Grebeg Maulud 1957/1445H Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 21 сен 2024
  • 28 September 2023, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat mengadakan Hajad Dalem Grebeg Maulud 1957/1445H dalam rangka perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam tradisi grebeg khususnya di Keraton Yogyakarta dan Pura Pakualaman, prajurit ikut dalam mengawal dan memeriahkan perayaan tersebut. Pada kesempatan kali ini ada 7 buah gunungan yang akan dibagikan kepada 3 tempat yaitu Masjid Gedhe Kauman sebanyak 3 buah, Kepatihan 1 buah, dan Pura Pakualaman 1 buah.
    Para prajurit ini sebelumnya mempersiapkan diri di Plataran Kemandhungan. Beberapa persiapan dilakukan seperti Apel, Nyadong Dwaja, dan Inspeksi oleh Manggala Yudha KPH Notonegoro sebagai pemimpin tertinggi seluruh prajurit keraton. Rute yang diambil yakni Plataran Kemandhungan-Regol Gadhungmlati-Plataran Kemagangan-Kedhaton-Plataran Keben-Siti Hinggil-Pagelaran kemudian berbelok kekiri menuju Masjid Gedhe.
    Plataran Kemagangan untuk prajurit Wirabraja, Dhaeng, Patangpuluh, Jagakarya, Prawiratama, Nyutra, Ketanggung, dan Mantrijero akan berhenti dan melakukan lampah macak (berjalan lambat) untuk selanjutnya memasuki Kedhaton melakukan penghormatan kepada Sri Sultan. Untuk prajurit Bugis, Surakarsa, dan prajurit Pura Pakualaman yakni Lombok Abang dan Plangkir karena tidak diperkenankan masuk kedalam Kedhaton maka lanjut berbelok ke kiri menuju Plataran Keben melewati jalan Kesatriyan. Sayangnya, pada grebeg maulud kali ini warga masyarakat umum tidak diperkenankan untuk memasuki Plataran Keben sehingga sulit untuk mendapatkan dokumentasi di Plataran Keben.
    Plataran Masjid Gedhe 8 Prajurit Keraton yang dimulai dari Wirabraja, Dhaeng, Patangpuluh, Jagakarya, Prawiratama, Ketanggung, Mantrijero, dan Nyutra bersiap untuk melakukan penghormatan tembakan salvo kepada gunungan. Tembakan salvo ini dilakukan sebanyak 3 kali sesuai dengan gunungan yang dibagikan dipimpin oleh Manggala Yudha. Adapun iring-iringan prajurit pengawal gunungan yaitu Surakarsa untuk gunungan Masjid Gedhe, Bugis untuk gunungan Kepatihan, dan 2 prajurit Pura Pakualaman yaitu Lombok Abang dan Plangkir untuk gunungan Pura Pakualaman.
    Setelah dilakukannya penghormatan penembakan salvo dan Manggala Yudha meninggalkan Masjid Gedhe, gunungan kemudian diperebutkan. Sementara itu para prajurit ini kembali menuju keraton dan selanjutnya kembali ke Kemandhungan untuk mengembalikan Dwaja (Panji) kesatuan.
    Beberapa video lainnya berkaitan tentang Grebeg Maulud 1957/1445H Yogyakarta
    [Apel dan Inspeksi Prajurit Keraton Yogyakarta dalam Grebeg Maulud 1957/1445H]
    • Apel dan Inspeksi Praj...
    [Pengambilan dan Nyadong Dwaja Prajurit Keraton Yogyakarta dalam Grebeg Maulud 1957/1445H]
    • Pengambilan dan Nyadon...
    [Keberangkatan Prajurit Keraton Yogyakarta menuju Kemagangan dalam Grebeg Maulud 1957/1445H]
    • Keberangkatan Prajurit...
    Hormat dan terimakasih kami kepada Sri Sultan Hamengkubuwono X, Adipati Paku Alam X, keluarga besar serta abdi dalem Prajurit Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Pura Pakualaman.

Комментарии • 5

  • @kabartikami
    @kabartikami 8 месяцев назад +1

    suka nonton grebeg gini sampai sekarang

  • @VersionityNity-uu5jb
    @VersionityNity-uu5jb 11 месяцев назад +1

    😄lsmpah mscake bregodo Daeng
    Nglelrng dewe

  • @agungriadi1375
    @agungriadi1375 11 месяцев назад +1

    👍👍👍🇮🇩🇮🇩🇮🇩❤️❤️❤️🇮🇩🇮🇩🇮🇩👍👍👍

  • @VersionityNity-uu5jb
    @VersionityNity-uu5jb 11 месяцев назад +1

    Mralambanghsken mbetengi kesksmeyan nipun pro kawulo sak nkri
    Nrnggih ujub dongak soho karyanipun mbangun beteng baluwerti karayon jogja itu.