jante arkidam - Iman Soleh

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 12 окт 2024

Комментарии • 18

  • @lesungjumengglong5469
    @lesungjumengglong5469 2 года назад

    Is the best

  • @meykiraannisa
    @meykiraannisa 3 года назад +3

    Jante Arkidam
    (Karya Ajip Rosidi)
    Sepasang mata biji saga
    Tajam tangannya lelancip gobang
    Berebahan tubuh-tubuh lalang dia tebang
    Arkidam, Jante Arkidam
    Dinding tembok hanyalah tabir embun
    Lunak besi di lengkungannya
    Tubuhnya lolos di tiap liang sinar
    Arkidam, Jante Arkidam
    Di penjudian, di peralatan
    Hanyalah satu jagoan
    Arkidam, Jante Arkidam
    Malam berudara tuba
    Jante merajai kegelapan
    Disibaknya ruji besi pegadaian
    Malam berudara lembut
    Jante merajai kalangan ronggeng
    Ia menari, ia ketawa
    ‘mantri polisi lihat ke mari!
    Bakar mejajudi dengan uangku sepenuh saku
    Wedanan jangan ketawa sendiri!
    Tangkaplah satu ronggeng berpantat padat
    Bersama Jante Arkidam menari
    Telah kusibak rujibesi!’
    Berpandangan wedana dan mantripolisi
    Jante, Jante; Arkidam!
    Telah dibongkarnya pegadaian malam tadi
    Dan kini ia menari!’
    ‘Aku, akulah Jante Arkidam
    Siapa berani melangkah kutigas tubuhnya
    Batang pisang,
    Tajam tanganku lelancip gobang
    Telah kulipat rujibesi’
    Diam ketakutan seluruh kalangan
    Memandang kepada Jante bermata kembang
    Sepatu
    ‘mengapa kalian memandang begitu?
    Menarilah, malam senyampang lalu!’
    Hidup kembali kalangan, hidup kembali
    Penjudian
    Jante masih menari berselempang selendang
    Diteguknya sloki kesembilanlikur
    Waktu mentari bangun, Jante tertidur
    Kala terbangun dari mabuknya
    Mantripolisi berada di sisi kiri
    ‘Jante, Jante Arkidam, Nusa Kambangan!’
    Digisiknya mata yang sidik
    ‘Mantripolisi, tindakanmu betina punya!
    Membokong orang yang nyenyak’
    Arkidam diam dirante kedua belah tangan
    Dendamnya merah lidah ular tanah
    Sebelum habis hari pertama
    Jante pilin ruji penjara
    Dia minggat meniti cahya
    Sebelum tiba malam pertama
    Terbenam tubuh mantripolisi di dasar kali
    ‘Siapa lelaki menuntut bela?
    Datanglah kala aku jaga!’
    Teriaknya gaung di lunas malam
    Dan Jante berdiri di atas jembatan
    Tak ada orang yang datang
    Jante hincit menikam kelam
    Janda yang lakinya terbunuh di dasar kali
    Jante datang ke pangkuannya
    Mulut mana yang tak direguknya
    Dada mana yang tidak diperasnya?
    Bidang riap berbulu hitam
    Ruastulangnya panjang-panjang
    Telah terbenam beratus perempuan
    Di wajahnya yang tegap
    Betina mana yang tak ditaklukkannya?
    Mulutnya manis jeruk Garut
    Lidahnya serbuk kelapa puan
    Kumisnya tajam sapu injuk
    Arkidam, Jante Arkidam
    Teng tiga di tangsi polisi
    Jante terbangun ketiga kali
    Diremasnya rambut hitam janda bawahnya
    Teng kelima di tangsi polisi
    Jante terbangun dari lelapnya
    Perempuan berkhianat, tak ada di sisinya
    Berdegap langkah mengepung rumah
    Didengarnya lelaki menantang:
    ‘Jante, bangun! Kami datang jika kau jaga!’
    ‘Datang siapa yang jantan
    Kutunggu di atas ranjang’
    ‘Mana Jante yang berani
    Hingga tak keluar menemui kami?’
    ‘Tubuh kalian batang pisang
    Tajam tanganku lelancip pedang’
    Menembus genteng kaca Jante berdiri di atas atap
    Memandang hina pada orang yang banyak
    Dipejamkan matanya dan ia sudah berdiri di atas tanah
    ‘hei, lelaki matabadak lihatlah yang tegas
    Jante Arkidam ada di mana?’
    Berpaling seluruh mata kebelakang
    Jante Arkidam lolos dari kepungan
    Dan masuk ke kebun tebu
    ‘Kejar jahanam yang lari!’
    Jante dikepung lelaki satu kampung
    Dilingkung kebun tebu mulai berbunga
    Jante sembunyi di lorong dalamnya
    ‘Keluar Jante yang sakti!’
    Digelengkannya kepala yang angkuh
    Sekejap Jante telah bersanggul
    ‘Alangkah cantik perempuan yang lewat
    Adakah ketemu Jante di dalam kebun?’
    ‘Jante tak kusua barang seorang
    Masih samar, di lorong dalam’
    ‘Alangkah Eneng bergegas
    Adakah yang diburu?’
    ‘Jangan hadang jalanku
    Pasar kan segera usai!’
    Sesudah jauh Jante dari mereka
    Kembali dijelmakannya dirinya
    ‘Hei lelaki sekampung bermata dadu
    Apa kerja kalian mengantuk di situ?’
    Berpaling lelaki ke arah Jante
    Ia telah lolos dari kepungan
    Kembali Jante diburu
    Lari dalam gelap
    Meniti muka air kali
    Tiba di persembunyiannya.

  • @dianrochmikawati6665
    @dianrochmikawati6665 4 года назад

    Keren banget kemarin waktu baca puisi ini di Unpad Dipati Ukur. Setting artistik panggungnya sangat klop.

  • @mozaikcinematographyphotog4135
    @mozaikcinematographyphotog4135 5 лет назад +1

    Salam dari anak anak waras cianjur

  • @ninakencanawati2628
    @ninakencanawati2628 3 года назад

    Kerennn 👍👍😊

  • @validtanioariko1982
    @validtanioariko1982 4 года назад

    asli keren banget..

  • @sarahnoer
    @sarahnoer 7 лет назад +3

    asik bgt asli

  • @nqchannel5149
    @nqchannel5149 4 года назад

    Luar biasa

  • @sabarbudi9098
    @sabarbudi9098 7 лет назад +2

    kang iman...... idola panggung teater.....

  • @armabraw
    @armabraw 9 лет назад +2

    asli keren bgt

  • @allaikapashadena9188
    @allaikapashadena9188 5 лет назад +1

    Bagus kang

  • @fellenciakwok1140
    @fellenciakwok1140 4 года назад

    keren banget😍

  • @nurulfadillah948
    @nurulfadillah948 4 года назад

    Keren

  • @annisakusviani2188
    @annisakusviani2188 7 лет назад

    Keren demi apapun

  • @syifarifianti3219
    @syifarifianti3219 8 лет назад +2

    keren banget 😂😂😂

  • @mozaikcinematographyphotog4135
    @mozaikcinematographyphotog4135 5 лет назад

    Mantap ang

  • @henimeliyanawati4091
    @henimeliyanawati4091 6 лет назад

    😍😍😍