Mesranya Turki dan Rusia, Dilandasi Kejujuran dan Kepercayaan meskipun Diancam Negara Lain

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 11 окт 2024
  • TRIBUN-VIDEO.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menggambarkan hubungan diplomatik dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dilandasi dengan kejujuran dan kepercayaan.
    Meskupun kemesraan Rusia dan Turki diancam negara lain.
    Menurut presiden Turki, ada banyak ancaman dari negara lain sehubungan dengan pembelian sistem S-400 [Rusia].
    Tapi ia tetap dan sudah membeli S-400.
    Sehingga Turki punya senjata itu.
    Dalam konteks ini, ia menyinggung topik kemungkinan pasokan jet tempur F-16 dan F-35.
    Turki ingin membeli F-16 dari AS.
    Tapi AS menolak pembelian itu.
    Selanjutnya Erdogan menyebut AS menjanjikan Jet F, tetapi sampai sekarang janji hanyalah janji dan AS melanggar janjinya.
    Selain itu, Turki ingin memiliki 40 jet tempur F-16 Block 70 dan kit untuk modernisasi pesawat yang sudah dimilikinya.
    Isu itu dibekukan setelah Ankara membeli sistem pertahanan udara S-400 Rusia.
    Kesepakatan itu juga menangguhkan partisipasi Turki dalam proyek pengembangan dan produksi jet tempur F-35.
    Penentang kesepakatan F-16 dengan Turki di Kongres AS memotivasi penolakan oleh perlawanan Ankara untuk mengizinkan Helsinki dan Stockholm diterima di NATO dan hubungannya dengan Moskow.
    Turki, pada gilirannya, mengatakan menolak persyaratan apa pun untuk implementasi kesepakatan yang diajukan oleh pihak AS.
    Sebelumnya, Presiden Turki Tayyip Erdogan menyatakan pihaknya tak akan memberi sanksi pada Rusia imbas konflik dengan Ukraina.
    Erdogan mengatakan, dirinya mempertimbangkan hubungannya dengan Rusia.
    Erdogan mengaku tak dapat mengesampingkan hubungan Turki dengan Rusia.
    Pasalnya, selama ini Turki bergantung dengan gas alam dari negara yang dipimpin Vladimir Putin itu.
    “Dalam hal sanksi, kami sedang mempelajari pedoman tertentu PBB, tetapi jangan lupa bahwa kami tidak dapat mengesampingkan hubungan kami dengan Rusia," ungkap Erdogan di hadapan awak media.
    "Anda tahu, saya sudah menjelaskan ini sejak lama, karena hari ini, jika kami mengambil gas alam saja, sekitar setengahnya. gas alam yang kami gunakan berasal dari Rusia."
    Saat ini, Turki juga sedang membangun pembangkit listrik tenaga nuklir Akkuyu yang juga bekerja sama dengan Rusia.
    Erdogan mengaku dirinya sudah menyampaikan kondisi ini kepada Presiden Perancis Emmanuell Macron.
    Dirinya tak ingin, dengan pemberian sanksi tersebut malah berdampak buruk pada warganya yang kedinginan.
    "Pertama, saya tidak bisa membiarkan orang-orang saya membeku di musim dingin, dan kedua, saya tidak bisa sepenuhnya menghidupkan kembali industri kita ini," kata Erdogan seperti dikutip surat kabar Hurriyet, Jumat.
    Erdogan menyatakan dirinya sebagai otoritas dalam negaranya wajib untuk melindungi warganya.
    Meski begitu, Turki sudah mengirimkan sebanyak 56 truk bantuan kemanusiaan berisi logistik ke Ukraina.
    Sebelumnya, Turki sudah berulang kali menegaskan sikapnya terhadap Rusia imbas invasi ke Ukraina.
    Meski sudah sering didesak pihak Barat untuk segera menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, Erdogan tetap pada keputusannya.
    Erdogan tak ingin merusak perekonomian negaranya sendiri dan lebih memilih melakukan dialog dengan Rusia.
    (Tribun-Video.com/ tass.com)
    Artikel ini telah tayang di tass.com dengan judul
    Erdogan describes his relations with Putin as honest and trust-based
    tass.com/world...
    HOST: BIMA MAULANA
    VP:AFIF ALFATTAH.
    #beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews

Комментарии • 415