Adat istiadat dan tradisi itu upaya manusia u/mengingat dan memperingati suatu moment penting. Buddhisme tdk pusing dgn adat istiadat/tradisi itu sendiri. Dan Buddhisme nurut sy tdk mslh bila ajarannya dikait²ken/digatuk²en/dicocok²ken. Mgkn dgn media²/sarana² tsb umat manusia lbh bisa memahami Dhamma. Anumodhana Bhante. Salam bt presenter dan KEPO. Smg sukses selalu. 🙏
Upacara agama salah satu hal penting. selain mempererat tali persaudaraan umat buddha dimana umat buddha berkumpul, saling mengenal, saling berbagi. Upacara sebagai tahapan untuk menuju dhamma yg tinggi. dlm meditasi tahap awal (parikamma), upacara (mendekati), appana (mencapai). upacara sebagai mendekatkan diri "mendekati" pada dhamma yang lebih tinggi. goalnya tercapianya tujuan dr upacara itu, kalau meditasi goalnya sesuai tujuan meditasi.
🙏😇😔Namo Buddhaya, Bhante... Berkat kebenaran sejati dr Dharma, SMG yg mendengar tercerahkan dan jd praktisi Dharma BKN penghapal dan ahli ritual non teladan dlm praktik... Bila dgn go green act dpt PHL tak terhingga, MK hanya butuh semprotan air yg menyegarkan tnmn dan manusia untuk dpt lbh baik dr ahli ibadah tp dgn tnmn2 mati kering dan minus oksigen murni berpetaka...✍️😇☝️😇
Ritual tdk bisa dilepaskan dlm hidup beragama..tpi itu hanya semacam tata tertib dlm rumah ibadah..krn pd umumnya tradisi itu sdah terinkulturisasi dgn kebiasaan daersh tertentu dan terbentuklah agama dan jga cara utk berkumpul dam berdoa atau meditasi bersama pula...melalui ritual dlm tradisi lah maka agams dgn mudah diterima dn dgn mudah berkembang pesat..maka tdk heran tradisi di suatu daersh tertentu bisa berbeda pula tradisi dgn daerah lainnnya..krn itu harus mengerti mana itu tradidi dan mana itu ajaran agama masing2 org . itu menurut pgertian sy pribadi ssja ..terima kasiih bhante..🙏
Memang banyak arca Buddha yg ditaruh di rumah pribadi, bahkan di hotel2. Mungkin karena wajah arca Buddha yg teduh sehingga menjadi daya tarik tersendiri.. Mungkn itu saja alasannya. Namun arca-arca tersebut bukan yg sudah dikukuhkan sebagai objek puja yg menyimbolkan Sang Buddha.
Maaf ya saya tidak setuju dengan beliau. Mana ada tempat punden itu ada dewanya, yang ada juga peta atau setan, sedangkan gandaba yang dibilang itu tidak mau di sana. Saya mau tanya, siapa yang bilang ada dewanya di sana? Janganlah kalau tidak tahu itu, selalu bilang dewa. Termasuk yang selalu saya dengar dari B##kkhu, di pohon ini ada dewa... di sana ada dewa. Sudahlah kalau tidak tahu dan tidak melihat, janganlah melakukan itu. Beda dengan jaman Sang Bhagava, memang ke tempat seperti itu masih ada dewa. Kalau sekarang, Yang tinggal di sana itu adalah grup Mara sang pengacau dhamma. Boleh percaya atau tidak, bahkan ada b##kkhu yang minta2 ke sana melalui keluarganya. Bikin ketawa aja, dewa makan kemenyan. Apalagi makan Darah Kambing, Darah Ayam, Ayam bakar, kepala kambing, ayam mentah, nasi, ikan. Hadeh... mana ada dewa makan benda padat. Bukannya saya tidak setuju dengan bakar kemenyan atau ritual-ritual, tetapi intinya janganlah mengatakan yang tidak tahu dan tidak benar.
Semua isi podcast di atas berdasar sumber Tipitaka dan Kitab Komentar (aţṭhakathā). Kami yg berjubah, kalau dalam urusan seperti ini (makhluk2 halus), tidak akan mengklaim punya kemampuan melihat, karena kami ada aturan yg sangar berat yakni parajika (harus lepas jubah). Ini perlu disampaikan agar yg membaca komen di atas tapi tidak menonton podcast, tidak menjadi salah paham, dikira yg berjubah mengklaim melihat makhluk halus dk pepunden (cetiya). Berrkenaan dg referensi: 1. Pepunden (cetiya) ada dewa bisa dibaca di Kitab Komentar Mahāparinibbāna Sutta terutama bagian 7 syarat kemakmuran masyarakat. 2. Berkenaan dg keberadaan dewa-dewa di pohon, bunga, bisa dilihat salah satunya dalam Gilānadassana Sutta di Cittasamyutta, Samyuttanikaya. Terkait pendapat anda bahwa sekarang di pepunden yang ada dewa mara, kalau ada referensi di Tipitaka atau kitab komentar, silakan dibagikan supaya kami belajar. Tp kalau hanya pendapat pribadi, ya tentu no komen lah. Hanya saja, dalam literatur Buddhis, dewa mara biasanya berasal dari alam dewa Paranimittavassavati, tapi sekarang sesuai dg pendapat anda, sudah turun ke pepunden2. Berkenaan dg bhikkhu yang minta2 ke pepunden melalui keluarganya, ya sampaikan saja kepada yg bersangkutan. Bagi bhikkhu yg paham mana yg mulia dan berharga, sementara banyak kekayaan (dhana) yg lebih berharga yakni saddha, sīla, caga, viriya, sati, samādhi, paññā, tidak akan meminta-minta harta duniawi apalagi dg cara demikian.
@@buddhadhammaindonesia5688 Jangan samakan Pepunden yang di Mahaparinibbana sutta saat Bhagava hidup dengan dengan kondisi yang sekarang. Demikian juga dengan Gilānadassana Sutta di Cittasamyutta, Samyuttanikaya. Tentu ini bisa dipahami apa yang saya katakan ini. Terimakasih penjelasannya. Sehat selalu.
@@girimitto6038 Jika demikian, bisa dong jelaskan perbedaanya pepunden zaman dahulu dengan sekarang, ciri-cirinya bagaimana? Juga perbedaan pohon-pohon zaman dahulu dengan sekarang, ciri-cirinya bagaimana? Mungkin misalnya cendana (candana)atau gaharu (agaru) zaman dahulu berbeda dari zaman sekarang sehingga seandainya dulu ada dewa yg mungkin mendiami, namun sekarang tidak ada. Kalau tahu perbedaannya, tujuh syarat kemakmuran dalam Mahāparinibbāna terutama berkenaan dg pepunden, masih dapat diaplikasikan pada zaman sekarang. Jikalau dapat dijelaskan di sini, kami-kami bisa belajar di sini. Salam sehat.
@@santacittobuddhiststudies8819 Maksud Bhante, kondisi pepunden dahulu jaman Sang Bhagava sama dengan jaman sekarang, jadi 'masih' patut dipuja sesuai dengan Sutta? Saya juga masih belajar, dari kehidupan sehari-hari, dan tidak percaya begitu saja apa yang "katanya". Sebab sering sekali saya mendengar katanya "dewa ono.. dewa ini" Bagaimana kalau itu tidak benar? [misalnya kenyataannya Peta atau mahkluk lain yang menyamar] Akankah sebaiknya tidak mengeluarkan pernyataan seperti ini? Mumpung Bhante menjawab saya, ada pertanyaan yang menggelitik. Sebenarnya pernyataan orang-orang yang mengatakan ini saat Kathina kira-kira begini ,.. dana ini untuk Sangha masa lalu, Sangha masa sekarang dan Sangha masa yang akan datang.... Kalau masa lalu, ini kan artinya yg saya tangkap adalah Ariya Sangha. Apakah benar pernyataan itu? Kalau memang sering dikatakan seperti itu, artinya yang sekarang mengaku itu sudah menembus alias sudah Ariya, sudah memasuki Magga Atau Phala? NB: saya blg grup mara bukan dewa mara Sehat Selalu
Semoga semua mahluk berbahagi
Rahayu2
#NamoBuddhāya🙏🙏🙏
#Sabbe Sattā Bhavantu Sukhitattā🙏❣🙏
#May all Beings be Happy 🙏💞🙏
#May all Beings be free from Suffering🙏💕🙏
#Sādhu🙏🙏🙏
Adat istiadat dan tradisi itu upaya manusia u/mengingat dan memperingati suatu moment penting. Buddhisme tdk pusing dgn adat istiadat/tradisi itu sendiri. Dan Buddhisme nurut sy tdk mslh bila ajarannya dikait²ken/digatuk²en/dicocok²ken. Mgkn dgn media²/sarana² tsb umat manusia lbh bisa memahami Dhamma.
Anumodhana Bhante.
Salam bt presenter dan KEPO.
Smg sukses selalu. 🙏
Sadhu3x
Upacara agama salah satu hal penting. selain mempererat tali persaudaraan umat buddha dimana umat buddha berkumpul, saling mengenal, saling berbagi. Upacara sebagai tahapan untuk menuju dhamma yg tinggi. dlm meditasi tahap awal (parikamma), upacara (mendekati), appana (mencapai). upacara sebagai mendekatkan diri "mendekati" pada dhamma yang lebih tinggi. goalnya tercapianya tujuan dr upacara itu, kalau meditasi goalnya sesuai tujuan meditasi.
Sadhu3x. Setuju.
🙏😇😔Namo Buddhaya, Bhante... Berkat kebenaran sejati dr Dharma, SMG yg mendengar tercerahkan dan jd praktisi Dharma BKN penghapal dan ahli ritual non teladan dlm praktik... Bila dgn go green act dpt PHL tak terhingga, MK hanya butuh semprotan air yg menyegarkan tnmn dan manusia untuk dpt lbh baik dr ahli ibadah tp dgn tnmn2 mati kering dan minus oksigen murni berpetaka...✍️😇☝️😇
Sadhu3x
STAB Kertarajasa emang joss...👍
Sadhu3x
Anumodana, Bhante & Presenter, 🙏🙏🙏
Sadhu3x
Vandami Bhante, anumodana
Sadhu3x
Ritual tdk bisa dilepaskan dlm hidup beragama..tpi itu hanya semacam tata tertib dlm rumah ibadah..krn pd umumnya tradisi itu sdah terinkulturisasi dgn kebiasaan daersh tertentu dan terbentuklah agama dan jga cara utk berkumpul dam berdoa atau meditasi bersama pula...melalui ritual dlm tradisi lah maka agams dgn mudah diterima dn dgn mudah berkembang pesat..maka tdk heran tradisi di suatu daersh tertentu bisa berbeda pula tradisi dgn daerah lainnnya..krn itu harus mengerti mana itu tradidi dan mana itu ajaran agama masing2 org . itu menurut pgertian sy pribadi ssja ..terima kasiih bhante..🙏
Sadhu3x..
Semoga semua mahluk berbahagia.
Semoga bantte santa berbahagia.
Sadhu3x
Maha Anumodana. Bhante.
Sadhu3x
Anumodana Bhante
Sadhu3x
Terimakasih 🙏🙏
Sadhu3x
🙏🙏🙏
Terima kasih Bhante
Sadhu3x
🙏🙏🙏Sadhu... Sadhu.... Sadhu....
Semoga semua mahluk bahagia 🙏🙏🙏
Sadhu3x
Namo Buddha ya, 🙏🙏🙏
Sotthi hotu.
Nammo Buddhaya bhante ❤️🙏
Sadhu3x
Vandami Bhante...terima kasih...🙏🙏🙏
Sadhu3x
anumodana bhante.🙏🙏🙏
Sadhu3x
Anumodana Bhante🙏di Bali rupang Buddha suka diletakkan di belakang pintu masuk, kenapa ya Bhante, apa itu patut? 🙏
Memang banyak arca Buddha yg ditaruh di rumah pribadi, bahkan di hotel2. Mungkin karena wajah arca Buddha yg teduh sehingga menjadi daya tarik tersendiri.. Mungkn itu saja alasannya. Namun arca-arca tersebut bukan yg sudah dikukuhkan sebagai objek puja yg menyimbolkan Sang Buddha.
@@buddhadhammaindonesia5688 🙏
Masehi..bukan setelah Masehi.. bhante.
Maaf ya saya tidak setuju dengan beliau.
Mana ada tempat punden itu ada dewanya, yang ada juga peta atau setan, sedangkan gandaba yang dibilang itu tidak mau di sana. Saya mau tanya, siapa yang bilang ada dewanya di sana? Janganlah kalau tidak tahu itu, selalu bilang dewa. Termasuk yang selalu saya dengar dari B##kkhu, di pohon ini ada dewa... di sana ada dewa. Sudahlah kalau tidak tahu dan tidak melihat, janganlah melakukan itu.
Beda dengan jaman Sang Bhagava, memang ke tempat seperti itu masih ada dewa. Kalau sekarang, Yang tinggal di sana itu adalah grup Mara sang pengacau dhamma. Boleh percaya atau tidak, bahkan ada b##kkhu yang minta2 ke sana melalui keluarganya.
Bikin ketawa aja, dewa makan kemenyan. Apalagi makan Darah Kambing, Darah Ayam, Ayam bakar, kepala kambing, ayam mentah, nasi, ikan. Hadeh... mana ada dewa makan benda padat.
Bukannya saya tidak setuju dengan bakar kemenyan atau ritual-ritual, tetapi intinya janganlah mengatakan yang tidak tahu dan tidak benar.
Semua isi podcast di atas berdasar sumber Tipitaka dan Kitab Komentar (aţṭhakathā). Kami yg berjubah, kalau dalam urusan seperti ini (makhluk2 halus), tidak akan mengklaim punya kemampuan melihat, karena kami ada aturan yg sangar berat yakni parajika (harus lepas jubah). Ini perlu disampaikan agar yg membaca komen di atas tapi tidak menonton podcast, tidak menjadi salah paham, dikira yg berjubah mengklaim melihat makhluk halus dk pepunden (cetiya). Berrkenaan dg referensi:
1. Pepunden (cetiya) ada dewa bisa dibaca di Kitab Komentar Mahāparinibbāna Sutta terutama bagian 7 syarat kemakmuran masyarakat.
2. Berkenaan dg keberadaan dewa-dewa di pohon, bunga, bisa dilihat salah satunya dalam Gilānadassana Sutta di Cittasamyutta, Samyuttanikaya.
Terkait pendapat anda bahwa sekarang di pepunden yang ada dewa mara, kalau ada referensi di Tipitaka atau kitab komentar, silakan dibagikan supaya kami belajar. Tp kalau hanya pendapat pribadi, ya tentu no komen lah. Hanya saja, dalam literatur Buddhis, dewa mara biasanya berasal dari alam dewa Paranimittavassavati, tapi sekarang sesuai dg pendapat anda, sudah turun ke pepunden2.
Berkenaan dg bhikkhu yang minta2 ke pepunden melalui keluarganya, ya sampaikan saja kepada yg bersangkutan. Bagi bhikkhu yg paham mana yg mulia dan berharga, sementara banyak kekayaan (dhana) yg lebih berharga yakni saddha, sīla, caga, viriya, sati, samādhi, paññā, tidak akan meminta-minta harta duniawi apalagi dg cara demikian.
@@buddhadhammaindonesia5688 Jangan samakan Pepunden yang di Mahaparinibbana sutta saat Bhagava hidup dengan dengan kondisi yang sekarang.
Demikian juga dengan Gilānadassana Sutta di Cittasamyutta, Samyuttanikaya. Tentu ini bisa dipahami apa yang saya katakan ini.
Terimakasih penjelasannya. Sehat selalu.
@@girimitto6038 Jika demikian, bisa dong jelaskan perbedaanya pepunden zaman dahulu dengan sekarang, ciri-cirinya bagaimana? Juga perbedaan pohon-pohon zaman dahulu dengan sekarang, ciri-cirinya bagaimana? Mungkin misalnya cendana (candana)atau gaharu (agaru) zaman dahulu berbeda dari zaman sekarang sehingga seandainya dulu ada dewa yg mungkin mendiami, namun sekarang tidak ada.
Kalau tahu perbedaannya, tujuh syarat kemakmuran dalam Mahāparinibbāna terutama berkenaan dg pepunden, masih dapat diaplikasikan pada zaman sekarang.
Jikalau dapat dijelaskan di sini, kami-kami bisa belajar di sini. Salam sehat.
@@santacittobuddhiststudies8819 Maksud Bhante, kondisi pepunden dahulu jaman Sang Bhagava sama dengan jaman sekarang, jadi 'masih' patut dipuja sesuai dengan Sutta?
Saya juga masih belajar, dari kehidupan sehari-hari, dan tidak percaya begitu saja apa yang "katanya". Sebab sering sekali saya mendengar katanya "dewa ono.. dewa ini" Bagaimana kalau itu tidak benar? [misalnya kenyataannya Peta atau mahkluk lain yang menyamar] Akankah sebaiknya tidak mengeluarkan pernyataan seperti ini?
Mumpung Bhante menjawab saya, ada pertanyaan yang menggelitik. Sebenarnya pernyataan orang-orang yang mengatakan ini saat Kathina kira-kira begini ,.. dana ini untuk Sangha masa lalu, Sangha masa sekarang dan Sangha masa yang akan datang....
Kalau masa lalu, ini kan artinya yg saya tangkap adalah Ariya Sangha. Apakah benar pernyataan itu? Kalau memang sering dikatakan seperti itu, artinya yang sekarang mengaku itu sudah menembus alias sudah Ariya, sudah memasuki Magga Atau Phala?
NB: saya blg grup mara bukan dewa mara
Sehat Selalu
Terima kasih Bhante