Novel 1. Kenangan di Bawah Hujan // Kisah Romantis

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 10 окт 2024
  • *Judul: "Kenangan di Bawah Hujan"*
    Langit sore itu mulai gelap, awan kelabu menggantung rendah, seolah menunggu waktu untuk menumpahkan hujan. Lia duduk di bangku taman, memperhatikan daun-daun yang bergoyang pelan diterpa angin. Sejak kecil, taman ini selalu menjadi tempat favoritnya. Ada kedamaian di sini, di tengah hiruk-pikuk kota yang tak pernah tidur.
    Tiba-tiba, tetesan hujan mulai jatuh, satu demi satu membasahi tanah. Lia tidak bergerak, justru menikmati sensasi dingin air yang menyentuh kulitnya. Baginya, hujan selalu membawa kenangan. Kenangan tentang seseorang yang pernah hadir dalam hidupnya, mengisi hari-harinya dengan tawa dan cinta.
    Dia adalah Raka. Lima tahun yang lalu, mereka bertemu secara tak sengaja di taman ini. Raka menolong Lia ketika ia terjebak dalam hujan deras tanpa payung. Sejak hari itu, mereka sering bertemu di taman yang sama, berbagi cerita di bawah rintik hujan. Hubungan mereka tumbuh tanpa direncanakan, seperti bunga liar yang berkembang tanpa peduli musim.
    Namun, semua berubah ketika Raka mendapat pekerjaan di luar kota. Mereka berjanji akan tetap bersama, menjaga cinta mereka meski jarak memisahkan. Tapi, seiring berjalannya waktu, komunikasi mereka mulai memudar. Pesan yang dulu begitu hangat dan penuh perhatian, kini hanya menjadi formalitas. Telepon yang dulu penuh tawa, kini dipenuhi keheningan. Hingga akhirnya, pesan terakhir dari Raka datang-sebuah perpisahan.
    “Maaf, Lia. Aku tak bisa melanjutkan ini. Jarak ini terlalu jauh, dan aku tak ingin membuatmu menunggu sesuatu yang tak pasti.”
    Lia ingat betul bagaimana hatinya terasa hancur saat membaca pesan itu. Hujan deras di luar seolah menambah luka yang ia rasakan di dalam. Tapi, waktu berlalu. Meski sulit, Lia belajar untuk menerima dan melepaskan. Namun, setiap kali hujan datang, bayangan Raka selalu kembali. Seperti sore ini.
    “Lia?” sebuah suara familiar tiba-tiba memanggilnya. Lia menoleh, dan di bawah rintik hujan, ia melihat Raka berdiri tak jauh darinya, tersenyum canggung.
    "Hai," sapa Raka. Wajahnya masih sama seperti yang Lia ingat-hangat dan menenangkan, meski kini tampak lebih dewasa.
    “Kamu masih suka hujan,” kata Raka, mendekat, tanpa payung di tangannya. Lia tersenyum tipis.
    “Selalu,” jawabnya singkat.
    Hening sejenak menyelimuti mereka, hanya suara hujan yang terdengar. Ada begitu banyak kata yang ingin Lia ucapkan, namun semua terasa tertahan di tenggorokannya.
    “Aku... aku minta maaf,” ucap Raka akhirnya. “Aku bodoh telah melepaskanmu saat itu.”
    Lia menatapnya, berusaha mencari ketulusan di matanya. “Waktu sudah berlalu, Raka. Kita sudah berbeda sekarang.”
    “Aku tahu,” jawab Raka pelan. “Tapi, perasaan ini... belum pernah berubah.”
    Hati Lia berdegup kencang. Bagian dari dirinya ingin mempercayai kata-kata Raka, ingin memberikan mereka kesempatan kedua. Namun, dia juga tahu bahwa waktu tidak bisa begitu saja diulang.
    “Kita tidak bisa kembali ke masa lalu, Rak,” kata Lia, suara gemetar. “Tapi mungkin... kita bisa memulai lagi?”
    Raka tersenyum, dan tanpa kata, ia mengangguk pelan. Mereka berdiri di bawah hujan, membiarkan masa lalu mengalir pergi bersama air yang jatuh dari langit. Di tengah rintik hujan itu, Lia tahu-ini bukan tentang kembali ke masa lalu, tetapi tentang memberi kesempatan baru untuk cinta yang tak pernah benar-benar hilang.
    Hujan terus turun, namun kali ini, membawa harapan baru.

Комментарии •