Law of Attraction Ada yang bolak-balik meminta saya membahas soal Law of Attraction. Apa sih itu? Itu adalah pandangan sipiritual yang mempercayai bahwa pikiran negatif akan membawa orang pada pengalaman negatif. Demikian pula sebaliknya, pikiran positif akan membawa orang pada pengalaman positif. Benarkah? Itu kan kepercayaan. Saya selalu bilang, orang mau percaya apa saja, silakan. Hanya saja harus saya tegaskan bahwa kepercayaan itu bukan fakta. Rumusan ini disebut "hukum", tapi jangan kacaukan pengertiannya dengan rumusan hukum sains. Sekali lagi, ini kepercayaan. Apa itu pikiran positif atau negatif? Itu persepsi. Pikiran negatif itu artinya seseorang selalu berpikir atau menduga bahwa hal-hal yang tidak dia sukai akan terjadi pada dirinya. Misalnya, kalau ia berdagang, ia selalu berpikir bahwa dagangannya sulit laku, dan mungkin dia akan merugi. Yang berpikiran positif yakin bahwa dagangannya akan laku. Benarkah pikiran menentukan pengalaman? Kalau benar, silakan berpikiran bahwa Cinta Laura mau nikah sama kamu. Pikirkan itu selama setahun. Lalu periksa faktanya. Pikiran kita, sangkaan kita tidak akan menentukan apa-apa. Yang menentukan adalah pikiran kita, analisis kita, kemudian kita bertindak berbasis analisis itu. Pikiran bernalar sebenarnya tidak mengenal istilah positif atau negatif. Kalau kita punya data yang mengindikasikan bahwa besok akan terjadi hal tak menyenangkan, pantas saja kita meyakini bahwa besok akan terjadi hal tak menyenangkan. Pikiran positif atas data itu tidak mengubah apapun. Sikap yan tepat terhadap peluang terjadinya hal negatif adalah mengantisipasinya. Itu yang diajarkan dalam manajemen risiko. Jadi, tidak ada salahnya berpikir negatif kalau data menunjukkan yang negatif akan terjadi. Sebaliknya, berpikir positif justru salah. Yang tepat adalah tidak khawatir. Kalau sesuatu yang buruk terjadi, dan tidak bisa kita hindari, jalan terbaiknya adalah penerimaan. Kemudian kita bersikap untuk memperbaiki keadaan. Saya ingat tokoh di film "Bridge of Spy". Saat ditanya, kenapa kamu tidak khawatir, ia menjawab,"Would it help?" Artinya, khawatir pun tidak menghasilkan sesuatu yang mengubah kenyataan. Sebaliknya, optimistis pun tidak mengubah apa-apa. Yang mengubah sesuatu adalah tindakan yang diambil. Orang khawatir, lalu mengambil tindakan, bisa jadi tindakannya tepat. Dalam hal ini khawatir atau berpikiran negatif tidak keliru.
Alhamdulillah ya Allah seperti nyata kesuksesan ini Aamin
Aamiin🙏
Pagiku ku awali dengan bersyukur, rejeki pagiku masih bangun dalam keadaan bernafas Alhamdulilah
Alhamdulillah. Bersyukur membuka pintu rezeki dan kebaikan lainnya. ✨
Terima kasih atas pencerahannya semoga bermanfaat 🙏🙏
Dengan senang hati! 🙏Semoga rezeki terus mengalir dan membawa berkah, serta menarik lebih banyak lagi kelimpahan dalam hidup✨
Saya bersyukur atas nafas kehidupan setiap hari,
Ya allah7777 minta uln kekaya Pian ya allah3 kerena segala3pian yg memberi apa3uln amiinn ya Allah 7777
Semoga rezeki Anda terus mengalir dan membawa berkah, serta menarik lebih banyak lagi kelimpahan dalam hidup✨
Semoga Kesehatan, REZEKI dan kebaikan senantiasa menyertai ✨
❤amin kun fayakun ....ilmunyang bermanfaat Qatar salam sejahtera
Aamiin. Semoga Bermanfaat🙏
Amen♥️♥️♥️♥️🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
Semoga Kesehatan, REZEKI dan kebaikan senantiasa menyertai ✨
Law of Attraction
Ada yang bolak-balik meminta saya membahas soal Law of Attraction. Apa sih itu? Itu adalah pandangan sipiritual yang mempercayai bahwa pikiran negatif akan membawa orang pada pengalaman negatif. Demikian pula sebaliknya, pikiran positif akan membawa orang pada pengalaman positif.
Benarkah? Itu kan kepercayaan. Saya selalu bilang, orang mau percaya apa saja, silakan. Hanya saja harus saya tegaskan bahwa kepercayaan itu bukan fakta. Rumusan ini disebut "hukum", tapi jangan kacaukan pengertiannya dengan rumusan hukum sains. Sekali lagi, ini kepercayaan.
Apa itu pikiran positif atau negatif? Itu persepsi. Pikiran negatif itu artinya seseorang selalu berpikir atau menduga bahwa hal-hal yang tidak dia sukai akan terjadi pada dirinya. Misalnya, kalau ia berdagang, ia selalu berpikir bahwa dagangannya sulit laku, dan mungkin dia akan merugi. Yang berpikiran positif yakin bahwa dagangannya akan laku.
Benarkah pikiran menentukan pengalaman? Kalau benar, silakan berpikiran bahwa Cinta Laura mau nikah sama kamu. Pikirkan itu selama setahun. Lalu periksa faktanya.
Pikiran kita, sangkaan kita tidak akan menentukan apa-apa. Yang menentukan adalah pikiran kita, analisis kita, kemudian kita bertindak berbasis analisis itu. Pikiran bernalar sebenarnya tidak mengenal istilah positif atau negatif. Kalau kita punya data yang mengindikasikan bahwa besok akan terjadi hal tak menyenangkan, pantas saja kita meyakini bahwa besok akan terjadi hal tak menyenangkan. Pikiran positif atas data itu tidak mengubah apapun.
Sikap yan tepat terhadap peluang terjadinya hal negatif adalah mengantisipasinya. Itu yang diajarkan dalam manajemen risiko. Jadi, tidak ada salahnya berpikir negatif kalau data menunjukkan yang negatif akan terjadi. Sebaliknya, berpikir positif justru salah.
Yang tepat adalah tidak khawatir. Kalau sesuatu yang buruk terjadi, dan tidak bisa kita hindari, jalan terbaiknya adalah penerimaan. Kemudian kita bersikap untuk memperbaiki keadaan.
Saya ingat tokoh di film "Bridge of Spy". Saat ditanya, kenapa kamu tidak khawatir, ia menjawab,"Would it help?" Artinya, khawatir pun tidak menghasilkan sesuatu yang mengubah kenyataan. Sebaliknya, optimistis pun tidak mengubah apa-apa. Yang mengubah sesuatu adalah tindakan yang diambil. Orang khawatir, lalu mengambil tindakan, bisa jadi tindakannya tepat. Dalam hal ini khawatir atau berpikiran negatif tidak keliru.
Terima kasih telah berbagi pandangan yang menarik tentang Law of Attraction!
hidupku selalu bersyukur
Amiiin 🙏