Sisi Lain Sukarno Muda: Kisah Langka dari Sudut Pandang Sang Kakak Kandung
HTML-код
- Опубликовано: 6 фев 2025
- Kisah tentang Sukarno Muda pernah dituturkan oleh saudara kandungnya, Sukarmini, kepada surat kabar Pustaka Antar Kota, edisi 1978, di Jakarta.
Sukarmini akrab disapa Ibu Wardoyo merupakan kakak kandung Ir. Sukarno. Kala itu, Sukarmini menginjak usia ke tujuh puluh tahun, fisiknya masih terlihat segar dan kuat. Ingatannya pun masih tajam, terutama sekali ingatan tentang adik kandungnya semasa kanak-kanak.
Menurut Ibu Wardoyo, adiknya yang bernama Sukarno semula bernama Kusno, karena sering sakit-sakitan kemudian diganti Karno atau Sukarno.
Sepengetahuan Ibu Wardoyo, Sukarno kecil terlihat sebagai anak yang biasa-biasa saja. Tidak ada yang menonjol dalam diri Sukarno, sebab tidak ada yang bisa meramalkan secara pasti bahwa Sukarno akan menjadi presiden dikemudian hari.
Hal itu bukan berarti Bung Karno tidak memiliki keistimewaan. Ibu Wardoyo masih teringat akan kebiasaan-kebiasaan adiknya semasa kecil.
Ir. Sukarno merupakan anak yang pemberani dan senang berkelahi. Jadi, tidak aneh bila Bung Karno pulang dalam keadaan wajah yang babak belur.
"Anak itu pemberani dan doyan berkelahi. Sering kali Karno pulang dengan muka bengkak-bengkak. Hebatnya, kalau berkelahi jarang kalah padahal tidak diajarkan ilmu bela diri”, tegas Ibu Wardoyo.
Kebiasan Bung Karno yang sering berkelahi ketika kecil bukan tanpa alasan. Ia sangat tidak suka kepada orang-orang yang bertindak tidak adil dan merendahkan orang lain. Terutama anak orang Belanda yang ia jumpai ketika sekolah.
Pernah suatu hari, saat Sukarno masih menjadi siswa baru, seorang anak Belanda berpakaian rapi dengan celana baru, putih dan kaku mengangkangi Sukarno.
"Menyingkir dari jalanku, anak Inlander” bentak anak Belanda kepada Sukarno yang tidak mau mengalah. Tangan anak Belanda itu meninju hidung Sukarno. Ketika hidungnya berdarah, Sukarno mengamuk. Dia menerjang seperti banteng. Perkelahian terjadi dan menggemparkan seluruh sekolah."