Nunas ampure ring Bapak Jro Mangku Anom. Titiyang metaken indik TOS Kebendesaan , mana yg. benar : Pasek Bendesa mas atau Bendesa Manik Mas. Suksema Pak Jro. Om Canti Canti Canti Om..
Om suwastiastu ampuro ty Jro mang ku Yen iwang indik petaken tiyang duwaning tiyang matemu sareng semoton bendeso manik mas ty durung paham silsilah kok Wenten sane Gusti Wenten sane guru punapi sopatut ne joro mangku ampuro ping banget suksemo jromaku🙏
Patut Pisan Raja Bali pertama, leluhur Pasek KI PATIH HULUNG Cuma. Sebentar Kerena Ki Patih HULUNG Pernah jadi Patih Jaman Dalem Sri Ratne Bali Banten Dalem Bedehulu
Matur suksema Nara Sumber yg begitu cerdas memaparkan ttg pelinggih2 di sekitar Pedarman tty , Arya Dauh Bale Agung. Dari kecil sampun diberitahu srng Nak lingsir, namun tdk setatas niki, Rahayu 🙏🙏
Om Swastyastu jro. Mangku.Suksme pemaparanya jro mangku, niki becik pisan. Pitaken tityang selaku Warih Bali mule Kayu selem. Tyang pangihin pelarian tityang diatas penataran agung tepatnya die sebelah kanan menghadap ke timur. Apakah le jelaskan niki sama dengan pedharman kami Jro. Nunas tuntunanya ngeh. Om Shanti Shanti Shanti.
Rereh paparan Malih kidik jro yg menurunkan Bendesa manik mas tiang temukan ring sejarah,Ida pukulun sang Sapta RSI sane no. 4 mapesengan Ida MPU withadarma
Suksma pemaparannya Jro Mangku Anom Putu Artayasa,cukup bagus,tidak keliru memberi nilai bagus waktu mengikuti pendidikan Bintara di SPN Singaraja,Rahayu Jro mangku Anom.
Tiang Pasek Kayu Selem mireng Niki sangat masuk akal selain berdasarkan sastra,lontar,, Pemangku Niki penduduk asli yg tau keberadaan pura dan sejarahnya,,,dan apa di sampaikan bisa di klarifikasi kepada desa Adat langsung,,suksma Jro Mangku 🙏🙏
Perihal Penting Yang Harus Diketahui Oleh Soroh/Warga Pande. Bhisama Keempat, Tentang Larangan Memakai Tirtha Pedanda. Bhisama Keempat, adalah bhisama Mpu Siwa Saguna mengenai larangan menggunakan tirtha Brahmana Pedanda, tegasnya larangan memakai tirtha dari sulinggih keturunan Danghyang Nirartha (Dwijendra), yang memakai gelar Pedanda. Larangan itu sama sekali bukan didasari oleh niat merendahkan atau melecehkan sulinggih golongan lain, tetapi karena pemakaian tirtha dari Sira Mpu untuk segala upacara warga pande sebenarnya menyangkut beberapa prinsip yang sangat fundamental sifatnya bagi Warga Pande. Warga Pande sangat menghormati dan memuliakan semua sulinggih dari warga atau soroh manapun asal beliau berasal pada waktu beliau masih walaka. Berikut dipaparkan mengapa Warga Pande tidak diperkenankan memakai tirtha sulinggih lainnya pada waktu melakukan upacara apapun di lingkungan mereka sendiri. Pelarangan itu tercantum dalam bhisama Mpu Siwa Saguna kepada Brahmana Dwala yang berbunyi sebagai berikut: "Yan kita angupakara sawa, aywa kita weh aminta tirtha ring sang Brahmana Pandhita. Ngong anugraha kita ri wekas, samang da kita tan kanarakan". (kalau engkau mengupacarai mayat, janganlah hendaknya engkau mohon tirtha dari sang Brahmana Pandhita. Hal itu kuperingatkan kepadamu agar engkau tidak mendapat kesengsaraan di kemudian hari). Dalam rontal Babad Pande Bratan, yang diketemukan di Jero Kawan Ubud, Kabupaten Gianyar (Gedong Kirtya Z 3494), yang dikoleksi oleh Jean F. Guermonprez, penulis buku: "Les Pande de Bali", dijelaskan lebih lanjut mengapa Warga Pande tidak boleh mohon tirtha kepada Brahmana Pedanda. Penjelasan Mpu Siwa Saguna adalah sebagai berikut: "Mwah yan kita mayadnya suka mwang dukha, aywa nurunakna tirtha Brahmana. Nguni kawitan ta kita madiksa widhi-krama minta nugraha ring paduka Bhatara. Mangkana kengeta, aja lali, weruhakena mwang sanak ira kabeh, kita kabeh aywa lupa ring Aji Dharma Kapandeyan, aywa kita lupa ring kejaten". (Dan lagi kalau engkau meyadnya baik yadnya yang ada kaitannya dengan suka maupun duka, janganlah nuwur (mohon) tirtha atau air suci dari Brahmana Pedanda. Mengapa? Karena sejak jaman dulu leluhurmu Madiksa Widhi-Krama, mohon panugrahan langsung ke hadapan Ida Bhatara. Demikianlah, ingatlah selalu, jangan lupa beritahukan hal itu kepada semua keturunanmu dikemudian hari. Janganlah lupa pada Aji Dharma Kapandean, janganlah engkau lupa pada jati dirimu). Dari bhisama itu jelaslah bahwa penggunaan tirtha Sri Mpu bukan hanya pada waktu Pitra Yadnya saja, tetapi untuk segala upacara Panca Yadnya di lingkungan Warga Pande. Berikut diuraikan alasan-alasan mengapa Warga Pande tidak dibenarkan memakai tirtha Sulinggih lain, selain tirtha Sri Mpu bilamana mereka melaksanakan segala upacara Panca Yadnya: Pertama, karena pemakaian Sira Mpu merupakan penerusan tradisi leluhur yang telah berlangsung sejak jaman sebelum kedatangan Danghyang Nirartha (Dwijendra) ke Bali, karena jauh sebelum beliau datang di Bali, Warga Pande telah mempunyai sulinggihnya sendiri yaitu Sira Mpu. Tradisi itulah yang diwariskan dari generasi ke generasi, kendatipun pada jaya-jayanya sistem kerajaan di Bali banyak rintangan dan hambatan yang dialami oleh Warga Pande, karena banyak warga desa yang menolak pemakaian Sira Mpu pada waktu Warga Pande melakukan upacara Pitra Yadnya. Kedua, Warga Pande tidak mempergunakan Pedanda, karena berdasarkan ajaran Panca Bayu, ada mantra-mantra khusus yang khusus berlaku bagi Warga Pande yang berhubungan dengan profesinya sebagai Pande yang tidak dipakai oleh para Pedanda. Mantra-mantra itu tidak boleh dilupakan dalam melaksanakan profesinya dan dalam berbagai upacara mereka. Mantra itu terdapat dalam Dharma Kepandeyan, seperti mantra sepit, palu dan mantra untuk perabot-perabot memande lainnya. Ketiga, karena Warga Pande sebagaimana juga dengan warga-warga lainnya di Bali mempunyai aturan tersendiri dalam pembuatan surat Kajang Kawitan bagi masing-masing soroh mereka pada upacara kematian. Kajang Kawitan untuk Warga Pande hanya dipahami secara mendalam oleh Sira Mpu Pande atau Mangku Pande saja dan oleh karena itu hanya merekalah yang berwenang membuatnya. Kajang Kawitan adalah semacam KTP atau SIM dalam kehidupan modern. Kalau KTP tidak cocok, misalnya photonya lain dengan orangnya, tentu saja KTP yang salah itu akan sangat menyulitkan. Keempat, karena tatacara padiksaan di kalangan Warga Pande sangat berbeda dengan tatacara padiksaan di kalangan warga lain, karena tatacara Mediksa Widhi-Krama, - yang akan diuraikan lebih mendalam dalam ketetapan tersendiri. Karena perbedaan yang sangat hakiki itulah mengapa Warga Pande tidak mempergunakan tirtha dari para Sulinggih lainnya, dalam segala jenis upacara mereka. Hendaknya dipahami bahwa Bhisama keharusan memakai tirtha Sira Mpu sendiri bukan dilandasi oleh maksud merendahkan Sulinggih lain. Tidak beda halnya pada waktu kita mencari dokter. Kalau kita sakit gigi, misalnya, tentu dokter yang paling tepat adalah dokter gigi, bukan dokter ahli jantung, demikian juga sebaliknya. Kalau kita mencari dokter gigi, tentu bukan karena kita melecehkan atau menghina dokter ahli jantung. Disarikan dari : Keputusan/Ketentuan Pesamuhan Agung IV Maha Semaya Warga Pande Provinsi Bali Tanggal 1 Juni 2007 Di Wantilan Sri Keçari Warmadewa Mandapa Pura Agung Besakih. OM Shanti, Shanti, Shanti OM.
Saya suka dgn pemaparan Pak Mangku Putu Anom yg cerdas dan berpengetahuan , narasi teratur dan adem disimak. Ada kritik soal pelinggih Dwijaindra yg disimpulkan tdk patut utk warga ida bagus, sebaiknya jgn mengambil referensi dari satu sumber. Dwija Indra = Guru yg Agung - ini sebutan Dang Hyang Nirartha setelah beliau di Dwijati yg ke dua dari penganut Budha Sogatha ke Siwa Sidhanta. Pelinggih Dwijaindra utk menghormati Dang Hyang Dwijendra karena beliau adalah tokoh legendaris masyarakat Bali, yang memperkuat akar-akar agama dan kebudayaan Hindu di Bali setelah Mpu Kuturan, beliau adalah budayawan dengan karya sastra dan filsafatnya serta arsitektur konsep tata ruang bangunan pura, maupun sebagai tokoh yang berhasil mengadakan pembaharuan utk menyembah Satu Tuhan dan realisasinya pendirian Padmasana. Sebelumnya soroh dan klan di bali msh dominan melakukan penyembahan roh leluhur saja meskipun teologi Tri Murti secara horizontal sesuai fungsi sdh disosialisasikan sejak masa prabhu Udayana. Dang Hyang Dwijendra mengamati kelemahan konsep Hindu di jawa yg kalah dgn konsep teologi Islam yg vertikal . Disinilah kelebihan beliau diantara semua yogiswara pembaharu konsep Ketuhanan di Bali dgn menerapkan teologi Tri Purusa - menyembah kesaan Tuhan secara vetikal. Pelinggih Dwijaindra kemudian dibangun utk menghormati jasa beliau yg termasuk kedalam kelompok 5 sulinggih yg memiliki kewenangan melebihi para Yogiswara lainnya yg berjasa menata kehidupan spritual masyrakat Bali, dan pelinggih itu bukanlah pedarman, namun statusnya jauh lebih tinggi. Jika pelinggih tsb diklaim milik soroh lain, faktanya turun temurun pemangku yg ngayah selalu dari kalangan Ida Bagus, Odalan juga secara turun temurun dipuput puluhan Pedanda Siwa, dan pelaba pelinggih berupa tanah sawah tsb ber-sertifikat atas nama Betara Sakti Dwijendra. Proses mengatas-namakan pemegang hak dalam sertifikat kan tdk asal cantumkan nama bgt saja, ada proses dan pengumuman terbuka di desa sebelum lanjut diterbitkan. Faktanya jg hampir semua pemangku dan pengayah di Penataran Agung mengatakan pelinggih tsb utk warga Ida Bagus bukan soroh lain, belum pernah ada soroh lain selain brahmana siwa dan buddha mepuja di pelinggih tsb. Masyarakat ngaturan pengaci- ngaci bisa saja dahulunya Raja menunjuk salah satu desa, dan itu bukan berati yg dipuja leluhurnya..sama halnya dgn byk Pura lain. Misalnya Pura Suranadi dan Batu Bolong di Lombok yg ngaturan pengaci ngaci warga dari desa mayoritas soroh Pasek tetapi pura tsb linggih Betare Sakti Dwijendra. Masalah beliau pernah atau belum ke Besakih secara phisik, saya pikir bukanlah faktor utama berdiirinya sebuah pelinggih penghormatan...tapi pertimbangannya adalah jasa besar yg merubah tatanan sosial dan wajib dikenang, Mgk perlu diungkap pendirian pelinggih tsb dgn bukti autentik apakah mulai dibangun sejak awal berdiri Besakih atau menyusul dan bertahap atau sebelum kedatangan Dwi Jendra ke Bali, suksme🙏
@@gussurya3599 patah, titiang taler bingung dgn pemaparan Bli Mangku puniki yg tdk menyebut sumber sastranya...namun agar lebih jelas..dados klarifikasi ring sulinggih pedande siwe, janten jelas sumbernya, titiang sampun menemui pemangku sane nyanggre pelinggih Betare DangHyang Dwi Djendra ring besakih, beliau sangat paham dari awal dan jg sastranya...🙏
@@jelantiksuhartha3841 inggih 🙏 sepertinya perlu diinfokan juga pd pihak darmopadesa pusat mengenai pemaparan bli mangku dlm video puniki,, agar diadakan pengkajian kembali sareng sang sane merage wikan utawi para sulinggih dari pihak darmopadesa seNusantara, pd sumber yg akurat.. agar tdk menimbulkan keraguan/kebingungan kepd para warih IdaDangHyangDwijendra yg berkeinginan ngaturan bakti pd leluhurnya.. bila tangkil kePuraBesakih 🙏suksema pemaparannya bli
@@mangkuartayasa5588 Suksme Pak Mangku, wantah wenten galah, inayangin langsung klarifikasi ke Pemangku Pak Ide Bagus sani bertugas setiap hari ring Pelinggih Ida Betare Sakti Dwijendre ring Besakih, beliau yg memaparkan hal ini, jg surat berupa sertifikat dimaksud. Kalau Pemangku di penaratan Agung tiang tidak mencatat namanya, sempat bertanya saat beliau sedang duduk sebelum melayani rombongan yg akan sembahyang, ada jg 2 org pemangku/pengayah wanita yg jg sedang ada disana. Beberapa pemedek yg sedang bertanya ttg pelinggih warga Ida Bgs, mereka jg yg menunjukkan arah. Wantah wenten galah Pak Mangku rarisan klarifikasi lsg agar tidak menimbulkan polemik karena ada jg video piodalan, puluhan Ida Pedande Siwa dan jg Pendande Budha mepuje, akan menjadi terang benderang kebenarannya jika Pak Mangku mendatangi Para Ida Padande tsb dan juga pemangku yg bertugas didebat, tentu beliau pasti ada lontar ttg pelinggih ini, dan akan menjadi referensi tambahan yaning Pak Mangku mekarye video malih Suksme 🙏🙏
Semoga admin membuat text berbahasa Indonesia. Agar dpt dipelajari oleh orang diluar bali.
Enggeh patut pisan,
🎉🎉
Mantap,sukseme pejelasannya,ada bayangan.rahayu,rahayu,rahayu.
Mantap pencerahanya.
Matur suksema 🙏🙏🙏
Teimakasih info nya 🙏
rahayu becik pisan🙏🏻🙏🏻
Suksma pisan pencerahannya Jro Mangku
Suksme atas penjelasan dan pencershannya nike..sampe meneteskan air mata...
Niki wawu penjelasan yg mateng dan bisa ditrima dgn baik dan benar. Ty stuju niki jro mk putu.suksma
Jeto Mangku Putu saking Besakih nggih , Pak Admin ??
👍👍👍🙏
suksma jero antuk pemaparannya....🙏 rahayu
🕉Swastyastu🙏
Matur Suksma banget
Salam Rahayu😇🙏🙏🙏
Hanya orang yang ikhlas akan menjadi high class....mantap Jro Mangku👍👍👍🙏🙏🙏
Sangat bagus pencerahannya Jero mangku bicara dengan data dan pakta matur suksema
Becik pisan jro mangku..suksma pencerahanya , rahayu 🙏🙏🙏
Suksma jro infonya dan penjelasannya niki,,,,rahayu
Ampura ttyg sane kelangkung nambet pisan, kewentenan jadma sane mangkin sami ngaku ririh ngangge sakearep kayun, yening ttyg ngemanahang ngiring purana sane sampun kasumanggem olih para panglingsir iraga sami, punika sane becik angge uger uger, mangde nenten ngangge rasa kadi mangkine, dwaning mangkweh jadma mangkin pengakune ririh, yening keliwat merase riris pemuputne keraseyang meboya, ngiring drestane lami sane sampun kasubaktinin olih para pengelingsir iraga soang", punika sane becik kemargiang, rahayu3 🙏🙏🙏
Disini penjelaa
Becik pisan niki jroooo👍👍
Rahayu jro mangku anom suksma becik pisan puniki 🙏🙏🙏
Becik pisan rahayu 3x
Suksma penjelasannya niki,,jro mangku,,,jadi uning nki ,,,
🙏swastyastu jro, dumogi rahayu sareng sami becik niki pencerahannya tentang leluhur.
Keren niki penjelasannya, jelas, runtut, mudah dimengerti 🙏🏻
Sukseme Jero mangku penjelasannyane
Becik pisan DR Jro Mk Putu atas penjelasan yg lugas dan mudah dipahami. Mogi stata Rahayu 😇🙏
Matur suksma antuk pencerahannya Jero Mangku becik pisan niki
Nunas ampure ring Bapak Jro Mangku Anom. Titiyang metaken indik TOS Kebendesaan , mana yg. benar :
Pasek Bendesa mas atau Bendesa Manik Mas. Suksema Pak Jro. Om Canti Canti Canti Om..
Wah penjelasan Jero puniki sangat mencerahkan
Rahayu semeton make sami
Mohon ijin Jro Mangku"
Pengertian Pure Kawitan dg Pure Pedharman.
Sukseme.
Suksma jro mangku atas pencerahannya dumogi tetap sehat dan semangat selalu.
Om suwastiastu ampuro ty Jro mang ku Yen iwang indik petaken tiyang duwaning tiyang matemu sareng semoton bendeso manik mas ty durung paham silsilah kok Wenten sane Gusti Wenten sane guru punapi sopatut ne joro mangku ampuro ping banget suksemo jromaku🙏
Ampure titiang jagu metaken bendese manik mas nike termasuk pasek napi di luar sanak sapta rsi sukseme
Patut Pisan
Raja Bali pertama, leluhur
Pasek
KI PATIH HULUNG
Cuma. Sebentar
Kerena Ki Patih HULUNG
Pernah jadi Patih Jaman
Dalem Sri Ratne Bali Banten
Dalem Bedehulu
Matur suksema Nara Sumber yg begitu cerdas memaparkan ttg pelinggih2 di sekitar Pedarman tty , Arya Dauh Bale Agung. Dari kecil sampun diberitahu srng Nak lingsir, namun tdk setatas niki, Rahayu 🙏🙏
Om Swastyastu jro. Mangku.Suksme pemaparanya jro mangku, niki becik pisan. Pitaken tityang selaku Warih Bali mule Kayu selem. Tyang pangihin pelarian tityang diatas penataran agung tepatnya die sebelah kanan menghadap ke timur. Apakah le jelaskan niki sama dengan pedharman kami Jro. Nunas tuntunanya ngeh. Om Shanti Shanti Shanti.
Dados nunas no hp pak jro nggih. Benjangan jagi metaken riantukan ty nambete kalintang
Becik pisan indik pencerahan dane jero mangku tityang matur sukseme domogi pade kenak rahayu sinareng sami.
Om swasti astu jero...pasek bendesa lan pasek bandesa manik mas napi ne metiosan...ampure tambet tyng kaliwat...
Ijin shere nggih 🙏🙏
Ampure tityang saking perti sentana dlm mpuaji wantah side ngaturang daging manah suksma domogi iling make sami ring kawitan suksma
Becik niki Jro Mk Alit. Pencerahannya👍🙏🙏
Swaha Rahayu.
Rereh paparan Malih kidik jro yg menurunkan Bendesa manik mas tiang temukan ring sejarah,Ida pukulun sang Sapta RSI sane no. 4 mapesengan Ida MPU withadarma
Penjelasan jro mangku luar biasa
Cara pemaparan yg sangat menarik dan gamblang dari jro Mangku Putu. Suksema🙏
becikpisan niki
suksme
Suastiastu jro Tyang nyimak niki
Tiang metaken kenapi posisi Pelinggih batu lepang beda sama yg lainnya
Mantap sekali penjelasannya
Luar biasa rahayu sami
Matur Suksme pencerahannya & mhon izin share 🙏🙏🙏
Suksma pemaparannya Jro Mangku Anom Putu Artayasa,cukup bagus,tidak keliru memberi nilai bagus waktu mengikuti pendidikan Bintara di SPN Singaraja,Rahayu Jro mangku Anom.
DTT SPN Singaraja ❤
🙏Lanturan jro manggku.ngicen pencerahan thd.Pratisantana Bandesa Manik mas.pang sayan nincap...duanin tityang pratisantana durung pastika uning ,nika tityang nunas.taler icen ring dija tityyang sane patut nunas kajang..suksma.. 🙏
metaken jro mangku indik pelinggih ratu mas pahit..seumur ty mangkin tiap tangkil ke pura besakih irike manten tyg ngaturan sembah' ten sekadi nak tiosan' kepedharman"? Nunasan indik palinggih nike mangde wenten ulasane.. suksma jro mangku🙏
Suksma pisan pencerahan puniki jro Mangku dumugi semeton sami rahayu 🙏🙏🙏
Ring djo nika pura pamuputnya
Admin......
Yen dados.... 🙏🙏🙏 tyang nunas wa nya jro mangku anom.. Ampure yen dados. 🙏
Tyg warih Sri Arya Kenceng
Suksemo jro tiyang wau uning iduk sulur bendeso manik mas mangdo manguh Rahayu selamet
Suksma patut pisan pencerahan sekadi puniki 🙏🙏🙏
Seblak adalah hidangan yang memikat dengan cita rasa pedasnya.
Terimakasih utk referensinya 🙏🙏🙏
Sukseme jro Mangku pencerahan nya mogi2 sering2 di share sehingga umat, regenerasi tdk kehilangan jatidiri
Suksma pencerahannya,,
Pratisentana bendesa manik mas
Rahayu sareng sami
Mogi sami RAHAYU SEMETON PBMM LAN JAGAT SAMI...🙏☝😇😇😇
Becik pencerahan puniki👍👏
Becik pisan menjelasan JM Alit/Anom. Suksma
Sungguh sungguh menggugah hati
Rahayu........semeton pbmm
Suksma dahat antuk penjelasannya jro mangku.. kemanten sebagai generasi muda, tiang penasaran, pemendakan kawitan ke dalem Puri, untuk kawitan yg sudah moksa dan tidak terikat dengan ap2 lagi, bagaimana penjelasan nya? Suksma, anggen titiang menambah wawasan..
Becik pencershannya jero mangku Putu Anom, dumogi semeton Hindu sauninge tata titining ngaturan bakti ring Pura Besakih, suksme
Suksema pencerahannya, yen dados tiang metaken Tabe pakulun Ida Mpu Dwijaksara sire ajin idane, suksema
Suksma pencerahannya jro dumogi rahayu lan panjang yusa ....
Mohon info dimana posisi Pelinggih tingkat 5(lima) di areal pura Besakih
Tyang nunas ring admin. Untuk mengulas lebih dalam tentang Batu lepang. Sawireh tyang saking warih batu lepang. Suksma sedurungnyane.
Yih,,, Nyoman Kus dini Kaden nyen!
Mantap Skali memaparkannya Niki dmg sehat2 slaluu jro mangku tityg, . 🙏🙏🙏
Sangat mengesankan sangat cerdas penuh wawasan. Suksme.. Jro mangku.. Luar biasa...
Beh niki tyang sekali galang manager nunas eecanan Dane jro mangku rahajeng kan rahayu jro
Tiang Pasek Kayu Selem mireng Niki sangat masuk akal selain berdasarkan sastra,lontar,, Pemangku Niki penduduk asli yg tau keberadaan pura dan sejarahnya,,,dan apa di sampaikan bisa di klarifikasi kepada desa Adat langsung,,suksma Jro Mangku 🙏🙏
BETUL...ttyang dari warih pande ..matur suksma jro mgku Anom.saking riin ttyang rereh wawu mangkin diungkap ( Pelinggih lda bethare dwijaindra)
Tyang share nggih
Tyng mohon lebih banyak lagi mengupas tenteng bendesa manik mas,tentang runtutan sejarah dan tentang nunas kajang kawitan🙏
Becik niki dados nunasa tiang bendese aban pedaeman a.a mengwi punapi indike sareng bendese manik mas gih ampure nini
suksma mangku..
titiang saking wangsa arya belog.
mangku yg sangat cerdas.
OM Swastiastu Jro Mangku ANOM. Atau Admin Mohon Bahas Pura Catur Lawa.
KEBENARANNYA, MENURUT RAJA PURANA BESAKIH DAN PADAM BUWANA.
SUKSEME
Perihal Penting Yang Harus Diketahui Oleh Soroh/Warga Pande.
Bhisama Keempat, Tentang Larangan Memakai Tirtha Pedanda.
Bhisama Keempat, adalah bhisama Mpu Siwa Saguna mengenai larangan menggunakan tirtha Brahmana Pedanda, tegasnya larangan memakai tirtha dari sulinggih keturunan Danghyang Nirartha (Dwijendra), yang memakai gelar Pedanda. Larangan itu sama sekali bukan didasari oleh niat merendahkan atau melecehkan sulinggih golongan lain, tetapi karena pemakaian tirtha dari Sira Mpu untuk segala upacara warga pande sebenarnya menyangkut beberapa prinsip yang sangat fundamental sifatnya bagi Warga Pande. Warga Pande sangat menghormati dan memuliakan semua sulinggih dari warga atau soroh manapun asal beliau berasal pada waktu beliau masih walaka.
Berikut dipaparkan mengapa Warga Pande tidak diperkenankan memakai tirtha sulinggih lainnya pada waktu melakukan upacara apapun di lingkungan mereka sendiri. Pelarangan itu tercantum dalam bhisama Mpu Siwa Saguna kepada Brahmana Dwala yang berbunyi sebagai berikut: "Yan kita angupakara sawa, aywa kita weh aminta tirtha ring sang Brahmana Pandhita. Ngong anugraha kita ri wekas, samang da kita tan kanarakan".
(kalau engkau mengupacarai mayat, janganlah hendaknya engkau mohon tirtha dari sang Brahmana Pandhita. Hal itu kuperingatkan kepadamu agar engkau tidak mendapat kesengsaraan di kemudian hari).
Dalam rontal Babad Pande Bratan, yang diketemukan di Jero Kawan Ubud, Kabupaten Gianyar (Gedong Kirtya Z 3494), yang dikoleksi oleh Jean F. Guermonprez, penulis buku: "Les Pande de Bali", dijelaskan lebih lanjut mengapa Warga Pande tidak boleh mohon tirtha kepada Brahmana Pedanda. Penjelasan Mpu Siwa Saguna adalah sebagai berikut: "Mwah yan kita mayadnya suka mwang dukha, aywa nurunakna tirtha Brahmana. Nguni kawitan ta kita madiksa widhi-krama minta nugraha ring paduka Bhatara. Mangkana kengeta, aja lali, weruhakena mwang sanak ira kabeh, kita kabeh aywa lupa ring Aji Dharma Kapandeyan, aywa kita lupa ring kejaten".
(Dan lagi kalau engkau meyadnya baik yadnya yang ada kaitannya dengan suka maupun duka, janganlah nuwur (mohon) tirtha atau air suci dari Brahmana Pedanda. Mengapa? Karena sejak jaman dulu leluhurmu Madiksa Widhi-Krama, mohon panugrahan langsung ke hadapan Ida Bhatara. Demikianlah, ingatlah selalu, jangan lupa beritahukan hal itu kepada semua keturunanmu dikemudian hari. Janganlah lupa pada Aji Dharma Kapandean, janganlah engkau lupa pada jati dirimu).
Dari bhisama itu jelaslah bahwa penggunaan tirtha Sri Mpu bukan hanya pada waktu Pitra Yadnya saja, tetapi untuk segala upacara Panca Yadnya di lingkungan Warga Pande.
Berikut diuraikan alasan-alasan mengapa Warga Pande tidak dibenarkan memakai tirtha Sulinggih lain, selain tirtha Sri Mpu bilamana mereka melaksanakan segala upacara Panca Yadnya:
Pertama, karena pemakaian Sira Mpu merupakan penerusan tradisi leluhur yang telah berlangsung sejak jaman sebelum kedatangan Danghyang Nirartha (Dwijendra) ke Bali, karena jauh sebelum beliau datang di Bali, Warga Pande telah mempunyai sulinggihnya sendiri yaitu Sira Mpu. Tradisi itulah yang diwariskan dari generasi ke generasi, kendatipun pada jaya-jayanya sistem kerajaan di Bali banyak rintangan dan hambatan yang dialami oleh Warga Pande, karena banyak warga desa yang menolak pemakaian Sira Mpu pada waktu Warga Pande melakukan upacara Pitra Yadnya.
Kedua, Warga Pande tidak mempergunakan Pedanda, karena berdasarkan ajaran Panca Bayu, ada mantra-mantra khusus yang khusus berlaku bagi Warga Pande yang berhubungan dengan profesinya sebagai Pande yang tidak dipakai oleh para Pedanda. Mantra-mantra itu tidak boleh dilupakan dalam melaksanakan profesinya dan dalam berbagai upacara mereka. Mantra itu terdapat dalam Dharma Kepandeyan, seperti mantra sepit, palu dan mantra untuk perabot-perabot memande lainnya.
Ketiga, karena Warga Pande sebagaimana juga dengan warga-warga lainnya di Bali mempunyai aturan tersendiri dalam pembuatan surat Kajang Kawitan bagi masing-masing soroh mereka pada upacara kematian. Kajang Kawitan untuk Warga Pande hanya dipahami secara mendalam oleh Sira Mpu Pande atau Mangku Pande saja dan oleh karena itu hanya merekalah yang berwenang membuatnya. Kajang Kawitan adalah semacam KTP atau SIM dalam kehidupan modern. Kalau KTP tidak cocok, misalnya photonya lain dengan orangnya, tentu saja KTP yang salah itu akan sangat menyulitkan.
Keempat, karena tatacara padiksaan di kalangan Warga Pande sangat berbeda dengan tatacara padiksaan di kalangan warga lain, karena tatacara Mediksa Widhi-Krama, - yang akan diuraikan lebih mendalam dalam ketetapan tersendiri. Karena perbedaan yang sangat hakiki itulah mengapa Warga Pande tidak mempergunakan tirtha dari para Sulinggih lainnya, dalam segala jenis upacara mereka.
Hendaknya dipahami bahwa Bhisama keharusan memakai tirtha Sira Mpu sendiri bukan dilandasi oleh maksud merendahkan Sulinggih lain. Tidak beda halnya pada waktu kita mencari dokter. Kalau kita sakit gigi, misalnya, tentu dokter yang paling tepat adalah dokter gigi, bukan dokter ahli jantung, demikian juga sebaliknya. Kalau kita mencari dokter gigi, tentu bukan karena kita melecehkan atau menghina dokter ahli jantung.
Disarikan dari :
Keputusan/Ketentuan Pesamuhan Agung IV Maha Semaya Warga Pande Provinsi Bali
Tanggal 1 Juni 2007
Di Wantilan Sri Keçari Warmadewa Mandapa Pura Agung Besakih.
OM Shanti, Shanti, Shanti OM.
Astungkare tyanh sangat kagum dwngan penjelasan jero mangku putu. Suksme jero mangku teprensi buat tyanh
Sangat mencerahkan Jero mangku. Om Suatiastu Jero mangku.
Ados tiang uning jero ne jero mangku ngih.
Hadir menyimak jro
RAHAYU 🙏🙏🙏
Niki wawu Mantap ... sapuniki sepatutne dados seorang jero mangku ,mawicare berdasarkan ilmu pengetahuan dumogi state Rahayu 🙏🙏🙏
Suksma pencerahannya jro,,, rahayu 🙏 🙏 🙏
Suksma jro mangku, sangat puas mendengar paparan jro mangku, sehat selalu JM dumogi semeton sareng sami Rahayu🙏
Luar biasa pengetahuan jro mangku Anom, ngiring Semeton sami dibagikan mangda sami Semeton paham dan mengerti. Rahayu
Saya suka dgn pemaparan Pak Mangku Putu Anom yg cerdas dan berpengetahuan , narasi teratur dan adem disimak. Ada kritik soal pelinggih Dwijaindra yg disimpulkan tdk patut utk warga ida bagus, sebaiknya jgn mengambil referensi dari satu sumber. Dwija Indra = Guru yg Agung - ini sebutan Dang Hyang Nirartha setelah beliau di Dwijati yg ke dua dari penganut Budha Sogatha ke Siwa Sidhanta. Pelinggih Dwijaindra utk menghormati Dang Hyang Dwijendra karena beliau adalah tokoh legendaris masyarakat Bali, yang memperkuat akar-akar agama dan kebudayaan Hindu di Bali setelah Mpu Kuturan, beliau adalah budayawan dengan karya sastra dan filsafatnya serta arsitektur konsep tata ruang bangunan pura, maupun sebagai tokoh yang berhasil mengadakan pembaharuan utk menyembah Satu Tuhan dan realisasinya pendirian Padmasana. Sebelumnya soroh dan klan di bali msh dominan melakukan penyembahan roh leluhur saja meskipun teologi Tri Murti secara horizontal sesuai fungsi sdh disosialisasikan sejak masa prabhu Udayana. Dang Hyang Dwijendra mengamati kelemahan konsep Hindu di jawa yg kalah dgn konsep teologi Islam yg vertikal . Disinilah kelebihan beliau diantara semua yogiswara pembaharu konsep Ketuhanan di Bali dgn menerapkan teologi Tri Purusa - menyembah kesaan Tuhan secara vetikal. Pelinggih Dwijaindra kemudian dibangun utk menghormati jasa beliau yg termasuk kedalam kelompok 5 sulinggih yg memiliki kewenangan melebihi para Yogiswara lainnya yg berjasa menata kehidupan spritual masyrakat Bali, dan pelinggih itu bukanlah pedarman, namun statusnya jauh lebih tinggi. Jika pelinggih tsb diklaim milik soroh lain, faktanya turun temurun pemangku yg ngayah selalu dari kalangan Ida Bagus, Odalan juga secara turun temurun dipuput puluhan Pedanda Siwa, dan pelaba pelinggih berupa tanah sawah tsb ber-sertifikat atas nama Betara Sakti Dwijendra. Proses mengatas-namakan pemegang hak dalam sertifikat kan tdk asal cantumkan nama bgt saja, ada proses dan pengumuman terbuka di desa sebelum lanjut diterbitkan. Faktanya jg hampir semua pemangku dan pengayah di Penataran Agung mengatakan pelinggih tsb utk warga Ida Bagus bukan soroh lain, belum pernah ada soroh lain selain brahmana siwa dan buddha mepuja di pelinggih tsb. Masyarakat ngaturan pengaci- ngaci bisa saja dahulunya Raja menunjuk salah satu desa, dan itu bukan berati yg dipuja leluhurnya..sama halnya dgn byk Pura lain. Misalnya Pura Suranadi dan Batu Bolong di Lombok yg ngaturan pengaci ngaci warga dari desa mayoritas soroh Pasek tetapi pura tsb linggih Betare Sakti Dwijendra. Masalah beliau pernah atau belum ke Besakih secara phisik, saya pikir bukanlah faktor utama berdiirinya sebuah pelinggih penghormatan...tapi pertimbangannya adalah jasa besar yg merubah tatanan sosial dan wajib dikenang, Mgk perlu diungkap pendirian pelinggih tsb dgn bukti autentik apakah mulai dibangun sejak awal berdiri Besakih atau menyusul dan bertahap atau sebelum kedatangan Dwi Jendra ke Bali, suksme🙏
Ampura,, saking napi sumbernya nike nggih.. dari waktu niki tyang bingung yening jagi tangkil kebesakih stlah nonton tayangan puniki.. 🙏 suksema infonya
@@gussurya3599 patah, titiang taler bingung dgn pemaparan Bli Mangku puniki yg tdk menyebut sumber sastranya...namun agar lebih jelas..dados klarifikasi ring sulinggih pedande siwe, janten jelas sumbernya, titiang sampun menemui pemangku sane nyanggre pelinggih Betare DangHyang Dwi Djendra ring besakih, beliau sangat paham dari awal dan jg sastranya...🙏
@@jelantiksuhartha3841 inggih 🙏 sepertinya perlu diinfokan juga pd pihak darmopadesa pusat mengenai pemaparan bli mangku dlm video puniki,, agar diadakan pengkajian kembali sareng sang sane merage wikan utawi para sulinggih dari pihak darmopadesa seNusantara, pd sumber yg akurat.. agar tdk menimbulkan keraguan/kebingungan kepd para warih IdaDangHyangDwijendra yg berkeinginan ngaturan bakti pd leluhurnya.. bila tangkil kePuraBesakih 🙏suksema pemaparannya bli
Matur suksam, dados tityang nunas reperensi menawi sane ngayah dados mangku ring dwijendra maosang turun temurun sakeng semeton ida bagus nike kaping siki, kaping kalih mangku penataran agung sane cen, sapusire aran jromangku penataran? sane maosang pelinggih nike Ida Pedanda sakti wawu rauh, mangde nenten iwang tityang pinaka krama lokal ngajegang sane wenten ketami tityang ring desa adat tityang, mangde becik naler anggen tityang literasi ri sejeroning mapaajah malih, matur suksma dahat ???
@@mangkuartayasa5588 Suksme Pak Mangku, wantah wenten galah, inayangin langsung klarifikasi ke Pemangku Pak Ide Bagus sani bertugas setiap hari ring Pelinggih Ida Betare Sakti Dwijendre ring Besakih, beliau yg memaparkan hal ini, jg surat berupa sertifikat dimaksud. Kalau Pemangku di penaratan Agung tiang tidak mencatat namanya, sempat bertanya saat beliau sedang duduk sebelum melayani rombongan yg akan sembahyang, ada jg 2 org pemangku/pengayah wanita yg jg sedang ada disana. Beberapa pemedek yg sedang bertanya ttg pelinggih warga Ida Bgs, mereka jg yg menunjukkan arah. Wantah wenten galah Pak Mangku rarisan klarifikasi lsg agar tidak menimbulkan polemik karena ada jg video piodalan, puluhan Ida Pedande Siwa dan jg Pendande Budha mepuje, akan menjadi terang benderang kebenarannya jika Pak Mangku mendatangi Para Ida Padande tsb dan juga pemangku yg bertugas didebat, tentu beliau pasti ada lontar ttg pelinggih ini, dan akan menjadi referensi tambahan yaning Pak Mangku mekarye video malih Suksme 🙏🙏
Pak jero suksme pemaparannya lanjut utuk pedarman yang lain suksme rahayu
Om Swastyastu, sangat informatif suksma Jro 🙏🙏🙏
menjadi pelayan siwa maksudnya apa menjadi siwa?.
klo leluhur bisa menjadi siwa hebat😃
Sangat terinfirasi suksma jro semoga semua bahagia