Salam kak. Aku jadi tertarik utk mempelajari lebih dalam ttg kerajaan Majapahit. Bangga terharu merinding, ternyata kita punya leluhur yang luar biasa hebat. ❤
Sangat mengapresiasi tim Alffy Rev, setiap tahun selalu berusaha untuk berkarya dan dia harus melakukan riset terlebih dahulu mencari tau story dan sejarahnya , itu keren sekali , bagaimana mungkin dalam waktu yang singkat itu di tengah kesibukannya yang lain bisa menghasilkan sebuah karya yang membuat orang merinding❤️🔥. Ini sepertinya harus di tonton beberapa kali sampai merasakan cerita yang Alffy pengen suguhkan ke kita,...apa sih sejarah yg harus masyarakat Indonesia tau
Di dalam video Alffy Rev tersebut menceritakan tentang asal usul nama "Garuda" yang mana asal usul tersebut berada di salah satu candi yang lokasinya di daerah Jawa Tengah tepatnya di daerah Ngargoyoso, Tawangmangu (Karanganyar, Jawa Tengah) yaitu Candi Sukuh. Di gerbang utama Candi Sukuh, terdapat sengkalan (perlambangan angka tahun di teks Jawa kuno) "Gapuro Bhuto Aban Wong" atau "Gapuro Yakso Mongso Jalmo" yang artinya adalah tahun 1359 Saka (1437 M). Sengkalan berbeda ditemukan di pintu selatan Candi Sukuh, yakni "Gapuro Bhuto Anahut Buntut," yang ditafsirkan sebagai tahun 1359 Saka (1432 M). Dua angka tahun di atas merujuk kepada era kekuasaan Ratu Suhita, perempuan yang memimpin Kerajaan Majapahit selama periode 1429-1447 M. Namun, bukan sang ratu yang menginisiasi pendirian Candi Sukuh, melainkan kubu oposisi. Di sisi yang lain, arsitektur Candi Sukuh memperlihatkan pengaruh tradisi Jawa dari masa pra-Hindu/Buddha (budaya Megalitik), sementara simbol-simbolnya mencerminkan ajaran Siwaisme yang berbeda dari masa sebelumnya. Awal abad 14 ditengarai menjadi masa kebangkitan praktik Tantrik Siwaisme di Jawa yang berujung pada kultus Bima. Nah, bangunan Candi Sukuh mengekspresikan filosofi kultus Bima tersebut, dengan simbol-simbol alat kelamin ditampilkan secara vulgar. Sejumlah relief di Candi Sukuh menyajikan fragmen Bima Suci yang dikisahkan memiliki kehendak kuat menggapai pencerahan dan kesempurnaan rohani. Fakta ini tersirat pula di penamaan "Sukuh" yang merupakan gabungan kata "su" (baik) dan "kukuh" (kuat). Candi Sukuh ditemukan kembali pada tahun 1815 oleh Residen Surakarta, Johnson yang bertugas selama era pemerintahan Thomas Stamford Raffles. Candi ini ditemukan dalam kondisi rusak. Kompleks Candi Sukuh menempati area seluas kurang lebih 5.500 meter persegi, terdiri dari 3 teras berundak. Di teras ketiga, terdapat monumen utama candi ini yang berbentuk trapesium. Penampakan bangunan utama Candi Sukuh sekilas memang mirip piramida kuno buatan suku Maya. Namun, tidak ada bukti kuat yang menunjukkan keterkaitan candi ini dengan budaya bangsa asli Amerika tengah tersebut. Gerbang yang ada di Candi Sukuh untuk menuju teras utama disebut sebagai gerbang Paduraksa atau gerbang atap. Gerbang masuk dihiasi relief menggambarkan seseorang yang berlari sambil menggigit ekor ular. Di sayap selatan gerbang, relief menampilkan sosok raksasa. Di selasar Candi Sukuh, terdapat sekelompok batu berbagai bentuk. Ada yang berlubang seperti Lingga, hingga menyerupai guci. Di halaman candi tersebut, terdapat banyak arca dan panel batu bergambar. Adapun di bagian depan bangunan utama, ada sebuah tiang batu berisi rekaman cerita Garudeya, sosok Garuda yang menjadi putra Dewi Kadru. Dalam beberapa relief Candi Sukuh, terdapat pula ornamen Lingga dan Yoni yang menjadi lambang alat kelamin laki-laki dan perempuan serta simbol awal mula kelahiran manusia. Banyak relief menarik dan arca unik di Candi Sukuh. Beberapa arca di candi ini bahkan menampilkan alat kelamin secara vulgar. Meskipun demikian, arca dan relief di Candi Sukuh menyimpan makna filosofis terkait keyakinan para resi yang membangunnya. "Simbolisme Relief Candi Sukuh" dijelaskan ada 6 fragmen cerita di candi tersebut. Masih mengutip laporan riset yang sama, enam fragmen itu menyajikan kisah Garudeya, Sudhamala, Bima Bungkus, Samuderamantana, Nawaruci, dan adegan pandai besi. Penjelasan singkat tentang 6 fragmen di relief Candi Sukuh itu adalah sebagai berikut: 1. Relief Garudeya Berada di depan bangunan utama Candi Sukuh, relief Garudeya memuat prasasti bahasa kawi yang disertai sengkalan berbunyi "padamel rikang buku tirta sunya," dengan maksud 1361 Saka (1439 M). Fragmen relief Garudeya bersumber dari bagian pertama Kitab Mahabharata (Adiparwa). Fragmen ini menceritakan kisah Sang Winata dan Dewi Kadru (istri Bagawan Kasyapa), serta perjalanan Garuda mencari tirta amerta. Relief ini mencakup pula arca Garuda dengan kepak sayap seolah terbang, sementara kedua kakinya mencengkeram seekor gajah dan kura-kura. 2. Relief Sudhamala Relief Sudhamala bertempat di bagian selatan halaman teras ketiga Candi Sukuh. Cerita dalam relief ini dibuat berdasarkan Kidung Sudhamala. Relief tersebut menceritakan kisah ksatria Pandawa, yakni Sadhewa melenyapkan kutukan dalam diri Dewi Uma, istri dari Bathara Guru. Alkisah, Dewi Uma dikutuk jadi raksasa bernama Bathari Durga dan terbuang ke hutan Setra Gandamayit. Kutukan itu berasal dari suaminya sendiri, Bathara Guru yang murka karena sang istri menolak melayaninya. Bathara Guru mengutuk Dewi Uma menjadi Bathari Durga yang berkuasa di hutan Gandamayit selama 12 tahun. Sosok yang bisa melenyapkan kutukan ini adalah anak bungsu Pandudewata, Sadhewa. Namun, bukan perkara mudah untuk meminta Sadewa mengubah kembali Dewi Uma menjadi bidadari cantik jelita. 3. Relief Bima Bungkus Relief Bima Bungkus di Candi Sukuh mengisahkan fase kelahiran Bima. Salah satu ksatria Pandawa itu lahir dari rahim Dewi Kunti dalam kondisi terbungkus kulit ari luar biasa kuat, liat, dan tak bisa disobek. Kondisi Bima itu membuat resah sang ayah, Pandu dan segenap keluarganya. Apalagi, semua alat dan senjata tidak dapat digunakan untuk menyobek kulit ari pembungkus bayi bima. Mendengar kabar itu, Bathara Guru lantas mengutus Dewi Uma, Bethara Narada, Bethara Bayu, dan Gajahsena untuk membantu menyobek kulit ari Bima. 4. Relief Nawaruci (Bima Suci) Relief Nawaruci di Candi Sukuh memuat cerita yang bersumber dari Kitab Sang Hyang Tattwajnana (Kitab Nawaruci). Karya Empu Siwamurti itu ditulis antara tahun 1500 hingga 1619 M. Fragmen di relief Nawaruci di Candi Sukuh mengisahkan upaya Bima pada saat menjalankan saran Durna untuk mencari tirta pawitra sari (air suci). Bima mencari air suci tersebut agar bisa menyatu kembali kepada asalnya (Moksa). Kisah di relief ini secara garis besar mengggambarkan perjalanan spiritual Bima untuk mencapai kesucian dan menyatu dengan sang pencipta. 5. Relief Samuderamantana Relief Samuderamantana di Candi Sukuh mencakup arca kura-kura yang memuat cerita terkait pengadukan samudra susu untuk mencari air abadi atau tirta amerta. 6. Relief Pandai Besi Relief ini menunjukkan adegan pandai besi tetapi belum bisa dipahami arti maupun kategori ceritanya. Candi Sukuh dibangun dengan tujuan menangkal atau melepas pengaruh kekuatan buruk. Dugaan ini didasari oleh keberadaan relief yang mengisahkan cerita Sudamala dan Garudeya. Selain itu, Candi Sukuh juga dipercaya menjadi medium untuk penangkal roh jahat yang memiliki pengaruh buruk bagi kehidupan seseorang. Candi Sukuh juga dipercaya berhubungan erat dengan penghormatan pada arwah leluhur yang diperkuat dengan susunan bangunan candi tersebut. Sebabnya, Candi Sukuh tersusun dari beberapa teras menyerupai punden berundak pada zaman prasejarah yang berfungsi sebagai tempat pemujaan arwah maupun leluhur. Selamat Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 79 th. MERDEKA!!!! 🇮🇩💪
Yang belom nonton expedisi Wonderland Indonesia (keajaiban tanah Timor tengah Selatan). Disitu Alffi rev mengatakan bahwa ini akan menjadi bagian dari film panjang Wonderland Indonesia
Aku merinding lihat ini berkali kali kak....
Salam dari Tanah Majapahit
Mojokerto...
❤❤💪✨🇮🇩
Salam kak. Aku jadi tertarik utk mempelajari lebih dalam ttg kerajaan Majapahit. Bangga terharu merinding, ternyata kita punya leluhur yang luar biasa hebat. ❤
Mantap.
Sangat mengapresiasi tim Alffy Rev, setiap tahun selalu berusaha untuk berkarya dan dia harus melakukan riset terlebih dahulu mencari tau story dan sejarahnya , itu keren sekali , bagaimana mungkin dalam waktu yang singkat itu di tengah kesibukannya yang lain bisa menghasilkan sebuah karya yang membuat orang merinding❤️🔥.
Ini sepertinya harus di tonton beberapa kali sampai merasakan cerita yang Alffy pengen suguhkan ke kita,...apa sih sejarah yg harus masyarakat Indonesia tau
MV Alffy sekelas film2 Disney. Mampu menampilkan kekayaan bangsa dg begitu luar biasa indah.
Gila sekelas sutradara2 hollywood’sapa bilang iq kita rendah’blm tahu aja
Heh😭iya baru sadar di sini setelah nonton puluhhan kali ternyata ada bapa mbateos anin
Mantap Bapa Mateos Anin
Di dalam video Alffy Rev tersebut menceritakan tentang asal usul nama "Garuda" yang mana asal usul tersebut berada di salah satu candi yang lokasinya di daerah Jawa Tengah tepatnya di daerah Ngargoyoso, Tawangmangu (Karanganyar, Jawa Tengah) yaitu Candi Sukuh.
Di gerbang utama Candi Sukuh, terdapat sengkalan (perlambangan angka tahun di teks Jawa kuno) "Gapuro Bhuto Aban Wong" atau "Gapuro Yakso Mongso Jalmo" yang artinya adalah tahun 1359 Saka (1437 M).
Sengkalan berbeda ditemukan di pintu selatan Candi Sukuh, yakni "Gapuro Bhuto Anahut Buntut," yang ditafsirkan sebagai tahun 1359 Saka (1432 M).
Dua angka tahun di atas merujuk kepada era kekuasaan Ratu Suhita, perempuan yang memimpin Kerajaan Majapahit selama periode 1429-1447 M. Namun, bukan sang ratu yang menginisiasi pendirian Candi Sukuh, melainkan kubu oposisi.
Di sisi yang lain, arsitektur Candi Sukuh memperlihatkan pengaruh tradisi Jawa dari masa pra-Hindu/Buddha (budaya Megalitik), sementara simbol-simbolnya mencerminkan ajaran Siwaisme yang berbeda dari masa sebelumnya.
Awal abad 14 ditengarai menjadi masa kebangkitan praktik Tantrik Siwaisme di Jawa yang berujung pada kultus Bima. Nah, bangunan Candi Sukuh mengekspresikan filosofi kultus Bima tersebut, dengan simbol-simbol alat kelamin ditampilkan secara vulgar.
Sejumlah relief di Candi Sukuh menyajikan fragmen Bima Suci yang dikisahkan memiliki kehendak kuat menggapai pencerahan dan kesempurnaan rohani. Fakta ini tersirat pula di penamaan "Sukuh" yang merupakan gabungan kata "su" (baik) dan "kukuh" (kuat).
Candi Sukuh ditemukan kembali pada tahun 1815 oleh Residen Surakarta, Johnson yang bertugas selama era pemerintahan Thomas Stamford Raffles. Candi ini ditemukan dalam kondisi rusak.
Kompleks Candi Sukuh menempati area seluas kurang lebih 5.500 meter persegi, terdiri dari 3 teras berundak. Di teras ketiga, terdapat monumen utama candi ini yang berbentuk trapesium.
Penampakan bangunan utama Candi Sukuh sekilas memang mirip piramida kuno buatan suku Maya. Namun, tidak ada bukti kuat yang menunjukkan keterkaitan candi ini dengan budaya bangsa asli Amerika tengah tersebut.
Gerbang yang ada di Candi Sukuh untuk menuju teras utama disebut sebagai gerbang Paduraksa atau gerbang atap. Gerbang masuk dihiasi relief menggambarkan seseorang yang berlari sambil menggigit ekor ular. Di sayap selatan gerbang, relief menampilkan sosok raksasa.
Di selasar Candi Sukuh, terdapat sekelompok batu berbagai bentuk. Ada yang berlubang seperti Lingga, hingga menyerupai guci. Di halaman candi tersebut, terdapat banyak arca dan panel batu bergambar. Adapun di bagian depan bangunan utama, ada sebuah tiang batu berisi rekaman cerita Garudeya, sosok Garuda yang menjadi putra Dewi Kadru.
Dalam beberapa relief Candi Sukuh, terdapat pula ornamen Lingga dan Yoni yang menjadi lambang alat kelamin laki-laki dan perempuan serta simbol awal mula kelahiran manusia.
Banyak relief menarik dan arca unik di Candi Sukuh. Beberapa arca di candi ini bahkan menampilkan alat kelamin secara vulgar. Meskipun demikian, arca dan relief di Candi Sukuh menyimpan makna filosofis terkait keyakinan para resi yang membangunnya.
"Simbolisme Relief Candi Sukuh"
dijelaskan ada 6 fragmen cerita di candi tersebut.
Masih mengutip laporan riset yang sama, enam fragmen itu menyajikan kisah Garudeya, Sudhamala, Bima Bungkus, Samuderamantana, Nawaruci, dan adegan pandai besi.
Penjelasan singkat tentang 6 fragmen di relief Candi Sukuh itu adalah sebagai berikut:
1. Relief Garudeya
Berada di depan bangunan utama Candi Sukuh, relief Garudeya memuat prasasti bahasa kawi yang disertai sengkalan berbunyi "padamel rikang buku tirta sunya," dengan maksud 1361 Saka (1439 M).
Fragmen relief Garudeya bersumber dari bagian pertama Kitab Mahabharata (Adiparwa). Fragmen ini menceritakan kisah Sang Winata dan Dewi Kadru (istri Bagawan Kasyapa), serta perjalanan Garuda mencari tirta amerta.
Relief ini mencakup pula arca Garuda dengan kepak sayap seolah terbang, sementara kedua kakinya mencengkeram seekor gajah dan kura-kura.
2. Relief Sudhamala
Relief Sudhamala bertempat di bagian selatan halaman teras ketiga Candi Sukuh. Cerita dalam relief ini dibuat berdasarkan Kidung Sudhamala. Relief tersebut menceritakan kisah ksatria Pandawa, yakni Sadhewa melenyapkan kutukan dalam diri Dewi Uma, istri dari Bathara Guru.
Alkisah, Dewi Uma dikutuk jadi raksasa bernama Bathari Durga dan terbuang ke hutan Setra Gandamayit. Kutukan itu berasal dari suaminya sendiri, Bathara Guru yang murka karena sang istri menolak melayaninya. Bathara Guru mengutuk Dewi Uma menjadi Bathari Durga yang berkuasa di hutan Gandamayit selama 12 tahun. Sosok yang bisa melenyapkan kutukan ini adalah anak bungsu Pandudewata, Sadhewa. Namun, bukan perkara mudah untuk meminta Sadewa mengubah kembali Dewi Uma menjadi bidadari cantik jelita.
3. Relief Bima Bungkus
Relief Bima Bungkus di Candi Sukuh mengisahkan fase kelahiran Bima. Salah satu ksatria Pandawa itu lahir dari rahim Dewi Kunti dalam kondisi terbungkus kulit ari luar biasa kuat, liat, dan tak bisa disobek.
Kondisi Bima itu membuat resah sang ayah, Pandu dan segenap keluarganya. Apalagi, semua alat dan senjata tidak dapat digunakan untuk menyobek kulit ari pembungkus bayi bima. Mendengar kabar itu, Bathara Guru lantas mengutus Dewi Uma, Bethara Narada, Bethara Bayu, dan Gajahsena untuk membantu menyobek kulit ari Bima.
4. Relief Nawaruci (Bima Suci)
Relief Nawaruci di Candi Sukuh memuat cerita yang bersumber dari Kitab Sang Hyang Tattwajnana (Kitab Nawaruci). Karya Empu Siwamurti itu ditulis antara tahun 1500 hingga 1619 M.
Fragmen di relief Nawaruci di Candi Sukuh mengisahkan upaya Bima pada saat menjalankan saran Durna untuk mencari tirta pawitra sari (air suci). Bima mencari air suci tersebut agar bisa menyatu kembali kepada asalnya (Moksa). Kisah di relief ini secara garis besar mengggambarkan perjalanan spiritual Bima untuk mencapai kesucian dan menyatu dengan sang pencipta.
5. Relief Samuderamantana
Relief Samuderamantana di Candi Sukuh mencakup arca kura-kura yang memuat cerita terkait pengadukan samudra susu untuk mencari air abadi atau tirta amerta.
6. Relief Pandai Besi
Relief ini menunjukkan adegan pandai besi tetapi belum bisa dipahami arti maupun kategori ceritanya.
Candi Sukuh dibangun dengan tujuan menangkal atau melepas pengaruh kekuatan buruk. Dugaan ini didasari oleh keberadaan relief yang mengisahkan cerita Sudamala dan Garudeya.
Selain itu, Candi Sukuh juga dipercaya menjadi medium untuk penangkal roh jahat yang memiliki pengaruh buruk bagi kehidupan seseorang.
Candi Sukuh juga dipercaya berhubungan erat dengan penghormatan pada arwah leluhur yang diperkuat dengan susunan bangunan candi tersebut.
Sebabnya, Candi Sukuh tersusun dari beberapa teras menyerupai punden berundak pada zaman prasejarah yang berfungsi sebagai tempat pemujaan arwah maupun leluhur.
Selamat Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 79 th.
MERDEKA!!!! 🇮🇩💪
Makasih Kak 🙏
Yang belom nonton expedisi Wonderland Indonesia (keajaiban tanah Timor tengah Selatan).
Disitu Alffi rev mengatakan bahwa ini akan menjadi bagian dari film panjang Wonderland Indonesia
Aku Juga kaget ada Bapak Mateos Anin.
kalo yang Ngikutin Ekspedisi Wonderland Indonesia pasti tau siapa Bapak Mateos Anin
🎉 aku ikut senang, meski hanya muncul 5 detik ❤