Rasulullah saw bersabda : Hendaklah mereka segera berhenti dari membangga-banggakan nenek-moyang mereka yang telah wafat. Mereka itu hanyalah arang neraka jahanam, atau mereka lebih hina di sisi Allah dari hewan yang mendorong kotoran dengan hidungnya.” (HR at-Tirmidzi, dan bernilai hadits Hasan dalam Jami’ul Kabir). “Wahai manusia! Ketahuilah bahwa Tuhan kalian adalah satu, dan bahwa nenek moyang kalian adalah satu. Ingatlah bahwa tidak ada keunggulan bagi seorang Arab atas non-Arab, atau sebaliknya, dan tidak ada keunggulan bagi orang yang berkulit putih atas kulit hitam, atau sebaliknya, kecuali dengan ketakwaan.” (HR Ahmad dalam Jami’ul Hadits). “Termasuk dari sifat sombong adalah menganggap dirinya suci, menyombongkan diri karena menjadi keturunan orang-orang saleh dan mulia, membanggakan diri dengan keturunan. Hal-hal tersebut termasuk akhlak yang tercela, dan sangat jelek sekali. Sungguh hal itu terkadang menimpa sebagian keturunan orang-orang yang terpandang, yang mana mereka tidak memiliki pandangan batin dan tidak mengetahui hakikat ajaran Islam.” (Habib Abdullah al-Haddad, An-Nashaihud Diniyah wal Washayal Imaniyah, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: tt], halaman 189).
Sebenarnya mayoritas ulama (dalam makna tradisional), telah melakukan kekeliruan besar, yakni mencampur adukkan pengertian, batasan, dan fungsi nasab untuk keperluan pencatatan silsilah keluarga yg dirunut sampai ke silsilah yg ribuah tahun yg lalu yg notabene hanya masuk ruang lingkup budaya (termasuk budaya masyarakat arab secara keseluruhan, budaya khusus ningrat eropa, ningrat jawa, dll) dengan pengertian, batasan, dan fungsi nasab dalam wilayah fiqh Islam. Akibat pencampuradukan tersebut, ilmu nasab dalam konteks budaya menjadi seolah-olah sebagai bagian dari urusan agama (cq fiqh), sehingga hanya otoritas keagamaan lah yg berhak berbicara/mengurusi hal tersebut. Padahal fiqh Islam tidak ada hubungannya dengan pengertian, batasan, dan fungsi nasab dalam konteks budaya masyarakat arab secara keseluruhan, dengan ningrat eropa/jawa, dll, karena fiqh Islam hanya membutuhkan bukti nasab seseorang sampai maksimal derajat kedua. Ini berlaku untuk fiqh munakahat (perkawinan), fiqh mawaris, perwalian, dll. Dalam fiqh Islam, kakek terhalang oleh ayah, dan cucu terhalang oleh anak. Ini berlaku disemua urusan fiqh. Selagi ada ayah, yg jadi wali ya ayahnya, kecuali berhalangan. Cucu tak dapat warisan, jika anak masih hidup, dll. Tak pernah saat dilakukan pembagian waris, saat persidangan di muka pengadilan agama, dalam acara pernikahan, dll diseluruh dunia ada pertanyaan soal siapa kakek buyut yg akan menerima waris, siapa kakek buyut yg akan menikah, atau siapa kakek buyut yg akan menjadi saksi? Apalagi pertanyaan tentang kakek dari kakek dari kakek dst yg sudah 1500 tahun yg lalu. Ini bukti bahwa fiqh Islam tak ada hubungannya dengan catatan Nasab seseorang dalam pengertian silsilah sebuah keluarga sebagai kebudayaan. Jadi fiqh munakahat (perkawinan), fiqh mawaris, perwalian, dll tak ada urusannya dengan nasab dalam konteks pencatatan silsilah keluarga sampe ke seribu tahun yg lalu yg menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat arab secara keseluruhan, ningrat eropa, ningrat jawa, dll. Fiqh Islam hanya butuh bukti nasab sampai (maksimal) derajat kedua. Nah, karena sudah jelas mana pengertian, batasan, dan fungsi Nasab untuk keperluan pencatatan silsilah sebuah bangsa, sebuah klan, ningrat dll dan mana pengertian, batasan, dan fungsi Nasab untuk keperluan penerapan fiqh Islam, maka kita langsung paham yg mana yg masuk wilayah studi ilmu sejarah dan mana yg masuk wilayah / otoritas agama. Kalo sudah jelas seperti itu, maka seharusnya tak perlu kita menuding dan memvonis orang2 awam sekalipun yg berbicara soal nasab dalam konteks kebudayaan soal pencatatan silsilah sebuah keluarga yg dirunut sampai ke ribuan tahun yg lalu dianggap merusak agama, karena ini memang bukan wilayah agama. Kalo sudah bukan wilayah agama, jangan dituduh merusak ajaran agama. Orang2 awam, profesor non fiqh, bahkan ulama sekalipun, baru akan dianggap merusak ajaran agama jika mereka berpendapat/mengeluarkan fatwa bahwa Nabi Muhammad, Imam Ubaidillah, Walisongo, dll dinyatakan masih bisa menerima waris, masih bisa jadi wali nikah, masih bisa jadi saksi di persidangan, dll. Terkadang memang ada Ulama yg berusaha mencoba berkelit dari perbedaan pengertian di atas, utamanya dengan memaksakan memasukkan pengertian Dzawil Qurba di jaman dahulu (yakni orang2 tertentu dari kalangan Bani Hasyim dan dari kalangan Bani Muthallib ) yg menjadi pelindung Nabi Muhammad saat dimusuhi kaum kafir, dengan seluruhan anggota Bani Hasyim dan Bani Muthallib di jaman sekarang. Padahal di jaman Nabi pun tak semua anggota 2 Bani itu menjadi penolong Nabi Muhammad. Dan dijaman sekarang pastilah tak ada satupun dari mereka yg menjadi pelindung Nabi Muhammad yg sudah meninggal dunia lebih dari 1000 tahun yg lalu. Itu sebabnya, dengan alasan kondisi/situasi yg sudah berbeda, maka Khalifah Umar pun dengan berani menghapuskan 2 hak yg sangat jelas tercantum dalam al Quran yakni hak2 kaum muallaf (dengan alasan mereka sudah tidak lagi dalam kondisi genting / terancam) dan menghapus hak prajurit muslim atas ghanimah/fa'i yg (pampasan perang) setelah Islam ekspansif kemana-mana dan menjadi superpower di jaman itu (jadi tak fair buat para pemilik tanah jika semua tanah2 yg ditaklukkan oleh pasukan muslim menjadi milik pasukan muslim). Terlebih lagi, di jaman sekarang, yang melindungi syiar Islam, yg melindungi kebebasan umat Islam untuk beribadah, untuk realisasikan hak2nya sebagai warga negara maupun sebagai orang Islam adalah negara, bukan lagi Bani tertentu, bukan lagi person2 tertentu. Wallahualam.
Bro.... ILMIAH ITU SUDAH DICONTOHKAN OLEH BAGINDA RASULULLAH SENDIRI... PENETAPAN AWAL BULAN TIDAK PAKAI KASYAF/MUKJIZAT/SIR PADAHAL BELIAU PALING JOS...TETAP DENGAN ADA KESAKSIAN...MELIHAT LANGSUNG BULAN ATAU ILMIAH... BEGITU JUGA KASUS KIYAFAH PUTRA SAHABAT...
Sering orang lalai dengan kesombongannya sendiri. Sering orang menyampaikan sesuatu yang dianggapnya benar dengan menuding-nuding kesalahan dan kebodohan orang lain dan mendustai sejatinya kejahilan yang ada pada diri sendiri.
Pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh para habaib dan ahli nasab mereka Mana dalilnya bahwa leluhur ba'alwi yg bernama imam Ahmad Muhajir adalah sosok yang sama dengan Ahmad Al Abah bin isa annaffat? Kan yg silsilah nya tersambung ke nabi namanya Ahmad Al Abah bin isa annaffat Kalau sosok yg sama kenapa nama Ubaidillah sampai faqih muqodam tidak ditemukan sebagai anak keturunan Ahmad Al Abah bin isa annaffat? Kalau imam Ahmad Muhajir adalah sosok yang sama dengan Ahmad Al Abah bin isa annaffat Kenapa tempat tinggal nya berbeda Imam Ahmad Muhajir tempat tinggalnya di Basrah Sedangkan Ahmad Al Abah bin isa annaffat tempat tinggal nya di Madinah? Imam Ahmad Muhajir saja hijrah ke yaman tahun 317 hijrah malah di kitab masraurowi hijrah nya 516 hijriah? Sedangkan di tahun 317 hijriah Ahmad Al Abah bin isa annaffat ada di Madinah masih bertemu imam Ali annaqy
@@anakbaik7168 Kata para habaib Kota Tarim bagaikan surga anehnya para habaib di Indonesia ga ada yg mau tinggal disana ? Itu karena di Indonesia para habaib mendapatkan kehormatan dan harta dari para Muhibbinnya berbeda dgn di Yaman mereka tak mendapatkan apa-apa 😉 Di Indonesia diperlakukan seperti raja Kalau di Tarim ga ada yg mau memperlakukan para habaib seperti raja kan orang disana tau semua kalau para habaib bukan keturunan nabi 😆
@@asce4U klu Gus Dur, pribadi sebetulnya ga koar2 dan di bisniskan , tapi klu kabib Lutfhi udh jelas malsuin nya Krn itu makam orang dan klrganya ada, dan di sinyalir nyari cuan bayangkan klu Ampe 1 tahun kuncen setor ke kabib Lutfhi Ampe 5 karung duit, hadeeeh
Kebenaran tesis kyai Imad mendekati mutlak, hanya bisa tersanggah bila ditemukan kitab yang mengisi rentang waktu 500 tahun yang terputus, atau manuskrip, atau inskripsi makam, itupun masih harus berhadapan dengan test DNA yang ternyata meleset. Jadi, kepalsuan nasab baalwi 100% Hanya orang-orang termakan doktrin sesat dan pembela kepentingan pribadi yang masih percaya ketersambungan nasab ba'alawy ke nabi Muhammad.
Ilmu sirr itu tdk berkaitan dngn nasab,.. Ketika seseorang senantiasa dlm hal ihwal hati serta kelakuan nya mengikuti sunnah2 nabi maka bersambunglah sirrnya dngn Baginda nabi,..kecintaan itu salah jalur bersambungnya sirr dngn Baginda nabi..
Ilmu sir itu cuma ancer2 atau klo orang skrg namanya filling nah sirr atau filling itu bisa di katakan benar klo terbukti di alam nyata dan bisa di ilmiah kan sehingga bisa diakses orang banyak gitu tapi klo tdk terbukti di alam nyata atau di ilmiah kan sir itu segera buang jauh sebab itu bisa jadi cuman khayalan kita
Bismillah, Sir kurang cocok di pakai untuk penentuan sesuatu yg bisa di buktikan secara ilmiah ... misal ada maling terlihat jelas di cctv dia pencurinya tp masih tetap memaksa mnggunakan ilmu sir untuk mnentukan malingnya ya kurang tepat jg krn jk hasilnya sampai berbenturan dng cctv malah ilmu sir ini akan jd bahan olok2an orang kafir...dan perlu di ktahui bhw cctv itu jg ilmu ALLOH SWT,penemu lensa kamera itu orang muslim bukan dari jerman,jerman hny tahu matangnya saja....Allohua'lam
@@nurhajis.pd.i5256 trs ulamak nasab muali abad 4 samapai 8 kau pikir orang kafir gitu ? Atu lebeih mulia gus abbas dari pada ulamak ahli nasab yg tidak menulis ubed sebagai cucu ahmad bin isa.dasar dungu
Naqobah irak mengakui ba'alwi sbg bagian keluarga dari ahmad bin isa nggk ,krn ahmad bin isa orang irak dan tentunya keluarganya masih ada....klo naqobah dari irak tdk mngakui ya sdah berarti putus dan croscek saja ke irak....
Coba baca silsilah mereka yg dipajang di 😅dinding..ank lahir lbh dulu dr bapake,bpk sdh matek 4 taon ,anknya lair.. Yg masuk nalar aja,biar dunia pondok g jd bhn tertawaan.
Bro....ini...ini...ini... HARUS ADU KERAMAT DENGAN AYAHNYA MBAH MUFID YANG MENYATAKAN BA'ALWI ITU YAHUDI... SIAPA SIR YANG JOSSS... BELIAU ATAU AYAHNYA MBAH MUFID...
Kalau orang merasa tau agama, pasti tau ceritanya jaman kanjeng nabi muhamad saw, ajaran nabi gimana, yg ngaku2 cucu nabi skrng bagaimana..sesuai apa tidk, mencerminkan ajaran nabi atau tidk, gitu saja dah tau..kalo sudah mabok agama ,pokok ikut2n saja..
Mukin betul juga yg dinkatakn kyai muda ini..hbb yg asli yg dalm ilmu sir menrut beliau nyambung ke rosul adalah habb yg jadi ulama yg nyambung ke rosul itu snad ilmunya bukan nadbnya 😂😂😂
Ngak usah Cari pak ustad ngak Ada ini bukan kerana mahu percaya atau ngak.ustad tolong Cari yg mana org emosi lalu patut kah yg jadi santri ikut emosi sama pasti bertemu.ada yg mengacam ajak beratam guna senjata di media ini bukan hbs,seorg having ada lagi yg ngku kakeknya dianiaya yg mana kisah cucu NABI apakah Di tujukan pada umat skrg mana logika nya.lihat persis wajah muka nya Kayak pecah gelas belom sahih hanya ngaku pakei parang Ada bukti Nya.vidionya.ya untuk kesedaran aja.semoga Dia diberikan hidayah.jgn udah mahu ngopi saya miskin kasi kamu gelas
Semua nya kok d bikin sulit dan ruwet...Alloh menciptakan alam semesta untuk d teliti manusia agar tahu bahwa ALLOH MAHA KUASA...sidik jari..urat mata...pun jg tes DNA...yg ngaku cucu nabi mau d tes DNA ...maka selesai urusan...KLO memang bener cucu nabi pasti mau d tes DNA....dawir dan dan nipu kibin jadi hilang..inilah yg jadi pertimbangan habib palsu
Alhamdulillah ada seorang ustadz yg mencerdaskan bngsa SMG berkah smuanya
Mantap, penjelasan sangat ilmiah
mantap Gus
ustadz idaman anak anak santri, pebawa,anya mencairkan suasana😂.🙏🙏🙏
mantap pk ustad, ceramahnys mencerdaskan dan menncerahkan umat dg nalar yg jelas dan masuk akal.
Mantap yai... ❤❤❤
Rasulullah saw bersabda :
Hendaklah mereka segera berhenti dari membangga-banggakan nenek-moyang mereka yang telah wafat. Mereka itu hanyalah arang neraka jahanam, atau mereka lebih hina di sisi Allah dari hewan yang mendorong kotoran dengan hidungnya.” (HR at-Tirmidzi, dan bernilai hadits Hasan dalam Jami’ul Kabir).
“Wahai manusia! Ketahuilah bahwa Tuhan kalian adalah satu, dan bahwa nenek moyang kalian adalah satu. Ingatlah bahwa tidak ada keunggulan bagi seorang Arab atas non-Arab, atau sebaliknya, dan tidak ada keunggulan bagi orang yang berkulit putih atas kulit hitam, atau sebaliknya, kecuali dengan ketakwaan.” (HR Ahmad dalam Jami’ul Hadits).
“Termasuk dari sifat sombong adalah menganggap dirinya suci, menyombongkan diri karena menjadi keturunan orang-orang saleh dan mulia, membanggakan diri dengan keturunan. Hal-hal tersebut termasuk akhlak yang tercela, dan sangat jelek sekali. Sungguh hal itu terkadang menimpa sebagian keturunan orang-orang yang terpandang, yang mana mereka tidak memiliki pandangan batin dan tidak mengetahui hakikat ajaran Islam.” (Habib Abdullah al-Haddad, An-Nashaihud Diniyah wal Washayal Imaniyah, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: tt], halaman 189).
Maaf ralat
Itu kata Sayyid ganti
Habib abdullah alhadad
@@JalsahRahat betul sekali ! Terima kasih koreksinya !
Sebenarnya mayoritas ulama (dalam makna tradisional), telah melakukan kekeliruan besar, yakni mencampur adukkan pengertian, batasan, dan fungsi nasab untuk keperluan pencatatan silsilah keluarga yg dirunut sampai ke silsilah yg ribuah tahun yg lalu yg notabene hanya masuk ruang lingkup budaya (termasuk budaya masyarakat arab secara keseluruhan, budaya khusus ningrat eropa, ningrat jawa, dll) dengan pengertian, batasan, dan fungsi nasab dalam wilayah fiqh Islam. Akibat pencampuradukan tersebut, ilmu nasab dalam konteks budaya menjadi seolah-olah sebagai bagian dari urusan agama (cq fiqh), sehingga hanya otoritas keagamaan lah yg berhak berbicara/mengurusi hal tersebut.
Padahal fiqh Islam tidak ada hubungannya dengan pengertian, batasan, dan fungsi nasab dalam konteks budaya masyarakat arab secara keseluruhan, dengan ningrat eropa/jawa, dll, karena fiqh Islam hanya membutuhkan bukti nasab seseorang sampai maksimal derajat kedua. Ini berlaku untuk fiqh munakahat (perkawinan), fiqh mawaris, perwalian, dll. Dalam fiqh Islam, kakek terhalang oleh ayah, dan cucu terhalang oleh anak. Ini berlaku disemua urusan fiqh. Selagi ada ayah, yg jadi wali ya ayahnya, kecuali berhalangan. Cucu tak dapat warisan, jika anak masih hidup, dll.
Tak pernah saat dilakukan pembagian waris, saat persidangan di muka pengadilan agama, dalam acara pernikahan, dll diseluruh dunia ada pertanyaan soal siapa kakek buyut yg akan menerima waris, siapa kakek buyut yg akan menikah, atau siapa kakek buyut yg akan menjadi saksi? Apalagi pertanyaan tentang kakek dari kakek dari kakek dst yg sudah 1500 tahun yg lalu. Ini bukti bahwa fiqh Islam tak ada hubungannya dengan catatan Nasab seseorang dalam pengertian silsilah sebuah keluarga sebagai kebudayaan.
Jadi fiqh munakahat (perkawinan), fiqh mawaris, perwalian, dll tak ada urusannya dengan nasab dalam konteks pencatatan silsilah keluarga sampe ke seribu tahun yg lalu yg menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat arab secara keseluruhan, ningrat eropa, ningrat jawa, dll. Fiqh Islam hanya butuh bukti nasab sampai (maksimal) derajat kedua.
Nah, karena sudah jelas mana pengertian, batasan, dan fungsi Nasab untuk keperluan pencatatan silsilah sebuah bangsa, sebuah klan, ningrat dll dan mana pengertian, batasan, dan fungsi Nasab untuk keperluan penerapan fiqh Islam, maka kita langsung paham yg mana yg masuk wilayah studi ilmu sejarah dan mana yg masuk wilayah / otoritas agama.
Kalo sudah jelas seperti itu, maka seharusnya tak perlu kita menuding dan memvonis orang2 awam sekalipun yg berbicara soal nasab dalam konteks kebudayaan soal pencatatan silsilah sebuah keluarga yg dirunut sampai ke ribuan tahun yg lalu dianggap merusak agama, karena ini memang bukan wilayah agama. Kalo sudah bukan wilayah agama, jangan dituduh merusak ajaran agama.
Orang2 awam, profesor non fiqh, bahkan ulama sekalipun, baru akan dianggap merusak ajaran agama jika mereka berpendapat/mengeluarkan fatwa bahwa Nabi Muhammad, Imam Ubaidillah, Walisongo, dll dinyatakan masih bisa menerima waris, masih bisa jadi wali nikah, masih bisa jadi saksi di persidangan, dll.
Terkadang memang ada Ulama yg berusaha mencoba berkelit dari perbedaan pengertian di atas, utamanya dengan memaksakan memasukkan pengertian Dzawil Qurba di jaman dahulu (yakni orang2 tertentu dari kalangan Bani Hasyim dan dari kalangan Bani Muthallib ) yg menjadi pelindung Nabi Muhammad saat dimusuhi kaum kafir, dengan seluruhan anggota Bani Hasyim dan Bani Muthallib di jaman sekarang. Padahal di jaman Nabi pun tak semua anggota 2 Bani itu menjadi penolong Nabi Muhammad. Dan dijaman sekarang pastilah tak ada satupun dari mereka yg menjadi pelindung Nabi Muhammad yg sudah meninggal dunia lebih dari 1000 tahun yg lalu.
Itu sebabnya, dengan alasan kondisi/situasi yg sudah berbeda, maka Khalifah Umar pun dengan berani menghapuskan 2 hak yg sangat jelas tercantum dalam al Quran yakni hak2 kaum muallaf (dengan alasan mereka sudah tidak lagi dalam kondisi genting / terancam) dan menghapus hak prajurit muslim atas ghanimah/fa'i yg (pampasan perang) setelah Islam ekspansif kemana-mana dan menjadi superpower di jaman itu (jadi tak fair buat para pemilik tanah jika semua tanah2 yg ditaklukkan oleh pasukan muslim menjadi milik pasukan muslim).
Terlebih lagi, di jaman sekarang, yang melindungi syiar Islam, yg melindungi kebebasan umat Islam untuk beribadah, untuk realisasikan hak2nya sebagai warga negara maupun sebagai orang Islam adalah negara, bukan lagi Bani tertentu, bukan lagi person2 tertentu.
Wallahualam.
Wah hebat makna dan logikane ustad😂😂😂❤
Dlm pembahasan di Kitab Al Ghurar diterangkan Nasab Ba Alwi di isbat berdasarkan mimpi.
Bro.... ILMIAH ITU SUDAH DICONTOHKAN OLEH BAGINDA RASULULLAH SENDIRI...
PENETAPAN AWAL BULAN TIDAK PAKAI KASYAF/MUKJIZAT/SIR PADAHAL BELIAU PALING JOS...TETAP DENGAN ADA KESAKSIAN...MELIHAT LANGSUNG BULAN ATAU ILMIAH...
BEGITU JUGA KASUS KIYAFAH PUTRA SAHABAT...
Sering orang lalai dengan kesombongannya sendiri. Sering orang menyampaikan sesuatu yang dianggapnya benar dengan menuding-nuding kesalahan dan kebodohan orang lain dan mendustai sejatinya kejahilan yang ada pada diri sendiri.
Ilmu sir itu untuk diri sendiri
...lumayan 1 jt...
Pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh para habaib dan ahli nasab mereka
Mana dalilnya bahwa leluhur ba'alwi yg bernama imam Ahmad Muhajir adalah sosok yang sama dengan Ahmad Al Abah bin isa annaffat?
Kan yg silsilah nya tersambung ke nabi namanya Ahmad Al Abah bin isa annaffat
Kalau sosok yg sama kenapa nama Ubaidillah sampai faqih muqodam tidak ditemukan sebagai anak keturunan Ahmad Al Abah bin isa annaffat?
Kalau imam Ahmad Muhajir adalah sosok yang sama dengan Ahmad Al Abah bin isa annaffat
Kenapa tempat tinggal nya berbeda
Imam Ahmad Muhajir tempat tinggalnya di Basrah
Sedangkan Ahmad Al Abah bin isa annaffat tempat tinggal nya di Madinah?
Imam Ahmad Muhajir saja hijrah ke yaman tahun 317 hijrah malah di kitab masraurowi hijrah nya 516 hijriah?
Sedangkan di tahun 317 hijriah Ahmad Al Abah bin isa annaffat ada di Madinah masih bertemu imam Ali annaqy
Tidak bisa dijawab gimana lha wong diajak ketemuan sama robithoh dan tokoh ba'alawi pada kabur
@@anakbaik7168
Kata para habaib Kota Tarim bagaikan surga anehnya para habaib di Indonesia ga ada yg mau tinggal disana ?
Itu karena di Indonesia para habaib mendapatkan kehormatan dan harta dari para Muhibbinnya berbeda dgn di Yaman mereka tak mendapatkan apa-apa 😉
Di Indonesia diperlakukan seperti raja
Kalau di Tarim ga ada yg mau memperlakukan para habaib seperti raja kan orang disana tau semua kalau para habaib bukan keturunan nabi 😆
Kabib Lutfhi yg malsuin makam itu jg pake sir,
Gusdur juga bang nemuin makam sunan kalijaga disenori tuban juga pake sirr wkwkwk
@@asce4U klu Gus Dur, pribadi sebetulnya ga koar2 dan di bisniskan , tapi klu kabib Lutfhi udh jelas malsuin nya Krn itu makam orang dan klrganya ada, dan di sinyalir nyari cuan bayangkan klu Ampe 1 tahun kuncen setor ke kabib Lutfhi Ampe 5 karung duit, hadeeeh
Sayangnya lampu pondoknya kurang terang
Kebenaran tesis kyai Imad mendekati mutlak, hanya bisa tersanggah bila ditemukan kitab yang mengisi rentang waktu 500 tahun yang terputus, atau manuskrip, atau inskripsi makam, itupun masih harus berhadapan dengan test DNA yang ternyata meleset. Jadi, kepalsuan nasab baalwi 100%
Hanya orang-orang termakan doktrin sesat dan pembela kepentingan pribadi yang masih percaya ketersambungan nasab ba'alawy ke nabi Muhammad.
Setuju
Ilmu sirr itu tdk berkaitan dngn nasab,.. Ketika seseorang senantiasa dlm hal ihwal hati serta kelakuan nya mengikuti sunnah2 nabi maka bersambunglah sirrnya dngn Baginda nabi,..kecintaan itu salah jalur bersambungnya sirr dngn Baginda nabi..
Sama , menurut sir saya bahwa ba Alawi muthlaq tidak yambung ke rosullah 😁
Ilmu sir itu cuma ancer2 atau klo orang skrg namanya filling nah sirr atau filling itu bisa di katakan benar klo terbukti di alam nyata dan bisa di ilmiah kan sehingga bisa diakses orang banyak gitu tapi klo tdk terbukti di alam nyata atau di ilmiah kan sir itu segera buang jauh sebab itu bisa jadi cuman khayalan kita
Bismillah, Sir kurang cocok di pakai untuk penentuan sesuatu yg bisa di buktikan secara ilmiah ... misal ada maling terlihat jelas di cctv dia pencurinya tp masih tetap memaksa mnggunakan ilmu sir untuk mnentukan malingnya ya kurang tepat jg krn jk hasilnya sampai berbenturan dng cctv malah ilmu sir ini akan jd bahan olok2an orang kafir...dan perlu di ktahui bhw cctv itu jg ilmu ALLOH SWT,penemu lensa kamera itu orang muslim bukan dari jerman,jerman hny tahu matangnya saja....Allohua'lam
Menurut sir saya,habib tidak tersambung....
Intinya yg tidak percya dan tidak yakin dengan nasab ba Alwy. Tanggung jawab nabi dihadapan nabi
Ustadz antum masyaallah, jangan sampai hubbu syuhroh cuman ngejar viral di youtube sampai2 ikut membatalkan ba'alawy. Mari kita kritik Akhlaqnya habis2an habib2 yg suka nakal. Tapi nasabnya jgn smpe didustakan kalo sudah diisbat Imam Ibnu Hajar
Emang bisa ulamak fiqih meng isbat nasab?.bukanya yg meng isbat nasab itu khususi ulamak nasab?
Jangan ikut2an Pak Imad Kang
Hafal kitab apa saja Kang? Gus Qoyyum Alim Allamah Hafal Qur'an, Gus Baha' Alim Allamah hafal Qur'an mengakui Ba'alawi, Antum hafal apa saja?
@@nurhajis.pd.i5256 trs ulamak nasab muali abad 4 samapai 8 kau pikir orang kafir gitu ? Atu lebeih mulia gus abbas dari pada ulamak ahli nasab yg tidak menulis ubed sebagai cucu ahmad bin isa.dasar dungu
@@nurhajis.pd.i5256 bahas nasab kok ke alim.bahas nasab itu pakai data buka pakai alim goblok
Kulo mboten percoyo kabib blass bosss
Habaib itu BUKAN Dzuriyah Rasullullah ..
Habaib itu Dzuriyah nya alwi bin Ubaidillah ..
Fakta tak terbantahkan !!
@@ggujiro7785 betul kang bombardir canel Mukibon
Naqobah irak mengakui ba'alwi sbg bagian keluarga dari ahmad bin isa nggk ,krn ahmad bin isa orang irak dan tentunya keluarganya masih ada....klo naqobah dari irak tdk mngakui ya sdah berarti putus dan croscek saja ke irak....
Padahal G
Coba baca silsilah mereka yg dipajang di 😅dinding..ank lahir lbh dulu dr bapake,bpk sdh matek 4 taon ,anknya lair..
Yg masuk nalar aja,biar dunia pondok g jd bhn tertawaan.
Bro....ini...ini...ini...
HARUS ADU KERAMAT DENGAN AYAHNYA MBAH MUFID YANG MENYATAKAN BA'ALWI ITU YAHUDI...
SIAPA SIR YANG JOSSS...
BELIAU ATAU AYAHNYA MBAH MUFID...
Syuhroh wa istifadloh kenapa tdk dipake?
Darah mudanya masih keluar,
ANTUM PUNYA ILMU SIR?
Kalau orang merasa tau agama, pasti tau ceritanya jaman kanjeng nabi muhamad saw, ajaran nabi gimana, yg ngaku2 cucu nabi skrng bagaimana..sesuai apa tidk, mencerminkan ajaran nabi atau tidk, gitu saja dah tau..kalo sudah mabok agama ,pokok ikut2n saja..
Mukin betul juga yg dinkatakn kyai muda ini..hbb yg asli yg dalm ilmu sir menrut beliau nyambung ke rosul adalah habb yg jadi ulama yg nyambung ke rosul itu snad ilmunya bukan nadbnya 😂😂😂
Bib Selain ilmu sir ada ilmu tafsir mimpi 😮
Tenan ahli ra..... Kyai midel baru
Ya klo belum faham tesis k.Imad , nggak usah ngomong nasab,
Ngak usah Cari pak ustad ngak Ada ini bukan kerana mahu percaya atau ngak.ustad tolong Cari yg mana org emosi lalu patut kah yg jadi santri ikut emosi sama pasti bertemu.ada yg mengacam ajak beratam guna senjata di media ini bukan hbs,seorg having ada lagi yg ngku kakeknya dianiaya yg mana kisah cucu NABI apakah Di tujukan pada umat skrg mana logika nya.lihat persis wajah muka nya Kayak pecah gelas belom sahih hanya ngaku pakei parang Ada bukti Nya.vidionya.ya untuk kesedaran aja.semoga Dia diberikan hidayah.jgn udah mahu ngopi saya miskin kasi kamu gelas
Klu pengen aman habib2 wajib dimusnahkan.
Semua nya kok d bikin sulit dan ruwet...Alloh menciptakan alam semesta untuk d teliti manusia agar tahu bahwa ALLOH MAHA KUASA...sidik jari..urat mata...pun jg tes DNA...yg ngaku cucu nabi mau d tes DNA ...maka selesai urusan...KLO memang bener cucu nabi pasti mau d tes DNA....dawir dan dan nipu kibin jadi hilang..inilah yg jadi pertimbangan habib palsu