Seperti biasa mereka Para Budak Suku ke 13/Yahudi Ashkenazi memang gak mau menerima fakta, Intinya yang ada dipikiran mereka Islam itu terbelakang dan sangat jelas ambisi mereka untuk menghancurkan dunia ini bikin Resah Masyarakat di Planet ini
Ajaran Islam yang sesungguhnya memang perempuan itu didomestikasi. Ketentuan itu ada di Alquran dan hadits. Justru kalau Turki cukup terbuka dengan persoalan perempuan ini, mereka sudah keluar dari koridor syariah.
Maaf kak, tapi istri istri sultan yang mendirikan masjid, sekolah, perpustakaan dan jalan jalan itu adalah istri yang tadinya budak. Artinya mereka bukanlah orang Ottoman asli. Mereka bahkan non muslim. Adakah permaisuri Sultan yang terkenal dan orang Ottoman asli? Kalau ada, tolong dibuatkan videonya kak🙏🏻
@@KhairunnisaIslamiyah , Maksud saya karena istri istri yang tadinya budak itu non muslim, berarti mereka sudah dididik oleh orangtua dan komunitasnya, bukan oleh Utsmani. Artinya mereka cerdas dan pintar bukan hasil didikan Utsmani. Bukti lainnya, beberapa tahun menjelang keruntuhannya pemuda Turki banyak yang dikirim ke Eropa untuk belajar, padahal tadinya mereka negara superpower bukan? Ini artinya Turki Utsmani memang kurang memperhatikan pendidikan.
@@ekakurniati1688 Iya. Apa yang disampaikan Prof. Ahmed ini sebenarnya juga kurang proposional. Ottoman itu sangat luas dan penduduknya terdiri dari berbagai etnis dan budaya. Nah, yang dia lihat ini perempuan Ottoman yang ada di wilayah mana?? Kebebasan bagi sebagain perempuan Turki, belum tentu kebebasan bagi sebagian yang lain. Kalau Prof. Ahmed meneliti perempuan yang ada di pusat pemerintahan mungkin saja memang seperti itu potretnya. Tapi penulis yang menyebut perempuan Turki didomestikasi ini juga tidak salah karena bisa jadi mereka memang melihatnya secara lebih komprehensif, termasuk melihat ke wilayah-wilayah Arab yang juga dikuasi Turki. Dan betul bahwa kurikulum pendidikan Turki mulai mengalami kekacauan sejak abad ke-18 atau 19. Pada waktu itu, Sultan Turki membedakan peserta didik berdasarkan agama mereka. Bagi yang muslim, karena mereka sengaja disiapkan untuk bekerja di birokrasi, mereka hanya diberikan ilmu agama (Alquran dan Hadits). Sementara itu, untuk peserta didik nonmuslim yang kebanyakan adalah imigran dari Eropa, diberikan pendidikan berbagai ilmu pengetahuan seperti sains dan sosial (yang oleh pemerintah Turki disebut sebagai ilmu duniawi). Mirisnya, di tahun-tahun menjelang keruntuhan Turki, SDM-SDM yang jago-jago di bidang sains ini sudah pada balik ke Eropa setelah dominasi gereja di sana mengalami keruntuhan penuh. Mereka pulang ke tanah leluhur dan membangun Eropa. Turki gigit jari, mereka nggak bisa apa-apa. Anak-anak mudanya cuma ngerti agama doang tapi nggak punya ilmu pengetahuan lain. Jadi, yang menjadi pertanyaan di sini adalah bahwa yang dimaksud Prof. Ahmed ini potret tahun berapa dan....seperti yang kamu katakan bahwa perempuan-perempuan yang dimaksud itu jangan-jangan memang bukan produk Turki melainkan produk Eropa yang ilmu pengetahuannya sudah berkembang sejak masa renaisans.
Seperti biasa mereka Para Budak Suku ke 13/Yahudi Ashkenazi memang gak mau menerima fakta, Intinya yang ada dipikiran mereka Islam itu terbelakang dan sangat jelas ambisi mereka untuk menghancurkan dunia ini bikin Resah Masyarakat di Planet ini
Ajaran Islam yang sesungguhnya memang perempuan itu didomestikasi. Ketentuan itu ada di Alquran dan hadits. Justru kalau Turki cukup terbuka dengan persoalan perempuan ini, mereka sudah keluar dari koridor syariah.
Makasih ilmunya !❤
Semoga bermanfaat 😃
Terima kasih kembali
Maaf kak, tapi istri istri sultan yang mendirikan masjid, sekolah, perpustakaan dan jalan jalan itu adalah istri yang tadinya budak. Artinya mereka bukanlah orang Ottoman asli. Mereka bahkan non muslim.
Adakah permaisuri Sultan yang terkenal dan orang Ottoman asli?
Kalau ada, tolong dibuatkan videonya kak🙏🏻
Hampir semua istri sultan Utsmani orang eropa timur
@@KhairunnisaIslamiyah ,
Maksud saya karena istri istri yang tadinya budak itu non muslim, berarti mereka sudah dididik oleh orangtua dan komunitasnya, bukan oleh Utsmani. Artinya mereka cerdas dan pintar bukan hasil didikan Utsmani.
Bukti lainnya, beberapa tahun menjelang keruntuhannya pemuda Turki banyak yang dikirim ke Eropa untuk belajar, padahal tadinya mereka negara superpower bukan?
Ini artinya Turki Utsmani memang kurang memperhatikan pendidikan.
Emang suka yang putih bening aja si Sultan Ottoman tuh😂
@@ekakurniati1688 Iya. Apa yang disampaikan Prof. Ahmed ini sebenarnya juga kurang proposional. Ottoman itu sangat luas dan penduduknya terdiri dari berbagai etnis dan budaya. Nah, yang dia lihat ini perempuan Ottoman yang ada di wilayah mana??
Kebebasan bagi sebagain perempuan Turki, belum tentu kebebasan bagi sebagian yang lain. Kalau Prof. Ahmed meneliti perempuan yang ada di pusat pemerintahan mungkin saja memang seperti itu potretnya. Tapi penulis yang menyebut perempuan Turki didomestikasi ini juga tidak salah karena bisa jadi mereka memang melihatnya secara lebih komprehensif, termasuk melihat ke wilayah-wilayah Arab yang juga dikuasi Turki.
Dan betul bahwa kurikulum pendidikan Turki mulai mengalami kekacauan sejak abad ke-18 atau 19. Pada waktu itu, Sultan Turki membedakan peserta didik berdasarkan agama mereka. Bagi yang muslim, karena mereka sengaja disiapkan untuk bekerja di birokrasi, mereka hanya diberikan ilmu agama (Alquran dan Hadits). Sementara itu, untuk peserta didik nonmuslim yang kebanyakan adalah imigran dari Eropa, diberikan pendidikan berbagai ilmu pengetahuan seperti sains dan sosial (yang oleh pemerintah Turki disebut sebagai ilmu duniawi).
Mirisnya, di tahun-tahun menjelang keruntuhan Turki, SDM-SDM yang jago-jago di bidang sains ini sudah pada balik ke Eropa setelah dominasi gereja di sana mengalami keruntuhan penuh. Mereka pulang ke tanah leluhur dan membangun Eropa. Turki gigit jari, mereka nggak bisa apa-apa. Anak-anak mudanya cuma ngerti agama doang tapi nggak punya ilmu pengetahuan lain.
Jadi, yang menjadi pertanyaan di sini adalah bahwa yang dimaksud Prof. Ahmed ini potret tahun berapa dan....seperti yang kamu katakan bahwa perempuan-perempuan yang dimaksud itu jangan-jangan memang bukan produk Turki melainkan produk Eropa yang ilmu pengetahuannya sudah berkembang sejak masa renaisans.
"kerusuhan" armenia pada tahun 1894-1896 banyak memakan korban jiwa ada penjelasan nya gak min? Belum nemu soalnya.