Dorong Industrialisasi Ikan Hias, BRSDM Luncurkan Aplikasi Aquarium Indonesia

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 12 сен 2024
  • Jakarta - Sekretaris Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Maman Hermawan mewakili Kepala BRSDM meluncurkan aplikasi Aplikasi Aquarium Indonesia, dalam gelaran Pameran dan Kontes Ikan Hias 2019 yang bertemakan ‘Bangun Industri Ikan Hias di Era 4.0’, Minggu, 4 Agustus 2019, di Plaza Kalibata.
    "Persoalan mendasar di Indonesia adalah pendataan yang kurang akurat. Data ikan hias Indonesia belum dapat ditelusuri, tentu ini adalah masalah yang besar dalam perindustrian ikan hias Indonesia. Tentu, peluncuran Aplikasi Aquarium Indonesia harua dijadikan momentum kita bersama untuk memecahkan persoalan data spesies ikan yang beragam antar kementerian, lembaga, hingga pembudidaya. Platform ini merupakan ide dan semangat baru proses pendataan ikan hias Indonesia dan merupakan platform pertama dengan data termasiv di Indonesia," tutur Maman Hermawan.
    Lebih lanjut Maman Hermawan menyampaikan bahwa Aplikasi Aquarium Indonesia didesain untuk mendokumentasikan semua spesies biota akuatik ornamen dan tanaman hias Indonesia dalam bentuk repositori spesies, serta mewadahi para pembudidaya, pedagang, eksportir dan konsumen aquaria di tanah air dalam bentuk bursa komersial online.
    Ketua STP Jakarta Mochammad Heri Edy, menyampaikan bahwa penggunaan aplikasi Aquarium Indonesia dapat diunduh di Google Play Android. Selain itu, ciptaan HAKI-Copyrights nya telah didaftarkan pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI.
    “Aplikasi teranyar ini diinisiasi, dikontruksi dan dikembangkan oleh Dosen STP Kadarusman dan himpunan taruna Prodi Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Perairan STP Angkatan 53 yang dikoordinatori oleh Achmad Naufal Athallah dan Nurhadiah,” tutur Heri Edy.
    Dalam laporannya, Dosen STP Kadarusman menjelaskan bahwa Repositori spesies pada Aplikasi Aluarium Indonesia memuat potensi sumberdaya biota akuatik ornamen, baik yang telah diperdagangkan secara luas maupun yang berpotensi sebagai biotop hias. Biotop dibagi ke dalam grup taksa ikan, krustasea, tortoise, karang-kerang, tanaman air dan biota/produk akuarium lainnya.
    “Selain itu, citra data repositori menampilkan sebaran dan sifat biota yaitu endemik, natif dan spesies asing; habitat; status perdagangan dan konservasinya. Secara spesifik, aplikasi ini mewadahi semua pihak untuk memberikan kontribusi pengkayaan data spesies dengan proses peng-inputan yang mudah dan cepat,” jelas Kadarusman.
    Sementara itu, Bursa komersial produk akuarium memuat fitur jual beli untuk semua jenis biota dan produk esensial bisnis akuarium. Laman ini mewadahi semua pelaku bisnis akuarium (pembudidaya, pedagang ritel dan eksportir). Penjual dan pembeli dapat melakukan interaksi (negosiasi jual-beli) satu sama lain lewat wadah chatting box, telepon dan Whatsapp.
    Saat ini perdagangan ikan hias atau Aquaria merupakan industri miliaran dolar yang memperjualbelikan sekitar 40 juta ekor ikan tiap tahun,1.600 spesies, dan melibatkan 125 negara. Di mana Indonesia saat ini menguasai sekitar 20 persen pasar ikan hias dunia. Selama periode 2007-2016, Indonesia telah mengekspor 707 juta ikan hias. Pasar ikan hias Indonesia memperdagangkan 16 spesies dengan nilai ekspor sebesar US$ 17.8 juta di mana mayoritas ekspor Indonesia dikirim ke Jepang 24 persen, Singapura 20 persen dan USA 12 persen.

Комментарии • 1

  • @nakungkung
    @nakungkung 5 лет назад

    mantap stp, jaya perikanan indonesia 👍🏼👍🏼👍🏼