Terimakasih Pak atas penjelasannya.Jika membahas pendapatan per kapita, di Indonesia sendiri ada ketimpangan pendapatan. Ada orang yang kaya sekali yang masuk ke jajaran 141 orang terkaya sedunia, atau ada orang yang bahkan pendapatan per kapitanya rendah sekali. Sehingga, orang yang kaya ini mengangkat pendapatan per kapita di Indonesia ini. Meskipun, mungkin, jumlah penduduk yang memiliki pendapatan per kapita tinggi tidak sebanding dengan jumlah penduduk yang memiliki pendapatan per kapita rata-rata dan di bawah rata-rata, tetapi mereka tetap menyumbang dalam meningkatkan hasil dari pendapatan per kapita di Indonesia. Nah, apakah ketimpangan ini merupakan salah satu faktor Indonesia belum bisa makmur karena ada penduduknya yang memperkaya diriniya atau justru kita merasa beruntung memiliki penduduk yang memiliki pendapatan per kapita tinggi ? lalu, jika dilihat secara sederhana, apa sebetulnya yang menjadi halangan bagi Indonesia untuk meningkatkan kemakmurannya ? Apakah undang-undang yang lengah terhadap memberikan jaminan bagi penduduknya sendiri sehingga adanya eksploitasi seperti yang dicontohkan dalam video, starbucks yang membeli kopi dari petani dengan harga murah ? atau memang Indonesia belum bisa mengelola dengan baik ? lalu dari mana kita harus berangkat untuk meningkatkan kemakmuran ? Terimkasih.
Jumlah orang kaya bisa jadi lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk yang memiliki pendapatan dibawah rata - rata. Namun, tingkat kemiskinan dari zaman orde baru hingga sekarang, kemiskinan absolut dan relatif cenderung menurun hingga saat ini. Menurut Professor Samsubar, ketimpangan itu harus ada karena ketimpangan merupakan perwujudan konsep keadilan, yang bekerja keras yang mendapatkan hasil, yang tidak bekerja keras tidak mendapatkan hasil, tetapi ketimpangan yang terlalu besar juga tidak bagus karena berarti ada yang salah dengan masyarakat di negara tersebut. Ketimpangan Indonesia masih dikatakan ketimpangan menengah hingga rendah sehingga ketimpangan di Indonesia belum dapat dijadikan salah satu standar Indonesia makmur atau tidak, tetapi ketimpangan harus dapat dijadikan evaluasi untuk distribusi pendapatan. Menurut Pak Bogat, dosen akuntansi, yang menyebabkan Indonesia sulit untuk meningkatkan kemakmuran adalah manusia di dalamnya dan pengimplementasi undang - undang yang salah. UUD mengatakan Indonesia seharusnya menganut sistem ekonomi sosialis, tetapi kita menerapkan sistem ekonomi kapitalis, pendongkrak ekonomi Indonesia seharusnya UMKM dan Koperasi, tetapi badan usaha berbentuk PT yang banyak didirikan. Masyarakat cenderung hanya menikmati 'hasil' tanpa terjun ke dalam proses peningkatan pembangunan. Jika ingin meningkatkan kemakmuran, bisa dimulai dari hal sederhana, bayarlah pajak dengan benar, tepat waktu, dan jujur.
Terimakasih Bpk Rangga...sangat mencerahkan Boleh mengeluarkan pendapat.. Sepertinya ekonomi dengan produksi yg terputus2 dari sektor2 ekonomi .. tidak akan memberikan hasil yg maksimal....produksi ekonomi yg berkelanjutan dan saling membackup sepertinya menjadi solusi yg jitu ...
As always inspiratif pak, semoga dengan menonton ini masyarakat Indonesia jd lebih termotivasi untuk meningkatkan Human Capital (Modal manusia) yaitu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. sehingga dapat berkontribusi meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan Indonesia. :) Ditunggu Episode berikutnya pak!
Terima kasih atas apresiasinya. Ikuti terus episode2 selanjutnya ya, dan mari ikut berpartisipasi mencerdaskan kehidupan bangsa dengan like, share, dan comment video2 kuliah ini :)
Terima Kasih atas materinya pak Rangga Almahendra, semoga program ini terus berkembang dan membagikan ilmu yang bermanfaat. kalau boleh request, saya mau request materi mengenai design thinking yang masih jarang sekali dibahas di Indonesia kecuali di tempat yang mahal.
Terima kasih atas apresiasinya dan idenya. Akan kami tampung sarannya dan semoga kita dapat membahasnya di episode selanjutnya. Ikuti terus episode2 selanjutnya ya, dan mari ikut berpartisipasi mencerdaskan kehidupan bangsa dengan like, share, dan comment video2 kuliah ini :)
Terima kasih Pak Rangga... sangat bermanfaat. saya coba menghubungkan diskusi sebelumnya mengenai perspective RBV, bahwa RBV dalam konteks perusahaan tidak akan mencapai competitive advantage jika peningkatan sumber daya manusia (human capital) minim dilakukan baik terhadap pengetahuan, ketrampilan dan teknologi agar bisa menciptakan value creation. Begitupula dalam level negara oleh karenanya kita tertinggal pada indikator peningkatan perekonomian. Mohon pencerahannya.
Terima kasih atas apresiasinya. Ikuti terus episode2 selanjutnya ya, dan mari ikut berpartisipasi mencerdaskan kehidupan bangsa dengan like, share, dan comment video2 kuliah ini :)
Terima kasih atas apresiasinya. Ikuti terus episode2 selanjutnya ya, dan mari ikut berpartisipasi mencerdaskan kehidupan bangsa dengan like, share, dan comment video2 kuliah ini :)
Terima kasih atas apresiasinya. Ikuti terus episode2 selanjutnya ya, dan mari ikut berpartisipasi mencerdaskan kehidupan bangsa dengan like, share, dan comment video2 kuliah ini :)
Terima kasih atas apresiasinya. Ikuti terus episode2 selanjutnya ya, dan mari ikut berpartisipasi mencerdaskan kehidupan bangsa dengan like, share, dan comment video2 kuliah ini :)
Yang jadi pertanyaan nya, berapa nilai hutang setiap negara-negara didunia contoh seperti Amerika serikat, Jepang, Inggris, Malaysia, Singapura dan lain-lainnya coba bandingkan dengan Indonesia lalu bagi dengan jumlah penduduk di setiap negara-negara tersebut.. "Boleh kaya tapi bukan karena utang ya" hehehehe...
Terima kasih banyak pak rangga pembelajarannya di episode kali ini. Saya ingin bertanya, diakhir video disebutkan bahwa indeks kemakmuran masyarakat dihitung berdasarkan dari produktifitas outputnya. Tetapi dibeberapa daerah, masih banyak wirausahawannya yang bilang bahwa "usaha itu enggak perlu rakus2 yang penting cukup untuk memenuhi kebutuhan untuk besok". Nah bukannya itu berkebalikan ya karena dari situ tersirat bahwa mereka tetap bahagia walaupun tidak menjadi kaya? Terima kasih.
Indonesia termasuk ke dalam top 10 negara dengan kebahagiaan tertinggi dibandingkan negara lain, bahkan lebih baik dari Amerika Serikat. Pada hal tingkat pendapatan dan output, Amerika Serikat jelas lebih unggul dibandingkan Indonesia. Pertanyaan selanjutnya adalah apa yg salah dengan Indonesia dan Amerika Serikat ? Hanya untuk di Jakarta saja, ada lebih dari 200 + proyek yang dilakukan pemerintah DKI (Data dari Tedtalk Ridwan Kamil) tetapi tingkat kebahagiaan warga jakarta terus menurun. Artinya kaya bukan menjadi ukuran utama bagi warga yang menengah kebawah (mayoritas mendirikan UMKM), tetapi kebahagiaan
Terimakasih Pak atas penjelasannya.Jika membahas pendapatan per kapita, di Indonesia sendiri ada ketimpangan pendapatan. Ada orang yang kaya sekali yang masuk ke jajaran 141 orang terkaya sedunia, atau ada orang yang bahkan pendapatan per kapitanya rendah sekali. Sehingga, orang yang kaya ini mengangkat pendapatan per kapita di Indonesia ini. Meskipun, mungkin, jumlah penduduk yang memiliki pendapatan per kapita tinggi tidak sebanding dengan jumlah penduduk yang memiliki pendapatan per kapita rata-rata dan di bawah rata-rata, tetapi mereka tetap menyumbang dalam meningkatkan hasil dari pendapatan per kapita di Indonesia. Nah, apakah ketimpangan ini merupakan salah satu faktor Indonesia belum bisa makmur karena ada penduduknya yang memperkaya diriniya atau justru kita merasa beruntung memiliki penduduk yang memiliki pendapatan per kapita tinggi ? lalu, jika dilihat secara sederhana, apa sebetulnya yang menjadi halangan bagi Indonesia untuk meningkatkan kemakmurannya ? Apakah undang-undang yang lengah terhadap memberikan jaminan bagi penduduknya sendiri sehingga adanya eksploitasi seperti yang dicontohkan dalam video, starbucks yang membeli kopi dari petani dengan harga murah ? atau memang Indonesia belum bisa mengelola dengan baik ? lalu dari mana kita harus berangkat untuk meningkatkan kemakmuran ? Terimkasih.
Jumlah orang kaya bisa jadi lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk yang memiliki pendapatan dibawah rata - rata. Namun, tingkat kemiskinan dari zaman orde baru hingga sekarang, kemiskinan absolut dan relatif cenderung menurun hingga saat ini. Menurut Professor Samsubar, ketimpangan itu harus ada karena ketimpangan merupakan perwujudan konsep keadilan, yang bekerja keras yang mendapatkan hasil, yang tidak bekerja keras tidak mendapatkan hasil, tetapi ketimpangan yang terlalu besar juga tidak bagus karena berarti ada yang salah dengan masyarakat di negara tersebut. Ketimpangan Indonesia masih dikatakan ketimpangan menengah hingga rendah sehingga ketimpangan di Indonesia belum dapat dijadikan salah satu standar Indonesia makmur atau tidak, tetapi ketimpangan harus dapat dijadikan evaluasi untuk distribusi pendapatan. Menurut Pak Bogat, dosen akuntansi, yang menyebabkan Indonesia sulit untuk meningkatkan kemakmuran adalah manusia di dalamnya dan pengimplementasi undang - undang yang salah. UUD mengatakan Indonesia seharusnya menganut sistem ekonomi sosialis, tetapi kita menerapkan sistem ekonomi kapitalis, pendongkrak ekonomi Indonesia seharusnya UMKM dan Koperasi, tetapi badan usaha berbentuk PT yang banyak didirikan. Masyarakat cenderung hanya menikmati 'hasil' tanpa terjun ke dalam proses peningkatan pembangunan. Jika ingin meningkatkan kemakmuran, bisa dimulai dari hal sederhana, bayarlah pajak dengan benar, tepat waktu, dan jujur.
Pa dosen, bahas tentang cara-cara agar masyarakat Indonesia jadi masyarakat yang maju dong
Menunggu ujian dengan lihat2 video KHSB dulu ah
terimakasih pak Rangga atas pengajaran di sem-2 ini ...:)
Terimakasih Bpk Rangga...sangat mencerahkan
Boleh mengeluarkan pendapat..
Sepertinya ekonomi dengan produksi yg terputus2 dari sektor2 ekonomi .. tidak akan memberikan hasil yg maksimal....produksi ekonomi yg berkelanjutan dan saling membackup sepertinya menjadi solusi yg jitu ...
Luar biasa ni channel..baguuuuuuuuuus bnget.
Trima kasih banyak ya.
saya sangat mengapresiasi tindakan bapak, sehat selalu untuk tim KHSB.
Pak...request tentang saham downk Pak. tentang bagaimana perusahaan bisa melepaskan saham. pengaturan saham perusahaan. siapa aja yang terlibat
Terima kasih atas masukkan dan idenya. Akan kami tampung terlebih dahulu, semoga dapat kita bahas di episode selanjutnya.
Sgt bermanfaat ..bertambah lg ilmunya..trmksh pak dosen
2020. Gaya hidup santuy tidak masuk faktor kemakmuran pak? Hehe.. baru tahu ada channel yutub sekeren ini mantab betul
Tenkyu pak ilmunya 👍
Terus maju dan bersumbangsih dalam dunia pendidikan..mantap brader !!
Luar biasa 🤩
Kesini cuma pingin lihat wajahnya pak dosen
Konten sperti ini yg bagus
Mantul
Keren ini channelnya..langsung subcribe
As always inspiratif pak, semoga dengan menonton ini masyarakat Indonesia jd lebih termotivasi untuk meningkatkan Human Capital (Modal manusia) yaitu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. sehingga dapat berkontribusi meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan Indonesia. :)
Ditunggu Episode berikutnya pak!
Terima kasih atas apresiasinya. Ikuti terus episode2 selanjutnya ya, dan mari ikut berpartisipasi mencerdaskan kehidupan bangsa dengan like, share, dan comment video2 kuliah ini :)
yang menentukan kemakmuran suatu bangsa bukan kekayaan alamnya tapi produktivitas warganya.
Yes, benar sekali Mbak Auliya. Terima kasih :)
Terima Kasih atas materinya pak Rangga Almahendra,
semoga program ini terus berkembang dan membagikan ilmu yang bermanfaat.
kalau boleh request, saya mau request materi mengenai design thinking yang masih jarang sekali dibahas di Indonesia kecuali di tempat yang mahal.
Terima kasih atas apresiasinya dan idenya. Akan kami tampung sarannya dan semoga kita dapat membahasnya di episode selanjutnya. Ikuti terus episode2 selanjutnya ya, dan mari ikut berpartisipasi mencerdaskan kehidupan bangsa dengan like, share, dan comment video2 kuliah ini :)
Terima kasih Pak Rangga... sangat bermanfaat. saya coba menghubungkan diskusi sebelumnya mengenai perspective RBV, bahwa RBV dalam konteks perusahaan tidak akan mencapai competitive advantage jika peningkatan sumber daya manusia (human capital) minim dilakukan baik terhadap pengetahuan, ketrampilan dan teknologi agar bisa menciptakan value creation. Begitupula dalam level negara oleh karenanya kita tertinggal pada indikator peningkatan perekonomian. Mohon pencerahannya.
Beungeutna piseurieun akakak
Wooww Pak Rangga memang hebat, selalu bisa mengemas konsep yang rumit menjadi mudah di pahami 😀😀
Terima kasih atas apresiasinya. Ikuti terus episode2 selanjutnya ya, dan mari ikut berpartisipasi mencerdaskan kehidupan bangsa dengan like, share, dan comment video2 kuliah ini :)
mantab masss...jempolaaann
Terima kasih atas apresiasinya. Ikuti terus episode2 selanjutnya ya, dan mari ikut berpartisipasi mencerdaskan kehidupan bangsa dengan like, share, dan comment video2 kuliah ini :)
Kok belum ada episode terbaru pak dosen😄, padahal bagus konten nya
Dosennya ganteng .
Terima Kasih pak Rangga,,, Sangat bermanfaat.
Terima kasih atas apresiasinya. Ikuti terus episode2 selanjutnya ya, dan mari ikut berpartisipasi mencerdaskan kehidupan bangsa dengan like, share, dan comment video2 kuliah ini :)
Utang sekarang udah lebih 6000T
menarik sekali, Pak. terimakasih ilmunyaa :)
Terima kasih atas apresiasinya. Ikuti terus episode2 selanjutnya ya, dan mari ikut berpartisipasi mencerdaskan kehidupan bangsa dengan like, share, dan comment video2 kuliah ini :)
Yang jadi pertanyaan nya, berapa nilai hutang setiap negara-negara didunia contoh seperti Amerika serikat, Jepang, Inggris, Malaysia, Singapura dan lain-lainnya coba bandingkan dengan Indonesia lalu bagi dengan jumlah penduduk di setiap negara-negara tersebut..
"Boleh kaya tapi bukan karena utang ya" hehehehe...
Selamat kpd Pak Rangga dan Tim. Serial "Kuliah" gratis online singkat, padat, cerdas dan mencerahkan. Kami izin jadikan referensi di WAG NJ45.
Gak nyambung antara video dan audio... tapi tetap JOSS
bang, bagaimana jika kemampuan produktivitas manusia yang tinggi tapi tidak didukung oleh pembangunan infrastruktur?
Terima kasih banyak pak rangga pembelajarannya di episode kali ini. Saya ingin bertanya, diakhir video disebutkan bahwa indeks kemakmuran masyarakat dihitung berdasarkan dari produktifitas outputnya. Tetapi dibeberapa daerah, masih banyak wirausahawannya yang bilang bahwa "usaha itu enggak perlu rakus2 yang penting cukup untuk memenuhi kebutuhan untuk besok". Nah bukannya itu berkebalikan ya karena dari situ tersirat bahwa mereka tetap bahagia walaupun tidak menjadi kaya? Terima kasih.
Indonesia termasuk ke dalam top 10 negara dengan kebahagiaan tertinggi dibandingkan negara lain, bahkan lebih baik dari Amerika Serikat. Pada hal tingkat pendapatan dan output, Amerika Serikat jelas lebih unggul dibandingkan Indonesia. Pertanyaan selanjutnya adalah apa yg salah dengan Indonesia dan Amerika Serikat ? Hanya untuk di Jakarta saja, ada lebih dari 200 + proyek yang dilakukan pemerintah DKI (Data dari Tedtalk Ridwan Kamil) tetapi tingkat kebahagiaan warga jakarta terus menurun. Artinya kaya bukan menjadi ukuran utama bagi warga yang menengah kebawah (mayoritas mendirikan UMKM), tetapi kebahagiaan
Om, kalau negara ini hutang banyak seperti yg dikatakan kemenkeu, apakah tidak apa apa ?
Contohnya kok antri minyak tanah? Itu taun kpn kalii... Skrg ud konversi ke gas LPG om..
Apa itu inflasi dan kebijakan moneter dong ka..
Dijelasin di video makro mikro
Ga bisa d percepatan 1.75 ya
Kalau mata uangnya dinar dan dirham maka bisa jadi adil karena nilainya sama disetiap negara
data yg digunakan tdk update
Itu video sudah tahun 2007,
karena orang switzerland gak makan nasi ya pak guru? :(((
Semoga para kampret pada paham.biar gk nyinyir mulu kerjanya