GANONG (PUJANGGA ANOM)

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 10 окт 2024
  • Bujang ganong (ganongan) atau patih pujangga anom adalah salah satu tokoh yang energik dalam seni Reyog Ponorogo. Sosok yang kocak sekaligus mempunyai keahlian lebih daam seni beladiri. Bujang ganong menggambarkan sosok seorang patih muda yang cekatan, berkemauan keras, cerdik, jenaka, dan sakti.
    Secara fisik Bujang Ganong digambarkan bertubuh kecil, pendek dan berwajah buruk, berhidung besar, mata bulat besar melotot, bergigi tonggos, dan berambut panjang gimbal. Bertingkah kocak sekehendak hati diikuti gamelan, menggoda barongan reyog, menggoda jathil dan juga berinteraksi menggoda penonton.
    Pada tahun 1980.an tarian Bujang Ganong dikembangkan dan ditambahkan akrobatik-akrobatik, hingga sampai ke pangung festival. Bujang Ganong bukan hanya sebuah tontonan yang traktif tetapi keteladanannya mengandung tuntunan luhur, bahwa kualitas seseorang tidak bisa diukur dari penampilan fisik semata.
    Bujang Ganong dengan segala peran dan kualitasnya menawarkan sebuah alternative perenungan spiritual yang lembut namun dalam. Bujang Ganong merupakan sebuah kearifan budaya local yang mencoba bertutur tentang filosofi dan makna kesejatian hidup.
    SEJARAH MUNCULNYA GAMELAN JAWA
    Gamelan Jawa sudah ada sejak tahun 326 saka atau 404 masehi. Menurut Yudoyono (dalam skripsi Prasetyo, 2012) ditambah dengan informasi dari pujangga Ranggawarsita, pada saat itu masyarakat Jawa banyak mendapatkan transformasi sosial budaya dari Hindu dan Budha.
    Budaya yang dibawa adalah budaya bunyi-bunyian seperti bunyi hewan-hewan dan nada pukulan dengan alat kendang, ketipung, dan lainya. Itulah yang menginspirasi masyarakat Jawa untuk membuat Gamelan Jawa
    Kendhang berperan sebagai pemimpin dalam permainan music gamelan, pengambilan nama Kendhang berasal dari bunyi alat music saat dimainkan.
    Bonang Barung dan Bonang Penerus, Bonang memiliki bunyi “nang” saat dimainkan. Bunyi tersebut diartikan sebagai setelah manusia lahir, manusia harus berpikir dangan hati jernih, sehingga keputusan diambil penuh kesadaran.
    Saron bersasal dari Bahasa Jawa “sero” yang artinya keras. Instrument ini terbuat dari bahan besi dan berbentuk seperti lesung kecil. Saron mengajarkan manusia agar senantiasa lantang dalam menyuarakan kebenaran.
    #kebumenmovie
    #lawetmudafilmfestival
    #lmffdokumenter2021

Комментарии •