ASAL-USUL AJARAN SUFI DAN TASAWUF YANG SEBENARNYA - Buya Ar-Razi Hasyim

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 28 окт 2024

Комментарии • 29

  • @HaryantoSMP1PaliyanGK
    @HaryantoSMP1PaliyanGK Год назад +4

    *TASAWUF BID'AH?* Coba *sebutkan satu saja* dari sekian para penyebar agama Islam di Nusantara ini yang bukan ahli tasawuf? Bahkan, jangankan di Nusantara, *di belahan benua Asia dan Afrika,* para penyebar agama Islamnya yang bukan ulama atau para walinya bukan ahli tasawuf, *sebutkan satu saja!*
    Ketahuilah proses islamisasi diberbagai negara ini disebarkan melalui saluran tasawuf. Dan *hampir bisa dipastikan daerah-daerah yang tidak disinggahi para sufi ahli tasawuf pada umumnya adalah menjadi daerah nonmuslim.* Islamisasi Nusantara, Malaisya dll itu jasa siapa kalau bukan ulama-ulama tasawuf?
    Lalu model Islam yang anti tasawuf itu apa peranannya terhadap islamisasi di Nusantara ini? Atau jangan-jangan hanya *mendompleng* jasa para ulama yang telah dibid'ah-bid'ahkannya itu? 💯,

  • @sandrisansan7776
    @sandrisansan7776 10 месяцев назад

  • @sarisari2730
    @sarisari2730 Год назад +1

    aku telusuri tfrus

  • @HaryantoSMP1PaliyanGK
    @HaryantoSMP1PaliyanGK Год назад +3

    *GARA-GARA KITAB INDUK TASAWUF*
    Di Islam itu ada ilmu fikih, juga ada ilmu tasawuf. Ilmu fikih ada kitab induknya bernama kitab *al-Umm* dari Imam Syafii, sedangkan ilmu tasawuf kitab induknya yang masyhur namanya kitab *Ihya' Ulumuddin* dari Imam Ghazali.
    Kitab induk tasawuf *Ihya Ulumuddin* terjemahannya bisa dibeli di toko-toko kitab. Di Gramedia juga ada. Bahkan beli online juga bisa. Imam Ghazali sendiri dalam fikih bermadzab Syafii.
    *Imam Hasan al-Bashri pemimpin tasawuf di masa Tabi'in*
    Di kitab induk tasawuf tersebut (Ihya' Ulumuddin) ajarannya merujuk kepada Imam Hasan al-Basri. Beliau adalah imamnya tasawuf dimasa tabi'in. Imam Hasan Basri juga dianggap imamnya tabi'in dimasanya karena, menurut Ibnu Hibban berguru kepada 120 sahabat nabi terutama sahabat Ali bin Abu Thalib, Utsman bin Affan, Abdullah bin Abbas, Abu Musa Al-Asy'ari, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah and Abdullah bin Umar.
    Imam Hasan Basri yang dirujuk dalam berbagai kitab tasawuf, pada masa kecilnya juga belajar agama kepada Ummu Salamah istri Nabi. Bahkan pada masa bayinya, karena ibunya bekerja untuk Ummu Salamah, jika ibunya itu sedang sibuk bekerja dan Hasan Basri menangis, maka Ummu Salamah-lah yang menyusuinya. Dalam _Siyar A'lam an-Nubala'_ Adz-Dzahabi dikatakan, istri Nabi tersebut sering memohon berulang-ulang berdoa kepada Allah, agar anak yang disusuinya itu kelak menjadi contoh yang baik bagi banyak manusia.
    Ketika Nabi Muhammad SAW berkunjung ke Ummu Salamah beliau bertemu Hasan Bashri kecil dan mendoakannya agar dilimpahi berkah. Bahkan dikesempatan lain, Hasan Basri kecil meminum air dari wadah milik Nabi. Mengetahui air minumnya telah habis, Nabi akhirnya mengetahui bahwa Hasan lah yang telah meminumnya. Nabi kemudian berkata bahwa anak kecil itu akan mendapatkan pengetahuan Nabi sebanding dengan air yang telah diminumnya.
    Demikianlah kisah dari tarikh sejarah dari imam tasawuf dan imamnya tabi'in dimasanya, Imam Hasan Bashri.
    *Imam Syafii dan Tasawuf*
    Tentang Imam Syafii yang berhubungan dengan tasawuf, sering dikutip tidak lengkap oleh golongan .... yang sukanya "memanipulasi" dan "memelintir" kitabnya ulama salaf terdahulu. Sukanya mengatasnamakan Imam Syafii dari kitabnya Imam Baihaqi. Tetapi setelah dicek ternyata cuma sepotong-potong sesuai selera, dipelintir, dikutip tidak lengkap *tidak sampai pesan yang dimaksud Imam Syafii.* Lebih jelasnya, silahkan juga membeli kitabnya Imam Baihaqi yang sering dikutipnya itu judulnya *Manakib Imam Syafii.* Sedangkan di kitab *Diwan Imam Syafii* disebutkan Imam Syafii menciptakan sebuah syair yang juga sama dengan perkataan Imam Malik, _"Berusahalah engkau menjadi seorang yg mempelajari ilmu fiqih dan menjalani tasawwuf, janganlah kau hanya mengambil salah satunya. Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu. Orang yag hanya mempelajari ilmu fiqih namun tidak mau menjalani tasawwuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelazatan taqwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawwuf namun tidak mau mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik._
    [Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 47]
    *Penyebaran Agama Islam melalui Saluran Tadawuf*
    Dokumen-dokumen sejarah penyebaran agama Islam di Nusantara, termasuk Malaisya, Singapura, Thailand atau di negeri-negeri Benua Asia lain, bahkan juga Benua Afrika siapa yang menyebarkan agama Islamnya kalau bukan tokoh tasawuf? *Sebutkan satu saja,* coba diantara para penyebar agama Islam di negeri-negeri diatas para wali atau ulamanya yang bukan tokoh tasawuf? Dengan kata lain, penyebaran agama Islam diberbagai belahan Benua Asia dan Afrika disebarkan oleh para sufi melalui saluran tasawuf. m

    • @HaryantoSMP1PaliyanGK
      @HaryantoSMP1PaliyanGK Год назад

      @ast.m4424
      Yang tidak benar bagian yang mana ya?

    • @bukantanahgersang8339
      @bukantanahgersang8339 7 месяцев назад

      ​@@HaryantoSMP1PaliyanGK setuju. Klo yg masuk ke Jawa ulamanya seperti habib Rizieq apa habib Bahar, jelas perang pd saat itu

    • @Andi-d1m
      @Andi-d1m 4 месяца назад

      @@HaryantoSMP1PaliyanGK yg tdk benar itu anda asal ngomong tdk sesuai dg fakta sejarah,imam Syafi'i anda katakan tasawuf, padahal beliau sendiri benci kpd org yg mengatakan dirinya tasawuf, Krn mrk orang yg terlalu mengada2 dlm agama ini,cb perhatikan kitab asli imam Syafi'i dan ktb tasawuf sgt jauh beda,yg 1 penuh dg ajaran Sunnah,yg 1nya khurafat,sgt jauh beda.

    • @HaryantoSMP1PaliyanGK
      @HaryantoSMP1PaliyanGK 4 месяца назад +1

      @@Andi-d1m
      Maka silahkan bisa dibeli secara online buku biografi tentang Imam Syafi yang berjudul *"MANAQIB IMAM SYAFII."* Kalau ada yang mengatakan Imam Syafii anti tasawuf tu ngutipnya nggak lengkap, masih ada kelanjutannya belum sampai akhir bahasan justru di kitab Imam Baihaqi yg dikutip itu akhirnya memuji-muji tasawuf. Coba dibaca di Manakib Imam Syafii kan masih ada kelanjutannya?
      Saya orang jurusan sejarah kawan, jadi ya tahu tentang penyebaran agama Islam melalui itu saluran tasawuf. Browsing di internet ternyata juga bisa dari sejarah Islam di Nusantara.
      Jangankan mata kuliah sejarah Islam di perguruan tinggi, bahkan pelajaran sejarah di SMP dan SMA juga disebutkan islamisasi nusantara itu melalui saluran tasawuf dan perdagangan.
      Intinya, penyebaran Islam dari berbagai belahan benua, seperti ditulis banyak ahli sejarah baik sejarawan Barat maupun Timur, dilakukan *"melalui saluran TASAWUF”.* Pada umumnya mereka disebut WALI (wali Allah, auliya`). Di Jawa misalnya karena berjumlah sembilan disebut “wali sanga” (sanga = sembilan). Hal demikian tidak saja hanya terjadi di negara-negara Asia, bahkan proses islamisasi di Afrika lebih khusus lagi melalui jalur tarekat dalam tasawuf, para penyebarnya juga dikenal sebagai wali.
      Yang menarik para wali itu juga pakar fikh dalam syareat agama, tetapi secara de facto lebih dikenal sebagai ahli tasawuf dalam menyebarkan agama. Dengan kata lain, proses islamisasi, diterimanya penyebaran agama Islam itu bukan karena kapasitasnya sebagai fuqoha (ahli fikh) tetapi lebih disebabkan karena sebagai ahli tasawuf (sufi). Ini fakta sejarah yang sudah berlangsung selama berabad-abad. Dikatakan, kalau tidak karena jasa mereka di beberapa kawasan benua Asia dan Afrika yang sekarang menjadi muslim tentu sudah menjadi daerah beragama Masehi karena tujuan kolonialisme kecuali penguasaan wilayah (glory), dan penguasaan kekayaan sumber daya alam (gold), tetapi juga misi menyebarkan agama (gospel). Faktanya bisa dilihat dari agama yang sekarang dianut daerah-daerah bekas jajahan yang tidak disinggahi para wali pada umumnya adalah daerah nonmuslim.
      Persoalannya, ini yang menarik untuk dikaji, pada abad-abad belakangan tasawuf mulai diperselisihkan masuk dalam kategori sunah atau bid`ah (heresies). Yang unik dalam peradaban Islam justru sebelumnya istilah tasawuf itu sendiri muncul pada masa-masa salaf (tabi`in) bersamaan dengan awal berkembangnya istilah fikh. Bahkan dikatakan fikh dianggap ilmu aturan dzohir (jasmaninya agama) yang mengatur hukum formal, sedang tasawuf adalah ruhnya yang terkait hukum-hukum nonlahir seperti ikhlas, riya`, sabar, tawakal, dan lain-lain termasuk dzauk (penghayatan rasa keagamaan) dalam pendekatan diri kepada Allah SWT.
      Ucapan yang sangat terkenal dari Imam Malik (Anas ibn Malik, imam fikh Madzab Maliki), “Orang yang bertasawuf tanpa fikh rusak imannya (zindiq), sedangkan orang yang berfikh tanpa tasawuf rusak dirinya (fasik). Hanya orang yang menghimpun keduanya yang akan menemukan kebenaran.”
      Demikian juga Imam Syafii (Muhammad ibn Idris, imam fikh Madzab Syafii) dalam diwannya memberi nasehat, “ Jadilah orang fikh yang bertasawuf jangan jadi salah satunya. Jika kamu menjadi ahli fikh saja, maka hatimu akan keras (hanya pandai ceramah saja). Dan jika kamu menjadi yang kedua saja, maka sungguh bodoh (dungu). Demi Alloh, aku benar- benar ingin menasehatimu.” Teks diatas mirip perkataan Imam Malik, perbedaanya pada penekanan atau tambahan Imam Syafii di akhir kalimat, “Demi Alloh, aku benar-benar ingin menasehatimu.”
      Di negeri Mesir orang yang paling dihormati Imam Syafii justru seorang ahli tasawuf (sufi) wanita dari kalangan asyrof (keturunan Rosululloh SAW) bernama Sayyidah Nafisah, bahkan dianggapnya sebagai guru dan banyak mendengarkan hadits darinya. Wanita ini kecuali banyak dikunjungi ulama-ulama pada zamannya juga dikenal memiliki banyak karomah dan mustajab doanya. Disaat-saat terakhir dari penyakit yang dideritannya, Imam Syafii mengutus muridnya menghadap Sayyidah Nafisah untuk didoakan kesembuhan penyakitnya. Sayyidah Nafisah hanya mengatakan, “Matta`ahu Alloh bi al Nazhr lla Wajhih al-Karim.” (Semoga Allah memberinya kegembiraan ketika berjumpa dengan-Nya). Ketika disampaikan, Imam Syafii paham maksudnya, kemudian berwasiat kepada Al-Buwaithi jika kelak dirinya wafat agar Sayyidah Nafisah berkenan mensholati diatas jenasahnya. Beberapa saat kemudian ketika Imam Syafii wafat diiringi ribuan takziah dari kota Fushthat tempat Imam Syafii tinggal menuju rumah Sayyidah Nafisah di Darbi as-Siba untuk disholatkan sesuai wasiat yang disampaikan kepada Al-Buwaithi. Demikianlah betapa tingginya penghormatan imam fikh ini kepada seorang sufi (ahli tasawuf) wanita cicit Rosulullah itu.
      Abu Hanifah (Imam Hanafi, pendiri fikh Madzab Hanafi) berkisah tentang dirinya, “Kalau bukan karena dua tahun (belajar tasawuf kepada Imam Ja`far Shadiq) maka celakalah aku!” Imam Ja`far Shadiq sendiri orang yang paling disegani dari kalangan ulama, auliya`, bahkan sultan di zamannya (Khalifah al-Manshur) dan masih terhitung generasi kelima keturunan Rosul SAW. Beliau adalah maha guru tasawuf, semua cabang tarekat sufi sanad silsilahnya akan bersambung ke beliau sampai Rosulullah SAW melalui jalur sahabat Abubakar dan Ali ibn Abi Thalib. Bahkan juga maha guru ilmu fikh karena sanad keilmuan semua madzab fikh dimasa sesudahnya bersambung sampai Imam Ja`far Shadiq. Kata Imam Hanafi, “Aku tidak pernah melihat seorang ahli fiqih yang paling alim selain Ja'far bin Muhammad (Ja`far Shadiq).” Anas ibn Malik (Imam Malik) juga belajar langsung kepada Imam Ja`far.
      Ahmad ibn Hanbal (Imam Hanbali, pendiri fikh Madzab Hanbali) pernah mengejar-ngejar ahli tasawuf (sufi) yang terkenal dengan julukan “Si Kaki Telanjang” bernama Bisyr ibn Harits hanya untuk minta doanya. Kata Imam Hanbali, “Bisyr ibn Harits adalah wali keempat dari golongan abdal.” Di lain waktu Imam Hanbali juga mendapat laporan tentang aktivitas sekelompok tasawuf, “Sesungguhnya mereka (para shufi) itu mendengarkan musik, berdiri dan menari-nari sampai larut dalam dzikirnya.” Jawab Imam Hanbali, “ Apakah kamu hendak mencegah mereka untuk bersenang-senang selama sejam bersama Allah?”
      Akan halnya ibn Taimiyah yang ditunjukkan pada umumnya sisi-sisi negatifnya sementara pujian-pujiannya terhadap tasawuf disembunyikan. Bahkan kata Nurcholis Madjid yang mengambil penelitian dari gelar doctornya (disertasi) tentang ibn Taimiyah, beliau sebagai seorang ulama yang mengambil Tarekat Qodiriyyah. Ibn Taimiyah sendiri dalam bukunya Majmu` al-Fatawa juga mengatakan, “Aku telah mengenakan jubah sufi (tasawuf) dari berbagai syaikh, diantaranya yang teragung adalah Syaikh Abdul Qodir al-Jailani (pendiri tarekat Qodiriyah).”
      Mungkin orang juga banyak yang tidak tahu kalau Imam Ibn Katsir pengarang tafsir Ibn Katsir ternyata juga mengambil tarekat tasawuf. Kata Imam Sholahudin ash-Shufadi, “Imam Ibn Katsir memakai baju tasawuf dan mengambil Thoriqoh Sadziliyah.” Kecuali sebagai murid Imam ibn Katsir, Imam Sholahudin ash-Shufadi juga belajar kepada Imam Ibn Taimiyah.
      Muhammad Al-Fatih, sultan Turki Usmani pemimpin yang diramalkan Rosulullah SAW sebagai penakhluk Konstantinopel (1453) bahkan semenjak kecil dibesarkan ulama tasawuf dalam disiplin Tarekat Naqsyabandiyyah dibawah asuhan Syaikh Syamsuddin yang dikenal waliyullah dari Syam dan masih keturunan sahabat Abubakar Ash-Shidiq. Dalam sejarah, jaya- jayanya tasawuf terutama “tarekat” dengan disiplin syareat yang ketat disertai kebiasaan shalat sunat yang merata dari raja, bangsawan, tentara sampai lapisan bawah akar rumput menasional pada masa pemerintahannya. Kata Nabi Saw. "Konstantinopel akan jatuh ditangan seorang pemimpim yang sebaik- baik pemimpin, tentaranya sebaik-baik tentara dan rakyatnya sebaik-baik rakyat." Sebetulnya ini menarik untuk dijadikan bahan kajian atau penelitian (terutama skripsi, tesis atau disertasi bagi para sarjana agama yang ingin jadi doktor --- soalnya dari raja, ulama, bangsawan, tentara, rakyat pada masa itu tidak bisa dilepaskan dari disiplin tarekat tasawuf. Dikalangan tentara yang terkenal dengan Tarekat Bektasiyah, walaupun sang raja sendiri Naksyabandiyah -- sementara rakyat juga merata dibanyak tarekat seperti Qodiriyah, Naksyabandiyah dll. Bagaimana dikatakan sesat kalau Nabi saw mengatakan, "Rajanya sebaik-baik pemimpin, tentara nya sebaik tentara rakyatnya sebaik-baik rakyat" adalah mereka bertarekat tasawuf???
      Adapun kritikan-kritikan seperti Imam Syafii, Ahmad ibn Hanbal, ibn Taimiyah dan lain-lain kepada tasawuf lebih kepada kelompok-kelompok orang (oknum) yang menyimpang dari jalur hakekat tasawuf, sama seperti Imam Ghozali yang walaupun juga seorang sufi tetapi tetapi memberikan kritikan tajam kepada sebagian pelaku-pelaku tasawuf, fikh, ilmu kalam dan lain-lainnya seperti dalam kitabnya Al Munqidz min Adh Dholal (Penyelamat dari Kesesatan). Perbedaannya dengan guru-guru atau ustadz yang datang belakangan kemudian “dipukul rata” dari sisi negatif dan dikutip secara berantai oleh yang awam pemahaman agamanya.
      Dari pihak `alim masa kinipun tidak sedikit yang tidak jujur menyembunyikan kebenaran itu dengan menghilangkan bagian-bagian tertentu dari kitab-kitab yang dikutip atau diterjemahkannya, atau juga memelintir makna kata-kata dalam terjemahan mereka layaknya ahlulkitab pada zaman Nabi Musa atau Isa As agar sesuai dengan alur pemikiran golongan mereka seperti pendeta-pendeta Bani Israil.

    • @Andi-d1m
      @Andi-d1m 4 месяца назад

      @@HaryantoSMP1PaliyanGK katanya sejarawan,tp rujukannya manaqib imam Syafi'i karya Syafruddin ar-Razi, padahal Syafruddin ar-Razi hidup t 500san H,dan imam Syafi'i 100san H,jadi jarak antara ke2nya sgt jauh 300san lbh H.
      Klo anda sejarawan knp anda TDK baca langsung kitab imam Syafi'i ? Padahal kitab beliau byk,dan sdh diterjemahkan.
      Cb datangkan sambungan ucapan Syafi'i,klo anda mengatakan masih ada sambungannya,beliau berkata:
      Aku tdk pernah melihat seorang sufi yg berakal. Seorag yg bersama sufi selama 40 hari,tdk mkn kembali akalnya.
      Beliau jg berkat : asas ( dasar shufiyah adalah malas. Di ambil dari kitab mukhalafatush shufiyah Lil imam asy Syafi'i.

  • @Andi-d1m
    @Andi-d1m 4 месяца назад

    Ini akibat belajar ilmu tasawuf, jadinya byk berkhayal, Islam sdh sempurna tdk usah berkhayal.

    • @ALMONAWARCHANNEL
      @ALMONAWARCHANNEL  4 месяца назад

      Anda tau kan rusak nya akhlak salafi wahabi dan beserta pemahaman nya, itu sebab mereka tdk mempelajari ilmu hati dan tazkiyatun nafs yg ada pada tasawuf??

    • @Andi-d1m
      @Andi-d1m 4 месяца назад

      @@ALMONAWARCHANNEL justru anda yg TDK berakhlak terhadap Allah dan rasul-nya, ngomong agama,atas nama islam, tp Rasulullah TDK pernah ajarkan seperti,apa itu yg anda katakan berakhlak...??? Allahu Musta'an

    • @ALMONAWARCHANNEL
      @ALMONAWARCHANNEL  4 месяца назад

      @@Andi-d1m kata kata dari orang yang baru belajar dan nyemplung dalam ilmu agama ya kaya gini hasilnya pasti hafalan nya cuma seputar kullu bid’atin dholalah

    • @Andi-d1m
      @Andi-d1m 4 месяца назад

      @@ALMONAWARCHANNEL itu ucapan rasul Allah,dan itu modal awal agar terhindar dari kesesatan, sebab kesesatan selalu mengada2 dlm agama Allah,dan salah 1 sekte sesat yg terlalu byk mengada2/atau berkhayal adalah sekte sufi ,dan carema ini sebagai bukti.
      Allahu musta'an

  • @NgajiKeren
    @NgajiKeren 2 года назад

    sudah berkunjung, berkunjung balik ya teman-teman.terima kasih

  • @muhammadyordan9448
    @muhammadyordan9448 2 года назад

    Ibadah memang harus sesuai syariat.
    Islam sudah sangat jelas dan sempurna.
    Bagaimana berakhlak yg baik?, sudah clear. Ikuti sanad yg jelas dr Nabi Muhammad SAW. Bukan lewat Tassawuf,
    Ane menilai Tassawuf itu lekat dengan Ilmu Filsafat, beda Guru akan beda lagi Tarekat nya. Karena Filsafat.
    Naudzubillah sx kalimat Buya Arrazy, mengatakan "mampus" anda yg ga ngerti bahasa Arab.😳
    Saran, buat kita yg awam. Hindari ajaran Buya Arrazy ini jika ga mau terkena perkara Syubhat

  • @anasrimali2415
    @anasrimali2415 Год назад

    Kesemua ocehan itu tak satupun ajaran Rasul dan para sahabat. Bid'ah tulen, khayalan.

    • @subardi7627
      @subardi7627 11 месяцев назад

      Kamu yg menghayal pahala sebesar gunung dan 70 bidadari kali