Syair I'TiRaff (Sebuah Pengakuan) Abu Nawas

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 17 май 2020
  • Ilustrasi Syair Al Itiraf Abu Nawas
    - Syair I'tiraf adalah doa Abu Nawas untuk merayu Tuhan, menjadi syair dan pujian yang populer di kalangan muslim.
    Syairnya indah, membuat siapa saja yang membacanya secara khidmat ingin meneteskan air mata.
    Misalkan pada baris pertama syair yang berarti, “Wahai Tuhanku, hamba tak pantas menjadi penghuni surga.
    Namun, hamba pun tak sanggup menjadi penghuni neraka.”
    Apakah ada yang tahu kisah di balik doa Abu Nawas ini?
    Dalam kumpulan cerita Kisah 1001 Malam Abu Nawas Sang Penggeli Hati, asal mula syair i’tiraf dijelaskan.
    Alkisah ada tiga orang tamu bertanya kepada Abu Nawas dengan pertanyaan yang sama.
    Orang pertama bertanya, “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?”
    Abu Nawas menjawab, “Orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil.”
    “Mengapa?” kata orang pertama.
    Sebab lebih mudah diampuni oleh Tuhan,” kata Abu Nawas.
    Orang kedua bertanya, “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?”
    Jawab Abu Nawas, “Orang yang tidak mengerjakan keduanya.”
    Lirik syair Abu Nawas
    adiah dari Sang Sultan berkat menghibur dengan cara yang tidak lazim.
    Salah satu syair ciptaan Abu Nawas yang paling dikenal yaitu Al I’tiraf yang berarti sebuah pengakuan. Isi dari syair doa tersebut sangatlah menyentuh.
    Berikut ini adalah lirik syair Al I’tiraf doa Abu Nawas lengkap dengan artinya.
    إِلهِي لََسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاَ
    Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan
    وَلاَ أَقوى عَلَى النّارِ الجَحِيم
    wa laa aqwaa ‘alaa naaril jahiimi
    Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka Jahim
    فَإنّكَ غَافِرُ الذنْبِ العَظِيْم
    Fa hablii taubatan waghfir zunuubii
    فهَبْ لِي تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذنوبِي
    fa innaka ghaafirudzdzambil ‘azhiimi
    Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar
    ذنوبِي مِثلُ أَعْدَادٍ الرّمَالِ
    Dzunuubii mitslu a’daadir rimaali
    فَهَبْ لِي تَوْبَةً يَاذَاالجَلاَل
    fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali
    Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan
    وَعُمْرِي نَاقِصٌ فِي كُلِّ يَوْمٍ
    Wa ‘umrii naaqishun fii kulli yaumi
    وَذنْبِي زَائِدٌ كَيفَ احْتِمَالِي
    wa dzambii zaa-idun kaifah timaali
    Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya
    َإلهي عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ
    Ilaahii ‘abdukal ‘aashii ataaka
    مُقِرًّا بِالذنوبِ وَقَدْ دَعَاك
    muqirran bidzdzunuubi wa qad da’aaka
    Wahai, Tuhanku ! Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu
    َفَإِنْ تَغْفِرْ فَأنْتَ لِذاك أَهْلٌ
    Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun
    فَإنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُو سِوَاك
    wa in tathrud faman narjuu siwaaka
    Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah yang berhak mengampuni. Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?
    .
    .
    .
    Jangan lupa Follow ig Quh ya guys😊
    @ / muhammad_abd_sanen

Комментарии • 8