Terima kasih mba @analisa, benar sekali.. mungkin saya bisa seperti ini jawaban dari doa² orang tua juga.. walau capek, tp harus kuat, sabar dan terima...
Memperbaiki cara komunikasi agar mereka bisa maklum, PR banget buat aku mba @analisa channel ,karena selama ini aku selalu berusaha oke2 aja di depan ibu sama adik , tapi sekalinya lagi nggak baik ,aku tuh ngilang dulu ,nyari tempat buat nyepi ,sampe akhirnya aku dikira marah sama mereka ,trus kabur ,padahal niatan pengin pulihin hati ,tapi alhasil meledak ,kerana ibu bilang ,"ibumu ini emang nggak guna yaa,jengkel ampe kabur" Padahal kaburnya cuma dirumah sebelah
Akhirnya membahas tentang ini. Dilema antara memenuhi cita-cita/keinginan dan membantu orang tua. Bukannya terpaksa, karena memang sudah kewajiban. Tapi kadang ada masa dimana "kok orang lain bisa gitu tapi ke orang tua tetep jalan? Apa aku yang kurang, atau sebenernya mereka gak ngasih ke orang tua?". Dilema antara memegang penuh wewenang atas penghasilan sendiri atau meminta bantuan orang tua untuk mengatur. Jika mengatur sendiri, malu ketika sedang kekurangan. Jika dipegang orang tua, kadang ada beberapa hal yang tidak bisa dipenuhi. Dilema antara nabung untuk masa depan dengan memenuhi sebagian kebutuhan keluarga, memenuhi sebagian beban yang sudah diberikan tanggung jawabnya. Semangat untuk para Sandwich Generation, semoga Allah selalu memudahkan jalan kita ❤️
Orang tua yg baik itu tidak mengharapkan pemberian dari anaknya,apalagi menuntut minta dibelikan ini itu! Cobaan hidup manusia itu berbeda-beda. ibu saya aja minta dibelikan mobil,sementara rumah aku masih ngontrak,padahal ibu saya aset tanahnya bisa dibilang miliaran.usaha aku aja bukan modal dari orang tua,murni hasil kerja gaji harian lepas (kuli) •maaf sekalian ikut curhat disini :'(
Mb Ana, terima kasih sudah mengangkat topik ini. Kondisi ini banyak terjadi tapi masih jarang diangkat. We do need a loooot of emotional support. Saya 31 dan belum berani menikah. Saya tulang punggung keluarga. Saya berjibaku dgn hutang2 demi menopang kebutuhan keluarga dalam satu atap rumah, saya dibebankan hal2 yg bukan tng jawab saya. Saya menangis jika ingat saya pernah membaca "anak perempuan tidak wajib menafkahi kedua orgtuanya". Bismillah itu modal saya selama ini utk mengambil keputusan, apapun itu. Skrg saya sedang menerapkan egois dan saya jg ingin menang (utk kebutuhan saya), saya jg setting boundaries dalam banyak hal. Saya memilih berhenti menjadi people pleaser. Sehat selalu utk semua tulang punggung keluarga yg membaca ini 🎉❤️
mungkin cara memutus sandwich generation adalah, yg pertama harus memahami kondisi finansial kita, apakah sdah siap untuk memiliki anak atau belum, apakah sudah memiliki simpanan untuk menjamin kehidupan dihari tua atau belum, merencanakan finasial untuk pendidikan dan keperluan anak, merencanakan keuangan itu penting, yg kedua apakah kita sudah memiliki dana darurat atau belum, dana darurat minimal 6x pengeluaran kita setiap bulannya, (plus jgan diganggu gugat kecuali keadaan darurat), jangan berhutang, dalam bentuk apapa pun, berapa pun jumlahnya, perhatikan value of money ketika membeli sesuatu, terlebih barang elektronik, sekiranya yang cocok dengan budged mu, jgan tergiur sama harga murah, ada harga, ada kualitas, yang terakhir jika sudah siap dan memutuskan untuk memiliki anak, maka jarak kelahiran juga harus diperhatikan. sebagai gen z kbanyakan kita kelabakan sama pemikiran untuk bertahan diakhir bulan bisa gak,,tapi setidaknya kita belajar memiliki pola pikir atau mindset yang baru untuk menghindari hal_hal sperti ini.
Mba, terimakasih yaaa. Aku nangis denger quotes terakhir. Posisi ku lagi stress berkepanjangan, aku lagi mahasiswa tingkat akhir dan menyelesaikan skripsi, juga di posisi sudah mulai menopang keperluan rumah tangga sejak beberapa tahun belakangan. Bingung, marah, sedih, rasa ingin berbakti, semuanya berkecamuk jadi satu. Belum lagi kalau orangtua kadang rese dan menuntut banyak hal, ditambah omelan kalau kita tidak sesuai ekspetasinya. Padahal untuk diriku sendiri aku rasa aku sudah mampu dan cukup, tapi yaa inilah nasib kita semua sebagai sandwich generation. Semoga kita semua bisa kuat yaa dan menjadi generasi sandwich terakhir💙
adk ssmgt yaa.. aku jg bgitu dr kuliah g pnh dkasih uang tp mmg kerja keras bntg tulang utk ngasi kerumah. adk2 4 org, satupn tdk diwajibkn utk itu. smpe skrg aku menikah dan anak 3, masih pusing mngurusi klrga. Bkn gmw, tp toxic klrga yg menyakiti bgt..
Sharing dong, aku sandwich generation dalam artian menanggung gaya hidup keluarga / kebutuhan yg ga penting² banget. Kebutuhan hidup keluarga sudah aman, Karna orang tua tinggal di mes yg seluruh biaya hidup itu ditanggung. Tapi ya gtu, ortu Masih usia produktif, Masih sangat muda, pekerja keras tapi keinginannya suka di luar batas, credit Mobil lah, kredit motor, beli barang² yang mati, sedangkan pemasukan ga sesuai dg biaya cicilan yg dibutuhkan tiap bulan, ujung²nya selalu aku yg nombokin cicilannya. Itu gimana ya ? Huuuu Selain kerja di yayasan, ortu juga buka Usaha kecil²an, siang malam kadang ga tdur, tp ttp penghasilan belum mampu menutupi cicilan² yg ada... Tiap bulan aku harus modalin yg keuntungannya selalu habis buat gaya hidup, aku harus bayarin cod ini itu, atau harus nombokin cicilan yg ga kelar²...😢 Ingin lepas dari semua ini, tapi susah banget, sedangkan aku anak rantau, yg harus bayar kosan, biaya pendidikan, biaya hidup sendiri. 75% gajiku masuk buat bayar cicilan, cod²an, atau minta dimodalin terus menerus... Anak rantau yg selalu diam, sering banget telat bayar kosan demi membantu ortu yg terjerat hutang, telat makan, bahkan telat bayar biaya pendidikan sendiri....😢
Hal paling penting adalah bagaimana cara memutus rantai sandwich generation ?? Buat yg belum terjebak dlm sandwich generation maka sejak awal harus punya mindset agar jangan sampai menurunkan sandwich genaration kepada anak2nya kelak. Caranya : 1. Didik anak2 kita sejak awal/balita untuk menjadi orang yg mandiri dalam segala hal, khusunya financial kelak. 2. Biayai anak2 kita hingga lulus kuliah/wisuda saja, selebihnya anak harus mandiri secara financial. Jika setelah kerja, ada orang tua masih mau mensubsidi keuangan, anggap sebagai bonus saja, jangan diharapkan. 3. Kita sebagai orang tua juga harus mandiri secara financial, gunakan seluruh harta kita buat cadangan hari tua tanpa harus minta bantuan kepada anak2 kita hingga akhir hayat kita, bila perlu jangan mencadangkan warisan. Jika ada anak2 kita yang mensubsidi keuangan ke orang tua, anggap sebagai bonus saja, jangan diharapkan. 4. Didik anak2 kita yg sdh berkeluarga agar punya mindset yg sama dengan kita yaitu jangan sampai menurunkan sandwich generation kepada anak2nya / cucu2 kita. Buat yg sudah terlanjur terjebak dalam sandwich generation bagaimana ? Jawabnya : ikuti saran yg ada di video dari Analisa Channel ini.
Terima kasih Mba Analisa @Analisa Channel, nonton ini berasa dikasih booster untuk melanjutkan perjalanan melelahkan ini. Nonton ini nangis. G pny 2 anak. Kasih uang bulanan ke mama m. kemaren pas imlek. Imlek kmrn papa m, berumur 80th. Kakak tertua usul makan2 aja. Jadilah diatur acara makan di PIK. Terus mama m keceplosan, dia ksh uang @500.000 ke 2 anaknya bt ongkos transport ke sana. Hati g tersentak langsung, pengen nangis tp g tahan. G kasih uang bulanan bt bulan Feb aja minjem dl dari pos lain. Dan sampe sekarang blm lunas g cicil itu pos. Tp hrs ksh uang bulanan bln Maret lg. G gak masalahin hrs ksh mer. Tp knp uangnya dikasihin lg ke anak lain. Ini kan perayaan ultah bokapnya sendiri. Masa untuk ongkos kesana aja hrs dibantu. Gak bs berusaha sedikitttttt ajahhhhhh..... G kecelakaan patah kaki, pendarahan otak. Suami g paru2 kiri2 tumpul ketauan saat mau apply asuransi, pandemi suami g gak kerja 2.5 bln bt jagain g wkt kecelakaan. Sempat seharian kerja pulang gak bawa uang. Ditipu org. Tp kita ttp berusaha memenuhi tanggung jwb kita. Berusaha gak ngeluh dan gak minta belas kasih org. Tuhan satu2nya yg jadi penolong dan backingan g 🤍🤍🤍💌💌💌
Keluarga sy termasuk sangat berkecukupan saat sy masih kecil, tp papa gak mikirin nabung utk masa depan, foya2 dgn teman2 nya setiap hari.. kebutuhan sy sbg anak pun tidak di prioritaskan☹️ saat lulus SMA, org tua kesulitan utk biayai kuliah namun alhamdulilah sy dapat beasiswa tp masalah gak slesai disitu, ongkos dan uang jajan pun sulit sekali sampai sy sudah muak dan memutuskan utk kerja drpd kuliah, kerja dari mulai gaji 900rb hingga 12jt di umur 19thn membuat sy berpikir ini memang jalan hidup sy utk membantu keluarga.. mereka lah yg sy utamakan, 80% gaji utk keluarga.. hingga umur 24 thn, sy mulai menyadari semua yg berikan sia2.. di setiap hari ibu, sy selalu memberikan perhiasan emas namun selalu di jual pdhl uang bulanan gak kurang bahkan setiap sy ada rezeki gak pernah lupa, ternyata semuanya utk gaya hidup papa dan manjain adik sy spt beli PS, hp baru 😞 rasanya sakitttt sekali spt tidak menghargai pemberian sy dan kenapa mesti maksain gaya hidup? Mereka tidak memanjakan sy dgn materi saat sy masih kecil namun skrg mereka memanjakan adik sy dari hasil keringat sy☹️ rasa nya gak adil dan disaat pandemi makin hancur krn tanggungan sy bertambah, kk lelaki dengan istri dan 3 anak nya harus jd tanggungan sy krn di berehentikan dari kerja nya, harapan sy utk membeli rumah harus sirna, semua habis tak tersisa, tp apakah dgn kondisi sy spt ini membuat kehidupan mereka lebih baik? Tidak. Jika sy susah mereka lebih susah, di saat itu lah sy berpikir utk punya batasan.. tanggung jwb sy hanya utk kedua org tua sy dan berat hati tidak bisa lg sy memanjakan dgn materi krn sy pun harus memikirkan masa depan sy demi kebaikan bersama dan skrg hidup sy lebih damai
Kalo bantu ortu buat bulanan,bayarin utang utang sekiaun belasan juta,masih ok lah...yg nyakitin hati,adik ipar yg punya suami kagak ngotak, penghasilan kecil,udah py anak,hedon,hobinya foya foya, enteng banget minta dibayarin utang,bayarin uang sekolah yg jumlahnya jutaan,bayarin cicilan cicilan,tapi dianya foya foya sedangkan kita hidup super hemat dg py cicilan juga....ngeri kan...kalo saya nolak,berantem dah sama istri, trus adiknya jg laporan ke ortunya,kmd negur k istri,knp ga mau bantu adiknya....gilaaa
Dulu, orang tuamu bekerja banting tulang mengharapkan kehidupanmu. Lalu sekarang, apakah pantas kamu bekerja banting tulang sembari menunggu kematian mereka?
Siklus kehidupan manusia khususnya dalam hal ekonomi : - saat ( si B ) di dalam kandungan, lahir hingga dewasa / lulus kuliah adalah tanggung jawab orang tuanya ( si A ) - setelah si B dewasa / bekerja hingga menikah adalah tanggung jawab sendiri, termasuk biaya pernikahan dan jangan mengharapkan warisan dari orang tua ( si A ). Orang tua ( si A ) membantu biaya pernikahan harusnya bukan yg utama, karena orang tua ( si A ) juga harus mempersiapkan biaya buat masa tuanya agar tidak bergantung pada anak2nya ( si B ), sehingga si A tidak menciptakan sandwich generation buat si B - setelah si B menikah/berkeluarga harus bertanggung jawab penuh terhadap keuangan keluarga sendiri ( suami/istri dan anak2nya ( si C ) ). Dalam hal ini membantu keuangan orang tua ( si A ) dan saudara bersifat sukarela / bakti kepada orang tua, bukan dalam konteks membalas / mengembalikan biaya yg sdh dikeluarkan oleh orang tua ( si A ) - setelah berkeluarga, tanggung jawab / kewajiban membiayai anak2nya ( si C ) berlanjut hingga semua anak2nya ( si C ) dewasa/lulus kuliah. Jadi cut off subsidi uang dari orang tua ( si B ) adalah pada saat anaknya ( si C ) sdh lulus kuliah/wisuda. - setelah anak2 ( si C ) lulus kuliah harus bisa mandiri cari uang sendiri untuk mempersiapkan kehidupannya kelak dan jangan mengharapkan warisan dari orang tuanya ( si B ), sementara pendapatan dan harta orang tuanya ( si B ) buat cadangan biaya masa tuanya nanti agar tidak bergantung pada anak2nya ( si C ), sehingga tidak menciptakan sandwich generation buat si C Begitulah seterusnya, masing2 generasi punya hak dan kewajiban /tanggung jawab masing2 dalam hal ekonomi. Jika siklus tsb bisa diterapkan dg baik maka tidak tercipta rantai sandwich generation. Jadi : Setiap orang tua membiayai anaknya adalah kewajiban, cut offnya hingga wisuda/lulus kuliah. Anak nya juga akan segera menjadi orang tua dan kelak juga akan punya kewajiban membiayai anak2nya hingga wisuda/lulus kuliah. Setelah lulus kuliah, setiap anak jangan mengharapkan subsidi uang / biaya hidup dari orang tuanya, karena orang tua juga masih harus mampu melanjutkan membiaya hidupnya sendiri hingga ajal tiba. Bahkan, di masa tua biasanya perlu biaya hidup yg lebih banyak karena cenderung sering sakit2an, gunakan seluruh hartanya buat cadangan hidup dirinya, anak2 jangan mengharapkan harta warisan dari orang tua !. Warisan baru boleh diberikan jika orang tua sudah meninggal semua dan masih menyisakan harta yg tidak terpakai. Sifatnya hanya bonus jika masih ada sisa dari orang tua.
Pas banget mbak Ana. Sampe nangis dengerinnya. Aku yang sampai saat ini masih bingung karena banyak keinginan yang merupakan prioritas pribadi justru terabaikan karena tuntutan tanggung jawab keluarga. Makasih mbak ana atas sarannya. Bismillah mencoba berdamai dengan diri agar lebih ringan.
@analisa431.. Aq ikhlas..membayar hutang kedua ortu..wloupun gk dpt warisan.. Aq rido ngerenov rumah ortu.. Tapi aq capek ketika para saudara itu gk mnghargai jerih payahku.. Aq hanya ingin dihargai itu saja.. Bahwa aq menghemat cz ingin byr hutang bukan pelit..
sy kasihan sama calon istri sy, dia banker, dan harus berjuang buat keluarga nya, ga tega harus lembur terus buat tambahan, betul2 konflik hati bgt buat sy yg harusnya menaungi dia
Pas banget.. sedang dibposisi ini. mudah stress, terus pngen nya triaaaaak.. Bnyak target dan cita2 yang harus tertunda bukan krna malas atau takut memulai tapi jadi sulit mengatur waktu krna ada prioritas lain.. wktu 24 jam sehari berasa kurang..
Temanya nyambung banget sama yang aku alami, juga yang sedang aku bingungkan. Sampe nangis dan merasa punya sedikit titik terang. 🙏 Sukses selalu mbak anak, jgn lelah untuk terus menebar cahaya pada kami🙏
Saya masih mahasiswa tingkat akhir yg punya sambian bisnis tp sudah harus membiayai adik saya untuk masuk kedokteran karena bapak saya gak mau ngebiayai adik sama kuliah , jadi yg membiayai adik saya hanya saya dan ibu saya belum lagi saya juga harus membiayai kehidupan saya dan kuliah saya serta menjatah uang untuk keluarga saya juga . Banyak teman yang bilang hidup saya enak karena masih mahasiswa tp sudah punya bisnis yg uda jalan tp di dalam hati saya sedih karena pendapatan hampir semua masuk untuk keluarga dan biaya hidup dan karna hal itu banyak cita cita saya yang tertunda bahkan saya hapuskan :( Bismillah semoga kita semua selalu di limpahkan rejeki yang banyak dan barokah aamiin . Semua ini berat tp kita harus kuat
"Bisa jadi apa yang kita peroleh hari ini bagian dari doa orang orang yang kita perjuangkan setiap harinya" Maa syaa Allah ngena bgt , kadang pengen rasanya egois . Aku yang udah kerja keras tapi kadang sampai lupa sama keinginan diri sendiri demi kebutuhan orang tua dan saudara . Kadang sampai ada rasa sombong di hati , ini hasil kerja keras aku loh harusnya aku yang berhak atas semuanya . Tapi lupa , bahwa yg aku dapetin hari ini bisa jadi balasan atas doa mereka 😭
saya juga begitu kak, tahun 2019 kami belum punya rumah, masih ngontrak, udah kumpulin dan mau dibayarkan umroh ortu dibanding DP rumah. (saya fikiri ibadah lebih di dulukan krn ngejar umur) ortu nolak, akirnya kita beli rumah. nah makin kesini kesini, begitulah anggota keluarga "semakin nge gampangin" dalam masalah finansial. ini itu minta di cover, padahal kebutuhan pokok sudah lebih dari tercukupi. dan kecewanya saya saat uang pemberian saya di berikan ke saudara yang lain utk modal usaha. apa saya kikir kah? padahal dalam urusan sedekah dan zakat selalu gampang, tapi rasanya nyesek banget dalam hal ini. seperti flashback masalalu, dimana dulu kebutuhan saya selalu dikesampingkan sama mereka, sekarang kalo ada apa2 harus saya terus yg manjain
Saya sudah alami di mana keadaan aku hampir membuang potensi dan cita-cita ku... Tetapi aku tak jadi membuang potensi dan cita cita ku kerana itu sudah menjadi kemampuan ku versi diri sendiri
bener2 yang aku rasain diusia tengah ini 23tahun .. sampai bener bener bingung harus memilih prioritas yg mana.. tapi chanel mba analisa selalu menginspirasi membantu dan menenangkan mentalku ketika aku benar2 sedang terpuruk rapuh.. trimakasih banyak mba analisa :)
Aku juga ingin bahagia... Tapi bahagia ku juga melihat mereka bahagia... Begitulah kira kira... Ga bisa egois kalau ternyata kebahagiaan ku juga ada di keluarga
bnr bgt, cape pikiran & hati,, terima kasih mba,, intinya harus sabar & terima, tp masalahnya mash susah utk bisa melakukan semua itu, trkadang kalau smp pd titik jenuh, malah mewek sndiri😔
gak sadar pipi basah mba lihat nya berasa ada yg ngertiin banget.... Semoga kita semua senantiasa diberikan petunjuk, keikhlasan, kesehatan dan diberikan rezeki yg melimpah Aamiin Allahumma Aamiin
Kak buat konten dong tentang harus gimana sih kita sebagai anak nerima toxic dari orang tua, toxic dari segi apapun Kadang mereka curhat kekita masalah keluarha tapi seperti bertubi-tubi dan membuat anak depresi
tidak semua orangtua itu bersikap dewasa. ini memang faktanya dan berat banget buat anaknya. ketika saya merasakan begitu kadang berat dihati, ohh,,, begini ya rasanya jika suatu saat nanti anak2 saya sudah besar, tapi saya sendiri tidak lebih mendewasakan diri maka mereka yang tersiksa... T-T sedih ya Allah
Assalamu'alaikum mbak analisa, saya remaja usia 15 tahun saya orangnya tertutup dan jarang keluar merasa sulit bergaul, sering merasa bersalah, dan sedih yang berlarut larut, setiap saya bertemu seseorang entah itu orang baru atau teman lama,dewasa atau anak², saya sangat takut dan khawatir saat berbicara dengan lawan bicara saya, dan membuat lawan bicara saya menjadi ga nyaman dan memalingkan muka, saya jadi takut untuk bertemu orang lagi Saya juga merasakan sedih yang berlarut - larut yang sudah hampir 5 bulan ini, kenapa ya dok saya ini? Saya bingung, Tolong jawabanya dok, terima kasih🙏
mba ana, boleh dibahas lebih dalam lagi gaa tentang "bagaimana kita bisa menerima situasi ini?" karna kan sbg anak muda, mau juga dong sprti yg lain bisa memenuhi kebutuhan/keinginan pribadi, gak melulu mencukupi kebutuhan keluarga. Dan terutama gimana cara kita utk bisa berkomunikasi dgn keluarga (orang tua) agar mereka tau apa yg kita rasain..?
Bingung banget ya allah pgn fokus nabung buat nikah taun depan tapi ada aja keadaan darurat financial orangtua .terpaksa bobol lagi tabungan -_- . Alhamdulillah agak mendingan sh denger analisa bahas masalah ini
Hallo mba analisa, aku mau request topik bagaimana cara menghadapi lingkungan kerja yang toxic dong hehe Karena akhir2 ini aku dihadapi situasi antara bertahan atau mencari pekerjaan yg baru. Terima kasih mba
Saya berumur 18 tahun, dan saya mengalami kesulitan time manajemen karena saya di pesantren dan kuliah dan di lain hal itu saya juga selalu berfikir kenapa saya masih jadi beban keluarga ya? Mbak analisa bagaimana saya menyikapi emosional saya, ketika saya ingin sekali membantu kedua orang tua saya tapi belum bisa?🙏
MaasyaAllah, keren mba Hidayah. Semangat mba ❤️ dengan mba semangat, bahagia, belajar di pesantren dan kuliah, itu adalah cara mba untuk saat ini sebagai anak membantu orangtua. Iya, dengan cara semangat belajar. insyaAllah dengan mba Hidayah menjadi Sholihah, cerdas karena semangat belajarnya mba dan atas Ridho serta Rahmat Allah dan akhirnya semakin dekat dengan Allah. insyaAllah akan membantu orangtua hidup tenang di dunia dan akhirat, karena mba sudah menjadi penyejuk pandangan orangtua mba selama di dunia dengan semangat belajarnya mba, akhlaknya mba yang baik, Ketaatan mba dan Mba insyaAllah akan menjadi amal jariyah dan penolong untuk orang tua mba di akhirat kelak. Aamiin... Barakallah mba hidyah atas nikmat kesempatan belajar di pesantren dan kuliahnya, selamat mendekati Allah 🤗 ( Oia aku baca komentar mba, jadi teringat kedilemaan ku dulu yang sama banget posisinya kaya mba :) 🙏 Semoga dilancarkan segala urusan mba... Aamiin...
Wes angel angel gaji numpang lewat,umur 30 blm nikah nikah buat biaya pendidikan adik dan biaya hidup orang tua,perantauan biaya hidup sendiri juga sudah banyak
Mba ana bagus Skali kontennya ini sy auto subscribe...relate bgt dgn kehidupan sy..Sandwich generation..mksh mba sudah memberikan pencerahan..iya mba bahas tentang cara sabar menghadapi anak batita dong...tingkah laku anak sndiri mba.trimakasih sblmnya
SABAR dan TERIMA..
Kaka.. Makasih ya kontennya bermanfaat bgt buat orng sprti aku, sampe terharu aku dengernya..
Sehat selalu mba Ana.. selalu memotivasi 😊
Kak boleh ga bahas unfinished business? Terutama kalau ada perasaan menyesal dan malu. Makasih kaak 🙏
Terima kasih mba @analisa, benar sekali.. mungkin saya bisa seperti ini jawaban dari doa² orang tua juga.. walau capek, tp harus kuat, sabar dan terima...
Memperbaiki cara komunikasi agar mereka bisa maklum, PR banget buat aku mba @analisa channel ,karena selama ini aku selalu berusaha oke2 aja di depan ibu sama adik , tapi sekalinya lagi nggak baik ,aku tuh ngilang dulu ,nyari tempat buat nyepi ,sampe akhirnya aku dikira marah sama mereka ,trus kabur ,padahal niatan pengin pulihin hati ,tapi alhasil meledak ,kerana ibu bilang ,"ibumu ini emang nggak guna yaa,jengkel ampe kabur"
Padahal kaburnya cuma dirumah sebelah
Dear sandwich generation, mari kita saling menguatkan. Kamu nggak sendiri. Tetap strong! Semoga kita jadi generasi sandwich yang terakhir 🤲🏻 aamiin
Akhirnya membahas tentang ini.
Dilema antara memenuhi cita-cita/keinginan dan membantu orang tua. Bukannya terpaksa, karena memang sudah kewajiban. Tapi kadang ada masa dimana "kok orang lain bisa gitu tapi ke orang tua tetep jalan? Apa aku yang kurang, atau sebenernya mereka gak ngasih ke orang tua?".
Dilema antara memegang penuh wewenang atas penghasilan sendiri atau meminta bantuan orang tua untuk mengatur. Jika mengatur sendiri, malu ketika sedang kekurangan. Jika dipegang orang tua, kadang ada beberapa hal yang tidak bisa dipenuhi.
Dilema antara nabung untuk masa depan dengan memenuhi sebagian kebutuhan keluarga, memenuhi sebagian beban yang sudah diberikan tanggung jawabnya.
Semangat untuk para Sandwich Generation, semoga Allah selalu memudahkan jalan kita ❤️
Orang tua yg baik itu tidak mengharapkan pemberian dari anaknya,apalagi menuntut minta dibelikan ini itu!
Cobaan hidup manusia itu berbeda-beda.
ibu saya aja minta dibelikan mobil,sementara rumah aku masih ngontrak,padahal ibu saya aset tanahnya bisa dibilang miliaran.usaha aku aja bukan modal dari orang tua,murni hasil kerja gaji harian lepas (kuli)
•maaf sekalian ikut curhat disini :'(
Setuju banget
Duh, pingin nangis ya rasanya kalo dibahas tuh, berat sebenernya kalo dijalanin tapi tetep harus dijalanin juga, ga bisa ngeluh 😟😭
@@pt.anginribut8319 Semangat, semoga selalu diberi kekuatan 😊🙏
@@ranahaifa8930 Dalam hidup kadang kita dituntut untuk melakukan sesuatu yang tidak kita inginkan, tapi harus. Semangat ya! 🤩🙏
Mb Ana, terima kasih sudah mengangkat topik ini. Kondisi ini banyak terjadi tapi masih jarang diangkat. We do need a loooot of emotional support. Saya 31 dan belum berani menikah. Saya tulang punggung keluarga. Saya berjibaku dgn hutang2 demi menopang kebutuhan keluarga dalam satu atap rumah, saya dibebankan hal2 yg bukan tng jawab saya. Saya menangis jika ingat saya pernah membaca "anak perempuan tidak wajib menafkahi kedua orgtuanya". Bismillah itu modal saya selama ini utk mengambil keputusan, apapun itu. Skrg saya sedang menerapkan egois dan saya jg ingin menang (utk kebutuhan saya), saya jg setting boundaries dalam banyak hal. Saya memilih berhenti menjadi people pleaser. Sehat selalu utk semua tulang punggung keluarga yg membaca ini 🎉❤️
mungkin cara memutus sandwich generation adalah, yg pertama harus memahami kondisi finansial kita, apakah sdah siap untuk memiliki anak atau belum, apakah sudah memiliki simpanan untuk menjamin kehidupan dihari tua atau belum, merencanakan finasial untuk pendidikan dan keperluan anak, merencanakan keuangan itu penting, yg kedua apakah kita sudah memiliki dana darurat atau belum, dana darurat minimal 6x pengeluaran kita setiap bulannya, (plus jgan diganggu gugat kecuali keadaan darurat), jangan berhutang, dalam bentuk apapa pun, berapa pun jumlahnya, perhatikan value of money ketika membeli sesuatu, terlebih barang elektronik, sekiranya yang cocok dengan budged mu, jgan tergiur sama harga murah, ada harga, ada kualitas, yang terakhir jika sudah siap dan memutuskan untuk memiliki anak, maka jarak kelahiran juga harus diperhatikan.
sebagai gen z kbanyakan kita kelabakan sama pemikiran untuk bertahan diakhir bulan bisa gak,,tapi setidaknya kita belajar memiliki pola pikir atau mindset yang baru untuk menghindari hal_hal sperti ini.
Wahai diri,,, terimalah & syukurilah mungkin ini cara Allaah memantaskanmu untuk Syurga yg begitu indah d hari esok...
Mba, terimakasih yaaa. Aku nangis denger quotes terakhir. Posisi ku lagi stress berkepanjangan, aku lagi mahasiswa tingkat akhir dan menyelesaikan skripsi, juga di posisi sudah mulai menopang keperluan rumah tangga sejak beberapa tahun belakangan. Bingung, marah, sedih, rasa ingin berbakti, semuanya berkecamuk jadi satu. Belum lagi kalau orangtua kadang rese dan menuntut banyak hal, ditambah omelan kalau kita tidak sesuai ekspetasinya. Padahal untuk diriku sendiri aku rasa aku sudah mampu dan cukup, tapi yaa inilah nasib kita semua sebagai sandwich generation. Semoga kita semua bisa kuat yaa dan menjadi generasi sandwich terakhir💙
adk ssmgt yaa.. aku jg bgitu dr kuliah g pnh dkasih uang tp mmg kerja keras bntg tulang utk ngasi kerumah. adk2 4 org, satupn tdk diwajibkn utk itu. smpe skrg aku menikah dan anak 3, masih pusing mngurusi klrga. Bkn gmw, tp toxic klrga yg menyakiti bgt..
quote terakhir :") terimakasih mba
Menjelaskan prioritas hidup itu salah satu hal terpenting tapi juga hal yg susah' 😅
Malam guruku
Bahasa Inggrisnya tulang punggung keluarga apa Ka Naila?
@@bulukiang backbone of the family wkwk
Kak Naila 😃
@@bulukiang Yg aku tau Breadwinner (Pencari Nafkah) CMIIW 😁
Sharing dong, aku sandwich generation dalam artian menanggung gaya hidup keluarga / kebutuhan yg ga penting² banget.
Kebutuhan hidup keluarga sudah aman, Karna orang tua tinggal di mes yg seluruh biaya hidup itu ditanggung. Tapi ya gtu, ortu Masih usia produktif, Masih sangat muda, pekerja keras tapi keinginannya suka di luar batas, credit Mobil lah, kredit motor, beli barang² yang mati, sedangkan pemasukan ga sesuai dg biaya cicilan yg dibutuhkan tiap bulan, ujung²nya selalu aku yg nombokin cicilannya. Itu gimana ya ? Huuuu
Selain kerja di yayasan, ortu juga buka Usaha kecil²an, siang malam kadang ga tdur, tp ttp penghasilan belum mampu menutupi cicilan² yg ada...
Tiap bulan aku harus modalin yg keuntungannya selalu habis buat gaya hidup, aku harus bayarin cod ini itu, atau harus nombokin cicilan yg ga kelar²...😢
Ingin lepas dari semua ini, tapi susah banget, sedangkan aku anak rantau, yg harus bayar kosan, biaya pendidikan, biaya hidup sendiri. 75% gajiku masuk buat bayar cicilan, cod²an, atau minta dimodalin terus menerus...
Anak rantau yg selalu diam, sering banget telat bayar kosan demi membantu ortu yg terjerat hutang, telat makan, bahkan telat bayar biaya pendidikan sendiri....😢
1.Berdamai dengan dri sendiri
2.Membuat batasan atau bondaris dalam membantu orang lain
3.Mengkomunikasikan
Hal paling penting adalah bagaimana cara memutus rantai sandwich generation ??
Buat yg belum terjebak dlm sandwich generation maka sejak awal harus punya mindset agar jangan sampai menurunkan sandwich genaration kepada anak2nya kelak.
Caranya :
1. Didik anak2 kita sejak awal/balita untuk menjadi orang yg mandiri dalam segala hal, khusunya financial kelak.
2. Biayai anak2 kita hingga lulus kuliah/wisuda saja, selebihnya anak harus mandiri secara financial.
Jika setelah kerja, ada orang tua masih mau mensubsidi keuangan, anggap sebagai bonus saja, jangan diharapkan.
3. Kita sebagai orang tua juga harus mandiri secara financial, gunakan seluruh harta kita buat cadangan hari tua tanpa harus minta bantuan kepada anak2 kita hingga akhir hayat kita, bila perlu jangan mencadangkan warisan.
Jika ada anak2 kita yang mensubsidi keuangan ke orang tua, anggap sebagai bonus saja, jangan diharapkan.
4. Didik anak2 kita yg sdh berkeluarga agar punya mindset yg sama dengan kita yaitu jangan sampai menurunkan sandwich generation kepada anak2nya / cucu2 kita.
Buat yg sudah terlanjur terjebak dalam sandwich generation bagaimana ?
Jawabnya : ikuti saran yg ada di video dari Analisa Channel ini.
Terima kasih Mba Analisa @Analisa Channel, nonton ini berasa dikasih booster untuk melanjutkan perjalanan melelahkan ini. Nonton ini nangis. G pny 2 anak. Kasih uang bulanan ke mama m. kemaren pas imlek. Imlek kmrn papa m, berumur 80th. Kakak tertua usul makan2 aja. Jadilah diatur acara makan di PIK. Terus mama m keceplosan, dia ksh uang @500.000 ke 2 anaknya bt ongkos transport ke sana. Hati g tersentak langsung, pengen nangis tp g tahan. G kasih uang bulanan bt bulan Feb aja minjem dl dari pos lain. Dan sampe sekarang blm lunas g cicil itu pos. Tp hrs ksh uang bulanan bln Maret lg. G gak masalahin hrs ksh mer. Tp knp uangnya dikasihin lg ke anak lain. Ini kan perayaan ultah bokapnya sendiri. Masa untuk ongkos kesana aja hrs dibantu. Gak bs berusaha sedikitttttt ajahhhhhh..... G kecelakaan patah kaki, pendarahan otak. Suami g paru2 kiri2 tumpul ketauan saat mau apply asuransi, pandemi suami g gak kerja 2.5 bln bt jagain g wkt kecelakaan. Sempat seharian kerja pulang gak bawa uang. Ditipu org. Tp kita ttp berusaha memenuhi tanggung jwb kita. Berusaha gak ngeluh dan gak minta belas kasih org. Tuhan satu2nya yg jadi penolong dan backingan g 🤍🤍🤍💌💌💌
Keluarga sy termasuk sangat berkecukupan saat sy masih kecil, tp papa gak mikirin nabung utk masa depan, foya2 dgn teman2 nya setiap hari.. kebutuhan sy sbg anak pun tidak di prioritaskan☹️ saat lulus SMA, org tua kesulitan utk biayai kuliah namun alhamdulilah sy dapat beasiswa tp masalah gak slesai disitu, ongkos dan uang jajan pun sulit sekali sampai sy sudah muak dan memutuskan utk kerja drpd kuliah, kerja dari mulai gaji 900rb hingga 12jt di umur 19thn membuat sy berpikir ini memang jalan hidup sy utk membantu keluarga.. mereka lah yg sy utamakan, 80% gaji utk keluarga.. hingga umur 24 thn, sy mulai menyadari semua yg berikan sia2.. di setiap hari ibu, sy selalu memberikan perhiasan emas namun selalu di jual pdhl uang bulanan gak kurang bahkan setiap sy ada rezeki gak pernah lupa, ternyata semuanya utk gaya hidup papa dan manjain adik sy spt beli PS, hp baru 😞 rasanya sakitttt sekali spt tidak menghargai pemberian sy dan kenapa mesti maksain gaya hidup? Mereka tidak memanjakan sy dgn materi saat sy masih kecil namun skrg mereka memanjakan adik sy dari hasil keringat sy☹️ rasa nya gak adil dan disaat pandemi makin hancur krn tanggungan sy bertambah, kk lelaki dengan istri dan 3 anak nya harus jd tanggungan sy krn di berehentikan dari kerja nya, harapan sy utk membeli rumah harus sirna, semua habis tak tersisa, tp apakah dgn kondisi sy spt ini membuat kehidupan mereka lebih baik? Tidak. Jika sy susah mereka lebih susah, di saat itu lah sy berpikir utk punya batasan.. tanggung jwb sy hanya utk kedua org tua sy dan berat hati tidak bisa lg sy memanjakan dgn materi krn sy pun harus memikirkan masa depan sy demi kebaikan bersama dan skrg hidup sy lebih damai
Semangatt , lagi diposisi yg sama nih
Kalo bantu ortu buat bulanan,bayarin utang utang sekiaun belasan juta,masih ok lah...yg nyakitin hati,adik ipar yg punya suami kagak ngotak, penghasilan kecil,udah py anak,hedon,hobinya foya foya, enteng banget minta dibayarin utang,bayarin uang sekolah yg jumlahnya jutaan,bayarin cicilan cicilan,tapi dianya foya foya sedangkan kita hidup super hemat dg py cicilan juga....ngeri kan...kalo saya nolak,berantem dah sama istri, trus adiknya jg laporan ke ortunya,kmd negur k istri,knp ga mau bantu adiknya....gilaaa
Dulu, orang tuamu bekerja banting tulang mengharapkan kehidupanmu. Lalu sekarang, apakah pantas kamu bekerja banting tulang sembari menunggu kematian mereka?
Betul sekali
Siklus kehidupan manusia khususnya dalam hal ekonomi :
- saat ( si B ) di dalam kandungan, lahir hingga dewasa / lulus kuliah adalah tanggung jawab orang tuanya ( si A )
- setelah si B dewasa / bekerja hingga menikah adalah tanggung jawab sendiri, termasuk biaya pernikahan dan jangan mengharapkan warisan dari orang tua ( si A ). Orang tua ( si A ) membantu biaya pernikahan harusnya bukan yg utama, karena orang tua ( si A ) juga harus mempersiapkan biaya buat masa tuanya agar tidak bergantung pada anak2nya ( si B ), sehingga si A tidak menciptakan sandwich generation buat si B
- setelah si B menikah/berkeluarga harus bertanggung jawab penuh terhadap keuangan keluarga sendiri ( suami/istri dan anak2nya ( si C ) ). Dalam hal ini membantu keuangan orang tua ( si A ) dan saudara bersifat sukarela / bakti kepada orang tua, bukan dalam konteks membalas / mengembalikan biaya yg sdh dikeluarkan oleh orang tua ( si A )
- setelah berkeluarga, tanggung jawab / kewajiban membiayai anak2nya ( si C ) berlanjut hingga semua anak2nya ( si C ) dewasa/lulus kuliah. Jadi cut off subsidi uang dari orang tua ( si B ) adalah pada saat anaknya ( si C ) sdh lulus kuliah/wisuda.
- setelah anak2 ( si C ) lulus kuliah harus bisa mandiri cari uang sendiri untuk mempersiapkan kehidupannya kelak dan jangan mengharapkan warisan dari orang tuanya ( si B ), sementara pendapatan dan harta orang tuanya ( si B ) buat cadangan biaya masa tuanya nanti agar tidak bergantung pada anak2nya ( si C ), sehingga tidak menciptakan sandwich generation buat si C
Begitulah seterusnya, masing2 generasi punya hak dan kewajiban /tanggung jawab masing2 dalam hal ekonomi. Jika siklus tsb bisa diterapkan dg baik maka tidak tercipta rantai sandwich generation.
Jadi :
Setiap orang tua membiayai anaknya adalah kewajiban, cut offnya hingga wisuda/lulus kuliah.
Anak nya juga akan segera menjadi orang tua dan kelak juga akan punya kewajiban membiayai anak2nya hingga wisuda/lulus kuliah.
Setelah lulus kuliah, setiap anak jangan mengharapkan subsidi uang / biaya hidup dari orang tuanya, karena orang tua juga masih harus mampu melanjutkan membiaya hidupnya sendiri hingga ajal tiba.
Bahkan, di masa tua biasanya perlu biaya hidup yg lebih banyak karena cenderung sering sakit2an, gunakan seluruh hartanya buat cadangan hidup dirinya, anak2 jangan mengharapkan harta warisan dari orang tua !. Warisan baru boleh diberikan jika orang tua sudah meninggal semua dan masih menyisakan harta yg tidak terpakai. Sifatnya hanya bonus jika masih ada sisa dari orang tua.
Wajar anak laki laki terutama,yg sukses membantu ortu
Pas banget mbak Ana.
Sampe nangis dengerinnya.
Aku yang sampai saat ini masih bingung karena banyak keinginan yang merupakan prioritas pribadi justru terabaikan karena tuntutan tanggung jawab keluarga.
Makasih mbak ana atas sarannya.
Bismillah mencoba berdamai dengan diri agar lebih ringan.
Sama kaaak, mudahmudahan kita selalu bisa dan semangat ya kak. Bismillah 🍀☘
Sama kak aku juga :(
@analisa431..
Aq ikhlas..membayar hutang kedua ortu..wloupun gk dpt warisan..
Aq rido ngerenov rumah ortu..
Tapi aq capek ketika para saudara itu gk mnghargai jerih payahku..
Aq hanya ingin dihargai itu saja..
Bahwa aq menghemat cz ingin byr hutang bukan pelit..
sy kasihan sama calon istri sy, dia banker, dan harus berjuang buat keluarga nya, ga tega harus lembur terus buat tambahan, betul2 konflik hati bgt buat sy yg harusnya menaungi dia
Pas banget.. sedang dibposisi ini. mudah stress, terus pngen nya triaaaaak.. Bnyak target dan cita2 yang harus tertunda bukan krna malas atau takut memulai tapi jadi sulit mengatur waktu krna ada prioritas lain.. wktu 24 jam sehari berasa kurang..
Akibat dari males 🤯
Kerenn Mba Ana 😍😍
Intinya jangan menolong orang yang tidak ada kemauan untuk bangun.
Temanya nyambung banget sama yang aku alami, juga yang sedang aku bingungkan. Sampe nangis dan merasa punya sedikit titik terang. 🙏 Sukses selalu mbak anak, jgn lelah untuk terus menebar cahaya pada kami🙏
Numpang nangis
Saya masih mahasiswa tingkat akhir yg punya sambian bisnis tp sudah harus membiayai adik saya untuk masuk kedokteran karena bapak saya gak mau ngebiayai adik sama kuliah , jadi yg membiayai adik saya hanya saya dan ibu saya belum lagi saya juga harus membiayai kehidupan saya dan kuliah saya serta menjatah uang untuk keluarga saya juga .
Banyak teman yang bilang hidup saya enak karena masih mahasiswa tp sudah punya bisnis yg uda jalan tp di dalam hati saya sedih karena pendapatan hampir semua masuk untuk keluarga dan biaya hidup dan karna hal itu banyak cita cita saya yang tertunda bahkan saya hapuskan :(
Bismillah semoga kita semua selalu di limpahkan rejeki yang banyak dan barokah aamiin . Semua ini berat tp kita harus kuat
"Bisa jadi apa yang kita peroleh hari ini bagian dari doa orang orang yang kita perjuangkan setiap harinya"
Maa syaa Allah ngena bgt , kadang pengen rasanya egois . Aku yang udah kerja keras tapi kadang sampai lupa sama keinginan diri sendiri demi kebutuhan orang tua dan saudara . Kadang sampai ada rasa sombong di hati , ini hasil kerja keras aku loh harusnya aku yang berhak atas semuanya . Tapi lupa , bahwa yg aku dapetin hari ini bisa jadi balasan atas doa mereka 😭
saya juga begitu kak, tahun 2019 kami belum punya rumah, masih ngontrak, udah kumpulin dan mau dibayarkan umroh ortu dibanding DP rumah. (saya fikiri ibadah lebih di dulukan krn ngejar umur) ortu nolak, akirnya kita beli rumah. nah makin kesini kesini, begitulah anggota keluarga "semakin nge gampangin" dalam masalah finansial. ini itu minta di cover, padahal kebutuhan pokok sudah lebih dari tercukupi. dan kecewanya saya saat uang pemberian saya di berikan ke saudara yang lain utk modal usaha. apa saya kikir kah? padahal dalam urusan sedekah dan zakat selalu gampang, tapi rasanya nyesek banget dalam hal ini.
seperti flashback masalalu, dimana dulu kebutuhan saya selalu dikesampingkan sama mereka, sekarang kalo ada apa2 harus saya terus yg manjain
😢😢😢semoga perjuangan kita menjadi amal ibadah diakhirat Aamiin😢
Saya sudah alami di mana keadaan aku hampir membuang potensi dan cita-cita ku... Tetapi aku tak jadi membuang potensi dan cita cita ku kerana itu sudah menjadi kemampuan ku versi diri sendiri
Datangin apakah yang termasuk dalam satu usahanya itu
Mantaab. Mbak Analisa, saya sangat menantikan anda berkolaborasi sama Dr. Aisyah Dahlan. Semoga terwujud. Amiin.
Setuju
Up
bener2 yang aku rasain diusia tengah ini 23tahun .. sampai bener bener bingung harus memilih prioritas yg mana.. tapi chanel mba analisa selalu menginspirasi membantu dan menenangkan mentalku ketika aku benar2 sedang terpuruk rapuh.. trimakasih banyak mba analisa :)
Masya Allah pas bangat ada di beranda aku pas aku merasa ka gini konflik dengan hati dan pikiran sendiri
sandwich generation. aku bgt. berat sih. bgt. kalo ud kerasa rapuh, aku ketawa aj, menghibur diri sndr. badai pasti berlalu.
Aku juga ingin bahagia... Tapi bahagia ku juga melihat mereka bahagia... Begitulah kira kira... Ga bisa egois kalau ternyata kebahagiaan ku juga ada di keluarga
Adem dengernyaa thank you atas ilmunyaa kak Analisa
bnr bgt, cape pikiran & hati,, terima kasih mba,, intinya harus sabar & terima, tp masalahnya mash susah utk bisa melakukan semua itu, trkadang kalau smp pd titik jenuh, malah mewek sndiri😔
gak sadar pipi basah mba lihat nya berasa ada yg ngertiin banget....
Semoga kita semua senantiasa diberikan petunjuk, keikhlasan, kesehatan dan diberikan rezeki yg melimpah Aamiin Allahumma Aamiin
kak bahas ibu yg gak bisa sabar ke anak, apa sih penyebabnya. apa lingkungan ngaruh bgt. apa kita yg g kuat mental, tp kenapa anak yg jd korban
Kalo lagi capek dan kek ga ada semangat, mba analisa selalu bikin aku bisa back to the rules lagi ❤
Cape pen ngeluh tapi mau gemana lagi. Musti terima kenyataan. Mungkin memang hidupku harus seperti ini. Kerja kerja kerja kerja engga ada ujungnya
Temanya pas banget mba ana. Akupun mulai mengalami hidup yang sebenarnya diusia 18 tahun dan bentar lagi usia 20 tahun baru sadar "oh ini yah hidup"
Kak buat konten dong tentang harus gimana sih kita sebagai anak nerima toxic dari orang tua, toxic dari segi apapun
Kadang mereka curhat kekita masalah keluarha tapi seperti bertubi-tubi dan membuat anak depresi
up
Up
tidak semua orangtua itu bersikap dewasa. ini memang faktanya dan berat banget buat anaknya. ketika saya merasakan begitu kadang berat dihati, ohh,,, begini ya rasanya jika suatu saat nanti anak2 saya sudah besar, tapi saya sendiri tidak lebih mendewasakan diri maka mereka yang tersiksa... T-T sedih ya Allah
pas banget mucul di beranda.
Assalamu'alaikum mbak analisa, saya remaja usia 15 tahun saya orangnya tertutup dan jarang keluar merasa sulit bergaul, sering merasa bersalah, dan sedih yang berlarut larut,
setiap saya bertemu seseorang entah itu
orang baru atau teman lama,dewasa atau anak², saya sangat takut dan khawatir saat berbicara dengan lawan bicara saya, dan membuat lawan bicara saya menjadi ga nyaman dan memalingkan muka, saya jadi takut untuk bertemu orang lagi
Saya juga merasakan sedih yang berlarut - larut yang sudah hampir 5 bulan ini, kenapa ya dok saya ini? Saya bingung, Tolong jawabanya dok, terima kasih🙏
Percaya diri yuuuk
@@erliadevi10 terima kasih suport nya kak🙏
mba ana, boleh dibahas lebih dalam lagi gaa tentang "bagaimana kita bisa menerima situasi ini?"
karna kan sbg anak muda, mau juga dong sprti yg lain bisa memenuhi kebutuhan/keinginan pribadi, gak melulu mencukupi kebutuhan keluarga.
Dan terutama gimana cara kita utk bisa berkomunikasi dgn keluarga (orang tua) agar mereka tau apa yg kita rasain..?
Bingung banget ya allah pgn fokus nabung buat nikah taun depan tapi ada aja keadaan darurat financial orangtua .terpaksa bobol lagi tabungan -_- . Alhamdulillah agak mendingan sh denger analisa bahas masalah ini
semangat buat yg lagi berjuang! bersyukur buat yg engga dikasih jalan ini. semangattttt
Hi mba analisa. Terima kasih untuk berbagi ilmunya. Podcastnya masih belum dilanjut yaa... pengen juga dengen via podcast 😅
Pengen nangis rasanya klo harus d ceritain mah
Sama Ka 😭sy Juga
Setuju
Samaaaaaaa 😭
Makin nangis rasanya liat komen ini
Samaa :(
Wah tema nya yang sedang aku alami Mba Ana ❤️❤️❤️
Cheers to everyone who always stands even at the edge of a cliff,🐼
jd sbagian tulang punggung aja agak beban aplgi sepnuhnya tp sy ttp hrus brusaha utk membantu orang tua happy selalu amaq&inaq✌😂
Mbak Analisa Video2nya Melakukan Pendekatan Persuasif Terhadap Jiwa Psikologis Anak Muda.
Assalamualaikum mbak analisa , gimana si bak cara menghilangi sifat phobia dan trauma akut....
Saya dan kaka saya harus menanggung beban ortu
Kopi Panas sama Pak aji lagii👍👍
Seru
Berada di tahap ini 😞Bingung aku tuh ssh mau dijelasin cuma bisa nangis dn nmbh stress .
Ka bikinin video supaya sembuh dari Gerd anxiety atau kecemasan berlebih ?🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
Sabar, terima dan bersyukur.. saya juga sandwich generation, meskipun begitu tetap semangaat yaa 🔥
Background nya seger kak ana 🥳
Ya Allah Bisa Pas gini,,,Masya Allah
Hallo mba analisa, aku mau request topik bagaimana cara menghadapi lingkungan kerja yang toxic dong hehe
Karena akhir2 ini aku dihadapi situasi antara bertahan atau mencari pekerjaan yg baru.
Terima kasih mba
Yg terakhir nyentuh banget
Tolong bilang ke aku, pantaskah aku memperjuangkan cita-citaku?
Bahas tentang perintah orang tua yang ga sejalan dengan anak dong mba ana yang baik hatii
Mbak boleh dong dibahas, apa beda orang gila dan sakit mental. Dan apa ciri2 orang gila dan sakit mental. Terima kasih mbak
Jadi terharu denger episode ini
Saya berumur 18 tahun, dan saya mengalami kesulitan time manajemen karena saya di pesantren dan kuliah dan di lain hal itu saya juga selalu berfikir kenapa saya masih jadi beban keluarga ya?
Mbak analisa bagaimana saya menyikapi emosional saya, ketika saya ingin sekali membantu kedua orang tua saya tapi belum bisa?🙏
MaasyaAllah, keren mba Hidayah. Semangat mba ❤️ dengan mba semangat, bahagia, belajar di pesantren dan kuliah, itu adalah cara mba untuk saat ini sebagai anak membantu orangtua. Iya, dengan cara semangat belajar. insyaAllah dengan mba Hidayah menjadi Sholihah, cerdas karena semangat belajarnya mba dan atas Ridho serta Rahmat Allah dan akhirnya semakin dekat dengan Allah. insyaAllah akan membantu orangtua hidup tenang di dunia dan akhirat, karena mba sudah menjadi penyejuk pandangan orangtua mba selama di dunia dengan semangat belajarnya mba, akhlaknya mba yang baik, Ketaatan mba dan Mba insyaAllah akan menjadi amal jariyah dan penolong untuk orang tua mba di akhirat kelak. Aamiin... Barakallah mba hidyah atas nikmat kesempatan belajar di pesantren dan kuliahnya, selamat mendekati Allah 🤗 ( Oia aku baca komentar mba, jadi teringat kedilemaan ku dulu yang sama banget posisinya kaya mba :) 🙏 Semoga dilancarkan segala urusan mba... Aamiin...
@@nurlita8942 terimkasih mbak atas morivasinya🙏🥺
Terimakasih Mba Ana..pas banget pagi2 pas liat yutub lngsung ada bahasan ini..😊
mbak ana selalu relate sama hidup aku semangatt girls 20 yo
Semangat mbak, saya cwo 20 yo
Suka banget..
Pembawaanya semuanya ngena banget.
Sehat2 mbak ana :)
Terimakasih banyak mbaa, suka bgt sama episode ini👏🏻
Makasih mba ana konten ini sangat memberi motivasi untuk aku yang sedang mengalami masa masa ini 🤗
Wes angel angel gaji numpang lewat,umur 30 blm nikah nikah buat biaya pendidikan adik dan biaya hidup orang tua,perantauan biaya hidup sendiri juga sudah banyak
Mkasih kk bisa jd motivasi buat saya
Sesuai banget atas kondisiku, terimakaish banyak Mbak Ana atas episode ini
Tema yang saya tunggu mba 👍
Sangat bermanfaat, terimakasih mba
Ini masuk dalam kategoriku...
Wahh menginspirasi kak ana 😍
Terimakasih mba ana ,video2 nya keren banget 👍👍👍
Waalaikum salam
Ko pas yaa kenaaa bangettt
Yg saya alami sekrng mbak
Betul hrs menerima semangat
Apakah caregiver berlaku juga untuk yang masih single mbak Ana?
ASSALAMUALAIKIM NYIMAK MALAM SOBATKU, SEMANGAT DAN SUKSES SELALU AAMIIN
Sangat bermanfaat
Sabar Dan Terima 😍
Next bahas capek jadi beban keluarga yha, saran🙏
Mba ana bagus Skali kontennya ini sy auto subscribe...relate bgt dgn kehidupan sy..Sandwich generation..mksh mba sudah memberikan pencerahan..iya mba bahas tentang cara sabar menghadapi anak batita dong...tingkah laku anak sndiri mba.trimakasih sblmnya
Masya Allah, makasih byk mba Ana
Video ini sangat relate dengan hal yang sedang saya hadapi Mba Ana. Terimakasih
inspirasi bangettt 😍
sedang di posisi ini🙄
Daunnya menyimak nyaman
Sayang Mba Ana...sehat selalu Mbaa
Ini aku banget....
Generasi sandwich😊
Relate pisan:(
Salah fokus pake kamera apa mba.. editnya pake aplikasi apa mksh