Firanda memfitnah orang tua nabi di neraka inj kedurhakaan yg amat besar kpd nabi dan ini menyakiti nabi dan pelakunya akan di laknat dunia akhirat dan disediakan siksa yg menghinakan ini alquran yg menjelaskan hh
Dalam Agama Islam Yg pertama kali di hisab pada kiamat adalah shalat Shalat hukumnya wajib Perbedaan orang kafir dan orang beriman ada shalat Kecuali ajaran dari sufi yang aneh dan nyeleneh mengaku Islam karang cerita khurafat Sudah shalat Jumat di Mekkah pada hal orang tersebut bada di Indonesia Orang lagi tidur bilang shalat Itulah cerita cerita khurafat sufi tingkat tinggi
Sulit utk mengatakan atau menggeneralisasi bahwa Tasawuf dan sufi itu SESAT. Yg sesat itu adalah ketika seorang merasa paling dekat dg Allah, lalu bisa menyatu dg Allah. Itu adalah suatu bentuk kelancangan dan Nabi sbg orang yg paling dekat dg Allah saja tdk pernah mengatakan beliau menyatu dg Allah
allahnya kaum salafi sma kya Allah nya kaum nasrani yaitu punya tangan wajah dan kaki dan berbentuk seperti manusia hh kata syaikh bin baz bahwa Allah tingginya seperti adam yaitu 60 hasta dan kata syaikh utsaimin bahwa Allah seperti adam punya mata wajah tangan dan kaki dan kata syaikh al bani bahwa Allah seperti pemuda amrad rambutnya tebal hh lucu
Firanda memfitnah orang tua nabi di neraka inj kedurhakaan yg amat besar kpd nabi dan ini menyakiti nabi dan pelakunya akan di laknat dunia akhirat dan disediakan siksa yg menghinakan ini alquran yg menjelaskan hh
Firanda memfitnah orang tua nabi di neraka inj kedurhakaan yg amat besar kpd nabi dan ini menyakiti nabi dan pelakunya akan di laknat dunia akhirat dan disediakan siksa yg menghinakan ini alquran yg menjelaskan hh
@@amir972 mujasimah? enggaklah. itu kan hanya mengutip ayatnya begitu. tri tauhid meniru nasrani, kesalahan parah. pembagian hanya u memudahkan dlm mempelajari, memahami tauhid. gak dibagi 3, gapapa coba perhatikan dengan baik..
@@amir972 mujasimah? enggaklah. itu kan hanya mengutip ayatnya begitu. tri tauhid meniru nasrani, kesalahan parah. pembagian hanya u memudahkan dlm mempelajari, memahami tauhid. gak dibagi 3, gapapa coba perhatikan dengan baik..
*GARA-GARA KITAB INDUK TASAWUF* Di Islam itu ada ilmu fikih, juga ada ilmu tasawuf. Ilmu fikih ada kitab induknya bernama kitab *al-Umm* dari Imam Syafii, sedangkan ilmu tasawuf kitab induknya yang masyhur namanya kitab *Ihya' Ulumuddin* dari Imam Ghazali. Kitab induk tasawuf *Ihya Ulumuddin* terjemahannya bisa dibeli di toko-toko kitab. Di Gramedia juga ada. Bahkan beli online juga bisa. Imam Ghazali sendiri dalam fikih bermadzab Syafii. *Imam Hasan al-Bashri pemimpin tasawuf di masa Tabi'in* Di kitab induk tasawuf tersebut (Ihya' Ulumuddin) ajarannya merujuk kepada Imam Hasan al-Basri. Beliau adalah imamnya tasawuf dimasa tabi'in. Imam Hasan Basri juga dianggap imamnya tabi'in dimasanya karena, menurut Ibnu Hibban berguru kepada 120 sahabat nabi terutama sahabat Ali bin Abu Thalib, Utsman bin Affan, Abdullah bin Abbas, Abu Musa Al-Asy'ari, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah and Abdullah bin Umar. Imam Hasan Basri yang dirujuk dalam berbagai kitab tasawuf, pada masa kecilnya juga belajar agama kepada Ummu Salamah istri Nabi. Bahkan pada masa bayinya, karena ibunya bekerja untuk Ummu Salamah, jika ibunya itu sedang sibuk bekerja dan Hasan Basri menangis, maka Ummu Salamah-lah yang menyusuinya. Dalam _Siyar A'lam an-Nubala'_ Adz-Dzahabi dikatakan, istri Nabi tersebut sering memohon berulang-ulang berdoa kepada Allah, agar anak yang disusuinya itu kelak menjadi contoh yang baik bagi banyak manusia. Ketika Nabi Muhammad SAW berkunjung ke Ummu Salamah beliau bertemu Hasan Bashri kecil dan mendoakannya agar dilimpahi berkah. Bahkan dikesempatan lain, Hasan Basri kecil meminum air dari wadah milik Nabi. Mengetahui air minumnya telah habis, Nabi akhirnya mengetahui bahwa Hasan lah yang telah meminumnya. Nabi kemudian berkata bahwa anak kecil itu akan mendapatkan pengetahuan Nabi sebanding dengan air yang telah diminumnya. Demikianlah kisah dari tarikh sejarah dari imam tasawuf dan imamnya tabi'in dimasanya, Imam Hasan Bashri. *Imam Syafii dan Tasawuf* Tentang Imam Syafii yang berhubungan dengan tasawuf, sering dikutip tidak lengkap oleh golongan .... yang sukanya "memanipulasi" dan "memelintir" kitabnya ulama salaf terdahulu. Sukanya mengatasnamakan Imam Syafii dari kitabnya Imam Baihaqi. Tetapi setelah dicek ternyata cuma sepotong-potong sesuai selera, dipelintir, dikutip tidak lengkap *tidak sampai pesan yang dimaksud Imam Syafii.* Lebih jelasnya, silahkan juga membeli kitabnya Imam Baihaqi yang sering dikutipnya itu judulnya *Manakib Imam Syafii.* Sedangkan di kitab *Diwan Imam Syafii* disebutkan Imam Syafii menciptakan sebuah syair yang juga sama dengan perkataan Imam Malik, _"Berusahalah engkau menjadi seorang yg mempelajari ilmu fiqih dan menjalani tasawwuf, janganlah kau hanya mengambil salah satunya. Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu. Orang yag hanya mempelajari ilmu fiqih namun tidak mau menjalani tasawwuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelazatan taqwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawwuf namun tidak mau mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik._ [Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 47] *Penyebaran Agama Islam melalui Saluran Tadawuf* Dokumen-dokumen sejarah penyebaran agama Islam di Nusantara, termasuk Malaisya, Singapura, Thailand atau di negeri-negeri Benua Asia lain, bahkan juga Benua Afrika siapa yang menyebarkan agama Islamnya kalau bukan tokoh tasawuf? *Sebutkan satu saja,* coba diantara para penyebar agama Islam di negeri-negeri diatas para wali atau ulamanya yang bukan tokoh tasawuf? Dengan kata lain, penyebaran agama Islam diberbagai belahan Benua Asia dan Afrika disebarkan oleh para sufi melalui saluran tasawuf. 🌟
Ijin, saran akhi, boleh antum ajak diskusi asatidz yang tidak sependapat dg antum, antum. Bawakan beliau kitab" yg jadi rujukan antum, dg niat mencari kebenaran yg haq
@@Reza-li3xo *TASAWUF DIANGGAP BID'AH?* Coba *sebutkan satu saja* dari sekian para penyebar agama Islam di Nusantara ini yang bukan ahli tasawuf? Bahkan, jangankan di Nusantara, *di belahan benua Asia dan Afrika,* para penyebar agama Islamnya yang bukan ulama atau para walinya bukan ahli tasawuf, *sebutkan satu saja!* Ketahuilah proses islamisasi diberbagai negara ini disebarkan melalui saluran tasawuf. Dan *hampir bisa dipastikan daerah-daerah yang tidak disinggahi para sufi ahli tasawuf pada umumnya adalah menjadi daerah nonmuslim.* Islamisasi Nusantara, Malaisya dll itu jasa siapa kalau bukan ulama-ulama tasawuf? Lalu model Islam yang anti tasawuf itu apa peranannya terhadap islamisasi di Nusantara ini? Atau jangan-jangan hanya *mendompleng* jasa para ulama yang telah dibid'ah-bid'ahkannya itu? 💯.
Tasawuf bid'ah? Coba *sebutkan satu saja* dari sekian para penyebar agama Islam di Nusantara ini yang bukan ahli tasawuf? Bahkan, jangankan di Nusantara, *di belahan benua Asia dan Afrika,* para penyebar agama Islamnya yang bukan ulama atau para walinya bukan ahli tasawuf, *sebutkan satu saja!* Ketahuilah proses islamisasi diberbagai negara ini disebarkan melalui saluran tasawuf. Dan *hampir bisa dipastikan daerah-daerah yang tidak disinggahi para sufi ahli tasawuf pada umumnya adalah menjadi daerah nonmuslim.* Islamisasi Nusantara, Malaisya dll itu jasa siapa kalau bukan ulama-ulama tasawuf? Lalu Islam model anti tasawuf itu apa peranannya terhadap islamisasi Nusantara ini? Atau jangan-jangan hanya mendompleng jasa para ulama yang telah dibid'ah-bid'ahkannya itu? 🌿8
@@abuluqman8542 Ya faham lah apa itu bid'ah. Sesuatu hal yang dianggap baru dalam agama. Cuma persoalannya, ada yang menafsirkan secara hitam putih tetapi ada yang tidak hitam putih. Contoh, dalam kajian-kajian Salafi, hadits, _"Kullu bid'atin dhalalah”._ Kata *kullu* berarti “setiap," atau berarti juga "semua." Setiap (semua) bid'ah itu sesat. Semuanya, intinya begitu, tanpa kecuali. Dipukul rata ! Tetapi menurut Aswaja, tidak semua bid'ah itu sesat. Menurutnya, kata *kullu* dalam AlQuran dan Hadits bila dihubungkan dengan ayat-ayat atau hadits lain maka dari segi bahasa memiliki pengertian umum sehingga bersifat "tidak mutlak semua". Lihat-lihat konteksnya, tidak sekedar tekstualnya. Contohnya, kata orang Aswaja, di Surah Al-Anbiya disebutkan, _"Kami jadikan setiap _*_(kullu)_*_ sesuatu yang hidup berasal dari air"._ Tetapi di Surah Ar-Rahman ada juga ayat, _"Dan Dia menciptakan jin berasal dari nyala api tanpa asap."_ Ada juga kata hadits, _"Malaikat diciptakan berasal dari cahaya."_ Maksudnya, dari dalil-dalil diatas tidak setiap *(kullu)* yang hidup itu berasal dari air, makhluk hidup jin berasal dari api dan malaikat dari cahaya. Dengan kata lain, makna *kullu* bisa berati "tidak mutlak semua." Kata orang Aswaja, hadits, *_"Kullu_*_ (semua) anak Adam yang meninggal dunia seluruh tulangnya akan habis jasadnya dimakan tanah."_ Tetapi juga ada hadits, _"Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi."_ Tidak hanya para Nabi, ada hadits lain yang mengatakan para syuhada dan penghafal AlQuran jasadnya juga tidak busuk dimakan tanah. Bahkan banyak kisah dan bukti dari hamba-hamba Allah yang sholeh jasadnya tetap utuh tidak dimakan tanah setelah matinya walaupun kisah-kisah karomah para wali demikian diingkari sebagian umat sebagai cerita TBC _(Tahayul, Bid'ah, Churafat)._ Kata orang Aswaja, sahabat Usman bin Affan pernah ditanya, _"Apakah ini perintahmu?”_ Lalu jawab Khalifah Utsman bin Affan, *_"Kullu_*_ (sebagian) itu adalah perintahku dan sebagiannya bukan perintahku."_ Kata orang Aswaja dari dalil-dalil diatas, kata *kullu* mempunyai dua makna, yaitu bisa "setiap atau semua," tetapi juga bisa berarti "tidak mutlak semua." *Kullu* dapat bermakna "tidak mutlak semua" jika ada dalil lain yang memberi pengecualian. Dalam dalil *_kullu_*_ bidah dhalalah,_ ada hadist lain yang memberi pengecualian terhadap makna "setiap," diantaranya hadits berikut, : _"Siapa yang memulai _*_satu perkara baru yang baik,_*_ lalu hal tersebut dikerjakan, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan siapa yang memulai _*_satu perkara baru yang buruk,_*_ lalu hal tersebut dikerjakan, maka ia akan mendapatkan dosanya dan dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dari dosa mereka sedikit pun."_ Menurut orang Aswaja, yang dimaksud hal baru yang baik atau buruk dalam hadits diatas adalah *bid'ah* itu sendiri kalau mau "kontekstual" dalam memahami maksud yang dikandung. Tetapi bagi orang-orang yang faham keagamaannya "tekstual" seperti Wahabi atau Salafi bilang, _"Mana ada bid'ah yang baik, semua bid'ah itu sesat, buruk. Namanya saja bid'ah kok baik?_ Kata orang Aswaja, bid'ah terjadi untuk pertama kalinya setelah Nabi meninggal menurut hadits riwayat Imam Bukhari dikatakan, pengumpulan AlQuran awalnya dianggap bid'ah oleh Khalifah Abubakar Ash-Shidiq tetapi shahabat Umar bin Khathab berkali-kali meyakinkan bahwa itu keharusan yang baik _(bid'ah hasanah)._ Akhirnya Khalifah Abubakar berkata, _"Berkali-kali Umar mencoba meyakinkan aku, lalu Allah melapangkan dadaku dengan menerima kreasi Umar untuk mengumpulkan AlQuran."_ (H.R Bukhari). Shalat tarawih berjamaah 20 rakaat sebulan penuh di Masjidil Haram dan Nabawi sampai sekarang ini sesungguhnya tradisi peninggalan dari kreasi amirul mukminin Khalifah Umar. Bahkan beliau mengatakan, _"Ni'mat al bid'atu hadzihi" (sebaik-baik bid'ah adalah ini)._ Dari beberapa kisah zaman shahabat, tabi'in, tabiut tabi'in, kata orang Aswaja, Imam Syafii kemudian menyimpulkan bahwa bid'ah ada dua yaitu bid'ah yang baik *(bid'ah hasanah)* dan bid'ah yang sesat *(bid'ah dholalah).* Imam Syafii juga mengarang shalawat yang kemudian dikenal dengan nama Shalawat Imam Syafii didalam kitabnya Ar-Risalah. Bisa jadi orang yang tidak sepaham akan menganggap bid'ah Imam Syafii ini membuat kreasi shalawat bukan dari Nabi. Termasuk shahabat Ibnu Abbas juga memiliki shalawat (Shalawat Ibn Abbas) yang ia susun sendiri. Demikian juga shalawat dari sahabat Ibnu Mas'ud. Bahkan, kata orang Aswaja, sebetulnya banyak kisah-kisah dalam riwayat shahih dari kalangan shahabat, tabiin dan salafus shaleh yang bisa jadi akan dihukumi bid'ah bagi orang yang tidak sepaham. Misalnya kreasi Khalifah Utsman bin Affan yang mempelopori adzan setiap sholat Jumat sebanyak dua kali. Shahabat Abu Hurairah berdzikir membaca tasbih 12.000 kali perharinya sebelum tidur. Shofiyah (istri Nabi) dzikir rutinnya 4000 kali. Shahabat Bilal bin Rabah melakukan shalat sunnah wudhu sehabis wudhu sebagai bentuk rasa syukur dll. Dizaman sesudahnya, kata orang Aswaja, adalah cicit Nabi sendiri yaitu Imam Ali Zainal Abidin bin Hussain bin Ali bin Abu Thalib dikenal seorang tabi'in yang hidupnya zuhud dalam sehari semalamnya shalat sunnah 1000 rakaat. Imam Ahmad bin Hanbali pemuka Madzab Hanbali yang hidup pada zaman generasi salaf juga dikenal zuhud yang kesehariannya secara rutin shalat sunnah 300 rakaat. Imam Ahmad bin Hanbali juga dikenal imam ahli hadist karena hafal satu juta hadits. Kata orang Aswaja, banyak orang-orang pesantren *mengamalkan hizib-hizib* (kumpulan dzikir) ciptaan ulama terdahulu. Misalnya, Hizib Bukhari dari Imam Bukhari, Hizib Ghazali dari Imam Ghazali, Hizib Nawawi dari Imam Nawawi dan lain-lain. Tetapi kata orang Salafi, hizib-hizib itu bid'ah, apakah Nabi mendelegasikan menyusun dzikir-dzikir seperti hizib-hizib itu? Demikianlah perbedaan Salafi dan Aswaja dalam menafsirkan hadits tentang bid'ah. *MEMAHAMI SUNNAH* Sunnah itu lawan kata dari bid'ah. Adapun pengertian *SUNNAH* (Sunnah Nabi) itu tidak hanya yang dicontohkan atau dilakukan Nabi saw saja _(sunnah fi`liyah),_ tetapi apa yang diucapkan/disabdakannya termasuk sunnah juga _(sunnah qouliyah)_ -- bahkan apa yang dilakukan para sahabat walaupun nabi tidak mencontohkan atau menyuruh tetapi nabi tidak melarang/membolehkannya sebagai amalan disebut juga sunnah _(sunnah taqririyah)_ seperti sahabat Bilal sholat sunat wudlu dan sahabat Abu Hurairah ra memiliki amalan wirid membaca dzikir tasbih 12.000 x setiap harinya sebelum tidur, istri Nabi Shafiyah perharinya menghitung dzikir 4000 kali sebagai wiridan. Ini *bukan berarti mengkhususkan* amalan, tetapi menjaga agar menjadi istiqomah dalam berdzikir. Jadi jangan dibatasi sunnah Nabi itu *fi'liyah* saja (yang nabi contohkan) -- ada contoh dari Nabi tidak? Apakah Nabi melakukannya? Ini sangat mempersempit agama itu sendiri. Bahkan yang tidak ada dalilnya saja, kalau di Quran dan Hadits tidak ditemukan atas suatu masalah -- ada perintah untuk berijtihad, mosok yang jelas-jelas bersesuaian dengan qola Allah dan qola Rasul (walau Nabi tidak memberi contoh) dilarang? Kadang-kadang ditemui juga sikap tidak ilmiah, ketika dalil-dalil itu ditunjukkan -- maka bukan lagi dalil yang akan ditanyakan --- tetapi akan bergeser, "Apakah Nabi melakukannya?". Jadi disinilah pentingnya memahami *As-Sunnah* itu, tidak hanya sebatas contoh perbuatan Nabi (fi'liyah) saja, tetapi juga meliputi sabdanya (qouliyah, qola Rasul) dan bahkan kebolehan setujunya (taqririyah). Untuk lebih jelasnya silahkan simak video berikut 👉ruclips.net/video/bXDQQrIP7zU/видео.html .
@@beatboxpetualanggmng8874 Ya, termasuk *"Ini adalah sebaik-baik bid'ah,"* dalam ucapan Khalifah Umar bin Khatab. Disatu sisi memang lafalnya begitu (dengan istilah bid'ah), tetapi disisi lain maksudnya adalah sunnah yang baik (man sanna sunnatan hasanatan...). Leterlek diatas Sunnah Hasanah = bid'ah hasanah adalah berdasarkan syarah shahih Muslim dari Imam Nawawi, "Bahwasanya setiap orang yang membuat bid’ah (hal baru) yang buruk, maka ia mendapat semisal dosa orang yang mengikutinya dalam perbuatan itu hingga hari kiamat. Begitu juga orang yang membuat bid’ah (hal baru) yang baik, maka ia mendapat semisal pahala orang yang mengikutinya dalam perbuatan itu hingga hari kiamat. Ini sesuai dengan hadits sahih “siapa yang membuat sunnah hasanah...” (An-Nawawi, Syarh Muslim, Syarh An-Nawawi ‘ala Muslim, juz XI, halaman 166).
Ust. Islam ini di sebarkan ke negeri nusantara.....oleh ulama tasauf. sufi dan wali alloh......ulama ahli jenggot dan ahli bid'ah baru muncul sejak repormasi.......sesama islam aja dak akor.
mujasimah? enggaklah. itu kan hanya mengutip ayatnya begitu. tri tauhid meniru nasrani, kesalahan parah. pembagian hanya u memudahkan dlm mempelajari, memahami tauhid. gak dibagi 3, gapapa coba perhatikan dengan baik..
Firanda ilmunya kurang tak sehebat Nabi bi,sanya cuma mengikuti Nabi dan Sahabat ,ulama sufi dong selalu merasa lebih hebat dan lebih berilmu dari Nabi,sampeNabi aja cuym tangan sama tuan guru sufi
@@amir972 mujasimah? enggaklah. itu kan hanya mengutip ayatnya begitu. tri tauhid meniru nasrani, kesalahan parah. pembagian hanya u memudahkan dlm mempelajari, memahami tauhid. gak dibagi 3, gapapa coba perhatikan dengan baik..
@@prihartomoadimasputro1944 aliran2 sesat dalam islam yg beraqidah mujassimah atau meyakini Allah punya tangan wajah dan kaki ini adalah khawarij, syiah, salafi wahabi dan isis
Firanda memfitnah orang tua nabi di neraka inj kedurhakaan yg amat besar kpd nabi dan ini menyakiti nabi dan pelakunya akan di laknat dunia akhirat dan disediakan siksa yg menghinakan ini alquran yg menjelaskan hh
@@prihartomoadimasputro1944 aliran2 dalam islam tidak ada satupun yg meyakini orang tua nabi di neraka cuma kaum wahabi yg meyakini orang tua nabi di neraka karena keliru memahami hadits nabi h
@@prihartomoadimasputro1944 kata abi dalam hadits itu ditafsirkan oleh para ulama adalah paman beliau yaitu abu lahab karena abu lahab memang sdh termaktub di al quran sebagai ahli neraka sedangkan ayah nabi yaitu abdullah tidak ada termaktub di al quran sebagai ahli neraka . Jadi kita harus hati2 memposisikan orang tua nabi agar tidak terlaknat dunia akhirat
@@prihartomoadimasputro1944 kata abi dalam hadits itu ditafsirkan oleh para ulama adalah paman beliau yaitu abu lahab karena abu lahab memang sdh termaktub di al quran sebagai ahli neraka sedangkan ayah nabi yaitu abdullah tidak ada termaktub di al quran sebagai ahli neraka . Jadi kita harus hati2 memposisikan orang tua nabi agar tidak terlaknat dunia akhirat
Dari Anas bin Malik, ia berkata bahwa ada seseorang yang bertanya, يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَيْنَ أَبِي؟ “Wahai Rasulullah di mana tempat kembali bapakku?” فِي النَّارِ “Di neraka.” Ketika orang tersebut berpaling, Rasul memanggilnya lantas berkata, إِنَّ أَبِي وَأَبَاكَ فِي النَّار “Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka.” (HR. Muslim, no. 203)
@@prihartomoadimasputro1944 ditempat ane, kalau yg sdh jadi ustadz itu biasa disebut ka, misalnya ka ahmad , ka salim dll , nah firanda kan sdh jadi ustadz jadi ga salah dong ane panggil ka fir anda hh
Semoga dijauhkan dari ahlul bid'ah wal kuburiyun
Sufitek2 sesat mereka Klaim mereka menyatu dengan Allah subhanahuwataala!!! Naudzubillahimindzalik!!!
Firanda beraqidah mujassimah dan tri tauhid ini aqidah bathil yg meniru nasrani dan jg bidah aqidah dan syirik akbar hh faham hh
Firanda disebut al kadzdzab oleh salah satu ulama madinah hh
Firanda memfitnah orang tua nabi di neraka inj kedurhakaan yg amat besar kpd nabi dan ini menyakiti nabi dan pelakunya akan di laknat dunia akhirat dan disediakan siksa yg menghinakan ini alquran yg menjelaskan hh
Dalam Agama Islam
Yg pertama kali di hisab pada kiamat adalah shalat
Shalat hukumnya wajib
Perbedaan orang kafir dan orang beriman ada shalat
Kecuali ajaran dari sufi yang aneh dan nyeleneh mengaku Islam karang cerita khurafat
Sudah shalat Jumat di Mekkah pada hal orang tersebut bada di Indonesia
Orang lagi tidur bilang shalat
Itulah cerita cerita khurafat sufi tingkat tinggi
Sulit utk mengatakan atau menggeneralisasi bahwa Tasawuf dan sufi itu SESAT.
Yg sesat itu adalah ketika seorang merasa paling dekat dg Allah, lalu bisa menyatu dg Allah. Itu adalah suatu bentuk kelancangan dan Nabi sbg orang yg paling dekat dg Allah saja tdk pernah mengatakan beliau menyatu dg Allah
allahnya kaum salafi sma kya Allah nya kaum nasrani yaitu punya tangan wajah dan kaki dan berbentuk seperti manusia hh kata syaikh bin baz bahwa Allah tingginya seperti adam yaitu 60 hasta dan kata syaikh utsaimin bahwa Allah seperti adam punya mata wajah tangan dan kaki dan kata syaikh al bani bahwa Allah seperti pemuda amrad rambutnya tebal hh lucu
@@amir972 Hahaha... Itu aja diulang2,, kyk robot aja lu...
Jawab tu pertanyaan gw diatas!!!
Betol kawan saya Sufi..memang begitu dia bilang saya ....jadi tak payah solat...kalau udah bersatu ...
Firanda beraqidah mujassimah dan tri tauhid ini aqidah bathil yg meniru nasrani dan jg bidah aqidah dan syirik akbar hh faham hh
Firanda disebut al kadzdzab oleh salah satu ulama madinah hh
Firanda memfitnah orang tua nabi di neraka inj kedurhakaan yg amat besar kpd nabi dan ini menyakiti nabi dan pelakunya akan di laknat dunia akhirat dan disediakan siksa yg menghinakan ini alquran yg menjelaskan hh
@@amir972 non muslim lagi ngadu domba
@@amir972 sotoy
Ibarat api bersatu dgn panas tetapi tiada bersekutu begitu juga manusia dgn Tuhan ny...gagal faham..
Orang sufi kalau dzikir sambil nari nari muter-muter
Sholat, masih, gentayangan, ustad,
Firanda beraqidah mujassimah dan tri tauhid ini aqidah bathil yg meniru nasrani dan jg bidah aqidah dan syirik akbar
Firanda disebut al kadzdzab oleh salah satu ulama madinah hh
Firanda memfitnah orang tua nabi di neraka inj kedurhakaan yg amat besar kpd nabi dan ini menyakiti nabi dan pelakunya akan di laknat dunia akhirat dan disediakan siksa yg menghinakan ini alquran yg menjelaskan hh
@@amir972 mujasimah? enggaklah. itu kan hanya mengutip ayatnya begitu.
tri tauhid meniru nasrani, kesalahan parah.
pembagian hanya u memudahkan dlm mempelajari, memahami tauhid.
gak dibagi 3, gapapa
coba perhatikan dengan baik..
@@amir972 mujasimah? enggaklah. itu kan hanya mengutip ayatnya begitu.
tri tauhid meniru nasrani, kesalahan parah.
pembagian hanya u memudahkan dlm mempelajari, memahami tauhid.
gak dibagi 3, gapapa
coba perhatikan dengan baik..
*GARA-GARA KITAB INDUK TASAWUF*
Di Islam itu ada ilmu fikih, juga ada ilmu tasawuf. Ilmu fikih ada kitab induknya bernama kitab *al-Umm* dari Imam Syafii, sedangkan ilmu tasawuf kitab induknya yang masyhur namanya kitab *Ihya' Ulumuddin* dari Imam Ghazali.
Kitab induk tasawuf *Ihya Ulumuddin* terjemahannya bisa dibeli di toko-toko kitab. Di Gramedia juga ada. Bahkan beli online juga bisa. Imam Ghazali sendiri dalam fikih bermadzab Syafii.
*Imam Hasan al-Bashri pemimpin tasawuf di masa Tabi'in*
Di kitab induk tasawuf tersebut (Ihya' Ulumuddin) ajarannya merujuk kepada Imam Hasan al-Basri. Beliau adalah imamnya tasawuf dimasa tabi'in. Imam Hasan Basri juga dianggap imamnya tabi'in dimasanya karena, menurut Ibnu Hibban berguru kepada 120 sahabat nabi terutama sahabat Ali bin Abu Thalib, Utsman bin Affan, Abdullah bin Abbas, Abu Musa Al-Asy'ari, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah and Abdullah bin Umar.
Imam Hasan Basri yang dirujuk dalam berbagai kitab tasawuf, pada masa kecilnya juga belajar agama kepada Ummu Salamah istri Nabi. Bahkan pada masa bayinya, karena ibunya bekerja untuk Ummu Salamah, jika ibunya itu sedang sibuk bekerja dan Hasan Basri menangis, maka Ummu Salamah-lah yang menyusuinya. Dalam _Siyar A'lam an-Nubala'_ Adz-Dzahabi dikatakan, istri Nabi tersebut sering memohon berulang-ulang berdoa kepada Allah, agar anak yang disusuinya itu kelak menjadi contoh yang baik bagi banyak manusia.
Ketika Nabi Muhammad SAW berkunjung ke Ummu Salamah beliau bertemu Hasan Bashri kecil dan mendoakannya agar dilimpahi berkah. Bahkan dikesempatan lain, Hasan Basri kecil meminum air dari wadah milik Nabi. Mengetahui air minumnya telah habis, Nabi akhirnya mengetahui bahwa Hasan lah yang telah meminumnya. Nabi kemudian berkata bahwa anak kecil itu akan mendapatkan pengetahuan Nabi sebanding dengan air yang telah diminumnya.
Demikianlah kisah dari tarikh sejarah dari imam tasawuf dan imamnya tabi'in dimasanya, Imam Hasan Bashri.
*Imam Syafii dan Tasawuf*
Tentang Imam Syafii yang berhubungan dengan tasawuf, sering dikutip tidak lengkap oleh golongan .... yang sukanya "memanipulasi" dan "memelintir" kitabnya ulama salaf terdahulu. Sukanya mengatasnamakan Imam Syafii dari kitabnya Imam Baihaqi. Tetapi setelah dicek ternyata cuma sepotong-potong sesuai selera, dipelintir, dikutip tidak lengkap *tidak sampai pesan yang dimaksud Imam Syafii.* Lebih jelasnya, silahkan juga membeli kitabnya Imam Baihaqi yang sering dikutipnya itu judulnya *Manakib Imam Syafii.* Sedangkan di kitab *Diwan Imam Syafii* disebutkan Imam Syafii menciptakan sebuah syair yang juga sama dengan perkataan Imam Malik, _"Berusahalah engkau menjadi seorang yg mempelajari ilmu fiqih dan menjalani tasawwuf, janganlah kau hanya mengambil salah satunya. Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu. Orang yag hanya mempelajari ilmu fiqih namun tidak mau menjalani tasawwuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelazatan taqwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawwuf namun tidak mau mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik._
[Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 47]
*Penyebaran Agama Islam melalui Saluran Tadawuf*
Dokumen-dokumen sejarah penyebaran agama Islam di Nusantara, termasuk Malaisya, Singapura, Thailand atau di negeri-negeri Benua Asia lain, bahkan juga Benua Afrika siapa yang menyebarkan agama Islamnya kalau bukan tokoh tasawuf? *Sebutkan satu saja,* coba diantara para penyebar agama Islam di negeri-negeri diatas para wali atau ulamanya yang bukan tokoh tasawuf? Dengan kata lain, penyebaran agama Islam diberbagai belahan Benua Asia dan Afrika disebarkan oleh para sufi melalui saluran tasawuf. 🌟
Ijin, saran akhi, boleh antum ajak diskusi asatidz yang tidak sependapat dg antum, antum. Bawakan beliau kitab" yg jadi rujukan antum, dg niat mencari kebenaran yg haq
Gk percaya
@@Reza-li3xo
Memang *"iman",* itu artinya percaya , kalau tidak beriman ya berarti kan artinya tidak percaya.
@@HaryantoSMP1PaliyanGK kan emang gwe GK percaya sama tasawuf gwe lebih memilih manhaj salaf daripada ikut ikutan tasawuf
@@Reza-li3xo
*TASAWUF DIANGGAP BID'AH?* Coba *sebutkan satu saja* dari sekian para penyebar agama Islam di Nusantara ini yang bukan ahli tasawuf? Bahkan, jangankan di Nusantara, *di belahan benua Asia dan Afrika,* para penyebar agama Islamnya yang bukan ulama atau para walinya bukan ahli tasawuf, *sebutkan satu saja!*
Ketahuilah proses islamisasi diberbagai negara ini disebarkan melalui saluran tasawuf. Dan *hampir bisa dipastikan daerah-daerah yang tidak disinggahi para sufi ahli tasawuf pada umumnya adalah menjadi daerah nonmuslim.* Islamisasi Nusantara, Malaisya dll itu jasa siapa kalau bukan ulama-ulama tasawuf?
Lalu model Islam yang anti tasawuf itu apa peranannya terhadap islamisasi di Nusantara ini? Atau jangan-jangan hanya *mendompleng* jasa para ulama yang telah dibid'ah-bid'ahkannya itu? 💯.
Bicara Agama tanpa ilmu spt duduk diatas bara api neraka.
ka fir anda disebut al kadzdzab oleh salah satu ulama madinah hh
@@amir972😅😅😅 mana buktinya
Tasawuf bid'ah? Coba *sebutkan satu saja* dari sekian para penyebar agama Islam di Nusantara ini yang bukan ahli tasawuf? Bahkan, jangankan di Nusantara, *di belahan benua Asia dan Afrika,* para penyebar agama Islamnya yang bukan ulama atau para walinya bukan ahli tasawuf, *sebutkan satu saja!*
Ketahuilah proses islamisasi diberbagai negara ini disebarkan melalui saluran tasawuf. Dan *hampir bisa dipastikan daerah-daerah yang tidak disinggahi para sufi ahli tasawuf pada umumnya adalah menjadi daerah nonmuslim.* Islamisasi Nusantara, Malaisya dll itu jasa siapa kalau bukan ulama-ulama tasawuf?
Lalu Islam model anti tasawuf itu apa peranannya terhadap islamisasi Nusantara ini? Atau jangan-jangan hanya mendompleng jasa para ulama yang telah dibid'ah-bid'ahkannya itu? 🌿8
Bertanya "tasawuf bidah?" terus berargumen dgn penyebar islam di nusantara.
Fix ga paham apa itu bidah.
@@abuluqman8542
Ya faham lah apa itu bid'ah. Sesuatu hal yang dianggap baru dalam agama. Cuma persoalannya, ada yang menafsirkan secara hitam putih tetapi ada yang tidak hitam putih. Contoh, dalam kajian-kajian Salafi, hadits, _"Kullu bid'atin dhalalah”._ Kata *kullu* berarti “setiap," atau berarti juga "semua." Setiap (semua) bid'ah itu sesat. Semuanya, intinya begitu, tanpa kecuali. Dipukul rata !
Tetapi menurut Aswaja, tidak semua bid'ah itu sesat. Menurutnya, kata *kullu* dalam AlQuran dan Hadits bila dihubungkan dengan ayat-ayat atau hadits lain maka dari segi bahasa memiliki pengertian umum sehingga bersifat "tidak mutlak semua". Lihat-lihat konteksnya, tidak sekedar tekstualnya.
Contohnya, kata orang Aswaja, di Surah Al-Anbiya disebutkan, _"Kami jadikan setiap _*_(kullu)_*_ sesuatu yang hidup berasal dari air"._ Tetapi di Surah Ar-Rahman ada juga ayat, _"Dan Dia menciptakan jin berasal dari nyala api tanpa asap."_ Ada juga kata hadits, _"Malaikat diciptakan berasal dari cahaya."_ Maksudnya, dari dalil-dalil diatas tidak setiap *(kullu)* yang hidup itu berasal dari air, makhluk hidup jin berasal dari api dan malaikat dari cahaya. Dengan kata lain, makna *kullu* bisa berati "tidak mutlak semua."
Kata orang Aswaja, hadits, *_"Kullu_*_ (semua) anak Adam yang meninggal dunia seluruh tulangnya akan habis jasadnya dimakan tanah."_ Tetapi juga ada hadits, _"Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi."_ Tidak hanya para Nabi, ada hadits lain yang mengatakan para syuhada dan penghafal AlQuran jasadnya juga tidak busuk dimakan tanah. Bahkan banyak kisah dan bukti dari hamba-hamba Allah yang sholeh jasadnya tetap utuh tidak dimakan tanah setelah matinya walaupun kisah-kisah karomah para wali demikian diingkari sebagian umat sebagai cerita TBC _(Tahayul, Bid'ah, Churafat)._
Kata orang Aswaja, sahabat Usman bin Affan pernah ditanya, _"Apakah ini perintahmu?”_ Lalu jawab Khalifah Utsman bin Affan, *_"Kullu_*_ (sebagian) itu adalah perintahku dan sebagiannya bukan perintahku."_
Kata orang Aswaja dari dalil-dalil diatas, kata *kullu* mempunyai dua makna, yaitu bisa "setiap atau semua," tetapi juga bisa berarti "tidak mutlak semua." *Kullu* dapat bermakna "tidak mutlak semua" jika ada dalil lain yang memberi pengecualian. Dalam dalil *_kullu_*_ bidah dhalalah,_ ada hadist lain yang memberi pengecualian terhadap makna "setiap," diantaranya hadits berikut, :
_"Siapa yang memulai _*_satu perkara baru yang baik,_*_ lalu hal tersebut dikerjakan, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan siapa yang memulai _*_satu perkara baru yang buruk,_*_ lalu hal tersebut dikerjakan, maka ia akan mendapatkan dosanya dan dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dari dosa mereka sedikit pun."_
Menurut orang Aswaja, yang dimaksud hal baru yang baik atau buruk dalam hadits diatas adalah *bid'ah* itu sendiri kalau mau "kontekstual" dalam memahami maksud yang dikandung. Tetapi bagi orang-orang yang faham keagamaannya "tekstual" seperti Wahabi atau Salafi bilang, _"Mana ada bid'ah yang baik, semua bid'ah itu sesat, buruk. Namanya saja bid'ah kok baik?_
Kata orang Aswaja, bid'ah terjadi untuk pertama kalinya setelah Nabi meninggal menurut hadits riwayat Imam Bukhari dikatakan, pengumpulan AlQuran awalnya dianggap bid'ah oleh Khalifah Abubakar Ash-Shidiq tetapi shahabat Umar bin Khathab berkali-kali meyakinkan bahwa itu keharusan yang baik _(bid'ah hasanah)._ Akhirnya Khalifah Abubakar berkata, _"Berkali-kali Umar mencoba meyakinkan aku, lalu Allah melapangkan dadaku dengan menerima kreasi Umar untuk mengumpulkan AlQuran."_ (H.R Bukhari).
Shalat tarawih berjamaah 20 rakaat sebulan penuh di Masjidil Haram dan Nabawi sampai sekarang ini sesungguhnya tradisi peninggalan dari kreasi amirul mukminin Khalifah Umar. Bahkan beliau mengatakan, _"Ni'mat al bid'atu hadzihi" (sebaik-baik bid'ah adalah ini)._
Dari beberapa kisah zaman shahabat, tabi'in, tabiut tabi'in, kata orang Aswaja, Imam Syafii kemudian menyimpulkan bahwa bid'ah ada dua yaitu bid'ah yang baik *(bid'ah hasanah)* dan bid'ah yang sesat *(bid'ah dholalah).* Imam Syafii juga mengarang shalawat yang kemudian dikenal dengan nama Shalawat Imam Syafii didalam kitabnya Ar-Risalah. Bisa jadi orang yang tidak sepaham akan menganggap bid'ah Imam Syafii ini membuat kreasi shalawat bukan dari Nabi. Termasuk shahabat Ibnu Abbas juga memiliki shalawat (Shalawat Ibn Abbas) yang ia susun sendiri. Demikian juga shalawat dari sahabat Ibnu Mas'ud.
Bahkan, kata orang Aswaja, sebetulnya banyak kisah-kisah dalam riwayat shahih dari kalangan shahabat, tabiin dan salafus shaleh yang bisa jadi akan dihukumi bid'ah bagi orang yang tidak sepaham. Misalnya kreasi Khalifah Utsman bin Affan yang mempelopori adzan setiap sholat Jumat sebanyak dua kali. Shahabat Abu Hurairah berdzikir membaca tasbih 12.000 kali perharinya sebelum tidur. Shofiyah (istri Nabi) dzikir rutinnya 4000 kali. Shahabat Bilal bin Rabah melakukan shalat sunnah wudhu sehabis wudhu sebagai bentuk rasa syukur dll.
Dizaman sesudahnya, kata orang Aswaja, adalah cicit Nabi sendiri yaitu Imam Ali Zainal Abidin bin Hussain bin Ali bin Abu Thalib dikenal seorang tabi'in yang hidupnya zuhud dalam sehari semalamnya shalat sunnah 1000 rakaat.
Imam Ahmad bin Hanbali pemuka Madzab Hanbali yang hidup pada zaman generasi salaf juga dikenal zuhud yang kesehariannya secara rutin shalat sunnah 300 rakaat. Imam Ahmad bin Hanbali juga dikenal imam ahli hadist karena hafal satu juta hadits.
Kata orang Aswaja, banyak orang-orang pesantren *mengamalkan hizib-hizib* (kumpulan dzikir) ciptaan ulama terdahulu. Misalnya, Hizib Bukhari dari Imam Bukhari, Hizib Ghazali dari Imam Ghazali, Hizib Nawawi dari Imam Nawawi dan lain-lain. Tetapi kata orang Salafi, hizib-hizib itu bid'ah, apakah Nabi mendelegasikan menyusun dzikir-dzikir seperti hizib-hizib itu?
Demikianlah perbedaan Salafi dan Aswaja dalam menafsirkan hadits tentang bid'ah.
*MEMAHAMI SUNNAH*
Sunnah itu lawan kata dari bid'ah. Adapun pengertian *SUNNAH* (Sunnah Nabi) itu tidak hanya yang dicontohkan atau dilakukan Nabi saw saja _(sunnah fi`liyah),_ tetapi apa yang diucapkan/disabdakannya termasuk sunnah juga _(sunnah qouliyah)_ -- bahkan apa yang dilakukan para sahabat walaupun nabi tidak mencontohkan atau menyuruh tetapi nabi tidak melarang/membolehkannya sebagai amalan disebut juga sunnah _(sunnah taqririyah)_ seperti sahabat Bilal sholat sunat wudlu dan sahabat Abu Hurairah ra memiliki amalan wirid membaca dzikir tasbih 12.000 x setiap harinya sebelum tidur, istri Nabi Shafiyah perharinya menghitung dzikir 4000 kali sebagai wiridan. Ini *bukan berarti mengkhususkan* amalan, tetapi menjaga agar menjadi istiqomah dalam berdzikir.
Jadi jangan dibatasi sunnah Nabi itu *fi'liyah* saja (yang nabi contohkan) -- ada contoh dari Nabi tidak? Apakah Nabi melakukannya? Ini sangat mempersempit agama itu sendiri. Bahkan yang tidak ada dalilnya saja, kalau di Quran dan Hadits tidak ditemukan atas suatu masalah -- ada perintah untuk berijtihad, mosok yang jelas-jelas bersesuaian dengan qola Allah dan qola Rasul (walau Nabi tidak memberi contoh) dilarang?
Kadang-kadang ditemui juga sikap tidak ilmiah, ketika dalil-dalil itu ditunjukkan -- maka bukan lagi dalil yang akan ditanyakan --- tetapi akan bergeser, "Apakah Nabi melakukannya?". Jadi disinilah pentingnya memahami *As-Sunnah* itu, tidak hanya sebatas contoh perbuatan Nabi (fi'liyah) saja, tetapi juga meliputi sabdanya (qouliyah, qola Rasul) dan bahkan kebolehan setujunya (taqririyah).
Untuk lebih jelasnya silahkan simak video berikut 👉ruclips.net/video/bXDQQrIP7zU/видео.html
.
@@HaryantoSMP1PaliyanGK bang . Sependek ilmu saya . Bahasa arabnya (mansanah sunatan hasanatan ) bukan mansanah bid'ahtan Hasanatan .. gimana si GX konsisten . Katanya jangan tekstual giliran pakai dalil ini tekstual .. heheh🤣🤣 kocak Ahlu bid'ah selalu kocak ..
@@beatboxpetualanggmng8874
Ya, termasuk *"Ini adalah sebaik-baik bid'ah,"* dalam ucapan Khalifah Umar bin Khatab. Disatu sisi memang lafalnya begitu (dengan istilah bid'ah), tetapi disisi lain maksudnya adalah sunnah yang baik (man sanna sunnatan hasanatan...).
Leterlek diatas Sunnah Hasanah = bid'ah hasanah adalah berdasarkan syarah shahih Muslim dari Imam Nawawi, "Bahwasanya setiap orang yang membuat bid’ah (hal baru) yang buruk, maka ia mendapat semisal dosa orang yang mengikutinya dalam perbuatan itu hingga hari kiamat. Begitu juga orang yang membuat bid’ah (hal baru) yang baik, maka ia mendapat semisal pahala orang yang mengikutinya dalam perbuatan itu hingga hari kiamat. Ini sesuai dengan hadits sahih “siapa yang membuat sunnah hasanah...” (An-Nawawi, Syarh Muslim, Syarh An-Nawawi ‘ala Muslim, juz XI, halaman 166).
Ust. Islam ini di sebarkan ke negeri nusantara.....oleh ulama tasauf. sufi dan wali alloh......ulama ahli jenggot dan ahli bid'ah baru muncul sejak repormasi.......sesama islam aja dak akor.
Firanda beraqidah mujassimah dan tri tauhid ini aqidah bathil yg meniru nasrani dan jg bidah aqidah dan syirik akbar hh faham hh
mujasimah? enggaklah. itu kan hanya mengutip ayatnya begitu.
tri tauhid meniru nasrani, kesalahan parah.
pembagian hanya u memudahkan dlm mempelajari, memahami tauhid.
gak dibagi 3, gapapa
coba perhatikan dengan baik..
Firanda ilmunya kurang tak sehebat Nabi bi,sanya cuma mengikuti Nabi dan Sahabat ,ulama sufi dong selalu merasa lebih hebat dan lebih berilmu dari Nabi,sampeNabi aja cuym tangan sama tuan guru sufi
Firanda beraqidah mujassimah dan tri tauhid ini aqidah bathil yg meniru nasrani dan jg bidah aqidah dan syirik akbar hh faham hh
@@amir972 mujasimah? enggaklah. itu kan hanya mengutip ayatnya begitu.
tri tauhid meniru nasrani, kesalahan parah.
pembagian hanya u memudahkan dlm mempelajari, memahami tauhid.
gak dibagi 3, gapapa
coba perhatikan dengan baik..
@@prihartomoadimasputro1944 aliran2 sesat dalam islam yg beraqidah mujassimah atau meyakini Allah punya tangan wajah dan kaki ini adalah khawarij, syiah, salafi wahabi dan isis
@@prihartomoadimasputro1944 aliran2 sesat dalam islam yg beraqidah tri tauhid ini adalah salafi wahabi dan isis
Jadi ulama sufi sdh merasa lebih pandai dan hebat dari Nabi??? Mukegile... Gw bejeg2 tu muka ulama sufi klo ketemu😂😂😂😂
Firanda memfitnah orang tua nabi di neraka inj kedurhakaan yg amat besar kpd nabi dan ini menyakiti nabi dan pelakunya akan di laknat dunia akhirat dan disediakan siksa yg menghinakan ini alquran yg menjelaskan hh
sy denger ceramahnya..
yg dibacakan, adalah hadis
sama sekali bukan ucapan pribadi
silahkan cek sendiri
@@prihartomoadimasputro1944 aliran2 dalam islam tidak ada satupun yg meyakini orang tua nabi di neraka cuma kaum wahabi yg meyakini orang tua nabi di neraka karena keliru memahami hadits nabi h
@@prihartomoadimasputro1944 kata abi dalam hadits itu ditafsirkan oleh para ulama adalah paman beliau yaitu abu lahab karena abu lahab memang sdh termaktub di al quran sebagai ahli neraka sedangkan ayah nabi yaitu abdullah tidak ada termaktub di al quran sebagai ahli neraka . Jadi kita harus hati2 memposisikan orang tua nabi agar tidak terlaknat dunia akhirat
@@prihartomoadimasputro1944 kata abi dalam hadits itu ditafsirkan oleh para ulama adalah paman beliau yaitu abu lahab karena abu lahab memang sdh termaktub di al quran sebagai ahli neraka sedangkan ayah nabi yaitu abdullah tidak ada termaktub di al quran sebagai ahli neraka . Jadi kita harus hati2 memposisikan orang tua nabi agar tidak terlaknat dunia akhirat
Dari Anas bin Malik, ia berkata bahwa ada seseorang yang bertanya,
يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَيْنَ أَبِي؟
“Wahai Rasulullah di mana tempat kembali bapakku?”
فِي النَّارِ
“Di neraka.”
Ketika orang tersebut berpaling, Rasul memanggilnya lantas berkata,
إِنَّ أَبِي وَأَبَاكَ فِي النَّار
“Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka.” (HR. Muslim, no. 203)
Wah ada ka fir anda hh
ucapkan yg baik, ato diem kata nabi
@@prihartomoadimasputro1944 namanya sdh begitu mau gmn lagi
@@prihartomoadimasputro1944 ditempat ane, kalau yg sdh jadi ustadz itu biasa disebut ka, misalnya ka ahmad , ka salim dll , nah firanda kan sdh jadi ustadz jadi ga salah dong ane panggil ka fir anda hh
Firanda disebut al kadzdzab oleh salah satu ulama madinah hh
bocil
Penganut kebatinan ngamuk.
@@cuanaseng1780 ente murid ka fir anda ya hh
bawalah dalilnya, bia kita pelajari dg baik
ok
@@amir972 hati2 dalam berbicara bisa jadi kembali kepada anda apa yang anda tuduhkan