Sejarah & Mitos Gunung Gandul Wonogiri, Tempat Pertarungan Dua Ratu hingga Bagian dari Laut Selatan

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 8 фев 2025
  • Gunung Gandul merupakan salah satu ikon yang ada di Wonogiri.
    Di balik kepopulerannya dengan puncak batu menjulang itu, tersimpan begitu banyak sejarah dan cerita supranatural.
    Salah satu warga yang tinggal di lereng Gunung Gandul, tepatnya di Kelurahan Giriwono, Teguh Widodo (56) mengungkapkan cerita Gunung Gandul sendiri dimulai jauh sebelum Kerajaan Majapahit.
    Dulunya, di area Gunung Gandul, terdapat sebuah kerajaan besar yang dikuasai oleh Nyi Ratu Rantamsari.
    Kerajaan yang dipimpin Nyi Ratu Rantamsari itu dihuni oleh manusia biasa.
    "Kemudian berkonflik dengan Ratu Gadung Melati yang mempunyai kekuasaan di daerah Gunung Kembengan, kalau tidak salah di Jatiroto," kata dia, kepada TribunSolo.com.
    Teguh mengatakan, konflik itu disebabkan kedua ratu itu berebut seorang perjaka yang bernama Ki Joko Tarub. Saat itu, Joko Tarub masih berusia belasan tahun.
    Ketika kedua ratu itu berkelahi, Nyi Ratu Rantamsari kemudian meninggal. Namun bisa hidup kembali saat ditetesi air. Peristiwa itu terjadi berulang kali, hingga Ratu Gadung Melati jengkel.
    "Akhirnya melapor ke Ratu Kidul. Selanjutnya ada titah bahwa kedua ratu itu tidak boleh mendekati Joko Tarub, sehingga dibuatlah perjanjian," jelasnya.
    Adapun perjanjian itu adalah, daerah kekuasaan Nyi Ratu Rantamsari adalah sampai di wilayah Ngadirojo.
    Sementara Ratu Gadung Melati, wilayah kekuasaannya Ngadirojo hingga Jatiroto.
    Sejarah Gunung Gandul sendiri tidak terlepas dari sumber air yang bisa menghidupkan Nyi Ratu Rantamsari saat kalah, yakni Sendang Panguripan yang tidak diketahui secara pasti dimana letaknya.
    "Kenapa dinamakan Gunung Gandul? Sebenarnya ada sumur atau air yang gemandul (menggantung) yang namanya Sendang Panguripan, itu tidak ada talinya atau gantungan, jadi gemandul. Itu sejarah yang dahulu," jelasnya.
    Cerita itu didapatkannya turun temurun dari para orang tua terdahulu, soal kebenaran cerita, belum bisa terverifikasi karena tidak ada catatan sejarah menuliskan peristiwa itu.
    Mitos di Gunung Gandul
    Sementara itu, warga lain Wahyudi (49) yang juga warga setempat, menceritakan versi lain sejarah Gunung Gandul itu sendiri.
    Menurutnya, Gunung Gandul merupakan salah satu bagian dari laut selatan.
    Seiring berjalannya waktu, terjadilah penyusutan yang kemudian memunculkan Gunung Gandul.
    "Makanya di Gunung Gandul itu tidak pernah kehausan ibaratnya, karena di bawah itu ada sumber air, yang mungkin menyatu ke laut kidul. Sejarahnya seperti itu," kata dia.
    Berdasarkan cerita sejarah yang didapatnya, Gunung Gandul sendiri juga pernah digunakan sebagai tempat persinggahan oleh Panembahan Senopati dan Pangeran Sambernyawa.
    Di Gunung Gandul, kata dia, terdapat sebuah belik atau sumber air. Menurutnya, belik itu dikuasai oleh putri yang bernama Dewi Angin Angin yang merupakan utusan dari Ratu Kidul.
    Tak hanya itu, ada sebuah kerajaan atau keraton di Gunung Gandul. Bahkan, ada pasukan tentara yang berjaga di depan pintu gerbang yang tidak terlihat.
    "Dewi Angin Angin punya pengawal berwujud Kera Putih, tapi keluarnya tidak sembarangan," ujarnya.
    Sejarah lain yang ada di Gunung Gandul, setiap malam tertentu, ada pertunjukan wayang yang tidak bisa disaksikan secara kasat mata di batu yang bernama Watu Kelir.
    Dia mengatakan, pertunjukan wayang hanya mementaskan harimau putih dan harimau hitam. Setiap pertunjukan, ada seorang dalang dan juga diiringi musik gamelan.
    Dia bahkan juga sempat menyaksikan secara langsung pertunjukan wayang itu. Awalnya dia hanya penasaran dengan suara gamelan yang terdengar.
    "Tiap malam suro pasti ada, yang melihat sebangsa penghuni disitu. Seperti kera putih yang dimitoskan disitu," terang Wahyudi.
    Menurut pengalamannya, ada sejumlah sosok lain yang menghuni Gunung Gandul, seperti ular yang berukuran besar, kera, harimau juga kereta kencana yang melintas disana.
    Hingga saat ini, menurut Wahyudi masih ada sejumlah orang yang berkunjung ke Gunung Gandul untuk melakukan ritual sesuai dengan kepercayaannya.
    Gunung Gandul sebagai Obyek Wisata
    Di bagian lain, Sub Koordinator Destinasi Disporapar Wonogiri, Panggah Tri Asmara, mengatakan Gunung Gandul sendiri sempat menjadi tempat wisata yang sangat populer sebelum pembangunan Waduk Gajah Mungkur.
    Soal nama Gunung Gandul sendiri, menurut dia ada sejumlah spekulasi yang berkembang, salah satunya batu yang berada diatas puncak, sehingga masyarakat menyebutya Gunung Gandul.
    "Beberapa tahun kebelakang, teman-teman Perhutani mengarahkan kembali ke pariwisata yang dinamakan Gunung Gandul Hill Top," pungkas dia.
    (*)
    Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Sejarah & Mitos Gunung Gandul Wonogiri, Tempat Pertarungan Dua Ratu hingga Bagian dari Laut Selatan, solo.tribunnew....
    Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya

Комментарии • 73