Pak Guru, saya pernah ikut jumatan yang khatibnya masih muda. Ia membawakan isu kotemporer dan pembawaannya luar biasa. Sang khatib setelah berwasiat, langsung mengantarkan permasalahan menggunakan data-data berreferensi. Banyak jemaah yang saat itu menatapnya dengan serius. Saya sendiri juga kaget, baru pertama kalinya khutbah jumat seperti seminar. Pas selesai shalat, saya ajak ngobrol khatib muda ini. Saya ingin belajar bagaimana dia mengemas khutbah begitu komprehensif. Ternyata penyampaian dia itu terinspirasi oleh gaya yang dilakukan Pak Guru 😅 Semoga semakin banyak khatib2 muda yang mengemas materinya dengan baik untuk umat aamiin
Di kampus saya khatib khutbah Jum'at merupakan dosen fakultas. Fakultas saya peternakan, sering tema khutbah jum'at yang dibawakan yaitu tentang pentingnya mencari ilmu, hewan ternak, tata cara berternak menurut islam, pentingnya berternak, berternak jaman modern, kondisi dunia peternakan terkini... serasa kuliah tapi dibalut dengan agama islam. Jadi mahasiswa tidak mudah bosan mendengarkan khutbah
Kalo di kampus biasanya memang materi khutbahnya lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari, khususnya di bidang keilmuan yang diajarkan di perguruan tinggi.
Pernah g kita berpikir bahwa kebosanan tentang cerita2 itu yg diulang ulang, sangat tidak mencerminkan kedalaman Al Qur'an sebagai mukjizat yg tidak akan pernah pudar ilmunya? Apakah Al Qur'an usang? Tak mungkin, karena Al Qur'an adalah mukjizat Allah, jadi kesimpulannya bukan Al Qur'an yg salah. Kenapa mereka berpikir Al Qur'an itu sebagai sebuah kaset rusak yg hanya bisa mengulang nada yg sama? Dan disitulah sungguh seluruh ummat Islam saat ini sedang berada dalam ujian. Karena mereka semua tak sadar, bahwa kedalaman Al Qur'an tak pernah bisa ditaksir oleh manusia, ilmu di dalamnya tak akan pernah habis. Contoh sederhana, bagaimana kalo saya berkata kunci untuk memahami Al Qur'an, adalah dengan memahami kisah Nabi Ibrahim? Apakah sekarang kisah Nabi Ibrahim menjadi sesimple yg kita kira?
Saya dlu berkuliah di ITS. Dan ada satu khotib yg sekali ceramah GA ADA sama sekali jamaah jumat yg tidur. Namanya Abdullah Sahab. Dosen teknik mesin. Beliau kalau ceramah suka skali menyambungkan sains dgn materi agama. Cerdas sekali. Dan sangat relevan dgn kami para mahasiswa teknik. Bisa diliat juga di yutub, orangny tua, arab dan kumisan
Setuju banget, ilmu Islam tidak hanya berhubungan dengan abstrak. Tapi juga kaya akan solusi permasalahan di masyarakat. Sudah saatnya ilmu itu di dekatkan dengan konteks keseharian sehingga punya manfaat yang lebih besar.
Khatib di masjid2 kebanyakan backgroundnya adalah anak pesantren, kuliah di UIN, atau di mesir. Jadi mereka selalu hidup dalam lingkungan yang sangat homogen dan detached dari kehidupan dunia nyata. Jadi ya referensi hidup mereka hanya disitu situ saja. Menurut saya seperti itu keadaanya.
betul banget, andai khutbah Jum'at saat ini itu relevan dengan keadaan realitas zaman sekarang saat ini, dan tidak bersifat abstrak, mesti banyak yang memperhatikan
Ketika mendengar narasi bapak, saya merasa beruntung, karena topik2 khutbah yang relevan dengan dunia saat ini seperti memilih pemimpin, dorongan berbisnis (muamalah), kejujuran, mengejar iptek, bahkan menyinggung AI pun pernah saya jumpai. Pengalaman ini saya dapatkan melalui mesjid di sekitar rumah saya (mesjid biasa/milik RW, tapi ukurannya sangat luas bisa selevel mesjid pemerintah) dan mesjid sekolah/kampus saya. Pertama, saya setuju masalah topik khutbah, memang perlu dibikin sedemikian rupa yang dapat menjawab perkembangan zaman. Namun, menghubungkan "mengantuk" dengan "topik khutbah" saya pikir terlalu sederhana mengingat penyebab seseorang mengantuk itu banyak. Menurut saya, perasaan mengantuk itu lebih didominasi karena kita sebagai pendengar bersikap pasif (hanya mendengar). Hal ini sama dengan ketika kita mendengar pidato/sambutan dari pejabat atau saat menjadi audience di suatu seminar yg satu arah. Kedua. Terkait topik yang sama hampir di seluruh wilayah pada hari tertentu (seperti di video disampaikan kisah Nabi Ibrahim pada saat IdulAdha). Menurut saya, untuk hari-hari spesial seperti ini, topik yang mainstream seperti ini tidak masalah, karena itulah yang menjadi trending topic pada saat itu. Momen yang paling pas membahas sejarah Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim ya pada saat Idul Adha. Nah, yang menjadi fokus bagi kita saat ini adalah pengemasan, cara penyampaian, dan pengarahan cerita kepada problematika sekarang. Contoh: Isi khutbah bermula dari membahas asal usul kurban, yaitu kisah Nabi Ibrahim-Ismail ini (khatib menekankan poin keikhlasan dan semangat berbagi). Selanjutnya khatib menyinggung "Saat ini, masyarakat Indonesia telah banyak yang melakukan kurban, namun sayangnya tidak merata. Di kota, daging melimpah ruah sedangkan di desa tidak...." "... Oleh sebab itu, untuk yang punya rezeki berlebih, daripada melakukan kurban banyak hewan di satu tempat, alangkah baiknya menyebarkan kurbannya ke berbagai tempat, terutama yang di desa..." Catatan: khutbah seperti di atas pun pernah saya dengar di mesjid dekat rumah saya. Alhamdulillah, masyarakat sekitar (mayoritas orang2 menengah ke atas) telah melaksanakan hal seperti di atas.
Saya adalah ibu rumah tangga biasa dan lumayan sering dengar khotbah Jumat sewaktu bekerkja sehari hari seperti petik cabe menyetrika baju atau bahkan masak seperti Ustadz Nouman Ali Khan Sheih Bilal As'ad atau Mufti Menk Ismael. Maaf mereka sangat terdidik dan segala yang dibahas tentang kehidupan sehari hari yang relevan dengan masalah yang sedang terjadi di dunia ini
Saya malah sebagai jama'ah yang menyimak lebih mikir : kenapa sih gak bahas soal perspektif "berbeda" dari sekedar mengulang² kisah nabi Ibrahim dan nabi Ismail, karena menurut saya kisah itu udah diketahui bahkan anak SD. Coba boleh divariasikan membahas perspektif didikan seorang ayah ke anaknya, bahwa nabi Ibrahim tuh bertanya terlebih dahulu, meminta pendapat anaknya sebelum memutuskan sesuatu. Itu akan jadi pelajaran penting bagi para ayah di zaman sekarang yang mungkin lebih sering doktrin dan terlalu tegas tanpa mencoba berdiskusi dulu sama anaknya terkait hal-hal penting. Banyak yang bisa diambil dari kisah pengorbanan nabi Ibrahim dari perspektif yang berbeda, jangan cuma story telling 😁
Bener, skrng lebih sering denger kajian dari ulama barat, misal nouman ali khan, mereka lebih mengkaitkan agama dengan perkembangan jaman dan visioner ke depan, bahkan relevansi agama dengan science
Setuju. Shalat jumat adalah konferensi mingguan umat Islam. Seyogianya khatib mengambil salah satu dari isu2 lokal alias di lingkungan atau kampung setempat dalam satu minggu terakhir yang membetot perhatian umat sebagai materi khotbah, mengulas lewat pendekatan agama, dan memberikan solusi sebgaai bekal ke umat untuk hidup ke depannya secara berkualitas.
Plus tambahan juga pak guru, sebaiknya para khotib dan masjid mengetahui demografi jamaah nya, sehingga tema nya relevant. Misal mesjid di komplek relevan tentang pendidikan anak dan rumah tangga. Masjid2 besar relevan mambahas masalah sosial, masjid2 di kampung relevant dgn keluarga dan ekonomi desa
🇲🇾👀👍 Sya dari malaysia. salut sama pak guru gembul. pemikiran pak guru di atas rata². pemikiran pak guru di luar kotak pemikiran rata². Pak guru sangat berani memunculkan kritik terhadap tradisi pemikiran dan amalan yang tidak lagi releven dgn keadaan semasa. Alhamdulillah...terima kasih pak guru gembul.teruskan memunculkan kritik² yang realistik dan membina.
Usulan opsi tema khutbah mendekati dan setelah Idul Adha: - Penanganan, penyembelihan, dan proses penanganan hewan2 Qurban yang baik dan benar ( + manusiawi ) - Persiapan kondisi fisik dan mental menuju haji (pentingnya menjaga kesehatan + kebugaran bagi para orangtua sebelum berhaji) - Etika memberi dan menerima daging Qurban - Pengaruh "budaya" petasan bagi kondisi sosial di hari-hari suci (idul adha & idul fitri)
Sy Khatolik dan sy mngalami hal yg sama, Kotbah yg sama dan trus menus dilakukn. Sy kdang mlas untk mndengar krna sy bhakn hafal apa yg akan diucapkn dikalimat brikut😑 tpi ada mncul pikiran sy yg brpikir sprti ini, ow mngkin sy merasa bosan krna hati sy blum brsi untk mndengar Firman Tuhan. Tpi stelah sy mnonton ini mmbuat sy bingung krna ini masuk akal😂. Trima ksh pak Guru Gembul krna ini Relevan dgn apa yg sy alami😀. Mngkin sy tdk brani Speak Up ke bnyk orng tpi sy coba mnyapaiakn apa yg sy alami slama ini ketika mndengar Kotbah di Gereja dan mnyampaikn jg apa yg disampaikn Pak Guru Gembul, dan smoga sj ada prubahn dan kmi umat Kristiani tda bosan saat mndengr Kotbahdi gereja. Terimash pak Guru🙏
Menurut saya, khotbah di misa belakangan ini sudah lebih baik daripada 25 tahun yang lalu, walaupun mungkin masih bisa ditingkatkan lagi dalam beberapa segi.
Saya baru tahu, Ternyata selain khutbah Jum'at yang ngebosenin parah, ternyata khutbah gereja di tempat Abang juga sama ngebosenin juga ternyata, saya kira cuman khutbah Jum'at doang yang ngebosenin, kita senasip bro.
Orang non Islam tidak membaca kitab org Islam, tapi mereka menilai dari tingkah laku org Islam ..ini relevan buat saya...semoga generasi penerus,akan membawa agama Islam lebih relevan lagi dalam berdakwah...
@@aizenkousuke138tentu saja tidak, tpi tidak mustahil jg orng non muslim berfikir demikian, jadi apa salahnya ikut berpartisipasi menjaga martabat agama dgn bersikap baik dimulai dari hal kecil, lagipula kita tidak dirugikan.
Jaman pilkada, orang di sebelah saya ngedumel/ misuh-misuh sepanjang khatib khotbah yang isinya hanya menjelek-jelekkan salah satu kandidat. "Ikut sholat Jumat bukannya bikin hati damai malah bikin marah," ujarnya sambil melipat sajadah ketika hendak pulang. Kejadian itu sungguh menempel di otak saya 😂.
Saya jg pernah mengalaminya, khotib malah terkesan kampanye, waktu itu 2x mampir jumatan di salah satu masjid daerah Kedoya, jakbar, khutbah bahas politik mulu kalo disana
setuju bosen pak guru... gw seumur hidup 22 tahun, baru sekali denger khotbah Jum'at yg meledak2 dan pembicaranya menyampaikan dengan sepenuh hati dan bukan cuma gw, satu masjid dibuat nangis waktu itu sama ceramahnya. Sayangnya smpe sekarang udh ga ada lagi yg kaya gitu, baru sekali seumur hidup.
Saya membuat sebuah seminar Public Speaking for Da'i beberapa waktu lalu. Salah satu inspirasinya adalah karena banyaknya orang mengantuk saat mendengarkan khutbah Jum'at.
Setuju kang, kalo penceramah masukin fenomena sosial yang terkini dan dipadukan dengan materi agama, saya yakin topik bahasan akan jadi semakin menarik dan tidak membosankan.
Dulu ada nih khotib yg mengangkat tema Yg sangat relevan dg kehidupan sehari-hari. Pernah beliau bahas tentang kehidupan bertetangga, maksudnya menyindir tentangga di kampungnya yg sedang konflik secara halus. Alhamdulillah setelah mendengar khotbah Jum'at mereka jadi baikan. Pemilihan diksi nya juga luar biasa sehingga yg mendengarnya merasa tergugah gitu. Namun sayang mungkin karena faktor usia sekarang beliau berhenti jadi Khotib, sekarang jadi Imam.
Di masjid kampus ITS dulu jaman kuliah ada namanya prof Abdullah shahab yg kalau beliau yg ngisi khutbah semua mata di masjid tertuju ke beliau dan materi presentasi, semua yg hadir menyimak seakan bukan khutbah Jum'at tapi seminar umum/kajian tematik yg dibawa beliau. Sehat selalu Prof Shahab
Kemarin sempat berbincang dengan nenek saya terkait pengajian rutin ibu-ibu di desa saya. Saya langsung menebak pasti temanya berbakti kepada suami dan terus berulang-ulang. Dan nenek saya langsung terpancing dengan nada tinggi "memang iya. Pengajian apa seperti itu. Padahal banyak yang janda"
wkwk jadi inget dulu saya waktu kuliah sekontrakan bareng sama temen saya yang remaja masjid kampus, itu ada suatu hari ceramahnya enak banget bahas sains dalam perspektif Islam(biasanya gajauh jauh jelekin rezim, dukung paslon tertentu, palestine-israel, sama ngeroasting syiah). Alhasil saat sampai kontrakan(pas pulang dari jumatan) saya langsung tanya temen saya " tumbenan tadi enak banget euy ceramahnya" kata dia "iya penceramah yang dah diagendain berhalangan masuk dan bapak itu nyerobot mau ceramah jadi kecolongan deh"pakai nada kecewa gitu wkwk..
Salah satu ustad di desa saya klo ceramah/berkhutbah hal yg disampaikan selalu relavan dgn kehidupan sehari hari, tidak seperti khatib yg lainnya klo ceramah yg dibahas itu itu trs dan terkesan membosankan. Tiap beliau ceramah saya selalu mendengarkannya dgn antusias karna ceramah nya pasti ada manfaat dan hikmah nya.
Ini lah tema yang paling saya tunggu2 dari Pak GG. Harus nya di ajang sholat Jumat ini lah para khatib yang notabene adalah lulusan sekolah agama untuk unjuk diri dan kemampuan dengan memberikan khotbah jumat selain dgn materi yg sangat relevant dengan kehidupan umat muslim, juga dengan gaya penyampaian yg benar2 membuat jamaah terpikat dan melek untuk terus menyimak apa yg disampaikan khatib hingga selesai kutbah. Jadi disini masing2 pihak, baik jamaah maupun khatib sama2 mendapatkan keuntungan. Jamaah dapat pencerahan setiap minggu, khatib mendapat nama baik sebagai penceramah yang hebat.
Pantas saja, kadang didalam benak pernah terbesit seperti khutbah kok gitu-gitu aja, khotib seperti kurang persuasif dalam mengajak umat muslim untuk mengajak kepada hal-hal yang positif dan bermanfaat bagi kehidupan kita. Terimakasih Pak Gugem atas pembahasannya🤗
Saya pernah diskusi sama teman saya Pak Guru -soal Kenapa salat Jumat membosankan. Saya mengajukan pendapat bawa khotbah dapat menjadi alat ampuh untuk membangun peradaban, maka khotbah harus ada relevansinya dengan zaman sekarang. Tapi dianya nolak dengan berbagai alasan dalil kitab --mana sampai screenshot kitab lagi. Alasannya kurang lebih ya sama kayak yang jelasin pak guru, dia bilang khotbah Jumat dalam teks kitab "harus menjelaskan tentang Amaliah Amaliah tentang ketakwaan pada akhirat, kalau mau menjelaskan tentang seluk-beluk di zaman sekarang mendingan seminar aja." Udah tak jelasin panjang kali lebar pak guru, sampai saya kasih contoh gimana mengaitkan khotbah dengan zaman modern. Tapi dianya tetep aja kekeuh pendapatnya, bahwa khotbah harus diadakan sesuai dengan teks yang ada di kitab yang foto. Sampai dia juga bilang, bawa orang-orang kebanyakan Nggak sadar pentingnya ilmu akhirat (kayak orang sekuler) makanya mereka bosan, Andaikan mereka tahu keutamaan ilmu akhirat maka mereka tidak akan bosan walaupun diulang-ulang sampai satu juta kali. Akhirnya saya carikan contoh- contoh khotbah modern dari NU online, eh tapi malah nggak dibales Mungkin aja saya di block. Ampun deh, Emang Rada susah ngomong sama orang seperti itu Pak. Padahal juga dianya jurusan usul Fiqih loh, tapi kok bisa setekstual Itu ya? Habis pikir saya. BTW saya dan teman saya dulunya sekolah di Madrasah yang cukup salaf sih, jadi soal kitab ya sama- sama tahulah. Walaupun dia jauh lebih unggul, karena pernah mondok beberapa lama.
Inilah contoh nyata sekulerisasi, perkara taqwa tidak hanya menyangkut perihal abstraktif dan spritual belaka, tetapi menyangkut perkara bermuamalah sesama manusia dan bahkan bagian ini yang lebih banyak harus ditekankan. Bahkan hampir sebagian besar maqashid Syariah dengan memasukkan hifzh al-Biah dan hifzh al-Maruah wal Irdl berkenaan perkara realitas kehidupan manusia. Mengabaikannya justru akan berimplikasi pada urusan ukhrawi sebab hal-hal demikian juga termasuk 'uqubat.
Bener banget guru..... Aku sendiri mengalami.... Ada beberapa khutbah jum'at yg pendek, singkat, tapi berasa mengetarkan jiwa saya karna memang relevan dgn apa yg saya rasakan.
Belakangan setiap sholat jumat sy ga tertidur, tp malah sibuk olah otak hehe soalnya baru 7 jumat di australia, 7x sholat jumat dgn 7 penceramah dan berbeda ras juga yg penyampaian ceramahnya menggunakan aksen bahasa yg berbeda 😊
Malah saking tidak dimaksimalkan potensi khutbah Jum'at ini, saya pernah jumatan di sebuah masjid, khatib nya hanya membaca teks dan teks nya full bahasa Arab, atau full bahasa daerah. Khutbah selesai dalam 5 menit
Di kampus saya dulu khutbah Jum'at sering sekali bahas Agama secara akademis. Wajar karena lingkungan kampus dan banyak insight yg bisa sya didapet. Tapi sekarang, setelah diambil alih oleh atau mayoritas diisi oleh ormas tertentu. Materit jadi kurang, sama kyk masjid2 biasa yg selalu diulang2. Ibaratnya dikasih materi SD terus di lingkungan yang isinya mahasiswa. Kangen aja tiap pulang Jumat diskusi isi khutbah, eh skrg malah jadi ghibahin dkm 😂
Ayo viralkan video guru gembul ini agar dilihat jg oleh khatib" Atau pendakwah demi kemajuan peradaban Islam dan peradaban umat manusia pada umumnya.. Semoga dgn video pak gugem ini ada perubahan dimulai dari sekarang..aamiin
Sekecil orang berpandangan tentang masalah membuang sampah, kita belum selesai dalam masalah itu. Padahal hal tersebut berdampak sangat besar dalam kehidupan kita.
Wkwkwk, tp saya ingin curhat tentang bobroknya sistem kepanitiaan kurban idul adha di jakarta, setelah tinggal di jakarta bertahun2 saya sangat jarang sekali mendapatkan bungkusan/kurban yg layak padahal tempat tinggal kontrakan saya lumayan dekat dengan masjid, saya bingung dengan sistem/mekanisme pembagiannya seperti apa, tahun2 lalu saya mendapatkan bungkusan kurban, saya saat itu semangat sekali karena sangat jarang mendapatkannya & saya membeli bumbu setelah itu saya bersiap untuk mengolahnya, tp semua harapan saya langsung hilang setelah saya melihat apa yg ada pada bungkusan, bukan daging ataupun sesuatu yg bisa saya masak, didalam hanya ada tulang brlulang tidak ada daging atupun bagian yg bisa di manfaatkan sebagai makanan😢 & saya mendapakan hal seperti ini 2x selama tinggal di kontrakan itu sisanya saya sama sekali tidak mendapatkan apapun setiap kurban idul adha😅. Keadaan sperti ini juga menimpa orang2 yg saya kenal, padahal keluarga orang tersebut tinggal tepat di sebrang masjid yg mengadakan kurban tp keluarga mereka sama sekali tidak mendapatkan bungkusan kurban😅.. Padahal klo saya pulang kampung dan menjadi salahsatu penitia kurban setiap prosesnya sangat berbeda dari proses pendataan hingga pembagian setelah selesai, klo di kampung saya setiap bungkusan terdapat setiap bagian dari hewan kurban dari daging, tulang & organ dalam, bukan hanya satu jenis saja, kemudian 1 lg hal yg sangat penting yg saya pelajari dari para panitia, saat pemprosesan pemisahan daging & tulang harus di siakan daging nya pada tulang agar masih bisa di masak, jangan di bersihkan sampai habis karena tidak manusiawi, (mana bisa tulang keras di masak, yg dapat bagian itu manusia bukan bangsa JIN..!!) 😂
Terimakasih banyak atas pencerahan yang selalu Bapak tuangkan.. kami senantiasa menyimak dan berusaha menerapkan hal hal yang Bapak anjurkan guna melawan kebodohan. Yang berjuang, rela berkorban demi masa depan yang lebih baik lagi.. Banyak ilmu yang kami dapatkan.. terimakasih banyak.
Pernah sholat jumat di mesjid, khotib nya habib dari hadramaut yg tdk berbahasa Indonesia, sepanjang khotbah bahasa arab, selesai sholat banyak jamaah yg kecewa karena tdk mengerti isinya.
Maaf Pak guru, disini yg kotbah udah masuk ke relevan misalnya yg di contoh kan pak guru di video, " teman² mari kita jgn buang sampah sembarangan, kebersihan itu dari iman, jangan buang sampah di sungai, itu membahayakan ekosistem alam " Tp disini masyarakat nya sendiri yg udah menjamur menanamkan pikiran buang sampah sembarangan pak, buang sampah di sungai, padahal udah di beri tempat sampah di setiap rumah, Emang susah sih pak klo yg problem itu justru masyarakat nya sendiri 😅
Keinget jaman SMA dulu ada guru agama yang memang favoritnya murid-murid. Cuma karena kebiasaan ngebanyol, gak sengaja kebawa kelakarnya pas beliau yg khutbah jumat, akhirnya seisi masjid pada ketawa semua😂 Terkadang biarpun khutbahnya membosankan tapi yang penting shalatnya sah 😊
Sama aj bro klo ceramahnya 30 mnt bikin ngantuk ...silahkan dicoba...krn mang waktunya itu waktu istirahat jd gunakan aturan sholT jumat aj yg baik...yaitu lama ceramah sesuai lama sholat....
Alhamdulillah, di bbrapa tahun lalu sya sering memberi khutbah dan syukurnya itu relefan dengan kehidupan sehari hari , tentang lingkungan hidup,manfaat hujan dan kegunaannya, menjaga rukun2 dengan sesama,mengangkt tentang seorang pemimpin yg baik dan beriman ,Dan berbgai macam pencerahan akan pentingnya iman dan syukur
Khutbah Jum'at di kampung saya dan idul adha kemarin selalu menggunakan bahasa Arab, sedangkan kebanyakan orang tidak mengerti sama sekali yang kemudian menjadi membosankan dan mengantuk. Semoga ada perubahan kedepannya ✨
Maunya sih biar keren pakai bhs arab atau sesuai kitab katanya. Tapi ibarat orang ngajak ngobrol terus pakai bhs arab. Yg diajak ngobrol ya nggak nyambung. Kl pakai bhs arab mestinya ya dikomunitas yg ngerti bhs arab.Ini kesalahan.Tapi kl dikritik marah. Maklum mayoritas. Apa yg dilakukan pasti benar.
@@adyp5833 Nah saya merasakan yg sama. Ironinya memakai bahasa arab cepat, sedangkan memakai bahasa indonesia lama dan di satu sisi, memakai bahasa indonesia bisa jadi edukasi ke masyarakat. Padahal kan bisa ajah memakai bahasa indonesia yang secukupnya, gk usah bertele-tele yg ada jamaah bakal ngantuk, tapi banyak faktor lain juga seperti dari kemampuan pengkhutbahnya, intonasinya, walaupun khutbah itu memang bahasanya harus formal dst.
Saya punya guru yang figur dan pemikirannya mirip dengan guru gembul, fisiknya sama juga gembul dan berkumis 😂, beliau juga sering menjadi pengisi tausiyah dan khutbah Jum'at dengan pembahasan yang relevan dan mengambil tema kehidupan sehari-hari dan itu berhasil menarik audiens bukan hanya jama'ah sholat Jum'at, bahkan ibu ibu yang di rumah ikut mendengarkan dan menyimak
idealnya setiap masjid punya semacem rencana tema khutbah untuk setaun. setaun ada 52 minggu berarti bisa ada 52 tema. baru ketemu tema yang sama setelah setaun jadinya ga bosen apalagi kalo isi khutbahnya terus diupdate
@@Jumalan_Miekka mungkin, ini mungkin aja khotib2 yg gk sanggup itu adalah korban budaya "gak enak an" di indonesia, khusus nya pulau jawa, yg selalu merasa gk enak, sungkan, dsb. sampe akhirnya orng yg sbnarnya belum layak untuk khutbah disuruh khutbah karena gk enak karena dia orng yg dihormati ,atau dituakan, dsb
Aku suka mendengar khutbah di masjid-masjid muhamadiyah di Surabaya terutama di mesjid muhamadiyah di kampung halamannya nenek. -dan aku terpukau oleh itu, akhirnya aku bingung memilih mazhab😂😅
Di masjid sy malah pake bhs arab full, dan jamaahnya saya yakin tidak tau artinya malah sampai hafal karena sering didengar setiap jumat. Itu semua karena masjid sy itu termasuk salah satu ormas (namanya g mau saya sebut).
Ini adalah Isi pikiran sebagian besar orang Termasuk saya Dan Hmpir gak ada yg speakup Termasuk saya Salut sama pak guru Yg mampu speak up ttg mslah ini
Bikin panduan kotbah jumat yuk, Pak Guru. Yang up to date. Sebab beberapa pengkotbah itu text book sekali. Bahkah pandangan matanya fokus di buku tanpa melihat jamaahnya.
Enggak kok pak guru tadi saya khotibnya bahas qobil & habil dan asal usul downfall of men, lumayan menarik. Buat anda yang tertidur waktu khotbah jumat mungkin anda salah pilih mesjid😄. Tapi memang tidak bisa dipungkiri bahwa kualitas ibadah jumat kita tergantung sekali dengan kualitas khotib jumatnya. Kalo di tempat saya biasanya ketika khotibnya yg muda topiknya menarik dan thought provoking, tapi kalo yg maju yang tetuanya biasanya materi yg disampaikan beliau terlalu abstrak dan textual yang berakibat pikiran saya melayang2 mencari inspirasi.
Saya malah sedih... Sedih dengerinnya , saya dengerin dengan sangat serius, padahal saya ga tau artinya... Khutbahnya pakai bahasa sunda... Ga paham sama sekali 😢
Sangat setuju dengan pak guru, opini saya pribadi "jika ingin melihat kualitas umat suatu daerah lihat lah imam/ustadz nya". Apalagi masjid² kecil pasti khatib disana itu orang² tua yg ngaji nya bagus terus dijadiin khatib dgn template teks yg udah dikasih atau nyatet sendiri, klo masjid² gede sering ngundang khatib ustadz yg dikenal umat.
Sudah saatnya khutbah Jum'at diisi dengan tema politik, ekonomi, bisnis, sosial-budaya, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Supaya khutbah Jum'at temanya beragam, menarik, enak, dan tidak membosankan.
setuju, supaya jamaah biar open minded dan logis sama seperti guru gembul berani speak up.jgn sukanya nyinyir individu dan ngebully.🤦🏿♂️🤦🏿♂️🤦🏿♂️🤷🏿♂️🤷🏿♂️🤷🏿♂️
Ada seorang penceramah di desa saya, suaranya lantang, temanya bisa di terima kalangan ABG keatas, gk ada yang ngantuk kalau beliau ceramah. Bahkan beliau membawa rangkuman ceramahnya di buku tulis beliau. Tapi sayang beliau ceramah hanya 6 minggu sekali dikarnakan berpindah pindah ke masjid lain.
Wah bener bgt bahasannya tentang nabi Ibrahim dan Ismail, tapi anehnya tadi malah ane jadi nyimak karena menarik banget pembahasannya. Padahal sosok beliau sudah tua vibenya kayak pemuka adat tapi pembahasannya luar biasa, mulai dari segi sejarah, filsafat, budaya, kemerdekaan RI sampai relevannya cerita Ibrahim dgn generasi sekarang. Ceramah beliau kayak ngajak diskusi bikin ane melek ampe selesai.
Pernah di masjid kampus khatibnya itu dekan fakultas ekonomi. Topiknya beliau mengajukan setiap fakultas punya semacam dewan pengelola wakaf kampus dari civitas akademika dan alumni yang mana dana wakaf dan infaqnya bisa dipakai untuk membantu meringankan kebutuhan akamedik mahasiswa. Konteksnya di sini di fakultas beliau badan wakafnya ini sudah berjalan dan dirasakan manfaatnya, jadi khutbahnya jauh lebih ke sharing. Walaupun singkat, saya yang bukan mahasiswa ekonomi dan ga paham2 banget masalah ekonomi kan merasa kalau ini terobosan menarik kalo ada di setiap fakultas.Tema2 khutbah begitu ternyata masih asing banget di kita sampe abis jumatan temen saya nanya, "emangnya boleh ya materi khutbah kaya gitu?" Maksudnya ga bahas masalah akidah, akhlaq, dsb. Saya cuma bilang "kenapa enggak? khutbah dulu2 tu bahasannya pasti solusi untuk permasalahan umat" yang padahal itu jawaban sotoy.
Sejauh pengetahuan saya, memang khutbah jum'at/idul fitri/idul adha berbeda dengan khutbah/ceramah biasa. Karena khutbah jum'at/khutbah dua ied menjadi rukun sholat jum'at/dua ied itu sendiri dan Khutbah jum'at/dua ied nampaknya memang baku karena terdapat syarat dan rukun khutbah. Tapi memang terkait bahasan dan pembawaan sang khotib ini yg sering kali bikin ngantuk sih (beragam faktor).hehe🙏 (Maap kalo salah ini pendapat pribadi ya)
Saya sekolah agama dengan basis "NU" menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, shalat Jum'at dekat rumah basis "Muhammadiyah". Kalo masalah Jum'atan saya pilih yg di MD karena betah aja dengarnya. Ternyata sebagian besar jemaahnya juga ga ngantuk akibat pembawaan khutbahnya yg "asyik".
Terkadang tidak berfikir manajemen waktu juga, sering sekali jika jum'atan di lingkungan perkantoran kutbahnya lama... harusnya dibatasi paling lama 10 menit, karena waktu istirahat kerja itu terbatas....
1. Relevansi beragama akan dituduh liberal & sesat 2. Ikut 4 imam madzhab hanya menjawab persoalan abad 699 M - 855 M 3. Ikut fiqh kontemporer akan rawan terjadi konflik kepentingan, karena tiap ormas akan berebut pengaruh jama'ah, belum lagi jika terjadi politisasi, ujung²nya Negara diperkosa oleh kepentingan kelompok Mayoritas Solusi : Kembali ke kesepakatan awal ber-Negara, perkuat literasi, yang dalam bahasa jawa : "ora gumunan, migunani tumraping liyan" (tidak bersumbu pendek, berguna bagi orang lain)
jangankan khutbah yang membosankan, kadang ada di masjid yg khutbahnya full bahasa arab, yg tidak semua orang di Indo paham, dan ternyata memang ada yg berpendapat kalau khutbah itu harus bahasa arab.
Sya prnah mengalami bbrapa tahun waktu krja di Jakarta ada masjid di skitaran tmpat sya krja yg sprti itu.sbg perantau awal nya kaget krna beda dg di kampung sya..tpi lama klamaan ya harus trbiasa.walaupun sya pgn tau isi khutbah nya itu tntang apa.tpi ya sudahlah....sbg jama'ah prantau manut aja dg kbiasaaan di tmpat itu.tpi ibadah yg lain sma sprti di kampung sya,cma beda khutbah nya aja full bhs arab.
akhirnya ada yang membahas pertanyaan saya selama ini, kenapa Khutbah Jumat membosankan, kenapa tidak membahas hal2 faktual yang baru terjadi dan patut menjadi perhatian dan perenungan masyarakat
Membosankan atau tidaknya tergantung dari khatibnya dalam membawakan materi. Coba simak khutbah jum'at ustadz Riyadh Badrey-tauhid harga mati. Merinding dengarnya
Saya setuju soal penyembelihan kurban kmren sih Banyak disekitar kita yg nyembelih itu ngasal, sampai ada yg disembelih tepat didpn hewan yg akan disembelih selanjutnya Ada juga yg nyembelihnya pelan sehingga saat digorok meronta kesakitan, padahal bagi saya menyembelih hewan untuk kita makan itu harusnya disembelih secepat mungkin agar hewan tersebut tidak merasakan sakit
Benar Pak Guru .. Hal ini terjadi dimana2 masjid Malaysia.. Pengutbah Jumaat lebih kepada Syok sendiri kerana sudah ada teks .. maka belakulah baca khutbah .. mesej nya tidak sampai.. berlaku juga mitos yg berulang2, pembohongan dll
Intinya tema khutbah seharusnya bebas nilai dan topiknya bisa menggugah jemaatnya melek mata plus penasaran. Saya juga pernah denger ceramah dari mesjid dan itu ngebosenin banget sampe bikin ngantuk. Ga masalah juga bahas agama, tapi kalau bisa gaya bicara sama informasinya up to date. Soal penyembelihan hewan yang kurang manusiawi, itu karna ego manusia, karna ada kalimat yang bilang : manusia itu lebih unggul daripada hewan. Kenapa? Secara ga langsung makna kalimat itu jadi mengarah kalau hewan itu cuma seonggok daging, mereka payah atau bodoh dan lebih rendah daripada manusia. Miris
" Hanya orang gila yang mengharapkan hasil yang berbeda tetapi melakukan hal yang sama berulangkali " Sangat relevan dengan keadaan yang sekarang. Mau permasalahannya korupsi kek, banjir kek, macet kek semua nya sama karena perlakuan terhadap masalah tersebut sama
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh bismillah Alhamdulillah Terimakasih atas koreksinya dan memberikan untuk perbaikan. Semoga terdengar oleh lembaga terkait untuk pembinaan para Khotib di Indonesia
Hal inilah yg sy pertanyakan dari dulu tentang bosannya sy dengar ceramah jumat yg membosankan. Terima kasih atas keberanian guru gembul utk speak up 👍🙏
Aslinya benar sekali pa guru, apalagi jamaah yg usianya sdh di atas 50 th seperti saya, setiap khutbah jumat pasti ngantuk dan tertidur, selesai khutbah langsung cenghar😂
@@kingki1953 saya tinggal di kampung, kak. Emang dari dulu setiap ied baik fitri atau adha gak akan ada yang pulang duluan sebelum acara salam-salaman.
Jika yg diangkat tema ketaatan nabi ibrahim alaihissalam setiap tahun itu lebih baik dari pada yang dibahas politik diatas mimbar, karena yang ada di dalam masjid itu juga ada anak2 yang sedang belajar dan belum genap nalar nya. Mungkin dengan kisah nabi dan rosul anak2 yg disampaikan dengan menyenangkan tanpa baca text insyaa alloh bisa diterima dengan baik oleh generasi muslim selanjutnya😊
Tapi lebih baik jika di kemas dengan cerita yg relevan, di gabungkan antara cerita nabi dengan ke adaan saat ini, anak2 baru belajar bisa belajar penuh di sekolah, kalau khutbah jumat itu semua umur, jadi lebih baik mencakup semuanya jngn hanya memikirkan anak2, karena yg dewasa jg butuh wawasan
Salut buat Pak Guru Gembul... Sangat Benar dan Setuju sekali.. Berbuat baik lah terus selama hidup di dunia, dan kepada semua umat manusia...serta pada 2 makhluk hidup lainnya, Hewan dan Tumbuh2an..🙏
Masi inget dlu pas masih SMP sering banget ketiduran pas sholat Jumat ntah kenapa rasanya ngantukk banget klo sholat Jum'at dimasjid sekolah. Mungkin karena capek. Apalagi kegiatannya di hari Jumat nya padat banget. Dari pagi ada pembacaan yasin+ceramah dari guru(terkadang ada ustadz yg diundang juga), senam, Jumat bersih(kegiatan bersih bersih. paling bikin capek), penampilan kelas(intinya bakalan ada 1 kelas ngasih semacam kebolehan mereka lah). Abis tu belajar Ampe pukul 11:30. Trus pulangnya jam 3
Mantab pak guru, sejak dulu ingin rasanya saya protes dgn hal itu, tapi takut hahaha. kreatifitas umat muslim itu seperti di belenggu oleh tradisi2 tua yg sebenarnya bisa di modernisasi tanpa menghilangkan esensinya. Termasuk masalah penafsiran hadist, kita dipaksa untuk harus menerima tafsir dari orang2 terdahulu, ketika ada yg mencoba menafsirkan maka akan di teriaki jangan sembarangan atau berani2 menafsirkan hadist dan bla bla bla.. padahal jelas2 di dalam al'quran Allah menyukai bahkan memerintahkan hambanya untuk berpikir. Menurut saya yg tidak boleh itu menganggap tapsirnya yg paling benar tapi mencoba mentafsirkan itu sah sah saja bagi setiap muslim sebagai salah satu bentuk masukan yg bisa di diskusikan dan di perdebatkan untuk mendapatkan makna yg paling mendekati benar. jangan sampai kita jd kaum sebelah yg ketika ajarannya di pertanyakan, dan mentok gk punya jawaban, mereka akan menjawab "ya pokoknya apa yg di katakan oleh pemuka agama kami, ya harus kita imani, karena itulah iman". hahaha.
Mohon maaf, menurut saya benar pendapat saudara bahwa kita umat islam adalah umat yang harus berfikir. Tapi perlu juga memang dilandasi dengan pengetahuan yang mumpuni. Karena penafsiran hadits memang tidak boleh sembarangan. Ada bekal2 keilmuan yang diperlukan sebelum kita menyampaikan penafsiran hadits sama orang lain. Ibarat kalau misalkan ada anak-anak masih sekolah SD, belum belajar tentang kedokteran, kemudian dari satu buku dia belajar tentang penyakit usus buntu, khusus penyakit itu saja. Kemudian jika kira2 anak tersebut memberikan penjelasan tentang usus buntu sesuai dengan pemahamanny, apakah bisa dijadikan landasan bagi orang lain untuk memahami usus buntu?
Sehingga maksud saya, dalam memahami suatu ilmu, mungkin bisa saja kita belajar sendiri dan memahaminy sendiri. Namun ada batas keilmuan antara memiliki ilmu untuk diri sendiri untuk dipraktikkan sendiri, dan ada batas keilmuan untuk bisa menyampaikan ilmu tersebut ke orang lain. Bekal dasar2 keilmuan tersebut lah yang layaknya dimiliki, karena itulah yang membedakan, dan membuat kita dapat mempertanggungjawabkan, menafsirkan hadits sendiri, sama mengikuti tafsir hadits dari ulama2 terdahulu.
Sekarang sudah banyak pula ulama yang kajianny sudah lebih modern dan menerapkan tafsir untuk kehidupan yang lebih modern sekarang. Jadi mungkin bukanny tentang dipaksa menerima tafsir orang2 terdahulu, tapi harusnya memang kita mengerti tentang tafsir2 terdahulu dan dasar2 keilmuan yang diperlukan terlebih dulu sebelum kita menafsirkan sendiri.
dan kenapa saya menggunakan contoh usus buntu? Karena saya adalah orang yang pernah belajar dan memiliki kompetensi untuk menggunakan contoh tersebut. Sehingga saya dapat mempertanggungjawabkan bahkan analogi saya untuk membuat komen di atas. Sehingga seandainya analogi saya dipertanyakan dan ada yg mengajak saya untuk diskusi, saya bisa menjelaskannya lebih jauh. Demikianlah kalimat "jangan sembarangan menafsirkan atau berani menafsirkan hadits dan bla bla bla" seperti kata saudara di atas, jangan diambil makna negatifnya. Tapi cobalah untuk sama2 kita ambil makna positif bahwa memang menafsirkan hadits itu ada batas2 dan keilmuan yang hendaknya dimiliki terlebih dahulu. Sekian. Terima kasih.
@@ridmairsyam1708 Mantab gan, tapi pertanyaannya apa parameter seorang dikategorikan memiliki landasan pengetahuan yang mumpuni? Yg kedua dari penjelasan agan, sepertinya agan orang yang memahami dunia kedokteran, tentunya agan sangat tau sejarah di temukannya Antibiotik oleh Alexander Fleming..? penemuan besar itu tidak luput dari kebiasaan orang2 kuno yg menggunakan kepang dari roti dan kotoran tertentu untuk mengobati luka, orang2 kuno melakukan itu tidak berdasar pada ilmu pengetahuan, melainkan hasil dari insting, logika dan uji coba. Orang orang kuno ini mungkin tidak bisa menemukan Antibiotik tapi dari kebiasaan nyleneh orang2 kuno ini bisa di jadikan acuan bagi orang yg berilmu seperti Alexander Fleming untuk menemukan Antibiotik. Demikian pula yg saya maksud dgn tafsir, mungkin orang2 yg tidak memiliki landasan pengetahuan yg mumpuni ini memang tidak dapat menafsirkan hadist dgn tepat dan benar, tapi bukan tidak mungkin dari penafsiran2 yg nyleneh itu mengafirmasi orang2 yg punya ilmu pengetahuan untuk menyempurnakan kesimpulan dari tafsirnya. krn ilmu itu seperti rejeki terkadang Allah tdk menyebar rejeki seseorang hanya di satu titik, melainkan seseorang itu harus mencari di titik2 lainnya. demikian hal nya ilmu terkadang tidak muncul hanya di satu atau beberapa otak melainkan gabungan dari banyak otak. itulah yg melandasi munculnya istilah "ada ilmu yg dapat kita ambil dari orang2 bodoh". Yang penting seperti yg saya tekankan dalam komentar saya "jangan menganggap tafsirnya benar dan paling benar" krn "benar dan dan paling benar" itu mentok dan tak bisa diperdebatkan. berbeda jika hanya "mencoba" menafsirkan, ini akan memicu diskusi yg memungkinkan kekayaan ide,gagasan dan pemikiran yg dapat digunakan untuk landasan utk menyimpulkan hingga mencapai kesimpulan yg setidaknya mendekati "benar dan paling benar". Maaf kalo nyleneh hehe...thank you
Betul kata kang guru gembul, kita harus menarik tema khutbah kepada hal² yg relevan, elaborasikan materi khutbah kepada hal yang realistis terjadi pada kehidupan sehari² agar tidak menjadi kesan dogmatis yang turun temurun disampaikan. Perlu juga memahami retorika. Durasinya juga jangan terlalu lama, ketika jamaah sedang asyik2nya menikmati, cukupkan dan tutup khutbahnya. Saya yakin khotib seperti ini membuat jamaah bergairah.
Indonesia masih belum banyak untuk berpikir secara relevan,saya juga sering berpikir dan bertanya setiap mendengar khutbah Jum'at,apakah Khotib nggak bosen pembahasan nya cuman akhirat,dosa dan amalan,cerita nabi(pada saat hari raya tertentu)?atau Khotib tidak bisa menyimpulkan cerita cerita yang ada di masyarakat? Padahal banyak cerita yang bisa diangkat menjadi pembahasan khutbah seperti contoh "Saat pagi Jumat ada Pak haji minta tolong ke si B terus si B ngebantuin pak haji buat ngebersihin halaman rumah nya dan temannya si B juga ikut bantu terus pak haji ngasih rezeki dikit buat si B dan temennya" itu Aja bisa jadi cerita buat khutbah dan bisa menarik para jemaat Jumat buat dengerin cerita Khotib dan bahagia sehingga pembawaan nya nggak bikin ngantuk samsek buat kita para jemaat, dan kalau khotibnya pinter bisa bikin simpulan cerita yang mengundang semangat para jemaat Jumat sehingga jemaat dan Khotib ikut senang
Khotib & Khutbah ... motivasi yang dinikmati semua orang yang masih GRATIS, jadi kualitasnya beda sama Motivator / Narasumber ... yg mana 'daging'nya ... dalam bentuk seminar / diklat, ... pake BAYAR !!
Sy td liat ada penyembelihan sapi di pinggir jalan, halangin mobil lewat, darahnya niatnya dialirkan ke solokan di samping nya eh malah ngalir nya ke aspal. Itu di lingkungan sy di Jakarta yg katanya dagingnya berlebih 24000 ton. Sy sebagai org yg ngontrak di sekitar situ aja ga dapat. Sy sih ga masalah mau dapat mau enggak toh dah biasa tahun2 sebelumnya jg ga dapat. Dan utk khotbah, kebetulan masjid di sekitar kantor sy khutbah nya lumayan relevan dgn keseharian. Itu masjid dari gedung pajak loh (yg notabene punya pemerintah dan di pandang sebelah mata karena pajak kan katanya haram). Giliran masjid di belakang gedung kantor, perkampungan gitu, beeuuhhh ceramah nya ttg kekerasan (waktu itu mendeklarasikan perang thd pemerintah yg memenjarakan Habib Rizieq)
Kalau menurut saya pribadi salah satu sebab kenapa masyarakat indonesia sulit maju karena kebiasaan masyarakatnya, jadi gini saya pernah habis dari seminar motivasi dan ketika habis acara itu semangat saya menggebu-gebu rasa ny tidak ada yg tidak bisa saya capai. niat pulang ke rumah ingin langsung melakukan sesuatu yg bermanfaat, membangun diri untuk jadi orang sukses... namun itu cuman bertahan hanya beberapa saat saja, saya langsung kembali ke realita, ketika saya seperti rajin mengerjakan tugas malah dianggap sok rajin, ketika saya ingin ikut less untuk menambah skill saya malah dibilang menghamburkan uang, ketika saya ingin ikut organisasi dibilang membuang-buang waktu. jadi kebanyakan masyarakat indonesia sudah terlalu nyaman dengan keadaany sekarang, ketika mereka melihat ada orang yg berusaha lebih keras (mencoba keluar dari zona nyaman) mereka akan merasa tertinggal dan terancam. jadi secara sadar maupun tidak kelompok itu mempengaruhi mereka yg ingin beruba tadi agar tetap sama seperti mereka. (pikiran random jam 2 pagi 😅)
Salut sama pak guru yang berani speak up. Saya nih bikin konten tentang beginian, udah. selesai aja udah. besok gak upload lagi
Bikin lah bang
Biar santun aja yg bergerak dibidang ini 😂
Nunggu perspektifnya bang beto 😁
Serahin pada santoon bree, biar di roasting Tono ama Dipo khotibnya.🤣
🎉🎉🎉🎉🎉 modus loh
Subcribmu dah jutaan
Pak Guru, saya pernah ikut jumatan yang khatibnya masih muda. Ia membawakan isu kotemporer dan pembawaannya luar biasa. Sang khatib setelah berwasiat, langsung mengantarkan permasalahan menggunakan data-data berreferensi. Banyak jemaah yang saat itu menatapnya dengan serius. Saya sendiri juga kaget, baru pertama kalinya khutbah jumat seperti seminar.
Pas selesai shalat, saya ajak ngobrol khatib muda ini. Saya ingin belajar bagaimana dia mengemas khutbah begitu komprehensif. Ternyata penyampaian dia itu terinspirasi oleh gaya yang dilakukan Pak Guru 😅
Semoga semakin banyak khatib2 muda yang mengemas materinya dengan baik untuk umat aamiin
Setujuuuu 🔥🔥🔥
Di kota masih mending pakek bahasa Indonesia
Di kampung kek kampung saya malah pakek bahasa Arab 😂
Emang kita ngerti Awkwkwk
@@Abdullah2007maduradi kanpung gua pakai Bahasa Jawa krama inggil... ya anak muda banyak yg gak ngerti
Cintai lah bahasa daerah kita biar tidak hilang
Hebat beliau
Di kampus saya khatib khutbah Jum'at merupakan dosen fakultas. Fakultas saya peternakan, sering tema khutbah jum'at yang dibawakan yaitu tentang pentingnya mencari ilmu, hewan ternak, tata cara berternak menurut islam, pentingnya berternak, berternak jaman modern, kondisi dunia peternakan terkini... serasa kuliah tapi dibalut dengan agama islam. Jadi mahasiswa tidak mudah bosan mendengarkan khutbah
setuju sekali dengan komentar ini saya merasa bosan saat khutbah tidak ada relevansi
Wow.. sebaiknya spt itu apalagi bs relevan dgn kehidupan hari hari kita
Sering? Ga bosen?
Kalo di kampus biasanya memang materi khutbahnya lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari, khususnya di bidang keilmuan yang diajarkan di perguruan tinggi.
Pernah g kita berpikir bahwa kebosanan tentang cerita2 itu yg diulang ulang, sangat tidak mencerminkan kedalaman Al Qur'an sebagai mukjizat yg tidak akan pernah pudar ilmunya?
Apakah Al Qur'an usang? Tak mungkin, karena Al Qur'an adalah mukjizat Allah, jadi kesimpulannya bukan Al Qur'an yg salah.
Kenapa mereka berpikir Al Qur'an itu sebagai sebuah kaset rusak yg hanya bisa mengulang nada yg sama?
Dan disitulah sungguh seluruh ummat Islam saat ini sedang berada dalam ujian.
Karena mereka semua tak sadar, bahwa kedalaman Al Qur'an tak pernah bisa ditaksir oleh manusia, ilmu di dalamnya tak akan pernah habis.
Contoh sederhana, bagaimana kalo saya berkata kunci untuk memahami Al Qur'an, adalah dengan memahami kisah Nabi Ibrahim?
Apakah sekarang kisah Nabi Ibrahim menjadi sesimple yg kita kira?
Saya dlu berkuliah di ITS. Dan ada satu khotib yg sekali ceramah GA ADA sama sekali jamaah jumat yg tidur. Namanya Abdullah Sahab. Dosen teknik mesin. Beliau kalau ceramah suka skali menyambungkan sains dgn materi agama. Cerdas sekali. Dan sangat relevan dgn kami para mahasiswa teknik. Bisa diliat juga di yutub, orangny tua, arab dan kumisan
Setuju banget, ilmu Islam tidak hanya berhubungan dengan abstrak. Tapi juga kaya akan solusi permasalahan di masyarakat. Sudah saatnya ilmu itu di dekatkan dengan konteks keseharian sehingga punya manfaat yang lebih besar.
Khatib di masjid2 kebanyakan backgroundnya adalah anak pesantren, kuliah di UIN, atau di mesir. Jadi mereka selalu hidup dalam lingkungan yang sangat homogen dan detached dari kehidupan dunia nyata. Jadi ya referensi hidup mereka hanya disitu situ saja. Menurut saya seperti itu keadaanya.
Beres sholat Jum'at langsung nonton ini
Lumayan buat penambal khutbah Jum'at yang kurang relevan
Sama nama nih namanya Azis beda akhir doang sih wkwkw kakanya pake z
Sama
Gw
Juga
Di kota masih mending pakek bahasa Indonesia
Di kampung kek kampung saya malah pakek bahasa Arab 😂
Emang kita ngerti Awkwkwk
betul banget, andai khutbah Jum'at saat ini itu relevan dengan keadaan realitas zaman sekarang saat ini, dan tidak bersifat abstrak, mesti banyak yang memperhatikan
Ketika mendengar narasi bapak, saya merasa beruntung, karena topik2 khutbah yang relevan dengan dunia saat ini seperti memilih pemimpin, dorongan berbisnis (muamalah), kejujuran, mengejar iptek, bahkan menyinggung AI pun pernah saya jumpai. Pengalaman ini saya dapatkan melalui mesjid di sekitar rumah saya (mesjid biasa/milik RW, tapi ukurannya sangat luas bisa selevel mesjid pemerintah) dan mesjid sekolah/kampus saya.
Pertama, saya setuju masalah topik khutbah, memang perlu dibikin sedemikian rupa yang dapat menjawab perkembangan zaman. Namun, menghubungkan "mengantuk" dengan "topik khutbah" saya pikir terlalu sederhana mengingat penyebab seseorang mengantuk itu banyak. Menurut saya, perasaan mengantuk itu lebih didominasi karena kita sebagai pendengar bersikap pasif (hanya mendengar). Hal ini sama dengan ketika kita mendengar pidato/sambutan dari pejabat atau saat menjadi audience di suatu seminar yg satu arah.
Kedua. Terkait topik yang sama hampir di seluruh wilayah pada hari tertentu (seperti di video disampaikan kisah Nabi Ibrahim pada saat IdulAdha). Menurut saya, untuk hari-hari spesial seperti ini, topik yang mainstream seperti ini tidak masalah, karena itulah yang menjadi trending topic pada saat itu. Momen yang paling pas membahas sejarah Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim ya pada saat Idul Adha. Nah, yang menjadi fokus bagi kita saat ini adalah pengemasan, cara penyampaian, dan pengarahan cerita kepada problematika sekarang.
Contoh: Isi khutbah bermula dari membahas asal usul kurban, yaitu kisah Nabi Ibrahim-Ismail ini (khatib menekankan poin keikhlasan dan semangat berbagi). Selanjutnya khatib menyinggung "Saat ini, masyarakat Indonesia telah banyak yang melakukan kurban, namun sayangnya tidak merata. Di kota, daging melimpah ruah sedangkan di desa tidak...." "... Oleh sebab itu, untuk yang punya rezeki berlebih, daripada melakukan kurban banyak hewan di satu tempat, alangkah baiknya menyebarkan kurbannya ke berbagai tempat, terutama yang di desa..."
Catatan: khutbah seperti di atas pun pernah saya dengar di mesjid dekat rumah saya. Alhamdulillah, masyarakat sekitar (mayoritas orang2 menengah ke atas) telah melaksanakan hal seperti di atas.
alhamdulillah bang 🙏🏻
Saya adalah ibu rumah tangga biasa dan lumayan sering dengar khotbah Jumat sewaktu bekerkja sehari hari seperti petik cabe menyetrika baju atau bahkan masak seperti Ustadz Nouman Ali Khan Sheih Bilal As'ad atau Mufti Menk Ismael.
Maaf mereka sangat terdidik dan segala yang dibahas tentang kehidupan sehari hari yang relevan dengan masalah yang sedang terjadi di dunia ini
Saya malah sebagai jama'ah yang menyimak lebih mikir : kenapa sih gak bahas soal perspektif "berbeda" dari sekedar mengulang² kisah nabi Ibrahim dan nabi Ismail, karena menurut saya kisah itu udah diketahui bahkan anak SD.
Coba boleh divariasikan membahas perspektif didikan seorang ayah ke anaknya, bahwa nabi Ibrahim tuh bertanya terlebih dahulu, meminta pendapat anaknya sebelum memutuskan sesuatu. Itu akan jadi pelajaran penting bagi para ayah di zaman sekarang yang mungkin lebih sering doktrin dan terlalu tegas tanpa mencoba berdiskusi dulu sama anaknya terkait hal-hal penting.
Banyak yang bisa diambil dari kisah pengorbanan nabi Ibrahim dari perspektif yang berbeda, jangan cuma story telling 😁
Sepakat bang,,, komunikasi antara orangtua dan anak
Untung aja saya ngga sendirian yang mikir begitu😅
Up...pin
Bener, skrng lebih sering denger kajian dari ulama barat, misal nouman ali khan, mereka lebih mengkaitkan agama dengan perkembangan jaman dan visioner ke depan, bahkan relevansi agama dengan science
Klo musim maulid nabi setiap masjid bahasan nya sama semua apalagi yang ceramah ustazah sekalian stenup comedy maaf ini realita di daerah sya
Setuju. Shalat jumat adalah konferensi mingguan umat Islam. Seyogianya khatib mengambil salah satu dari isu2 lokal alias di lingkungan atau kampung setempat dalam satu minggu terakhir yang membetot perhatian umat sebagai materi khotbah, mengulas lewat pendekatan agama, dan memberikan solusi sebgaai bekal ke umat untuk hidup ke depannya secara berkualitas.
Di kota masih mending pakek bahasa Indonesia
Di kampung kek kampung saya malah pakek bahasa Arab 😂
Emang kita ngerti Awkwkwk
@@Abdullah2007madura
ElDei'i sedari dulu pake bhsa Arab jg sobat,.pdhl dikampung dan semua org Jawa,😂😂✌️✌️
Aku pernah denger khotbah jumat yg pake data survey tahun 80, khatibnya bahas masalah kenakalan anak muda, anjir itu anak mudanya udah jadi bapak2
@@Slamet_Fufufafa
Kampung saya di Madura dan itu mayoritas ngakunya NU:)
Plus tambahan juga pak guru, sebaiknya para khotib dan masjid mengetahui demografi jamaah nya, sehingga tema nya relevant. Misal mesjid di komplek relevan tentang pendidikan anak dan rumah tangga. Masjid2 besar relevan mambahas masalah sosial, masjid2 di kampung relevant dgn keluarga dan ekonomi desa
nah makna dari pengkerucutan relevant yg pak GG sampaikan bisa begitu arahnya
Di kota masih mending pakek bahasa Indonesia
Di kampung kek kampung saya malah pakek bahasa Arab 😂
Emang kita ngerti Awkwkwk
kalo membahas demografi spertinya udah lumayan, khatib biasnaya orang orang berpengaruh didaerahnya jadi biasanya udah tau juga si
🇲🇾👀👍
Sya dari malaysia.
salut sama pak guru gembul.
pemikiran pak guru di atas rata².
pemikiran pak guru di luar kotak pemikiran rata².
Pak guru sangat berani memunculkan kritik terhadap tradisi pemikiran dan amalan yang tidak lagi releven dgn keadaan semasa.
Alhamdulillah...terima kasih pak guru gembul.teruskan memunculkan kritik² yang realistik dan membina.
Usulan opsi tema khutbah mendekati dan setelah Idul Adha:
- Penanganan, penyembelihan, dan proses penanganan hewan2 Qurban yang baik dan benar ( + manusiawi )
- Persiapan kondisi fisik dan mental menuju haji (pentingnya menjaga kesehatan + kebugaran bagi para orangtua sebelum berhaji)
- Etika memberi dan menerima daging Qurban
- Pengaruh "budaya" petasan bagi kondisi sosial di hari-hari suci (idul adha & idul fitri)
Sy Khatolik dan sy mngalami hal yg sama, Kotbah yg sama dan trus menus dilakukn. Sy kdang mlas untk mndengar krna sy bhakn hafal apa yg akan diucapkn dikalimat brikut😑 tpi ada mncul pikiran sy yg brpikir sprti ini, ow mngkin sy merasa bosan krna hati sy blum brsi untk mndengar Firman Tuhan. Tpi stelah sy mnonton ini mmbuat sy bingung krna ini masuk akal😂. Trima ksh pak Guru Gembul krna ini Relevan dgn apa yg sy alami😀. Mngkin sy tdk brani Speak Up ke bnyk orng tpi sy coba mnyapaiakn apa yg sy alami slama ini ketika mndengar Kotbah di Gereja dan mnyampaikn jg apa yg disampaikn Pak Guru Gembul, dan smoga sj ada prubahn dan kmi umat Kristiani tda bosan saat mndengr Kotbahdi gereja. Terimash pak Guru🙏
Menurut saya, khotbah di misa belakangan ini sudah lebih baik daripada 25 tahun yang lalu, walaupun mungkin masih bisa ditingkatkan lagi dalam beberapa segi.
tema umum dalam khotbah di gereja apa bang? Cuman penasaran aja bang 😅
Saya baru tahu, Ternyata selain khutbah Jum'at yang ngebosenin parah, ternyata khutbah gereja di tempat Abang juga sama ngebosenin juga ternyata, saya kira cuman khutbah Jum'at doang yang ngebosenin, kita senasip bro.
Orang non Islam tidak membaca kitab org Islam, tapi mereka menilai dari tingkah laku org Islam ..ini relevan buat saya...semoga generasi penerus,akan membawa agama Islam lebih relevan lagi dalam berdakwah...
Ohw jadi klo ada seorang yg muslim yg berbuat tercela berarti dia yg mewakili semua muslim?
@@aizenkousuke138tentu saja tidak, tpi tidak mustahil jg orng non muslim berfikir demikian, jadi apa salahnya ikut berpartisipasi menjaga martabat agama dgn bersikap baik dimulai dari hal kecil, lagipula kita tidak dirugikan.
@@aizenkousuke138dalam pandangan orang non islam iya betul, menurut saya
Di kota masih mending pakek bahasa Indonesia
Di kampung kek kampung saya malah pakek bahasa Arab 😂
Emang kita ngerti Awkwkwk
@@monskytwistsky5058ya namanya orang kafiir ya sperti itu.. Menggagalkan semua itu sma 😊
Jaman pilkada, orang di sebelah saya ngedumel/ misuh-misuh sepanjang khatib khotbah yang isinya hanya menjelek-jelekkan salah satu kandidat.
"Ikut sholat Jumat bukannya bikin hati damai malah bikin marah," ujarnya sambil melipat sajadah ketika hendak pulang.
Kejadian itu sungguh menempel di otak saya 😂.
Saya jg pernah mengalaminya, khotib malah terkesan kampanye, waktu itu 2x mampir jumatan di salah satu masjid daerah Kedoya, jakbar, khutbah bahas politik mulu kalo disana
Amin rais malah ngajak jihad 😂
Mending usulin buat ganti aja khotib nya
Mungkin saya kalo disitu kondisi nya bakalan sama
Iya,saya yg ngedumel wkwkwkw
dengerin khotbah bukannya nambah ilmu tapi malah disuruh nyoblos
setuju bosen pak guru... gw seumur hidup 22 tahun, baru sekali denger khotbah Jum'at yg meledak2 dan pembicaranya menyampaikan dengan sepenuh hati dan bukan cuma gw, satu masjid dibuat nangis waktu itu sama ceramahnya. Sayangnya smpe sekarang udh ga ada lagi yg kaya gitu, baru sekali seumur hidup.
Saya membuat sebuah seminar Public Speaking for Da'i beberapa waktu lalu. Salah satu inspirasinya adalah karena banyaknya orang mengantuk saat mendengarkan khutbah Jum'at.
Setuju kang, kalo penceramah masukin fenomena sosial yang terkini dan dipadukan dengan materi agama, saya yakin topik bahasan akan jadi semakin menarik dan tidak membosankan.
Setuju, perlu ada kolerasi antara keduanya.
Keren ini pembahasannya , relate dan jarang di bahas orang , tengkyu guru gembul❤❤
Sudah lama sekali ane nunggu orang yang bahas ginian..
Entah bagaimana kualitas Islam kita sekarang ini...
Dulu ada nih khotib yg mengangkat tema Yg sangat relevan dg kehidupan sehari-hari. Pernah beliau bahas tentang kehidupan bertetangga, maksudnya menyindir tentangga di kampungnya yg sedang konflik secara halus. Alhamdulillah setelah mendengar khotbah Jum'at mereka jadi baikan. Pemilihan diksi nya juga luar biasa sehingga yg mendengarnya merasa tergugah gitu. Namun sayang mungkin karena faktor usia sekarang beliau berhenti jadi Khotib, sekarang jadi Imam.
Di masjid kampus ITS dulu jaman kuliah ada namanya prof Abdullah shahab yg kalau beliau yg ngisi khutbah semua mata di masjid tertuju ke beliau dan materi presentasi, semua yg hadir menyimak seakan bukan khutbah Jum'at tapi seminar umum/kajian tematik yg dibawa beliau. Sehat selalu Prof Shahab
Kalao lama bikin ngantuk juga
Kemarin sempat berbincang dengan nenek saya terkait pengajian rutin ibu-ibu di desa saya. Saya langsung menebak pasti temanya berbakti kepada suami dan terus berulang-ulang. Dan nenek saya langsung terpancing dengan nada tinggi "memang iya. Pengajian apa seperti itu. Padahal banyak yang janda"
wkwk jadi inget dulu saya waktu kuliah sekontrakan bareng sama temen saya yang remaja masjid kampus, itu ada suatu hari ceramahnya enak banget bahas sains dalam perspektif Islam(biasanya gajauh jauh jelekin rezim, dukung paslon tertentu, palestine-israel, sama ngeroasting syiah). Alhasil saat sampai kontrakan(pas pulang dari jumatan) saya langsung tanya temen saya " tumbenan tadi enak banget euy ceramahnya" kata dia "iya penceramah yang dah diagendain berhalangan masuk dan bapak itu nyerobot mau ceramah jadi kecolongan deh"pakai nada kecewa gitu wkwk..
Saya pernah sholat Jumat Khotib nya aa gim, memang mantaf, nggak ada ngantuknya
Salah satu ustad di desa saya klo ceramah/berkhutbah hal yg disampaikan selalu relavan dgn kehidupan sehari hari, tidak seperti khatib yg lainnya klo ceramah yg dibahas itu itu trs dan terkesan membosankan. Tiap beliau ceramah saya selalu mendengarkannya dgn antusias karna ceramah nya pasti ada manfaat dan hikmah nya.
Ini lah tema yang paling saya tunggu2 dari Pak GG. Harus nya di ajang sholat Jumat ini lah para khatib yang notabene adalah lulusan sekolah agama untuk unjuk diri dan kemampuan dengan memberikan khotbah jumat selain dgn materi yg sangat relevant dengan kehidupan umat muslim, juga dengan gaya penyampaian yg benar2 membuat jamaah terpikat dan melek untuk terus menyimak apa yg disampaikan khatib hingga selesai kutbah. Jadi disini masing2 pihak, baik jamaah maupun khatib sama2 mendapatkan keuntungan. Jamaah dapat pencerahan setiap minggu, khatib mendapat nama baik sebagai penceramah yang hebat.
Pantas saja, kadang didalam benak pernah terbesit seperti khutbah kok gitu-gitu aja, khotib seperti kurang persuasif dalam mengajak umat muslim untuk mengajak kepada hal-hal yang positif dan bermanfaat bagi kehidupan kita.
Terimakasih Pak Gugem atas pembahasannya🤗
pak Guru sekeluarga semoga senantiasa diberkahi kesehatan keselamatan dan kesejahteraan.Aamiin ❤
Di kota masih mending pakek bahasa Indonesia
Di kampung kek kampung saya malah pakek bahasa Arab 😂
Emang kita ngerti Awkwkwk
@@Abdullah2007madura bukannya ngerti,tapi ngantuk 😂😂😂😂😂
Saya pernah diskusi sama teman saya Pak Guru -soal Kenapa salat Jumat membosankan. Saya mengajukan pendapat bawa khotbah dapat menjadi alat ampuh untuk membangun peradaban, maka khotbah harus ada relevansinya dengan zaman sekarang.
Tapi dianya nolak dengan berbagai alasan dalil kitab --mana sampai screenshot kitab lagi. Alasannya kurang lebih ya sama kayak yang jelasin pak guru, dia bilang khotbah Jumat dalam teks kitab "harus menjelaskan tentang Amaliah Amaliah tentang ketakwaan pada akhirat, kalau mau menjelaskan tentang seluk-beluk di zaman sekarang mendingan seminar aja."
Udah tak jelasin panjang kali lebar pak guru, sampai saya kasih contoh gimana mengaitkan khotbah dengan zaman modern. Tapi dianya tetep aja kekeuh pendapatnya, bahwa khotbah harus diadakan sesuai dengan teks yang ada di kitab yang foto.
Sampai dia juga bilang, bawa orang-orang kebanyakan Nggak sadar pentingnya ilmu akhirat (kayak orang sekuler) makanya mereka bosan, Andaikan mereka tahu keutamaan ilmu akhirat maka mereka tidak akan bosan walaupun diulang-ulang sampai satu juta kali. Akhirnya saya carikan contoh- contoh khotbah modern dari NU online, eh tapi malah nggak dibales Mungkin aja saya di block.
Ampun deh, Emang Rada susah ngomong sama orang seperti itu Pak. Padahal juga dianya jurusan usul Fiqih loh, tapi kok bisa setekstual Itu ya? Habis pikir saya.
BTW saya dan teman saya dulunya sekolah di Madrasah yang cukup salaf sih, jadi soal kitab ya sama- sama tahulah. Walaupun dia jauh lebih unggul, karena pernah mondok beberapa lama.
Inilah contoh nyata sekulerisasi, perkara taqwa tidak hanya menyangkut perihal abstraktif dan spritual belaka, tetapi menyangkut perkara bermuamalah sesama manusia dan bahkan bagian ini yang lebih banyak harus ditekankan. Bahkan hampir sebagian besar maqashid Syariah dengan memasukkan hifzh al-Biah dan hifzh al-Maruah wal Irdl berkenaan perkara realitas kehidupan manusia. Mengabaikannya justru akan berimplikasi pada urusan ukhrawi sebab hal-hal demikian juga termasuk 'uqubat.
anda kritis dan baik.
Sampai satu juta kali.. coba diputerin rekaman khotbah yg sama di rumah dia 24/7..
Karena ceramah jumatan nggak ada sesuatu yg baru mencerahkan..sy selalu datang di akhir ceramah biar nggak bosan
Bener banget guru..... Aku sendiri mengalami....
Ada beberapa khutbah jum'at yg pendek, singkat, tapi berasa mengetarkan jiwa saya karna memang relevan dgn apa yg saya rasakan.
Belakangan setiap sholat jumat sy ga tertidur, tp malah sibuk olah otak hehe soalnya baru 7 jumat di australia, 7x sholat jumat dgn 7 penceramah dan berbeda ras juga yg penyampaian ceramahnya menggunakan aksen bahasa yg berbeda 😊
Malah saking tidak dimaksimalkan potensi khutbah Jum'at ini, saya pernah jumatan di sebuah masjid, khatib nya hanya membaca teks dan teks nya full bahasa Arab, atau full bahasa daerah. Khutbah selesai dalam 5 menit
Di kampus saya dulu khutbah Jum'at sering sekali bahas Agama secara akademis. Wajar karena lingkungan kampus dan banyak insight yg bisa sya didapet.
Tapi sekarang, setelah diambil alih oleh atau mayoritas diisi oleh ormas tertentu. Materit jadi kurang, sama kyk masjid2 biasa yg selalu diulang2. Ibaratnya dikasih materi SD terus di lingkungan yang isinya mahasiswa. Kangen aja tiap pulang Jumat diskusi isi khutbah, eh skrg malah jadi ghibahin dkm 😂
😅😅😅 gibah dosa Lo ngab
hmmm
masjid ukhuwah islmiyah yah gan 😌 *tapi pas ceramah secara akademis malah susah dicerna gan, pusing 😅
@@Imperialmode7 alhamdulillah udah tobat ngab
Kmu merasa cerdas?? Kmu dah bikin apa aja dengan keilmuan mu?? 😅
Di desa saya ada da'i yang setiap membawakan isi khotbah dengan suara lantang keras,, jadi ketika ngantuk ada getaran di jiwa yg mencegah untuk tidur🙏
Ayo viralkan video guru gembul ini agar dilihat jg oleh khatib" Atau pendakwah demi kemajuan peradaban Islam dan peradaban umat manusia pada umumnya..
Semoga dgn video pak gugem ini ada perubahan dimulai dari sekarang..aamiin
Sekecil orang berpandangan tentang masalah membuang sampah, kita belum selesai dalam masalah itu. Padahal hal tersebut berdampak sangat besar dalam kehidupan kita.
Wkwkwk, tp saya ingin curhat tentang bobroknya sistem kepanitiaan kurban idul adha di jakarta, setelah tinggal di jakarta bertahun2 saya sangat jarang sekali mendapatkan bungkusan/kurban yg layak padahal tempat tinggal kontrakan saya lumayan dekat dengan masjid, saya bingung dengan sistem/mekanisme pembagiannya seperti apa, tahun2 lalu saya mendapatkan bungkusan kurban, saya saat itu semangat sekali karena sangat jarang mendapatkannya & saya membeli bumbu setelah itu saya bersiap untuk mengolahnya, tp semua harapan saya langsung hilang setelah saya melihat apa yg ada pada bungkusan, bukan daging ataupun sesuatu yg bisa saya masak, didalam hanya ada tulang brlulang tidak ada daging atupun bagian yg bisa di manfaatkan sebagai makanan😢 & saya mendapakan hal seperti ini 2x selama tinggal di kontrakan itu sisanya saya sama sekali tidak mendapatkan apapun setiap kurban idul adha😅. Keadaan sperti ini juga menimpa orang2 yg saya kenal, padahal keluarga orang tersebut tinggal tepat di sebrang masjid yg mengadakan kurban tp keluarga mereka sama sekali tidak mendapatkan bungkusan kurban😅..
Padahal klo saya pulang kampung dan menjadi salahsatu penitia kurban setiap prosesnya sangat berbeda dari proses pendataan hingga pembagian setelah selesai, klo di kampung saya setiap bungkusan terdapat setiap bagian dari hewan kurban dari daging, tulang & organ dalam, bukan hanya satu jenis saja, kemudian 1 lg hal yg sangat penting yg saya pelajari dari para panitia, saat pemprosesan pemisahan daging & tulang harus di siakan daging nya pada tulang agar masih bisa di masak, jangan di bersihkan sampai habis karena tidak manusiawi, (mana bisa tulang keras di masak, yg dapat bagian itu manusia bukan bangsa JIN..!!) 😂
Terimakasih banyak atas pencerahan yang selalu Bapak tuangkan.. kami senantiasa menyimak dan berusaha menerapkan hal hal yang Bapak anjurkan guna melawan kebodohan. Yang berjuang, rela berkorban demi masa depan yang lebih baik lagi.. Banyak ilmu yang kami dapatkan.. terimakasih banyak.
Pernah sholat jumat di mesjid, khotib nya habib dari hadramaut yg tdk berbahasa Indonesia, sepanjang khotbah bahasa arab, selesai sholat banyak jamaah yg kecewa karena tdk mengerti isinya.
Maaf Pak guru, disini yg kotbah udah masuk ke relevan misalnya yg di contoh kan pak guru di video,
" teman² mari kita jgn buang sampah sembarangan, kebersihan itu dari iman, jangan buang sampah di sungai, itu membahayakan ekosistem alam "
Tp disini masyarakat nya sendiri yg udah menjamur menanamkan pikiran buang sampah sembarangan pak, buang sampah di sungai, padahal udah di beri tempat sampah di setiap rumah,
Emang susah sih pak klo yg problem itu justru masyarakat nya sendiri 😅
Keinget jaman SMA dulu ada guru agama yang memang favoritnya murid-murid. Cuma karena kebiasaan ngebanyol, gak sengaja kebawa kelakarnya pas beliau yg khutbah jumat, akhirnya seisi masjid pada ketawa semua😂
Terkadang biarpun khutbahnya membosankan tapi yang penting shalatnya sah 😊
😂😂😂
Wah itu guru agama nya harus dikasih tau yg lebih paham tentang agama tuh...
Khutbah gak boleh bercanda berbeda dgn ceramah atau pidato😊
@@HUSNIAJAGINLOEKALOLAH inilah contoh manusia kolot ya teman-teman
@@med7075 massa
@@HUSNIAJAGINLOEKALOLAHiya
Lagi dan lagi, pak guru mewakili keresahan saya. Sehat terus pak guru.
Kayaknya bakal menarik jika khutbah Jum'at membahas tentang bagaimana peran Islam di kehidupan berteknologi 👍
Umat islam terlalu ketinggalan teknologi
Di masjid lingkungan kampus sering bahas ini
Sama aj bro klo ceramahnya 30 mnt bikin ngantuk ...silahkan dicoba...krn mang waktunya itu waktu istirahat jd gunakan aturan sholT jumat aj yg baik...yaitu lama ceramah sesuai lama sholat....
ASAL GA KEBABLASAN JADI HACKER CYBER CRIME, TERORIS & MAFIA YANG MANFAATIN TEKNOLOGI CANGGIH DEMI KEBGOBLOCKANNYA SENDIRI!
Alhamdulillah, di bbrapa tahun lalu sya sering memberi khutbah dan syukurnya itu relefan dengan kehidupan sehari hari , tentang lingkungan hidup,manfaat hujan dan kegunaannya, menjaga rukun2 dengan sesama,mengangkt tentang seorang pemimpin yg baik dan beriman ,Dan berbgai macam pencerahan akan pentingnya iman dan syukur
Khutbah Jum'at di kampung saya dan idul adha kemarin selalu menggunakan bahasa Arab, sedangkan kebanyakan orang tidak mengerti sama sekali yang kemudian menjadi membosankan dan mengantuk. Semoga ada perubahan kedepannya ✨
yg ini lebih aneh lagi dibanding khutbah yang pake buku, masih mending pake buku ada yg masih bisa didengar, lah ini bahsa arab mau apa yg diserap?
Maunya sih biar keren pakai bhs arab atau sesuai kitab katanya. Tapi ibarat orang ngajak ngobrol terus pakai bhs arab. Yg diajak ngobrol ya nggak nyambung. Kl pakai bhs arab mestinya ya dikomunitas yg ngerti bhs arab.Ini kesalahan.Tapi kl dikritik marah. Maklum mayoritas. Apa yg dilakukan pasti benar.
tapi bukannya ini malah jadi 'favorit' ya? kenapa? karena biasanya lebih cepat dari yg berbahasa Indonssia
@@adyp5833 Nah saya merasakan yg sama. Ironinya memakai bahasa arab cepat, sedangkan memakai bahasa indonesia lama dan di satu sisi, memakai bahasa indonesia bisa jadi edukasi ke masyarakat. Padahal kan bisa ajah memakai bahasa indonesia yang secukupnya, gk usah bertele-tele yg ada jamaah bakal ngantuk, tapi banyak faktor lain juga seperti dari kemampuan pengkhutbahnya, intonasinya, walaupun khutbah itu memang bahasanya harus formal dst.
Saya punya guru yang figur dan pemikirannya mirip dengan guru gembul, fisiknya sama juga gembul dan berkumis 😂, beliau juga sering menjadi pengisi tausiyah dan khutbah Jum'at dengan pembahasan yang relevan dan mengambil tema kehidupan sehari-hari dan itu berhasil menarik audiens bukan hanya jama'ah sholat Jum'at, bahkan ibu ibu yang di rumah ikut mendengarkan dan menyimak
jangan jangan...
idealnya setiap masjid punya semacem rencana tema khutbah untuk setaun. setaun ada 52 minggu berarti bisa ada 52 tema. baru ketemu tema yang sama setelah setaun jadinya ga bosen apalagi kalo isi khutbahnya terus diupdate
nah itu yang diinginkan jamaah sholat jumat, tapi banyak orang (khotib) yang nggk sanggup
@@Jumalan_Miekka mungkin, ini mungkin aja khotib2 yg gk sanggup itu adalah korban budaya "gak enak an" di indonesia, khusus nya pulau jawa, yg selalu merasa gk enak, sungkan, dsb. sampe akhirnya orng yg sbnarnya belum layak untuk khutbah disuruh khutbah karena gk enak karena dia orng yg dihormati ,atau dituakan, dsb
Apa yang terjadi di akhirat adalah apa yang kita lakukan di dunia.
~guru gembul
Semoga Pak guru gembul jadi Salah satu mentri..terutama nya mentri pendidikan Indonesia 👍👍👍
Terima Kasih GURU Gembul ...emang tooop , sanggup membahas hal2 yg jarang / bahkan terabaikan oleh orang2 yg punya kompetensi sbg TOKOH AGAMA ....🎉❤😂
Saya berandai² tema khutbah jumat mengasikan dan temanya ada unsur sains, lingkungan, pemanasan global dalam perspektif keislaman dll.😅
Wah bisa tuh tema nya sains, sosial sains atau masalah lingkungan 😂
Ada tuh kalo yg bertemakan sperti itu,kalo lo sholat di Masjid Pondok Indah atau Bintaro Jaya
Aku suka mendengar khutbah di masjid-masjid muhamadiyah di Surabaya terutama di mesjid muhamadiyah di kampung halamannya nenek.
-dan aku terpukau oleh itu, akhirnya aku bingung memilih mazhab😂😅
Di masjid sy malah pake bhs arab full, dan jamaahnya saya yakin tidak tau artinya malah sampai hafal karena sering didengar setiap jumat. Itu semua karena masjid sy itu termasuk salah satu ormas (namanya g mau saya sebut).
Alhamdulillah ..msh trs belajar ber khutbah yg mempesona jamaah...smg Allah senantiasa merdhoi
Ini adalah
Isi pikiran sebagian besar orang
Termasuk saya
Dan
Hmpir gak ada yg speakup
Termasuk saya
Salut sama pak guru
Yg mampu speak up ttg mslah ini
Bikin panduan kotbah jumat yuk, Pak Guru. Yang up to date. Sebab beberapa pengkotbah itu text book sekali. Bahkah pandangan matanya fokus di buku tanpa melihat jamaahnya.
gw tadi jadi khatib dan begitu, wkwkwk
Karna ga ada effort alakadarnya.. kecuali khatib nya dibayar 5 jt aekali khutbah .. pasti dia nyari materi terbaik
Enggak kok pak guru tadi saya khotibnya bahas qobil & habil dan asal usul downfall of men, lumayan menarik. Buat anda yang tertidur waktu khotbah jumat mungkin anda salah pilih mesjid😄.
Tapi memang tidak bisa dipungkiri bahwa kualitas ibadah jumat kita tergantung sekali dengan kualitas khotib jumatnya. Kalo di tempat saya biasanya ketika khotibnya yg muda topiknya menarik dan thought provoking, tapi kalo yg maju yang tetuanya biasanya materi yg disampaikan beliau terlalu abstrak dan textual yang berakibat pikiran saya melayang2 mencari inspirasi.
Saya malah sedih... Sedih dengerinnya , saya dengerin dengan sangat serius, padahal saya ga tau artinya... Khutbahnya pakai bahasa sunda... Ga paham sama sekali 😢
Ini keresahan saya sejak lamaaaa sekali, alhamdulillah pak guru kita satu server dengan ini..
Sangat setuju dengan pak guru, opini saya pribadi "jika ingin melihat kualitas umat suatu daerah lihat lah imam/ustadz nya".
Apalagi masjid² kecil pasti khatib disana itu orang² tua yg ngaji nya bagus terus dijadiin khatib dgn template teks yg udah dikasih atau nyatet sendiri, klo masjid² gede sering ngundang khatib ustadz yg dikenal umat.
Sudah saatnya khutbah Jum'at diisi dengan tema politik, ekonomi, bisnis, sosial-budaya, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Supaya khutbah Jum'at temanya beragam, menarik, enak, dan tidak membosankan.
setuju, supaya jamaah biar open minded dan logis sama seperti guru gembul berani speak up.jgn sukanya nyinyir individu dan ngebully.🤦🏿♂️🤦🏿♂️🤦🏿♂️🤷🏿♂️🤷🏿♂️🤷🏿♂️
Dulu kan boleh khotbah berisikan politik tp skrng dilarang sama pemerintah, ini yg membuat membosankan
Ada seorang penceramah di desa saya, suaranya lantang, temanya bisa di terima kalangan ABG keatas, gk ada yang ngantuk kalau beliau ceramah. Bahkan beliau membawa rangkuman ceramahnya di buku tulis beliau. Tapi sayang beliau ceramah hanya 6 minggu sekali dikarnakan berpindah pindah ke masjid lain.
Masuk bgt pas pak guru blg dunia dan akhirat itu harus dipahami sebagai hukum sebab akibat 🙌
mirip spt Buddha dan hindu
Ada gak yaa... Bapak Bapak Khatib yang dengerin Guru Gembul??
🤔🤔
Smoga aja ada ,dan berharap 🙏
Wah bener bgt bahasannya tentang nabi Ibrahim dan Ismail, tapi anehnya tadi malah ane jadi nyimak karena menarik banget pembahasannya. Padahal sosok beliau sudah tua vibenya kayak pemuka adat tapi pembahasannya luar biasa, mulai dari segi sejarah, filsafat, budaya, kemerdekaan RI sampai relevannya cerita Ibrahim dgn generasi sekarang. Ceramah beliau kayak ngajak diskusi bikin ane melek ampe selesai.
Pernah di masjid kampus khatibnya itu dekan fakultas ekonomi. Topiknya beliau mengajukan setiap fakultas punya semacam dewan pengelola wakaf kampus dari civitas akademika dan alumni yang mana dana wakaf dan infaqnya bisa dipakai untuk membantu meringankan kebutuhan akamedik mahasiswa. Konteksnya di sini di fakultas beliau badan wakafnya ini sudah berjalan dan dirasakan manfaatnya, jadi khutbahnya jauh lebih ke sharing. Walaupun singkat, saya yang bukan mahasiswa ekonomi dan ga paham2 banget masalah ekonomi kan merasa kalau ini terobosan menarik kalo ada di setiap fakultas.Tema2 khutbah begitu ternyata masih asing banget di kita sampe abis jumatan temen saya nanya, "emangnya boleh ya materi khutbah kaya gitu?" Maksudnya ga bahas masalah akidah, akhlaq, dsb. Saya cuma bilang "kenapa enggak? khutbah dulu2 tu bahasannya pasti solusi untuk permasalahan umat" yang padahal itu jawaban sotoy.
Sejauh pengetahuan saya, memang khutbah jum'at/idul fitri/idul adha berbeda dengan khutbah/ceramah biasa. Karena khutbah jum'at/khutbah dua ied menjadi rukun sholat jum'at/dua ied itu sendiri dan Khutbah jum'at/dua ied nampaknya memang baku karena terdapat syarat dan rukun khutbah.
Tapi memang terkait bahasan dan pembawaan sang khotib ini yg sering kali bikin ngantuk sih (beragam faktor).hehe🙏
(Maap kalo salah ini pendapat pribadi ya)
Saya sekolah agama dengan basis "NU" menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, shalat Jum'at dekat rumah basis "Muhammadiyah". Kalo masalah Jum'atan saya pilih yg di MD karena betah aja dengarnya. Ternyata sebagian besar jemaahnya juga ga ngantuk akibat pembawaan khutbahnya yg "asyik".
Muhammadiyah emang mantap bre
@@HussainGantengSejati al zaitun juga jos broo....
Alhamdulillah... Doa saya terkabulkan untuk seseorang membahas semua ini. Terimakasih Pak Guru 🙏🙏🙏🙏💖
Terkadang tidak berfikir manajemen waktu juga, sering sekali jika jum'atan di lingkungan perkantoran kutbahnya lama... harusnya dibatasi paling lama 10 menit, karena waktu istirahat kerja itu terbatas....
1. Relevansi beragama akan dituduh liberal & sesat
2. Ikut 4 imam madzhab hanya menjawab persoalan abad 699 M - 855 M
3. Ikut fiqh kontemporer akan rawan terjadi konflik kepentingan, karena tiap ormas akan berebut pengaruh jama'ah, belum lagi jika terjadi politisasi, ujung²nya Negara diperkosa oleh kepentingan kelompok Mayoritas
Solusi : Kembali ke kesepakatan awal ber-Negara, perkuat literasi, yang dalam bahasa jawa :
"ora gumunan, migunani tumraping liyan"
(tidak bersumbu pendek, berguna bagi orang lain)
SEPAKAT 🦅
jangankan khutbah yang membosankan, kadang ada di masjid yg khutbahnya full bahasa arab, yg tidak semua orang di Indo paham, dan ternyata memang ada yg berpendapat kalau khutbah itu harus bahasa arab.
Mesjid apa baraya kok pake bahasa Arab
kan masjidnya diarab 😂😂
@@the_Adams82 masjid di kampung saya bro ada khotib yg kadang kadang pakenya bahasa arab aja. Gaada khutbah pakai bahasa indonya
Sya prnah mengalami bbrapa tahun waktu krja di Jakarta ada masjid di skitaran tmpat sya krja yg sprti itu.sbg perantau awal nya kaget krna beda dg di kampung sya..tpi lama klamaan ya harus trbiasa.walaupun sya pgn tau isi khutbah nya itu tntang apa.tpi ya sudahlah....sbg jama'ah prantau manut aja dg kbiasaaan di tmpat itu.tpi ibadah yg lain sma sprti di kampung sya,cma beda khutbah nya aja full bhs arab.
Contoh nya masjid dikampung gw
akhirnya ada yang membahas pertanyaan saya selama ini, kenapa Khutbah Jumat membosankan, kenapa tidak membahas hal2 faktual yang baru terjadi dan patut menjadi perhatian dan perenungan masyarakat
Membosankan atau tidaknya tergantung dari khatibnya dalam membawakan materi. Coba simak khutbah jum'at ustadz Riyadh Badrey-tauhid harga mati. Merinding dengarnya
Saya setuju soal penyembelihan kurban kmren sih
Banyak disekitar kita yg nyembelih itu ngasal, sampai ada yg disembelih tepat didpn hewan yg akan disembelih selanjutnya
Ada juga yg nyembelihnya pelan sehingga saat digorok meronta kesakitan, padahal bagi saya menyembelih hewan untuk kita makan itu harusnya disembelih secepat mungkin agar hewan tersebut tidak merasakan sakit
Benar Pak Guru .. Hal ini terjadi dimana2 masjid Malaysia.. Pengutbah Jumaat lebih kepada Syok sendiri kerana sudah ada teks .. maka belakulah baca khutbah .. mesej nya tidak sampai.. berlaku juga mitos yg berulang2, pembohongan dll
Intinya tema khutbah seharusnya bebas nilai dan topiknya bisa menggugah jemaatnya melek mata plus penasaran. Saya juga pernah denger ceramah dari mesjid dan itu ngebosenin banget sampe bikin ngantuk. Ga masalah juga bahas agama, tapi kalau bisa gaya bicara sama informasinya up to date. Soal penyembelihan hewan yang kurang manusiawi, itu karna ego manusia, karna ada kalimat yang bilang : manusia itu lebih unggul daripada hewan. Kenapa? Secara ga langsung makna kalimat itu jadi mengarah kalau hewan itu cuma seonggok daging, mereka payah atau bodoh dan lebih rendah daripada manusia. Miris
" Hanya orang gila yang mengharapkan hasil yang berbeda tetapi melakukan hal yang sama berulangkali " Sangat relevan dengan keadaan yang sekarang.
Mau permasalahannya korupsi kek, banjir kek, macet kek semua nya sama karena perlakuan terhadap masalah tersebut sama
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh bismillah Alhamdulillah
Terimakasih atas koreksinya dan memberikan untuk perbaikan.
Semoga terdengar oleh lembaga terkait untuk pembinaan para Khotib di Indonesia
Hal inilah yg sy pertanyakan dari dulu tentang bosannya sy dengar ceramah jumat yg membosankan. Terima kasih atas keberanian guru gembul utk speak up 👍🙏
TERIMA KASIH BANYAK, suatu yg menurut saya : mereka berulang-ulang menjelaskan suatu yg sudah sangat jelas
Aslinya benar sekali pa guru, apalagi jamaah yg usianya sdh di atas 50 th seperti saya, setiap khutbah jumat pasti ngantuk dan tertidur, selesai khutbah langsung cenghar😂
Untung tidurnya gak nyampe batal wudhu 😅
Berarti khutbah Jumat udah berfungsi semacam obat tidur
Baru kemarin waktu saya salat ied, astaga ... Ceramahnya saya hafal karena teksnya selalu dibaca ulang sejak saya kecil. 😅 plek ketiplek.
Udah gtu durasiny 30 menit lg😅
Keren sih, ga pulang setelah sholat, malah ngedengerin ceramah imam
@@kingki1953 saya tinggal di kampung, kak. Emang dari dulu setiap ied baik fitri atau adha gak akan ada yang pulang duluan sebelum acara salam-salaman.
Jika yg diangkat tema ketaatan nabi ibrahim alaihissalam setiap tahun itu lebih baik dari pada yang dibahas politik diatas mimbar, karena yang ada di dalam masjid itu juga ada anak2 yang sedang belajar dan belum genap nalar nya. Mungkin dengan kisah nabi dan rosul anak2 yg disampaikan dengan menyenangkan tanpa baca text insyaa alloh bisa diterima dengan baik oleh generasi muslim selanjutnya😊
Tapi lebih baik jika di kemas dengan cerita yg relevan, di gabungkan antara cerita nabi dengan ke adaan saat ini, anak2 baru belajar bisa belajar penuh di sekolah, kalau khutbah jumat itu semua umur, jadi lebih baik mencakup semuanya jngn hanya memikirkan anak2, karena yg dewasa jg butuh wawasan
Salut buat Pak Guru Gembul...
Sangat Benar dan Setuju sekali..
Berbuat baik lah terus selama hidup di dunia, dan kepada semua umat manusia...serta pada 2 makhluk hidup lainnya, Hewan dan Tumbuh2an..🙏
Masi inget dlu pas masih SMP sering banget ketiduran pas sholat Jumat ntah kenapa rasanya ngantukk banget klo sholat Jum'at dimasjid sekolah. Mungkin karena capek. Apalagi kegiatannya di hari Jumat nya padat banget. Dari pagi ada pembacaan yasin+ceramah dari guru(terkadang ada ustadz yg diundang juga), senam, Jumat bersih(kegiatan bersih bersih. paling bikin capek), penampilan kelas(intinya bakalan ada 1 kelas ngasih semacam kebolehan mereka lah). Abis tu belajar Ampe pukul 11:30. Trus pulangnya jam 3
Mantab pak guru, sejak dulu ingin rasanya saya protes dgn hal itu, tapi takut hahaha. kreatifitas umat muslim itu seperti di belenggu oleh tradisi2 tua yg sebenarnya bisa di modernisasi tanpa menghilangkan esensinya. Termasuk masalah penafsiran hadist, kita dipaksa untuk harus menerima tafsir dari orang2 terdahulu, ketika ada yg mencoba menafsirkan maka akan di teriaki jangan sembarangan atau berani2 menafsirkan hadist dan bla bla bla.. padahal jelas2 di dalam al'quran Allah menyukai bahkan memerintahkan hambanya untuk berpikir. Menurut saya yg tidak boleh itu menganggap tapsirnya yg paling benar tapi mencoba mentafsirkan itu sah sah saja bagi setiap muslim sebagai salah satu bentuk masukan yg bisa di diskusikan dan di perdebatkan untuk mendapatkan makna yg paling mendekati benar. jangan sampai kita jd kaum sebelah yg ketika ajarannya di pertanyakan, dan mentok gk punya jawaban, mereka akan menjawab "ya pokoknya apa yg di katakan oleh pemuka agama kami, ya harus kita imani, karena itulah iman". hahaha.
Mohon maaf, menurut saya benar pendapat saudara bahwa kita umat islam adalah umat yang harus berfikir. Tapi perlu juga memang dilandasi dengan pengetahuan yang mumpuni. Karena penafsiran hadits memang tidak boleh sembarangan. Ada bekal2 keilmuan yang diperlukan sebelum kita menyampaikan penafsiran hadits sama orang lain. Ibarat kalau misalkan ada anak-anak masih sekolah SD, belum belajar tentang kedokteran, kemudian dari satu buku dia belajar tentang penyakit usus buntu, khusus penyakit itu saja. Kemudian jika kira2 anak tersebut memberikan penjelasan tentang usus buntu sesuai dengan pemahamanny, apakah bisa dijadikan landasan bagi orang lain untuk memahami usus buntu?
Sehingga maksud saya, dalam memahami suatu ilmu, mungkin bisa saja kita belajar sendiri dan memahaminy sendiri. Namun ada batas keilmuan antara memiliki ilmu untuk diri sendiri untuk dipraktikkan sendiri, dan ada batas keilmuan untuk bisa menyampaikan ilmu tersebut ke orang lain. Bekal dasar2 keilmuan tersebut lah yang layaknya dimiliki, karena itulah yang membedakan, dan membuat kita dapat mempertanggungjawabkan, menafsirkan hadits sendiri, sama mengikuti tafsir hadits dari ulama2 terdahulu.
Sekarang sudah banyak pula ulama yang kajianny sudah lebih modern dan menerapkan tafsir untuk kehidupan yang lebih modern sekarang. Jadi mungkin bukanny tentang dipaksa menerima tafsir orang2 terdahulu, tapi harusnya memang kita mengerti tentang tafsir2 terdahulu dan dasar2 keilmuan yang diperlukan terlebih dulu sebelum kita menafsirkan sendiri.
dan kenapa saya menggunakan contoh usus buntu? Karena saya adalah orang yang pernah belajar dan memiliki kompetensi untuk menggunakan contoh tersebut. Sehingga saya dapat mempertanggungjawabkan bahkan analogi saya untuk membuat komen di atas. Sehingga seandainya analogi saya dipertanyakan dan ada yg mengajak saya untuk diskusi, saya bisa menjelaskannya lebih jauh. Demikianlah kalimat "jangan sembarangan menafsirkan atau berani menafsirkan hadits dan bla bla bla" seperti kata saudara di atas, jangan diambil makna negatifnya. Tapi cobalah untuk sama2 kita ambil makna positif bahwa memang menafsirkan hadits itu ada batas2 dan keilmuan yang hendaknya dimiliki terlebih dahulu. Sekian. Terima kasih.
@@ridmairsyam1708 Mantab gan, tapi pertanyaannya apa parameter seorang dikategorikan memiliki landasan pengetahuan yang mumpuni? Yg kedua dari penjelasan agan, sepertinya agan orang yang memahami dunia kedokteran, tentunya agan sangat tau sejarah di temukannya Antibiotik oleh Alexander Fleming..? penemuan besar itu tidak luput dari kebiasaan orang2 kuno yg menggunakan kepang dari roti dan kotoran tertentu untuk mengobati luka, orang2 kuno melakukan itu tidak berdasar pada ilmu pengetahuan, melainkan hasil dari insting, logika dan uji coba. Orang orang kuno ini mungkin tidak bisa menemukan Antibiotik tapi dari kebiasaan nyleneh orang2 kuno ini bisa di jadikan acuan bagi orang yg berilmu seperti Alexander Fleming untuk menemukan Antibiotik.
Demikian pula yg saya maksud dgn tafsir, mungkin orang2 yg tidak memiliki landasan pengetahuan yg mumpuni ini memang tidak dapat menafsirkan hadist dgn tepat dan benar, tapi bukan tidak mungkin dari penafsiran2 yg nyleneh itu mengafirmasi orang2 yg punya ilmu pengetahuan untuk menyempurnakan kesimpulan dari tafsirnya. krn ilmu itu seperti rejeki terkadang Allah tdk menyebar rejeki seseorang hanya di satu titik, melainkan seseorang itu harus mencari di titik2 lainnya. demikian hal nya ilmu terkadang tidak muncul hanya di satu atau beberapa otak melainkan gabungan dari banyak otak. itulah yg melandasi munculnya istilah "ada ilmu yg dapat kita ambil dari orang2 bodoh". Yang penting seperti yg saya tekankan dalam komentar saya "jangan menganggap tafsirnya benar dan paling benar" krn "benar dan dan paling benar" itu mentok dan tak bisa diperdebatkan. berbeda jika hanya "mencoba" menafsirkan, ini akan memicu diskusi yg memungkinkan kekayaan ide,gagasan dan pemikiran yg dapat digunakan untuk landasan utk menyimpulkan hingga mencapai kesimpulan yg setidaknya mendekati "benar dan paling benar". Maaf kalo nyleneh hehe...thank you
Betul kata kang guru gembul, kita harus menarik tema khutbah kepada hal² yg relevan, elaborasikan materi khutbah kepada hal yang realistis terjadi pada kehidupan sehari² agar tidak menjadi kesan dogmatis yang turun temurun disampaikan. Perlu juga memahami retorika. Durasinya juga jangan terlalu lama, ketika jamaah sedang asyik2nya menikmati, cukupkan dan tutup khutbahnya. Saya yakin khotib seperti ini membuat jamaah bergairah.
1:00 Quora emang ga kaleng-kaleng kalo soal pembahasan berat
Bener, bang. 😀
Alhamdulillah
Setiap khotbah idul adha baru kali ini sy merasa bosan dg materi itu lg,,ehh diulas oleh pa guru,,,mantaff
Indonesia masih belum banyak untuk berpikir secara relevan,saya juga sering berpikir dan bertanya setiap mendengar khutbah Jum'at,apakah Khotib nggak bosen pembahasan nya cuman akhirat,dosa dan amalan,cerita nabi(pada saat hari raya tertentu)?atau Khotib tidak bisa menyimpulkan cerita cerita yang ada di masyarakat? Padahal banyak cerita yang bisa diangkat menjadi pembahasan khutbah seperti contoh
"Saat pagi Jumat ada Pak haji minta tolong ke si B terus si B ngebantuin pak haji buat ngebersihin halaman rumah nya dan temannya si B juga ikut bantu terus pak haji ngasih rezeki dikit buat si B dan temennya" itu Aja bisa jadi cerita buat khutbah dan bisa menarik para jemaat Jumat buat dengerin cerita Khotib dan bahagia sehingga pembawaan nya nggak bikin ngantuk samsek buat kita para jemaat, dan kalau khotibnya pinter bisa bikin simpulan cerita yang mengundang semangat para jemaat Jumat sehingga jemaat dan Khotib ikut senang
Jaman dulu khutbah jadi media utk update situasi terkini, termasuk sharing ilmu yang relate dgn kehidupan beragama.
Khotib & Khutbah ... motivasi yang dinikmati semua orang yang masih GRATIS, jadi kualitasnya beda sama Motivator / Narasumber ... yg mana 'daging'nya ... dalam bentuk seminar / diklat, ... pake BAYAR !!
Tapi kan Khotib dibayar pahala yg besar
Khotib di masjid saya dibayar kok
Sy td liat ada penyembelihan sapi di pinggir jalan, halangin mobil lewat, darahnya niatnya dialirkan ke solokan di samping nya eh malah ngalir nya ke aspal. Itu di lingkungan sy di Jakarta yg katanya dagingnya berlebih 24000 ton. Sy sebagai org yg ngontrak di sekitar situ aja ga dapat. Sy sih ga masalah mau dapat mau enggak toh dah biasa tahun2 sebelumnya jg ga dapat. Dan utk khotbah, kebetulan masjid di sekitar kantor sy khutbah nya lumayan relevan dgn keseharian. Itu masjid dari gedung pajak loh (yg notabene punya pemerintah dan di pandang sebelah mata karena pajak kan katanya haram). Giliran masjid di belakang gedung kantor, perkampungan gitu, beeuuhhh ceramah nya ttg kekerasan (waktu itu mendeklarasikan perang thd pemerintah yg memenjarakan Habib Rizieq)
Kalau menurut saya pribadi salah satu sebab kenapa masyarakat indonesia sulit maju karena kebiasaan masyarakatnya, jadi gini saya pernah habis dari seminar motivasi dan ketika habis acara itu semangat saya menggebu-gebu rasa ny tidak ada yg tidak bisa saya capai. niat pulang ke rumah ingin langsung melakukan sesuatu yg bermanfaat, membangun diri untuk jadi orang sukses... namun itu cuman bertahan hanya beberapa saat saja, saya langsung kembali ke realita, ketika saya seperti rajin mengerjakan tugas malah dianggap sok rajin, ketika saya ingin ikut less untuk menambah skill saya malah dibilang menghamburkan uang, ketika saya ingin ikut organisasi dibilang membuang-buang waktu.
jadi kebanyakan masyarakat indonesia sudah terlalu nyaman dengan keadaany sekarang, ketika mereka melihat ada orang yg berusaha lebih keras (mencoba keluar dari zona nyaman) mereka akan merasa tertinggal dan terancam. jadi secara sadar maupun tidak kelompok itu mempengaruhi mereka yg ingin beruba tadi agar tetap sama seperti mereka.
(pikiran random jam 2 pagi 😅)