Apakah Program Food Estate Layak Dilanjutkan untuk Menuju Swasembada Pangan
HTML-код
- Опубликовано: 24 окт 2024
- Dengan populasi yang terus bertumbuh, kebutuhan pangan Indonesia semakin meningkat. Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksikan bahwa jumlah penduduk pada 2050 mencapai 328 juta jiwa, menyebabkan semakin tingginya permintaan berbagai komoditas pangan utama, termasuk 40-50 juta ton beras di 2050.
Sayangnya, hal itu tidak dibarengi oleh kemampuan negara untuk memenuhi kebutuhan pangan domestik. Saat ini, produksi pangan strategis Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan domestik. Padahal, permintaan berbagai komoditas pangan utama semakin tinggi, termasuk nanti 40-50 juta ton beras di 2050.
Menyadari hal itu, pemerintah Joko Widodo membuat program food estate atau yang dikenal lumbung pangan. Program strategis nasional ini merupakan kebijakan pemerintah yang memiliki konsep pengembangan pangan secara terintegrasi. Sayangnya, program ini menemui sejumlah tantangan, bahkan hingga gagal panen dan mangkrak.
Lalu, apakah program tersebut masih layak dilanjutkan di era pemerintahan Prabowo-Gibran? Adakah program alternatif yang bisa membantu kita menuju swasembada pangan?
Podcast Katadata kali ini akan membahas upaya Indonesia menuju swasembada pangan. Mulai dari tantangannya, potensinya, serta berbagai kebijakan yang harus dibuat pemerintah untuk mencapai swasembada pangan.
KATADATA - www.katadata.c...
======================================================
#Katadata #KatadataIndonesia
Pantau dan Subscribe Katadata Indonesia.
Instagram : / katadatacoid
Facebook : / katadatacoid
Twitter : / katadatacoid
Tiktok : / katadatacoid
Spotify : spoti.fi/3ipaxGY
Terima kasih pak meta, terima kasih atas ulasan dan informasinya. Teruslah berkarya mencerdaskan bangsa. Bravo katadata, semoga bapak" senantiasa sehat dan sukses selalu.
Penjelasan sangat menarik dn jelas dari pak Sofjan Djalil. 👍👍
belum ada satu pun mentri pertanian yg bisa memenuhi kebutuhan rakyat
Ketika produksi pangan nanti melimpah biasanya harga akan jatuh, petani kecil yg akan merugi, dilema
Swasembada pangan itu gampang, ya penting pemerintah harus beli hasil panen petani di harga layak, yg menguntungkan petani, pasti petani semangat bertani Dan memperbaiki tanamanya. Gmn mw bertani ketika panen harga murah, harusnya subsidi digunakan untuk membeli produk tani di harga yg bagus. Contoh kemarin jagung mahal, akhirnya petani berbondong bondong tanam jagung. Ketika panen mbludak harga murah, cmn 2600, per Kg. Alasan gudang penuh Jd harga murah, pemerintah kemana. Saya petani lapangan. Sudah sepuluh tahun Bertani.
Petbaiki kesuburan tnh sawah yg sdh jenuh dg pupuk kimia n perbaiki teknis budidayanya n perbaiki teknis pemypukannya organik /bermbang
Bagaimana terpenuhi selagi generasi penerus saat ini sudah tak mau bertani
Untuk pemerintah mohon beri fasilitas pertanian dng alat alat moderen agar generasi muda seneng bertani
Bisa juga pemerintah sebagai bos , rakyatnya bekerja sebagai petaninya , gaji UMR seperti rki kita yang kerja di Jepang
Segerah di buat bumn produk psngab
Maksudnya sarapan bubur kertas makan kelapa sawit dan makan malam batubara serta cemilan timah, area tanaman pangan udah dirampas.untuk kepentingan diatas tadi.
Jadi petani itu berat bos
Makanya ga ada yg mau jadi petani
food estate bs sj dilanjutkn asal desain y yad benar2 terukur, jgn yg lalu terkesan asal bk lahan dg pendudul lokal tuk membanahi slnjt y😂😂😂
Yg dibahas food estate (swasembada pangan) mnurut sy aneh..smentara tanah warg masyarakat smakin menyempit, angka kelahiran makin tinggi srakan akan berlomba membikin anak, bg mana tida kekurangan pangan & penghasilan klu smua itu dibiarkan
VIATNAM thailand laos ini negara penghasil beras dunia bukan saja ke asian tapi seluruh dunia suply berss nya maka nya negara kuat economi nya