PURA KAHYANGAN JAGAT: PURA JATI BATUR-KINTAMANI

Pura Jati Batur-Kintamani
Kawasan Danau dan Gunung Batur, Kecamatan Kintamani menyimpan banyak pura-pura tua yang memiliki sejarah dan makna tersendiri dalam kehidupan agama dan budaya masyarakat Bali. Satu di antaranya Pura Jati. Pura ini terletak di tepian Gunung Batur dan termasuk wilayah Desa Batur Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
Pura Jati Batur diyakini sebagai tempat suci atau parahyangan Ida Bhatara Sakti Bujangga Sakti Luwih yaitu Bhagawanta Dewi Danu yang berstana di Pura Batur.
Dalam lontar Kertha Bhujangga mengungkap adanya sejarah pada tahun 978 Masehi, Kemudian dalam Babad Kayu Selem dan Raja Purana Ulun Danu Batur, Pura Jati disebutkan dibangun oleh Mpu Jayamahireng, difungsikan untuk memuja Rsi Sunia Wisnu Murti (Ida Bhatara Bhujangga Sakti Luwih) bersama keluarganya, anak dan cucunya, sebagai sungsungan seluruh masyarakat Bali sehingga bisa disebut sebagai pura Kahyangan Jagat. Mpu Jayamaireng sendiri adalah salah satu leluhur Warga Pasek Kayu Selem yaitu Kayuselem, Tarunyan, Celagi dan Kayuan.
Dalam Babad Pasek Kayuselem antara lain disebutkan: ''mwaah wusing mangkana mwah sira sang Mpu Jayamaireng papareng lan sanak ira sutha potraka kabeh, anangunaken Kahyangan inarahan ''Pura Jati'', maka cihnaning jati, wawangunan ira siniwi dening wang Bali kabeh katattwanya. Wekasan yan hana sahananing kalanya anangun aken karya mahayu Bhatara nuhur tirtha Kamandalu, wenang santanan ira asing weruh ring Aji Purana angastawa ngaturana Widhi Widana, ngastawa Bhatara Gangga... ". Artinya lebih kurang sebagai berikut: Dan setelah itu, Mpu Jayaireng bersama sanak keluarganya serta semua anak cucunya membangun sebuah pura bernama ''Pura Jati''sebagai tanda kebenarannya. Bangunan itu menjadi tempat suci sebagai pemujaan orang Bali semuanya. Kemudian apabila orang Bali melakukan upacara yang disebut mahayu Bhatara, harus nuhur tirtha (mohon air suci) ''Kamandalu''. Ini harus dipahami oleh keturunannya yaitu mengenai apa yang disebut Aji Purana, melakukan pemujaan dengan cara menyelenggarakan upacara Widhi Widana dengan memuja Bhatara Gangga...
Sebagai Pura Kahyangan Jagat, pura Jati Batur ini tempat memuliakan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Bhatara Hyang Gangga, sebuah tempat suci yang berfungsi untuk memohon air suci kamandalu, yang menjadi syarat penting dalam pelaksanaan upacara keagamaan. Dinamakan Pura Jati, karena pura tersebut sebagai tempat menghaturkan pejati sebagai simbol ketulusan hati umat Hindu saat melaksanakan upacara yadnya.
Pura Jati hanya memiliki dua palingggih pokok meru tumpang tiga: Ida Bhatara Bhujangga Sakti Luwih, dan Ida Bhatara Tengahing Segara.
Posisi dua meru pelinggih ini berjejer menghadap ke barat di sisi kanan dan kiri pelinggih utama Padmasana rong 3 yang berdiri di tengah. Pelinggih Bhatara Tengahing Segara adalah Meru Tumpang tiga yang ada di sebelah utara (atau sebelah kanan Padmasana Rong 3). Sedangkan stana Bhatara Bhujangga Sakti Luwih di sebelah selatan (atau di sebelah kiri palinggih Pelinggih Padmasana Rong 3).
Di uttama Mandala Pura Jati juga terdapat Pelinggih yang digunakan untuk Memuja Ida Bhatara Di Pucak Gunung Batur, sedangkan Meru tumpang 11 yang ada di Tepi Danu Batur digunakan untuk memuja Ida Bhatari Danu sebagai simbol Lingga Yoni. Selain itu juga ada Bangunan Bale Piyasan, Bale Paselang dan Bale Kulkul, serta bangunan Candi Agung yang masih utuh dan belum pernah mengalami pemugaran.
Pujawali atau piodalan di Pura Jati Batur setiap satu tahun sekali yaitu pada pinanggal ke-13 sasih Kasa atau sekitar bulan Juli tahun Masehi.
Terkait upacara piodalan, jenis sesajen yang dipersembahkan, utamanya saat menyelenggarakan upacara Widhi Widana, berupa suci asoroh, itik hitam jambul yang sudah pernah bertelur, suci yang lengkap, dan ketupat kelanan, ajuman disertai canang, segahan mapangleb, itik hidup warna hitam dan jambul, ayam hitam, dengan Daksina lengkap dengan santun, sesuai dengan tingkatannya yaitu nista, madya dan utama- upacara. Sesarinya uttama 7000, madya 500, nista 425 tidak boleh kurang.
Upakaranya juga menggunakan Rosan Wedus, Bebangkit, dan upakara lainnya.
Ukuran tingkatan karya bisa dilihat di antaranya dari jenis uang kepeng yang digunakan. Pada tingkat utama, uang berjumlah 1700, Pejatinya masesari 225 keteng.
Narasi Naskah: I Wayan Sudarma
Sumber: Purana Pura Batur
#Relis #SuluhBangli #PuraJatiBatur

[@rakasurya5433]

Suksme informasine dumugi sami rahayu...

[@anjasmorochannel9042]

saya sudah Hadir Bro🙏🙏🙏🙏🙏

[@inyomanparnachannel7620]

Saat penutupan sisya upanayana siswa baru PGA HN Denpasar tahun 1985 kita sembahyang disini sebelum mendaki gunung Batur.. dan malam nya kita bermalam di wantilan pura jati.. sungguh sangat berkesan.. walaupun sudah berlalu puluhan tahun lalu 🙏

[@taksugiripanida9246]

Sangat bagus niki program penyuluh Bangli...

[@nyomanmudana7655]

Rahayu sinamian...

[@cowboykintamani2436]

Rahayu rahajeng sejahtera sareng sami.

[@wayansuwirta522]

Rahayu tim rilis kemenag Bangli👍

[@KemenagBangli]

Terima kasih pak wayan....semangat terus 🙏

[@desakputusriastiti743]

Indah dan menyejukkan suasana Pura Jati, dulu kita sering kemah di Java pura 🙏

[@KemenagBangli]

Om Swastyastu. Terima Kasih Ibu Kasubdit Penyuluh Ditjen Bimas Hindu......mohon dukungannya ibu agar Program Dokumentasi Pura-pura yang ada di Bangli dapat terwujud. 🙏🙏

[@user-uz3zl1zp1t]

Nunas info notlp oemangkunya nggih ?

[@madesubawa8672]

Moga bisa memberikan pencerahan dan pengetahuan tentang pura pura di Bali buat umat Sedharma

[@KemenagBangli]

Matur Suksma Motivasinya pak Kandep 🙏🙏

[@irsukareanto5882]

Gunakanbahasaindonesiaygbaikdanbenarsehinggainformasitersampaikandwnganbenar