Menurut ku persamaan diindo itu, emang dokter tuu jauh lebih banyak dikota. Tapi klo perbedaan di indo tuu, klo tentang uang/gaji sebenernya banyak banget dokter ada yg hidupnya masih susah, mereka juga sering bantu pasien yg kurang mampu. Bahkan klo dibandingin sama perjuangan saat sekolah/kuliah kedokteran sama gaji yg diterima tuu ga sebanding deh, sekolah 5-7th tapi gajinya tuu ya kecil ga sebanding. Ya intinya klo mau jadi dokter tuu jgn liat uangnya, tapi rasa bahagia klo seorang pasien dari sakit menjadi sehaat dan bisa tersenyum-ketawa dengan indahnya. Diindo tuu jeleknya sistem kesehatannya, klo dokternya sii udh bagus
Bener bro. Saya selama jadi dokter merasakan itu apalagi pas pandemi kemarin udah ga rupa bentuk deh fisik kami hampir 2x24 jam pake baju APD level 3 kayak jadi astronaut dan teman sejawat pada tumbang. Mandi keringat sih tapi harus tetep bersyukur karena masih diberi kesehatan
Anaknya bos ibu gue jd dokter di daerah itu gaji sampe minus loh, ujung²nya keluar dan kerja di kantoran di jakarta manfaatin konekso ibunya (bos ibu gue). Udah mah gaji nya kecil trus krn ga tegaan beli obat justru dia yg beliin buat masyarakat yg emang mayoritas ga mampu. Tertampar realita pas covid krn dia butuh kasih makan anak istrinya jg dong makanya pilih keluar
@@kaelren4120kamu dibohongi tuh. Nyatanya dokter/klinik dapat pendapatan pasif berdasarkan jumlah pasien yang terdaftar di dokter/klinik itu. Misalnya kliniknya punya 5000 pasien BPJS yang terdaftar, pendapatan pasifnya perbulan lebih dari 14 jt. Itu yang faskes 1 ya. Kalau faskes 2 yaitu RS, pasien yang terdaftar bisa puluhan ribu. Sehingga pendapatan pasif tiap bulan bisa ratusan juta. Itu belum termasuk obat ya.
@@alkaligreylion4419 Ini setahu saya, ya. Koreksi saya jika saya salah. Sistem pembayaran BPJS itu ada 2. Pertama yaitu kapitasi. Kapitasi (bahasa Latin dari kepala -> caput) berarti pembayaran per "kepala" pasien. Sistem ini diterapkan untuk faskes tingkat pertama seperti puskesmas dan klinik pratama. Nah, jadi, puskesmas dan klinik pratama itu dibayar BPJS setiap bulan sesuai dengan jumlah peserta BPJS yang terdaftar di FKTP-nya. Biaya yang dibayar BPJS per bulan ini, ya, yang dipakai untuk mengobati pasien BPJS yang berobat ke FKTP. Maka dari itu juga alasan mengapa pindah FKTP baru berlaku di tanggal 1 bulan berikutnya. Kedua yaitu "case-based". Sistem ini dipakai untuk faskes tingkat lanjutan misal rumah sakit. Jadi, faskes tingkat lanjutan ini dibayar oleh BPJS berdasarkan kasus/masalah yang dialami pasien. Misal penyakitnya stroke. Nah, di sistem BPJS (namanya INA-CBGs), sudah ada ketentuannya mengenai biaya yang ditanggung oleh BPJS untuk penyakit stroke ini. Jadi, berbeda dengan FKTP, RS dibayar berdasarkan keluhan pasien yang masuk ke RS, bukan berdasarkan jumlah peserta BPJS yang terdaftar di RS.
Saya dokter spesialis di indonesia. 80% pasien2 BPJS, bayaran ya sudah ikut tarif yg ada , gak bisa minta lebih, bahkan tarif operasi aja lebih murah daripada servis mobil di bengkel, padahal yg ditangani nyawa manusia. Tapi tetap semangat melayani pasien2 yg ada. Asal bisa bermanfaat bagi orang lain, insyaallah rejeki akan ngikut dengan sendiri. Gak usah serakah, yg penting bisa hidup sederhana dan kebutuhan anak istri tercukupi menurut saya sudah cukup.
Sehat selalu dok, semoga Allah swt selalu merahmatimu Saya adalah orang yg tiap bulan harus nganter kakek nenek kontrol 3x di RS, jadi sedikit tau ttg pelayanan tenaga kesehatan itu gimana. Suka salut dengan Nakes yg masih santun, sabar, punya empati tinggi thd pasiennya. Padahal dibandingkan dg biaya pendidikan mereka, gajinya pasti gk cukup. Jadi, kadang suka maklum kalo ada Nakes yg jutek. Oh iya, apakah kita sebagai pasien boleh ngasih bingkisan/sekedar camilan kepada nakes? Saat nemenin kakek/nenek opname, suka pengen ngasih cemilan sama perawat yg jaga, tapi takut ditolak dok. Ngeliat mereka kerja semaleman suka kasian soalnya dok
@@dindin8853 aku pernah bagi2 donat 1 lusin buat nakes, saat bapakku ultah (kebetulan ibuku lg diranap dan bapakku yang nemenin selama diranap). Mereka happy happy aja terima donatnya dan turut kasih doa buat bapakku.
Terus gimana dokter kalau ada yang ga seperti anda? Kalau cek pasien ditanya doang, dicek juga kaga. Kecuali bayar pakai uang sendiri, baru diperhatikan dengan baik, dikasih obat yang bagus. MashaAllah Tabarakallah Ga semua dokter sebaik anda. Banyak yang mikirnya cuan cuan cuan. Menangani pasien seenaknya. Sakit Ga ada sembuh sembuh nya. Alhasil beli obat mandiri di apotik. Obat resep dr dokter di RS dibuang gitu aja.
Kalau menurut sy di Indonesia blm bakal ky korea krn msh banyak org2 ky Anda. Trs alasan lain 1. Dokter biasanya buka praktek selain di RS yg berafiliasi dg BPJS. Ada dokter bagus bgt di daerah sy. Beliau krdiolog tp kalo mentok di dokter lainnya di beliau ini bs dapet diagnosis yg bener mau obgin, alergi, dll. Dia buka praktek sndr yg murah, tp jg buka RS dg dokter lain yg mahal, tp jg praktek di RS negeri. 2. Kita masih ke dokter kebanyakan kalo sakit aja jd dokter yg nanganin org sakit msh laris drpd yg masalah estetik. Yg darurat skrg biaya kuliahnya..sejak peraturan univ ga dapet pendanaan pemerintah seperti dl, sepertinya universitas2 berlomba2 memeras mahasiswa untuk nyari duit dan biaya masuk kedokteran udah tembus angka M yg menyeramkan... Untuk anak2 hebat dr ekonomi lemah kans masuk kedokteran sgt tipis
Dengernya miris banget ya mas, 😢 korea terlihatnya maju dan modern, ternyata fakta nya dokter spesialis yg dibutuhkan pun hanya ada sedikit dan bbrp rumah sakit ga ada dokter spesialis. Dokter yang sepatutnya pekerjaan mulia, tapi karna ada perputaran dari koas yang di eksploitasi, jd mereka seperti "balas dendam" dan ga murni lagi pekerjaan sebagai dokter, bukannya membantu yang sakit, tp milih jadi dokter yang menghasilkan dan berpeluang. Yang sebetulnya miris dengernya. Jd lebih menghargai dan membuka mata juga hati, bahwa pekerjaan mulia itu memang tidak mudah. Bukan salah orangnya, namun sistem dan lingkungan yang menekan kita. Jadi semangat untuk para dokter. Dan semoga ada banyak orang baik di Korea, anak muda korea, yang bisa melek akan kondisi di Korea, dan tulus belajar, dan bisa menjadi dokter yang benar benar membantu tulus.
Sy kira ga cm soal dokter deh ...semua negara punya plus minusnya sendiri2. Lgipula mana ada negara yg bisa memuaskan semua pihak ... Kita hanya terkdang ga mlihat aja kekurangan2 yg terjdi di negara lain
Mas hansol kebetulan saya kecemplung dan jadi dokter mata, ikut komentar tapi kalo di indonesia ya, karena belum pernah praktek di korea 😂.. kebetulan sekarang kerja di daerah yang lumayan di ujung selatan pulau jawa barat..terkait pemerataan tenaga medis (dokter, spesialis, perawat, farmasi, dll) mungkin kita hanya butuh fasilitas serta bayaran yang serupa dengan di kota Insya Allah pasti bakal merata dan bakal banyak tenaga medis yang bergabung ke daerah seperti di tempat kerja saya sekarang..(bayaran yang dimaksud sesuai keringat kerja ya maksudnya 😅, bukan berarti gak kerja tapi tetap dapet uang) Terkait kondisi di korea setuju banget jangan sampe mogok karena yang jadi korban tindakan tersebut yo pasien dudu pemerintahe, protes oleh tapi ojo sampe layanan ke pasien terhenti 😍
apoteker disini. saya setuju terkait untuk pemerataan tenaga medis butuh fasilitas dan bayaran yang serupa, tetapi harap diingat karena itu hanya salah satu faktor pencetus. Dimana mas hansol sudah mengatakan bahwa di korea sendiri, ketika dokter diajak ke daerah lain dengan gaji yang lebih tinggi (disebutkan sekitar 4,5M dari gaji standar 3M), banyak dokter yang juga menolak. mungkin karena faktor kenyamanan ya? orang yang sudah biasa nyaman di kota besar, biasa nya akan merasa "berat" ke kota kecil. dimana faktor lain seperti pendidikan (untuk aak), hiburan, dll notabene lebih bagus di kota besar. karena itu pemerintah juga harus menyamaratakan pembangunan di hampir seluruh daerah. minimal di kota besar. Indonesia jauh lebih kompleks, karena kita pulau-pulau.
Benar dok di Indonesia sebenernya memang kurang fasilitas aja kalo masalah SDM banyak kok sebenernya. Kalo Fasilitas merata sebenernya nanti bakal lebih gampang dalam pelayanan kesehatannya
Bisa dibilang sistem kesehatan dri pemerintah korea ni persis banget sm bpjs di indo sih dok, di korea udah kacau banyak yg mencela menghina sampe kebanyakan pada ambil estetik biar ga terjebak sistem ini, info terbaru malah sampe spesialis sm profesor disana resign krn dukung dokter internship yg di ancam pemerintah, liat sistem kesehatan indonesia dengan bpjs nya saya heran sih dok kagum malah RS sm dokternya sini bisa bertahan selama 10 tahun ini 😂 10 tahun tanpa ada perbaikan sistem yg signifikan, pegawai BPJS nya juga gatau kondisi di lapangan sulitnya jadi pasien BPJS soalnya pegawai bpjs ternyata pakainya asuransi swasta inhealth 😂
@@goenawanarief4027yg sedih kalo di indonesia kerja di daerah nggak ditawarin lebih tinggi 😢 langsung dipaksa ke daerah dengan income yg lebih rendah, makanya pada pilih kota krn pendapatan lebih besar apalagi di RS & klinik yg memang gak bekerjasama dgn bpjs/pasarnya menegah keatas
@@citrawdwt betul. saya paham dengan alasan dokter lebih memilih kota besar. mau bagaimanapun itu manusiawi mengejar penghasilan yang lebih tinggi. karena itu memang pemerataan pembangunan itu penting, contoh nyata ya indonesia itu terlalu jawa sentris. semua pembangunan di pulau jawa. tetapi coba jika misalnya di puau lain selain pulau jawa, sumatra/kalimantan/sulawesi ada kota seperti jakarta yang maju, dengan penghasilan (yang tentunya menyesuaikan dengan nilai kebutuhan hidup) yang cukup. maka mestinya orang akan tidak masalah untuk pergi ke kota tersebut. karena itu lah pentingnya pembangunan yang merata
Profesi dokter, perawat, paramedis, pokoknya pekerja medis itu krusial banget sih. Baru ngeh n kerasa banget pas pandemik kemarin, apalagi setelah diselidik klo Covid itu mmg gara2 Lab di Wuhan bocor (entah kecelakaan, entah sabotase, idk) intinya jaman sekarang jaman perang biologis, dan varian2 baru virus (yg plg bahaya katanya yg terbaru virus X), para pekerja medis ini ibaratnya frontliner ketahanan bangsa dan negara. Rasa kemanusiaan aja ga cukup, tapi kesadaran patriotisme jg. Jadi idealnya harus didukung penuh pemerintah, banyak2 beasiswa full atau sekolah2 medis gratis, lulusannya jg harus mau dikirim ke pelosok2 daerah. Moga2 Indonesia bisa begitu, banyak dokter yg ogah ke pelosok soalnya. Ada yg ambil beasiswa negara, eh pas dah lulus malah milih kerja di luar negeri ngejar gaji gede (walau duitnya dibalikin, tapi kan ngambil kesempatan org lain yg siapa tau bener2 mau ngabdi ke negara). Dua org bibi sy dokter, dan 1 paman dah jd dokter spesialis bedah tulang, jd punya gambaran seluk beluk dunia kedokteran. Terutama intrik2 persaingan di rumah sakit. Kayaknya jaman sekarang dunia medis itu over komersialisasi. Perusahaan2 farmasi gede yg penting laku jualan obat, jualan vaksin. Perusahaan alat2 medis jg gitu, rumah sakit2. Cuma bisnis. Status. Kemanusiaan seringkali urutan paling belakang. Makanya dokter ama perawat, apalagi yg beneran pingin ngabdi ama masyarakat, banyak yg stress.
😢bahkan kabarnya perusahaan farmasi sengaja bekerja sama dengan oknum dokter untuk mencapai target sales farmasi, jadi setelah pasien meninggal baru disuntik atau diberi obat sehingga biaya yg harus dibayar jadi membengkak, ya tapi tidak bisa dipungkiri Indonesia masih lebih patut disyukuri sebab hampir setiap kota ada dokter2 spesialis dan operasi besar misalnya tidak bisa di faskes kedua (RSUD/RS terpilih) maka dialihkan RS faskes ketiga atau RS utama masih 1 provinsi, tapi jarang sekali kejadian
Kami juga bukannya nggak mau dikirim ke pelosok.. apalagi kalau bisa sekolah spesialis dengan kontrak kerja ke daerah beberapa tahun.. tapi di pelosok, seringkali alat dan obat tidak tersedia.. dan bagi masyarakat yang belum mengerti kami dokter / tenaga medis tak ada bedanya dengan dukun. Pernah dengar kasus dokter dibunuh / dimutilasi saat sedang bertugas di rumah dinas di pelosok ? Banyak sudah diangkat beberapa youtuber silahkan di google 😢
Memang ya dilema banget jadi dokter. Udah kuliahnya mahal apalagi kalo di swasta, yang kalo kerja di 3 tempat pun(sgi dokter umum) belum tentu mampu ngumpulin uang sebanyak itu. Profesi lain kalau error gak langsung ketahuan. Kalau jadi guru, pas anak libur juga libur. Gak pernah jaga malam di sekolah. Kecuali kalau jurit kali ya .😂 Ada gaji ke-13. Kalau anaknya bodoh salah anaknya. Bahkan Tante saya ketemu anak yg belum lancar baca di SMP kira2 minta pertanggung jawaban guru SD-nya gimana ya🤭 kalau jual LKS gak masalah karena murah, padahal yg ditagih minimal ratusan anak tiap tahunnya belum lagi klo ngajar 2 tempat. Bagi saya semua profesi ada baik dan bobroknya oleh karena itu mari kita membenci DPR saja yang saya gak paham kerjanya apa 😂
gw setuju sama komen lo. Belakangan ini banyak dokter², perawat² kecewa & sakit hati karena di zaman Pandemi COVID kemarin mereka ditumbalkan tapi dianaktirikan oleh pemerintah. Tenaga medis yg pada gugur kemarin pun dianggap angin lalu oleh pemerintah.. Memang dari dulu sampai sekarang pemerintah menganggap Anggaran Kesehatan bukan sesuatu yg krusial, beda dengan di negara maju kek Jepang, Jerman, Belanda dll. Mereka memprioritaskan anggaran kesehatan. Apalagi di kampanye kemarin Paslon2 ga ada yg datang ke acara diskusi dgn pakar kesehatan (kecuali satu orang itu pun cuma online)
Kalo profesi lain ga dituntut rasa kemanusiaan dan patriotisme juga ? 😂 Pemikiran macam anda ini yg menyebabkan dunia kesehatan indonesia gitu2 aja malah makin menurun kualitasnya.
Di Indonesia bayar pake BPJS aja masih aman bahkan dokter itu sendiri yang kadang bilang gini "pak ini bisa memakan biaya oprasi yang banyak jadi saya sarankan menggunakan BPJS" Tuhh kayaknya dokternya aja yang gak serius jadi dokter yahh memang semua butuh uang tapi gak sampai mogok kerja juga
bpjs itu biasanya diskriminasinya cuman pas ngatur jadwal, saya pengalaman ortu mau kontrol kardiologi.. habis itu disuruh cek lagi sebulan kemudian, eh pas lagi duduk-duduk saya tanya orang sebelah saya yg bayarnya mandiri dia cuma disuruh nunggu seminggu doang padahal saya tanya keluhannya apa eh ternyata tingkat urgensi penyakitnya sama dan dia juga daftarnya barusan juga 😅
@@PulcherEtFortis bukan diskriminasi emang ada kuotanya buat bpjs soalnya banyak yg ditalangin sama rs blm dibayar bpjs infonya begitu jadi biar neraca rs seimbang
@@PulcherEtFortisItu bukan diskriminasi sih namanya jika berobatnya tidak emergency (kan dalam kasus ini ke poli ya untuk kontrol). Karna kan emang ada kuota berobat untuk pasien BPJS sesuai dengan peraturan RS masing-masing. Misal dokter A hanya sanggup melayani 20 pasien dalam sehari. Biasanya ada kuotanya, entah itu 10/15 pasien BPJS yg bisa berobat, sisanya umum misalnya. Kenapa seperti itu? Ya marketing RS nya lah. Agar neraca keuangan nya seimbang. Karna pembayaran umum uangnya diterima langsung oleh RS dan biasanya hitung2an nya lebih besar. Itulah keuntungan nya dari pembayaran umum atau asuransi yang lebih bonafid. Udah bukan jadi rahasia lagi ya kalau BPJS itu membayarkan klaim ke RS itu kecil ya, kadang malah lebih besar pengeluaran untuk pasien yang dibayarkan RS daripada yang ditanggung oleh BPJS itu sendiri. Apalagi BPJS kelas 3 atau PBI. Belum lagi BPJS ini selain klaimnya lebih kecil, suka menunggak pembayaran hingga berbulan bulan. Sementara RS apalagi RS swasta harus menggaji karyawan (dokter,perawat,bidan, Marketing, orang kantor, satpam dsb), bayar listrik mandiri, belum bayar untuk obat dan alat habis pakai, tentu pun pasti mau ada profit juga. Jadi realistis aja klo antrian umum lebih cepat. Kalau enggak, apa bedanya dong pasien bayar pribadi dengan yg pakai BPJS. Cuma kan sebagai pemegang kartu BPJS, kita merasa kita juga udah bayar premi tiap bulan, kok dipersulit. Ya karna uangnya kan kita setorkan dan endapkan di BPJS. Nah BPJS yg kemudian pembayaran nya ribet ke RS. Alhasil kita mangkel lah ke RSnya, ke dokter nya 🤭. Padahal kalau di cek gaji petinggi2 bpjs, gaji karyawan BPJS, asuransi kesehatan apa yang digunakan pegawai serta petinggi BPJS 🤭
Pengalaman pribadi... Menurut MRI harus operasi sya pake BPJS tp dokternya gak menyatakan harus operasi aneh banget pdhal dokter lainnya harus operasi.... Org sudah kesakitan koq gak JG dioperasi.... Akhirnya mandiri saja dioperasi Dan Langsung ditangani... (Keadaan mendesak) Dmana2 DUIT bicara... Hilang Rasa kemanusiaan
Iya lah dokter & RS senang duitnya tinggal nagih ke pemerintah , makannya ada kecurigaan juga mark up harga ,. Mayoritas dokter itu bukan bekerja krn kemanusiaan rata² demi uang.
yaa krn kita telah hidup dimana KE-SUKSES-AN dinilai dari seberapa kayanya seseorang, sebesar apa kekuasaan seseorang, atau se-'good looking' apa seseorang. BUKAN dinilai lagi dari seberapa baik kepribadian (budi pekerti) seseorang dan sebanyak apa manfaat yg diberikan seseorang bagi orang lain.
@@ZeronimeYT adakah gue bilang charity mulu ? Atau jangan jangan lu yg emang gak pernah melakukan charity ? jadi mindset lu selalu negatif thinking kepada org lain. Ada perbedaan yg besar antara dimanfaatkan org lain dan bermanfaat bagi org lain.
Pemberitaan ini memang mengagetkan banget Mas Hansol. Sedih banget sampai mass mogok kerja dari Nakes sampai Perawat. Padahal, mereka juga sangat² dibutuhkan.........sedihnya. Bahkan bener gak Mas Hansol katanya siapapun yang berhenti mau itu Nakes, Dokter KOAS, sampai Dokter senior wajib ikut Wajib Militer. #CMIIW
Saya jatuh dari tangga kan bang Hansol yg buat rahang saya patah,gusi geser sama tangan kanan patah,saya operasi untuk itu semua dan saya dirawat di RS persahabatan Rawamangun Jaktim,dan untung saja saya mau operasi pake BPJS kalo gak?bisa keluar beratus jutaan untuk op.beda plastik dirahang saya+bagusin posisi gusi saya yg geser2 tak beraturan sama op.tulang/ortopedi untuk tangan kanan saya yg patah dan saya nunggu operasi semingguan dan nginap pula hanya 2minggu sejak masuk RS tinggal kontrol rutin aja sampe 6bln-1thn tp Karna fisikku emng kuat buat saya cepat pulih dan itu ditangan saya yg kemaren di operasi make pen tulang udh dicopot dibulan ke 6 dan syukur skrng udh sehat walafiat😊😊😊
kesimpulan yang aku ambil, sedikit banyak dokter di korea sana itu jadi dokter bukan lagi soal kemanusiaan, membantu sesama, dll, tapi lebih ke cuan cuan cuan😢, sedihnya
Wajar Boss, biaya kuliah mahal, proses masuk ke jurusannya sudah susah, pas kuliahnya lebih susah lagi, belum ngambil spesialisasi, masa dibayar murah. Itu namanya tidak memanusiakan manusia. Dokter juga sudah disumpah untuk menolong orang sakit kan. Kalau ada menolak berarti ya oknum. Kalau gak mau bayar dokter ya jangan sakit. Gampang kan.
Wah menarik juga perbedaannya, mengejutkannya di tempat saya yg kabupaten kecil aja malah lumayan banyak dokter spesialis, kalau menilik dari laporannya mas Hansol ini jadi lebih hormat sama dokter2 di Indonesia deh, kaya lebih tulus niatnya buat bantu sesama.
Semoga cepat menemukan solusi ya, kesehatan sangat mahal harganya dan profesi dokter bener bener peran yang sangat di butuhkan,tapi kebanyakan malah warga sulit sekali untuk mendapatkan pengobatan yang terbaik,kayak di sini ada bpjs,orang yang pale bpjs dan yang pakai umum sangat berbeda,ada cerita tetangga ku ke dokter tht karena kuping anak nya bermasalah (ada cairan nya pokoknya sejenis itu) berobat pake BPJS dan ga sekali sembuh beberapa kali harus bolak balik karena masih ada cairannya, sampai akhirnya tetangga ku mau pake yang umum aja karena biasanya obat nya lebih bagus. Lalu tetanggaku berobat baru mau daftar di tanya sama satpam di situ "Mau berobat apa?" "Oh tht pak" "Pake bpjs bu?" "Oh gak pak pake umum pak" Dan tau gak satpam nya bilang apa "Loh pake umum emang kamu mampu bayarnya obatnya aja 150 belum ini itu habis loh setengah juta emang kamu mampu ta?" Dengan nada remehnya Disitu tetangga ku langsung sakit hati dan akhirnya minta surat rujukan buat pidah ke rumah sakit yang lain Tetanggaku bilang "apa kita keliatan kemiskin itu?emang nya orang gak punya kayak kita salah ya pake yang umum,padahal pake yang umum pun udah ada uangnya udah nabung dan siap dengan biaya yang mahal" Aku yang denger nya langsung marah bgt ya allah
Harusnya sarankan laporin ke dinas kesehatan langsung sih, atau yaa minimal tulis surat kritik &saran, atau jaman skrg biasanya udh ada no hp yg bisa dihubungi buat laporan atas tindak tidak benar misalnya pungli atau perbuatan tidak menyenangkan, kalo aku ya bisa ngereog dikata gitu😂 jaman skrg loh, gak liat apa di BCA yg pake kaos kutang, sandal jepit, nenteng kresek hitam, bukan orang mau cari sampah, tapi masuk ruang BCA prioritas soalnya saldo dia diatas milyaran 😂😂
Selama hamil kontrol ke rs pakai bpjs operasi pakai bpjs, alhamdulillah dokternya baik2 ramah2, sehat trus ibu dokter pak dokter Indonesia semangat terus mengobati pasien 😊😊
Aku tadi siang sempat lihat berita google dokter di korea demo cuma ga paham detail nya, eh buka youtube lihat video ini info nya jelas dan detail berita yang disampaikan Mas Hansol..matur suwun.
@@ericgz8571 noted, kalau yang aku baca di google sejak 2021 angka kelahiran di korea turun drastis bisa jadi itu yang bikin anak kecil jarang banget kelihatan di korea
@@ericgz8571iya krna disana angka kelahiran menurun drastis krna minat menikah jg menurun, tmn org korsel pas ke indo liat anak2 kecil lg pd bermain seneng bnget ida liatnya, mgkn krna disana jrg anak kecil x y
Ini gak ada bedanya ama di Indonesia. Disaat harga beras naik, petani senang tp rakyat yg bukan petani minta pemerintah nurunin harga beras. Org yg gak bekerja di sektor itu gak mengerti rasanya pekerjaan org lain yg bekerja di sektor itu. Kebanyakan rakyat cuma menikmati hasilnya.
@@kristinagathaDia itu anak kota..hny bisa mangap doang..uang dari ortu..tontonan favorite pornografi n selebrity..mana otaknya nyampe real kehidupan petani
Ralat sih gak sepenuhnya gitu. masih ada petani yg rugi sebenarnya. Beras naik bukan berarti nguntungin petani, justru produksi yg dihadapi petani itu jadi mahal. karena biaya produksi mahal pastinya harga jual juga mahal. kecuali yg untung itu tengkulak
Saya bukan dokter maupun tenaga kesehatan. Namun sebagai orang yang rutin periksa ke dokter, saya sendiri sebenarnya mengharapkan dokter-dokter ini bukan hanya kuantitasnya saja yang ditingkatkan, tapi juga kualitas pelayanannya. Paling mendasar sekali adalah kemampuan empati dan membaca psikologis pasien. Saya yang dari Sekolah Dasar sampai sekarang sudah kerja rutin periksa mata, sejauh ini baru dapat satu dokter mata yang mampu melakukan pendekatan emosional ke saya, itupun dokternya sudah senior sekali yang jalanpun sudah susah. Sedangkan dokter-dokter lain kurang dibekali empati. Saya tahu mereka berbicara dengan data yang ada, tapi saya pernah sampai nangis karena seorang dokter mendiagnosis saya dengan kata-kata “ini mata kamu ga normal ini, harus operasi ini sudut matanya tidak 180 derajat. Tidak bisa minusnya diturunkan, ini melanggar kode etik kami.” Padahal niat saya waktu itu periksa karena saya bikin kacamata pakai BPJS dan optik butuh rujukan Rumah Sakit, saya minta diturunkan karena saya nyaman dengan kacamata saya sekarang. Untungnya saya bertemu dokter senior yang bisa memahami. Pengalaman teman saya yang terkena kista ketika hamil juga begitu. Ada dokter yang langsung bilang “wah kista ini, kita langsung operasi saja ya bu.” Memang benar kista tidak bisa dibiarkan, tapi teman saya baru pertama kali mengandung dan di diagnosis kayak gitu apa ga syok. Untungnya dia ga datang ke satu dokter, sampai akhirnya dia ketemu dokter yang tidak menyarankan operasi dan sekarang dia sudah sehat, anaknya juga tumbuh dengan baik karena rutin perawatan dengan dokter tersebut. Kesimpulannya adalah, bapak/ibu dokter maupun calon dokter, tidak semua orang siap dengan kata-kata operasi, diagnosis, atau narasi menakutkan yang anda berikan. Memang anda berbicara berdasar fakta, namun jangan lupa yang anda hadapi adalah manusia juga yang punya perasaan. Toh semua orang juga pengin sehat. Mungkin ini sih sedikit pendapat saya yang mungkin kontra dengan sebagian besar komentar dari video ini. Saya paham tenaga kesehatan di Indonesia juga masih sangat dibutuhkan terutama di kota-kota kecil. Namun saya berharap pemenuhan kebutuhan tersebut juga disertakan dengan peningkatan kualitas dokter yang beroperasi.
ini kan sebenarnya gampang saja, sederhanaya: 1. dokter tidak mau ditambah jumlahnya, karena banyak dokter, maka makin banyak yang "menumpuk" di daerah ramai, sehingga saingan banyak, pendapatan menurun -----versi asosiasi kedokteran 2. dokter ditambah dengan harapan makin banyak dokter lulus, sehingga persebaran dokter merata di korea ----- versi pemerintah 3. hemat saya percuma, jika menambah jumlah dokter tapi dokter2 juga maunya hanya di daerah tertentu atau hanya bidang tertentu 4. salah satu caranya bisa menentukan kuota per bidang, tapi ini pisau bermata dua ya. di 1 sisi mungkin bisa meratakan dokter ke bidang yang sepi peminat. di sisi lain, nepotisme nya tumbuh subur. mau masuk kuota? wani piro? 5. untuk meratakan derah, bisa dibuat semacam wajib militer, dimana dokter yang lulus harus mengabdi di daerah yang ditentukan pemerintah selama 2-3 tahun. Indonesia sendiri seperti itu, dokter yang lulus akan di surat tugaskan ke daerah2 yang ditentukan quotanya. untuk dokter spesialis sama atau tidak ya? rasanya beda deh. coba yang lulusan dokter koreksi saya. 6. ya pada intinya, pemerintah bermaksud baik dengan menambah jumlah dokter dan meratakan persebarannya, tetapi harus diingat ini sendiri karena pembangunan di korea sendiri yang tidak rata, dimana pembangunan seoul/daerah ibu kota yang sngat pesat dan daerah lain sedikit terbengkalai. karena ini lah saya terkesan dengan pak jokowi, beliau berani mengatakan pembangunan Indonesia tidak hanya di pulau jawa, sehingga mulai membangun di pulau lain termasuk tol. mungkin ini bisa jadi pertimbangan , jika daerah lain di korea bisa semaju seoul, mestinya para dokter juga akan mau berpindah ke daerah lain yang juga maju.
@@Herman-jg9oi operasi plastik di korea memang salah satu yg terbaik. tapi tidak semua orang yg operasi di korea itu operasi plastik. jadi jangan ngetik gitu bro, kita ga tau dia sakit apa, takutnya dia nanti sakit hati sama tulisanmu. soalnya kamu ngetik ga pake tanda tanya. jadi rasanya kek ngatain gitu.
Saya sebagai pasien sangat menghormati menghargai dan mencintai profesi dokter... di indonesia... terima kasih. Prihatin dengan konflik dokter di korea... perlu di permak bukan cm muka mulu dipermak
Di akun IG kantor berita korea, kelakuan dokter2 korea yg demo menolak rencana peningkatan penerimaan mahasiswa baru di fak.kedokteran rame dibully warga negara2 barat. Mereka dituduh dokter mata duitan krn melupakan sumpah dokter utk mendahulukan kemanusiaan.
Setiap denger cerita negara2 maju yg secara pendapatan tinggi tapi jd berbanding lurus dgn tingkat individualis dan egoisnya yg tinggi sehingga berimbas kemana mana yg sebenarnya mengancam keberlangsungan mereka sendiri..seperti tidak.mau menikah dan punya anak,mengamankan pendapatan nya sendiri dll..jd sangat bersyukur punya Indonesia yg secara agama kuat, dan budaya yg saling peduli satu sama lain sehingga jd pengingat kita jangan terlalu egois..kita memang masih dalam.perjalanan.menuju Indonesia yg maju..dan cm bisa berdo'a, ketika waktunya tiba budaya dan agama itu tetap ikut mendampingi kemajuan yg dicapai..sehingga ga jadi keblinger dan bisa menjadi negara yg sehat, jadi ga cm maju dan kaya secara duniawi tp akhiratnya juga maju dan kaya...Amiiiinnn 🤲🤲🤲
Ketika hati nurani sudah mati, maka yang dicari hanya keuntungan, nyawa pasien jika sampai lewat, yang dia kuatir kan bukan bagaimana perasaan keluarga pasien, tapi bagaimana citra dia sebagai dokter di masyarakat 😰 itulah Indonesia harus bersyukur, dengan budaya ketimuran, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, BPJS perbulan 35rb, yang kelas 1 pun gak semahal asuransi swasta, ada BPJS PBI yg gratis juga, sekarang komplain tentang kinerja nakes juga mudah bisa ke dinas kesehatan (kalau ada nakes yg membeda-bedakan perlakuan pasien BPJS/umum) semoga Korea segera membaik, dan ditemukan solusi terbaik 🙏😇 bagaimanapun juga mereka adalah saudara kita dalam kemanusiaan
Sekarang aku tinggal di Jepang yg keadaannya kayaknya kurang lebih mirip sma Korea, pernah ke RS di deket rumah untuk ke dokter kandungan karena dapet rekomendasi dari ibu kos kl menantunya pernah lahiran di sana. Ternyata dokternya udah meninggal dan ga ada gantinya, kaget bgt waktu tau keadaannya sampe kyak gitu. Ga kebayang kl keadaannya bener2 urgent
Sebenernya pemerintah korea hrs liat akar permasalahannya. Sebagian kebijakannya udah baik. Spt fee jasa dokternya ditentukan oleh pemerintah. Sehingga harga tdk dikendalikan oleh pasar. Beda kasusnya ky di indonesia, krn harga dikendalikan oleh pasar, ada dokter yg bayarannya mahal bgt, smpe ada dokternya bayarannya murahhh bgt. Ky gt jg kn gk baik. Nah masalahnya, yg terjadi di korea skrg, yg kosmetik2 itu feenya gk diatur sm pemerintah. Jdnya mrk dpt bayaran tinggi. Kn gk fair ya. Kalo mau semua2 feenya diatur sm pemerintah. Biar jd spesialis apa pun terjamin kesejahteraannya. Satu hal lg. Masalah pemerataan. Ini jg isuenya sm ky indonesia. Kalo di daerah itu fasilitasnya sm baiknya ky di kota, mgkn dokter2 korea gk masalah berkarir dan berkeluarga di desa. Tp kalo misal di daerah kualitas pendidikannya gk sebagus di kota, ya dokter2 jd mikir 2kl mau kerja di desa. Dia jg pasti mengharapkan yg terbaik buat keluarganya kn. Jd ada baiknya pemerintah korea bs membuat fasilitas yg sm baiknya antara desa dan kota. Biar persebaran tenaga kesehatannya bs rata. Dokter itu jg manusia lho. Sama ky karyawan2 dg profesi lain yg mencari nafkah dan menghidupi keluarganya. Tp yg di korea sih masih mending bgttt... kalo dokter/nakes2 di indonesia mah ngenes. Sistem pendidikan kedokteran dan sistem kesehatannya yg msh byk bgt yg hrs dibenahi. Yg jd korban selain pasien, ya para nakes jg. Tp yg jd kambing hitamnya gk tau knp selalj dokter.😢
gw sebagai mantan bidan di RSUD tp skrg beralih ke kerja kantoran krn sistem RSUD bikin nakes rugi (di luar dokter) tp klo gw liat dr cerita hampir sama si semua dokter mikir ego nya gw dokter gw harus lbh dr yang lain tp dokter indo mending sih... banyak variasi nya klo liat yg di korea miris yah udh ga mau spesialis penyakit utama ini malah ke yg banyak cuan nya tp bukan nanganin kesehatan manusia
Terima kasih mas Hansol atas penjelasannya. Buat saya yang thn lalu sempat belajar di salah 1 dari “Big 5 Hospital” di Seoul, merasa sedih dan kecewa dgn keputusan para Residen yg saya kenal untuk mogok kerja. Sudah sekolah spesialis 2-3 tahun terus mundur itu sangat disayangkan. Tiap saya tanya ke mereka, jawabannya mereka sebenernya ttp pengen lanjut sekolah spesialis, tapi pemerintah tidak bisa diajak kerjasama. Pdhl Residen pun digaji, dan menurut mereka gajinya lumayan. Beban kerjanya mmg berat, operasi bisa sampai jam 2 pagi, jam 6 sdh visite lagi. Tp ya memang begitulah sekolah spesialis. Mungkin beda pola pikir juga dengan orang Indonesia, dan juga niatan awal ketika kita memilih sekolah kedokteran. Dan di beberapa berita kalau saya tidak salah baca, ada pasien-pasien yang tidak bisa diselamatkan karena tidak ada rumah sakit yang mau menerima. Dan ini sudah tidak sesuai dengan etika kedokteran. Bahkan direktur RS tempat saya belajar dulu sampai mengirimkan email ke tiap residen, memohon untuk kembali bekerja. Dapet kabar juga, Guru2 saya bahkan jaga IGD tiap 2-3 hari sekali. Semoga bisa segera menemukan solusi jalan tengahnya, temen2 Residen disana jg semoga kembali mengingat niatan awalnya / nawaitu-nya untuk belajar dan bisa kembali bekerja.
Terus beritakan politik Korea dan pemerintahan Korea agar mudah mengerti ketika anda menjelaskan good joob saya pantau terus chanelnya Korea roemit semangat
Gilaa sihh, pekerjaan yg sangat mulia kalau sudah tertutup dengan namanya ego pribadi apalagi sumpah dokter itu menjungjung sekali kemanusiaan bukan nilai uang yg utama meskipun pendapatan harus ada, intinya memang harus ada disisipi ilmu agama sii, klo orang mikirnya dunia yaa begitu gak bakal puas dengan apa yg dia dapatkan. Bersyukur kunci utama meskipun tetap berusaha.
Pernah baca artikel tentang pro kontra RUU Kesehatan beberapa tahun lalu. Ada dokter yg mengomentari soal pendidikan kedokteran di Indonesia yg mahal dan penuh KKN. Kayaknya agak mirip sama kasus yg di Korea. Biaya pendidikan dokter mungkin bisa dijangkau olh beberapa kalangan. Tapi kalau mau jadi spesialis? Itu lain lagi. Sudah sulit, beban kerja tinggi, mereka yg hrs bayar mahal sekali, plus dokter senior sering melakukan bullying dan memainkan kekuasaan. Jadi dokter jg butuh koneksi agar bisa cepat jd spesialis atau lulus. Belum lagi masalah gaji dimana msh banyak dokter yg digaji dibawah standar. Kecuali kalo yg sdh spesialis tentunya. Banyak yg lbh memilih di Jawa krn infrastruktur kesehatan dsana lbh lengkap dan jaminan keamanan yg lbh baik. Masalah BPJS jg dibahas. Memang jlh pasien jd naik dan biayanya mkn besar tapi sayangnya ngak diikuti dg meningkatnya jumlah ranjang rumah sakit shg rasio penduduk dg ketersediaan tempat ngak mencukupi. Sebenernya pernyataan Hansol soal subsidi pemerintah ini menarik. 30% dr biaya pendidikan itu berapa? Apa msh terjangkau utk kalangan biasa? Subsidi tersebut buat pendidikan dokter atau buat spesialis? Atau malah keduanya? Terus penasaran juga dg rasio ketersediaan bed dengan penduduk krn meski dokternya ada tpi fasilitas rs jelek bakalan mengurangi peluang selamat pasien. Saya jg penasaran dg beban kerja dokter Korea krn disana dikenal dg senioritas yg tinggi. Agak ngeri juga bayangin tekanan atasan disana.
Di keluarga suamiku (WNK) ada 2 orang dokter, satu kakak iparku jd dokter kulit, satu lagi jadi dokter bedah di salah satu rumah sakit big 3 di Seoul. Dan emang bener kayak kata Hansol, gaji untuk surgeon sana dokter kulit itu kurang lebih sama bahkan ada yg lebih tinggi dokter kulit karena klinik mereka ga di subsidi dan tentunya keuntungannya lebih banyak. Tapi aku sendiri merasa ini kurang adil juga buat para surgeon karena mereka banyak pekerjaan dadakan, belum lagi resiko dari operasinya. Tapi aku juga setuju banget kalau tenaga kedokteran Korea ditambah terutama untuk dibagian pediatric atau anak anak karena sekarang kalau anak anak ada emergency, ngantri pediatric emergencynya itu bisa sangat sangat lama dan nunggunya harus di luar rumah sakit juga. Semoga Korea bisa menemukan solusinya 😢
Sebelum Korea Selatan menambah jumlah dokter, mungkin pemerintah perlu merubah mindset dokter2 senior itu atau memberikan data yang jelas kenapa perlu nya jumlah mahasiswa kedokteran di tambah
aku pernah nonton di salah satu channel yt klo di daerah pinggiran korea jarang ada dokter & RS jauh², jadi pasien yg perlu pertolongan darurat bisa mati diperjalanan sblm ambulans dtg. skrg aku ngerti cerita dibaliknya ternyata kyk gini.
hampir sama kayak Indonesia, dokternya sebenernya lumayan banyak tapi berkumpul di kota-kota besar yg gajinya lumayan besar. sedangkan di pedesaan atau bahkan ke desa yg lebih pedalaman kekurangan dokter.
Di indonesia juga sama. Banyak banget kerjaan kerjaan yang ga membutuhkan skill tinggi diberikan gajih yang tinggi. Contohnya yang kerja di perusahaan properti, youtuber, tiktok ker. Kaga punya pegawe kaga punya stok modalnya dikit. Tapi kalo sekali dealing edan banget. Bisa menghidupi dirinya sampe 1 tahun. Sedangkan petani petani yang kerjaannya beresiko tinggi, semua resiko ditanggung sendiri kalo gagal panen mereka selesai sudah belum tentu bisa dapet uang seperti mereka. Udah orang indo juga kerjaannya rubah semua ajha jadi kerjaan kerjaan yang mudah. Biar pemerintah indonesia sadar jangan menganaktirikan suatu jenis pekerjaan sedangkan pekerjaan yang ga menghasilkan justru di agung agungkan. Pasti comment saya ini menyinggung banyak pihak, hanya saja tolong pikirkan apa yang saya katakan ini benar tidak. Kalo ga ada petani kita mau makan apa coba. Makan tiktok. Makan RUclips.
Banyak sekali misinformasi yg saya dengar. Saya sebagai dokter jadi miris karena banyak kebijakan dokter yg dibenturkan langsung dgn pasien. BPJS itu ada aturan plafon untuk dokter tiap pasien dijatah obat untuk pasien sekian jadi kami memiliki keterbatasan dalam memberikan obat dan tindakan. Kalo untuk masalah cuan anda komplain saja ke RS atau BPJS karena itu ranah mereka, bayaran kami tetep sama ada atau ga ada pasien. Dengan dana plafon terbatas itu kami dituntut untuk memberi pelayanan terbaik buat pasien. Kalo anda semua memasalahkan kenapa pelayanan itu kurang memuaskan coba anda tanya sama orang diatas pemberi kebijakan apakah anda semua pernah diberi edukasi mengenai BPJS penyakit yg di tanggung atau tidak. Kami selalu menyarankan BPJS karena memang anda bayar tiap bulan karena kalo bayar tindakan atau obat aslinya itu memang mahal. Anda ngsntri karena bpjs itu karena memang yg pakai banyak dan kami dokter dan nakes mendahului pasien emergency. Narasi anda memusuhi IDI itu menurut saya kurang tepat karena IDI tidak pernah memonopoli profesi kami, IDI itu hanya perkumpulan anggota profesi saja ga pernah berpikir sejauh itu. Masalah kekurangan dokter itu lebih ke masalah pemerataan. Ga cuman SDM tapi juga fasilitas, kalo anda semua mau berobat murah minta pemerintah buat bangun fasilitas kesehatan yg banyak karena alat kesehatan itu mahal dan hampir semua impor. Jika Faskes sudah banyak SDM itu bisa terisi dan anda bisa lebih dapat pelayanan lebih baik karena ga akan ada antri panjang. Kalo di kota atau daerahmu masih mahal dan sulit pelayanan kesehatannya jangan salahin dokter sama nakesnya tapi coba tanya pemerintah daerahmu itu bener2 concern terhadap kesehatan atau tidak, negara udah beri uang melimpah jangan2 yg kurang peduli itu pemimpin daerahmu. Intinya ketahui masalah lebih luas jangan apa2 nyalahin hal yg kamu tidak ketahui sebenarnya karena pada hakikatnya kami sebagai dokter di sekolah hanya diajari untuk tetap menolong sesama tanpa memandang suku, ras, agama dan pandang politik apapun itu. Selama mereka sakit dan membutuhkan kami akan layani. Masalah cuan itu sudah ada yang memberi dan udah ada porsinya. Kami ga akan sejahat itu untuk memperdagangkan kesehatan pasien karena kami sudah di sumpah untuk mengabdi mengenai itu
"bayaran kami sama ada atau tidak adanya pasien". Saya pengguna bpjs kls 2. Waktu anak saya inap nakes nyaaa Allahuakbar galak nya bukan main. Diawal bilang "kalo butuh apa apa telan bell saja, begitu di pencet malah ngamuk, bilang kalo lagi sibuk ngurusin pasien yg baru dateng .___. next masuk rs cobain vip. Duuuhhh perawat nyaaaa baik sekali. Segala fasilitas dijelasin. Dokternya pun tidak buru buru. Dengan senang hati mau bantuin mandiin anak. Padahal sama sama dibayar tapi kenapa sikap nya ber beda? Oiya 1 lagi. Di RS ada jam kunjung, tiap keluar masuk harus bawa kartu jaga. Tapi ini berlaku buat kelas biasa. Vip? Ya bebas lah. G ada jam kunjungan. Keluar masuk bebas. Bahkan satpam nya aja ikutan ramah. Ini RS plat merah ya
Saya dokter fresh grad di Indonesia sebulan gajinya 3 jt, kadang dapat bonus 750rb, buat menghidupi keluarga kecil saya di kota. Padahal dulu kuliah 20 juta per semester. Yah disyukuri saja 😊
kalo menurutku pribadi sih, mereka pengen gaji tinggi banget karena mereka udah seumur hidupnya diinvestasikan untuk jd dokter rek. begitu sulitnya mau masuk sekolah kedokteran, saingannya bener² dah, apalagi kalo ngeliat drama SKY castle. ditambah lagi gengsi dn gaya hedon antar dokter, secara level nya dokter.. jadinya mereka merasa mungkin wajar biaya seumur hidup yg sudah diinvestasikan untuk masuk ke kedokteran dg pendapatan yg muahal.. menurutku lo ya rek
Korea bisa maju , Karena gotong royong orang tua mereka di masa lalu dalam membangun negara. Nah bagaimana era skrng? generasi yg lahir dalam keadaaan sudah maju ,dan era kapitalis... Membawa pada kemajuan, stabil,atau kemunduran. ?
Kalo di Indonesia jurusan ppds favorit itu pediatrik/kesehatan anak, obsgin/kandungan,jantung&kulit& kelamin. Saya dokter SpJp (spesialis jantung&pembuluh darah) di salah satu RSUD di jakarta dan di RS swasta di Jakarta jg. Klo di RSUD pasiennya 90% BPJS jd utk pengabdian dan belajar dari anamnesis pasien bkn utk cari uang malah kadang sy kasih uang ke pasien yg ga mampu buat ongkos pulang habis opname. Ga cm sy yg bgitu,byk dokter² di RSUD yg berjiwa sosial tinggi. Dari jadwal praktek 4 hari/minggu selama 4 jam dan jumlah pasien perhari rata² 30 org, sy dapat ga lebih dari 10 jt/bln Krn fee dokter spesialis yg dibayarkan BPJS sekitar Rp.19.000/pasien. Klo di RS swasta sy dpt jasa dokter nett Rp. 155,000/pasien jauh banget bedanya sm yg bpjs tp tujuan jd dokter ga melulu soal uang apalagi sy mahasiswa yg duluny dpt kipk dan ppds dgn beasiswa LPDP, jd skrg saatny sy mbalasnya.
Ada yang kepikiran gak kalau seleksi spesialisnya yang diperketat aja? Misal seleksi spesialis kulit dan kelamin atau spesialis bedah kosmetik yg dibatasi jadi gak numpuk di satu spesialissi bidang? Karena kalau ada kesimpulan residen (atau di Indo namanya PPDS) banyak yang jadi keset dokter spesialis (dieksploitasi), memperbanyak penerimaan mahasiswa kedokteran bukannya malah menambah jumlah keset2 itu kedepannya? Kalau sistem residensinya yang flawed kenapa harus diatasi dengan nambah mahasiswa kedokterannya? Bukan maksud mengenyampinkan konten kreator, tapi gak apple to apple kalau perbandingannya dengan profesi dokter. Step by step sekolah kedokteran sudah terukur dimana yang masuk harus menguasai sebagian besar ilmu science yang menunjang pembelajaran terkait tubuh manusia dan teknologi yang membantu/menunjang tubuh karena pekerjaannya menyangkut nyawa orang secara langsung. Jadi pendapat pribadi saya dari pada kuantitas, kualitas itu lebih penting.
Menurut sy, opsi "seleksi spesialis kulit dan kelamin atau spesialis bedah kosmetik yg dibatasi" sepertinya sudah dipikirkan pemerintah Korea. Tapi sepertinya, opsi ini (menurut sy lho ya) dikhawatirkan akan menambah masalah baru. Ini bisa menjadi bottle neck dalam sebuah sistem/proses perbaikan sistem dimana orang2 akan lebih fokus ke bidang ini. Alasannya sama, bisa untuk financial atau alasan baru (untuk prestige, dimana pihak tsb akan bangga menjadi salah sedikit org yg menjadi bagian dr 'terpilihnya' bidang ini). Kemudian, opsi tsb juga bisa dimanfaatkan oleh oknum, untuk mendahulukan orang2 tertentu agar masuk ke spesialisasi ini. Jadi bikin masalah baru kan ? Kualitas lebih penting dari pada kuantitas dalam hal kesehatan itu benar, dan sy setuju dg ini. Tetapi sy rasa bukan ini yg jadi akar permasalahannya. Untuk kualitas, secara umum lulusan dokter di korea bagus-bagus, apapun spesialisasinya. Permasalahannya adalah Orientasi pendapatannya alias Uang. Dimana hal-hal yg tidak diregulasi ketat/tidak dikontrol pemerintah, dimanfaatkan celah tsb untuk hasrat pribadi agar bisa mendapatkan uang lebih dr bidang spesialisasi lain.
dokter di korsel tetap hrs ditambah krn sebagian besar mahasiswa lbh fokus ke 3 jurusan saja di kulit, estetik dan mata sementara utk penyakit dalam dan spesialis makin kurang dokter yg sepuh tiap thn bertambah jika utk periksa ke dokter kandungan hrs antre 2 jam berarti ada yg nggak beres
@@mariaannainditahernawati7132kayaknya indonesia kedepannya juga gini deh. Temen gw kebanayakan pada mau jadi dokter estetik terus buka klinik karena keuntungan dan gajinya lebih gede. Miris liatnya, jujur aja emang masalahnya tuh bukan jumlah tapi emang gajinya. Mereka tuh kerjanya nyelamatin nyawa orang loh, resikonya gede tapi gajinya terlalu kecil. Udah gitu kalo jadi residen/koas tuh gak digaji tapi kerja hampir seharian penuh tanpa istirahat terus harus bayar kuliah 😮💨. Yah emang stress banget, sumpah. Awalnya gw yang daridulu niat mau bantu orang pun jadi luntur. Udah capek, temen² juga lama² berkurang dan mundur karena sangking gak kuatnya :')
Ibu angkatku disuruh dokter nunggu jadwal operasi, kami tunggu sampai 1 tahun dan sampai beliau meninggal tidak ada jadwal operasi. Alfatihan untuk almarhumah 🙏🏻
jadi inget perselisihan ojol ama opang dulu, opang merasa tersaingi ama ojol, padahal konsumen terbantu banget kalo jumlah ojol bertambah, tapi lambat laun opang mulai menerima dan ga sedikit yang nyambi jadi ojol juga.
Ini si kayaknya para dokter di sana lebih kaya bisnis menjanjikan yaaa, bukan seorang dokter yang merasa dirinya mulia untuk membantu sesama sebagai seorang yang mulia
Di drakor jga pada sama aja kayak kehidupan nyata, cuma yang disorot di drakor rata rata yang segelintir orng yang kerja keras disiplin di antara orng orng yang lalai
Tp di dunia nyata dokter yg kek gitu bullshit,,skrg mrka miikirnya duit2 nyari duit doank 😂😂😂..ciri2 negara mo ancur gitu..akhlaknya merosot klo mrka sebagian besar kek gitu semua y wajar org nikah g mo punya anak, wong dokter anak kandungan dll pada ga ada.. setidakny lbh baik jepang mski mrka org ny matre tp setidakny setia dg kekaisaran jepang so msh lbh baik..logis bgt sih ni korea ancurnya dr dlm .dan ini kesempatan bwt kita indonesia yg budayany suka beramal sholeh dan suka sedekah..yg matre malah owner rmh sakitnya so fine2 aj g sampe ke dokter2 nya
Udah benerlah di Indonesia kendali distribusi tenaga kesehatan tidak lagi di tangan organisasi profesi...kejadian di Korea ini jadi pembelajaran penting buat rakyat pada umumnya....terimakasih atas penjelasannya Bro Hansol 🙏🙏🙏
bayangin nonton video mas hansol gini malem malem, jadi overthinking :' cmiiw ya tapi let's say disana pihak yang dimaksud kasarnya pada egois karna terlalu nyaman dengan keadaan sekarang yang bisa menghasilkan penghasilan lebih besar terutama dibagian kulit, mata dan oplas, mangkanya ketika pemerintahan mau nambah jumlah orang dibidang keahlian ini mereka kerasa terancam dari zona nyaman, karna mikir bakal rebutan rejeki, padahal bener kata mas hansol, namanya orang sakit ga liat umur, mau tua dewasa muda anak anak bahkan bayi pun butuh penanganan ahli kalo sakit, padahal udah bener pemerintah mau mensejahterakan rakyat biar sekiranya orang ahli bisa ditemui di semua tempat, biar ga kesulitan kalo ada urgensi kesehatan :( miris banget dengernya, dunia makin tua, orang orang seakan akan mulai mensisihkan sisi kemanusiaannya :(
Baru kali ini aku propemerintah sana, pemerintahnya udah bagus, mau mikirin semua rakyatnya , biar merata dapet fasilitas kesehatan. Eeeeh ternyata yg agak laen tkmedisnya 😅
Just remember, itu case di Korea Selatan dan gak bisa disamakan dengan di Indonesia ya teman-teman. Di Indonesia fasilitas kesehatan aja masih sangat kurang dan gak merata, belum lagi gaji dokternya gak sebesar/setimpal dengan di Korea, jadi gak bisa disamakan dengan case di Indonesia.
Koas disini juga gk beda jauh... 🫢. Spupu ku lg koas juga gk pulang2 dr RS. Berhari2... Bisa 3 harian. Pas ngambil spesialis lbh susah lagi. Trs sama mo kuliah disini, terutama spesialis juga dibates dikit banget dan susah banget. Trs sama juga protes juga pas mo di bubarin IDI ny. Dan disini, mo lulus aja mahal bgt buat jadi dokter.
pernah diajarin kalo mau jadi orang kaya jangan jadi dokter karena dokter itu pekerjaan mulia dgn niat membantu orang.. kaya itu bonus, tapi punya empati sama simpati tinggi itu paling utama.
Terkadang menjadi dokter yang pintar, tidak membuatmu benar-benar menjadi orang yang berfikir rasional dan bersimpati. Mungkin para dokter itu merasa ketika mereka mogok kerja tidak akan terjadi apa-apa pada mereka, tapi mereka tidak memikirkan dampaknya untuk para pasien. Bayangkan jika ada seseorang yang tiba-tiba mengalami kecelakaan pada hari itu(*hari mereka mogok kerja), dan butuh bantuan medis tingkat 1, but nyawanya gk tertolong karena dokternya pada mogok kerja, gw yakin keluarga korban bakalan dendam banget sih sama para dokter. Dan kalau difikir-fikir lagi dampaknya, percaya atau enggak, karena kasus ini, publik juga mungkin tidak akan memandang tinggi para dokter(*kesannya tidak menghormati pekerjaan seorang dokter, karena dokter itu sendiri yang menyepelekan pekerjaannya). Jujur ajh dalam kasus kali ini, profesionalitas para dokter itu WAJIB dipertanyakan.
Semoga INDONESIA bisa lebih baik lagi sisi medis, untuk dokter " terkhusus indonesia terimakasih untuk jasa kalian, Tuhan yg membalas untuk jasa Dokter ..😇❤️
Mas Hansol, kemarin ku sempet denger dr om Deddy kalo istrinya yg lg liburan di Korsel RSnya gak nerima wisatawan asing dr LN krn alasan 'takut bawa virus', apakah memang begitu ya? Atau krn kebetulan aja lg nerima penolakan? Aku penasaran bgt bgt.
Kalo di Indonesia, jumlah gaji sama di kota besar sama kecil kayaknya bakal milih di kota kecil gak sih. Pengeluaran jadi minimum, bisa nabung lebih banyak. Tapi gatau lagi ya, gimana menurut kalian?
Pantesan sekarang banyak banget komik atau manhwa dari korea yang bergenre medis kedokteran, yg bertema tentang pengobatan dan menjunjung tinggi kemanusiaan dan berbakti kepada masyarakat. Mungkin salah satu alasannya ini. Melihat banyak sekali dokter yg kaya gini.
Mas Hansol, coba dong di webtoon true education lgi dibahas ttg pemakaian obat adhd buat siswa SMA yg mau tes masuk perguruan tinggi. Katanya di bulan2 tertentu pengguna obat tsb naik. Padahal itu obat ilegal. Bener nggk ya? Dan semenakutkan apa si ujian perguruan tinggi di Korea. Kok kebanyakan webtoon/Drakor gambarannya serem bgt
Adhd itu ada permasalahan saraf di otak yaitu neurotransmiter dopaminnya gk lancar impulsnya... Efeknya individu adhd jd sulit konsentrasi dan gk bs tenang. Nah obat adhd fgsnya itu utk menstimulus neurotransmitter dopamin utk lancar impulsnya. Jd bkn buat menyembuhkan. Tp membantu. Kalo dipake individu yg bkn adhd, sbnrnya gk memberikan pengaruh berarti. Cmn dia ada efek smpg obat. Jd bikin gk bs tidur. Dan lbh tegang. Dan bs membuat jantung berdebar jg. Mgkn efek smpgnya itu yg dimanfaatin sm org2 kl. Obatnya legal asal diresepin sm dokter psikiatri.
Kebanyakan yang komen sepertinya tidak setuju dengan tindakan dokter yang demo.Saya melihat dari sisi dokternya deh.Masuk kedokteran itu susah banget..musti pinter banget (di korea) mereka belajar sampai mati matian.. persaingan tingkat tinggi.Yes..akhirnya berhasil jadi mahasiswa kedokteran,makin sibuk..makin kurang tidur..makin pusing belajarnya..lulus dan jadi coass..makin kurang tidur .makin beban berat. Eh..begitu lulus dokter..di suruh ambil jurusan sepi peminat dan sepi duitnya ..trus disuruh ke daerah terpencil....kira kira kalau kita sendiri apa mau kayak gitu?perjuangan ga ada habisnya...kapan menikmati...trus katanya dokter itu pengabdian..tapi ya dokter juga manusia..butuh uang buat hidup
iya dokter jaman dulu berbeda dengan dokter jaman sekarang. di tempat saya ada klinik (dikelola oleh dokter yang sudah sepuh) setiap hari Jumat bisa gratis bayar asal bisa surat tertentu yang mereka sebutkan
@@rin7109dokternya kakak sudah mapan kak.Makanya bisa melakukan itu.Bayangkan kalau dokter baru lulus,uang sudah habis banyak buat biaya kuliah,badan udah remuk selama pendidikan yang berat,waktu buat kulah bertahun tahun lebih lama dari sarjana lainnya.Trus pada saat mau praktek harus gratisin?sepertinya saya sendiri tidak tega ya. Mereka kan manusia juga butuh uang buat makan,buat rumahnya,buat anak istrinya.
semoga pemerintah korea bisa menemukan solusi bagi semua pihak... ditempat saya bisa dibilang ya dokter bekerja dengan dedikasi tinggi. kadang sedih juga orang libur mereka masih bekerja nunggu di UGD. hehe kemaren masuk UGD cuma gk mau ngantri berobat aja. karena sakit mag kambuh sakit gk nahan.he... dikasih suntikan terus obat .disuruh rawat jalan aja.. Alhamdulliah sembuh..
Iya, memang yang salah regulasi nya. Bisa tunjangan lebih untuk yg mau ke daerah, atau min 5 tahun di RS baru bisa buka praktek (khusus mata, kulit non penyakit), atau diubah ke 60/40% biayanya.
Ya gitu kalau hidup serba matrealistis. Biar dapet validasi.. harus kaya. Biar dipuja-puja.. harus kaya. biar dihormati... harus kaya. Salah satu program elite global yg berhasil dilaksanakan, yaitu melihat semuanya dari materi dulu, yang disebut uang. Jika kebendaan / keduniawian dibarengi dg kebijaksanaan.. pemikiran kita akan uang dan kehidupan akan jd balance. Jika semua manusia balance pemikirannya, dunia jg akan balance, alias tidak serakah.. hanya untuk mengejar uang.
Sebagai nakes, memng bener banyak bgt yg ngumpul di kota karna memang dikota lebih tinggi gajinya, dan fasilitas lengkap. Untuk yg dipelosok kudu effort bgt buat cari nakes, kadang mau digaji lebih pun blm tentu da yg minat 😢. Lebih ke pemerataan nakes sih harus lebih diatur sama pemerintah. N kalau bisa tiap daerah dibuat program beasiswa untuk tiap profesi yg memnag mereka butuhkan, jdi setelah lulus bisa langsung kerja di kota asal Sehat dna bahagia selalu untuk kita semua❤❤❤
Sebagai seorang yang bekerja di bagian kesehatan, menurut saya masalah ini sangat memprihatinkan dan harus segera dikaji karena kalau tidak indonesia juga bisa seperti ini. Ini adalah masalah dari sistem kesehatan. Dalam kasus ini sebenernya di Indonesia dan di Korea mirip, setiap dokter dibayar berdasarkan jumlah pasien yang ditangani. Kalau di indonesia setiap pasien yang ditangani dengan bpjs dokter hanya dapat kurang lebih 5.000, saya kurang tau kalau di korea berapa tapi saya nonton wawancara dokter di korea sistemnya kurang lebih seperti ini. Sedangkan di negara maju seperti singapur, jerman, australia, dll dokter dibayar bulanan seperti pns. Kenapa menurut saya mending kita contoh seperti ini? Karena kalau dibayar per pasien pasti dokter ingin mencari sebanyak-banyaknya pasien. Apalagi 1 pasien hanya 5000, sama seperti tukang parkir. Pelayanan dokter terhadap pasienpun pasti akan kurang karena dikejar waktu. Di singapur 1 pasien minimal di periksa selama 1 jam oleh dokter, kalau di puskes mana bisa sperti itu. 1 hari kurang lebih 200 pasien di puskes, dokter paling hanya 5. 1 dokter berarti harus tangani 40 pasien minimal. Puskes hanya buka 6 jam, berarti dokter hanya punya waktu maksimal 9 menit untuk 1 pasien. Mungkin itu yang buat dokter di korea menolak ditambah mahasiswa kedokterannya. Karena saingan jadi semakin banyak. Ditambah lagi hal ini buat kepercayaan masyarakat berkurang terhadap dokter, karena image dokter mencari banyak pasien saja. Padahal dokter juga punya keluarga untuk dihidupi. Selain itu saya nonton juga yang dikeluhkan dokter di korea adalah jam kerja. Jam kerja dokter yang sangat tinggi 8-48 jam. Ini kenapa banyak yang suka ngeluh “dokternya sombong, ketus, marah-marah terus”, “dokternya gak niat”, dll. Mungkin karena kurang tidur dan tekanan kerja yang tinggi jadi stress. Ini juga harus di regulasi. Kalau di jerman dokter yang habis jaga malam besoknya harus libur bergaji dan ada libur per tahun yang wajib digunakan. Mungkin ini juga bisa diterapkan di indonesia agar tenaga medis nyaman, pasien juga senang dengan pelayanannya. Saya minta maaf kalau kalian pernah dapat tenaga medis yang kurang pelayanannya, tapi percayalah gak semua tenaga medis seperti itu. Sekedar ucapan terimakasih kalian dapat menghilangkan beban kami. 🙏🏻
Hhmm.. sy bukan org pemerintahan. Tapi jika Anda bilang:"Sedangkan di negara maju seperti singapur, jerman, australia, dll dokter dibayar bulanan seperti pns" baiklah.... Tapi apakah Anda juga memperbandingkan tarif pajak penghasilan di negara2 tsb (yang digunakan untuk layanan kesehatan, dan fasilitas publik lain). Sbg contoh pajak penghasilan di negara jerman bisa mencapai 45%. Pertanyaannya apakah warga indonesia mau Pajak Penghasilannya di naikan menjadi rata-rata antara 25 - 45 % ??? Btw, itu baru dr pajak penghasilan aja, belum pajak pertambahan nilai, pajak usaha/perdagangan, dll. Klo mnurut saya, mayoritas penduduk kita masih belum bisa menerima beban pajak setinggi itu. Krn dari beban inflasi aja kita sudah susah payah untuk hidup. Anyway, terimakasih untuk kerja keras anda dalam memberikan pelayanan kesehatan yg baik bagi warga negara indonesia, khususnya yang masih tergolong pas-pasan dan kurang mampu. 🙏🙏
Sebagai bagian tenaga medis pun saya juga merasa miris karena terkadang tuntutan dari masyarakat yang besar dan apa yang diterima pun tidak seimbang. Kadang sudahs seperti ini saja bersyukur sudah bisa bekerja dan belum lagi senang kalau liat pasien dari sakit jadi sehat sampai inget kalau kita diingat jadi bagian yang menyehatkan senang banget 😊
Pernah nonton video dokumenter judulnya "Code Blue" kalo gk salah. Video ttg RS di Gwangju/Changwon yg kekurangan Dokter. Bener2 kasian ngeliat pasiennya, karena mereka harus dirujuk ke RS lain yg jaraknya puluhan kilo. Padahal secara geografis Korea harusnya lebih mudah buat pemerataan temaga medis dibanding dg Indonesia. Waktu nonton hospital playlist juga jadi tau kenapa para petinggi RS Yulje menentang Andrea yg Spesialis bedah anak yg mau jadi pastor. Katanya jumlah Dokter Spesialis Badah Anak di Korea cuma 40 orang.
di Indonesia belum lama juga, saat Kemenkes memotong regulasi sehingga peran dan kuasa organisasi profesi tidak lagi sekuat dulu. karena di Indonesia problemnya sangat kurang Dokter spesialis, dan menilai regulasi dan problem senioritas yg sebelumnya mempersulit karir dan kesempatan dokter-dokter yang akan melanjutkan menjadi spesialis
Sama kayak BPJS di indo mas Hansol, biaya pelayanan sampai obat2an nya yg sudah di tetapkan sama BPJS, dari rs negeri ato swasta sdh tetapkan dan ikut aturan BPJS yg nilai biayanya tidak terlalu besar
Makanya profesi dokter disebut profesi yg mulia, krn basicnya hrs dilakukan oleh org yg punya niat membantu sesama, kyk cita2 wkt msh kecil 😅
Bener bgt waktu kecil pen jadi guru dokter polisi dll, eh pas udh gede melihat realita kek gmn akhirnya yo wis lah kerja kantoran/buka usaha aja
Mayoritas orientasiny uang, padahal gajinya layak tpi sering kali memberi layanan yg gak layak
@@gunastory2225itulah manusia slalu ngrasa kurang, ga bersyukur, ga bisa ngelihat ke bawah
Bener dulu waktu SD cita2 pengen jadi perawat tapi makin gede jadi tau kalu butuh biaya banyak buat mencapai cita2 tersebut😅
Harus ikhlas dari diri sendiri tujuannya buat nyelametin orang yg membutuhkan
Menurut ku persamaan diindo itu, emang dokter tuu jauh lebih banyak dikota. Tapi klo perbedaan di indo tuu, klo tentang uang/gaji sebenernya banyak banget dokter ada yg hidupnya masih susah, mereka juga sering bantu pasien yg kurang mampu. Bahkan klo dibandingin sama perjuangan saat sekolah/kuliah kedokteran sama gaji yg diterima tuu ga sebanding deh, sekolah 5-7th tapi gajinya tuu ya kecil ga sebanding. Ya intinya klo mau jadi dokter tuu jgn liat uangnya, tapi rasa bahagia klo seorang pasien dari sakit menjadi sehaat dan bisa tersenyum-ketawa dengan indahnya. Diindo tuu jeleknya sistem kesehatannya, klo dokternya sii udh bagus
bpjs dari pemerintah lama dibayarkannya. udah lama, per pasien bpjs cuma 2rb
Bener bro. Saya selama jadi dokter merasakan itu apalagi pas pandemi kemarin udah ga rupa bentuk deh fisik kami hampir 2x24 jam pake baju APD level 3 kayak jadi astronaut dan teman sejawat pada tumbang. Mandi keringat sih tapi harus tetep bersyukur karena masih diberi kesehatan
Anaknya bos ibu gue jd dokter di daerah itu gaji sampe minus loh, ujung²nya keluar dan kerja di kantoran di jakarta manfaatin konekso ibunya (bos ibu gue). Udah mah gaji nya kecil trus krn ga tegaan beli obat justru dia yg beliin buat masyarakat yg emang mayoritas ga mampu. Tertampar realita pas covid krn dia butuh kasih makan anak istrinya jg dong makanya pilih keluar
@@kaelren4120kamu dibohongi tuh. Nyatanya dokter/klinik dapat pendapatan pasif berdasarkan jumlah pasien yang terdaftar di dokter/klinik itu.
Misalnya kliniknya punya 5000 pasien BPJS yang terdaftar, pendapatan pasifnya perbulan lebih dari 14 jt. Itu yang faskes 1 ya. Kalau faskes 2 yaitu RS, pasien yang terdaftar bisa puluhan ribu. Sehingga pendapatan pasif tiap bulan bisa ratusan juta.
Itu belum termasuk obat ya.
@@alkaligreylion4419 Ini setahu saya, ya. Koreksi saya jika saya salah. Sistem pembayaran BPJS itu ada 2.
Pertama yaitu kapitasi. Kapitasi (bahasa Latin dari kepala -> caput) berarti pembayaran per "kepala" pasien. Sistem ini diterapkan untuk faskes tingkat pertama seperti puskesmas dan klinik pratama. Nah, jadi, puskesmas dan klinik pratama itu dibayar BPJS setiap bulan sesuai dengan jumlah peserta BPJS yang terdaftar di FKTP-nya. Biaya yang dibayar BPJS per bulan ini, ya, yang dipakai untuk mengobati pasien BPJS yang berobat ke FKTP. Maka dari itu juga alasan mengapa pindah FKTP baru berlaku di tanggal 1 bulan berikutnya.
Kedua yaitu "case-based". Sistem ini dipakai untuk faskes tingkat lanjutan misal rumah sakit. Jadi, faskes tingkat lanjutan ini dibayar oleh BPJS berdasarkan kasus/masalah yang dialami pasien. Misal penyakitnya stroke. Nah, di sistem BPJS (namanya INA-CBGs), sudah ada ketentuannya mengenai biaya yang ditanggung oleh BPJS untuk penyakit stroke ini. Jadi, berbeda dengan FKTP, RS dibayar berdasarkan keluhan pasien yang masuk ke RS, bukan berdasarkan jumlah peserta BPJS yang terdaftar di RS.
Saya dokter spesialis di indonesia. 80% pasien2 BPJS, bayaran ya sudah ikut tarif yg ada , gak bisa minta lebih, bahkan tarif operasi aja lebih murah daripada servis mobil di bengkel, padahal yg ditangani nyawa manusia. Tapi tetap semangat melayani pasien2 yg ada. Asal bisa bermanfaat bagi orang lain, insyaallah rejeki akan ngikut dengan sendiri. Gak usah serakah, yg penting bisa hidup sederhana dan kebutuhan anak istri tercukupi menurut saya sudah cukup.
Sehat selalu dok, semoga Allah swt selalu merahmatimu
Saya adalah orang yg tiap bulan harus nganter kakek nenek kontrol 3x di RS, jadi sedikit tau ttg pelayanan tenaga kesehatan itu gimana. Suka salut dengan Nakes yg masih santun, sabar, punya empati tinggi thd pasiennya. Padahal dibandingkan dg biaya pendidikan mereka, gajinya pasti gk cukup. Jadi, kadang suka maklum kalo ada Nakes yg jutek.
Oh iya, apakah kita sebagai pasien boleh ngasih bingkisan/sekedar camilan kepada nakes?
Saat nemenin kakek/nenek opname, suka pengen ngasih cemilan sama perawat yg jaga, tapi takut ditolak dok. Ngeliat mereka kerja semaleman suka kasian soalnya dok
@@dindin8853 aku pernah bagi2 donat 1 lusin buat nakes, saat bapakku ultah (kebetulan ibuku lg diranap dan bapakku yang nemenin selama diranap). Mereka happy happy aja terima donatnya dan turut kasih doa buat bapakku.
Terus gimana dokter kalau ada yang ga seperti anda?
Kalau cek pasien ditanya doang, dicek juga kaga.
Kecuali bayar pakai uang sendiri, baru diperhatikan dengan baik, dikasih obat yang bagus.
MashaAllah Tabarakallah Ga semua dokter sebaik anda. Banyak yang mikirnya cuan cuan cuan. Menangani pasien seenaknya. Sakit Ga ada sembuh sembuh nya. Alhasil beli obat mandiri di apotik. Obat resep dr dokter di RS dibuang gitu aja.
Sehat selalu dokter. Semoga Allah SWT yg membalas kebaikan para dokter
Kalau menurut sy di Indonesia blm bakal ky korea krn msh banyak org2 ky Anda. Trs alasan lain
1. Dokter biasanya buka praktek selain di RS yg berafiliasi dg BPJS. Ada dokter bagus bgt di daerah sy. Beliau krdiolog tp kalo mentok di dokter lainnya di beliau ini bs dapet diagnosis yg bener mau obgin, alergi, dll. Dia buka praktek sndr yg murah, tp jg buka RS dg dokter lain yg mahal, tp jg praktek di RS negeri.
2. Kita masih ke dokter kebanyakan kalo sakit aja jd dokter yg nanganin org sakit msh laris drpd yg masalah estetik.
Yg darurat skrg biaya kuliahnya..sejak peraturan univ ga dapet pendanaan pemerintah seperti dl, sepertinya universitas2 berlomba2 memeras mahasiswa untuk nyari duit dan biaya masuk kedokteran udah tembus angka M yg menyeramkan...
Untuk anak2 hebat dr ekonomi lemah kans masuk kedokteran sgt tipis
Dengernya miris banget ya mas, 😢 korea terlihatnya maju dan modern, ternyata fakta nya dokter spesialis yg dibutuhkan pun hanya ada sedikit dan bbrp rumah sakit ga ada dokter spesialis. Dokter yang sepatutnya pekerjaan mulia, tapi karna ada perputaran dari koas yang di eksploitasi, jd mereka seperti "balas dendam" dan ga murni lagi pekerjaan sebagai dokter, bukannya membantu yang sakit, tp milih jadi dokter yang menghasilkan dan berpeluang. Yang sebetulnya miris dengernya. Jd lebih menghargai dan membuka mata juga hati, bahwa pekerjaan mulia itu memang tidak mudah. Bukan salah orangnya, namun sistem dan lingkungan yang menekan kita. Jadi semangat untuk para dokter. Dan semoga ada banyak orang baik di Korea, anak muda korea, yang bisa melek akan kondisi di Korea, dan tulus belajar, dan bisa menjadi dokter yang benar benar membantu tulus.
Sy kira ga cm soal dokter deh ...semua negara punya plus minusnya sendiri2.
Lgipula mana ada negara yg bisa memuaskan semua pihak ...
Kita hanya terkdang ga mlihat aja kekurangan2 yg terjdi di negara lain
makanya padahal negara lain jg sama bobroknya cuman kita aja yg ga tau@@oshinpinky9881
Di indo juga gitu.
Mas hansol kebetulan saya kecemplung dan jadi dokter mata, ikut komentar tapi kalo di indonesia ya, karena belum pernah praktek di korea 😂.. kebetulan sekarang kerja di daerah yang lumayan di ujung selatan pulau jawa barat..terkait pemerataan tenaga medis (dokter, spesialis, perawat, farmasi, dll) mungkin kita hanya butuh fasilitas serta bayaran yang serupa dengan di kota Insya Allah pasti bakal merata dan bakal banyak tenaga medis yang bergabung ke daerah seperti di tempat kerja saya sekarang..(bayaran yang dimaksud sesuai keringat kerja ya maksudnya 😅, bukan berarti gak kerja tapi tetap dapet uang)
Terkait kondisi di korea setuju banget jangan sampe mogok karena yang jadi korban tindakan tersebut yo pasien dudu pemerintahe, protes oleh tapi ojo sampe layanan ke pasien terhenti 😍
apoteker disini. saya setuju terkait untuk pemerataan tenaga medis butuh fasilitas dan bayaran yang serupa, tetapi harap diingat karena itu hanya salah satu faktor pencetus. Dimana mas hansol sudah mengatakan bahwa di korea sendiri, ketika dokter diajak ke daerah lain dengan gaji yang lebih tinggi (disebutkan sekitar 4,5M dari gaji standar 3M), banyak dokter yang juga menolak. mungkin karena faktor kenyamanan ya? orang yang sudah biasa nyaman di kota besar, biasa nya akan merasa "berat" ke kota kecil. dimana faktor lain seperti pendidikan (untuk aak), hiburan, dll notabene lebih bagus di kota besar. karena itu pemerintah juga harus menyamaratakan pembangunan di hampir seluruh daerah. minimal di kota besar. Indonesia jauh lebih kompleks, karena kita pulau-pulau.
Benar dok di Indonesia sebenernya memang kurang fasilitas aja kalo masalah SDM banyak kok sebenernya. Kalo Fasilitas merata sebenernya nanti bakal lebih gampang dalam pelayanan kesehatannya
Bisa dibilang sistem kesehatan dri pemerintah korea ni persis banget sm bpjs di indo sih dok, di korea udah kacau banyak yg mencela menghina sampe kebanyakan pada ambil estetik biar ga terjebak sistem ini, info terbaru malah sampe spesialis sm profesor disana resign krn dukung dokter internship yg di ancam pemerintah, liat sistem kesehatan indonesia dengan bpjs nya saya heran sih dok kagum malah RS sm dokternya sini bisa bertahan selama 10 tahun ini 😂 10 tahun tanpa ada perbaikan sistem yg signifikan, pegawai BPJS nya juga gatau kondisi di lapangan sulitnya jadi pasien BPJS soalnya pegawai bpjs ternyata pakainya asuransi swasta inhealth 😂
@@goenawanarief4027yg sedih kalo di indonesia kerja di daerah nggak ditawarin lebih tinggi 😢 langsung dipaksa ke daerah dengan income yg lebih rendah, makanya pada pilih kota krn pendapatan lebih besar apalagi di RS & klinik yg memang gak bekerjasama dgn bpjs/pasarnya menegah keatas
@@citrawdwt betul. saya paham dengan alasan dokter lebih memilih kota besar. mau bagaimanapun itu manusiawi mengejar penghasilan yang lebih tinggi. karena itu memang pemerataan pembangunan itu penting, contoh nyata ya indonesia itu terlalu jawa sentris. semua pembangunan di pulau jawa. tetapi coba jika misalnya di puau lain selain pulau jawa, sumatra/kalimantan/sulawesi ada kota seperti jakarta yang maju, dengan penghasilan (yang tentunya menyesuaikan dengan nilai kebutuhan hidup) yang cukup. maka mestinya orang akan tidak masalah untuk pergi ke kota tersebut. karena itu lah pentingnya pembangunan yang merata
Profesi dokter, perawat, paramedis, pokoknya pekerja medis itu krusial banget sih. Baru ngeh n kerasa banget pas pandemik kemarin, apalagi setelah diselidik klo Covid itu mmg gara2 Lab di Wuhan bocor (entah kecelakaan, entah sabotase, idk) intinya jaman sekarang jaman perang biologis, dan varian2 baru virus (yg plg bahaya katanya yg terbaru virus X), para pekerja medis ini ibaratnya frontliner ketahanan bangsa dan negara.
Rasa kemanusiaan aja ga cukup, tapi kesadaran patriotisme jg.
Jadi idealnya harus didukung penuh pemerintah, banyak2 beasiswa full atau sekolah2 medis gratis, lulusannya jg harus mau dikirim ke pelosok2 daerah. Moga2 Indonesia bisa begitu, banyak dokter yg ogah ke pelosok soalnya. Ada yg ambil beasiswa negara, eh pas dah lulus malah milih kerja di luar negeri ngejar gaji gede (walau duitnya dibalikin, tapi kan ngambil kesempatan org lain yg siapa tau bener2 mau ngabdi ke negara). Dua org bibi sy dokter, dan 1 paman dah jd dokter spesialis bedah tulang, jd punya gambaran seluk beluk dunia kedokteran. Terutama intrik2 persaingan di rumah sakit.
Kayaknya jaman sekarang dunia medis itu over komersialisasi. Perusahaan2 farmasi gede yg penting laku jualan obat, jualan vaksin. Perusahaan alat2 medis jg gitu, rumah sakit2. Cuma bisnis. Status. Kemanusiaan seringkali urutan paling belakang. Makanya dokter ama perawat, apalagi yg beneran pingin ngabdi ama masyarakat, banyak yg stress.
😢bahkan kabarnya perusahaan farmasi sengaja bekerja sama dengan oknum dokter untuk mencapai target sales farmasi, jadi setelah pasien meninggal baru disuntik atau diberi obat sehingga biaya yg harus dibayar jadi membengkak, ya tapi tidak bisa dipungkiri Indonesia masih lebih patut disyukuri sebab hampir setiap kota ada dokter2 spesialis dan operasi besar misalnya tidak bisa di faskes kedua (RSUD/RS terpilih) maka dialihkan RS faskes ketiga atau RS utama masih 1 provinsi, tapi jarang sekali kejadian
Kami juga bukannya nggak mau dikirim ke pelosok.. apalagi kalau bisa sekolah spesialis dengan kontrak kerja ke daerah beberapa tahun.. tapi di pelosok, seringkali alat dan obat tidak tersedia.. dan bagi masyarakat yang belum mengerti kami dokter / tenaga medis tak ada bedanya dengan dukun. Pernah dengar kasus dokter dibunuh / dimutilasi saat sedang bertugas di rumah dinas di pelosok ? Banyak sudah diangkat beberapa youtuber silahkan di google 😢
Memang ya dilema banget jadi dokter. Udah kuliahnya mahal apalagi kalo di swasta, yang kalo kerja di 3 tempat pun(sgi dokter umum) belum tentu mampu ngumpulin uang sebanyak itu. Profesi lain kalau error gak langsung ketahuan. Kalau jadi guru, pas anak libur juga libur. Gak pernah jaga malam di sekolah. Kecuali kalau jurit kali ya .😂 Ada gaji ke-13. Kalau anaknya bodoh salah anaknya. Bahkan Tante saya ketemu anak yg belum lancar baca di SMP kira2 minta pertanggung jawaban guru SD-nya gimana ya🤭 kalau jual LKS gak masalah karena murah, padahal yg ditagih minimal ratusan anak tiap tahunnya belum lagi klo ngajar 2 tempat. Bagi saya semua profesi ada baik dan bobroknya oleh karena itu mari kita membenci DPR saja yang saya gak paham kerjanya apa 😂
gw setuju sama komen lo.
Belakangan ini banyak dokter², perawat² kecewa & sakit hati karena di zaman Pandemi COVID kemarin mereka ditumbalkan tapi dianaktirikan oleh pemerintah.
Tenaga medis yg pada gugur kemarin pun dianggap angin lalu oleh pemerintah..
Memang dari dulu sampai sekarang pemerintah menganggap Anggaran Kesehatan bukan sesuatu yg krusial, beda dengan di negara maju kek Jepang, Jerman, Belanda dll. Mereka memprioritaskan anggaran kesehatan.
Apalagi di kampanye kemarin Paslon2 ga ada yg datang ke acara diskusi dgn pakar kesehatan (kecuali satu orang itu pun cuma online)
Kalo profesi lain ga dituntut rasa kemanusiaan dan patriotisme juga ? 😂
Pemikiran macam anda ini yg menyebabkan dunia kesehatan indonesia gitu2 aja malah makin menurun kualitasnya.
Di Indonesia bayar pake BPJS aja masih aman bahkan dokter itu sendiri yang kadang bilang gini "pak ini bisa memakan biaya oprasi yang banyak jadi saya sarankan menggunakan BPJS" Tuhh kayaknya dokternya aja yang gak serius jadi dokter yahh memang semua butuh uang tapi gak sampai mogok kerja juga
bpjs itu biasanya diskriminasinya cuman pas ngatur jadwal, saya pengalaman ortu mau kontrol kardiologi.. habis itu disuruh cek lagi sebulan kemudian, eh pas lagi duduk-duduk saya tanya orang sebelah saya yg bayarnya mandiri dia cuma disuruh nunggu seminggu doang padahal saya tanya keluhannya apa eh ternyata tingkat urgensi penyakitnya sama dan dia juga daftarnya barusan juga 😅
@@PulcherEtFortis bukan diskriminasi emang ada kuotanya buat bpjs soalnya banyak yg ditalangin sama rs blm dibayar bpjs infonya begitu jadi biar neraca rs seimbang
@@PulcherEtFortisItu bukan diskriminasi sih namanya jika berobatnya tidak emergency (kan dalam kasus ini ke poli ya untuk kontrol).
Karna kan emang ada kuota berobat untuk pasien BPJS sesuai dengan peraturan RS masing-masing. Misal dokter A hanya sanggup melayani 20 pasien dalam sehari. Biasanya ada kuotanya, entah itu 10/15 pasien BPJS yg bisa berobat, sisanya umum misalnya.
Kenapa seperti itu? Ya marketing RS nya lah. Agar neraca keuangan nya seimbang. Karna pembayaran umum uangnya diterima langsung oleh RS dan biasanya hitung2an nya lebih besar. Itulah keuntungan nya dari pembayaran umum atau asuransi yang lebih bonafid.
Udah bukan jadi rahasia lagi ya kalau BPJS itu membayarkan klaim ke RS itu kecil ya, kadang malah lebih besar pengeluaran untuk pasien yang dibayarkan RS daripada yang ditanggung oleh BPJS itu sendiri. Apalagi BPJS kelas 3 atau PBI. Belum lagi BPJS ini selain klaimnya lebih kecil, suka menunggak pembayaran hingga berbulan bulan.
Sementara RS apalagi RS swasta harus menggaji karyawan (dokter,perawat,bidan, Marketing, orang kantor, satpam dsb), bayar listrik mandiri, belum bayar untuk obat dan alat habis pakai, tentu pun pasti mau ada profit juga. Jadi realistis aja klo antrian umum lebih cepat. Kalau enggak, apa bedanya dong pasien bayar pribadi dengan yg pakai BPJS.
Cuma kan sebagai pemegang kartu BPJS, kita merasa kita juga udah bayar premi tiap bulan, kok dipersulit. Ya karna uangnya kan kita setorkan dan endapkan di BPJS. Nah BPJS yg kemudian pembayaran nya ribet ke RS. Alhasil kita mangkel lah ke RSnya, ke dokter nya 🤭. Padahal kalau di cek gaji petinggi2 bpjs, gaji karyawan BPJS, asuransi kesehatan apa yang digunakan pegawai serta petinggi BPJS 🤭
Pengalaman pribadi... Menurut MRI harus operasi sya pake BPJS tp dokternya gak menyatakan harus operasi aneh banget pdhal dokter lainnya harus operasi....
Org sudah kesakitan koq gak JG dioperasi.... Akhirnya mandiri saja dioperasi Dan Langsung ditangani... (Keadaan mendesak) Dmana2 DUIT bicara... Hilang Rasa kemanusiaan
Iya lah dokter & RS senang duitnya tinggal nagih ke pemerintah , makannya ada kecurigaan juga mark up harga ,. Mayoritas dokter itu bukan bekerja krn kemanusiaan rata² demi uang.
Bumi makin tua, manusia makin kehilangan nilai2 kemanusiaan. Orientasinya uang dan kenyamanan mulu, sedihh 😢
yaa krn kita telah hidup dimana KE-SUKSES-AN dinilai dari seberapa kayanya seseorang, sebesar apa kekuasaan seseorang, atau se-'good looking' apa seseorang. BUKAN dinilai lagi dari seberapa baik kepribadian (budi pekerti) seseorang dan sebanyak apa manfaat yg diberikan seseorang bagi orang lain.
@@ReLogic888Klo charity mulu yg ada lu dimanfaatin
@@ZeronimeYT adakah gue bilang charity mulu ?
Atau jangan jangan lu yg emang gak pernah melakukan charity ?
jadi mindset lu selalu negatif thinking kepada org lain.
Ada perbedaan yg besar antara dimanfaatkan org lain dan bermanfaat bagi org lain.
Yuppp benerrr agree 💯 persen@@ReLogic888
@@ReLogic888Kebutuhan atau Charity sebagai seoranh dokter?
Pemberitaan ini memang mengagetkan banget Mas Hansol. Sedih banget sampai mass mogok kerja dari Nakes sampai Perawat. Padahal, mereka juga sangat² dibutuhkan.........sedihnya. Bahkan bener gak Mas Hansol katanya siapapun yang berhenti mau itu Nakes, Dokter KOAS, sampai Dokter senior wajib ikut Wajib Militer. #CMIIW
keknya butuh konsul ke chans room secara virtual dengan wolfchan sebagai hostnya... ntar dikasih big hug untuk calon nakes korea
@@dwiwidjanarko5996 hahaha
Saya jatuh dari tangga kan bang Hansol yg buat rahang saya patah,gusi geser sama tangan kanan patah,saya operasi untuk itu semua dan saya dirawat di RS persahabatan Rawamangun Jaktim,dan untung saja saya mau operasi pake BPJS kalo gak?bisa keluar beratus jutaan untuk op.beda plastik dirahang saya+bagusin posisi gusi saya yg geser2 tak beraturan sama op.tulang/ortopedi untuk tangan kanan saya yg patah dan saya nunggu operasi semingguan dan nginap pula hanya 2minggu sejak masuk RS tinggal kontrol rutin aja sampe 6bln-1thn tp Karna fisikku emng kuat buat saya cepat pulih dan itu ditangan saya yg kemaren di operasi make pen tulang udh dicopot dibulan ke 6 dan syukur skrng udh sehat walafiat😊😊😊
kesimpulan yang aku ambil, sedikit banyak dokter di korea sana itu jadi dokter bukan lagi soal kemanusiaan, membantu sesama, dll, tapi lebih ke cuan cuan cuan😢, sedihnya
Sampe dijuluki dokter mataduitan sama dokter benua barat
Wajar Boss, biaya kuliah mahal, proses masuk ke jurusannya sudah susah, pas kuliahnya lebih susah lagi, belum ngambil spesialisasi, masa dibayar murah. Itu namanya tidak memanusiakan manusia. Dokter juga sudah disumpah untuk menolong orang sakit kan. Kalau ada menolak berarti ya oknum. Kalau gak mau bayar dokter ya jangan sakit. Gampang kan.
Wah menarik juga perbedaannya, mengejutkannya di tempat saya yg kabupaten kecil aja malah lumayan banyak dokter spesialis, kalau menilik dari laporannya mas Hansol ini jadi lebih hormat sama dokter2 di Indonesia deh, kaya lebih tulus niatnya buat bantu sesama.
Semoga cepat menemukan solusi ya, kesehatan sangat mahal harganya dan profesi dokter bener bener peran yang sangat di butuhkan,tapi kebanyakan malah warga sulit sekali untuk mendapatkan pengobatan yang terbaik,kayak di sini ada bpjs,orang yang pale bpjs dan yang pakai umum sangat berbeda,ada cerita tetangga ku ke dokter tht karena kuping anak nya bermasalah (ada cairan nya pokoknya sejenis itu) berobat pake BPJS dan ga sekali sembuh beberapa kali harus bolak balik karena masih ada cairannya, sampai akhirnya tetangga ku mau pake yang umum aja karena biasanya obat nya lebih bagus.
Lalu tetanggaku berobat baru mau daftar di tanya sama satpam di situ
"Mau berobat apa?"
"Oh tht pak"
"Pake bpjs bu?"
"Oh gak pak pake umum pak"
Dan tau gak satpam nya bilang apa
"Loh pake umum emang kamu mampu bayarnya obatnya aja 150 belum ini itu habis loh setengah juta emang kamu mampu ta?" Dengan nada remehnya
Disitu tetangga ku langsung sakit hati dan akhirnya minta surat rujukan buat pidah ke rumah sakit yang lain
Tetanggaku bilang "apa kita keliatan kemiskin itu?emang nya orang gak punya kayak kita salah ya pake yang umum,padahal pake yang umum pun udah ada uangnya udah nabung dan siap dengan biaya yang mahal"
Aku yang denger nya langsung marah bgt ya allah
Plot twist banget. Kirain bakal di beri kata-kata manis oleh si satpam pas tetanggamu bilang mau pake umum. 😮
Penampilan memang memengaruhi penilaian
😢😢
Harusnya sarankan laporin ke dinas kesehatan langsung sih, atau yaa minimal tulis surat kritik &saran, atau jaman skrg biasanya udh ada no hp yg bisa dihubungi buat laporan atas tindak tidak benar misalnya pungli atau perbuatan tidak menyenangkan, kalo aku ya bisa ngereog dikata gitu😂 jaman skrg loh, gak liat apa di BCA yg pake kaos kutang, sandal jepit, nenteng kresek hitam, bukan orang mau cari sampah, tapi masuk ruang BCA prioritas soalnya saldo dia diatas milyaran 😂😂
@@whitealways8890 padahal tetangga saya pake gamis waktu itu ya kayak penampilan ibu ibu pada umumnya gak pke baju yang lusuh juga
Selama hamil kontrol ke rs pakai bpjs operasi pakai bpjs, alhamdulillah dokternya baik2 ramah2, sehat trus ibu dokter pak dokter Indonesia semangat terus mengobati pasien 😊😊
Aku tadi siang sempat lihat berita google dokter di korea demo cuma ga paham detail nya, eh buka youtube lihat video ini info nya jelas dan detail berita yang disampaikan Mas Hansol..matur suwun.
Tadi nonton youtuber korea jalan jalan di mall korea, jarang ada anak kecil, malah banyakan doggy 😂
@@ericgz8571 noted, kalau yang aku baca di google sejak 2021 angka kelahiran di korea turun drastis bisa jadi itu yang bikin anak kecil jarang banget kelihatan di korea
@@ericgz8571iya krna disana angka kelahiran menurun drastis krna minat menikah jg menurun, tmn org korsel pas ke indo liat anak2 kecil lg pd bermain seneng bnget ida liatnya, mgkn krna disana jrg anak kecil x y
Ini gak ada bedanya ama di Indonesia. Disaat harga beras naik, petani senang tp rakyat yg bukan petani minta pemerintah nurunin harga beras. Org yg gak bekerja di sektor itu gak mengerti rasanya pekerjaan org lain yg bekerja di sektor itu. Kebanyakan rakyat cuma menikmati hasilnya.
Yakin petani yang senang? Bukan tengkulaknya?
@@kristinagathaDia itu anak kota..hny bisa mangap doang..uang dari ortu..tontonan favorite pornografi n selebrity..mana otaknya nyampe real kehidupan petani
Petani merugi bro yang untung distributor 😢
Ralat sih gak sepenuhnya gitu. masih ada petani yg rugi sebenarnya. Beras naik bukan berarti nguntungin petani, justru produksi yg dihadapi petani itu jadi mahal. karena biaya produksi mahal pastinya harga jual juga mahal. kecuali yg untung itu tengkulak
Saya bukan dokter maupun tenaga kesehatan. Namun sebagai orang yang rutin periksa ke dokter, saya sendiri sebenarnya mengharapkan dokter-dokter ini bukan hanya kuantitasnya saja yang ditingkatkan, tapi juga kualitas pelayanannya. Paling mendasar sekali adalah kemampuan empati dan membaca psikologis pasien. Saya yang dari Sekolah Dasar sampai sekarang sudah kerja rutin periksa mata, sejauh ini baru dapat satu dokter mata yang mampu melakukan pendekatan emosional ke saya, itupun dokternya sudah senior sekali yang jalanpun sudah susah. Sedangkan dokter-dokter lain kurang dibekali empati. Saya tahu mereka berbicara dengan data yang ada, tapi saya pernah sampai nangis karena seorang dokter mendiagnosis saya dengan kata-kata “ini mata kamu ga normal ini, harus operasi ini sudut matanya tidak 180 derajat. Tidak bisa minusnya diturunkan, ini melanggar kode etik kami.” Padahal niat saya waktu itu periksa karena saya bikin kacamata pakai BPJS dan optik butuh rujukan Rumah Sakit, saya minta diturunkan karena saya nyaman dengan kacamata saya sekarang. Untungnya saya bertemu dokter senior yang bisa memahami. Pengalaman teman saya yang terkena kista ketika hamil juga begitu. Ada dokter yang langsung bilang “wah kista ini, kita langsung operasi saja ya bu.” Memang benar kista tidak bisa dibiarkan, tapi teman saya baru pertama kali mengandung dan di diagnosis kayak gitu apa ga syok. Untungnya dia ga datang ke satu dokter, sampai akhirnya dia ketemu dokter yang tidak menyarankan operasi dan sekarang dia sudah sehat, anaknya juga tumbuh dengan baik karena rutin perawatan dengan dokter tersebut. Kesimpulannya adalah, bapak/ibu dokter maupun calon dokter, tidak semua orang siap dengan kata-kata operasi, diagnosis, atau narasi menakutkan yang anda berikan. Memang anda berbicara berdasar fakta, namun jangan lupa yang anda hadapi adalah manusia juga yang punya perasaan. Toh semua orang juga pengin sehat. Mungkin ini sih sedikit pendapat saya yang mungkin kontra dengan sebagian besar komentar dari video ini. Saya paham tenaga kesehatan di Indonesia juga masih sangat dibutuhkan terutama di kota-kota kecil. Namun saya berharap pemenuhan kebutuhan tersebut juga disertakan dengan peningkatan kualitas dokter yang beroperasi.
1 6
ini kan sebenarnya gampang saja, sederhanaya:
1. dokter tidak mau ditambah jumlahnya, karena banyak dokter, maka makin banyak yang "menumpuk" di daerah ramai, sehingga saingan banyak, pendapatan menurun -----versi asosiasi kedokteran
2. dokter ditambah dengan harapan makin banyak dokter lulus, sehingga persebaran dokter merata di korea ----- versi pemerintah
3. hemat saya percuma, jika menambah jumlah dokter tapi dokter2 juga maunya hanya di daerah tertentu atau hanya bidang tertentu
4. salah satu caranya bisa menentukan kuota per bidang, tapi ini pisau bermata dua ya. di 1 sisi mungkin bisa meratakan dokter ke bidang yang sepi peminat. di sisi lain, nepotisme nya tumbuh subur. mau masuk kuota? wani piro?
5. untuk meratakan derah, bisa dibuat semacam wajib militer, dimana dokter yang lulus harus mengabdi di daerah yang ditentukan pemerintah selama 2-3 tahun. Indonesia sendiri seperti itu, dokter yang lulus akan di surat tugaskan ke daerah2 yang ditentukan quotanya. untuk dokter spesialis sama atau tidak ya? rasanya beda deh. coba yang lulusan dokter koreksi saya.
6. ya pada intinya, pemerintah bermaksud baik dengan menambah jumlah dokter dan meratakan persebarannya, tetapi harus diingat ini sendiri karena pembangunan di korea sendiri yang tidak rata, dimana pembangunan seoul/daerah ibu kota yang sngat pesat dan daerah lain sedikit terbengkalai. karena ini lah saya terkesan dengan pak jokowi, beliau berani mengatakan pembangunan Indonesia tidak hanya di pulau jawa, sehingga mulai membangun di pulau lain termasuk tol. mungkin ini bisa jadi pertimbangan , jika daerah lain di korea bisa semaju seoul, mestinya para dokter juga akan mau berpindah ke daerah lain yang juga maju.
Saya yg kena imbas, jadwal operasi saya diundur sampai waktu yg belum bisa dipastikan karena dokter spesialis yg menangani saya mogok kerja
Oprasi plastik ya
@@Herman-jg9oisotoy
@@Herman-jg9oi operasi plastik di korea memang salah satu yg terbaik. tapi tidak semua orang yg operasi di korea itu operasi plastik. jadi jangan ngetik gitu bro, kita ga tau dia sakit apa, takutnya dia nanti sakit hati sama tulisanmu. soalnya kamu ngetik ga pake tanda tanya. jadi rasanya kek ngatain gitu.
@@Herman-jg9oibokep
@@Herman-jg9oi ga nyambung mas
Saya sebagai pasien sangat menghormati menghargai dan mencintai profesi dokter... di indonesia... terima kasih. Prihatin dengan konflik dokter di korea... perlu di permak bukan cm muka mulu dipermak
Di akun IG kantor berita korea, kelakuan dokter2 korea yg demo menolak rencana peningkatan penerimaan mahasiswa baru di fak.kedokteran rame dibully warga negara2 barat.
Mereka dituduh dokter mata duitan krn melupakan sumpah dokter utk mendahulukan kemanusiaan.
Kalo udh dibully org2 barat mungkin sdh saatnya ngaca sih 😅
Ku pikir.. Udah sepantasnya dijuluki gitu.. Krn udah lupa sama sumpah kedokteran
Di bully sama kiblatnya harus lgs ngaca, bahwa mereka di mata barat itu cuma org asia biasa😆
@@brajuwitasaputri wkwk.. Bener.. G bakal dipuja puji lg.. Hanya org biasa yg maruk uang
Akun ig nya apa
Setiap denger cerita negara2 maju yg secara pendapatan tinggi tapi jd berbanding lurus dgn tingkat individualis dan egoisnya yg tinggi sehingga berimbas kemana mana yg sebenarnya mengancam keberlangsungan mereka sendiri..seperti tidak.mau menikah dan punya anak,mengamankan pendapatan nya sendiri dll..jd sangat bersyukur punya Indonesia yg secara agama kuat, dan budaya yg saling peduli satu sama lain sehingga jd pengingat kita jangan terlalu egois..kita memang masih dalam.perjalanan.menuju Indonesia yg maju..dan cm bisa berdo'a, ketika waktunya tiba budaya dan agama itu tetap ikut mendampingi kemajuan yg dicapai..sehingga ga jadi keblinger dan bisa menjadi negara yg sehat, jadi ga cm maju dan kaya secara duniawi tp akhiratnya juga maju dan kaya...Amiiiinnn 🤲🤲🤲
Ketika hati nurani sudah mati, maka yang dicari hanya keuntungan, nyawa pasien jika sampai lewat, yang dia kuatir kan bukan bagaimana perasaan keluarga pasien, tapi bagaimana citra dia sebagai dokter di masyarakat 😰 itulah Indonesia harus bersyukur, dengan budaya ketimuran, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, BPJS perbulan 35rb, yang kelas 1 pun gak semahal asuransi swasta, ada BPJS PBI yg gratis juga, sekarang komplain tentang kinerja nakes juga mudah bisa ke dinas kesehatan (kalau ada nakes yg membeda-bedakan perlakuan pasien BPJS/umum) semoga Korea segera membaik, dan ditemukan solusi terbaik 🙏😇 bagaimanapun juga mereka adalah saudara kita dalam kemanusiaan
Sekarang aku tinggal di Jepang yg keadaannya kayaknya kurang lebih mirip sma Korea, pernah ke RS di deket rumah untuk ke dokter kandungan karena dapet rekomendasi dari ibu kos kl menantunya pernah lahiran di sana. Ternyata dokternya udah meninggal dan ga ada gantinya, kaget bgt waktu tau keadaannya sampe kyak gitu. Ga kebayang kl keadaannya bener2 urgent
Turut prihatin kl di korea daerah pinggirnya kekurangan dokter. kembali lagi kl bukan profesi kita, kita nggak tau apa yg dibelakang layar.
Butuh banget POV dari dokter si buat case ini, either dokter indo/korea. soalnya pengen denger pendapat mereka ttg kasus kaya ginian
Sebenernya pemerintah korea hrs liat akar permasalahannya. Sebagian kebijakannya udah baik. Spt fee jasa dokternya ditentukan oleh pemerintah. Sehingga harga tdk dikendalikan oleh pasar.
Beda kasusnya ky di indonesia, krn harga dikendalikan oleh pasar, ada dokter yg bayarannya mahal bgt, smpe ada dokternya bayarannya murahhh bgt. Ky gt jg kn gk baik.
Nah masalahnya, yg terjadi di korea skrg, yg kosmetik2 itu feenya gk diatur sm pemerintah. Jdnya mrk dpt bayaran tinggi. Kn gk fair ya. Kalo mau semua2 feenya diatur sm pemerintah. Biar jd spesialis apa pun terjamin kesejahteraannya.
Satu hal lg. Masalah pemerataan. Ini jg isuenya sm ky indonesia. Kalo di daerah itu fasilitasnya sm baiknya ky di kota, mgkn dokter2 korea gk masalah berkarir dan berkeluarga di desa. Tp kalo misal di daerah kualitas pendidikannya gk sebagus di kota, ya dokter2 jd mikir 2kl mau kerja di desa. Dia jg pasti mengharapkan yg terbaik buat keluarganya kn.
Jd ada baiknya pemerintah korea bs membuat fasilitas yg sm baiknya antara desa dan kota. Biar persebaran tenaga kesehatannya bs rata.
Dokter itu jg manusia lho. Sama ky karyawan2 dg profesi lain yg mencari nafkah dan menghidupi keluarganya.
Tp yg di korea sih masih mending bgttt... kalo dokter/nakes2 di indonesia mah ngenes. Sistem pendidikan kedokteran dan sistem kesehatannya yg msh byk bgt yg hrs dibenahi. Yg jd korban selain pasien, ya para nakes jg. Tp yg jd kambing hitamnya gk tau knp selalj dokter.😢
@@aikekpp2589😢pdhl Indonesia udh banyak nakes, ada BPJS gratis, tpi hidupnya beberapa tidak sejahtera seperti ASN
gw sebagai mantan bidan di RSUD tp skrg beralih ke kerja kantoran krn sistem RSUD bikin nakes rugi (di luar dokter) tp klo gw liat dr cerita hampir sama si semua dokter mikir ego nya gw dokter gw harus lbh dr yang lain tp dokter indo mending sih... banyak variasi nya klo liat yg di korea miris yah udh ga mau spesialis penyakit utama ini malah ke yg banyak cuan nya tp bukan nanganin kesehatan manusia
Terima kasih mas Hansol atas penjelasannya. Buat saya yang thn lalu sempat belajar di salah 1 dari “Big 5 Hospital” di Seoul, merasa sedih dan kecewa dgn keputusan para Residen yg saya kenal untuk mogok kerja. Sudah sekolah spesialis 2-3 tahun terus mundur itu sangat disayangkan. Tiap saya tanya ke mereka, jawabannya mereka sebenernya ttp pengen lanjut sekolah spesialis, tapi pemerintah tidak bisa diajak kerjasama. Pdhl Residen pun digaji, dan menurut mereka gajinya lumayan. Beban kerjanya mmg berat, operasi bisa sampai jam 2 pagi, jam 6 sdh visite lagi. Tp ya memang begitulah sekolah spesialis. Mungkin beda pola pikir juga dengan orang Indonesia, dan juga niatan awal ketika kita memilih sekolah kedokteran. Dan di beberapa berita kalau saya tidak salah baca, ada pasien-pasien yang tidak bisa diselamatkan karena tidak ada rumah sakit yang mau menerima. Dan ini sudah tidak sesuai dengan etika kedokteran. Bahkan direktur RS tempat saya belajar dulu sampai mengirimkan email ke tiap residen, memohon untuk kembali bekerja. Dapet kabar juga, Guru2 saya bahkan jaga IGD tiap 2-3 hari sekali. Semoga bisa segera menemukan solusi jalan tengahnya, temen2 Residen disana jg semoga kembali mengingat niatan awalnya / nawaitu-nya untuk belajar dan bisa kembali bekerja.
Terus beritakan politik Korea dan pemerintahan Korea agar mudah mengerti ketika anda menjelaskan good joob saya pantau terus chanelnya Korea roemit semangat
Gilaa sihh, pekerjaan yg sangat mulia kalau sudah tertutup dengan namanya ego pribadi apalagi sumpah dokter itu menjungjung sekali kemanusiaan bukan nilai uang yg utama meskipun pendapatan harus ada, intinya memang harus ada disisipi ilmu agama sii, klo orang mikirnya dunia yaa begitu gak bakal puas dengan apa yg dia dapatkan. Bersyukur kunci utama meskipun tetap berusaha.
Pernah baca artikel tentang pro kontra RUU Kesehatan beberapa tahun lalu. Ada dokter yg mengomentari soal pendidikan kedokteran di Indonesia yg mahal dan penuh KKN. Kayaknya agak mirip sama kasus yg di Korea. Biaya pendidikan dokter mungkin bisa dijangkau olh beberapa kalangan. Tapi kalau mau jadi spesialis? Itu lain lagi. Sudah sulit, beban kerja tinggi, mereka yg hrs bayar mahal sekali, plus dokter senior sering melakukan bullying dan memainkan kekuasaan. Jadi dokter jg butuh koneksi agar bisa cepat jd spesialis atau lulus. Belum lagi masalah gaji dimana msh banyak dokter yg digaji dibawah standar. Kecuali kalo yg sdh spesialis tentunya. Banyak yg lbh memilih di Jawa krn infrastruktur kesehatan dsana lbh lengkap dan jaminan keamanan yg lbh baik. Masalah BPJS jg dibahas. Memang jlh pasien jd naik dan biayanya mkn besar tapi sayangnya ngak diikuti dg meningkatnya jumlah ranjang rumah sakit shg rasio penduduk dg ketersediaan tempat ngak mencukupi. Sebenernya pernyataan Hansol soal subsidi pemerintah ini menarik. 30% dr biaya pendidikan itu berapa? Apa msh terjangkau utk kalangan biasa? Subsidi tersebut buat pendidikan dokter atau buat spesialis? Atau malah keduanya? Terus penasaran juga dg rasio ketersediaan bed dengan penduduk krn meski dokternya ada tpi fasilitas rs jelek bakalan mengurangi peluang selamat pasien. Saya jg penasaran dg beban kerja dokter Korea krn disana dikenal dg senioritas yg tinggi. Agak ngeri juga bayangin tekanan atasan disana.
Di keluarga suamiku (WNK) ada 2 orang dokter, satu kakak iparku jd dokter kulit, satu lagi jadi dokter bedah di salah satu rumah sakit big 3 di Seoul. Dan emang bener kayak kata Hansol, gaji untuk surgeon sana dokter kulit itu kurang lebih sama bahkan ada yg lebih tinggi dokter kulit karena klinik mereka ga di subsidi dan tentunya keuntungannya lebih banyak. Tapi aku sendiri merasa ini kurang adil juga buat para surgeon karena mereka banyak pekerjaan dadakan, belum lagi resiko dari operasinya. Tapi aku juga setuju banget kalau tenaga kedokteran Korea ditambah terutama untuk dibagian pediatric atau anak anak karena sekarang kalau anak anak ada emergency, ngantri pediatric emergencynya itu bisa sangat sangat lama dan nunggunya harus di luar rumah sakit juga. Semoga Korea bisa menemukan solusinya 😢
Sebelum Korea Selatan menambah jumlah dokter, mungkin pemerintah perlu merubah mindset dokter2 senior itu atau memberikan data yang jelas kenapa perlu nya jumlah mahasiswa kedokteran di tambah
aku pernah nonton di salah satu channel yt klo di daerah pinggiran korea jarang ada dokter & RS jauh², jadi pasien yg perlu pertolongan darurat bisa mati diperjalanan sblm ambulans dtg. skrg aku ngerti cerita dibaliknya ternyata kyk gini.
lopeeee banget sama mas Hansol ini,,, selalu berpikiran positif,, selalu kasih peluang utk orang lain ❤
Akhirnya dibahas juga soal ini.
Berita ini seliweran di tv Taiwan.
Makasih mas Hansol
hampir sama kayak Indonesia, dokternya sebenernya lumayan banyak tapi berkumpul di kota-kota besar yg gajinya lumayan besar. sedangkan di pedesaan atau bahkan ke desa yg lebih pedalaman kekurangan dokter.
Di indonesia juga sama. Banyak banget kerjaan kerjaan yang ga membutuhkan skill tinggi diberikan gajih yang tinggi. Contohnya yang kerja di perusahaan properti, youtuber, tiktok ker. Kaga punya pegawe kaga punya stok modalnya dikit. Tapi kalo sekali dealing edan banget. Bisa menghidupi dirinya sampe 1 tahun. Sedangkan petani petani yang kerjaannya beresiko tinggi, semua resiko ditanggung sendiri kalo gagal panen mereka selesai sudah belum tentu bisa dapet uang seperti mereka. Udah orang indo juga kerjaannya rubah semua ajha jadi kerjaan kerjaan yang mudah. Biar pemerintah indonesia sadar jangan menganaktirikan suatu jenis pekerjaan sedangkan pekerjaan yang ga menghasilkan justru di agung agungkan.
Pasti comment saya ini menyinggung banyak pihak, hanya saja tolong pikirkan apa yang saya katakan ini benar tidak.
Kalo ga ada petani kita mau makan apa coba. Makan tiktok. Makan RUclips.
Banyak sekali misinformasi yg saya dengar. Saya sebagai dokter jadi miris karena banyak kebijakan dokter yg dibenturkan langsung dgn pasien. BPJS itu ada aturan plafon untuk dokter tiap pasien dijatah obat untuk pasien sekian jadi kami memiliki keterbatasan dalam memberikan obat dan tindakan. Kalo untuk masalah cuan anda komplain saja ke RS atau BPJS karena itu ranah mereka, bayaran kami tetep sama ada atau ga ada pasien. Dengan dana plafon terbatas itu kami dituntut untuk memberi pelayanan terbaik buat pasien. Kalo anda semua memasalahkan kenapa pelayanan itu kurang memuaskan coba anda tanya sama orang diatas pemberi kebijakan apakah anda semua pernah diberi edukasi mengenai BPJS penyakit yg di tanggung atau tidak. Kami selalu menyarankan BPJS karena memang anda bayar tiap bulan karena kalo bayar tindakan atau obat aslinya itu memang mahal. Anda ngsntri karena bpjs itu karena memang yg pakai banyak dan kami dokter dan nakes mendahului pasien emergency. Narasi anda memusuhi IDI itu menurut saya kurang tepat karena IDI tidak pernah memonopoli profesi kami, IDI itu hanya perkumpulan anggota profesi saja ga pernah berpikir sejauh itu.
Masalah kekurangan dokter itu lebih ke masalah pemerataan. Ga cuman SDM tapi juga fasilitas, kalo anda semua mau berobat murah minta pemerintah buat bangun fasilitas kesehatan yg banyak karena alat kesehatan itu mahal dan hampir semua impor. Jika Faskes sudah banyak SDM itu bisa terisi dan anda bisa lebih dapat pelayanan lebih baik karena ga akan ada antri panjang. Kalo di kota atau daerahmu masih mahal dan sulit pelayanan kesehatannya jangan salahin dokter sama nakesnya tapi coba tanya pemerintah daerahmu itu bener2 concern terhadap kesehatan atau tidak, negara udah beri uang melimpah jangan2 yg kurang peduli itu pemimpin daerahmu. Intinya ketahui masalah lebih luas jangan apa2 nyalahin hal yg kamu tidak ketahui sebenarnya karena pada hakikatnya kami sebagai dokter di sekolah hanya diajari untuk tetap menolong sesama tanpa memandang suku, ras, agama dan pandang politik apapun itu. Selama mereka sakit dan membutuhkan kami akan layani. Masalah cuan itu sudah ada yang memberi dan udah ada porsinya. Kami ga akan sejahat itu untuk memperdagangkan kesehatan pasien karena kami sudah di sumpah untuk mengabdi mengenai itu
"bayaran kami sama ada atau tidak adanya pasien". Saya pengguna bpjs kls 2. Waktu anak saya inap nakes nyaaa Allahuakbar galak nya bukan main. Diawal bilang "kalo butuh apa apa telan bell saja, begitu di pencet malah ngamuk, bilang kalo lagi sibuk ngurusin pasien yg baru dateng .___. next masuk rs cobain vip. Duuuhhh perawat nyaaaa baik sekali. Segala fasilitas dijelasin. Dokternya pun tidak buru buru. Dengan senang hati mau bantuin mandiin anak.
Padahal sama sama dibayar tapi kenapa sikap nya ber beda?
Oiya 1 lagi.
Di RS ada jam kunjung, tiap keluar masuk harus bawa kartu jaga.
Tapi ini berlaku buat kelas biasa.
Vip? Ya bebas lah. G ada jam kunjungan. Keluar masuk bebas. Bahkan satpam nya aja ikutan ramah.
Ini RS plat merah ya
Halahhh dokter pembenaran. Berasa dewa. Dateng telat mulu. Kadang ngga dateng praktek mendadak. Profesi yang mulia? Cihh.. saya bayar kok. Bukan dikasih gratis. Bayar mahal pula.
Saya dokter fresh grad di Indonesia sebulan gajinya 3 jt, kadang dapat bonus 750rb, buat menghidupi keluarga kecil saya di kota. Padahal dulu kuliah 20 juta per semester. Yah disyukuri saja 😊
Maka ya skrng bnyk dokter kecantikan . Karna bisa bukan klinik atau jualan
Saat senyum pasien menghangatkan hati😊
kalo menurutku pribadi sih, mereka pengen gaji tinggi banget karena mereka udah seumur hidupnya diinvestasikan untuk jd dokter rek. begitu sulitnya mau masuk sekolah kedokteran, saingannya bener² dah, apalagi kalo ngeliat drama SKY castle. ditambah lagi gengsi dn gaya hedon antar dokter, secara level nya dokter.. jadinya mereka merasa mungkin wajar biaya seumur hidup yg sudah diinvestasikan untuk masuk ke kedokteran dg pendapatan yg muahal.. menurutku lo ya rek
Sukses dan sehat selalu utk Mas Hansol beserta keluarganya.
allhamdulillah tahun ini maba fakultas kedokteran lampungggg , sehat semangt sllu!!!
Korea bisa maju , Karena gotong royong orang tua mereka di masa lalu dalam membangun negara.
Nah bagaimana era skrng? generasi yg lahir dalam keadaaan sudah maju ,dan era kapitalis... Membawa pada kemajuan, stabil,atau kemunduran. ?
Kalo di Indonesia jurusan ppds favorit itu pediatrik/kesehatan anak, obsgin/kandungan,jantung&kulit& kelamin. Saya dokter SpJp (spesialis jantung&pembuluh darah) di salah satu RSUD di jakarta dan di RS swasta di Jakarta jg. Klo di RSUD pasiennya 90% BPJS jd utk pengabdian dan belajar dari anamnesis pasien bkn utk cari uang malah kadang sy kasih uang ke pasien yg ga mampu buat ongkos pulang habis opname. Ga cm sy yg bgitu,byk dokter² di RSUD yg berjiwa sosial tinggi. Dari jadwal praktek 4 hari/minggu selama 4 jam dan jumlah pasien perhari rata² 30 org, sy dapat ga lebih dari 10 jt/bln Krn fee dokter spesialis yg dibayarkan BPJS sekitar Rp.19.000/pasien. Klo di RS swasta sy dpt jasa dokter nett Rp. 155,000/pasien jauh banget bedanya sm yg bpjs tp tujuan jd dokter ga melulu soal uang apalagi sy mahasiswa yg duluny dpt kipk dan ppds dgn beasiswa LPDP, jd skrg saatny sy mbalasnya.
Ada yang kepikiran gak kalau seleksi spesialisnya yang diperketat aja? Misal seleksi spesialis kulit dan kelamin atau spesialis bedah kosmetik yg dibatasi jadi gak numpuk di satu spesialissi bidang? Karena kalau ada kesimpulan residen (atau di Indo namanya PPDS) banyak yang jadi keset dokter spesialis (dieksploitasi), memperbanyak penerimaan mahasiswa kedokteran bukannya malah menambah jumlah keset2 itu kedepannya? Kalau sistem residensinya yang flawed kenapa harus diatasi dengan nambah mahasiswa kedokterannya?
Bukan maksud mengenyampinkan konten kreator, tapi gak apple to apple kalau perbandingannya dengan profesi dokter. Step by step sekolah kedokteran sudah terukur dimana yang masuk harus menguasai sebagian besar ilmu science yang menunjang pembelajaran terkait tubuh manusia dan teknologi yang membantu/menunjang tubuh karena pekerjaannya menyangkut nyawa orang secara langsung. Jadi pendapat pribadi saya dari pada kuantitas, kualitas itu lebih penting.
upp
Menurut sy, opsi "seleksi spesialis kulit dan kelamin atau spesialis bedah kosmetik yg dibatasi" sepertinya sudah dipikirkan pemerintah Korea. Tapi sepertinya, opsi ini (menurut sy lho ya) dikhawatirkan akan menambah masalah baru. Ini bisa menjadi bottle neck dalam sebuah sistem/proses perbaikan sistem dimana orang2 akan lebih fokus ke bidang ini. Alasannya sama, bisa untuk financial atau alasan baru (untuk prestige, dimana pihak tsb akan bangga menjadi salah sedikit org yg menjadi bagian dr 'terpilihnya' bidang ini). Kemudian, opsi tsb juga bisa dimanfaatkan oleh oknum, untuk mendahulukan orang2 tertentu agar masuk ke spesialisasi ini. Jadi bikin masalah baru kan ?
Kualitas lebih penting dari pada kuantitas dalam hal kesehatan itu benar, dan sy setuju dg ini. Tetapi sy rasa bukan ini yg jadi akar permasalahannya. Untuk kualitas, secara umum lulusan dokter di korea bagus-bagus, apapun spesialisasinya. Permasalahannya adalah Orientasi pendapatannya alias Uang. Dimana hal-hal yg tidak diregulasi ketat/tidak dikontrol pemerintah, dimanfaatkan celah tsb untuk hasrat pribadi agar bisa mendapatkan uang lebih dr bidang spesialisasi lain.
dokter di korsel tetap hrs ditambah krn sebagian besar mahasiswa lbh fokus ke 3 jurusan saja di kulit, estetik dan mata
sementara utk penyakit dalam dan spesialis makin kurang
dokter yg sepuh tiap thn bertambah
jika utk periksa ke dokter kandungan hrs antre 2 jam berarti ada yg nggak beres
Menurut gw bs pake opsi naikin insentif utk dokter yg mau ambil jurusan yg kurang popular. Bs jg ditambah peraturan tiap tahun kuota utk jurusan popular dibatasi.
@@mariaannainditahernawati7132kayaknya indonesia kedepannya juga gini deh. Temen gw kebanayakan pada mau jadi dokter estetik terus buka klinik karena keuntungan dan gajinya lebih gede. Miris liatnya, jujur aja emang masalahnya tuh bukan jumlah tapi emang gajinya. Mereka tuh kerjanya nyelamatin nyawa orang loh, resikonya gede tapi gajinya terlalu kecil. Udah gitu kalo jadi residen/koas tuh gak digaji tapi kerja hampir seharian penuh tanpa istirahat terus harus bayar kuliah 😮💨.
Yah emang stress banget, sumpah. Awalnya gw yang daridulu niat mau bantu orang pun jadi luntur. Udah capek, temen² juga lama² berkurang dan mundur karena sangking gak kuatnya :')
😅Indo : Rejeki sudah ad yg ngatur, tinggal kita Usaha, mau jumlah dokter makin banyak jg g bakal mempengaruhi rezeki
Ibu angkatku disuruh dokter nunggu jadwal operasi, kami tunggu sampai 1 tahun dan sampai beliau meninggal tidak ada jadwal operasi. Alfatihan untuk almarhumah 🙏🏻
jadi inget perselisihan ojol ama opang dulu, opang merasa tersaingi ama ojol, padahal konsumen terbantu banget kalo jumlah ojol bertambah, tapi lambat laun opang mulai menerima dan ga sedikit yang nyambi jadi ojol juga.
Ini si kayaknya para dokter di sana lebih kaya bisnis menjanjikan yaaa, bukan seorang dokter yang merasa dirinya mulia untuk membantu sesama sebagai seorang yang mulia
Kok beda banget ma di film2 drakor yg tentang dokter2 disana hebat2, disiplin, jenius, pekerja keras sampe tidur di rumah sakit😁
Di drakor jga pada sama aja kayak kehidupan nyata, cuma yang disorot di drakor rata rata yang segelintir orng yang kerja keras disiplin di antara orng orng yang lalai
Karena Drakor hanya memunculkan sesuatu yg baik saja dan buruk nya kadang jarang ditampilkan. Drakor dengan realita akan berbeda
Karena realita di Korea tidak seindah drakor dan K-pop 😂
Tp di dunia nyata dokter yg kek gitu bullshit,,skrg mrka miikirnya duit2 nyari duit doank 😂😂😂..ciri2 negara mo ancur gitu..akhlaknya merosot klo mrka sebagian besar kek gitu semua y wajar org nikah g mo punya anak, wong dokter anak kandungan dll pada ga ada..
setidakny lbh baik jepang mski mrka org ny matre tp setidakny setia dg kekaisaran jepang so msh lbh baik..logis bgt sih ni korea ancurnya dr dlm .dan ini kesempatan bwt kita indonesia yg budayany suka beramal sholeh dan suka sedekah..yg matre malah owner rmh sakitnya so fine2 aj g sampe ke dokter2 nya
Keknya dokter kayak gitu cuma ada di Gaza
bangga jd anak kesehatan,melayani dgn sepenuh hati.
Cerdas 👍
Udah benerlah di Indonesia kendali distribusi tenaga kesehatan tidak lagi di tangan organisasi profesi...kejadian di Korea ini jadi pembelajaran penting buat rakyat pada umumnya....terimakasih atas penjelasannya Bro Hansol 🙏🙏🙏
bayangin nonton video mas hansol gini malem malem, jadi overthinking :'
cmiiw ya tapi let's say disana pihak yang dimaksud kasarnya pada egois karna terlalu nyaman dengan keadaan sekarang yang bisa menghasilkan penghasilan lebih besar terutama dibagian kulit, mata dan oplas, mangkanya ketika pemerintahan mau nambah jumlah orang dibidang keahlian ini mereka kerasa terancam dari zona nyaman, karna mikir bakal rebutan rejeki, padahal bener kata mas hansol, namanya orang sakit ga liat umur, mau tua dewasa muda anak anak bahkan bayi pun butuh penanganan ahli kalo sakit, padahal udah bener pemerintah mau mensejahterakan rakyat biar sekiranya orang ahli bisa ditemui di semua tempat, biar ga kesulitan kalo ada urgensi kesehatan :(
miris banget dengernya, dunia makin tua, orang orang seakan akan mulai mensisihkan sisi kemanusiaannya :(
Baru kali ini aku propemerintah sana, pemerintahnya udah bagus, mau mikirin semua rakyatnya , biar merata dapet fasilitas kesehatan. Eeeeh ternyata yg agak laen tkmedisnya 😅
Just remember, itu case di Korea Selatan dan gak bisa disamakan dengan di Indonesia ya teman-teman. Di Indonesia fasilitas kesehatan aja masih sangat kurang dan gak merata, belum lagi gaji dokternya gak sebesar/setimpal dengan di Korea, jadi gak bisa disamakan dengan case di Indonesia.
Harusnya Ada Rasa kemanusiaan yg ditingkatkan bukan sifat egois krn uang..
Nambah wawasanku sebagai dokter di Indonesia Mas Hansol...😀
Suwun yo Mas wes dumi terangno…..
Soale nek HONGKONG beritane tiap hari …..
jadi yakin buat jd dokter di korea, krn ak pgn ambil sp. orthopaedic, semoga bisa kuat sampai selesai pendidikan
Semangat kak...all the best!! 👏👏👏👏
Koas disini juga gk beda jauh... 🫢.
Spupu ku lg koas juga gk pulang2 dr RS. Berhari2... Bisa 3 harian. Pas ngambil spesialis lbh susah lagi.
Trs sama mo kuliah disini, terutama spesialis juga dibates dikit banget dan susah banget. Trs sama juga protes juga pas mo di bubarin IDI ny. Dan disini, mo lulus aja mahal bgt buat jadi dokter.
Ketika pekerjaan bukan lagi diniatkan untuk membantu sesama ya beginilah yg akan terjadi. Yg dipikirkan hanya uang uang dan uang😢
pernah diajarin kalo mau jadi orang kaya jangan jadi dokter karena dokter itu pekerjaan mulia dgn niat membantu orang.. kaya itu bonus, tapi punya empati sama simpati tinggi itu paling utama.
Mirip seperti Ikatan Dokter Indonesia di beberapa tahun silam yang mogok massal karena temannya terbukti malpraktek.
Baiklah siap2 urus pindah praktek dokter di incheon or gyeongsang 🏥👨🏻⚕️📃📄☺️🤝
Terkadang menjadi dokter yang pintar, tidak membuatmu benar-benar menjadi orang yang berfikir rasional dan bersimpati. Mungkin para dokter itu merasa ketika mereka mogok kerja tidak akan terjadi apa-apa pada mereka, tapi mereka tidak memikirkan dampaknya untuk para pasien. Bayangkan jika ada seseorang yang tiba-tiba mengalami kecelakaan pada hari itu(*hari mereka mogok kerja), dan butuh bantuan medis tingkat 1, but nyawanya gk tertolong karena dokternya pada mogok kerja, gw yakin keluarga korban bakalan dendam banget sih sama para dokter. Dan kalau difikir-fikir lagi dampaknya, percaya atau enggak, karena kasus ini, publik juga mungkin tidak akan memandang tinggi para dokter(*kesannya tidak menghormati pekerjaan seorang dokter, karena dokter itu sendiri yang menyepelekan pekerjaannya).
Jujur ajh dalam kasus kali ini, profesionalitas para dokter itu WAJIB dipertanyakan.
Semoga INDONESIA bisa lebih baik lagi sisi medis, untuk dokter " terkhusus indonesia terimakasih untuk jasa kalian, Tuhan yg membalas untuk jasa Dokter ..😇❤️
Mas Hansol, kemarin ku sempet denger dr om Deddy kalo istrinya yg lg liburan di Korsel RSnya gak nerima wisatawan asing dr LN krn alasan 'takut bawa virus', apakah memang begitu ya? Atau krn kebetulan aja lg nerima penolakan? Aku penasaran bgt bgt.
Kalo di Indonesia, jumlah gaji sama di kota besar sama kecil kayaknya bakal milih di kota kecil gak sih. Pengeluaran jadi minimum, bisa nabung lebih banyak. Tapi gatau lagi ya, gimana menurut kalian?
Pantesan sekarang banyak banget komik atau manhwa dari korea yang bergenre medis kedokteran, yg bertema tentang pengobatan dan menjunjung tinggi kemanusiaan dan berbakti kepada masyarakat. Mungkin salah satu alasannya ini. Melihat banyak sekali dokter yg kaya gini.
Ayok kita ke korea jadi dokter..
Thanks Mas Hansol, sangat meng edukasi
mas emang iya ya pabrik korea lg sepi, lg nunggu slc kog gagal mediasi trs
Beruntung tinggal di indonesia, berobat 100% di tanggung negara, saya merasakan sendiri ! Bahkan BPJS saya negara yg bayar.
Uneg-uneg:
Dokter nambah sih oke, cuma jangan dokter pencet jerawat, dokter makeup, arahin ke kedokteran umum ato spesialis.
Hallo oppa... Vlog bareng sama Mega yang sekarang ikut tim bolla volly wanita Jung Kwan Jang Red Sparks
Bersyukur di Indonesia kalau gitu ya... Alhamdulillah dapat BPJS kis
Backgroundnya kayak video Korea reomit pas Mas Hansol tinggal di kamar 1room sebelum nikah. Yang belakangnya ada jemuran. Wah..
Mas Hansol, coba dong di webtoon true education lgi dibahas ttg pemakaian obat adhd buat siswa SMA yg mau tes masuk perguruan tinggi. Katanya di bulan2 tertentu pengguna obat tsb naik. Padahal itu obat ilegal. Bener nggk ya?
Dan semenakutkan apa si ujian perguruan tinggi di Korea. Kok kebanyakan webtoon/Drakor gambarannya serem bgt
Gunanya itu obat apa? Btw makasih rekomennya kebetulan lagi marathon
Adhd itu ada permasalahan saraf di otak yaitu neurotransmiter dopaminnya gk lancar impulsnya...
Efeknya individu adhd jd sulit konsentrasi dan gk bs tenang.
Nah obat adhd fgsnya itu utk menstimulus neurotransmitter dopamin utk lancar impulsnya. Jd bkn buat menyembuhkan. Tp membantu.
Kalo dipake individu yg bkn adhd, sbnrnya gk memberikan pengaruh berarti. Cmn dia ada efek smpg obat. Jd bikin gk bs tidur. Dan lbh tegang. Dan bs membuat jantung berdebar jg.
Mgkn efek smpgnya itu yg dimanfaatin sm org2 kl.
Obatnya legal asal diresepin sm dokter psikiatri.
saatnya kuliah dokter di korea dimurahin dan anak2 sekolah diajarkan dasar2 ilmu kedokteran biar ga terlalu bergantung lg ke dokter
Kebanyakan yang komen sepertinya tidak setuju dengan tindakan dokter yang demo.Saya melihat dari sisi dokternya deh.Masuk kedokteran itu susah banget..musti pinter banget (di korea) mereka belajar sampai mati matian.. persaingan tingkat tinggi.Yes..akhirnya berhasil jadi mahasiswa kedokteran,makin sibuk..makin kurang tidur..makin pusing belajarnya..lulus dan jadi coass..makin kurang tidur .makin beban berat. Eh..begitu lulus dokter..di suruh ambil jurusan sepi peminat dan sepi duitnya ..trus disuruh ke daerah terpencil....kira kira kalau kita sendiri apa mau kayak gitu?perjuangan ga ada habisnya...kapan menikmati...trus katanya dokter itu pengabdian..tapi ya dokter juga manusia..butuh uang buat hidup
iya dokter jaman dulu berbeda dengan dokter jaman sekarang.
di tempat saya ada klinik (dikelola oleh dokter yang sudah sepuh) setiap hari Jumat bisa gratis bayar asal bisa surat tertentu yang mereka sebutkan
@@rin7109dokternya kakak sudah mapan kak.Makanya bisa melakukan itu.Bayangkan kalau dokter baru lulus,uang sudah habis banyak buat biaya kuliah,badan udah remuk selama pendidikan yang berat,waktu buat kulah bertahun tahun lebih lama dari sarjana lainnya.Trus pada saat mau praktek harus gratisin?sepertinya saya sendiri tidak tega ya. Mereka kan manusia juga butuh uang buat makan,buat rumahnya,buat anak istrinya.
Saya pake BPJS alhamdulilah semuanya lancar dr awal konsul sampai OP sampai pemulihan.kali ini saya Kasih RATE 11/10 🫰🏻
semoga pemerintah korea bisa menemukan solusi bagi semua pihak...
ditempat saya bisa dibilang ya dokter bekerja dengan dedikasi tinggi. kadang sedih juga orang libur mereka masih bekerja nunggu di UGD. hehe kemaren masuk UGD cuma gk mau ngantri berobat aja. karena sakit mag kambuh sakit gk nahan.he... dikasih suntikan terus obat .disuruh rawat jalan aja.. Alhamdulliah sembuh..
Semua manusia mau negara maju ataupun berkembang memiliki pola yang sama, kalau mata pencaharian kita diganggu maka kita akan melawan.
Makanya bersyukur jdi orang indonesia kemana-mana
Iya, memang yang salah regulasi nya.
Bisa tunjangan lebih untuk yg mau ke daerah, atau min 5 tahun di RS baru bisa buka praktek (khusus mata, kulit non penyakit), atau diubah ke 60/40% biayanya.
Waaah wah ini masalah moral sih😢...diliat dari segi mana juga dokternya yg salah..bukanya bersukur😢
Ya bgs donk biaya medis semua dipukul rata jd terjangkau ga kyj disini kedktr mahal
Ya gitu kalau hidup serba matrealistis. Biar dapet validasi.. harus kaya. Biar dipuja-puja.. harus kaya. biar dihormati... harus kaya. Salah satu program elite global yg berhasil dilaksanakan, yaitu melihat semuanya dari materi dulu, yang disebut uang. Jika kebendaan / keduniawian dibarengi dg kebijaksanaan.. pemikiran kita akan uang dan kehidupan akan jd balance. Jika semua manusia balance pemikirannya, dunia jg akan balance, alias tidak serakah.. hanya untuk mengejar uang.
Sebagai nakes, memng bener banyak bgt yg ngumpul di kota karna memang dikota lebih tinggi gajinya, dan fasilitas lengkap. Untuk yg dipelosok kudu effort bgt buat cari nakes, kadang mau digaji lebih pun blm tentu da yg minat 😢. Lebih ke pemerataan nakes sih harus lebih diatur sama pemerintah. N kalau bisa tiap daerah dibuat program beasiswa untuk tiap profesi yg memnag mereka butuhkan, jdi setelah lulus bisa langsung kerja di kota asal
Sehat dna bahagia selalu untuk kita semua❤❤❤
Sebagai seorang yang bekerja di bagian kesehatan, menurut saya masalah ini sangat memprihatinkan dan harus segera dikaji karena kalau tidak indonesia juga bisa seperti ini. Ini adalah masalah dari sistem kesehatan. Dalam kasus ini sebenernya di Indonesia dan di Korea mirip, setiap dokter dibayar berdasarkan jumlah pasien yang ditangani. Kalau di indonesia setiap pasien yang ditangani dengan bpjs dokter hanya dapat kurang lebih 5.000, saya kurang tau kalau di korea berapa tapi saya nonton wawancara dokter di korea sistemnya kurang lebih seperti ini. Sedangkan di negara maju seperti singapur, jerman, australia, dll dokter dibayar bulanan seperti pns. Kenapa menurut saya mending kita contoh seperti ini? Karena kalau dibayar per pasien pasti dokter ingin mencari sebanyak-banyaknya pasien. Apalagi 1 pasien hanya 5000, sama seperti tukang parkir. Pelayanan dokter terhadap pasienpun pasti akan kurang karena dikejar waktu. Di singapur 1 pasien minimal di periksa selama 1 jam oleh dokter, kalau di puskes mana bisa sperti itu. 1 hari kurang lebih 200 pasien di puskes, dokter paling hanya 5. 1 dokter berarti harus tangani 40 pasien minimal. Puskes hanya buka 6 jam, berarti dokter hanya punya waktu maksimal 9 menit untuk 1 pasien.
Mungkin itu yang buat dokter di korea menolak ditambah mahasiswa kedokterannya. Karena saingan jadi semakin banyak. Ditambah lagi hal ini buat kepercayaan masyarakat berkurang terhadap dokter, karena image dokter mencari banyak pasien saja. Padahal dokter juga punya keluarga untuk dihidupi.
Selain itu saya nonton juga yang dikeluhkan dokter di korea adalah jam kerja. Jam kerja dokter yang sangat tinggi 8-48 jam. Ini kenapa banyak yang suka ngeluh “dokternya sombong, ketus, marah-marah terus”, “dokternya gak niat”, dll. Mungkin karena kurang tidur dan tekanan kerja yang tinggi jadi stress. Ini juga harus di regulasi. Kalau di jerman dokter yang habis jaga malam besoknya harus libur bergaji dan ada libur per tahun yang wajib digunakan. Mungkin ini juga bisa diterapkan di indonesia agar tenaga medis nyaman, pasien juga senang dengan pelayanannya.
Saya minta maaf kalau kalian pernah dapat tenaga medis yang kurang pelayanannya, tapi percayalah gak semua tenaga medis seperti itu. Sekedar ucapan terimakasih kalian dapat menghilangkan beban kami. 🙏🏻
Hhmm.. sy bukan org pemerintahan. Tapi jika Anda bilang:"Sedangkan di negara maju seperti singapur, jerman, australia, dll dokter dibayar bulanan seperti pns" baiklah....
Tapi apakah Anda juga memperbandingkan tarif pajak penghasilan di negara2 tsb (yang digunakan untuk layanan kesehatan, dan fasilitas publik lain). Sbg contoh pajak penghasilan di negara jerman bisa mencapai 45%. Pertanyaannya apakah warga indonesia mau Pajak Penghasilannya di naikan menjadi rata-rata antara 25 - 45 % ???
Btw, itu baru dr pajak penghasilan aja, belum pajak pertambahan nilai, pajak usaha/perdagangan, dll. Klo mnurut saya, mayoritas penduduk kita masih belum bisa menerima beban pajak setinggi itu. Krn dari beban inflasi aja kita sudah susah payah untuk hidup.
Anyway, terimakasih untuk kerja keras anda dalam memberikan pelayanan kesehatan yg baik bagi warga negara indonesia, khususnya yang masih tergolong pas-pasan dan kurang mampu. 🙏🙏
Sebagai bagian tenaga medis pun saya juga merasa miris karena terkadang tuntutan dari masyarakat yang besar dan apa yang diterima pun tidak seimbang. Kadang sudahs seperti ini saja bersyukur sudah bisa bekerja dan belum lagi senang kalau liat pasien dari sakit jadi sehat sampai inget kalau kita diingat jadi bagian yang menyehatkan senang banget 😊
Indonesia perlu contoh korea juga. Biar IDI nggak ngotak sama juniornya, atau ke dokter swasta.
backgroundnya mas hansol mengingatkanku sama video jadul anda wkwkwkkwk, tambah jemuran mas biar nostalgia 😂😂
Pemerintah melihat dari sisi masyarakat, asosiasi dokter lihat dari sisi dokter. Gak ada yang salah, semoga ketemu jalan keluarnya.
Setuju,jatoh y jadi Bisnis
Pernah nonton video dokumenter judulnya "Code Blue" kalo gk salah. Video ttg RS di Gwangju/Changwon yg kekurangan Dokter. Bener2 kasian ngeliat pasiennya, karena mereka harus dirujuk ke RS lain yg jaraknya puluhan kilo. Padahal secara geografis Korea harusnya lebih mudah buat pemerataan temaga medis dibanding dg Indonesia.
Waktu nonton hospital playlist juga jadi tau kenapa para petinggi RS Yulje menentang Andrea yg Spesialis bedah anak yg mau jadi pastor. Katanya jumlah Dokter Spesialis Badah Anak di Korea cuma 40 orang.
profesi di bidang kesehatan itu prinsipnya pelayanan, jd kalau prinsipnya cuan yaa….
di Indonesia belum lama juga, saat Kemenkes memotong regulasi sehingga peran dan kuasa organisasi profesi tidak lagi sekuat dulu. karena di Indonesia problemnya sangat kurang Dokter spesialis, dan menilai regulasi dan problem senioritas yg sebelumnya mempersulit karir dan kesempatan dokter-dokter yang akan melanjutkan menjadi spesialis
Sama kayak BPJS di indo mas Hansol, biaya pelayanan sampai obat2an nya yg sudah di tetapkan sama BPJS, dari rs negeri ato swasta sdh tetapkan dan ikut aturan BPJS yg nilai biayanya tidak terlalu besar
Mirip di negara Wakanda. Siapkan dirimu dirujak dokter, Mas Hansol.