PABRIK GULA PRADJEKAN, SAKSI KEJAYAAN ZAMAN KOLONIAL DI BONDOWOSO YANG MASIH BEROPERASI HINGGA KINI

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 6 фев 2025
  • Pada kesempatan kali ini saya berkunjung ke Timur pulau jawa yaitu kota BONDOWOSO. Dimana di daerah ini terdapat bekas jalur aktif kereta api dari percabangan kalisat menuju panarukan dan di tambah adanya pabrik gula Prajekan yang masih menggunakan kereta tebu untuk mengangkut molase atau tetes tebu.
    Prajekan adalah sebuah kota kecamatan keci, bagian dari wilayah Bondowoso, satu satunya kegiatan industri yang ada adalah kegiatan perkebunan tebu dan pertanian beras palawija. Prajekan lebih dikenal sebagai pabrik gula yang telah beroperasi sejak jaman penjajahan Belanda.
    Pabrik gula Prajekan atau PG Pradjekan didirikan pada tahun 1883 oleh perusahaan Belanda "NV Caltuur Mij Pradjekan " yang merupakan investasi dari JW Bernie Anment dan Co, pada saat didirikan luasnya sekitar 950 Ha dengan kapasitas giling 650 ton perhari. Adanya PG Pradjekan tak lepas dari sistem kebijakan pemerintah Belanda yaitu System of onterprice, pada tahun 1909 sampai tahun 1957 PG Pradjekan diambil alih oleh "Cultuur Handel en Industrie Bank yang berkedudukan di Surabaya, namun pada jaman pendudukan jepang PG Pradjekan sempat tidak beroprasi sampai pecahnya perang revolusi dan sejak 10 November 1957, PG Pradjekan diambil alih oleh Pemerintah RI dengan UU Nasionalisasi (UU No.26/1959 ) pada tahun 1959 PG. Pradjekan dibawah PPN Unit Jatim Rayon VIII.

Комментарии • 34