allah
“Hatinya tidak mendustakan apa yang dilihatnya”. (an-najm:11)
Nabi Bersabda: “Hati seorang mukmin adalah cermin dari Allah yang bersifat Almukmin”.
Yang bermaksud dengan mukmin ada dua perkara iaitu
1. hati hamba Allah yang beriman (yang diberi cahaya oleh Allah)
2. (Perbuatan ) Dzat Allah yang bersifat Al-mukmin
(Sirrur Asrar : Ms 81)
Jadi manusia yang mampu melihat sifat-sifat Allah pada segala sesuatu yang ada dan terjadi di muka bumi ini, berarti dia pasti akan melihat Dzat Allah di alam akhir (Alam Lahut) tanpa perantaraan. Hal inilah yang selalu di inginkan oleh para wali, seperti halnya
1. Sayyidina Umar r.a berkata : “Hatiku melihat Tuhanku dengan cahaya dari tuhanku”.
2. Sayyidina Ali r.a berkata : “Aku tidak beribadat dkepada tuhan yang tidak aku lihat”.
(Sirrur Asrar : Ms 82)
Yang dimaksudkan dengan melihat tadi adalah menyaksikan sifat-sifat allah dari segala sesuatu yang ada dan terjadi di muka bumi ini”. Seperti halnya seseorang melihat sinar matahari dari miskat (iaitu lubang yang tidak tembus), maka ia boleh saja mengatakan aku melihat matahari, berdasarkan pandangan yang tidak sempit. (Sirrur Asrar : Ms 83)
Allah memberikan perumpamaan di dalam kalamnya surah An-Nur ayat 35:
“ (Petunjuk Allah bagaikan ) Cahaya diatas Cahay , Perumpamaan cahaya Allah (Petunjuk) adalah seperti lubang yang tidak tembus yang didalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan binatang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon Zaiton”.
Tafsir:
Allah pencipta cahaya zat bagi langit dan bumi (pada makhluk) dan Allah memberi cahaya bagi langit dan bumi. Cahaya (petunjuk) itu bagai pelita di dalam miskat (tabung kaca) yaitu hati seorang mukmin yang bercahaya di dalam jasadnya. Cahaya iman di dalam hati itu memantul keluar sampai ke jasad walaupun kita tidak melihat isi hati itu. Tapi nur-nya terpancar jelas keluar jasadnya.
(Perumpaan Petunjuk Allah) adalah Cahaya diatas cahaya. Dan Allah membimbing pada cahaya-Nya (petunjuk-Nya) orang-orang yang dikehendaki-Nya.
Seseorang tidak akan sampai beribadah dengan benar kepada Allah kecuali telah terbuka penghalang atau hijab hatinya. Bilamana hati telah diberi cahaya oleh Allah, maka dia akan terbuka dan ruhnya akan dapat melihat sifat-sifat Allah dari pantulan cahaya cermin hati tadi. Itulah maksud penciptaan Alam, yaitu terbukanya rahsia yang tertutup: seperti didalam Hadith Qudsi yang berbunyi:
Allah berfirman :
“ Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi, maka Aku ingin dikenali. Maka Aku ciptakan makhluk agar mereka mengenaliku."
Yakni mereka mengenal sifat-sifat-Ku Yang Maha Sempurna di muka bumi ini.
Adapun melihat Dzat Allah itu adalah di alam lahut tanpa perantaraan cermin hati tadi dengan pandangan siirri (pandangan rahasia dari Allah yang disebut tiflul Ma’ni.
Firman Allah:
“ Wajah-wajah orang beriman pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka Melihat.”
(Al-Qiamah: 22-23)
#Tharikat = ma'rifat + syari'at => HAKIKAT (haqqul yakin).
Memadukan syari'at dan ma'rifat dalam shalat.
Jasad menghadap kiblat ka'bah.
Namun stelah takbiratul ikhram.
Lupakan ka'bah dan selain Allah, karena selain Allah bukan Tuhan.
Inni wajahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal ardho hanifam-muslimaw-wa ma anna minal musyrikin.
Ku hadapkan diriku (jasad, jiwa dan hatiku) kepada (Allah) Tuhan pencipta langit dan bumi, dan ku serahkan diriku kepada Allah, dan aku bukan termasuk orang musyrik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu).
Maka kita tidak lagi melihat benda (makhluk/ka'bah/manusia/alam) , tetapi hati kita melihat Allah dengan cahaya dari Allah.
Inilah hakikat melihat Allah dengan Nurullah di dalam hati
Doa mohon petunjuk /taufik (Cahaya)
اللهم اجعل في قلبي نورا وفي لساني نورا وفي سمعي نورا وفي بصري نورا ومن فوقي نورا ومن تحتي نورا وعن يميني نورا وعن شمالي نورا ومن أمامي نورا ومن خلفي نورا واجعل لي في نفسي وأعظم لي نورا وعظم لي نورا واجعل لي نورا واجعلني نورا اللهم أعطني نورا واجعل في عصبي نورا و في الحيي نورا وفي دمي نورا وفي شعري نورا وفي بشري نُورًا.
Allaahummaj 'al fii qalbii nuuron wa fii lisaanii nuuron waj 'al fii sam'ii nuuron waj'al fii basharii nuuron waj 'al min khalfii nuuron wa min amaamii nuuron waj 'al min fauqii nuuron wa min tahtii nuuron allaahumma a'thinii nuuron
Artinya: "Ya Allah, ciptakanlah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, cahaya di pendengaranku, cahaya di penglihatanku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya dari depanku, dan cahaya dari belakangku. Ciptakanlah cahaya dalam diriku, perbesarlah cahaya untukku, agungkanlah cahaya untukku, berilah cahaya untukku, dan jadikanlah aku sebagai cahaya. Ya Allah, berilah cahaya kepadaku, ciptakan cahaya pada urat sarafku, cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku, cahaya di rambutku, dan cahaya di kulitku."
(HR. Bukhari dan Muslim).
Bismillah ijin nderek ngaos Yai.
Alhamdulillah,saya pernah mimpi,di kala itu saya Mash bujang belum menikah,Mimpi bertemu 2 orang berpakaian serba putih, kemudian saya pernah membaca kitab hikamnya ayah saya.Di sutumenerangkan tentang ,Tulal 'amal,ya,'anibanyakhsyalan,hal ini kalau tidak bisa menyelesaikan sendiri harus belajar ilmu thoriqoh dengan guru Mursyid ,lama saya mencari guru,Karena takuttidak bisa menyelesaikan sendiri tidak mau belajar thoriqoh fiktab Hikam,Di terngkan bisa menjadi kafir zindik,digambarkan setetes air yang ada diatas daun talas.cukup cerita orang ini tidak punya pendirian .hidupnya hanya anut grubuk rangerti rembuk,hidupnya ngambang.Alhamdulilah saya menemukan seorang guru Mursyid,Yakni Mbah KJ.mawardi,murid da mab,KJ Muslih meranggen.Demak. sampai sekarang.,, 24:32 😊
Ya Allah mau dengerin ceramah malah kebanyakan iklan jadi males dengerinya
Min yg ngaji bab tata krama lebih penting daripada ilmu niku yg mana nggih, saya cari tidak ketemu.. yg menceritakan seorang ulama 20thn mondok 18 tahun belajar tata krama 2 tahun belajar ilmu.. intinya bab tentang bertata Krama