Berbangga dengan ilmu yang ia pelajari dan berbangga dengan ilmu yang ia peroleh sehingga mendapatkan titel yg menyilaukan mata bagi para fanstiknya . Namun ilmu yang ia pelajari dan ia peroleh tidak bisa membawa kpd pemahaman yang benar , sehingga ilmu tersebut tidak berguna bagi diri dan orang lain , justru ilmu yang ia dapat di jadikan sarana untuk menyebarkan syubhat di tengah2 umat , dan mengajak umat ke pintu2 JAHANAM .
@@dakwah2810Wahyu Allah dan Sunnah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam di tolak mentah2 , malah membela perkataan manusia , NA'UDZUBILLAHI MINDZALIK , UAH UAH SANG PENYEBAR SYIBHAT YG SANGAT DAHSYAT
@@SugaAnami Terserah kamu...cuma hati2 Hadish maudhu tuh hadish palsu... > "Barang siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia bersiap-siap menempati tempat duduknya di neraka." (Hadis Riwayat Bukhari, Muslim, dan lainnya) menunjukkan ancaman berat bagi orang yang menyampaikan informasi palsu atau dusta atas nama Nabi SAW. Hal ini mencakup membuat hadis palsu atau menyebarkan sesuatu yang diklaim berasal dari Nabi, padahal tidak demikian. INTINYA TERSERAH KAMU🙏
@@BabahliongToplah kalau terserah aku ngapain kau komen.. Kau sok tau mana hadist palsu mana asli.. Semua kan ada ilmu nya mempelajarin hadist.. Kalau pun hadist itu doif.. Tapi tidak lenceng dari hukum syariat nya kenapa enggak di pakai.. Contoh doa makan. Cukup dengan bismillah.itu mau makan..nah kalau ada hidangan nya di tambah Allahumma bariklana. Apa masuk neraka dan langsung palsu gt.. Seenak jidat mu kalau bicara.. Pahami dulu konteks dari hadist yang kau katakan itu.
Hadis maudhu’ (hadis palsu) adalah hadis yang sengaja dibuat atau direkayasa dan dinisbatkan kepada Nabi Muhammad ﷺ tanpa dasar yang valid. Berikut adalah contoh hadis maudhu’ yang berhubungan dengan aqidah: 1. Hadis tentang awal penciptaan Nur Muhammad > "Awal yang Allah ciptakan adalah nur Nabi Muhammad, dari nur itu diciptakan segala sesuatu." Hadis ini sering digunakan untuk mendukung konsep tertentu dalam tasawuf, namun para ulama hadis, seperti Ibn al-Jawzi dan al-Dhahabi, menyatakan bahwa sanadnya lemah dan dianggap sebagai hadis palsu. 2. Hadis tentang melihat Allah secara langsung di dunia > "Siapa yang melihatku dalam mimpi, maka ia telah melihat Allah." Hadis ini tidak memiliki sanad yang sahih dan dikategorikan sebagai maudhu’. Konsep ini juga bertentangan dengan ajaran aqidah Islam yang menyatakan bahwa Allah tidak bisa dilihat di dunia. 3. Hadis tentang iman tanpa amal > "Barang siapa berkata 'La ilaha illallah', ia masuk surga meskipun tidak pernah mengerjakan amal kebaikan." Hadis ini bertentangan dengan prinsip Islam bahwa iman harus disertai amal salih. Para ulama menilai ini sebagai hadis palsu yang digunakan oleh golongan tertentu untuk menggampangkan syariat. Cara Menghindari Hadis Maudhu’: Periksa sanad dan matan melalui kitab-kitab hadis yang muktabar, seperti Sahih al-Bukhari, Sahih Muslim, atau karya ulama hadis lainnya. Rujuk pendapat ulama ahli hadis, seperti Ibn Hajar al-Asqalani, al-Dhahabi, dan al-Albani, yang sering mengkritisi hadis palsu. Konsultasikan kepada ulama terpercaya untuk memahami apakah sebuah hadis sahih, hasan, dhaif, atau maudhu’. Jika ada hadis yang diragukan keasliannya, lebih baik berhati-hati dan meninggalkannya, terutama yang berkaitan dengan aqidah.
Hadis maudhu’ (hadis palsu) adalah hadis yang sengaja dibuat atau direkayasa dan dinisbatkan kepada Nabi Muhammad ﷺ tanpa dasar yang valid. Berikut adalah contoh hadis maudhu’ yang berhubungan dengan aqidah: 1. Hadis tentang awal penciptaan Nur Muhammad > "Awal yang Allah ciptakan adalah nur Nabi Muhammad, dari nur itu diciptakan segala sesuatu." Hadis ini sering digunakan untuk mendukung konsep tertentu dalam tasawuf, namun para ulama hadis, seperti Ibn al-Jawzi dan al-Dhahabi, menyatakan bahwa sanadnya lemah dan dianggap sebagai hadis palsu. 2. Hadis tentang melihat Allah secara langsung di dunia > "Siapa yang melihatku dalam mimpi, maka ia telah melihat Allah." Hadis ini tidak memiliki sanad yang sahih dan dikategorikan sebagai maudhu’. Konsep ini juga bertentangan dengan ajaran aqidah Islam yang menyatakan bahwa Allah tidak bisa dilihat di dunia. 3. Hadis tentang iman tanpa amal > "Barang siapa berkata 'La ilaha illallah', ia masuk surga meskipun tidak pernah mengerjakan amal kebaikan." Hadis ini bertentangan dengan prinsip Islam bahwa iman harus disertai amal salih. Para ulama menilai ini sebagai hadis palsu yang digunakan oleh golongan tertentu untuk menggampangkan syariat. Cara Menghindari Hadis Maudhu’: Periksa sanad dan matan melalui kitab-kitab hadis yang muktabar, seperti Sahih al-Bukhari, Sahih Muslim, atau karya ulama hadis lainnya. Rujuk pendapat ulama ahli hadis, seperti Ibn Hajar al-Asqalani, al-Dhahabi, dan al-Albani, yang sering mengkritisi hadis palsu. Konsultasikan kepada ulama terpercaya untuk memahami apakah sebuah hadis sahih, hasan, dhaif, atau maudhu’. Jika ada hadis yang diragukan keasliannya, lebih baik berhati-hati dan meninggalkannya, terutama yang berkaitan dengan aqidah.
Berbangga dengan ilmu yang ia pelajari dan berbangga dengan ilmu yang ia peroleh sehingga mendapatkan titel yg menyilaukan mata bagi para fanstiknya . Namun ilmu yang ia pelajari dan ia peroleh tidak bisa membawa kpd pemahaman yang benar , sehingga ilmu tersebut tidak berguna bagi diri dan orang lain , justru ilmu yang ia dapat di jadikan sarana untuk menyebarkan syubhat di tengah2 umat , dan mengajak umat ke pintu2 JAHANAM .
Barakallohufik
Imam ghazali tidak membuat hadits palsu Lebih tepatnya menyebarkannya
Barakallohufik
@@dakwah2810Wahyu Allah dan Sunnah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam di tolak mentah2 , malah membela perkataan manusia , NA'UDZUBILLAHI MINDZALIK , UAH UAH SANG PENYEBAR SYIBHAT YG SANGAT DAHSYAT
UAH❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Barakallohufik
YG JADI MASALAH ADALAH, KETIKA PARA PEMBICARA/PENDAKWAH TSB TIDAK MAU MENCANTUMKAN ATAU MELABELKAN HADISH YG DIBAWAKANNYA DHOIF.....
UNTUK ALASAN APAPUN HADISH MAUDHU TIDAK BOLEH DIGUNAKAN....SEINDAH ATAU SEBAGUS APAPUN....BUANG....
Enggak lah aku enggak ku buang.. Apapun yang terjadi.... Selagi itu baik laksanakan.. Kalau menyimpang tinggalkan
@@SugaAnami
Terserah kamu...cuma hati2
Hadish maudhu tuh hadish palsu...
> "Barang siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia bersiap-siap menempati tempat duduknya di neraka."
(Hadis Riwayat Bukhari, Muslim, dan lainnya)
menunjukkan ancaman berat bagi orang yang menyampaikan informasi palsu atau dusta atas nama Nabi SAW. Hal ini mencakup membuat hadis palsu atau menyebarkan sesuatu yang diklaim berasal dari Nabi, padahal tidak demikian.
INTINYA TERSERAH KAMU🙏
@@BabahliongToplah apa rupanya contoh dari hadist yang kau maksud ini.. Apa contoh nya. Berikan contoh nya agar kau tau mana palsu mana yang asli..
@@BabahliongToplah kalau terserah aku ngapain kau komen.. Kau sok tau mana hadist palsu mana asli.. Semua kan ada ilmu nya mempelajarin hadist.. Kalau pun hadist itu doif.. Tapi tidak lenceng dari hukum syariat nya kenapa enggak di pakai.. Contoh doa makan. Cukup dengan bismillah.itu mau makan..nah kalau ada hidangan nya di tambah Allahumma bariklana. Apa masuk neraka dan langsung palsu gt.. Seenak jidat mu kalau bicara.. Pahami dulu konteks dari hadist yang kau katakan itu.
Hadis maudhu’ (hadis palsu) adalah hadis yang sengaja dibuat atau direkayasa dan dinisbatkan kepada Nabi Muhammad ﷺ tanpa dasar yang valid. Berikut adalah contoh hadis maudhu’ yang berhubungan dengan aqidah:
1. Hadis tentang awal penciptaan Nur Muhammad
> "Awal yang Allah ciptakan adalah nur Nabi Muhammad, dari nur itu diciptakan segala sesuatu."
Hadis ini sering digunakan untuk mendukung konsep tertentu dalam tasawuf, namun para ulama hadis, seperti Ibn al-Jawzi dan al-Dhahabi, menyatakan bahwa sanadnya lemah dan dianggap sebagai hadis palsu.
2. Hadis tentang melihat Allah secara langsung di dunia
> "Siapa yang melihatku dalam mimpi, maka ia telah melihat Allah."
Hadis ini tidak memiliki sanad yang sahih dan dikategorikan sebagai maudhu’. Konsep ini juga bertentangan dengan ajaran aqidah Islam yang menyatakan bahwa Allah tidak bisa dilihat di dunia.
3. Hadis tentang iman tanpa amal
> "Barang siapa berkata 'La ilaha illallah', ia masuk surga meskipun tidak pernah mengerjakan amal kebaikan."
Hadis ini bertentangan dengan prinsip Islam bahwa iman harus disertai amal salih. Para ulama menilai ini sebagai hadis palsu yang digunakan oleh golongan tertentu untuk menggampangkan syariat.
Cara Menghindari Hadis Maudhu’:
Periksa sanad dan matan melalui kitab-kitab hadis yang muktabar, seperti Sahih al-Bukhari, Sahih Muslim, atau karya ulama hadis lainnya.
Rujuk pendapat ulama ahli hadis, seperti Ibn Hajar al-Asqalani, al-Dhahabi, dan al-Albani, yang sering mengkritisi hadis palsu.
Konsultasikan kepada ulama terpercaya untuk memahami apakah sebuah hadis sahih, hasan, dhaif, atau maudhu’.
Jika ada hadis yang diragukan keasliannya, lebih baik berhati-hati dan meninggalkannya, terutama yang berkaitan dengan aqidah.
Barakallohufik ilmunya
Assesor haditsnya siapa? Kutubussitah at al albani?
Kalau dhaif ya jangan dipakailah masak sudah tau dhaif dipakai piye maksudnya Kang UAH ini
contoh?
Dhoif msih bs dipake dlm konteks trbatas/fadhail amal,klo yg mutlak trtolak ya hadits palsu/maudhu
Hadis maudhu’ (hadis palsu) adalah hadis yang sengaja dibuat atau direkayasa dan dinisbatkan kepada Nabi Muhammad ﷺ tanpa dasar yang valid. Berikut adalah contoh hadis maudhu’ yang berhubungan dengan aqidah:
1. Hadis tentang awal penciptaan Nur Muhammad
> "Awal yang Allah ciptakan adalah nur Nabi Muhammad, dari nur itu diciptakan segala sesuatu."
Hadis ini sering digunakan untuk mendukung konsep tertentu dalam tasawuf, namun para ulama hadis, seperti Ibn al-Jawzi dan al-Dhahabi, menyatakan bahwa sanadnya lemah dan dianggap sebagai hadis palsu.
2. Hadis tentang melihat Allah secara langsung di dunia
> "Siapa yang melihatku dalam mimpi, maka ia telah melihat Allah."
Hadis ini tidak memiliki sanad yang sahih dan dikategorikan sebagai maudhu’. Konsep ini juga bertentangan dengan ajaran aqidah Islam yang menyatakan bahwa Allah tidak bisa dilihat di dunia.
3. Hadis tentang iman tanpa amal
> "Barang siapa berkata 'La ilaha illallah', ia masuk surga meskipun tidak pernah mengerjakan amal kebaikan."
Hadis ini bertentangan dengan prinsip Islam bahwa iman harus disertai amal salih. Para ulama menilai ini sebagai hadis palsu yang digunakan oleh golongan tertentu untuk menggampangkan syariat.
Cara Menghindari Hadis Maudhu’:
Periksa sanad dan matan melalui kitab-kitab hadis yang muktabar, seperti Sahih al-Bukhari, Sahih Muslim, atau karya ulama hadis lainnya.
Rujuk pendapat ulama ahli hadis, seperti Ibn Hajar al-Asqalani, al-Dhahabi, dan al-Albani, yang sering mengkritisi hadis palsu.
Konsultasikan kepada ulama terpercaya untuk memahami apakah sebuah hadis sahih, hasan, dhaif, atau maudhu’.
Jika ada hadis yang diragukan keasliannya, lebih baik berhati-hati dan meninggalkannya, terutama yang berkaitan dengan aqidah.
Barakallohufik ilmunya