TransGENE, Reagen Transfeksi Berbasis Polimer
HTML-код
- Опубликовано: 24 июн 2023
- Pengembangan Reagen Transfeksi Berbasis Polimer Sebagai Upaya Mendukung Kemandirian Produksi Vaksin dan Protein Rekombinan diteliti oleh Riezki Amalia, dosen Fakultas Farmasi yang berhasil mendapatkan hibah matching Fund tahun 2022
TransGENE Transfeksi DNA adalah reagen non liposomal yang membantu transfeksi DNA ke berbagai macam lini sel dengan efisiensi yang tinggi dan sitotoksis rendah. Pengembangan reagen transfeksi berbasis polimer, tim Unpad bekerja sama dengan industri Prodia Diagnostic Line (Proline). Produk reagen transfeksi yang dikembangkan telah didafkarkan dengan merk Transjin dan telah mendapatkan ijin Research Use Only (RUO).
TransGENE Transfeksi DNA adalah reagen non liposomal yang membantu transfeksi DNA ke berbagai macam lini sel dengan efisiensi yang tinggi dan sitotoksis rendah.
Efisiensi yang tinggi dan Sitotoksis rendah. Reagen transfeksi transien merupakan salah satu komponen penting dalam pengembangan, penelitian, serta produksi
protein rekombinan dan vaksin yang dikembangkan dengan teknik rekombinasi menggunakan sel inang lini, sel mamalia dan viral vektor.
Saat ini reagen transfeksi yang tersedia di Indonesia merupakan produk impor dengan harga yang relatif mahal serta ketersediaan yang minimal sehingga dapat mempengaruhi biaya pengembangan serta produksi protein rekombinan dan vaksin dalam negeri.
Pengembangan dan pemanfaatan reagen transfeksi berbasis polimer ini telah dilakukan pada skala laboratorium di Laboratorium Biologi Sel dan Molekuler, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran dengan biaya produksi jauh lebih rendah dibandingkan reagent transfeksi yang beredar dipasaran saat ini.
Kelebihan TransGENE
1. Sangat sesuai untuk beragam lini sel yang umum digunakan sehari-hari.
2. Efek Sitotoksitas yang rendah
3. Performa yang dapat diandalkan untuk pengaplikasian dengan nilai throughout yang tinggi.
4. Bahan baku sintesis penuh, tanpa menggunakan bahan material hewani.
5. Efisiensi transfeksi yang sangat baik
Inventor: Riezki Amalia, Fakultas Farmasi
