Membangun Rumah Dengan Metode Reduksi

Arsitek Rahmat Indrani menggagas metode arsitektur reduksi, sebuah konsep pembangunan rumah yang efisien dalam perencanaan, sehingga bisa menekan penggunaan materi dan biaya. Kali ini di CNN Indonesia Living, Produser Lapangan Carmel Moersalim akan mengajak anda mengunjungi dan mengenali rumah yang dibangun dengan metode reduksi.

[@YudiVitrian]

Keren seh ini

[@rahayuyayu8183]

Bagus 👍👍

[@abainataif4800]

Tinggi rumah cuma 2.4 M di daerah tropis, di Jakarta lagi....
Saya pernah merenovasi rumah model seperti di vidio, plafon rendah dan rumah terkesan gelap, walaupun banyak kaca dan pintu/jendela bukaan.
Mungkin yang menonton vido ini akan kagum melihatnya, tetapi saya tidak menyarankan untuk membangun rumah dengan plaforn rendah, hususnya untuk yang tinggal di daerah tropis dan panas seperti di Jakarta.

[@nuevoinvolve]

Idealnya, tinggi plafon berapa?

[@abainataif4800]

@@nuevoinvolve Tinggi plafon ideal dipengaruhi beberapa variable, misalnya letak rumah di dataran rendah atau di pegunungan, luas ruangan, penggunaan AC dll.
Rumah di daerah panas seperti di Jakarta, kalau memungkinkan minimal tinggi plafon 3.2M, lebih tinggi lebih bagus, karena rumah akan lebih sejuk. Perbedaan 1M tinggi plafon mempengaruhi 1/2 drajat suhu ruangan.

[@ilhamalvainata]

Tergantung kebutuhan client lah, itu juga udah diperhitungkan arsitek sama orang sipilnya, pake cross ventilation jadinya ga panas, pake ac juga

[@mvryck]

@@abainataif4800 gmn selera bang sama budget

[@abainataif4800]

@@mvryck gmn selera bang sama budget
==================================
Harus dipisahkan keinginan dengan kebutuhan. Estetika dengan fungsional dll. yang harus dipikirkan
Kalau budget terbatas, ya keinginan pasti kalah, yang dibuat yang dibutuhkan lebih dulu.
Karena membahas vidio di atas, asumsinya budgetnya mencukupi.
Saya hanya tidak menyarankan untuk membuat plafon rendah di daerah tropis dan beriklim panas seperti di Jakarta.
Di atas ada yang komentar tergantung selera client.
Arsitek bekerja sesuai dengan apa yang dibutuhkan client, sama seperti dokter, lowyer, ataupun profesi profesi lainnya. Kalau saya sebagai arsitek trus ada client di daerah priuk Jakarta yang meminta plafon rumahnya 2,4 meter, saya tidak akan mau mengerjakannya. Sama saja kalau ada client yang ke dokter meminta menggugurkan kandungan, dokter juga akan menolaknya.

[@desainrumah123]

Suka sih sama yang konsep2 eskpose, cuma selera istri dan suami harus kompak, soalnya akan terkesan gelap dan kurang cerahh

[@Ph-vl1fm]

suram ya

[@hendriwang8645]

Keren sih tapi masalahnya plafond rendah. Plafond rumah harusnya di tinggi 3 meter lebih ideal di lantai 1. Ini tinggi plafond cuma 2,4 meter harusnya anak Indonesia ke depan dengan gizi yang baik akan mencapai 180 cm. Dengan tinggi 2,4 meter akan terasa pendek bangunannya. Tapi desainer ini selalu bagus penataan ruangannya

[@ursulam7245]

Pake kontraktor aja harga 7jt/meter itu kelas rumah mewah woy! Sudah dapet granit marmer di beberapa bagian cokk.
Mahal banget ini 5jt/meter. Tahun 2022 keluarga bangun rumah d jaksel jg dihitung2 habis 4,5jt aja/meter, itu ga ada pake reduce2 an segala. Kl ada yg di reduce mah harusnya lebih murah lg.

[@ichsannurcahyo8261]

Pertanyaan dan jawaban di konten ini seolah disetting banget. Mungkin akan lebih enak jika pertanyaan ngalir aja sambil room tour gitu

[@desainrumah123]

Kurang natural kayaknya ya kak..

[@oemamsamsoel3631]

menurut saya sih gpp yg penting informatif. gak semua orang bisa ngomong enak secara langsung, malah isinya nanti gak dapet kl dipaksain loss tanpa skenario

[@mrjoker8461]

Sebut aja Industrial.....bukan Reduksi