Pernah ketemu orang dengan terang2an bilang: "orang kolot kalau mau usahanya sukses tapi gak pinjam bank, banyak pengusaha sukses yang awalnya pinjem bank", padahal banyak jg pengusaha yg lari2 d kejar debt kolektor karenanya usahanya gagal
kalau baru mulai usaha dan belum pny pengalaman dalam bidang usahanya, pinjam kredit ke bank itu langkah yg salah. Kredit ke bank utk ekspansi bisnis/usaha justru baik, tapi hanya utk mereka yg udah pny pengalaman di bidang usahanya. Ini yg sering disalahartikan.
Mending awal usaha dari tabungan walau kecil dan gak sempurna, kecuali emang punya aset lebih alias bukan rumah yg di tinggali dan bukan kendaraan yang dipakai yg bisa nutup in case usaha gagal dan harus nutup utang. Jangan ngutang pake rumah tinggal paling utama
Namanya usaha juga ada untung ruginya lah, mangkanya perlu ilmu bisnis dan ekonomi yang cukup. mungkin pengusaha yang pinjem dia udah hitung dan emang bisa bayar sebelum jatuh tempo.
Justru malah bener sih utang buat kegiatan produktif. Kalau gagal, ya namanya juga usaha. Tapi kalau bank dan pemberi pinjaman yg valid sih sebelum ngasih pinjaman di survey dulu resiko bisnis pengutangnya. Yang suka ngejar ngejar tuh biasanya debt collector remtenir rentenir
Dengan pasar Indonesia yang mayoritas masyarakatnya latah ingin ikut tren ini dan itu ditambah dengan rendahnya pengelolaan keuangan mayoritas masyarakat, fitur paylater amat sangat menguntungkan bagi yang buat fitur tersebut. Siapa yang salah? yang salah yang tidak mau belajar dan yang tidak menyediakan pembelajaran tentang pengelolaan keuangan yang sehat
Hal yg belakangan gue pelajari dn bener2 gw terapkan "Earn before spend". Kalaupun mau belanja konsumtif, seenggaknya 'earn' dlu. Walaupun sebenarnya lebih baik lagi kalau kita berhemat dn membeli keperluan dengan tidak berlebihan dan lebih menyiapkan hal2 yg berguna utk d masa depan.
@ﹰ bner bgt bro. Gw dh ngerasain soalny terlilit utang dmna2. Walaupun sbenernya trpaksa sih..tpi tetep aja hidup gk tenang. Skrg utang tggl 1, tdur jdi lebih enak. Setelah lunas yg ini, jgn harap mau ngutang lagi. Say bye-bye to ngutang. Wkwk
Seumur2 belum pernah pake fitur pay later karena secara pribadi saya benci ngutang (dan minjemin duit ke orang). Sekalinya ada hutang langsung tak bayar secepatnya ga perlu hitung-hitung besok makan apa. Lebih baik tetap bayar pake cash dan debit.
Saya ngutang di awal2 berkarir/masuk dunia kerja, ya, karena gaji di bawah UMR 🤣 terpaksa berhutang tp belajar mengelola keuangan smp skrg ga perlu hutang2 😁
Pengalaman pribadi gw(kalian g nanya ga pa2, baca aja :v) Semakin lama ngutang g dibayar semakin ngeri, kek bom waktu, kaya ada tekanan di pundak bikin pegel kepala sampe perut mual, apalagi kalo inget di dompet ga ada uang, kalo ga keringet dingin ya pandangan kabur. Sengantuk2nya mata sampe pala pusing, susah tidur kalo kepikiran utang Lebay? Cobain sendiri ngutang sama orang asing/ga kenal dengan total rupiah lumayan Yg mau bilang 'makanya jangan ngutang' mending ngasih duit ke gw bikin enyang dripada kata2 sok bijak bikin kesel
Iya gw heran, bingung, jengkel budaya kita kok konsumtif banget ya. Gw yg ngehindarin untuk jadi konsumtif malah dibilang aneh sm temen2 Apalagi ngutang big NO
Saya pribadi juga banyak momen dimana gak punya duit tapi kepengen beli barang (dalam hal ini bener2 butuh), di online shop ada paylater, pasti tergiur banget tuh karena lagi gk punya duit. Tapi di satu sisi saya beruntung masih sadar diri kalau saya pakai paylater, saya mau ganti pakai apa? Jadinya nahan keinginan untuk belanja, tunggu sampai duit kekumpul dulu baru beli daripada harus pakai paylater. Terima kasih Tuhan, saya masih dibantu untuk dapat menahan diri.
kalo kayak aku tuh dulu mau beli tab kan buat penunjang kerja aja, jadi aku nabung dulu sebagian, sebagian lagi pake paylater, jadi ga ketar-ketir amat kalo mesti bayar tagihannya, dan tabungannya itu aku keep bener2 sampe aku titipin duitnya ke ibu dulu biar ga aku pake buat apapun. Intinya paylater nih ga berbahaya kalo penggunanya sadar sama kemampuan ekonominya sendiri kok. Limitku yg di oren dah sampe 8 juta, tapi ga pernah berani pake limitnya ampe 2 juta
@@queentsareena sama gue juga gitu waktu beli hp pake si oren, skr masih ngumpulin duit untuk beli tab walau limit gue 10jt dan tabnya aslinya bisa langsung kebeli klk pake payleter tapi gue nahan diri sampe tabungan gue paling engga 80% dari total harga barangnya
JANGAN PERNAH utang untuk kebutuhan konsumtif. Para raksasa kapitalis akan mengerahkan seluruh sumberdayanya demi membuat kita memberikan uang untuk mereka. Bentengi diri dengan akal sehat dan pandangan tajam. Jangan mau dimanipulasi. Perusahaan e-commerce bukan teman kita dan tidak pernah menginginkan kebaikan bagi kita. Betapapun mereka terdengar renyah atau hangat dari iklan-iklan mereka, sejatinya mereka hanya menggunakan kita sebagai jalan untuk mendapatkan cuan. Mulai sekarang, lihatlah dengan narasi seperti itu. Gak apa-apa sinis sedikit terhadap dunia. Memang begitu cara agar kita tidak dipecundangi.
"JANGAN PERNAH utang untuk kebutuhan konsumtif." Tergantung. Kalau kamu punya aset yang bertumbuh seperti saham, kamu bisa mengambil kredit dengan saham sebagai jaminannya. Dengan demikian kamu ga perlu jual saham hanya untuk beli motor atau laptop. Bila sahammu bertumbuh 12 persen per tahun dan bunga kreditmu 9 persen per tahun, berarti kekayaanmu dalam bentuk saham bertumbuh 3 persen setahun walaupun kamu berutang. Ditambah lagi, karena kamu ga menjual saham, berarti kamu juga ga dibebani PPh dari penjualan saham. Begini cara orang-orang kaya membeli barang-barang mahal tapi tetap kaya. Untuk membeli rumah, saya yakin 99 persen anggota masyarakat harus berutang karena laju kenaikan harga rumah melampaui kemampuan menabung. Biasanya harga rumah mengalami kenaikan 15 persen per tahun. Itu artinya harga rumah naik dua kali lipat dalam tempo 5 tahun. Jadi bila kamu mengincar rumah 300 jutaan dan kamu sanggup menabung 60 jutaan setahun, dalam lima tahun uang yang kamu kumpulkan hanya separuh dari harga rumahnya yang sudah naik menjadi 600-700 jutaan. Berarti dengan kemampuan menabung 60 jutaan per tahun dan masa menabung 5 tahun, kamu hanya bisa mengincar rumah yang harganya saat ini 150 jutaan.
Kak, yg kakak jelaskan masuk akal, dan bisa saya pahami. Tapi kakak disini mengabaikan faktor fluctuation dan esensi perubahan pasar modal suatu aset. Byk hal yg bisa mempengaruhi aset keuangan, saham dan obligasi bisa mengalami kenaikan dan penurunan tahunan, bahkan harian. Contoh yg kakak ambil menganggap bahwa faktor lainnya dianggap tetap. Padahal laju ekonomi negara kita, inflasi, adanya pandemi dan krisis bisa menyebabkan suku bunga naik turun. Asumsikan kita punya porto saham yang meningkat 12% lalu kita punya hutang dengan suku bunga 9%, dari segi tingkat bunga mungkin bisa ketutupan aka tidak rugi. Tapi bagaimana dgn nilai nominal? Apakah jika kita utang 1M dan aset keuangan kita hanya 500jt bisa menutup kerugian kita dan membuat kita bebas dari hutang? Jadi disini sebenarnya yg perlu diubah adalah pola pikir. Karna sifat konsumtif adalah tindakan yg berulang. Jarang saya lihat ada org yg mampu melunasi hutangnya dalam sekali bayar (tanpa cicilan). Apalagi dikenakan bunga. Meskipun bunganya hanya misal 2%, kalau semakin hari semakin bertambah, mustahil bisa melunasi hutang tanpa adanya aset lain yg disita. Dan saya pernah membaca artikel, bahwa generasi saat ini sulit membeli rumah dikarenakan salah satunya tingginya pengeluaran utk lifestyle. Jadi disini kita bisa berkaca, apakah kita merupakan salah satu diantara mereka? Dan mungkin yg bisa menjadi bahan pertimbangan kita semua adalah, maukah kita mengorbankan self pride atau gengsi utk mencapai kesuksesan dan tujuan pribadi kita yg sebenarnya?😇
@@Ringo_19 "Apakah jika kita utang 1M dan aset keuangan kita hanya 500jt bisa menutup kerugian kita dan membuat kita bebas dari hutang?" Plafon kredit pasti di bawah nilai aset yang diagunkan. Bila mengagunkan saham, plafon kredit yang disetujui bank sangat bergantung dari tingkat fluktuasi sahamnya. "Jadi disini sebenarnya yg perlu diubah adalah pola pikir. Karna sifat konsumtif adalah tindakan yg berulang. Jarang saya lihat ada org yg mampu melunasi hutangnya dalam sekali bayar (tanpa cicilan). Apalagi dikenakan bunga. Meskipun bunganya hanya misal 2%, kalau semakin hari semakin bertambah, mustahil bisa melunasi hutang tanpa adanya aset lain yg disita." Orang yang punya saham adalah orang berorientasi masa depan. Investasi adalah bentuk pengorbanan. Orang yang mengagunkan saham untuk konsumsi adalah orang yang bijak dengan keuangannya karena membangun kekayaan terlebih dahulu sebelum berutang. "Dan saya pernah membaca artikel, bahwa generasi saat ini sulit membeli rumah dikarenakan salah satunya tingginya pengeluaran utk lifestyle. " Ya, bila mengambil kredit konsumsi tanpa memiliki aset yang bertumbuh pasti kita akan semakin miskin. Tapi orang yang bersikeras membeli rumah secara tunai hanya mempersulit dirinya karena faktor laju kenaikan harga rumah yang saya uraikan.
Setuju banget sama mbak Disini kita bicara paylater, yang targetnya adalah barang atau jasa yang bersifat konsumtif, perusahaan paylater pun tidan pernah melihat berapa junlah asset yang dimiliki oleh si peminjam, dan paylater harus dibayar dalam jangka pendek (biasanya dibawah 2 tahun) Jika seseorang punya sifat konsumtif, walaupun dia punya asset sebesar apapun, dia akan pakai paylater melebihi dari jumlah asset yang dimiliki Misalnya : si A punya asset 1 Trilyun, tapi dia punya pasangan yang sangat konsumtif, setiap hari belanja ini itu, pakai ecommerce dengan sistem paylater Pasangan si A memilih pakai paylater, karena merasa cuma perlu bayar cicilan yang rendah, tidak perlu bayar cash syarat mudah dan yang paling penting adalah simple Awal2 belanja pakai paylater, memang cicilan ringan, sehingga belanja terus dan terus Sehingga tak terasa cicilan paylater tiap bulan sudah menumpuk melebihi 3x penghasilan si A tiap bulan. Cicilan besar tersebut terdiri dari banyak item cicilan barang yang dibeli pakai paylater Karena cicilan tiap bulan sudah melebihi 3x penghasilan si A tiao bulan, akhirnya si A menjual separuh asset nya untuk melunasu semua utang paylater pasangannya Jadi intinya adalah jangan pernah utang untuk membeli barang/jasa yang bersifat konsumtif, karena akan menjadi CANDU yang membuat ketagihan
@@ilhamhanafiah20 video-nya tentang paylater. Tapi komentar yang saya tanggapi bicara tentang berutang secara umum. Uraian kamu berhubungan dengan utang konsumsi tanpa ditopang aset yang bertumbuh. Utang seperti itu memang akan memiskinkan. Tapi menjual aset yang bertumbuh hanya untuk membeli barang yang mengalami depresiasi secara tunai lebih merugikan daripada mengambil kredit dengan jaminan aset yang bertumbuh.
Makanya saya kala beli barang harus ada dananya dulu. Sebisa mungkin cash, gak beban. Dananya adapun masih lihat lagi, kalau ada barang seken atau bekas, kualitasnya masih bagus atau cacat minor tapi fungsionalitasnya masih bagus ya bisa dipertimbangkan.
G gitu jg sih Gampang kehasut utk pay later itu juga kan bisa dipengaruhi mood jg Hari2 kuat, trs tiba2 suatu hari make dan malah ngutang banyak kan nanti nyalahin sistem juga Emng pay later persaingannya dan minatnya lgi tinggi jdi pada bervariatif semua sistemnya, tpi nanti kapan2 kena kasus langsung semua di sama ratain
Hutang adalah suatu tindakan yang sangat tabu untuk dibicarakan dalam lingkup keluarga tapi sering dilakukan diam-diam. Berhutang kepada saudara atau tetangga sangatlah sungkan, karena takut dianggap miskin karena minta-minta. Maka oleh dari itu, pinjol mengambil peluang ini, dimana orang bisa minjam atau utang dengan diam-diam tanpa sepengetahuan orang lain.
Bersyukur banget ama diri sendiri karena dari dulu gk pernah dan gk tertarik untuk beli barang/jasa menggunakan paylater atau pinjol karena ngerasa kalo beli barang pke hutang bikin hidup jadi gk tenang wkwkwkwk dan kebiasaan sampai sekarang, kalo mau beli barang mending pake sistem budgeting aja. Kalo misalkan budget perbulan cuma 250k dan pengen beli barang seharga 500k yaa nunggu bulan depan baru beli
Dari dulu dari jaman kredit , beli gayung aja kredit sekarang jaman internet sudah murah , gimana ngga menurun kebiasaan lama , beda nya sekarang kredit terlalu mudah
Sebenarnya fitur paylater seperti pisau bermata dua. Jika digunakan dengan benar, paylater akan membantu kita mendapatkan barang yang kita perlukan dengan perhitungan uang gaji kita. Dan jika dilakukan tanpa ilmu pengetahuan yang memadai, itu justru akan membuat kita kehabisan uang bahkan membuat kita memiliki hutang.
gw pake paylater kalo penjualnya belum terpercaya, jdi pake paylater nunggu barang sampai dulu, baru bayar nanti. Kalau Ndak sesuai dgn pesanan (salah kirim/asal-asalan), gw ajuin pengembalian, setidaknya uangnya Masi utuh dikantong. Bayar via transfer/retail otomatis kepotong ini itu, bla bla pas pengajuan pengembalian (ribet intinya). Jarang pake paylater kredit 6-12bulan.
Solusinya ya tetep regulasi dari pemerintah setempat, syaratnya harus jelas untuk yang berpenghasilan, limitnya maksimal 50% dari penghasilan, jika user yang bekerja kontrak, tenor harus mengikuti masa kerja user. Se simple itu jika pemerintah benar-benar peduli dengan rakyatnya. Hari ini kita dijejali dengan limit yang mungkin bisa lebih besar 200% dari penghasilan, akses yang mudah untuk mengajukan, dan lebih parahnya, media terus-terusan berkontribusi membangun masyarakat yang konsumtif.
Apa yang bisa diharapkan dari pemerintah yang hanya sibuk menumpuk kekayaan pribadi dan kelompoknya, juga pencitraan partainya agar terpilih kembali? Solusinya diri sendiri, jangan mudah berhutang, kalo ga mampu beli ya nabung sampe mampu beli cash.
sayang sekali paylater menjadi jebakan banyak orang yang rentan berhutang padahal untuk saya pribadi paylater jadi alat untuk kumpulkan segala tagihan dan kebutuhan bisnis saya jadi satu kali bayar transaksi di akhir bulan.
Sepakat, kredivo kupakai bayar sebulan sekali (kuota, ATK, listrik, dll) , deadline 30 hari biar ga ada embel-embel bunga lain lain, di toko jadi bisa full time + fokus.
@@aditsuskianditapratama1720 Bagus sih kalou dipakai untuk keperluan mendesak seperti kouta internet, tagihan listrik, tagihan air, dll. Tinggal masalah edukasi dan bijaksana dalam penggunaannya saja.
Makanya, kurang sepakat kalau disebut nipu. Memang menjebak sistemnya, dan itu buruk, tapi enggak bisa disebut nipu, adalah warganya yang perlu dididik masalah finansial biar bijak dalam ngelola uang.
Well sistemnya memang menarget yg secara psikologis itu lemah menahan diri. Tpi dri konsumen, terutama yg pinter nekad dan berduit juga bisa menuntut di pengadilan klo sistemnya terlalu mengeksploitasi psikologis (angka pinjaman besar, terlalu mudah diakses aka salah pencet bisa langsung kepinjem, dll) Buntutnya bisa panjang,
Kalau mau beli sesuatu pasti tanya ke diri sendiri, "ini bener-bener butuh nggak sih?", Soalnya kalo semua keinginan terpenuhi kalau set gaya hidup makin tinggi mau penghasilan berapapun nggak akan terasa cukup, beli sesuai kebutuhan&fungsi hidup terasa lebih nyaman
Dari sini kita bisa belajar, Earn before Spend dan BEDAKAN mana KEBUTUHAN dan mana KEINGINAN. Jangan hanya karena gengsi langsung Paylater saja. Itu Badut namanya🤡🤡🤡
Setuju dengan judulnya, yang pertama jadi masalah banget itu iklannya. Kesannya bayar sama cuma boleh tunda pembayaran. Padahal kan tidak sesederhana itu, pasti kena bunga dan ada konsekuensi lainnya. Bagi yang tidak terbiasa mengelola mandiri keuangannya, pasti jadi masalah.
Sayangnya gk semua murni gengsi, tapi dari tongkrongan juga nyinyirin. Kitanya yg mau berhemat malah disinggung "kok bajunya itu itu aja" waktu kumpul. Mau bodo amat pun kuping sama hati lama lama panas juga...
@@shironee_2384 bah gw udah bbrp tahun pake baju polos grosir.. tiap hari cm ganti warna doang.. klo kek gitu tinggal cari tongkrongan lain lah, ngapain lu nongki sama orang julid.. se bos2 gw juga ga pernah tuh sampe komen gw pake baju apa,
Dlm marketing menunjukan kelemahan produk (cantumin S&K didepan) akan membuat lawan making girang dan calon pelanggan enggan beli produk kita, pd titik ini sebenernya dibutuhkan kesadaran pengguna jasa utk baca syarat & ketentuan serta menahan perilaku konsumtif yg berlebihan agar ga kejebak di lingkaran hedonisme
Alhamdulillah selama saya hidup belum pernah pake Kredit atau Paylater, lebih baik saya menggunakan uang normal tidak menggunakan jasa seperti itu. Kalau ingin menggunakan jasa itu untuk kebutuhan yang sangat penting seperti untuk Usaha atau misal Gadget kalian hilang dan gadget tersebut cukup penting untuk pekerjaan anda.
Kalau semua orang rasional, mungkin yang pakai paylater hanya untuk kebutuhan mendesak kayak yang kamu sebutkan tadi. Tapi menurut saya hal kayak gitu predatory. Paylater nya emang menanggung resiko berupa peminjam yang gagal bayar, tapi coba pikir, masa model bisnis nya adalah mendapatkan keuntungan dari orang yang hidupnya tertimpa musibah?
@@mbrp5107 Ya kenyataanya begitu, mendapatkan keuntungan dari orang yang hidupnya tertimpa musibah. Utang itu akadnya untuk tolong menolong, yah harusnya ya untuk menolong.
Jahat banget iklannya. Momen "healing" otomatis gak kerja, otomatis gaji turun. Terus kalau paylater buat jalan², bayar pakai apaan? . Sama iklan menyasar desa juga jahat banget. Orang desa jelas pendapatannya gak menentu. Tentu kalau mau ngutang, agak susah kalau disuruh bayar teratur.
Busett, paylater apa itu paylater... CashBack menurutku lebih candu... Iya sama" mancing orang buat belanja, tapi belum butuh barangnya. Level tertinggi belanja online : karena Butuh + Cashback Gede + Gratis Ongkir + Cepat Sampai + Barang Sesuai Ekspetasi😂
Pay later adalah utang dan batas amannya 2.5-15% dari penghasilan tetap. Kalau gaji 1jt maka cicilan max 25.000-150.000 Per bulan setelah dikurangi biaya untuk hidup. Jangan gaji kotor.
"Paylater menyasar orang-orang yg rentan. Nggak cuma itu, metode pembayaran ini juga menawarkan banyak diskon yg nggak ditawarkan pd pembayaran cash." Ya ini yg mesti diketahui orang-orang, bahwa pengguna paylater juga dimanipulasi termasuk oleh iklan yg menggiurkan.
Kemaren dengerin podcast, podkes luar, kalo gak salah freakonomics.. narsum bilang, kalau untuk kebutuhan sehari² aja (dibikin) ngutang pake paylater maka ada yg gak beres dg ekonomi. Gitu kurang lebih
Sbg konsumen kita yg harus cerdas, apa perlu sekali kita harus belanja dg pay later atau bisa ditunda, dan pikirkan bisa bayar dg tepat waktu g cicilan+bunganya. Klo gak bisa mending nahan diri dulu, kumpulin uang dulu.
Paylater kalau bagiku sangat berguna buat modal usaha. Beberapa alat dan bahan usahaku pada awalnya aku pake paylater. Jadi pembayaran paylater di bayar oleh customer ku sekaligus dapat keuntungan dari usaha tersebut. Terima Kasih Paylater
Hutang di kamu bagus bro karena hutang yang produktif. Berhutang untuk menaikkan income. Yang jelek itu hutang konsumtif yang gak menaikkan pemasukan malah nambah liabilitas
@@pemburupzuri rata2 yang pakai pinjol atau paylater itu sebagian besar mau enaknya doang, abis itu akal2an bikin berakun2. Dan memang mau maling. Ada sindikatnya malah.
@@ntznbgzt setuju , temen gw pernah ikut komunitasnya , kontak hp diisi orang" di grup itu lalu pinjem dan gak pernah dicicil sekalipun , yg gw paling heran mereka gak mau bayar alesan riba , padahal dg mereka nerima uangnya mereka udah setuju dg riba , ditambah lagi hutangnya gak dibayar
mungkin pemerintah harus melindungi transaksi antara konsumen dan penyedia jasa "pay later" tetapi disini yang lebih penting itu kesadaran dan pemahaman seseorang tentang sistem kredit atau bayar nanti ini.
@@hyperdink288 nah tapi yang harus diingat, ga semua org punya kesadaran dan pemahaman yang sama maka dari itu pemerintah harus bisa memberikan perlindungan bagi orang2 tersebut. sama halnya dengan narkoba, sebenarnya org kecanduan kan ya dari diri sendiri dan pemahaman, kenapa pemerintah sibuk mengatur narkotika? ya untuk melindungi masyarakat..
Aku pengguna sPaylater sudah 1 thn an ini.Tp aku bener2 pake itu utk beli KEBUTUHAN.Sebelum memutuskan utk belanja,aku sudah pastikan kl nntinya ada uang utk bayar.Itu pun dr limit yg aku punya cmn kepake paling banyak 400rb an aja.Jadi bisa dblng aku consumen yg bener2 lurus gk ada niat mau belanja smpe kalap yg berujung gagal bayar.Jan smpe lah,amit amit😁
Sebenernya budaya kredit seperti ini bisa berbahaya buat ekonomi. Banyak kasus resesi dimulai karena pasar spekulatif yang ditumbuhi oleh kredit bahkan resesi terbesar di dunia, The Great Depression dimulai karena kredit konsumtif yang tinggi yang berujung pada membekunya banyak aset dan banyaknya gagal bayar setelah panik tahun 1929.
@@thebluescaptain perusahaan juga akhirnya bakal rugi, ketika negara yang punya kredit banyak nanti ada resiko panik, dan satu disrupsi ekonomi pun bisa jadi krisis. Kita contohkan lagi itu depresi besar tahun 1929, Karena kredit masyarakat berlebihan panik black friday membuat adanya masalah likuiditas, walaupun depresinya bukan secara absolut disebabkan karena turunnya pasar saham, itu jadi indikasi akan ketidakpercayaan masyarakat. Pada akhir tahun 29 bank" jadi punya masalah likuiditas yang akhirnya berujung pada kredit yang lebih susah, suku bunga bank yang tinggi. Kenapa ini penting? Karena perusahaan bergantung pada kredit agar bisa berdiri, karena sulitnya kredit ini : 1 banyak perusahaan yang gulung tikar (khusunya lokal) 2. Karena ketidak percayaan masyarakat pada ekonomi wargapun berhenti membeli barang konsumen seperti mobil dan mengurangi permintaan dari barang tsb. 3. Karena kurangnya permintaan dari barang konsumen terjadi deflasi. Mungkin deflasi terdengar baik karena harga jadi turun, tapi ekonomi bergantung pada konsumsi khususnya ekonomi modern. Karena harga yang turun, keuntungan dan laba perusahaan juga turun, ini menyebabkan lebih banyak perusahaan gulung tikar, dan utk perusahaan yang lebih besar lagi buat PHK banyak karyawannya dan menutup Sejumlah Pabrik. Jadi untuk masalah kredit pada akhirnya semja terdampak
@@henrybricks2953 Maaf gw kurang spesifik. Yg gw maksud "perusahaan" adalah bank, bukan perusahaan finance. Prinsip bank adalah "meminjamkan = membeli asset", beda dengan perusahaan finance "meminjamkan = mudah2an lancar bayarnya". Keduanya melakukan inspeksi customer secara mendetil, tapi dengan perspective yg berbeda. Bank = "Apa aj nih yg bs d jaminin" Finance = "Gaji/pendapatan cukup ga nih". Satu lagi, perusahaan finance duitnya ya dari bank juga, jd dah pasti secara suku bunga auto kebantai sama bank. Intinya, bank itu win win. Customer gagal bayar, sita, tinggal jual atau alih fungsi jadi bank atau anak perusahaannya. Untuk paylater ini jg yg bikin promo kan marketplacenya, misalnya Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dll. Mereka yg talangin customer, literally. Ini adalah salah satu skema bakar uang. Klo blm gt paham coba RUclips aj. Tp klo udah, intinya Bakar Uang itu perusahaan kasih diskon sebesar2nya untuk menarik pangsa pasar. Dananya dari mana? Ya dari bank bro. Bakar uang itu "perjudian" kasarnya. Klo gagal atau kalah modal, ya amshiong. Bukalapak misalnya nih, kegebuk Tokped dan Shopee, ya bank tinggal sita aset2nya BL, kelar, cuan joss. Dan yg namanya ekonomi ga ambruk terus bro, pasti berangsur pulih, jadi biar gmn bank (rasio piutang tinggi) ga akan bangkrut. Kecuali pas kiamat, Tuhan bikin roto seluruh jagat.
@@thebluescaptain istilahnya mirip 2008 gitu ya, soalnya tahun 29 dlu itu spekulasi bukan dari perusahaan finance tapi langsung dari bursa saham. Seperti ada tuh 1 orang di wallstreet yang ngeshort lehman brothers yang mereka akhirnya profit dari keruntuhan pasar Hunian
@@henrybricks2953 Mksdnya gmn? Gw kurang paham. Saham dan Finance beda cara mainnya. Dan klo udh major2 gitu stocknya, biasanya udh maen cartel, ga murni spekulasi lg. Klo mau maen saham murni tanpa drama korporasi ya level Trader, bukan investment. Mentok2 ya selling long lah, bukan short sell. Karena short sell itu resikonya tinggi sekali. Masa jual saham biar d buyback pas harga turun? Artinya apa? Antara valuasi perusahaan diturunkan, atau keluarin saham baru, yg beresiko merusak % shareholder. Maka dari itu, mesti ad "kongkow" dikit sama Analyst dan/atau punya geng gorengan.
Memang sepertinya hakikatnya orang Indonesia itu menyalahkan ya. Kita yang salah, tapi malah menyalahkan teknologi yang dibuat. Sama seperti kasus google maps. Google maps itu tidak pernah 'menyesatkan' kita, tetapi kitanya saja yang tidak paham bagaimana cara pakainya. Google maps hanya memberikan rekomendasi, tapi keputusan tetap ditangan kita. Makanya kita sebenarnya masih bisa merubah jalur yang akan kita lewati, hanya saja beberapa masyarakat tidak paham bagimana cara pakainya.
Hahaha. Jadi ingat, wong pake mobil kok yo kesasar suruh nyebrang jembatan gantung, kayu pula. Sebenernya sih bukan orang Indonesia suka menyalahkan, hanya orang-orang ashura yg nyolot gitu kalo salah. Itu orang2 yg re-inkarnasi jadi manusia, tapi dulunya kuntilanak, pocong, gandarwo, thuyul, inthuk, 🤭🤭 siluman ular.
Sebenernya paylater itu diciptakan dengan alasan yang baik. Semisal kita membutuhkan suatu barang tetapi kita belum punya uangnya, ya kita bisa pakai fitur tersebut. Tapi dipastikan, pemasukan kita juga cukup semisal untuk membeli barang tersebut dilain waktu. Tapi kebanyakan fitur paylater disalah artikan bahwa ''kalo kita tidak mampu membeli barang tersebut, kita menggunakan fitur tersebut". Hal itu merupakan persepsi arti paylater yang salah, fitur paylater harusnya diartikan sebagai, "Kita mampu membeli barang tersebut, hanya saja kita belum mempunyai uang disaat kita membeli barang tersebut'', seperti artinya "paylater" pay=bayar, later=nanti, bayar nanti.
Untuk penyedia layanan paylater, belajar seperti BRI, bisa murah, limit tinggi, tenor bisa 3 tahun, ga pusing bayar, dan BRI selalu di hati apalagi KUR nya hahah
BRI itu BUMN, pemerintah bisa aja nurunin bunga BRI karena memang tujuannya supaya membantu masyarakat nyari kredit murah, ingat BRI memang di design untuk usaha kecil / menengah, beda dengan Mandiri / BNI.
Bro Hendra dan 12 orang yg like masih nda paham sepertinya, PayLater itu berbeda dengan KUR walau sama-sama produk financial/perbankan, PayLater tidak menggunakan agunan sama sekali, Hanya berdasarkan profiling dan aktifitas user, belum hal hal fundamental lainnya seperti perusahaan yang mengeluarkan produk tsb, bdw BRI juga punya produk PayLater baik produk sendiri maupun co branding dengan perusahaan fintech lain kaya Traveloka PayLater BRI Card.
Kalo sy make paylater untuk beli mainan. Biasanya ngambil yang cicilan 3 bulan. Alasannya supaya gak keseringan beli mainannya jadi beli tiap 3 bulan sekali setelah cicilan selesai. Itupun beli mainan yang harganya d bawah 400rb gak pernah lebih
@@worldwariiiofficer6877 makanya harus pinter" makenya bang. Limit sy aja sampe 14juta lo tapi tetep bertahan dan untuk make beli mainan doang tiap 3 bulan. Kalo untuk stop beli mainan sih berat ya jadi mau gak mau harus kayak gini. Dulu soalnya sy agak boros soal belanja mainan. Sebulan bisa 2 atau 3 kali. Tapi sejak nyoba make metode ini selama 1 tahun, yaa oke" aja sih
@@turtelepratama6112 semoga kita dimampukan membaca diri kita secara jujur ttg kendala perilaku kita, dan menemukan cara paling tepat & benar menyelesaikannya dengan baik Kita lihat orangtua dan kakek2 kita bisa sangat memiliki kebijaksanaan yg tinggi, pasti mereka menyelesaikan banyak problem perilaku mereka di masa muda sesuai zamannya. Zaman kita perlu disikapi juga Pengingat buat diri
Sebenarnya promonya banyak kalau make paylater (dilain pihak kredit juga). Kalau digunakan dengan tepat malah untung. Cuma masalahnya, sekali udah ngerasain ngutang, susah berhentinya. Dan lagi, inget penjual narkoba, pil pertama selalu gratis. Ini juga, awal-awal dimudahkan, banyak promo, jadi kebiasaan berubah jadi konsumtif, beli barang karena diskon make paylater/cc sekalipun ga butuh-butuh banget barang itu. Mending jangan pernah nyentuh deh.... Silahkan skip, selanjutnya sesi curhat. Berulang kali gaji abis, hampir mau berhutang, tapi selalu inget, kalau udah sekali pasti keterusan... Mending berhemat dan maksain makan ma garem. Habis pun karena ada yang tidak terduga berturut-turut, dana darurat abis, tembok rumah jebol dan lagi keluarga sakit. Emang ada bpjs, tapi yang nungguinnya kan tetep harus dikasih makan. Mana makanan di rs mahal. Kalau lagi ga hari kerja sih bisa dibawain makanan dari rumah.
Lah emang bodoh kok, apalagi kalo sudah diingetin... Begitu terjerat, nangis2 ngemis2, kadang nyalah2in... Kalo kasus kayak gini, gua sih antara ngasih seikhlasnya (gak ngutangin) ato nawarin kerjaan (nukang, bersih2, masak dst) tapi tep hati2, orang ngutang bisa kalap dan nyolong bahkan membunuh.
Udah 3 tahun pakai paylater, puji Tuhan gapernah gagal bayar, cuma sekali telat sehari karena gajian ketunda. Saran saya: atur limit secara bijak biar ga lebih dari 50% pendapatan per bulan
Kalo punya keinginan sesuatu, pas uangnya ada pun ditahan dulu seminggu dua minggu, atau sebulan dua bulan. Kalo masih ngebet ya jadi beli dan dalam kurun masa tunggu itu kita jg masih sembari nabung. Kalo keingginannya ilang itu berarti kan cmn keinginan sesaat atau krn ikut2an tren dll.
Sebenarnya kalo bijak, paylater ini sangat membantu beli "kebutuhan" kok. Pengalaman aku misalnya, pake paylater utk beli tiket pesawat karena keperluan emergency dan beli laptop buat kerja karena sudah waktunya ganti tapi duit belum cukup. Asal yang dibeli itu kebutuhan dan bukan keinginan tentu manfaatnya lebih terasa dibandingkan penyesalannya. Dan pada saat akan beli barang dengan cicilan paylater tentu harus diperhitungkan dengan matang, misal bulan depan jajannya dikurangin. Yang pasti jangan sampai terjerat paylater hanya untuk beli "keinginan"
Gw dulu tergiur paylater karena pengen barangnya tapi belum ada duit. Awalnya cuma dikit2, eh tiap check out barang selalu pake paylater. Mana bayarnya pasti lebih mahal dari harga aslinya kan. Alhasil tagihan numpuk 😭 Bahkan pernah melebihi gaji. Kapok? Enggak juga sih 🤣 Maksudnya gk langsung yg berhenti gitu sih nggk. Masih tetep pakai sekarang. Cuman bedanya sekarang lebih bijak. Pake kalau pas emang beneran butuh dan pas ada uang tapi belum sempet isi saldo. Akhirnya pake paylater. Dan tagihan pun bener2 disesuaikan dengan anggaran pengeluaran. Gk mau nyaranin sih tp kalo emang butuh ya boleh2 aja Paylater sebenarnya aman digunakan untuk: 1. Yg punya gaji tetap di atas UMR. Gk di atas UMR juga bisa sih asal disesuaikan dengan pemasukan 2. Rajin bayar tagihan Paylater gk aman bagi: 1. Yg sering hutang sana sini tapi gk pernah dibayar 2. Punya tanggungan besar
Bro mau nanya klo bayar paylater itu ada bunga ya?.. walau bayarnya full di bulan selanjutnya?.. terus dgn promo-promonya gmn?.. masih terhitung lebih mahal dr belanja normal atau engga?..
@@HazzelBie tetep ada bunganya bro. Kalau promo palingan cuma gratis ongkir sama cashback. Kalau bayar waktu tepat, tetep kena bunga Misal harga asli 180 ribu. Di tulisan total pembayaran belanja biasanya cuma nambah admin kira2 jadi 181 ribu lah. Sementara di total pembayaran tagihan paylater bisa jadi 185 ribu. Kecil sih bro tapi klo bener2 gk kepepet bgt jangan deh
@@ahmadn844 lah masih mending paylater gojek 🤣 limit 2jt admin perbulan nya cuman 35rb setelah bayar sekali biaya admin/bln. ga ada lagi tagihan lain, selain transaksi menggunakan paylater, ga ada biaya lain lain.
@@ahmadn844 ini yang lu maksud mungkin paylater shopee, emng shopee brengsek sih. ga ada biaya admin/bln. tp dia liciknya pake biaya penanganan, nah biaya penanganan ini yang meledak klo misalkan belanja banyak pake paylater shoee.
Pakai pay later kalau pas ada promo menarik (discount/cashback) Selesai checkout, langsung lunasin 😂 Mayan kan? Akulaku sering kasih diskon sampai 10%. Jual lagi ambil keuntungan 7% aja. Mayan kan buat uang jajan 😅
Nah hampir sama, klo aku pake paylater cuma biar dapet gratis ongkir doang, duitnya mah ada, barang dateng otw langsung bayar, klo mau bayar ama ongkirnya itu yg jadi bayarnya malah buat lebih
Oh bisa gitu ya rupanya? Gw udah sering liat diskon paylater yang nominalnya lumayan, jadi pengen coba. Uangnya sih ada, cuma mau manfaatin diskonnya aja. Tapi di sisi lain, data kita jadi jatuh ke tangan mereka.
Paylater itu candu, kalau ga kekontrol bisa bablas ga jelas, soalnya enak dapet barang tapi ga perlu bayar dulu. Paylater juga pinter, makin banyak konsumennya ngutang, makin tinggi mereka naikin limit kreditnya. Kalau udah kegoda, tar kalap, baru sadar pas mau bayar tagihannya
Pernah pake paylater sekali aja dan langsung kapok.. Karena emang dari dulu gak biasa beli barang kredit/ngutang. Berasa gak tenang dibayang2i harus bayar cicilan tiap bulan. Padahal waktu itu cicilan cuma sekitar 50k selama 3 bulan. Makanya sekarang sadar diri, beli kalo ada uang, kalo pingin/butuh banget ya nabung dulu sampe ada uang.
keren banget analisisnya, tapi tempo voiceover-nya bakal lebih baik kalo dipercepat. kurang cocok buat yang ga sabaran kayak aku haha, ini aja playback kuubah jadi 1,25x
Jika memang terpaksa gunakanlah sebijak mungkin, kalau sudah tutup 1 lubang selalu INGAT PRINSIP jangan gunakan lagi, jangan beli barang menggunakan saldo paylaternya, TUTUP dlu semua lubang utang utang itu sampai lunas tidak ada tersisa. Terkadang seseorang gagal bayar karena setiap tutup 1 lubang maka akan gali lubang lagi alias saldo akan digunakan kembali untuk belanja, kalau gitu terus nggak akan ada habisnya.
Gw pake paylater yg tenornya panjang tapi bunganya nol % & biaya adminnya dibawah 10 rb, anggap aja ongkos parkir lah sekalian buat nambah skor supaya limit & reputasi nambah ygmungkin berguna buat tabungan mendesak masa depan. Kalo kemahalan ya lgsg cash aja pake virtual acc.
Pernah dulu ngebet galaxy note 5, bayar pake CC (6x cicilan) biarpun ga ada kendala pembayaran, tapiiiii............. selama 6 bulan hidup saya gak tenang! ini pertama kali saya ngutang dan mudah2an yg terahir
Waktu itu ga sengaja pake paylater beberapa kali di beberapa aplikasi dan saya ga tau kalo lagi pake paylater bukan saldo yang kepake, beberapa aplikasi paylater berada di opsi default pembayaran jadi suka tidak sengaja dan lupa mengubahnya. Tau tau udah lewat waktu pembayaran malah kena denda.
Orang Indonesia kebanyakan tidak bisa berpikir panjang. Hal2 seperti ini biasanya tidak dikalkulasi terlebih dahulu. Sesimpel contoh pemanfaatan kartu kredit misalnya, setahu saya tujuan utama memakai kartu kredit adalah mengurangi jumlah uang fisik yang dibawa sehari2 dalam dompet, dengan kata lain, penggunanya sudah tahu pasti bahwa uangnya ada, bahkan melebihi limit kartunya. Kalau disini kan terbalik, justru karena uangnya tidak ada maka kita pakai kartu kredit 😂
Temenku cerita kalo temen dia sebut saja namanya Rista, suatu saat kan hapenya jatuh dan pecah layarnya, Nah dibantuin sama rekan kerjanya ibu P buat kredit hp di toko kenalan suaminya. Itu kredit gak pakai bunga, gak pakai DP, dan per bulan cuma 200 ribu, Selama 6 bulan dia rutin nyicil, Setelah itu dia berhenti bayar sampe telat 3 bulan, ibu P baru mempertanyakan, gimana cicilannya kok gak dibayar? Dia dan suaminya yang ditagih sama pemilik toko, Dan si Rista dengan mudahnya jawab, "Aku gak bisa bayar bu, kalo mau ini hapenya ambil aja gak papa." Tapi hapenya keadannya udah rusak. Dan sehari setelahnya si Rista ini nyuruh temenku nyariin dia hp dengan budget 3 juta, Dia gak mau bayar cicilan hp yang udah rusak, kayak gak punya hati nurani/perasaan takut atau apa sama ibu P,
Yang jadi masalah paylater ini karena mereka merupakan bisnis, maka harus nyari untung, dan karena itu, pasti ada bunganya untuk uang yang dipinjam tersebut. Kalau ada sistem paylater tanpa bunga (bayar seberapa yang dipinjam itu) mungkin ga bakal sampai jadi kontroversi.
Kata salah satu youtuber sih kalo belum mampu beli 2, ya mending jgn beli dulu. Nasihat finansial yg simpel tp ampuh utk menjaga dari pola hidup konsumtif.
Saya pemakai paylater, tapi limitnya saya atur paling kecil dan cuma ada satu akun paylater. Ya karna memang fitur tersebut saya fungsikan sebagai dana darurat saja.
Alhamdulillah atas nikmat Islam. Allah tegas mengharamkan riba karena keburukannya jauh lebih besar daripada manfaatnya. Maka jauhilah riba apa pun keaadaanya. Taat hukum Allah pasti selamat. Membangkang pasti celaka dunia akhirat.
Self reward sih boleh aja, asal memang duitnya ada. Kalau harus ngutang untuk self reward ya berarti diri kita belum pantas untuk dapat reward itu. Yang realistis aja sesuai kemampuan, gak usah ngikutin kata influencer. Jajan es cendol jg udah self reward, gak usah musti beli iphone, misalnya.
Saya pakai paylater, emang kerasa sih pas bayar cicilannya engap banget😅 makanya sekarang di kurangin, pakai paylater cuma buat makanan anabul yang kebetulan selalu habis di tengah bulan dan kalau mau ga ngerasa rugi vouchernya jangan di pakai. Bedanya ga sampai 10ribu kalo ga pakai voucher
Utangnya mah ga salah. Malah bisa membantu. Orang-orang aja pada pakenya ga bener & ga bijak. Semua hal yang berguna juga pasti jadi masalah kalau pakenya ga bener
Itu kesalahan konsumen kalau emng produk yg dibeli itu melebihi kapasitas pendapatan kalian ya jgn make paylater tapi nabung buat beli cash. Heran sama orang-orang yg nyalahin fitur dibandingkan mengendalikan sifat diri-sendiri.
Alhamdulillah seumur umur saya masih bisa menahan diri untuk tidak pernah ngutang buat memenuhi segala kebutuhan saya dan keluarga kunci nya saya cuma akan membeli segala sesuatu menyesuaikan kebutuhan dan keuangan yg saya miliki, bukan membeli segal sesuatu krn mengikuti trend dan gengsj
Saya bulan lalu stress krn bos saya resign. Akhirnya buat hiling saya beli ip 13 pro. Tp bayarnya cash. Krn cc saya limitnya dikit, dan paylater ga punya 🤣
Dulu punya temen kantor, yg kalo dilihat dari ig storynya selalu jalan2 ke luar kota, ngopi cantik, lifestylenya hedonisme. Di Jakarta dia ngekos. Baru 3 bulan kerja, gak lama kemudian resign. Setelah dia resign, beberapa kali ada telpon masuk dari salah satu perusahaan pinjol dan kredit mobil ke kantor kami kemudian mereka mencari namanya, sedangkan kami yg berada di kantor jadi tau kalo selama ini dia bergaya dari ngutang hmmm. Saya juga pernah sekali diutangin, dan balikin uangnya telat. Jangan diikuti yaa teman teman. Bergaya semampu isi dompet aja tsayy.
Alhamdulillah. Saya pakai pay later untuk keperluan usaha dan bisnis saya. Tentu dengan hitungan puteran yang yakin dan bukan coba coba. Pay later selagi digunakan dengan baik . Bijak dan bener akan jadi hal yang sangat menguntungkan lhoo. Serius. Saya udah terapin setahun belakangan ini. 😁
Pernah dapet tawaran Kk platinum dr telepon bank karena nasabah terpilih dan mgkn profilingnya cocok dan kartu dikirim kerumah, sampe pada akhirnya tidak diaktifkan2. Padahal sempat tergiur untuk pakai, dan kadang butuh untuk cicil barang atau kebutuhan. Padahal susah loh apply kk, apalagi platinum, kadang suka merasa sayang krn udah di tutup. Tp yasudah drpd jadi konsumtif. Mending biasa2 aja lah.
Kl saya sih belanja sesuai kemampuan keuangan dan kebutuhan. Ada uang beli g punya ya g beli, wishlist/favoritkan kl nanti pas ada duit tp brg habis ya sdh g jadi beli. G akan kegoda paylater dll, krna manis diawal pahit diakhir. Simple.
Sebelum mengeluarkan uang untuk berbelanja yang paling penting adalah memahami kemampuan keuangan sendiri. Jangan disamakan dengan kemampuan keuangan orang lain. Orang lain mungkin bisa ambil paylater ditambah masih nyicil KPR dan masih ditambah expenses lainnya karena memang kemampuan keuangan mereka nyandak. Perlu perhitungan yang jeli agar tetap bisa berbelanja memenuhi kebutuhan dan juga keuangan tetap sehat.
Pernah ketemu orang dengan terang2an bilang: "orang kolot kalau mau usahanya sukses tapi gak pinjam bank, banyak pengusaha sukses yang awalnya pinjem bank", padahal banyak jg pengusaha yg lari2 d kejar debt kolektor karenanya usahanya gagal
kalau baru mulai usaha dan belum pny pengalaman dalam bidang usahanya, pinjam kredit ke bank itu langkah yg salah. Kredit ke bank utk ekspansi bisnis/usaha justru baik, tapi hanya utk mereka yg udah pny pengalaman di bidang usahanya. Ini yg sering disalahartikan.
Mending awal usaha dari tabungan walau kecil dan gak sempurna, kecuali emang punya aset lebih alias bukan rumah yg di tinggali dan bukan kendaraan yang dipakai yg bisa nutup in case usaha gagal dan harus nutup utang. Jangan ngutang pake rumah tinggal paling utama
survival fallacy
Namanya usaha juga ada untung ruginya lah, mangkanya perlu ilmu bisnis dan ekonomi yang cukup. mungkin pengusaha yang pinjem dia udah hitung dan emang bisa bayar sebelum jatuh tempo.
Justru malah bener sih utang buat kegiatan produktif. Kalau gagal, ya namanya juga usaha. Tapi kalau bank dan pemberi pinjaman yg valid sih sebelum ngasih pinjaman di survey dulu resiko bisnis pengutangnya. Yang suka ngejar ngejar tuh biasanya debt collector remtenir rentenir
Dengan pasar Indonesia yang mayoritas masyarakatnya latah ingin ikut tren ini dan itu ditambah dengan rendahnya pengelolaan keuangan mayoritas masyarakat, fitur paylater amat sangat menguntungkan bagi yang buat fitur tersebut.
Siapa yang salah? yang salah yang tidak mau belajar dan yang tidak menyediakan pembelajaran tentang pengelolaan keuangan yang sehat
Tipu daya cukong cina
Hal yg belakangan gue pelajari dn bener2 gw terapkan "Earn before spend".
Kalaupun mau belanja konsumtif, seenggaknya 'earn' dlu. Walaupun sebenarnya lebih baik lagi kalau kita berhemat dn membeli keperluan dengan tidak berlebihan dan lebih menyiapkan hal2 yg berguna utk d masa depan.
Ini gue bgt.
betul
@ﹰ bner bgt bro. Gw dh ngerasain soalny terlilit utang dmna2. Walaupun sbenernya trpaksa sih..tpi tetep aja hidup gk tenang. Skrg utang tggl 1, tdur jdi lebih enak. Setelah lunas yg ini, jgn harap mau ngutang lagi. Say bye-bye to ngutang. Wkwk
satu server, terlalu banyak hal yg produktif yg bisa di pikirkan di banding harus tertekan pikiran hutang.
enak tidur enak menjalani hidup.
Se7 banget, zaman skrg org berutang malah bangga, ampun deh.
Intinya jangan pernah belanja jika uangnya tidak ada dan jangan pernah utang kalau uangnya belum jelas.
Seumur2 belum pernah pake fitur pay later karena secara pribadi saya benci ngutang (dan minjemin duit ke orang). Sekalinya ada hutang langsung tak bayar secepatnya ga perlu hitung-hitung besok makan apa. Lebih baik tetap bayar pake cash dan debit.
Perasaan dikejar-kejarnya itu yang bikin ga enak.
Prinsip yang bagus bro. Pertahankan...
@@xquisid positive thinking bro, mungkin mereka pengen hidup seperti Larry yg penuh adrenalin wkwkwk
Adrenalin dikejar debt collector
Saya ngutang di awal2 berkarir/masuk dunia kerja, ya, karena gaji di bawah UMR 🤣 terpaksa berhutang tp belajar mengelola keuangan smp skrg ga perlu hutang2 😁
Pengalaman pribadi gw(kalian g nanya ga pa2, baca aja :v)
Semakin lama ngutang g dibayar semakin ngeri, kek bom waktu, kaya ada tekanan di pundak bikin pegel kepala sampe perut mual, apalagi kalo inget di dompet ga ada uang, kalo ga keringet dingin ya pandangan kabur. Sengantuk2nya mata sampe pala pusing, susah tidur kalo kepikiran utang
Lebay?
Cobain sendiri ngutang sama orang asing/ga kenal dengan total rupiah lumayan
Yg mau bilang 'makanya jangan ngutang' mending ngasih duit ke gw bikin enyang dripada kata2 sok bijak bikin kesel
Dari dulu, untuk hal apapun, kuncinya cuma 1. Pengendalian Diri.
Daripada pay later lebih baik terapkan buy later, beli kalo ada duit dan kalo perlu
Betul, cocok untuk barang tersier
itulah kenapa konsep wishlist ada di setiap aplikasi belanja online
Nah, ini baru menjadi pembeli yang Bijak.
Budaya suka utang untuk kebutuhan konsumtif itu berasal dari mana sih? Kalau karena musibah jadinya harus berutang, itu masalah lain ya.
Hedonisme
Dari kapitalisme, lah.
Iya gw heran, bingung, jengkel budaya kita kok konsumtif banget ya. Gw yg ngehindarin untuk jadi konsumtif malah dibilang aneh sm temen2
Apalagi ngutang big NO
@@definitelyhuman4510 justru sebagai kapitalis sejati, harusnya hanya akan pinjam uang untuk sesuatu yang produktif
@@mbrp5107 Maksudnya orang yang prinsipnya kapitalis yang mendorong terjadinya praktik perhutangan terhadap masyarakat yang punya budaya konsumtif.
Paylater (english) : bayar nanti
Peletter (javanese) : tukang pelet, bikin tergoda hingga terhipnotis.
Kurang lebih sama cuma beda bahasa 🗿🗿🗿
Wahahahaha
Saya pribadi juga banyak momen dimana gak punya duit tapi kepengen beli barang (dalam hal ini bener2 butuh), di online shop ada paylater, pasti tergiur banget tuh karena lagi gk punya duit. Tapi di satu sisi saya beruntung masih sadar diri kalau saya pakai paylater, saya mau ganti pakai apa? Jadinya nahan keinginan untuk belanja, tunggu sampai duit kekumpul dulu baru beli daripada harus pakai paylater. Terima kasih Tuhan, saya masih dibantu untuk dapat menahan diri.
jd sebenernya ingin apa butuh gan?
@@adityathio keadaan dimana saya membutuhkan sesuatu dan memiliki keinginan(pengen/mau/akan) untuk membeli barang tersebut.
Good. Pertahankan
kalo kayak aku tuh dulu mau beli tab kan buat penunjang kerja aja, jadi aku nabung dulu sebagian, sebagian lagi pake paylater, jadi ga ketar-ketir amat kalo mesti bayar tagihannya, dan tabungannya itu aku keep bener2 sampe aku titipin duitnya ke ibu dulu biar ga aku pake buat apapun. Intinya paylater nih ga berbahaya kalo penggunanya sadar sama kemampuan ekonominya sendiri kok. Limitku yg di oren dah sampe 8 juta, tapi ga pernah berani pake limitnya ampe 2 juta
@@queentsareena sama gue juga gitu waktu beli hp pake si oren, skr masih ngumpulin duit untuk beli tab walau limit gue 10jt dan tabnya aslinya bisa langsung kebeli klk pake payleter tapi gue nahan diri sampe tabungan gue paling engga 80% dari total harga barangnya
JANGAN PERNAH utang untuk kebutuhan konsumtif.
Para raksasa kapitalis akan mengerahkan seluruh sumberdayanya demi membuat kita memberikan uang untuk mereka. Bentengi diri dengan akal sehat dan pandangan tajam. Jangan mau dimanipulasi. Perusahaan e-commerce bukan teman kita dan tidak pernah menginginkan kebaikan bagi kita. Betapapun mereka terdengar renyah atau hangat dari iklan-iklan mereka, sejatinya mereka hanya menggunakan kita sebagai jalan untuk mendapatkan cuan.
Mulai sekarang, lihatlah dengan narasi seperti itu. Gak apa-apa sinis sedikit terhadap dunia. Memang begitu cara agar kita tidak dipecundangi.
"JANGAN PERNAH utang untuk kebutuhan konsumtif."
Tergantung. Kalau kamu punya aset yang bertumbuh seperti saham, kamu bisa mengambil kredit dengan saham sebagai jaminannya. Dengan demikian kamu ga perlu jual saham hanya untuk beli motor atau laptop. Bila sahammu bertumbuh 12 persen per tahun dan bunga kreditmu 9 persen per tahun, berarti kekayaanmu dalam bentuk saham bertumbuh 3 persen setahun walaupun kamu berutang. Ditambah lagi, karena kamu ga menjual saham, berarti kamu juga ga dibebani PPh dari penjualan saham. Begini cara orang-orang kaya membeli barang-barang mahal tapi tetap kaya.
Untuk membeli rumah, saya yakin 99 persen anggota masyarakat harus berutang karena laju kenaikan harga rumah melampaui kemampuan menabung. Biasanya harga rumah mengalami kenaikan 15 persen per tahun. Itu artinya harga rumah naik dua kali lipat dalam tempo 5 tahun. Jadi bila kamu mengincar rumah 300 jutaan dan kamu sanggup menabung 60 jutaan setahun, dalam lima tahun uang yang kamu kumpulkan hanya separuh dari harga rumahnya yang sudah naik menjadi 600-700 jutaan. Berarti dengan kemampuan menabung 60 jutaan per tahun dan masa menabung 5 tahun, kamu hanya bisa mengincar rumah yang harganya saat ini 150 jutaan.
Kak, yg kakak jelaskan masuk akal, dan bisa saya pahami. Tapi kakak disini mengabaikan faktor fluctuation dan esensi perubahan pasar modal suatu aset. Byk hal yg bisa mempengaruhi aset keuangan, saham dan obligasi bisa mengalami kenaikan dan penurunan tahunan, bahkan harian. Contoh yg kakak ambil menganggap bahwa faktor lainnya dianggap tetap. Padahal laju ekonomi negara kita, inflasi, adanya pandemi dan krisis bisa menyebabkan suku bunga naik turun. Asumsikan kita punya porto saham yang meningkat 12% lalu kita punya hutang dengan suku bunga 9%, dari segi tingkat bunga mungkin bisa ketutupan aka tidak rugi. Tapi bagaimana dgn nilai nominal? Apakah jika kita utang 1M dan aset keuangan kita hanya 500jt bisa menutup kerugian kita dan membuat kita bebas dari hutang?
Jadi disini sebenarnya yg perlu diubah adalah pola pikir. Karna sifat konsumtif adalah tindakan yg berulang. Jarang saya lihat ada org yg mampu melunasi hutangnya dalam sekali bayar (tanpa cicilan). Apalagi dikenakan bunga. Meskipun bunganya hanya misal 2%, kalau semakin hari semakin bertambah, mustahil bisa melunasi hutang tanpa adanya aset lain yg disita.
Dan saya pernah membaca artikel, bahwa generasi saat ini sulit membeli rumah dikarenakan salah satunya tingginya pengeluaran utk lifestyle. Jadi disini kita bisa berkaca, apakah kita merupakan salah satu diantara mereka? Dan mungkin yg bisa menjadi bahan pertimbangan kita semua adalah, maukah kita mengorbankan self pride atau gengsi utk mencapai kesuksesan dan tujuan pribadi kita yg sebenarnya?😇
@@Ringo_19 "Apakah jika kita utang 1M dan aset keuangan kita hanya 500jt bisa menutup kerugian kita dan membuat kita bebas dari hutang?"
Plafon kredit pasti di bawah nilai aset yang diagunkan. Bila mengagunkan saham, plafon kredit yang disetujui bank sangat bergantung dari tingkat fluktuasi sahamnya.
"Jadi disini sebenarnya yg perlu diubah adalah pola pikir. Karna sifat konsumtif adalah tindakan yg berulang. Jarang saya lihat ada org yg mampu melunasi hutangnya dalam sekali bayar (tanpa cicilan). Apalagi dikenakan bunga. Meskipun bunganya hanya misal 2%, kalau semakin hari semakin bertambah, mustahil bisa melunasi hutang tanpa adanya aset lain yg disita."
Orang yang punya saham adalah orang berorientasi masa depan. Investasi adalah bentuk pengorbanan. Orang yang mengagunkan saham untuk konsumsi adalah orang yang bijak dengan keuangannya karena membangun kekayaan terlebih dahulu sebelum berutang.
"Dan saya pernah membaca artikel, bahwa generasi saat ini sulit membeli rumah dikarenakan salah satunya tingginya pengeluaran utk lifestyle. "
Ya, bila mengambil kredit konsumsi tanpa memiliki aset yang bertumbuh pasti kita akan semakin miskin. Tapi orang yang bersikeras membeli rumah secara tunai hanya mempersulit dirinya karena faktor laju kenaikan harga rumah yang saya uraikan.
Setuju banget sama mbak
Disini kita bicara paylater, yang targetnya adalah barang atau jasa yang bersifat konsumtif, perusahaan paylater pun tidan pernah melihat berapa junlah asset yang dimiliki oleh si peminjam, dan paylater harus dibayar dalam jangka pendek (biasanya dibawah 2 tahun)
Jika seseorang punya sifat konsumtif, walaupun dia punya asset sebesar apapun, dia akan pakai paylater melebihi dari jumlah asset yang dimiliki
Misalnya : si A punya asset 1 Trilyun, tapi dia punya pasangan yang sangat konsumtif, setiap hari belanja ini itu, pakai ecommerce dengan sistem paylater
Pasangan si A memilih pakai paylater, karena merasa cuma perlu bayar cicilan yang rendah, tidak perlu bayar cash syarat mudah dan yang paling penting adalah simple
Awal2 belanja pakai paylater, memang cicilan ringan, sehingga belanja terus dan terus
Sehingga tak terasa cicilan paylater tiap bulan sudah menumpuk melebihi 3x penghasilan si A tiap bulan.
Cicilan besar tersebut terdiri dari banyak item cicilan barang yang dibeli pakai paylater
Karena cicilan tiap bulan sudah melebihi 3x penghasilan si A tiao bulan, akhirnya si A menjual separuh asset nya untuk melunasu semua utang paylater pasangannya
Jadi intinya adalah jangan pernah utang untuk membeli barang/jasa yang bersifat konsumtif, karena akan menjadi CANDU yang membuat ketagihan
@@ilhamhanafiah20 video-nya tentang paylater. Tapi komentar yang saya tanggapi bicara tentang berutang secara umum.
Uraian kamu berhubungan dengan utang konsumsi tanpa ditopang aset yang bertumbuh. Utang seperti itu memang akan memiskinkan.
Tapi menjual aset yang bertumbuh hanya untuk membeli barang yang mengalami depresiasi secara tunai lebih merugikan daripada mengambil kredit dengan jaminan aset yang bertumbuh.
Edukasi finansial Emng wajib sih di era Indonesia berkembang jadi negara maju
Hahaha
Coba anda cari rank PISA indo ke berapa di dunia. Nanti paham deh...
Masih jauh si bang
Pada tidur bang mau disekolah maupun kumpulan Desa pas topik ini dibahas..
Makanya saya kala beli barang harus ada dananya dulu. Sebisa mungkin cash, gak beban. Dananya adapun masih lihat lagi, kalau ada barang seken atau bekas, kualitasnya masih bagus atau cacat minor tapi fungsionalitasnya masih bagus ya bisa dipertimbangkan.
Kl gasalah kak kl mau beli barang (konsumtif) kita hrs punya uang min 2x lipat dari harga barang tsb
👍👍👍👍
di amerika pernah terjadi krisis gagal bayar kartu kredit, akhirnya seluruh ekonomi jatuh kejurang resesi.
2008 itu ya. Yang kpr properti.
yang di edukasi seharusnya masyarakat, bukan penyedia jasa paylater. saya pengguna paylater aman" saja dan tidak khilaf
betul, dipake kalau lagi urgent juga kalau ane,
@Sandri Saputra hahaa sama banget sama ane. Manfaatin paylater cuma buat gratis ongkirnya doang😂
@Sandri Saputra kalo gini mah malah bagus.. jatuhnya jadi hemat banyak kan wkwk
Paylater itu riba haram..kamu khilaf ya
G gitu jg sih
Gampang kehasut utk pay later itu juga kan bisa dipengaruhi mood jg
Hari2 kuat, trs tiba2 suatu hari make dan malah ngutang banyak kan nanti nyalahin sistem juga
Emng pay later persaingannya dan minatnya lgi tinggi jdi pada bervariatif semua sistemnya, tpi nanti kapan2 kena kasus langsung semua di sama ratain
Hutang adalah suatu tindakan yang sangat tabu untuk dibicarakan dalam lingkup keluarga tapi sering dilakukan diam-diam.
Berhutang kepada saudara atau tetangga sangatlah sungkan, karena takut dianggap miskin karena minta-minta.
Maka oleh dari itu, pinjol mengambil peluang ini, dimana orang bisa minjam atau utang dengan diam-diam tanpa sepengetahuan orang lain.
+diomongin
masalahnya hutangnya buat beli hal2 yg tidak strategis/ hutang yg ga ada visi ke depannya. hutangnya buat beli hal2 tersier, kepuasan tersier.
sempet ada keluarga mau minjam uang, saya arahkan ke paylater aja,
kalo utang ke saya ribet nagihnya wkwk
@@lr784 njirr, kok anda tega sekali🤣🤣🤣
@@lr784 kayaknya lebih baik gitu, drpd merusak silaturahmi
Bagus banget animasinyaa.
Congrats video editor, designer, and more
Bersyukur banget ama diri sendiri karena dari dulu gk pernah dan gk tertarik untuk beli barang/jasa menggunakan paylater atau pinjol karena ngerasa kalo beli barang pke hutang bikin hidup jadi gk tenang wkwkwkwk dan kebiasaan sampai sekarang, kalo mau beli barang mending pake sistem budgeting aja. Kalo misalkan budget perbulan cuma 250k dan pengen beli barang seharga 500k yaa nunggu bulan depan baru beli
mantap pak. bijak dalam mengelola uang
Dari dulu dari jaman kredit , beli gayung aja kredit sekarang jaman internet sudah murah , gimana ngga menurun kebiasaan lama , beda nya sekarang kredit terlalu mudah
Sebenarnya fitur paylater seperti pisau bermata dua. Jika digunakan dengan benar, paylater akan membantu kita mendapatkan barang yang kita perlukan dengan perhitungan uang gaji kita. Dan jika dilakukan tanpa ilmu pengetahuan yang memadai, itu justru akan membuat kita kehabisan uang bahkan membuat kita memiliki hutang.
+ predatory marketing. Manfaatin kepolosan/kebodoan (ignorance) masyarakat kita. Disgusting
Bener bgt...aku pakai pay later biasa buat kebutuhan modal produksi dan seringnya langsung bayar bulan depannya dan kl pun utk konsumsi gak banyak 2
Setuju sama ente boss
gw pake paylater kalo penjualnya belum terpercaya, jdi pake paylater nunggu barang sampai dulu, baru bayar nanti. Kalau Ndak sesuai dgn pesanan (salah kirim/asal-asalan), gw ajuin pengembalian, setidaknya uangnya Masi utuh dikantong.
Bayar via transfer/retail otomatis kepotong ini itu, bla bla pas pengajuan pengembalian (ribet intinya).
Jarang pake paylater kredit 6-12bulan.
Udah stop jangan pake paylater kalo pengen beli mending cod. 😂 Limitku sampe 20juta paylater spinjam 15juta. Soalnya barang datang enak tp pusing diakhir.
Solusinya ya tetep regulasi dari pemerintah setempat, syaratnya harus jelas untuk yang berpenghasilan, limitnya maksimal 50% dari penghasilan, jika user yang bekerja kontrak, tenor harus mengikuti masa kerja user.
Se simple itu jika pemerintah benar-benar peduli dengan rakyatnya.
Hari ini kita dijejali dengan limit yang mungkin bisa lebih besar 200% dari penghasilan, akses yang mudah untuk mengajukan, dan lebih parahnya, media terus-terusan berkontribusi membangun masyarakat yang konsumtif.
Solusinya kalau ga mampu jangan beli gan, syukuri dan cukup apa yg dipunya. Dari pada berharap perubahab dari luar mending rubah diri sendiri hehe
Apa yang bisa diharapkan dari pemerintah yang hanya sibuk menumpuk kekayaan pribadi dan kelompoknya, juga pencitraan partainya agar terpilih kembali?
Solusinya diri sendiri, jangan mudah berhutang, kalo ga mampu beli ya nabung sampe mampu beli cash.
@@vikyferbrian5597 betul dari sudut pandang yang apatis.
solusinya sadar diri. no debat.
@@yanza_zi lalu, untuk apa ada pemerintah?
sayang sekali paylater menjadi jebakan banyak orang yang rentan berhutang padahal untuk saya pribadi paylater jadi alat untuk kumpulkan segala tagihan dan kebutuhan bisnis saya jadi satu kali bayar transaksi di akhir bulan.
Sepakat, kredivo kupakai bayar sebulan sekali (kuota, ATK, listrik, dll) , deadline 30 hari biar ga ada embel-embel bunga lain lain, di toko jadi bisa full time + fokus.
@@aditsuskianditapratama1720 Bagus sih kalou dipakai untuk keperluan mendesak seperti kouta internet, tagihan listrik, tagihan air, dll. Tinggal masalah edukasi dan bijaksana dalam penggunaannya saja.
Makanya, kurang sepakat kalau disebut nipu. Memang menjebak sistemnya, dan itu buruk, tapi enggak bisa disebut nipu, adalah warganya yang perlu dididik masalah finansial biar bijak dalam ngelola uang.
Well sistemnya memang menarget yg secara psikologis itu lemah menahan diri. Tpi dri konsumen, terutama yg pinter nekad dan berduit juga bisa menuntut di pengadilan klo sistemnya terlalu mengeksploitasi psikologis (angka pinjaman besar, terlalu mudah diakses aka salah pencet bisa langsung kepinjem, dll)
Buntutnya bisa panjang,
Out of context, suka sekali dengan gaya editannya.
kalo ga salah nama style-nya mixed media
kolase
Kalau mau beli sesuatu pasti tanya ke diri sendiri, "ini bener-bener butuh nggak sih?", Soalnya kalo semua keinginan terpenuhi kalau set gaya hidup makin tinggi mau penghasilan berapapun nggak akan terasa cukup, beli sesuai kebutuhan&fungsi hidup terasa lebih nyaman
Sulit pak karena ya itu iklannya di konsep hutang=kenikmatan saya yang waras ekonomi pun kalo liat iklan2 hutang ya berimajinasi "wah enak jiga ya"
@@sultanaldavi3048 utang = uang, begitu kira" negara dijalankan
Kalo saya mau beli suatu barang. Klo belom kebawa mimpi sih gak bakal saya beli.
Salah satu cara saya memfilter
Wanjer ampe kebawa mimpi wkwkwk
Boleh nih sarannya xd
@@3takoyakis dicoba deh.. dijamin bisa ngurangin keINGINAN
Remotivi selalu bisa ngeliat the bigger picture dripada micro issue. Well done remotivi team! 👏🏽
Banyak hal yg harus kita lihat gambar besarnya. Apalagi saat pandemi ini. Haha
Dari sini kita bisa belajar, Earn before Spend dan BEDAKAN mana KEBUTUHAN dan mana KEINGINAN. Jangan hanya karena gengsi langsung Paylater saja. Itu Badut namanya🤡🤡🤡
Yeps dan sekarang aq harus menggunakan kata "KEPAKE, NGGAK!???" karena kebanyakan beli barang ujung2nya malah nangkring di pojokan 😑
Wkwkwkwk badut
Setuju bgt Oyiii. saya lebih baik kerja dulu, ngumpulin uang, setelah cukup, baru beli barang yg di target.
@@jack86
Mantap. 👍
Jadilah konsumen yang bijak. :-)
Terus nyuruh2 pemerintah jangan suka ngutang, padahal cerminan dari diri sendiri... 🤣🤣🤣
Setuju dengan judulnya, yang pertama jadi masalah banget itu iklannya. Kesannya bayar sama cuma boleh tunda pembayaran. Padahal kan tidak sesederhana itu, pasti kena bunga dan ada konsekuensi lainnya. Bagi yang tidak terbiasa mengelola mandiri keuangannya, pasti jadi masalah.
Berhutang untuk gaya hidup, bukan untuk keperluan primer. Tinggal tunggu anjloknya harga diri...
Orang indo gengsinya kegedean.
beli kebutuhan bukan keinginan
Sayangnya gk semua murni gengsi, tapi dari tongkrongan juga nyinyirin. Kitanya yg mau berhemat malah disinggung "kok bajunya itu itu aja" waktu kumpul. Mau bodo amat pun kuping sama hati lama lama panas juga...
@@shironee_2384 bah gw udah bbrp tahun pake baju polos grosir.. tiap hari cm ganti warna doang.. klo kek gitu tinggal cari tongkrongan lain lah, ngapain lu nongki sama orang julid.. se bos2 gw juga ga pernah tuh sampe komen gw pake baju apa,
@@shironee_2384 berarti tongkrongannya yg toxic.
@@shironee_2384 mau nongkrong apa mau fashion show ngab?
Paylater selalu menampilkan IKLAN YANG HEBOH DAN MENGGUNAKAN MODEL ANAK MUDA seperti Generasi Gen Z dan Milenial. Ke cuci otaknya
Dlm marketing menunjukan kelemahan produk (cantumin S&K didepan) akan membuat lawan making girang dan calon pelanggan enggan beli produk kita, pd titik ini sebenernya dibutuhkan kesadaran pengguna jasa utk baca syarat & ketentuan serta menahan perilaku konsumtif yg berlebihan agar ga kejebak di lingkaran hedonisme
Mau tanya gan, apa S&K wajib dicantumkan ga?
Alhamdulillah selama saya hidup belum pernah pake Kredit atau Paylater, lebih baik saya menggunakan uang normal tidak menggunakan jasa seperti itu. Kalau ingin menggunakan jasa itu untuk kebutuhan yang sangat penting seperti untuk Usaha atau misal Gadget kalian hilang dan gadget tersebut cukup penting untuk pekerjaan anda.
Kalau semua orang rasional, mungkin yang pakai paylater hanya untuk kebutuhan mendesak kayak yang kamu sebutkan tadi. Tapi menurut saya hal kayak gitu predatory. Paylater nya emang menanggung resiko berupa peminjam yang gagal bayar, tapi coba pikir, masa model bisnis nya adalah mendapatkan keuntungan dari orang yang hidupnya tertimpa musibah?
Aku pk paylater kalau ada misi
Kalo kata ayahku kartu kredit itu kartu setan. Eh ternyata si kredit ini berevolusi menjadi pay later
@@irfananfilla setan onlen 😭
@@mbrp5107 Ya kenyataanya begitu, mendapatkan keuntungan dari orang yang hidupnya tertimpa musibah. Utang itu akadnya untuk tolong menolong, yah harusnya ya untuk menolong.
Dosanya sih karena ngeRIBAnget 😭 tapi kenapa ya jarang yg mempertimbangkan hal itu :"
Banyak yg tidak mendalam dalam memikirkan hikmah ekonomi-budaya-sosial-sains-teknologi, dari berbagai ajaran agama
Jahat banget iklannya. Momen "healing" otomatis gak kerja, otomatis gaji turun. Terus kalau paylater buat jalan², bayar pakai apaan?
.
Sama iklan menyasar desa juga jahat banget. Orang desa jelas pendapatannya gak menentu. Tentu kalau mau ngutang, agak susah kalau disuruh bayar teratur.
Begitulah mereka
Itulah kapitalis, "bodo amat orang susah yg penting gw cuan" Gtu kasarnya
Hahaha iya,
piknik healing pake ngutang
Pulang piknik, kambuh kejang2
@@hariobayu4941 saya mendukung komunis 😎
Busett, paylater apa itu paylater... CashBack menurutku lebih candu...
Iya sama" mancing orang buat belanja, tapi belum butuh barangnya.
Level tertinggi belanja online : karena Butuh + Cashback Gede + Gratis Ongkir + Cepat Sampai + Barang Sesuai Ekspetasi😂
Sebelum casback gede, ada diskon gede dulu kak. Kenikmatan yg hqq itu 😆
Btul, cashback lebih menggoda 😂
Cash back kalo tunai gak masalah...
Pinjol, paylater, cc itu yang masalah... karena sering menjerat orang2 yang gak bisa nyicil dan kontrol diri
Ente cashback emang gak kontan bayarnya?
Cashback gede tapi harga barangnya lbh mahal dari toko2 kecil & ongkirnya mahal jd ya buat apa 😆
Sampai konten cara menghindar dari dept collector rame viewsnya di YT 😭😹
Kesian sih sama mereka yg Galbay, tapi itu udah resiko menurut saya.
Pay later adalah utang dan batas amannya 2.5-15% dari penghasilan tetap. Kalau gaji 1jt maka cicilan max 25.000-150.000 Per bulan setelah dikurangi biaya untuk hidup. Jangan gaji kotor.
"Paylater menyasar orang-orang yg rentan. Nggak cuma itu, metode pembayaran ini juga menawarkan banyak diskon yg nggak ditawarkan pd pembayaran cash."
Ya ini yg mesti diketahui orang-orang, bahwa pengguna paylater juga dimanipulasi termasuk oleh iklan yg menggiurkan.
yg nggk pngen pakai paylater pun jadi terbesit buat pakai. Krna diskon di metode pembayaran paylater lebih banyak
Ya orang mana peduli sih? Mreka kan cuma mau goblok-goblokin org aja
Nah itu keliatan banget jahatnya. Yang ngutang dikasih diskon, tapi yang siap bayar tunai malah enggak dikasih diskon.
Kemaren dengerin podcast, podkes luar, kalo gak salah freakonomics.. narsum bilang, kalau untuk kebutuhan sehari² aja (dibikin) ngutang pake paylater maka ada yg gak beres dg ekonomi. Gitu kurang lebih
boleh share akun/link podcastnya ga kak?
Nama podcastternya dong
Sbg konsumen kita yg harus cerdas, apa perlu sekali kita harus belanja dg pay later atau bisa ditunda, dan pikirkan bisa bayar dg tepat waktu g cicilan+bunganya. Klo gak bisa mending nahan diri dulu, kumpulin uang dulu.
Yang bener
Ga pernah pakai yg namanya paylater, cc udah ditutup semua. Ngeriiiiii,
Paylater kalau bagiku sangat berguna buat modal usaha. Beberapa alat dan bahan usahaku pada awalnya aku pake paylater. Jadi pembayaran paylater di bayar oleh customer ku sekaligus dapat keuntungan dari usaha tersebut. Terima Kasih Paylater
Hutang di kamu bagus bro karena hutang yang produktif. Berhutang untuk menaikkan income. Yang jelek itu hutang konsumtif yang gak menaikkan pemasukan malah nambah liabilitas
ya klo hutang dibayar bagus
yg ga bagus kan hutang hbs itu lupa ga bayar
setau ane, paylatter digunakan buat modal yang mau bkin usaha, itu lebih baik, dripada komsutif
@@pemburupzuri rata2 yang pakai pinjol atau paylater itu sebagian besar mau enaknya doang, abis itu akal2an bikin berakun2. Dan memang mau maling. Ada sindikatnya malah.
@@ntznbgzt setuju , temen gw pernah ikut komunitasnya , kontak hp diisi orang" di grup itu lalu pinjem dan gak pernah dicicil sekalipun , yg gw paling heran mereka gak mau bayar alesan riba , padahal dg mereka nerima uangnya mereka udah setuju dg riba , ditambah lagi hutangnya gak dibayar
kalo bener bener kebutuhan sih ok,
yang gak habis pikir itu barang keinginan
justru karena keinginan itu banyak yang kalap. si penjual juga jago marketingnya.
Sistem paylater seperti ini harus dikontrol pemerintah juga, jika tidak ,dapat membahayakan seseorang
Sepertinya tidak bisa, karna gk ada yg dirugikan disini. Yg bisa mengatasinya hanyalah kesadaran daei diri sendiri
@@haspanelkia5621 dmana2 mah aturan bs d buat bahkan d larang pun bs. Sayangnya pemerintah g konsen soal ginian
Sebenarnya sistemnya tidak ada yang membahayakan siapapun, orang yang ikut didalamnya yang membahayakan dirinya sendiri
mungkin pemerintah harus melindungi transaksi antara konsumen dan penyedia jasa "pay later" tetapi disini yang lebih penting itu kesadaran dan pemahaman seseorang tentang sistem kredit atau bayar nanti ini.
@@hyperdink288 nah tapi yang harus diingat, ga semua org punya kesadaran dan pemahaman yang sama maka dari itu pemerintah harus bisa memberikan perlindungan bagi orang2 tersebut.
sama halnya dengan narkoba, sebenarnya org kecanduan kan ya dari diri sendiri dan pemahaman, kenapa pemerintah sibuk mengatur narkotika? ya untuk melindungi masyarakat..
Aku pengguna sPaylater sudah 1 thn an ini.Tp aku bener2 pake itu utk beli KEBUTUHAN.Sebelum memutuskan utk belanja,aku sudah pastikan kl nntinya ada uang utk bayar.Itu pun dr limit yg aku punya cmn kepake paling banyak 400rb an aja.Jadi bisa dblng aku consumen yg bener2 lurus gk ada niat mau belanja smpe kalap yg berujung gagal bayar.Jan smpe lah,amit amit😁
Sebenernya budaya kredit seperti ini bisa berbahaya buat ekonomi. Banyak kasus resesi dimulai karena pasar spekulatif yang ditumbuhi oleh kredit bahkan resesi terbesar di dunia, The Great Depression dimulai karena kredit konsumtif yang tinggi yang berujung pada membekunya banyak aset dan banyaknya gagal bayar setelah panik tahun 1929.
Bahaya buat ekonomi siapa? Ekonomi konsument tok, klo perusahaan mah untung terus cuy. Tinggal sita, susah amat.
@@thebluescaptain perusahaan juga akhirnya bakal rugi, ketika negara yang punya kredit banyak nanti ada resiko panik, dan satu disrupsi ekonomi pun bisa jadi krisis. Kita contohkan lagi itu depresi besar tahun 1929, Karena kredit masyarakat berlebihan panik black friday membuat adanya masalah likuiditas, walaupun depresinya bukan secara absolut disebabkan karena turunnya pasar saham, itu jadi indikasi akan ketidakpercayaan masyarakat. Pada akhir tahun 29 bank" jadi punya masalah likuiditas yang akhirnya berujung pada kredit yang lebih susah, suku bunga bank yang tinggi. Kenapa ini penting? Karena perusahaan bergantung pada kredit agar bisa berdiri, karena sulitnya kredit ini : 1 banyak perusahaan yang gulung tikar (khusunya lokal) 2. Karena ketidak percayaan masyarakat pada ekonomi wargapun berhenti membeli barang konsumen seperti mobil dan mengurangi permintaan dari barang tsb. 3. Karena kurangnya permintaan dari barang konsumen terjadi deflasi.
Mungkin deflasi terdengar baik karena harga jadi turun, tapi ekonomi bergantung pada konsumsi khususnya ekonomi modern. Karena harga yang turun, keuntungan dan laba perusahaan juga turun, ini menyebabkan lebih banyak perusahaan gulung tikar, dan utk perusahaan yang lebih besar lagi buat PHK banyak karyawannya dan menutup Sejumlah Pabrik. Jadi untuk masalah kredit pada akhirnya semja terdampak
@@henrybricks2953 Maaf gw kurang spesifik. Yg gw maksud "perusahaan" adalah bank, bukan perusahaan finance. Prinsip bank adalah "meminjamkan = membeli asset", beda dengan perusahaan finance "meminjamkan = mudah2an lancar bayarnya".
Keduanya melakukan inspeksi customer secara mendetil, tapi dengan perspective yg berbeda. Bank = "Apa aj nih yg bs d jaminin"
Finance = "Gaji/pendapatan cukup ga nih".
Satu lagi, perusahaan finance duitnya ya dari bank juga, jd dah pasti secara suku bunga auto kebantai sama bank. Intinya, bank itu win win. Customer gagal bayar, sita, tinggal jual atau alih fungsi jadi bank atau anak perusahaannya.
Untuk paylater ini jg yg bikin promo kan marketplacenya, misalnya Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dll. Mereka yg talangin customer, literally. Ini adalah salah satu skema bakar uang. Klo blm gt paham coba RUclips aj. Tp klo udah, intinya Bakar Uang itu perusahaan kasih diskon sebesar2nya untuk menarik pangsa pasar.
Dananya dari mana? Ya dari bank bro. Bakar uang itu "perjudian" kasarnya. Klo gagal atau kalah modal, ya amshiong. Bukalapak misalnya nih, kegebuk Tokped dan Shopee, ya bank tinggal sita aset2nya BL, kelar, cuan joss.
Dan yg namanya ekonomi ga ambruk terus bro, pasti berangsur pulih, jadi biar gmn bank (rasio piutang tinggi) ga akan bangkrut. Kecuali pas kiamat, Tuhan bikin roto seluruh jagat.
@@thebluescaptain istilahnya mirip 2008 gitu ya, soalnya tahun 29 dlu itu spekulasi bukan dari perusahaan finance tapi langsung dari bursa saham. Seperti ada tuh 1 orang di wallstreet yang ngeshort lehman brothers yang mereka akhirnya profit dari keruntuhan pasar Hunian
@@henrybricks2953 Mksdnya gmn? Gw kurang paham. Saham dan Finance beda cara mainnya. Dan klo udh major2 gitu stocknya, biasanya udh maen cartel, ga murni spekulasi lg. Klo mau maen saham murni tanpa drama korporasi ya level Trader, bukan investment. Mentok2 ya selling long lah, bukan short sell. Karena short sell itu resikonya tinggi sekali. Masa jual saham biar d buyback pas harga turun? Artinya apa? Antara valuasi perusahaan diturunkan, atau keluarin saham baru, yg beresiko merusak % shareholder. Maka dari itu, mesti ad "kongkow" dikit sama Analyst dan/atau punya geng gorengan.
Memang sepertinya hakikatnya orang Indonesia itu menyalahkan ya. Kita yang salah, tapi malah menyalahkan teknologi yang dibuat. Sama seperti kasus google maps. Google maps itu tidak pernah 'menyesatkan' kita, tetapi kitanya saja yang tidak paham bagaimana cara pakainya. Google maps hanya memberikan rekomendasi, tapi keputusan tetap ditangan kita. Makanya kita sebenarnya masih bisa merubah jalur yang akan kita lewati, hanya saja beberapa masyarakat tidak paham bagimana cara pakainya.
Hahaha. Jadi ingat, wong pake mobil kok yo kesasar suruh nyebrang jembatan gantung, kayu pula.
Sebenernya sih bukan orang Indonesia suka menyalahkan, hanya orang-orang ashura yg nyolot gitu kalo salah. Itu orang2 yg re-inkarnasi jadi manusia, tapi dulunya kuntilanak, pocong, gandarwo, thuyul, inthuk, 🤭🤭 siluman ular.
Sebenernya paylater itu diciptakan dengan alasan yang baik. Semisal kita membutuhkan suatu barang tetapi kita belum punya uangnya, ya kita bisa pakai fitur tersebut. Tapi dipastikan, pemasukan kita juga cukup semisal untuk membeli barang tersebut dilain waktu. Tapi kebanyakan fitur paylater disalah artikan bahwa ''kalo kita tidak mampu membeli barang tersebut, kita menggunakan fitur tersebut". Hal itu merupakan persepsi arti paylater yang salah, fitur paylater harusnya diartikan sebagai, "Kita mampu membeli barang tersebut, hanya saja kita belum mempunyai uang disaat kita membeli barang tersebut'', seperti artinya "paylater" pay=bayar, later=nanti, bayar nanti.
Gue heran kenapa iklan paylater diizinkan, sama aja kaya mereka mengkampanyekan orang untuk ngutang
Indonesia mah yg penting duit bro , berani bayar gede mah tetep dibolehin
pemerintah aja berhoetank, masa rakyat ga boleh meniru , wkwk
Trus Bank dapat duit darimana? Gak sekalian minta pemerintah suruh cabut izin perbankan?
Untuk penyedia layanan paylater, belajar seperti BRI, bisa murah, limit tinggi, tenor bisa 3 tahun, ga pusing bayar, dan BRI selalu di hati apalagi KUR nya hahah
BRI itu BUMN, pemerintah bisa aja nurunin bunga BRI karena memang tujuannya supaya membantu masyarakat nyari kredit murah, ingat BRI memang di design untuk usaha kecil / menengah, beda dengan Mandiri / BNI.
Bro Hendra dan 12 orang yg like masih nda paham sepertinya, PayLater itu berbeda dengan KUR walau sama-sama produk financial/perbankan, PayLater tidak menggunakan agunan sama sekali, Hanya berdasarkan profiling dan aktifitas user, belum hal hal fundamental lainnya seperti perusahaan yang mengeluarkan produk tsb, bdw BRI juga punya produk PayLater baik produk sendiri maupun co branding dengan perusahaan fintech lain kaya Traveloka PayLater BRI Card.
Kalo sy make paylater untuk beli mainan. Biasanya ngambil yang cicilan 3 bulan. Alasannya supaya gak keseringan beli mainannya jadi beli tiap 3 bulan sekali setelah cicilan selesai. Itupun beli mainan yang harganya d bawah 400rb gak pernah lebih
Haaa, 400K bisa pake paylater? Baru tau barang kecil bisa bayar pake paylater
@@worldwariiiofficer6877 bisa bang, yang 150 atau bahkan 100rb juga bisa. D shopee
@@turtelepratama6112 makin ngeri ya paylater makin banyak juga yg akan temakan jebakan paylater
@@worldwariiiofficer6877 makanya harus pinter" makenya bang. Limit sy aja sampe 14juta lo tapi tetep bertahan dan untuk make beli mainan doang tiap 3 bulan. Kalo untuk stop beli mainan sih berat ya jadi mau gak mau harus kayak gini. Dulu soalnya sy agak boros soal belanja mainan. Sebulan bisa 2 atau 3 kali. Tapi sejak nyoba make metode ini selama 1 tahun, yaa oke" aja sih
@@turtelepratama6112 semoga kita dimampukan membaca diri kita secara jujur ttg kendala perilaku kita, dan menemukan cara paling tepat & benar menyelesaikannya dengan baik
Kita lihat orangtua dan kakek2 kita bisa sangat memiliki kebijaksanaan yg tinggi, pasti mereka menyelesaikan banyak problem perilaku mereka di masa muda sesuai zamannya. Zaman kita perlu disikapi juga
Pengingat buat diri
Sebenarnya promonya banyak kalau make paylater (dilain pihak kredit juga). Kalau digunakan dengan tepat malah untung. Cuma masalahnya, sekali udah ngerasain ngutang, susah berhentinya. Dan lagi, inget penjual narkoba, pil pertama selalu gratis. Ini juga, awal-awal dimudahkan, banyak promo, jadi kebiasaan berubah jadi konsumtif, beli barang karena diskon make paylater/cc sekalipun ga butuh-butuh banget barang itu. Mending jangan pernah nyentuh deh....
Silahkan skip, selanjutnya sesi curhat.
Berulang kali gaji abis, hampir mau berhutang, tapi selalu inget, kalau udah sekali pasti keterusan... Mending berhemat dan maksain makan ma garem. Habis pun karena ada yang tidak terduga berturut-turut, dana darurat abis, tembok rumah jebol dan lagi keluarga sakit. Emang ada bpjs, tapi yang nungguinnya kan tetep harus dikasih makan. Mana makanan di rs mahal. Kalau lagi ga hari kerja sih bisa dibawain makanan dari rumah.
Lah emang bodoh kok, apalagi kalo sudah diingetin...
Begitu terjerat, nangis2 ngemis2, kadang nyalah2in...
Kalo kasus kayak gini, gua sih antara ngasih seikhlasnya (gak ngutangin) ato nawarin kerjaan (nukang, bersih2, masak dst) tapi tep hati2, orang ngutang bisa kalap dan nyolong bahkan membunuh.
Terus minta uang buat bayarin utang ke artis wkwk
"PEMINJAM"
iya. Susah bersimpati dengan orang paylater yang barangnya dibeli untuk kebutuhan sekunder maupun tersier
Udah 3 tahun pakai paylater, puji Tuhan gapernah gagal bayar, cuma sekali telat sehari karena gajian ketunda. Saran saya: atur limit secara bijak biar ga lebih dari 50% pendapatan per bulan
Seru nih tapi masih lama 😭
Emang paylater itu enak diawal tekor diakhir
Gw kalo gk bener2 butuh ya gk paylater
Kalo punya keinginan sesuatu, pas uangnya ada pun ditahan dulu seminggu dua minggu, atau sebulan dua bulan. Kalo masih ngebet ya jadi beli dan dalam kurun masa tunggu itu kita jg masih sembari nabung. Kalo keingginannya ilang itu berarti kan cmn keinginan sesaat atau krn ikut2an tren dll.
Kalo pengalaman saya pribadi sih asal tagihan perbulannya 5-10% income masih aman dan masih bisa nyisihin saving
awalnya mungkin bener begitu rencananya, tapi karena ketagihan, keterusan, lebih dari yg direncanakan. mumet
Kejiret riba...dosanya ngeRIBAnget
Sebenarnya kalo bijak, paylater ini sangat membantu beli "kebutuhan" kok. Pengalaman aku misalnya, pake paylater utk beli tiket pesawat karena keperluan emergency dan beli laptop buat kerja karena sudah waktunya ganti tapi duit belum cukup. Asal yang dibeli itu kebutuhan dan bukan keinginan tentu manfaatnya lebih terasa dibandingkan penyesalannya. Dan pada saat akan beli barang dengan cicilan paylater tentu harus diperhitungkan dengan matang, misal bulan depan jajannya dikurangin. Yang pasti jangan sampai terjerat paylater hanya untuk beli "keinginan"
Sip 👍
Gw dulu tergiur paylater karena pengen barangnya tapi belum ada duit. Awalnya cuma dikit2, eh tiap check out barang selalu pake paylater. Mana bayarnya pasti lebih mahal dari harga aslinya kan. Alhasil tagihan numpuk 😭
Bahkan pernah melebihi gaji.
Kapok? Enggak juga sih 🤣
Maksudnya gk langsung yg berhenti gitu sih nggk. Masih tetep pakai sekarang. Cuman bedanya sekarang lebih bijak. Pake kalau pas emang beneran butuh dan pas ada uang tapi belum sempet isi saldo. Akhirnya pake paylater. Dan tagihan pun bener2 disesuaikan dengan anggaran pengeluaran.
Gk mau nyaranin sih tp kalo emang butuh ya boleh2 aja
Paylater sebenarnya aman digunakan untuk:
1. Yg punya gaji tetap di atas UMR. Gk di atas UMR juga bisa sih asal disesuaikan dengan pemasukan
2. Rajin bayar tagihan
Paylater gk aman bagi:
1. Yg sering hutang sana sini tapi gk pernah dibayar
2. Punya tanggungan besar
Bro mau nanya klo bayar paylater itu ada bunga ya?.. walau bayarnya full di bulan selanjutnya?..
terus dgn promo-promonya gmn?.. masih terhitung lebih mahal dr belanja normal atau engga?..
@@HazzelBie tetep ada bunganya bro. Kalau promo palingan cuma gratis ongkir sama cashback. Kalau bayar waktu tepat, tetep kena bunga
Misal harga asli 180 ribu. Di tulisan total pembayaran belanja biasanya cuma nambah admin kira2 jadi 181 ribu lah. Sementara di total pembayaran tagihan paylater bisa jadi 185 ribu. Kecil sih bro tapi klo bener2 gk kepepet bgt jangan deh
@@ahmadn844 lah masih mending paylater gojek 🤣 limit 2jt admin perbulan nya cuman 35rb setelah bayar sekali biaya admin/bln. ga ada lagi tagihan lain, selain transaksi menggunakan paylater, ga ada biaya lain lain.
@@ahmadn844 ini yang lu maksud mungkin paylater shopee, emng shopee brengsek sih. ga ada biaya admin/bln. tp dia liciknya pake biaya penanganan, nah biaya penanganan ini yang meledak klo misalkan belanja banyak pake paylater shoee.
@@schatzitolerir6436 iya bre sejauh ini baru shopee sih. Mau nambah Traveloka sebenernya tapi takut wkwkwk
Kontennya selalu update & out of the box, ditambah visual yang ciamik, terima kasih Remotivi!
Pertama kali nonton ni channel, mantap bat animasinya.
Serasa nonton channel edukasi luar negeri👌
samaa..... bagus ya
Wajib ditonton semua masyarakat indonesia nih terutama pengguna later 😂 mari bangrutkan pay later bersama sama
paylater di 1 apps gpp.
paylater di semua apps ecommerce itu yg gawat alias bunuh diri.
Waeweaeaeaest remotivi update dong, baru tau guysstt!!!!
Pakai pay later kalau pas ada promo menarik (discount/cashback)
Selesai checkout, langsung lunasin 😂
Mayan kan? Akulaku sering kasih diskon sampai 10%. Jual lagi ambil keuntungan 7% aja. Mayan kan buat uang jajan 😅
Nah hampir sama, klo aku pake paylater cuma biar dapet gratis ongkir doang, duitnya mah ada, barang dateng otw langsung bayar, klo mau bayar ama ongkirnya itu yg jadi bayarnya malah buat lebih
Oh bisa gitu ya rupanya? Gw udah sering liat diskon paylater yang nominalnya lumayan, jadi pengen coba.
Uangnya sih ada, cuma mau manfaatin diskonnya aja.
Tapi di sisi lain, data kita jadi jatuh ke tangan mereka.
Beli sesuatu ketika butuh benda itu, dan anda akan selamat dari hutang sampai nyawa meninggalkan badan.
terima kasih remotivi, skrg saya jadi tau paylater
dan saya jadi belanja terus
Paylater itu candu, kalau ga kekontrol bisa bablas ga jelas, soalnya enak dapet barang tapi ga perlu bayar dulu. Paylater juga pinter, makin banyak konsumennya ngutang, makin tinggi mereka naikin limit kreditnya. Kalau udah kegoda, tar kalap, baru sadar pas mau bayar tagihannya
4:55
"Banyak yang menyalahkan para peminjam yang gagal bayar adalah orang-2 bodoh yang tidak bisa mengatur uang"
Mindset miskin: EMOTIONAL DAMAGE
Pernah pake paylater sekali aja dan langsung kapok..
Karena emang dari dulu gak biasa beli barang kredit/ngutang. Berasa gak tenang dibayang2i harus bayar cicilan tiap bulan. Padahal waktu itu cicilan cuma sekitar 50k selama 3 bulan.
Makanya sekarang sadar diri, beli kalo ada uang, kalo pingin/butuh banget ya nabung dulu sampe ada uang.
keren banget analisisnya, tapi tempo voiceover-nya bakal lebih baik kalo dipercepat.
kurang cocok buat yang ga sabaran kayak aku haha, ini aja playback kuubah jadi 1,25x
Bener kak, lebih nyaman didengarkan
Banyak komen lu
@@aweaweee430 bebas
Anak tiktok
@@railside3358 mang napah kalo iyh 😳😳😳
Jika memang terpaksa gunakanlah sebijak mungkin, kalau sudah tutup 1 lubang selalu INGAT PRINSIP jangan gunakan lagi, jangan beli barang menggunakan saldo paylaternya, TUTUP dlu semua lubang utang utang itu sampai lunas tidak ada tersisa. Terkadang seseorang gagal bayar karena setiap tutup 1 lubang maka akan gali lubang lagi alias saldo akan digunakan kembali untuk belanja, kalau gitu terus nggak akan ada habisnya.
Ngutang itu menjerat kehidupan
Gw pake paylater yg tenornya panjang tapi bunganya nol % & biaya adminnya dibawah 10 rb, anggap aja ongkos parkir lah sekalian buat nambah skor supaya limit & reputasi nambah ygmungkin berguna buat tabungan mendesak masa depan.
Kalo kemahalan ya lgsg cash aja pake virtual acc.
Mungkin bisa dibuat aturan yg mewajibkan pencantuman pesan peringatan di akhir iklan seperti di iklan rokok. 👍
Pernah dulu ngebet galaxy note 5, bayar pake CC (6x cicilan) biarpun ga ada kendala pembayaran, tapiiiii............. selama 6 bulan hidup saya gak tenang! ini pertama kali saya ngutang dan mudah2an yg terahir
Ngutang ke warung atau ke temen sih kadang2 masih, tp cepet dibayar. Lupa hutang dan ngamuk pas ditagih no..no... I'm not that kind of person. hahahah
Waktu itu ga sengaja pake paylater beberapa kali di beberapa aplikasi dan saya ga tau kalo lagi pake paylater bukan saldo yang kepake, beberapa aplikasi paylater berada di opsi default pembayaran jadi suka tidak sengaja dan lupa mengubahnya. Tau tau udah lewat waktu pembayaran malah kena denda.
Jadi inget dulu...saking gamaunya gw "ngutang dan minta minta" gw cuma ngeliatin temen sekelas jajan di kantin abis olahraga pas gw lupa bawa duit jajan :"
Orang Indonesia kebanyakan tidak bisa berpikir panjang. Hal2 seperti ini biasanya tidak dikalkulasi terlebih dahulu.
Sesimpel contoh pemanfaatan kartu kredit misalnya, setahu saya tujuan utama memakai kartu kredit adalah mengurangi jumlah uang fisik yang dibawa sehari2 dalam dompet, dengan kata lain, penggunanya sudah tahu pasti bahwa uangnya ada, bahkan melebihi limit kartunya.
Kalau disini kan terbalik, justru karena uangnya tidak ada maka kita pakai kartu kredit 😂
Temenku cerita kalo temen dia sebut saja namanya Rista, suatu saat kan hapenya jatuh dan pecah layarnya,
Nah dibantuin sama rekan kerjanya ibu P buat kredit hp di toko kenalan suaminya.
Itu kredit gak pakai bunga, gak pakai DP, dan per bulan cuma 200 ribu,
Selama 6 bulan dia rutin nyicil,
Setelah itu dia berhenti bayar sampe telat 3 bulan, ibu P baru mempertanyakan, gimana cicilannya kok gak dibayar? Dia dan suaminya yang ditagih sama pemilik toko,
Dan si Rista dengan mudahnya jawab, "Aku gak bisa bayar bu, kalo mau ini hapenya ambil aja gak papa."
Tapi hapenya keadannya udah rusak.
Dan sehari setelahnya si Rista ini nyuruh temenku nyariin dia hp dengan budget 3 juta,
Dia gak mau bayar cicilan hp yang udah rusak, kayak gak punya hati nurani/perasaan takut atau apa sama ibu P,
Yang jadi masalah paylater ini karena mereka merupakan bisnis, maka harus nyari untung, dan karena itu, pasti ada bunganya untuk uang yang dipinjam tersebut.
Kalau ada sistem paylater tanpa bunga (bayar seberapa yang dipinjam itu) mungkin ga bakal sampai jadi kontroversi.
Kata salah satu youtuber sih kalo belum mampu beli 2, ya mending jgn beli dulu. Nasihat finansial yg simpel tp ampuh utk menjaga dari pola hidup konsumtif.
Saya pemakai paylater, tapi limitnya saya atur paling kecil dan cuma ada satu akun paylater. Ya karna memang fitur tersebut saya fungsikan sebagai dana darurat saja.
Alhamdulillah atas nikmat Islam. Allah tegas mengharamkan riba karena keburukannya jauh lebih besar daripada manfaatnya. Maka jauhilah riba apa pun keaadaanya. Taat hukum Allah pasti selamat. Membangkang pasti celaka dunia akhirat.
Ingat selalu untuk menahan diri.
Hilangkan mindset self reward
Karena itu akan mnjerumuskanmu untuk berhutang.
Self reward sih boleh aja, asal memang duitnya ada. Kalau harus ngutang untuk self reward ya berarti diri kita belum pantas untuk dapat reward itu. Yang realistis aja sesuai kemampuan, gak usah ngikutin kata influencer. Jajan es cendol jg udah self reward, gak usah musti beli iphone, misalnya.
Saya pakai paylater, emang kerasa sih pas bayar cicilannya engap banget😅 makanya sekarang di kurangin, pakai paylater cuma buat makanan anabul yang kebetulan selalu habis di tengah bulan dan kalau mau ga ngerasa rugi vouchernya jangan di pakai. Bedanya ga sampai 10ribu kalo ga pakai voucher
Utangnya mah ga salah. Malah bisa membantu. Orang-orang aja pada pakenya ga bener & ga bijak. Semua hal yang berguna juga pasti jadi masalah kalau pakenya ga bener
Itu kesalahan konsumen kalau emng produk yg dibeli itu melebihi kapasitas pendapatan kalian ya jgn make paylater tapi nabung buat beli cash. Heran sama orang-orang yg nyalahin fitur dibandingkan mengendalikan sifat diri-sendiri.
Alhamdulillah seumur umur saya masih bisa menahan diri untuk tidak pernah ngutang buat memenuhi segala kebutuhan saya dan keluarga
kunci nya saya cuma akan membeli segala sesuatu menyesuaikan kebutuhan dan keuangan yg saya miliki, bukan membeli segal sesuatu krn mengikuti trend dan gengsj
Saya bulan lalu stress krn bos saya resign. Akhirnya buat hiling saya beli ip 13 pro. Tp bayarnya cash. Krn cc saya limitnya dikit, dan paylater ga punya 🤣
Dulu punya temen kantor, yg kalo dilihat dari ig storynya selalu jalan2 ke luar kota, ngopi cantik, lifestylenya hedonisme. Di Jakarta dia ngekos. Baru 3 bulan kerja, gak lama kemudian resign. Setelah dia resign, beberapa kali ada telpon masuk dari salah satu perusahaan pinjol dan kredit mobil ke kantor kami kemudian mereka mencari namanya, sedangkan kami yg berada di kantor jadi tau kalo selama ini dia bergaya dari ngutang hmmm. Saya juga pernah sekali diutangin, dan balikin uangnya telat. Jangan diikuti yaa teman teman. Bergaya semampu isi dompet aja tsayy.
Psikologi konsumer ketika memakai paylater tentu berbeda dibanding bayar kontan
Makanya kita harus paham kemampuan keuangan kita.. klo ga ada pemasukan stabil. Jangan deh sekali² hutang. Krn itu bisa menjebak
Alhamdulillah, payleter saya dikurangin limitnya. Walaupun dengan cara menunggak beberapa minggu 😭😂
Alhamdulillah. Saya pakai pay later untuk keperluan usaha dan bisnis saya. Tentu dengan hitungan puteran yang yakin dan bukan coba coba. Pay later selagi digunakan dengan baik . Bijak dan bener akan jadi hal yang sangat menguntungkan lhoo. Serius. Saya udah terapin setahun belakangan ini. 😁
Belilah barang yang engkau butuhkan,bukan barang yang engkau inginkan.
Pernah dapet tawaran Kk platinum dr telepon bank karena nasabah terpilih dan mgkn profilingnya cocok dan kartu dikirim kerumah, sampe pada akhirnya tidak diaktifkan2. Padahal sempat tergiur untuk pakai, dan kadang butuh untuk cicil barang atau kebutuhan.
Padahal susah loh apply kk, apalagi platinum, kadang suka merasa sayang krn udah di tutup. Tp yasudah drpd jadi konsumtif. Mending biasa2 aja lah.
Kl saya sih belanja sesuai kemampuan keuangan dan kebutuhan. Ada uang beli g punya ya g beli, wishlist/favoritkan kl nanti pas ada duit tp brg habis ya sdh g jadi beli. G akan kegoda paylater dll, krna manis diawal pahit diakhir. Simple.
Sebelum mengeluarkan uang untuk berbelanja yang paling penting adalah memahami kemampuan keuangan sendiri. Jangan disamakan dengan kemampuan keuangan orang lain. Orang lain mungkin bisa ambil paylater ditambah masih nyicil KPR dan masih ditambah expenses lainnya karena memang kemampuan keuangan mereka nyandak. Perlu perhitungan yang jeli agar tetap bisa berbelanja memenuhi kebutuhan dan juga keuangan tetap sehat.