Hadits ke 5 Larangan Berbuat Bid'ah Dalam Agama

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 8 сен 2024
  • Kesimpulan isi hadits
    1. Islam sudah sempurna, tidak perlu lagi ditambah atau dikurangi. Maka kewajiban umat Islam adalah merujuk kembali khazanah sunnah dan agama yang telah ditinggalkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan tidak mencari hidayah atau solusi dari tempat lain.
    2. Di antara konsekuensi syahadat bahwasanya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah hamba dan utusan-Nya, kita tidak beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kecuali dengan cara yang telah beliau ajarkan.
    3. Barangsiapa yang melakukan suatu amalan tanpa ada contohnya dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka amalan tersebut ditolak oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
    4. Barangsiapa yang menciptakan perkara-perkara baru dalam agama yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam maka ini lebih parah. Ancamannya lebih besar. Dia tidak akan diterima amalannya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan berpotensi mendapatkan dosa jariyah. Yang terkena ancaman adalah bukan hanya yang menciptakan. Tetapi yang sekedar ikut-ikutan pun mendapatkan ancaman ini.
    Ibadah kita tidak diterima kecuali kalau kita mewujudkan takwa dalam ibadah tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
    اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللهُ مِنَ المُتَّقِينَ
    “Sesungguhnya Allah hanya akan menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa saja.” QS. Al Maidah (5) : 27
    Maka hendaknya kita bisa mewujudkan takwa di setiap ibadah kita, yakni dengan menjalankan ibadah itu dengan ikhlas, tidak mengharap kecuali hanya pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian menjalankan ibadah itu sesuai dengan tuntunan dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tanpa kita tambah-tambah.

Комментарии •