omg nisrinaaa, aku jg 20 thn sama kyk kmu, and now skrg aku mahasiswa smstr 5 di salah satu univ negeri. Aku bersyukur bgt bisa dpt privillege kuliah di salah satu univ negeri ternama di Indo, but at the same time I feel "aku ngapain ya kuliah dijurusan yg dulu terpaksa aku pilih karena gak bisa pilih jurusan impianku gara² aku anak IPA". Lagi² jurusan yg aku pilih itu jg krn iming² ortu ku bisa dpt kerja bagus, dll. Di semester 3 perkuliahanku ini aku bnr bnr ngerasa jurusanku ini bukan passion ku (ngerasa salah jurusan) sangat² ngerasa salah. Di semester 5 baru aku sadar dan tau dimana sebenernya passion ku ini, aku ini bisa jadi penulis hebat sebenernya nisrinaa, kecerdasan ku keren banget di bidang passionku nisrinaa... tapi apa? aku sangat² ngerasa bodoh selama kuliah di jurusanku skrg, pernah ada masa aku nangis² karena mikir "aku disini bodoh banget, kayak org bodoh dan aku gatau harus gimana". Padahal menurutku belajar tu seharusnya bikin kita ngerasa merdeka, bikin kita ngerasa berkembang, but... aku malah ngerasa sangat menderita disiniii... Pernah jg ada masa dimana aku hopeless banget sm hidupku karena cobaan yg dtg terus²an dihidupku sampe skrg. Aku gatau nisrinaa rencana apa yg Allah kasih untuk aku... pls doain aku, semoga suatu saat nanti aku bisa ada di masa aku keluar dari sinii, bisa menikmati belajar ku untuk memperpanjang masa remajaku di bidang/passion ku... Aku jg selalu pengen bisa keluar dari sini (segalanya), aku pengen free, pengen bebas. And ya! I'm totally agree with u... dosen dan sistem pendidikan di Indonesia msh sangat² jauh dari terstuktur, omg dosen Indo sering bgt susah dihubungin, batalin kelas ngedadak, dan lain sbgainya. Aku nonton vid mu sampe akhir dan omg aku ikut mikir, kamu harus jadi temenku nisrinaa, karena kita sepemikiran + sejalan, bcs aku jg orgnya sering bgt bertanya² ttg banyak hal😭 luv ❤
wahh, nice insight kakk, respect bangettt. aku sendiri anak kelas 12 yang lagi nyiapin utbk buat kuliah ambil prodi psikologi. klo ditanya, alasan ku kenapa pengin kuliah dan ambil prodi psikologi, simply karena aku juga suka rumpun inii, aku suka mempelajari cara berpikir orang, bagaimana seseorang dan orang lainnya memiliki gaya berpikir masing-masing, kepribadian, mengapa lingkungan bisa mempengaruhi seseorang, perspective orang, mental health nya and etcera. menurut ku ini bidang yang aku suka dan demen bangett, smpe2 ngetik ini kadang aku suka sedih at the thought I might not make it. karena it's as if ini tuu jati diriku gitu lhoo... I've been dreaming it since I was kid. selain karena aku emang suka prodi inii, to be honest aku juga mau sekalian rawat jalan. kenapa aku mau kuliah? karena selain akunya juga haus akan ilmu pengetahuan, mamahku nitipin pesan juga cewek harus minimal bangett kuliah S1. karena mamah ku dulu disuruh kuliah D3/D4 gtu, kakekku bilang, jadi cewek mah enak, gausah sekolah tinggi-tinggi, relax chill aja dirumah karena nanti di tanggung suami. but guess what? mamah ku ketemu bapakku, yang which is let's just say kurang bertanggungjawab. intinya malah mamah yang banting tulang, dan waktu itu di tempat kerjanya, dia di keluarin karena bukan lulusan sarjana, padahal dulu gaji nya lumayan banget. sekarang beliau jadi single parent. intinya, klo ngomongin prospek kerja, yaah... klopun ntar aku nauzubillah engga dapet kerja, susahlah, at least aku engga mati sia-sia buat ngejar bidang yang aku minati dari dulu. aku yakin, di masa depan aku engga akan nyesel ambil bidang ini. jadii temen2, yang baca komenan ku, boleh banget doain semoga cita-citaku ini tercapai yaaa
Entah knp video ini kaya pas banget sama situasi ku saat ini. Aku lagi kepikiran buat ganti jurusan karna aku ngerasa itu agak berat untuk aku jalani, tapi aku bingung dan takut mau obrolin hal ini sama orangtuaku. Ditambah jurusan yang aku mau juga masih asing buat orang tua ku. Temen'' disini ada yang pernah diposisi ini? kalo iya, langkah apa yang kalian ambil untuk permasalahan ini
Sebelumnya aku ga pernah di posisi ini, tetapi aku punya sedikit saran kak krna waktu kemarin saat milih jurusan aku juga sempet bingung buat bilang ke ortu tentang jurusan yang aku mau ini (mreka awam dan anggap remeh jurusannya). Kemarin pemikiran mereka jadi lebih terbuka karena aku kasih tau banyak tentang jurusan yang aku mau ini dgn rapi dan obrolin secara perlahan di waktu yang pas, yang pastinya itu diawali sama fakta yang ngebuat jurusan itu cocok untuk diri aku sendiri sertain contoh kegiatan yang akan dijalani di jurusan itu, lingkungan bahkan prospek kerja nantinya, mksdnya disini aku kasih contoh seseorang yang berhasil karena memilih jurusan yang aku pengenin, karena biasanya orang tua itu butuh contoh yang nyata. Mungkin untuk kasus kakaknya yg udh kuliah dan merasa salah jurusan bisa diobrolin juga ke mreka klo jurusan itu ga cocok dan terlalu berat untuk kedepannya.
Akuuuuuu. aku mau cerita si sebelumnya aku mahasiswa arsitektur baru dua bulan. Tapi udah gak betah banget aku, mungkin aku trauma gagal ospek makannya aku terus ngerasa setiap ngumpulin tugas tuh kaya nilainya gak sesuai sama yang aku pengen dan aku terus terusan ngerasa gagal. Terus pikiran aku tuh setiap hari ngebayangin nanti kalau aku gagal jadi arsitek gimana yaa kedepannya kalau gagal terus gimana yak. Udah kaya cemasss banget setiap hari gak enjoy sama sekali karna ya cemas plus arsitektuh langganan bergadang kan, Udha tuh makin cemas berlebihan sampe mikirin masa depan segala macem😂. Kayak kerasukan intinya😢, terus udah tuh karna aku juga mikirnya banyak yang harus dibeli udah mana aku nya gak enjoy takutnya makin kesana makin hancur kerjaannya. Terus aku juga jadi gak suka gambar semenjak masuk arsi. Yaudah lah karna bapakku ngerestuinn buat keluar demi kesehatan mental. Dan akhirnya aku dibolehin ganti jurusan yang mana lebih banyak itung itungannya yaitu manajemen. Kalau menurutku si Ituma tergantung kakanya aja, kalau aku si mungkin ada faktor traumanya karna awal ospek aja udah gagal, makannya milih buat gap year dulu/ganti jurusan. Semoga Kaka milih pilihan yang tepat, kalau kata akusi kalau udah ga cocok ganti aja kak
Hi Firllynn vidio yang sangat bagus, vidio yang mengingatkan saya tentang siapa saya 1 tahun yang lalu, tepatnya sebelum saya beranjak menjadi mahasiswa, dan saya juga adalah seseorang yang sangat freedom spirit. Pada masa itu saya sangat bimbang tentang jurusan apa yang akan saya pilih, saya adalah orang yang sangat mencintai matematika dan fisika, namun disisi lain saya juga sangat menyukai ilmu sosial, filsafat, sastra, dan juga ekonomi. Pada saat itu saya terdampar di satu kesimpulan bahwa saya harus realistis, kita tahu bahwa semua hal terkondisikan oleh kapitalisme, pengambilan keputusan saya untuk menjadi realistis didasari oleh tujuan hidup saya, saya memiliki tujuan untuk bisa memiliki dampak terhadap sekitar saya dan untuk memiliki dampak yang besar, dibutuhkan kapital yang besar pula, untuk bisa mendapatkan kapital yang besar saya perlu terjun kedalam sistem kapitalisme. Dan yah saya melanjutkan studi di bidang engineering, saya rasa saya tidak akan lama didalam industri ini mungkin 15 tahun dibarengin kerja keras sudah lebih dari cukup untuk menjadi pribadi yang berdampak dan memiliki kebebasan. Thx bangt buat siapapun yang meluangkan waktu untuk membaca ini.
Hi, firlyn! Kenalin aku Ajriya. Kebetulan alasan kenapa aku mau kuliah itu gak jauh dari alasan kamu. Sejak lulus sd, Ajriya kecil selalu ingin melihat dunia yang lebih luas. Bisa menjelajah berbagai tempat di belahan dunia ini dan salah satunya adalah dalam dunia pendidikan. Sejak itu Ajriya kecil selalu berharap bahwa suatu saat ia bisa kuliah di luar negeri. Seiring berjalannya waktu, masa SMA tiba. Harusnya di masa ini aku sudah mulai banyak cari tau tentang cara mencapai mimpiku itu. Memulai setiap langkah kecilnya dan membuat plan yang jelas. Sayangnya, aku tak tau harus mulai dari mana. Pada saat itu internet mudah untuk di akses. Tapi, yang jadi halangan adalah aku tidak memiliki handphone dan tinggal di asrama. Aku bingung harus bertanya pada siapa, aku bingung harus mulai cari dari mana. Waktu itu pikiranku juga masih kekanak-kanakan. Singkat cerita, saat aku kelas 12 aku merasa mimpiku itu terlalu tinggi untuk aku raih saat itu. Aku masih di tempat. Aku tidak bisa meminta tolong pada orangtuaku karena mereka juga tidak tau step by stepnya. Aku juga tidak bisa ikut program mentoring di sosial media karena keterbatasan biaya. Dari situ, aku langsung terjun pada opsi terakhirku yaitu PTN di Indonesia. Bukan sembarang univ, bahkan opsi terakhirku ini semua berada di top 10. Setelah lulus sma, dan ternyata hasil tes seleksi tidak sesuai dengan yg aku harapkan, aku memilih untuk gapyear. Aku juga sadar kalo di persiapan sebelumnya aku masih sangat kurang. Hari berlalu, setahun sudah gapyear ku lewati. Tiba hari pengumuman. Dari semua tes yg aku ikuti, lagi² tak satupun mendapat hasil. Sedih karena ternyata aku tidak bisa masuk kuliah tepat waktu seperti teman²ku yang lain. Waktu itu aku bisa saja kuliah di univ terdekat atau kampus lainnya. Tapi hatiku gak mau bohong. Seperti kamu, aku juga selalu bilang pada siapapun bahwa aku tidak ingin asal kuliah dan asal masuk kampus. Tidak ingin menyerah, aku beranikan diri untuk mengambil gapyear untuk kedua kalinya. Lagi² aku lakukan hanya untuk opsi terakhirku itu. Dan kamu tau? Aku gagal lagi. Ya, dalam gapyear kedua pun aku gagal lagi. Tak jarang orangtuaku menggiringku pada kampus yang lain. Tapi hatiku masih sama. Aku tidak ingin kuliah di tempat yang aku sendiri tidak ingin disana. Ilmu memang tidak akan mubazir dan sia-sia tetapi jika aku tidak ikhlas untuk menerimanya buat apa? Btw, aku lulusan 22. Sampai hari ini aku masih belum mendapatkan kampus karena alasanku itu. Dan aku juga masih belum menyerah. Mungkin saat ini aku tidak akan bergantung pada ptn lagi karena sejujurnya di lubuk hati ini harapan untuk bisa study abroad itu masih ada.
Karena aku bukan anak-anak lagi dan mulai menginjak dewasa muda, aku mulai bisa berpikir dengan baik untuk setiap rencanaku. Juga, sekarang aku bisa akses internet lebih bebas. Seharusnya ini bisa membantuku untuk tahap selanjutnya. Dan ya, aku juga sangat bersyukur bisa kenal kamu meski hanya sebatas konten yang kamu sajikan. Tapi itu semua sangat berguna untuk aku. Terutama dalam mengubah mindset yang kurang tepat juga tentang study abroad. Kayaknya kita banyak sama nya, lyn. Minat ku juga di sosial. Bedanya aku belum se-kritis kamu^^
Sedikit tambahan tentang kuliah ini. Diantara banyaknya benefit dari kuliah, salah satunya juga bisa menjadi privilege masuk dunia kerja. I know setiap orang punya jalan suksesnya masing-masing dan gak semua yang gak kuliah itu tertinggal. Tapi menurutku bisa kuliah itu benar-benar suatu privilege. Contoh kecilnya dalam syarat lowongan pekerjaan. Mungkin segini dulu karena belum kepikiran juga mau ngetik apa lagi. Thank you buat semua yang udah baca sampe akhir!! Maaf ya kalo kepanjangan:"
@@Ajriyajournalsemangat ajriyaa,kmu hebat!! Tetap berjuang demi mimpimu walaupun berkali kali gagal.I'm so respect! Btw,aku jg sama gapyear,dan tahun depan semoga kita sama sama berhasil ya,ttp smngt!!❤
semangat kak Ajriya! aku juga lagi mengambil gap yearku dan i swear to God, this is really change my life and my perspective. aku juga selalu kepikiran tentang luasnya dunia dan keingin tahuan yang sangat besar, aku harap kita semua bisa memberikan dan hidup dengan pilihan yang kita mau ya ❤
Sedikit cerita dari seseorang yang merasa NPC di kelas: Sebagai lulusan 22 yang gapyear 2 tahun. Memikirkan Kuliah adalah hal yang menjadi dinamika yang rumit. Setelah lulus MA merantau sama Om dulu bantuin jualan eS buah. Memang, keluarga besar ku bahkan satu desa itu rata-rata orangnya pada merantau semua. Karena pada merantau, desa menjadi sepi. Itulah awal dari pemikiran, bagaimana cara menghidupkan lagi desa ini agar penuh dengan pemuda yang dapat mengembangkan bahkan memajukan desa ini menjadi... Bisa dibilang swasembada? Setelah 2 tahun dan beberapa kertas telah terkumpul, aku mulai kuliah di prodi Ilmu Falak, prodi astronomi islam yang menurutku sesuai hobi. Meskipun aku belum tahu pekerjaan apa, atau apakah aku dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain di masa mendatang. Sebelumnya aku pernah terpikirkan untuk masuk di prodi Ilmpu Perpustakaan. Tapi karena sepertinya kampus yang menyediakan itu terlihat mahal. Aku memilih Ilmu Falak yang tersedia di kampus lain. Meskipun ga pandai matematika juga. Tujuan ku kuliah aslinya hanya ingin merasakan bagaimana memiliki relasi yang banyak sebagai teman berdiskusi dan bertukar pikiran. Tapi sulit juga bagiku beradaptasi dengan orang lain yang mana diriku sendiri tidak terlalu mengikuti trend yang ada. Bahkan ada temanku yang merasa, "kau ini seperti anak milenial yang telat lahir". Malahan cerita ini tak bikin jadi konsep novel(?) dengan judul yang sama. (Sedang dalam pengembangan) Sekian dari orang yang masih belajar menulis ini. Terimakasih telah meluangkan detik-detik kalian untuk membaca
Honestly, no one ever seems to get that one thoughts I have. An idea that I need to have these constant survival mode. I'm a privilege person yang selalu dilindungin and itu bikin my survival skills tumpul. It makes a lot of things goes against me and I don't even know what to do because I'm not used to it. But you get it, you understand. For sharing about it and everything else, thanks a lot, Kak.
Tau ga, aku juga pernah kepikiran kayak yang kmu pikirin, tapi lebih kek "kenapa si aku kuliah" "ngejar apa si" aku sempet bingung, ngerasa stuck gitu. Fyi, jurusan yang aku ambil tu bisa dibilang ips nya teknik komputer gtu lah (sistem informasi), tapi aku sekarang udah tau kenapa aku kuliah, ya biar aku bisa dapet pekerjaan yang layak di indonesia.. kan yang kayak kamu bilang ini kapitalisme bgtt entah benar atau salah juga ya. Tapi semenjak kuliah aku juga menjadi lebih kritis soal "jati diriku, lebih ingin tau aku ini mau nya apa, kenapa kayak gini, trs solusi nya gimana," gtu deh. Dan alhamdulillah aku juga ingin jadi lebih dekat sama Allah dengan ikutin perintahnya yang : aku ga pacaran, sholat, menjadi lebih pintar, dll. OIYA aku lebih kritis soal masa depan ku juga, rasanya gamau sia-sia in kehidupan masa remaja aku. Aku juga ngerasa aku gamau menjadi dewasa dulu, pgn ngejalanin teenager akuu karna belum puas menyudahi masa-masa ini hahaha. Semoga dari proses kuliah aku ini atau proses pendewasaan ini, kedepannya dapat tercerahkan lagi dari pemikiran dan ilmu-ilmu yang lagi dipelajarin sekarang, semoga kamu juga yaaaa
Kalimat yang kamu ucapkan itu benar adanya kak. Feeling blessed karena punya mimpi besar that sound almost irrelevant untuk sistem dunia saat ini. But on the other hand, selalu tenggelam dalam mempertanyakan 'am i suitable for society and even the world? like for now where i'm still questioning it all continously?" dan aku juga merasa orang-orang seperti kita ini, yang sering disebut sebagai 'idealis' itu hidupnya lebih slow karena cuma terpaku sama apa yang lagi ditekuni... Tapi ya kelebihannya kita jadi lebih bisa menikmati hidup dan gak gampang disetir Aku setuju sama kak firlyn untuk mendiskusikan hal ini ke ahlinya perihal gimana caranya ilmu yang kita timba itu bisa membuahkan hasil. Dan yang terakhir kuncinya sabar, karena kita semua yakin kalau tuhan mempersiapkan tempat bagi orang-orang yang mempunyai tekad yang kuat, sekalipun itu terdengar nonsense
aloo kk firlyn benar sperti yang kk bilang bahwa kuliah itu ngebuat diri aku jadi pintar walau aku dari jurusan manajemen yg culturenya kerja dgn lulusan ini tapi alhamdulillah aku suka jurusan ini dan semenjak belajar jurusan ini ngebuat aku melek dengan lingkungan perusahaan di indonesia. Di lingkungan kuliah aku terus belajar untuk survival mode dan pintar dalam interaksi sosial serta ntah kenapa aku suka bgt kuliah
sebelumnya aku suka bgt video² kamu kak, tanpa mendiskreditkan kakanya kalo dari aku sendiri kalo punya safety nett dari ortu aku mah gas aja kak ngejar jurusan impian tapi masalahnya aku ibarat ngejagain ijazah lah ya, walaupun emg rejeki ada yg ngatur katanya tp ya ibarat ini salah satu upaya lah ya buat tetep on track rencana dikepalaku
Izin sharing juga kak, Aku kuliah karena keinginanku sejak sd. Sekarang aku kuliah di UT. Aku lulusan SMK. Sebenarnya dulu aku punya beasiswa kuliah di univ swasta di kota kelahiran. Dan itu beasiswa prestasi, karena aku punya prestasi juara 1 di tingkat kota. Tapi apalah daya, aku lulus SMK harus kerja, karena keluarga ku butuh uang dari aku kerja. Dan beasiswa itu hanya berlaku 3 tahun setelah lulus. Selama 3 tahun itu aku sebenarnya pingin sekali kuliah, tapi faktor ekonomi mengharuskan aku jadi tulang punggung. Beasiswa itupun gugur dan harus saya ikhlaskan. Sempat hilang semangat buat mencari ilmu, tapi teringat semangat belajar ketika sekolah dulu, prestasi² semasa sekolah, keingat kenangan² manis dan bangga di sekolah. Akhirnya aku pilih UT karena bisa dilakukan sembari kerja. Sedikit cerita lagi, sebenarnya dulu aku juga engga mau masuk SMK, aku pingin sekali masuk SMA terbaik di kotaku, tapi ekonomi orang tua kurang mampu. Ibuku takut semisal masuk SMA itu, banyak biaya yg engga bisa dibayar. Guru²ku dan teman² sekelasku juga pada kaget ketika aku masuknya ke SMK. Tapi Alhamdulillah mungkin ini jalan terbaik dari Allah buat aku. Karena habis SMK aku langsung keeja sekarang aku udah bisa beli motor sendiri, beliin motor buat adekku, beliin laptop buat adekku, renovasi rumah yg kena banjir, kuliah dengan uang sendiri juga, dan lain-lain yg tak terhingga Alhamdulillah. Satu pesan yg sering ibuku bilang, "nurut sama orang tua insyaallah itu adalah jalan yg terbaik, walaupun kita tdk/kurang suka dgn keputusannya. tidak ada orang tua yg mau menyesatkan anakknya, dan tidak ada pula orang tua yg tidak mendoakan anaknua", Terimakasih sudah membaca, salam semangat.
for me everything is connected and i don't think ur study is useless, i love to learn everything and put it into my life and perspective, even so i think ur field of study can be connected to many field of job and research that might help society become more effiecient, i'm comp science students but in real life i learn many field too like history, politics, biology and etc
love your thoughts fr aku mahasiswi semester satu sastra inggris di universitas top 10 dan kebanyakan orang anggap remeh jurusan ini. but i know my passion, bakat dan minatku emang ada di sastra, makanya aku pilih jurusan ini. its fun, aku nggak pernah merasa salah jurusan, cuma kalau ngeluh banyak tugas, tentu masih. same as you, aku juga sering questioning kalo lulus nanti jadi apa, kerja apa, selain jadi dosen dan guru. i wanna be different, aku nggak mau di kemudian hari dapat pekerjaan yang tok langsung sama kyk stereotip orang2. tapi, cara aku menyampingkan pekerjaanku apa, aku ambil langkah untuk makin menyelami apa yang aku ketahui tentang diriku; menulis. aku ikut organisasi tentang sastra, jurnalis, dan berencana nambah di semester berikutnya buat ikut organisasi yang sesuai sama passion aku di lingkup yang lebih luas. dan lagi2, sama kayak kamu, im still figuring out soal pekerjaanku apa nanti, apalagi zaman yang makin ke sini makin aneh, istilah, "yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin," udah bukan rahasia lagi dan nggak perlu denial untuk itu. tapi what i need to do saat ini cuma serius dan bertanggung jawab sama apa yang aku pilih, nambah relasi dan pengalaman. well said, aku bersyukur bisa dapet kesempatan atas semua ini, dengan pemikiran yang makin kritis soal kehidupan, bisa tau mau aku apa, karena kebanyakan orang yang kutemui, pilihan mereka udah didikte sama orang-orang terdekat; orang tua, saudara, teman dekat. aku nggak mau jadi kayak gitu. aku mau nikmatin kuliahku dengan ambil jurusan yang sesuai sama apa yang kumau and i have it yang akhirnya ngebuat aku harus bijak dan responsible sama apa yang kupilih :') dan kalau ditanya alasanku berkuliah, id same my answer is similiar sama kam, i wanna be smarter. terus kebanyakan orang komen, "kenapa nggak kursus aja?". kursus beda sama kuliah. bagiku, kuliah lebih luas dari kursus, konteks luasnya bisa dari relasi, pengetahuan, teman-teman, lingkungan, dan gelar. bukan berarti aku bilang aku kuliah demi gelar ya, itu sebuah kesalahan fatal bagi orang2 yang masih jadiin hal tsb sebagai alasan methinkz. aku kuliah karena aku mau mendalami apa yang aku suka, aku mau tahu lebih banyak soal sastra, aku mau pintar di bidang ini. aku juga mau punya relasi yang banyak, aku mau kenalan dan bertukar pikiran sama orang-orang pintar, sama orang-orang yang dirinya suka apa. hal itu aku cari di kuliah dengan join organisasi yang relevan sama minat dan bakatku. singkatnya, aku berkuliah karena aku mau improve diriku and i know what i needs, xoxo
You have talked dand discussed the purpose of being university student, and it can be pointed that studying in university has broadened your perspective and your intellegence. And I agree with you that KULIAH has given the beneficial and impactful things for yourself. In contrast, it doesn't mean that we forget about the purposeful life that will direct our life, where we are going to, isn't that also necessary to consider in our life?? But I don't assume that you don't have a purpose, I know that you're intellegent and have many experiences. I just wanna know about your perspective about the purpose of life. Let's say many scholarship obligate the candidates to write a long essay about life's purpose, such as motivational letter/personal statement. Following this, the scholarship candidates should write the short term or long term in pursuing their life's purpose. Doesn't it mean that purpose of life is so crucial to have in our life?? I want to know your perspective about this and your consideration, thank you fir!
Nice video, aku juga kurang lebih sama kamu. Aku orangnya organized dan terstruktur. Walau aku masih di Indo kemungkinan besar aku kerja di LN karena aku merasa itu bukan dunia aku. Mohon doanya ya
Tapi jika keluar dari apa yang sudah dijalani sekarang, itu butuh modal firlyn.. i mean i'm so thank fully for your wise mindset and My mind was opened by you. But.. Not everyone has those privilege like yours.. That's okay, I will try your suggestion which suits my condition. You're like our big sist! Thank you kakk💗💗
hai kak, i hope u read this beberapa bulan lalu aku nonton video kakak about campus application result reaction, aku bener2 yakin banget tahun ini aku pasti bisa keterima. Tp ternyata setelah ditolak beberapa kampus, ortu aku nyaranin kuliah di indo dulu, and then tahun depan aku mau dftar kuliah di ptn. Rada nyesek sih, tp kayaknya feeling aku juga di indo dulu gpp. I also have the same perspective as you, I went to college to learn, I decided I wanted to study abroad because I wanted to survive in the outside world as a foreigner and I didn't feel comfortable with the education system in Indo. Then about the major, I also have my own options, like, kalo di LN aku bakal ambil jurusan ini, sedangkan di indo ini. Dan balik lagi ke alasan kenapa aku meng-iya-kan ortuku kalau aku mau kuliah di indo, karena aku berniat pengen kuliah jurusan A dulu di LN for bachelor's degree dan setelah itu ambil s1 lagi di jurusan B. And yeah, aku mau langsung ambil jurusan B tahun depan di ptn, dan pastinya tetap mengusahakan bisa exchange ke LN atau lanjut med-student nya di LN wish me luck
Butuh banyak orang yang bahas hal yang seperti ini, karena akan membuat nambah insight dan untuk berpikir kritis dari setiap pattern hidup manusia yang akan ia tempuh. Anyway, apa yang kak Firlyn bilang di video ini benar, sayangnya masih belum sadar tentang realita yang sesungguhnya di dunia ini seperti apa, dunia yang manusia lihat kebanyakan adalah dunia yang dibentuk oleh sekelompok orang x, jadi mereka semua sebenarnya belum melihat dunia itu sebenarnya seperti apa bentuknya, society is messed up. Ini bingung mau bahas yang mana dulu, soalnya banyak hal dan gak bisa dibahas terpisah seharusnya, tapi kali ini mau ambil 1 sample aja dlu. Kenapa Society is messed up? Karena mereka melihat dunia hanya untuk bekerja, kalau gak kerja gak bisa hidup katanya, makanya yang dipikiran orang-orang cuman kerja-kerja-kerja-kerja doang. Kalau kerja itu sebagai tanda bahwa manusia itu agar bisa hidup, lalu mengapa manusia pertama di dunia yaitu Nabi Adam Alaihi Salam itu bisa bertahan hidup tanpa bekerja? Pahadal seharusnya tujuan Nabi Adam diturunkan itu adalah sebagai benchmark kehidupan ini, karena memang dia yang melalui semuanya dari awal, jadinya gak masuk logika jika manusia sekarang bilang gak bisa hidup kalau gak kerja. Ada kutipan dari ayat Al-Qur'an yang cocok untuk pembahasan kali ini yaitu: "Dan di bumi terdapat berbagai macam tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohon yang berbuah, dan di langit terdapat berbagai macam makhluk yang dapat dilihat oleh manusia. Semua itu adalah ciptaan Allah, Tuhan semesta alam."- (QS. Al-An'am: 141) Pada intinya Nabi Adam yang sudah hidup sekitar lebih dari 500 Tahun lamanya, bisa hidup karena dia menggunakan alam di dunia ini sebagai alat untuk bertahan hidupnya, dari cara berpakaian bisa dari kapas, makanan dari buah dan daging, menyalakan api dari kayu, membuat rumah bisa dari pohon dan bambu, dll. Dari hal sederhana itu, Nabi Adam bisa hidup selama lebih dari 500 Tahun. Jadi bisa disimpulkan, bahwasanya Tuhan udah kasih cara manusia bertahan hidup itu gratis, tapi sekarang apa aja itu butuh uang, yang sebenarnya itu adalah sebuah akal-akalan si x biar mereka isa berkuasa dan hidup tenang. Salah satu contoh yang masuk akal yaitu tentang kesehatan, seharusnya manusia bisa konsumsi tanaman herbal biar sembuh, ehh sekarang malah dibuat yang namanya rumah sakit, yang dimana biaya pengobatannya misalkan sakit batuk obat harga 10k, dikali dengan 8,2 miliar jiwa, bayangin sebanyak apa keuntungan kesehatan farmasi modern saat ini. Sekarang bahas mengapa manusia bisa sakit, karena ini berkaitan dengan bahasan sebelumnya. Tadi dibahas bahwa manuisa itu setiap individu, pasti merasakan sakit, makanya dari 8,2 miliar orang dianalogikan jika sakit batuk dan berobat dengan biaya Rp 10.000, maka sebanyak apa mereka mendapatkan keuntungan itu. Manusia bisa sakit karena mereka menggunakan bahan-bahan kimia, seperti contohnya sabun, di iklan TV terlihat manis gitu, dipromosikan bahwa sabun itu untuk membersihkan tubuh manusia, iya sih membersihkan, tapi kok mengapa bahannya dari kimia? Nah ini permainan mereka, tapi sebelum kesana ada salah satu contoh kasus dari Ratu Elizabeth I yang menggunakan bahan merkuri (bahan kimia pastinya) sebagai bahan skincare dia setiap harinya, dan pada akhirnya Ratu Elizabeth I meninggal karena keracunan bahan merkuri. Jadi bahan kimia ini adalah sebuah bahan yang seharusnya berbahaya bagi tubuh apalagi sampai dibuat sebuah produk sabun yang bahan kimia, ini akal-akalan mereka supaya banyak orang sakit dan berobat ke dokter, begitu terus siklusnya tanpa akhir. Alasan mengapa bahan kimia jenis apapun itu berbahaya oleh kulit manusia adalah, karena kulit manusia itu sifatnya adalah menyerap, makanya Ratu Elizabeth I meninggal keracunan dan disaat terakhirnya dia sakit-sakitan ya karena metabolisme tubuh itu sudah tidak bisa melawan dari bahan kimia yang masuk kedalam tubuh, makanya saat kita kecil, salah satu penyebab kita waktu kecil bisa sakit-sakitan, yaa karena metabolisme yang seharusnya hanya untuk merawat tubuh, malah langsung dari bayi kena sabun kimia yang membuat metabolisme menurun, dan akan membuat bayi tersebut saat tumbuh dewasa akan sakit-sakitan, bayangin, udah tahu bahwa kulit manusia itu menyerap, eh malah dikasih sabun bahan kimia, pantesan manusia zaman sekarang cepat sakit-sakitan. Ada satu hal yang mau aku singgung juga yaitu mengenai Ultra Process Food (UPF) yaitu makanan yang olahannya udah di otak-atik segala macem, padahal bahan-bahan alami saja seperti yang dicontohkan Nabi Adam itu lebih sehat dan gratis, tapi gak banyak orang concern mengenai hal ini, akhirnya apa? Udah sekarang makan itu harus bayar, ehh makanannya itu UPF, industri kesehatan farmasi modern langsung full senyum ini banyak pasien yang sakit dihari tua nanti 😁. Intinya semua ini hanya permainan si x, emang kalau dikatakan jahat, memang jahat, dan sangat-sangat jahat, bangs#🤬. Terus sekarang adalah salah satu cara perubahannya, yaitu dengan penggunaan bahan-bahan yang sudah disiapkan sama Tuhan, yaitu dari contoh cara hidup Nabi Adam yang bisa bertahan hidup karena penggunaan alam ini, salah satu contoh nyata agar manusia tidak ketergantungan sama sabun kimia yaitu ada namanya buah lerak, buah ini Of course source dari Tuhan yang dibuat untuk membersihkan seluruh badan dan bisa digunakan sebagai pembersih pakaian, buah lerak ini dipakai juga sama pengrajin batik tradisional karena agar warna tidak luntur, klo gak percaya tanya mereka. Ada contoh lainnya tapi hal ini gak bisa dilakukan oleh semua orang, yaitu ternak hewan dan bertanam, kalau udah punya kedua hal ini di lahan, yaudah gak usah pusing kerja cari duit. Btw hal ini juga dijegah juga sih sama si x dengan sistem keuangan yang mereka buat karena hal ini membuat ada perbedaan si kaya dan si miskin, yang membuat yang kaya punya rumah besar, sedangkan si miskin rumahnya kecil, atau yang lebih parah lagi adalah yang gak punya rumah sama sekali, karena hal ini mereka tidak punya lahan untuk beternak dan bertanam yang membuat mereka bekerja keras untuk bekerja, pas udah kerja keras sampai tua untuk biaya sekolah anak, ehh sistem pendidikannya malah dibuat untuk pekerja profesional 🤓, ywdh, siklusnya berputar disitu terus sudah. Intinya kehidupan yang layak, dikasih sama Tuhan secara gratis, sekarang wajib bagi kalian untuk selalu minum air putih, bayangin kalian bisa punya akses minum air putih bersih, tapi masih suka jajan-jajanan minuman manis, kalian kurang bersyukur asli, lihat mereka diluar sana yang air putih pun gak ada dan mereka selalu mencari air putih sampai ketemu, sekalinya dapat pun juga, airnya belum tentu bersih, lah kalian yang punya previllage air putih bersih, tapi gak digunain previllage itu. Bahan alam kehidupan manusia: bahan dasar baju harus dari alam (sudah dijelaskan bahwa kulit manusia sifatnya menyerap), buah lerak untuk kebersihan badan dan baju, siwak untuk mulut (Kebersihan mulut gak dibutuhkan kalau gak makan²an UPF), makan bahan se-alami mungkin (hindari jauh konsumsi makanan bermerek dan terbungkus, tahu tempe telur bahan dasar makanan yang baik). That's it. Sebenarnya yang kasian kaum hawa karena mereka spending money to their face, ujung-ujungnya skincare yang mahal ataupun murah isinya ttp kimia juga, mau dibahas juga mengenai hal ini tapi terlalu panjang.
Ini baru bahas dari 1 lini jalur saja mengenai alam, itupun gak bisa dibahas semua, belum lagi ke pembahasan tentang psikologi, frekuensi, yang dimana pembahasannya lebih panjang dari ini, dan itupun belum sepenuhnya aku pelajari semua karena aku masih banyak yang belum aku pahami banyak, dan juga masih mencari-cari tentang hal lain juga yang masih tanda tanya besar di kepala.
Yang baca keseluruhan sampai akhir, kalean hebat wak, wkwk, gk bakal banyak yang baca juga sih soalnya emang rakyat Indo kurang minat baca, tapi yang dibingungkan itu penggunaan sosmed aktif sekali.
Kak, ada video tentang bagaimana kaka berkomunikasi selama di Jepang gak ya? Apakah fully English atau ada Japanesenya juga? Kalau ada videonya, mungkin bisa saya cari di channel kaka
@@irvandodeleste5055 aku di jepang kukiah di kampus international, 100% pake bahasa inggris, tapi aku sehari-hari campur 3 bahasa: English, Japanese, Bahasa Indonesia
Konsepnya Kakak sangat inspiratif, sebenarnya aku juga berkonsep yang kurang lebih sama. Sejak TK hingga SMA kls 1, aku berminat untuk berada di dunia konstruksi. Namun, aku kehilangan arah setelah desakan orang tua yang berkorban materi yang lumayan untuk anaknya usaha bimbelan sekolah kedinasan padahal ya bukan minatku terlepas ada bakat. Jadi aku ikut bujukan orang tua sekaligus mengejar Seleksi Nasional Tes PTN. Selain itu, desakan orang tua juga harus hengkang dari desa sendiri. Pada skenario ini, aku memilih salah satu teknik sipil di top 1 Indonesia sebagai pilihan 1 dan tidak terlalu memikirkan pilihan 2 (yang mana coba-coba usul orang tua (lagi)) sehingga langsung memilih PTN Vokasi. Kesimpulan visi yang kupunya waktu itu adalah hanya hengkang dari kampung pribadi Rupanya, hasilnya justru lulus di PTN vokasi dengan nilai yang over (seharusnya bisa masuk yang diantara top 10 lainnya) dan gagal di kedinasan. Disini aku merasa menyesal karena tidak realistis dan tidak menemukan jati diri lebih lanjut seperti yang Kakak lakukan. Lebih lanjut, untungnya vokasi yang kupilih masih seranah dengan minat walaupun tidak ada planning yang objektif di kampus ini. Saat ini, orang tua juga sudah tidak membolehkan untuk berpindah terkecuali jika dapat beasiswa sehingga aku hanya dapat menerima nasib dan mencoba untuk mencari sisi positif yang dimaksud. Jujur, sekarang jadi sangat-sangat bingung 🙂 itulah kondisi yang kurasakan saat ini Oh iya, mengenai yang kakak rasakan ketika menjadi pintar itu relatable dengan aku sebagai pemain catur, bawaannya over-complicate about things that can't be applied in your business and saw much-much possibility that can happen 🙈😭
omg nisrinaaa, aku jg 20 thn sama kyk kmu, and now skrg aku mahasiswa smstr 5 di salah satu univ negeri. Aku bersyukur bgt bisa dpt privillege kuliah di salah satu univ negeri ternama di Indo, but at the same time I feel "aku ngapain ya kuliah dijurusan yg dulu terpaksa aku pilih karena gak bisa pilih jurusan impianku gara² aku anak IPA". Lagi² jurusan yg aku pilih itu jg krn iming² ortu ku bisa dpt kerja bagus, dll. Di semester 3 perkuliahanku ini aku bnr bnr ngerasa jurusanku ini bukan passion ku (ngerasa salah jurusan) sangat² ngerasa salah. Di semester 5 baru aku sadar dan tau dimana sebenernya passion ku ini, aku ini bisa jadi penulis hebat sebenernya nisrinaa, kecerdasan ku keren banget di bidang passionku nisrinaa... tapi apa? aku sangat² ngerasa bodoh selama kuliah di jurusanku skrg, pernah ada masa aku nangis² karena mikir "aku disini bodoh banget, kayak org bodoh dan aku gatau harus gimana". Padahal menurutku belajar tu seharusnya bikin kita ngerasa merdeka, bikin kita ngerasa berkembang, but... aku malah ngerasa sangat menderita disiniii... Pernah jg ada masa dimana aku hopeless banget sm hidupku karena cobaan yg dtg terus²an dihidupku sampe skrg. Aku gatau nisrinaa rencana apa yg Allah kasih untuk aku... pls doain aku, semoga suatu saat nanti aku bisa ada di masa aku keluar dari sinii, bisa menikmati belajar ku untuk memperpanjang masa remajaku di bidang/passion ku... Aku jg selalu pengen bisa keluar dari sini (segalanya), aku pengen free, pengen bebas.
And ya! I'm totally agree with u... dosen dan sistem pendidikan di Indonesia msh sangat² jauh dari terstuktur, omg dosen Indo sering bgt susah dihubungin, batalin kelas ngedadak, dan lain sbgainya.
Aku nonton vid mu sampe akhir dan omg aku ikut mikir, kamu harus jadi temenku nisrinaa, karena kita sepemikiran + sejalan, bcs aku jg orgnya sering bgt bertanya² ttg banyak hal😭 luv ❤
wahh, nice insight kakk, respect bangettt.
aku sendiri anak kelas 12 yang lagi nyiapin utbk buat kuliah ambil prodi psikologi. klo ditanya, alasan ku kenapa pengin kuliah dan ambil prodi psikologi, simply karena aku juga suka rumpun inii, aku suka mempelajari cara berpikir orang, bagaimana seseorang dan orang lainnya memiliki gaya berpikir masing-masing, kepribadian, mengapa lingkungan bisa mempengaruhi seseorang, perspective orang, mental health nya and etcera. menurut ku ini bidang yang aku suka dan demen bangett, smpe2 ngetik ini kadang aku suka sedih at the thought I might not make it. karena it's as if ini tuu jati diriku gitu lhoo... I've been dreaming it since I was kid.
selain karena aku emang suka prodi inii, to be honest aku juga mau sekalian rawat jalan. kenapa aku mau kuliah? karena selain akunya juga haus akan ilmu pengetahuan, mamahku nitipin pesan juga cewek harus minimal bangett kuliah S1. karena mamah ku dulu disuruh kuliah D3/D4 gtu, kakekku bilang, jadi cewek mah enak, gausah sekolah tinggi-tinggi, relax chill aja dirumah karena nanti di tanggung suami.
but guess what? mamah ku ketemu bapakku, yang which is let's just say kurang bertanggungjawab. intinya malah mamah yang banting tulang, dan waktu itu di tempat kerjanya, dia di keluarin karena bukan lulusan sarjana, padahal dulu gaji nya lumayan banget. sekarang beliau jadi single parent.
intinya, klo ngomongin prospek kerja, yaah... klopun ntar aku nauzubillah engga dapet kerja, susahlah, at least aku engga mati sia-sia buat ngejar bidang yang aku minati dari dulu. aku yakin, di masa depan aku engga akan nyesel ambil bidang ini.
jadii temen2, yang baca komenan ku, boleh banget doain semoga cita-citaku ini tercapai yaaa
SAMA PLSS!!! SEMANGAT YA!!SEMOGA KITA BISA JADI THE BEST VERSION OF OURSELVES!
Semangat kakk
Ihhh kita seumuran aku juga lagi berada di fase kelas 12, semoga cita-citamu tercapai yaa semangatt pejuang kuliah taun depan😇😁
Entah knp video ini kaya pas banget sama situasi ku saat ini. Aku lagi kepikiran buat ganti jurusan karna aku ngerasa itu agak berat untuk aku jalani, tapi aku bingung dan takut mau obrolin hal ini sama orangtuaku. Ditambah jurusan yang aku mau juga masih asing buat orang tua ku. Temen'' disini ada yang pernah diposisi ini? kalo iya, langkah apa yang kalian ambil untuk permasalahan ini
Sebelumnya aku ga pernah di posisi ini, tetapi aku punya sedikit saran kak krna waktu kemarin saat milih jurusan aku juga sempet bingung buat bilang ke ortu tentang jurusan yang aku mau ini (mreka awam dan anggap remeh jurusannya). Kemarin pemikiran mereka jadi lebih terbuka karena aku kasih tau banyak tentang jurusan yang aku mau ini dgn rapi dan obrolin secara perlahan di waktu yang pas, yang pastinya itu diawali sama fakta yang ngebuat jurusan itu cocok untuk diri aku sendiri sertain contoh kegiatan yang akan dijalani di jurusan itu, lingkungan bahkan prospek kerja nantinya, mksdnya disini aku kasih contoh seseorang yang berhasil karena memilih jurusan yang aku pengenin, karena biasanya orang tua itu butuh contoh yang nyata. Mungkin untuk kasus kakaknya yg udh kuliah dan merasa salah jurusan bisa diobrolin juga ke mreka klo jurusan itu ga cocok dan terlalu berat untuk kedepannya.
Akuuuuuu. aku mau cerita si sebelumnya aku mahasiswa arsitektur baru dua bulan. Tapi udah gak betah banget aku, mungkin aku trauma gagal ospek makannya aku terus ngerasa setiap ngumpulin tugas tuh kaya nilainya gak sesuai sama yang aku pengen dan aku terus terusan ngerasa gagal. Terus pikiran aku tuh setiap hari ngebayangin nanti kalau aku gagal jadi arsitek gimana yaa kedepannya kalau gagal terus gimana yak. Udah kaya cemasss banget setiap hari gak enjoy sama sekali karna ya cemas plus arsitektuh langganan bergadang kan, Udha tuh makin cemas berlebihan sampe mikirin masa depan segala macem😂. Kayak kerasukan intinya😢, terus udah tuh karna aku juga mikirnya banyak yang harus dibeli udah mana aku nya gak enjoy takutnya makin kesana makin hancur kerjaannya. Terus aku juga jadi gak suka gambar semenjak masuk arsi. Yaudah lah karna bapakku ngerestuinn buat keluar demi kesehatan mental. Dan akhirnya aku dibolehin ganti jurusan yang mana lebih banyak itung itungannya yaitu manajemen. Kalau menurutku si Ituma tergantung kakanya aja, kalau aku si mungkin ada faktor traumanya karna awal ospek aja udah gagal, makannya milih buat gap year dulu/ganti jurusan. Semoga Kaka milih pilihan yang tepat, kalau kata akusi kalau udah ga cocok ganti aja kak
Hi Firllynn vidio yang sangat bagus, vidio yang mengingatkan saya tentang siapa saya 1 tahun yang lalu, tepatnya sebelum saya beranjak menjadi mahasiswa, dan saya juga adalah seseorang yang sangat freedom spirit. Pada masa itu saya sangat bimbang tentang jurusan apa yang akan saya pilih, saya adalah orang yang sangat mencintai matematika dan fisika, namun disisi lain saya juga sangat menyukai ilmu sosial, filsafat, sastra, dan juga ekonomi. Pada saat itu saya terdampar di satu kesimpulan bahwa saya harus realistis, kita tahu bahwa semua hal terkondisikan oleh kapitalisme, pengambilan keputusan saya untuk menjadi realistis didasari oleh tujuan hidup saya, saya memiliki tujuan untuk bisa memiliki dampak terhadap sekitar saya dan untuk memiliki dampak yang besar, dibutuhkan kapital yang besar pula, untuk bisa mendapatkan kapital yang besar saya perlu terjun kedalam sistem kapitalisme. Dan yah saya melanjutkan studi di bidang engineering, saya rasa saya tidak akan lama didalam industri ini mungkin 15 tahun dibarengin kerja keras sudah lebih dari cukup untuk menjadi pribadi yang berdampak dan memiliki kebebasan. Thx bangt buat siapapun yang meluangkan waktu untuk membaca ini.
Hi, firlyn! Kenalin aku Ajriya. Kebetulan alasan kenapa aku mau kuliah itu gak jauh dari alasan kamu. Sejak lulus sd, Ajriya kecil selalu ingin melihat dunia yang lebih luas. Bisa menjelajah berbagai tempat di belahan dunia ini dan salah satunya adalah dalam dunia pendidikan. Sejak itu Ajriya kecil selalu berharap bahwa suatu saat ia bisa kuliah di luar negeri. Seiring berjalannya waktu, masa SMA tiba. Harusnya di masa ini aku sudah mulai banyak cari tau tentang cara mencapai mimpiku itu. Memulai setiap langkah kecilnya dan membuat plan yang jelas. Sayangnya, aku tak tau harus mulai dari mana. Pada saat itu internet mudah untuk di akses. Tapi, yang jadi halangan adalah aku tidak memiliki handphone dan tinggal di asrama. Aku bingung harus bertanya pada siapa, aku bingung harus mulai cari dari mana. Waktu itu pikiranku juga masih kekanak-kanakan.
Singkat cerita, saat aku kelas 12 aku merasa mimpiku itu terlalu tinggi untuk aku raih saat itu. Aku masih di tempat. Aku tidak bisa meminta tolong pada orangtuaku karena mereka juga tidak tau step by stepnya. Aku juga tidak bisa ikut program mentoring di sosial media karena keterbatasan biaya.
Dari situ, aku langsung terjun pada opsi terakhirku yaitu PTN di Indonesia. Bukan sembarang univ, bahkan opsi terakhirku ini semua berada di top 10.
Setelah lulus sma, dan ternyata hasil tes seleksi tidak sesuai dengan yg aku harapkan, aku memilih untuk gapyear. Aku juga sadar kalo di persiapan sebelumnya aku masih sangat kurang.
Hari berlalu, setahun sudah gapyear ku lewati. Tiba hari pengumuman. Dari semua tes yg aku ikuti, lagi² tak satupun mendapat hasil. Sedih karena ternyata aku tidak bisa masuk kuliah tepat waktu seperti teman²ku yang lain. Waktu itu aku bisa saja kuliah di univ terdekat atau kampus lainnya. Tapi hatiku gak mau bohong. Seperti kamu, aku juga selalu bilang pada siapapun bahwa aku tidak ingin asal kuliah dan asal masuk kampus.
Tidak ingin menyerah, aku beranikan diri untuk mengambil gapyear untuk kedua kalinya. Lagi² aku lakukan hanya untuk opsi terakhirku itu. Dan kamu tau? Aku gagal lagi.
Ya, dalam gapyear kedua pun aku gagal lagi. Tak jarang orangtuaku menggiringku pada kampus yang lain. Tapi hatiku masih sama. Aku tidak ingin kuliah di tempat yang aku sendiri tidak ingin disana. Ilmu memang tidak akan mubazir dan sia-sia tetapi jika aku tidak ikhlas untuk menerimanya buat apa?
Btw, aku lulusan 22. Sampai hari ini aku masih belum mendapatkan kampus karena alasanku itu. Dan aku juga masih belum menyerah. Mungkin saat ini aku tidak akan bergantung pada ptn lagi karena sejujurnya di lubuk hati ini harapan untuk bisa study abroad itu masih ada.
Karena aku bukan anak-anak lagi dan mulai menginjak dewasa muda, aku mulai bisa berpikir dengan baik untuk setiap rencanaku. Juga, sekarang aku bisa akses internet lebih bebas. Seharusnya ini bisa membantuku untuk tahap selanjutnya.
Dan ya, aku juga sangat bersyukur bisa kenal kamu meski hanya sebatas konten yang kamu sajikan. Tapi itu semua sangat berguna untuk aku. Terutama dalam mengubah mindset yang kurang tepat juga tentang study abroad.
Kayaknya kita banyak sama nya, lyn. Minat ku juga di sosial. Bedanya aku belum se-kritis kamu^^
Sedikit tambahan tentang kuliah ini. Diantara banyaknya benefit dari kuliah, salah satunya juga bisa menjadi privilege masuk dunia kerja. I know setiap orang punya jalan suksesnya masing-masing dan gak semua yang gak kuliah itu tertinggal. Tapi menurutku bisa kuliah itu benar-benar suatu privilege. Contoh kecilnya dalam syarat lowongan pekerjaan.
Mungkin segini dulu karena belum kepikiran juga mau ngetik apa lagi. Thank you buat semua yang udah baca sampe akhir!! Maaf ya kalo kepanjangan:"
@@Ajriyajournal semangat kak, semoga dipertemukan jalan terbaik
@@Ajriyajournalsemangat ajriyaa,kmu hebat!! Tetap berjuang demi mimpimu walaupun berkali kali gagal.I'm so respect! Btw,aku jg sama gapyear,dan tahun depan semoga kita sama sama berhasil ya,ttp smngt!!❤
semangat kak Ajriya! aku juga lagi mengambil gap yearku dan i swear to God, this is really change my life and my perspective. aku juga selalu kepikiran tentang luasnya dunia dan keingin tahuan yang sangat besar, aku harap kita semua bisa memberikan dan hidup dengan pilihan yang kita mau ya ❤
Sedikit cerita dari seseorang yang merasa NPC di kelas:
Sebagai lulusan 22 yang gapyear 2 tahun. Memikirkan Kuliah adalah hal yang menjadi dinamika yang rumit. Setelah lulus MA merantau sama Om dulu bantuin jualan eS buah. Memang, keluarga besar ku bahkan satu desa itu rata-rata orangnya pada merantau semua. Karena pada merantau, desa menjadi sepi. Itulah awal dari pemikiran, bagaimana cara menghidupkan lagi desa ini agar penuh dengan pemuda yang dapat mengembangkan bahkan memajukan desa ini menjadi... Bisa dibilang swasembada?
Setelah 2 tahun dan beberapa kertas telah terkumpul, aku mulai kuliah di prodi Ilmu Falak, prodi astronomi islam yang menurutku sesuai hobi. Meskipun aku belum tahu pekerjaan apa, atau apakah aku dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain di masa mendatang.
Sebelumnya aku pernah terpikirkan untuk masuk di prodi Ilmpu Perpustakaan. Tapi karena sepertinya kampus yang menyediakan itu terlihat mahal. Aku memilih Ilmu Falak yang tersedia di kampus lain. Meskipun ga pandai matematika juga.
Tujuan ku kuliah aslinya hanya ingin merasakan bagaimana memiliki relasi yang banyak sebagai teman berdiskusi dan bertukar pikiran. Tapi sulit juga bagiku beradaptasi dengan orang lain yang mana diriku sendiri tidak terlalu mengikuti trend yang ada. Bahkan ada temanku yang merasa, "kau ini seperti anak milenial yang telat lahir".
Malahan cerita ini tak bikin jadi konsep novel(?) dengan judul yang sama. (Sedang dalam pengembangan)
Sekian dari orang yang masih belajar menulis ini. Terimakasih telah meluangkan detik-detik kalian untuk membaca
Honestly, no one ever seems to get that one thoughts I have. An idea that I need to have these constant survival mode. I'm a privilege person yang selalu dilindungin and itu bikin my survival skills tumpul. It makes a lot of things goes against me and I don't even know what to do because I'm not used to it. But you get it, you understand. For sharing about it and everything else, thanks a lot, Kak.
Tau ga, aku juga pernah kepikiran kayak yang kmu pikirin, tapi lebih kek "kenapa si aku kuliah" "ngejar apa si" aku sempet bingung, ngerasa stuck gitu. Fyi, jurusan yang aku ambil tu bisa dibilang ips nya teknik komputer gtu lah (sistem informasi), tapi aku sekarang udah tau kenapa aku kuliah, ya biar aku bisa dapet pekerjaan yang layak di indonesia.. kan yang kayak kamu bilang ini kapitalisme bgtt entah benar atau salah juga ya. Tapi semenjak kuliah aku juga menjadi lebih kritis soal "jati diriku, lebih ingin tau aku ini mau nya apa, kenapa kayak gini, trs solusi nya gimana," gtu deh. Dan alhamdulillah aku juga ingin jadi lebih dekat sama Allah dengan ikutin perintahnya yang : aku ga pacaran, sholat, menjadi lebih pintar, dll. OIYA aku lebih kritis soal masa depan ku juga, rasanya gamau sia-sia in kehidupan masa remaja aku. Aku juga ngerasa aku gamau menjadi dewasa dulu, pgn ngejalanin teenager akuu karna belum puas menyudahi masa-masa ini hahaha. Semoga dari proses kuliah aku ini atau proses pendewasaan ini, kedepannya dapat tercerahkan lagi dari pemikiran dan ilmu-ilmu yang lagi dipelajarin sekarang, semoga kamu juga yaaaa
Kalimat yang kamu ucapkan itu benar adanya kak. Feeling blessed karena punya mimpi besar that sound almost irrelevant untuk sistem dunia saat ini. But on the other hand, selalu tenggelam dalam mempertanyakan 'am i suitable for society and even the world? like for now where i'm still questioning it all continously?" dan aku juga merasa orang-orang seperti kita ini, yang sering disebut sebagai 'idealis' itu hidupnya lebih slow karena cuma terpaku sama apa yang lagi ditekuni... Tapi ya kelebihannya kita jadi lebih bisa menikmati hidup dan gak gampang disetir
Aku setuju sama kak firlyn untuk mendiskusikan hal ini ke ahlinya perihal gimana caranya ilmu yang kita timba itu bisa membuahkan hasil. Dan yang terakhir kuncinya sabar, karena kita semua yakin kalau tuhan mempersiapkan tempat bagi orang-orang yang mempunyai tekad yang kuat, sekalipun itu terdengar nonsense
aloo kk firlyn benar sperti yang kk bilang bahwa kuliah itu ngebuat diri aku jadi pintar walau aku dari jurusan manajemen yg culturenya kerja dgn lulusan ini tapi alhamdulillah aku suka jurusan ini dan semenjak belajar jurusan ini ngebuat aku melek dengan lingkungan perusahaan di indonesia. Di lingkungan kuliah aku terus belajar untuk survival mode dan pintar dalam interaksi sosial serta ntah kenapa aku suka bgt kuliah
sebelumnya aku suka bgt video² kamu kak, tanpa mendiskreditkan kakanya kalo dari aku sendiri kalo punya safety nett dari ortu aku mah gas aja kak ngejar jurusan impian tapi masalahnya aku ibarat ngejagain ijazah lah ya, walaupun emg rejeki ada yg ngatur katanya tp ya ibarat ini salah satu upaya lah ya buat tetep on track rencana dikepalaku
Izin sharing juga kak,
Aku kuliah karena keinginanku sejak sd. Sekarang aku kuliah di UT. Aku lulusan SMK. Sebenarnya dulu aku punya beasiswa kuliah di univ swasta di kota kelahiran. Dan itu beasiswa prestasi, karena aku punya prestasi juara 1 di tingkat kota. Tapi apalah daya, aku lulus SMK harus kerja, karena keluarga ku butuh uang dari aku kerja. Dan beasiswa itu hanya berlaku 3 tahun setelah lulus. Selama 3 tahun itu aku sebenarnya pingin sekali kuliah, tapi faktor ekonomi mengharuskan aku jadi tulang punggung. Beasiswa itupun gugur dan harus saya ikhlaskan.
Sempat hilang semangat buat mencari ilmu, tapi teringat semangat belajar ketika sekolah dulu, prestasi² semasa sekolah, keingat kenangan² manis dan bangga di sekolah. Akhirnya aku pilih UT karena bisa dilakukan sembari kerja.
Sedikit cerita lagi, sebenarnya dulu aku juga engga mau masuk SMK, aku pingin sekali masuk SMA terbaik di kotaku, tapi ekonomi orang tua kurang mampu. Ibuku takut semisal masuk SMA itu, banyak biaya yg engga bisa dibayar. Guru²ku dan teman² sekelasku juga pada kaget ketika aku masuknya ke SMK.
Tapi Alhamdulillah mungkin ini jalan terbaik dari Allah buat aku. Karena habis SMK aku langsung keeja sekarang aku udah bisa beli motor sendiri, beliin motor buat adekku, beliin laptop buat adekku, renovasi rumah yg kena banjir, kuliah dengan uang sendiri juga, dan lain-lain yg tak terhingga Alhamdulillah.
Satu pesan yg sering ibuku bilang, "nurut sama orang tua insyaallah itu adalah jalan yg terbaik, walaupun kita tdk/kurang suka dgn keputusannya. tidak ada orang tua yg mau menyesatkan anakknya, dan tidak ada pula orang tua yg tidak mendoakan anaknua",
Terimakasih sudah membaca, salam semangat.
for me everything is connected and i don't think ur study is useless, i love to learn everything and put it into my life and perspective, even so i think ur field of study can be connected to many field of job and research that might help society become more effiecient, i'm comp science students but in real life i learn many field too like history, politics, biology and etc
Aku ingin kuliah, tapi situasi dan keadaan saat ini memaksa aku untuk kerja aja, tapi gapapa tetap di nikmati suka dan dukanya, harus tetap bersyukur
Semangatt ya kak semoga di lain waktu diberikan kesempatan sama Allah bisa kuliah❤
love your thoughts fr aku mahasiswi semester satu sastra inggris di universitas top 10 dan kebanyakan orang anggap remeh jurusan ini. but i know my passion, bakat dan minatku emang ada di sastra, makanya aku pilih jurusan ini. its fun, aku nggak pernah merasa salah jurusan, cuma kalau ngeluh banyak tugas, tentu masih. same as you, aku juga sering questioning kalo lulus nanti jadi apa, kerja apa, selain jadi dosen dan guru. i wanna be different, aku nggak mau di kemudian hari dapat pekerjaan yang tok langsung sama kyk stereotip orang2. tapi, cara aku menyampingkan pekerjaanku apa, aku ambil langkah untuk makin menyelami apa yang aku ketahui tentang diriku; menulis. aku ikut organisasi tentang sastra, jurnalis, dan berencana nambah di semester berikutnya buat ikut organisasi yang sesuai sama passion aku di lingkup yang lebih luas. dan lagi2, sama kayak kamu, im still figuring out soal pekerjaanku apa nanti, apalagi zaman yang makin ke sini makin aneh, istilah, "yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin," udah bukan rahasia lagi dan nggak perlu denial untuk itu. tapi what i need to do saat ini cuma serius dan bertanggung jawab sama apa yang aku pilih, nambah relasi dan pengalaman. well said, aku bersyukur bisa dapet kesempatan atas semua ini, dengan pemikiran yang makin kritis soal kehidupan, bisa tau mau aku apa, karena kebanyakan orang yang kutemui, pilihan mereka udah didikte sama orang-orang terdekat; orang tua, saudara, teman dekat. aku nggak mau jadi kayak gitu. aku mau nikmatin kuliahku dengan ambil jurusan yang sesuai sama apa yang kumau and i have it yang akhirnya ngebuat aku harus bijak dan responsible sama apa yang kupilih :')
dan kalau ditanya alasanku berkuliah, id same my answer is similiar sama kam, i wanna be smarter. terus kebanyakan orang komen, "kenapa nggak kursus aja?". kursus beda sama kuliah. bagiku, kuliah lebih luas dari kursus, konteks luasnya bisa dari relasi, pengetahuan, teman-teman, lingkungan, dan gelar. bukan berarti aku bilang aku kuliah demi gelar ya, itu sebuah kesalahan fatal bagi orang2 yang masih jadiin hal tsb sebagai alasan methinkz. aku kuliah karena aku mau mendalami apa yang aku suka, aku mau tahu lebih banyak soal sastra, aku mau pintar di bidang ini. aku juga mau punya relasi yang banyak, aku mau kenalan dan bertukar pikiran sama orang-orang pintar, sama orang-orang yang dirinya suka apa. hal itu aku cari di kuliah dengan join organisasi yang relevan sama minat dan bakatku. singkatnya, aku berkuliah karena aku mau improve diriku and i know what i needs, xoxo
i feel u kak
ihh sumpahhh keren banget please mindset kamu 💘
You have talked dand discussed the purpose of being university student, and it can be pointed that studying in university has broadened your perspective and your intellegence.
And I agree with you that KULIAH has given the beneficial and impactful things for yourself. In contrast, it doesn't mean that we forget about the purposeful life that will direct our life, where we are going to, isn't that also necessary to consider in our life??
But I don't assume that you don't have a purpose, I know that you're intellegent and have many experiences. I just wanna know about your perspective about the purpose of life.
Let's say many scholarship obligate the candidates to write a long essay about life's purpose, such as motivational letter/personal statement. Following this, the scholarship candidates should write the short term or long term in pursuing their life's purpose. Doesn't it mean that purpose of life is so crucial to have in our life??
I want to know your perspective about this and your consideration, thank you fir!
Nice video, aku juga kurang lebih sama kamu. Aku orangnya organized dan terstruktur. Walau aku masih di Indo kemungkinan besar aku kerja di LN karena aku merasa itu bukan dunia aku. Mohon doanya ya
Tapi jika keluar dari apa yang sudah dijalani sekarang, itu butuh modal firlyn.. i mean i'm so thank fully for your wise mindset and My mind was opened by you.
But.. Not everyone has those privilege like yours..
That's okay, I will try your suggestion which suits my condition. You're like our big sist! Thank you kakk💗💗
hai kak, i hope u read this
beberapa bulan lalu aku nonton video kakak about campus application result reaction, aku bener2 yakin banget tahun ini aku pasti bisa keterima. Tp ternyata setelah ditolak beberapa kampus, ortu aku nyaranin kuliah di indo dulu, and then tahun depan aku mau dftar kuliah di ptn. Rada nyesek sih, tp kayaknya feeling aku juga di indo dulu gpp.
I also have the same perspective as you, I went to college to learn, I decided I wanted to study abroad because I wanted to survive in the outside world as a foreigner and I didn't feel comfortable with the education system in Indo.
Then about the major, I also have my own options, like, kalo di LN aku bakal ambil jurusan ini, sedangkan di indo ini.
Dan balik lagi ke alasan kenapa aku meng-iya-kan ortuku kalau aku mau kuliah di indo, karena aku berniat pengen kuliah jurusan A dulu di LN for bachelor's degree dan setelah itu ambil s1 lagi di jurusan B. And yeah, aku mau langsung ambil jurusan B tahun depan di ptn, dan pastinya tetap mengusahakan bisa exchange ke LN atau lanjut med-student nya di LN
wish me luck
Bagaimana sih, cara mendapatkan sahabat yang bisa dijadikan teman diskusi dengan interaksi jangka panjang?
mimpi :(
@@nuryadin5919 jeah i feel you too, wanna be my friend?
@@krafteze.cumanumpanglewat mbung ah mending sare
@@nuryadin5919 ojo kakean turu mase, opo maneh maghrib
share no wa mu
kak aku juga gitu pls! aku masih sma sih, tapi pengen kuliah psikologi. TAPI GA TERLALU PENGEN KERJA, PENGENNYA BELAJAR AJA😭
ambil aja, belajar hal² yang kita pengenin itu asik
i hope i can discuss with you ka, allhumma baarik fiik
Butuh banyak orang yang bahas hal yang seperti ini, karena akan membuat nambah insight dan untuk berpikir kritis dari setiap pattern hidup manusia yang akan ia tempuh.
Anyway, apa yang kak Firlyn bilang di video ini benar, sayangnya masih belum sadar tentang realita yang sesungguhnya di dunia ini seperti apa, dunia yang manusia lihat kebanyakan adalah dunia yang dibentuk oleh sekelompok orang x, jadi mereka semua sebenarnya belum melihat dunia itu sebenarnya seperti apa bentuknya, society is messed up.
Ini bingung mau bahas yang mana dulu, soalnya banyak hal dan gak bisa dibahas terpisah seharusnya, tapi kali ini mau ambil 1 sample aja dlu.
Kenapa Society is messed up? Karena mereka melihat dunia hanya untuk bekerja, kalau gak kerja gak bisa hidup katanya, makanya yang dipikiran orang-orang cuman kerja-kerja-kerja-kerja doang. Kalau kerja itu sebagai tanda bahwa manusia itu agar bisa hidup, lalu mengapa manusia pertama di dunia yaitu Nabi Adam Alaihi Salam itu bisa bertahan hidup tanpa bekerja? Pahadal seharusnya tujuan Nabi Adam diturunkan itu adalah sebagai benchmark kehidupan ini, karena memang dia yang melalui semuanya dari awal, jadinya gak masuk logika jika manusia sekarang bilang gak bisa hidup kalau gak kerja.
Ada kutipan dari ayat Al-Qur'an yang cocok untuk pembahasan kali ini yaitu:
"Dan di bumi terdapat berbagai macam tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohon yang berbuah, dan di langit terdapat berbagai macam makhluk yang dapat dilihat oleh manusia. Semua itu adalah ciptaan Allah, Tuhan semesta alam."- (QS. Al-An'am: 141)
Pada intinya Nabi Adam yang sudah hidup sekitar lebih dari 500 Tahun lamanya, bisa hidup karena dia menggunakan alam di dunia ini sebagai alat untuk bertahan hidupnya, dari cara berpakaian bisa dari kapas, makanan dari buah dan daging, menyalakan api dari kayu, membuat rumah bisa dari pohon dan bambu, dll. Dari hal sederhana itu, Nabi Adam bisa hidup selama lebih dari 500 Tahun.
Jadi bisa disimpulkan, bahwasanya Tuhan udah kasih cara manusia bertahan hidup itu gratis, tapi sekarang apa aja itu butuh uang, yang sebenarnya itu adalah sebuah akal-akalan si x biar mereka isa berkuasa dan hidup tenang.
Salah satu contoh yang masuk akal yaitu tentang kesehatan, seharusnya manusia bisa konsumsi tanaman herbal biar sembuh, ehh sekarang malah dibuat yang namanya rumah sakit, yang dimana biaya pengobatannya misalkan sakit batuk obat harga 10k, dikali dengan 8,2 miliar jiwa, bayangin sebanyak apa keuntungan kesehatan farmasi modern saat ini.
Sekarang bahas mengapa manusia bisa sakit, karena ini berkaitan dengan bahasan sebelumnya. Tadi dibahas bahwa manuisa itu setiap individu, pasti merasakan sakit, makanya dari 8,2 miliar orang dianalogikan jika sakit batuk dan berobat dengan biaya Rp 10.000, maka sebanyak apa mereka mendapatkan keuntungan itu. Manusia bisa sakit karena mereka menggunakan bahan-bahan kimia, seperti contohnya sabun, di iklan TV terlihat manis gitu, dipromosikan bahwa sabun itu untuk membersihkan tubuh manusia, iya sih membersihkan, tapi kok mengapa bahannya dari kimia? Nah ini permainan mereka, tapi sebelum kesana ada salah satu contoh kasus dari Ratu Elizabeth I yang menggunakan bahan merkuri (bahan kimia pastinya) sebagai bahan skincare dia setiap harinya, dan pada akhirnya Ratu Elizabeth I meninggal karena keracunan bahan merkuri. Jadi bahan kimia ini adalah sebuah bahan yang seharusnya berbahaya bagi tubuh apalagi sampai dibuat sebuah produk sabun yang bahan kimia, ini akal-akalan mereka supaya banyak orang sakit dan berobat ke dokter, begitu terus siklusnya tanpa akhir.
Alasan mengapa bahan kimia jenis apapun itu berbahaya oleh kulit manusia adalah, karena kulit manusia itu sifatnya adalah menyerap, makanya Ratu Elizabeth I meninggal keracunan dan disaat terakhirnya dia sakit-sakitan ya karena metabolisme tubuh itu sudah tidak bisa melawan dari bahan kimia yang masuk kedalam tubuh, makanya saat kita kecil, salah satu penyebab kita waktu kecil bisa sakit-sakitan, yaa karena metabolisme yang seharusnya hanya untuk merawat tubuh, malah langsung dari bayi kena sabun kimia yang membuat metabolisme menurun, dan akan membuat bayi tersebut saat tumbuh dewasa akan sakit-sakitan, bayangin, udah tahu bahwa kulit manusia itu menyerap, eh malah dikasih sabun bahan kimia, pantesan manusia zaman sekarang cepat sakit-sakitan.
Ada satu hal yang mau aku singgung juga yaitu mengenai Ultra Process Food (UPF) yaitu makanan yang olahannya udah di otak-atik segala macem, padahal bahan-bahan alami saja seperti yang dicontohkan Nabi Adam itu lebih sehat dan gratis, tapi gak banyak orang concern mengenai hal ini, akhirnya apa? Udah sekarang makan itu harus bayar, ehh makanannya itu UPF, industri kesehatan farmasi modern langsung full senyum ini banyak pasien yang sakit dihari tua nanti 😁.
Intinya semua ini hanya permainan si x, emang kalau dikatakan jahat, memang jahat, dan sangat-sangat jahat, bangs#🤬.
Terus sekarang adalah salah satu cara perubahannya, yaitu dengan penggunaan bahan-bahan yang sudah disiapkan sama Tuhan, yaitu dari contoh cara hidup Nabi Adam yang bisa bertahan hidup karena penggunaan alam ini, salah satu contoh nyata agar manusia tidak ketergantungan sama sabun kimia yaitu ada namanya buah lerak, buah ini Of course source dari Tuhan yang dibuat untuk membersihkan seluruh badan dan bisa digunakan sebagai pembersih pakaian, buah lerak ini dipakai juga sama pengrajin batik tradisional karena agar warna tidak luntur, klo gak percaya tanya mereka.
Ada contoh lainnya tapi hal ini gak bisa dilakukan oleh semua orang, yaitu ternak hewan dan bertanam, kalau udah punya kedua hal ini di lahan, yaudah gak usah pusing kerja cari duit.
Btw hal ini juga dijegah juga sih sama si x dengan sistem keuangan yang mereka buat karena hal ini membuat ada perbedaan si kaya dan si miskin, yang membuat yang kaya punya rumah besar, sedangkan si miskin rumahnya kecil, atau yang lebih parah lagi adalah yang gak punya rumah sama sekali, karena hal ini mereka tidak punya lahan untuk beternak dan bertanam yang membuat mereka bekerja keras untuk bekerja, pas udah kerja keras sampai tua untuk biaya sekolah anak, ehh sistem pendidikannya malah dibuat untuk pekerja profesional 🤓, ywdh, siklusnya berputar disitu terus sudah.
Intinya kehidupan yang layak, dikasih sama Tuhan secara gratis, sekarang wajib bagi kalian untuk selalu minum air putih, bayangin kalian bisa punya akses minum air putih bersih, tapi masih suka jajan-jajanan minuman manis, kalian kurang bersyukur asli, lihat mereka diluar sana yang air putih pun gak ada dan mereka selalu mencari air putih sampai ketemu, sekalinya dapat pun juga, airnya belum tentu bersih, lah kalian yang punya previllage air putih bersih, tapi gak digunain previllage itu.
Bahan alam kehidupan manusia: bahan dasar baju harus dari alam (sudah dijelaskan bahwa kulit manusia sifatnya menyerap), buah lerak untuk kebersihan badan dan baju, siwak untuk mulut (Kebersihan mulut gak dibutuhkan kalau gak makan²an UPF), makan bahan se-alami mungkin (hindari jauh konsumsi makanan bermerek dan terbungkus, tahu tempe telur bahan dasar makanan yang baik). That's it.
Sebenarnya yang kasian kaum hawa karena mereka spending money to their face, ujung-ujungnya skincare yang mahal ataupun murah isinya ttp kimia juga, mau dibahas juga mengenai hal ini tapi terlalu panjang.
Ini baru bahas dari 1 lini jalur saja mengenai alam, itupun gak bisa dibahas semua, belum lagi ke pembahasan tentang psikologi, frekuensi, yang dimana pembahasannya lebih panjang dari ini, dan itupun belum sepenuhnya aku pelajari semua karena aku masih banyak yang belum aku pahami banyak, dan juga masih mencari-cari tentang hal lain juga yang masih tanda tanya besar di kepala.
Yang baca keseluruhan sampai akhir, kalean hebat wak, wkwk, gk bakal banyak yang baca juga sih soalnya emang rakyat Indo kurang minat baca, tapi yang dibingungkan itu penggunaan sosmed aktif sekali.
Kak, ada video tentang bagaimana kaka berkomunikasi selama di Jepang gak ya? Apakah fully English atau ada Japanesenya juga? Kalau ada videonya, mungkin bisa saya cari di channel kaka
@@irvandodeleste5055 aku di jepang kukiah di kampus international, 100% pake bahasa inggris, tapi aku sehari-hari campur 3 bahasa: English, Japanese, Bahasa Indonesia
@@firllynn wah mantap. Terimakasih banyak kak infonya kalau begitu. Lanjutkan kontennya kak. Proud of you!!!!
Konsepnya Kakak sangat inspiratif, sebenarnya aku juga berkonsep yang kurang lebih sama.
Sejak TK hingga SMA kls 1, aku berminat untuk berada di dunia konstruksi. Namun, aku kehilangan arah setelah desakan orang tua yang berkorban materi yang lumayan untuk anaknya usaha bimbelan sekolah kedinasan padahal ya bukan minatku terlepas ada bakat. Jadi aku ikut bujukan orang tua sekaligus mengejar Seleksi Nasional Tes PTN. Selain itu, desakan orang tua juga harus hengkang dari desa sendiri. Pada skenario ini, aku memilih salah satu teknik sipil di top 1 Indonesia sebagai pilihan 1 dan tidak terlalu memikirkan pilihan 2 (yang mana coba-coba usul orang tua (lagi)) sehingga langsung memilih PTN Vokasi. Kesimpulan visi yang kupunya waktu itu adalah hanya hengkang dari kampung pribadi
Rupanya, hasilnya justru lulus di PTN vokasi dengan nilai yang over (seharusnya bisa masuk yang diantara top 10 lainnya) dan gagal di kedinasan. Disini aku merasa menyesal karena tidak realistis dan tidak menemukan jati diri lebih lanjut seperti yang Kakak lakukan. Lebih lanjut, untungnya vokasi yang kupilih masih seranah dengan minat walaupun tidak ada planning yang objektif di kampus ini. Saat ini, orang tua juga sudah tidak membolehkan untuk berpindah terkecuali jika dapat beasiswa sehingga aku hanya dapat menerima nasib dan mencoba untuk mencari sisi positif yang dimaksud. Jujur, sekarang jadi sangat-sangat bingung 🙂
itulah kondisi yang kurasakan saat ini
Oh iya, mengenai yang kakak rasakan ketika menjadi pintar itu relatable dengan aku sebagai pemain catur, bawaannya over-complicate about things that can't be applied in your business and saw much-much possibility that can happen 🙈😭
ka bikin video tentang penting ga penting organisasi buat anak sekolah dong
Mirip cerita anime one piece sih firllyn soal kebenaran semua ini
21 : 38 mlm jumat 19 Desember 2024 17 jumadil akhir 1446H baru liat ini telat 1 bulan 😢😢😢😢😢😢😢😢
Fir sharing cara bergaul dong
Semangat kak kontennya
kak mauu tau dong kenapa kk milih study abroad ke jepang
Aku yg berfikir kritis aja dimarahin sama ortu
market analysis atau strategic consultant paling
MULYONESIA😅😅
ka bikin video tentang penting ga penting organisasi buat anak sekolah dong