Izin share pengalaman, kalau problemnya terkait proses yg sering terjadi itu adalah munculnya bulking/lumpur mati pada bak clarifier dgn jumlah yg sangat banyak, proses aerasi yg kurang optimal, sampai bakteri aerasi yg drop.
Mau bertanya Pak, apabila pada bak pengendapan terdapat buih yg membawa Lumpur melayang solusinya bagaimana Pak? Selain itu, apabila pada bak pengendapan outlet yg dihasilkan tidak sebaik JAR TEST konsentrasi koagulan & flokulan yang digunakan, bagaimana solusi terbaik nya Pak? Artinya, saat di jar test, air outlet yang dihasilkan memiliki Turbidity 5NTU, sedangkan untuk hasil proses pengendapan pada bak, air yang dihasilkan keruh (40-45 NTU). Pengendapan tidak berjalan sempurna & kemungkinan adanya pemecahan kembali pada proses koagulasi & flokulasi. Bagaiamana solusi terbaik nya Pak? Tentang lumpur aktif hasil pengendapan, itu sebaiknya diapakan ya Pak? Apakah Lumpur aktif bisa digunakan sebagai pupuk kompos atau tidak baik digunakan untuk lingkungan? Terimakasih pak
Itu Bak pengendapannya setelah proses aerasi atau pengendapan setelah proses koagulasi flokulasi? Kalau itu bak pengendapan setelah proses koagulasi berarti proses pengendapannya tidak sempurna, hal itu bisa terjadi akibat kurangnya konsentrasi flokulan/desain bak pengendap yg kurang tepat.
@@fantrib4089 kalau mengenai perbandingan itu tergantung dari karakteristik limbah yg diolah, pengolahan limbah sistem kontinu memiliki debit yg juga mempengaruhi kecepatan pengendapan. Dicoba saja dulu dinaikan berkala konsentrasinya 2x atau 3x, sampai mendapatkan konsentrasi yg tepat.
Pak sekali kali bahas problem yang sering terjadi di wwtp dong, biar para fresh graduate punya bekal untuk bekerja nanti
Izin share pengalaman, kalau problemnya terkait proses yg sering terjadi itu adalah munculnya bulking/lumpur mati pada bak clarifier dgn jumlah yg sangat banyak, proses aerasi yg kurang optimal, sampai bakteri aerasi yg drop.
Yang umum terjadi karena kekurangan phospor. Rasio yang ideal C/N/P adalah 100/5/1
@@keslingcorner4968 pak mau tanya cara hitung C/N/P nya
Mau bertanya Pak, apabila pada bak pengendapan terdapat buih yg membawa Lumpur melayang solusinya bagaimana Pak?
Selain itu, apabila pada bak pengendapan outlet yg dihasilkan tidak sebaik JAR TEST konsentrasi koagulan & flokulan yang digunakan, bagaimana solusi terbaik nya Pak? Artinya, saat di jar test, air outlet yang dihasilkan memiliki Turbidity 5NTU, sedangkan untuk hasil proses pengendapan pada bak, air yang dihasilkan keruh (40-45 NTU). Pengendapan tidak berjalan sempurna & kemungkinan adanya pemecahan kembali pada proses koagulasi & flokulasi. Bagaiamana solusi terbaik nya Pak?
Tentang lumpur aktif hasil pengendapan, itu sebaiknya diapakan ya Pak? Apakah Lumpur aktif bisa digunakan sebagai pupuk kompos atau tidak baik digunakan untuk lingkungan? Terimakasih pak
Nice
Itu Bak pengendapannya setelah proses aerasi atau pengendapan setelah proses koagulasi flokulasi?
Kalau itu bak pengendapan setelah proses koagulasi berarti proses pengendapannya tidak sempurna, hal itu bisa terjadi akibat kurangnya konsentrasi flokulan/desain bak pengendap yg kurang tepat.
@@AlfianWWTP2305 bagusnya perbandingan konsentrasi yg bagus gimana ya Pak? Pengendapannya setelah proses koagulasi pak
@@fantrib4089 kalau mengenai perbandingan itu tergantung dari karakteristik limbah yg diolah, pengolahan limbah sistem kontinu memiliki debit yg juga mempengaruhi kecepatan pengendapan.
Dicoba saja dulu dinaikan berkala konsentrasinya 2x atau 3x, sampai mendapatkan konsentrasi yg tepat.
Hal yg harus dipastikan terlebih dahulu yaitu apakah hal ini terjadi karena kesalah operasional/kesalahan design?