Perlu dicatat, orang2 atau lingkungan yang mendorong2 anda untuk menikah, tidak akan membayar biaya bersalin anda, tidak akan membayar anak anda sekolah, tidak akan memberi obat saat andak anda sakit, mereka cuma mendorong2 tapi tidak akan bertanggung jawab apapun dengan keputusan anda untuk nikah...Jika hati anda tidak ada keinginan menikah, ya ikuti kata hati anda daripada mengikuti tekanan dari lingkungan..
@@fajarhidayat5787 nah ini dia, ortu yang udah mulai menanyakan dan mendoktrin harus kudu wajib menikah WKWKWKWK. Yaaah gua mah iyaaa aja dah, iya² aja. Masalah kejadian apa kaga yaaa udah dah wkwkwkw.
@Lela Sari konteks nya kan org tua lo yang nanya mulu , nyuruh kapan nikah , mereka yg menanyakan hal seperti itu pasti udah mempersiapkan , elo nya aja yang ga tau
@@fajarhidayat5787 mempersiapkan apa? Kereta bayi? Ngga semua ortu siap bantu ini itu bro, kadang beliau juga mendorong anaknya untuk menikah ya karena keinginan punya cucu atau juga gara" bacotan para tetangga _-
betul,tapi banyak orang ga tahu itu bang,kalo dah umur 25 ke atas aja belum nikah,pasti jadi omongan orang😂 di kira menikah gampang cuma ngewe doang kali
ternyata banyak jg sekarang orang indo yg memilih untuk tidak menikah, termasuk saya, krn satu dan lain hal, bahkan rasanya lebih bahagia saat sendiri tanpa pacar. dan kalo pengen punya orang yg nemenin untuk dimasa tua nanti kan bisa adopt anak
Kalo adopt nggak sedari kecil, atau adopt pas udah lansia, amit amitnya si anak cuma kepengin warisan doang dong nanti. Masa kita mau membebankan beban ke orang yang nggak kita rawat? Intinya timbal balik gitu, semisal adopt ya adopt dari bayi, atau nggak anak anak balita biar terjalin ikatan batin gitu. Realistis aja, siapa si yang ngga minta diurus pas tua nanti sama anak? Yang katanya kalo anak anugrah berarti nggak wajib buat ngerawat ortu pas udah lansia.
indonesia itu ketinggalan dalam cara berpikir. sebenarnya fenomena ini sudah terjadi di negara2 lain duluan, dimana mereka menganggap menikah dan berkeluarga itu sudah tidak menjadi prioritas. hampir di semua negara asia tenggara (kec indonesia dan malay) anak2 mudanya lebih suka untuk hidup sendiri sampai mati. teman2 gw dari negara2 itu menganggap menikah hanya akan menambah masalah hidup saja di negara2 ini gk ada tuh yang namanya kumpul2 terus nanya "kapan nikah?"
Iya sih ketinggalan, makanya angka anak haram dibuang dan turunan penyakit mentalnya di panti asuhan sedikit. Jadi negara paling dermawan karena tidak individualistik. Ahh sudahlah sudah ketinggalan ekonomi, budayanya yg super beragam bukan mono juga ketinggalan
Gua lebih kagum sama orang2 jepang, korea selatan, cina yang memilih prinsip hidup untuk diri mereka dan tidak menikah, jujur gua salut sama negara seperti itu
Menikah adalah satu tahapan penting dalam perjalanan hidup manusia. Banyak banget nilai & pendewasaan yg didapat saat kita menikah. Tapi ini cuma salah satu cara yang tidak selalu cocok dg kondisi semua orang. Ada kondisi2 yg membuat orang mjd lebih baik justru jika dia tidak menikah. Tentu baik/buruknya tidak perlu diperdebatkan karena cuma orang itu sendiri yg mengalami & lebih tahu. Yang perlu kita lakukan hanyalah menghargai keputusan orang lain. Tidak perlu sok tahu karena kita tidak menjalani hidup mereka.
Ini tema yang menggelitik saya waktu usia muda, tapi tidak ada temen untuk diskusi ini karena dianggap tabu😀😂 Saya sering diskusi dengan anak perempuan saya yang usianya 14 tahun, saya juga pernah mendiskusikan tema tersebut. Saya sebagai maminya membebaskan dia apakah suatu saat akan memutuskan untuk menikah, atau memutuskan untuk tidak menikah, yang penting masih di jalur yang positif. Karena menurut pandangan saya hidup selalu dihadapkan dengan pilihan pilihan, dan setiap pilihan pasti ada resiko dan konsekuensinya. Dari sudut pandang saya, menikah itu sekedar salah satu pilihan jalan hidup saja, jadi menikah bukanlah suatu kewajiban atau bahkan suatu solusi dari berbagai masalah (keluarga, ekonomi dll)
pernah ga sih kalian di cengin dengan kalimat ini : "kapan lu nikah? gw aja udh 3x nikah.." dalam hati gw,lahh ini zaman dimana kegagalan lebih baik daripada nunggu kesiapan? ga semua kegagalan itu baik dong.. gagal ginjal gih kalau ga percaya
Gw pernah ngobrol sama tukang Warkop deket kantor. Dia ngomong kayak gitu, besoknya gw fitnah ke bossnya, kalau dia nunjuk2in titit ke customer cewek. Hari itu jg dipecat. Biar mati ajalah orang2 kyk gitu, ga pantes jg hidup
Menarik diskusi tentang pernikahan. Gw pribadi kalau nanti ketemu partner untuk menikah, ingin menikah tanpa resepsi / minimal banget intimate wedding. Dan tidak ingin punya anak, istilah inggrisnya (childfree/voluntary childlessness). Tentu concernnya banyak, tapi sejak pandemi di 2020, jadi ngebikin gw mikir lebih jauh tentang kehidupan manusia. Bahwa manusia itu ternyata lemah banget, kena virus asing, langsung keok. Ternyata Spanish Flu itu terjadi 100 tahun yang lalu, 1918. Kalau dari hitungan peradaban, 100 tahun itu sebentar banget. Selanjutnya, tentu masalah finansial ya. Harus realistis juga. Kondisi gak menentu kalau memutuskan punya anak jadi kurang bijak. Gw salah satu yang berpikir kalau manusia udah over populasi; kalau mau punya anak, pastiin secara finansial uda kuat. Well, karena gw kehilangan pekerjaan gara-gara pandemi sih jadi ovethinking begini. Good video!! Coba bisa dibahas lebih lanjut tentang Pernikahan, lanjut punya anak? atau menikah untuk menua bersama
Obrolan yg seru dan berfaedah untuk konten seperti ini hrs lebih bnyk di RUclips .. karena mau2 ga mau yutube sekrng sudah jdi kebutuhan hampir 50 persen lebih msyarakat dunia.
Nikah dan punya anak emang udah ga relevan lg sih jika dilihat dari dampak lingkungan dan efesiensi sumber daya. Tp ya kadang kita nikah dan punya anak cuma untuk menyenangkan lingkungan aja. Takut digrebek polisi moral dan biar orang tua seneng.
Nikah buat apa sih? 1.kebutuhan biologis sexsual 2.memberikan keturunan atu ahli walis (jikalau kamu kaya) 3.pandangan sosial masarakat Apa pendapat kamu, ayo kita diskusi
nomor 3 yang paling kuat. "temen temenmu udah pada nikah tu? kamu kapan? kerja terus, nikah kapan?" . ya kebutuhan biologis. bisa ngerasain seks tanpa ada yang gedor² pintu . punya keturunan? iya. a
Ulasannya sangat berisi🔥 Mana kemauan dan kebutuhan. Mengakui kesalahan. Semua kembali pada pilihan pribadi. Dan jika memilih untuk tidak memilih , itu pun pilihan kita. Pointnya terasa! Thanks Cania dan Coki, ini sangat menambah referensi hidup. Hormat!🙌
Menurutku, manusia telah over capasity. Bagaimana tanggapan Cania dan Coki? Kalau gak over capasity, gak bakalan ada orang yang tidak bekerja, pembukaan lahan untuk tempat tinggal/perusahaan yang membuka lowongan kerja. Aktivis lingkungan itu enggak sepenuhnya berguna, sebab mereka tidak pernah memberi solusi yang efektif. Hutan bakal habis, kalau manusia bertambah terus. Ayolah, jangan munafik. Siapa yang gak pengen punya tempat tinggal dan pekerjaan? Untuk mewujudkan hal tersebut, mau gak mau harus melakukan pembukaan lahan. BKKBN memiliki slogan "2 anak cukup", tapi faktanya gimana? Berapa presentase pasutri yang mengindahkan slogan tersebut? Apakah BKKBN yang gagal mensosialisasi? Atau bagaimana? Memiliki 2 anak dianggap cukup itu lebih baik daripada China, setiap pasutri di sana diharuskan untuk mempunyai 1 anak. Sederhananya gini, manusia adalah konsumen dan alam adalah produsen. Kalau konsumen terus bertambah dan produsen semakin sedikit, bahkan mungkin habis. Kita sebagai konsumen sekaligus makhluk yang dianggap sempurna karena memiliki hati dan pikiran, harus berbuat apa?
konon katanya sih buat dipamerin kelak di akhirat, nih ummatku yg paling banyak :D banyak doang kualitas 0, cm jd bahan bakar politik, ayo bikin negara ******* ya saya beragama, tp beragama secara logis. menikah katanya mendatangkan ketenangan, kenapa ngga tenangkan dirimu sejak dalam pikiran? knp harus nunggu nikah? buat menyeimbangkan diri, bumi punya mekanisme namanya seleksi alam. kalo predator overpopulasi & prey jumlahnya makin berkurang, lama2 kan predatornya akan mati kelaparan sd jumlahnya seimbang. begitu jg manusia, mungkin itu hikmah dari pandemi & katastropi. hehehe
gua rasa miskonsepsinya adalah bahwa setiap orang konsumsinya rata. sama sekali tidak. misal orang yg buka lahan itu biasanya bukan orang yg butuh lahan, seringkali serakah aja bro. . konsumsi banyak ga langsung berarti manusia kebanyakan sih, lebih sering berarti beberapa manusia konsumsinya sangat-sangat kebanyakan aja.
I used to think like this. Sampai akhirnya menemukan kalau ada skenario lain yang sangat berpotensi terjadi andaikan jumlah penduduk saat ini tinggal separuhnya (misal 3.5-4 miliar aja di seluruh dunia). Orang2 serakah bisa jadi makin serakah karena ga ada tanggungan rakyat kelas bawah, bukan ga mungkin berdampak ke orang2 sejahtera yang filosofi hidupnya yang sedang2 aja, jatuh ke kelas bawah.
Nggk juga si.... Banyak daerah2 yang kekurangan manusia juga..... Kecuali kalau banyak manusia kualitasnya jelek, seperti di negri antah berantah Kalau banyak populasi+pendidikan bagus n merata, ya bagus..... Belum lagi menurut saya 20-50 tahun ke depan PASTI udah ada perpindahan manusia ke planet lain(udah dalam jumlah besar).... Jadi yaaaaaa gitu😂
Ada sebuah pandangan yg cukup menarik soal over population spesies manusia, namanya antinatalism. Pandangan filsafat yg menganggap melahirkan itu salah secara moral. Di Indonesia belum populer sih, tapi sudah banyak dibahas di media barat.
Yang salah bukan "melahirkan" per se, tapi kalo melahirkan dianggap keharusan oleh society ya itu baru salah secara moral sedangkan resourches yang ada terbatas.
@@imamsanji2949 Kalau menrut saya, juga melahirkan itu salah secara moral, karena orang tua tidak bisa meminta ijin si anak mau dilahirkan atau tidak, tapi orang tua bisa punya pilihan mau bikin anak atau tidak. Toh kalopun tujuannya mau punya anak, ada alternatifnya, yaitu adopsi.
@@renosyaputra tidak bisa meminta ijin, karna logikanya emg tdk akan bisa kan? Tp knp bs di anggap itu melanggar moral? Kecuali hbs melahirkan trs tdk bertanggung jawab, kan tdk smua orgtua begitu, masa melahirkan anak, di rawat, di sayang dan di besarkan itu melanggar moral? 🤦🏻
@@fuekoabun Iya memang disitu poinnya di antinatalisme. Karena ketidakmampuan orang tua dalam meminta ijin seorang calon bayi, maka itu dianggap melanggar moral si anak bila ia dilahirkan. Alasannya, karena lahir ke dunia itu membahayakan si anak, karena ia harus menderita resiko kematian, penyakit mental, penyakit fisiologis dll. Sehingga, posisi anak ketika tidak lahir itu dianggap lebih baik dari pada setelah lahir.
ya itu memang betul bro : "banyak anak banyak rezeki.............................................................. yang dibutuhkan" kalimat lu belum selesei masih ngambang 🤣
Ngomong2 soal relevansi, seberapa relevan sih perkuliahan saat ini dalam konteks dengan alasan untuk cari kerja? Cania pernah bahas beberapa waktu lalu di geolive ttg perkuliahan (dalam respon ke videonya om dedi kalo ga salah), tapi mau tau dong kalo untuk saat ini tuh gimana? Karena dari pengalaman pribadi saat ini udah mulai banyak perusahaan yg menerima karyawan berdasarkan skill dan pengalaman bukan dari almamaternya. Ditambah lagi sekarang udah mulai banyak courses/pelatihan2 yg bisa diikuti dan bener2 bisa berguna untuk melamar kerja/meningkatkan skill dan pengetahuan di bidang kerja yg mau dituju.
Kebanyakan orang sekarang lebih mulia "janda" umur 23 thn di banding 24 th blm nikah. Tp kenapa org2 slalu menganggap pernikahan adalah sebuah achievment . Sy pun merasakan. Sya sangat independent dan tdk mau di intervensi oleh siapapun termasuk pasangan. Dan saya masih santai2 aja di 24thn ini msh blm nikah. Tp kadang gerah juga kuping dgrin ocehan org wkkw
Kalau menurut aku tergantung dengan kondisi kita masing2,kalau kita belum siap secara hati,pikiran, emosional dan finansial kehidupan. sebaiknya dipikirkan lagi sebelum memutuskan untuk menikah karna yg mananya kita menikah disitu kita sudah memiliki tanggung jawab yg lebih, apalagi kalau kita sdah pnya anak tanggung jawab kita sangat besar terhadap kehidupan anak kita Kalau cuman bisa jadi beban keluarga sebaiknya jngan dlu memikirkan untuk manikah. Tapi kalau kalian sudah siap secara finansial dan hati kalian juga sdah mantap untuk berumah tangga kenapa tidak itu sesuatu hal yg sangat baik juga,setiap orang punya kondisinya masing2 Yg terpenting sebelum ingin menikah harus tau dlu yg mananya berumah tangga itu tidak hanya bahagia saja, tapi juga banyak hal yg ada didlmnya
Menikah di umur 23th dan sekarang gue umur 28th dengan anak 2. Wah gila sih berat banget jadi bapak yg lurus. Ga ngrokok lagi ga mabok lagi ga main wanita lagi, transisi nya berat bor. But what? Gue naik level, ya minimal menurut gue ini baik, kalau menurut orang lain berpandangan lain ya boleh aja. Intinya gue happy sih, menikmati semua proses dan perubahan di hidup gue, dan gue bangga sama diiri gue sendiri.
Kadang kalau belum menikah di umur 25 tahun sering dianggap sudah kadaluarsa, mangkanya sering di tanyakan kapan dan kenapa belum menikah? Padahal menikah itu big deal yg besar yg ngubah hidup.
Gue cewe 30, kaka gue cewe 32. Kami sama2 blm nikah. Kaka gue msh lanjutin sekolahnya pula. Beberapa bulan lalu bokap baru pertama kali cerita ke gue, kalo ternyata bokap udah banyak ditanyain sama temen2nya & sodara2nya ttg "kapan anak perempuannya nikah?". Dan gue bahagia dgr jawabannya bokap "anaknya belum mau, saya ga bisa maksa". Sampe detik ini, bokap gue ga pernah bahas soal pernikahan, cucu, dll. Nyokap pun santai aja. Gue jg suka aneh sama emak2 yg selalu blg "kamu nikah dong, mamah pengen gendong cucu". 1. Org2 biasanya pengen awet muda, tapi kenapa banyak ibu2 yg pengen jadi nenek2 ya? 2. Kalo emang suka sama anak kecil, bikin aja lg, jgn suruh anaknya produksi.
Kalo yang gua tangkap sih si mbak yang nanya ini bukan gak mau nikah, tapi gak mau punya pasangan. karna menurut gua klo orang udah punya pasangan biasanya ingin tinggal dan hidup bersama, salah satu cara agar itu terwujud adalah dengan menikah dan menurut gua orang yang gak mau punya pasangan dihidupnya sih sah sah aja, mungkin dia gak mau ribet sama orang lain, gak mau ada orang yang bergantung ke dia dan biasanya orang yang seperti ini sudah merasa bahagia dengan kesendiriannya.
@@leviennasalsabila6053 ya gpp juga kalo maunya kaya gitu, terserah dia mau bagaimana dan gak usah tersinggung klo ada yg nanya, kapan nikah? jawab aja blom pengen, klo didebat, gak usah ladeni
Karena tujuannya supaya bisa "berenang". Blm lagi gurunya, Masa guru umur 50an yg cuma bisa "berenang" disuruh belajar paragliding. Susah bro. Manusia dinamis, punya akal bisa memilih. jgn disamakan sama ikan.
@@makananenak8912 ikan gabisa terbang burung gabisa berenang di dalem, biarkan anak² menyebar sesuai dengan habitat mereka untuk memaksimalkan potensinya bro, tp kalo di indo semuanya dianggap sama jadi sulit buat nemuin potensi diri yg sesuai
Banyak diskusi di western world kalo orang ngebet nanyain orang lain buat nikah trus nyuruh orang lain punya anak tu gara gara mereka secara halus pengen lu ngrasain penderitaan mereka... susahnya maintaining rumah tangga yang ga selalu bahagia, nikah sama orang yang salah, perkara nikah pengen nguasain financial salah satu pasangan, udah nikah yang dulunya 2 partner kerja akhirnya salah satu jadi dependen gara gara berhenti kerja, cewe ngtrap cowo sama anak, abusive household, nyesel punya anak (true, ini topic yg tabu tapi sebenernya orang tua pun banyak yg nyesel punya anak), anak nghancurin mimpi mereka, bahkan ketika relationship lo sama pasangan udah mau hancur nambah anak ga bakal memperbaiki bonding sama pasangan lu yang ada malah nambah beban, mau cerai stuck sama stigma masyarakat. misery loves company bro sis. Ini pilihan lo sih mau fall ke jurang yang sama trus hidup miserable sama pilihan yang bukan dari kemauan diri lo. Kalo lu mikir, worth it ga sih nikah? lu ngorbanin kebahagian lo (freedom) demi attraction sama orang lain yang sesaat? Gua kadang mikir... dalam hari-hari menikah aja hal-hal ga penting aja dibuat bertengkar, kek salah naruh sendal, salah ngasih bumbu masak, salah beli skrup ke mertua lol, dll 😂 bayangin lo kerja udah stress sama kerjaan di office masih ketambahan perkara rumah tangga kek gini apa rasanya ga pengen mati aja.
Ini jaman sudah berkembang (positif & kompleks). Pertimbangan menikah juga harusnya lebih baik dari yg sebelumnya. Tradisi lama bukan berarti buruk, namun perlu pertimbangan yg lebih baik.
Setuju. Dasarnya manusia diciptakan punya pikiran dan kebahagiaan masing2. Ada yg memilih bahagia bila menikah bagus. Ada yg memilih bahagia jika sendiri bagus juga. Sudah dari sana nya diciptakan kebahagiaan tiap orang berbeda beda. Secara Global jadi balance dunia ini karena perbedaan. Jadi Tidak over population, dan juga Tidak musnah karena adanya perbedaan pilihan itu.
saya sendiri sekarang masih jomblo n belum punya niatan untuk menikah apa lagi mencari pacar... pdhal saya sudah berumur 31. lingkungan sudah pada menekan pertanyaan yg sama kapan nikah. hadeh... untuk sekarang posisi saya sendiri aja sudah bahagia.
Betul idup sendiri aja kadang waktu 24jam kurang pa lagi harus ngurus pasangan hidup. Dan mikirin tiap ada acara bagi duitnya ke dua keluarga yg sialnya keluarga besar😌
wkwkwkwk kalo di tanya kapan nikah sama orang, pengen banget dijawab "mohon maap, melihat keluarga andaaa saya jadi males menikah karena tidak bahagiaaa!!! mending gw service komputer". btw udah beberapa kali anak cwe yg suka kpop dikira ga demen sama laki-laki, persepsinya muncul darimana ya?
Sebagai bacaan lanjutan Langsung lari ke buku nya Jared Diamond yang judulnya "Why Is Sex Fun?" yang isinya menjelaskan evolusi manusia berdasarkan kecenderungan seksualnya hingga akhirnya kita menjadi spesies yang unggul di planet ini.
Ketika di dunia cuma ada 100 manusia = kita harus punya keturunan untuk memastikan spesies kita tidak punah. 10.000 manusia = kita harus memastikan kalau keturunan kita akan mendominasi dunia. 1.000.000 manusia = hei anakku, kelak milikilah keturunan yg banyak untuk memastikan salah satu dari keturunan mu bisa survive di masa depan. 100.000.000 manusia = banyak anak banyak rezeki 10.000.000.000 manusia = kiamat sudah dekat. Jadi intinya kiamat itu terjadi bukan karna emang sudah waktunya tapi karna dunia sudah tidak bisa menampung keturunan anda.
Pengalaman pribadi saya : dulu saya menikah karena gk tahan desakan orang-orang disekeliling saya, keluarga, tetangga, teman, yg selalu usil bertanya kapan nikah? akhirnya saya putuskan menikah, namun pernikahan saya kandas hanya dalam waktu sebulan (sungguh cepat) , itu semua terjadi karena ternyata saya menikah bukan karena keinginan saya, tapi keinginan orang-orang disekitar saya, yg berarti sebenarnya saya belum siap untuk menikah. Menikah itu bukan perkara soal meriahnya resepsi, atau nikmatnya hubungan badan, ada hal yg lebih besar yg harus dihadapi bersama pasangan seumur hidup. Dan ingat di Indonesia menikah itu bukan berarti cuma menikah dengan pasangan kita saja, tapi juga sama dengan menikahkan (menyatukan) 2 keluarga yg berbeda, keluarga lelaki dengan keluarga perempuan. Konflik akan muncul bukan hanya dari pasangan kita, tapi juga muncul dari mertua atau keluarga mertua, atau bahkan dari keluarga kita sendiri.
Jangankan jomblo gak nikah.. Yg pacaran udah serumah gak nikah pun harusnya boleh.. Yg gak boleh itu justru nikah ternyata KDRT, keluarga diterlantarkan, punya anak gak dididik, dan hal2 gak bertanggung jawab lainnya
menarik banget sumpah.... kan ada ajaran yang menghindari kemaksiatan untuk mencegah terjadinya tindakan tercela kek paragraf terakhir... dan bener, buat apa nikah kalauuuu chuaxxsss
Hallo ka cania & bang coki bahas tentang kebudayaan kita dong " NGGA ENAKAN " karena gua sndiri pun mengalami nya jadi gua punya tetangga yang punya kucing, nah kucingnya ini selalu aja lompat ke genteng rumah gua btw rumah dia itu tingkat jadi gitu, gara-gara itu genteng gua suka banget sering bocor mau negur cuma gaenak karena tetanggaan gitu gua males aja nnti jadi malah marah-marahan bang karena tau sendiri orng indo kan kadang susah memahami konteks 😂 itu aja ada saran bang atau ka? Thankyou!
Luar biasa algoritma RUclips... yg nggak mau nikah kayaknya pada ngumpul di video ini semua..... Sebagai pebisnis harus memikirkan bisnis apa yang bakal bisa kita provide ke kalangan jomblowers seumur hidup ini.. 1. Masa tua: bisnis panti jompo, biro jodoh untuk seniors (siapa tahu jomblowers ini berubah pikiran kalo udah tua) 2. Masa produktif/usia kerja: bisnis "es*k-es*k".. (kan ngak nikah doang, es*k-es*k mah pasti masih butuh dong?), bisnis layanan finansial yang mengakomodasi rumah tangga dengan yang terdiri dari 1 individu saja 3. Masa sekolah/kuliah: buat content untuk menjustifikasi pilihan mereka untuk tidak menikah... (kurang menarik sih di fase yg ini,, targetnya lagi ngak punya uang soalnya)
Halo Cania, Halo Coki. Begini, kenapa biaya menikah di Indonesia termasuk "mahal" (walauaun hal ini masih merupakan suatu relativitas)? Apakah karena masalah budaya? Ataukah memang tingkat konsumsi yang tinggi? Jika suatu pernikahan dilaksanakn secara sederhana dan simple (walaupun beberapa pihak pernah melakukan ini) apakah hal tersebut bertentangan dengan budaya mayoritas masyarakat? ups :)
Hahahah bener bangeett tiap kali ultah, selalu diblg sama keluarga dan temen2 deket klo standar cowok impian jgn oppa2 korea, padahal emang blum ada pikiran ke sana aja
Kalau gua mah, untuk menghindari "keresahan dalam lingkungan keluarga besar" nikah aja tapi jangan punya anak, krn nikah bisa di akhiri tp punya anak ga bisa di cancel atau di undo 😐
@@bayuanta6196 lebih baik dianggap mandul daripada gak siap merawat anak, mereka cuman bisa nyindir doang, setelah lu punya anak mereka gak peduli, anak lo sakit mereka gak peduli, mereka cuman bisa nyindir doang
Haruskah sebelum nikah ditanya ras dan agama? Dan haruskah cewek nikah sama cowok yang lebih tua atau seumuran, padahal cewek lebih tua dari cowok juga gak masalah kan?
kalo boleh bahas ini guys,, kita (pemeluk agama) percaya bahwa ajaran agama itu suatu kebenaran ultimate bagi penganutnya masing masing.. "bagaimana kita bisa tau agama kita atau pemahaman kita pada agama kita masing2 itu suatu kebenaran yang benar-benar benar?" apakah sesuatu dikatakan benar jika dapat dijelaskan dengan logika/rasio manusia? dapat dijelaskan dan diterima akal sehat. lalu apakah agama menjadi tidak benar jika tidak bisa dipahami oleh logika/rasio? apakah substansi iman yg benar tanpa melibatkan rasio,, lalu bagaimana kita tau agama yg kita percayai itu sesuatu yg benar-benar benar jika 'iman' umumnya menghilangan ruang bagi kita untuk menggunakan rasio/logika yg juga diberikan Tuhan.
Gue punya pertanyaan nih, kenapa kita menjunjung tinggi hak manusia untuk hidup tapi kurang menjunjung tinggi hak orang untuk mengakhiri hidup misalnya kalo ada yg mau bunuh diri manusia2 di planet ini cenderung berusaha mencegah tindakan tsb?
Zaman skrng yang namanya pernikahan itu sakral bngt, faktor yang mempengaruhi kehidupan pernikahan juga makin banyak. Jadi perlu diperhatikan secara matang2 tidak hanya asal pengen aja, terpaksa atau bahkan disuruh. Apalagi di era pandemi gini yang menuntut kreatifitas dalam bertahan hidup spy bsa stabil scra finansial dll. Namun sebaiknya utk perempuan jgn trlalu tua karena ada masa menopause dan riskan dalam melahirkan jika memang sudh ada niat utk mnikah suatu saat nnti. Jika engga nikmati saja hidup bnyk hal lain yg bsa dilakukan, nikah bkn keharusan tp hanya anjuran. Paling pahalanya aja yg gk lengkap bg muslim
Menarik sih budaya menikah ini.. Yang cukup menarik bagi gue itu budaya menikah di agama Islam, yang dimana keyakinan gue sendiri. Gue mempertanyakan kenapa budaya ini cukup gencar disuarakan dan populer? Padahal secara pandangan agamanya sendiri, mempunyai keturunan bisa sangat merugikan apalagi kalau ga bisa mendidik anak dengan baik, anak bisa narik ke neraka. Logika nya kan pasti ga ada yang mau kan terperosok kedalam kesusahan karena orang lain, tapi kenapa masih banyak yg mau nikah? Kenapa kita ga berusaha menuju surga dengan cara yang lebih independen? 😆 Karena Sunnah? Ibadah? Islam itu agama dgn kemudahan Ibadah sih. Istilahnya lu otw kantor niat buat nafkahin keluarga aja udah ibadah dan masih banyak ibadah lain yg simpel dan ga kepikiran. 😅 Wkwkwk maap OOL (Out of Logic) 😆
Kalau seseorang pikirannya sudah seks terus, secara pandangan agama dia sudah tidak benar, hati dan fikiran dia dikuasai nafsu. Ketika fikiran dan hatinya sudah dikuasai nafsu, menikah ga membuat hati dan fikiran dia jadi bener. Kalau udah hati dan fikirannya dikiasai nafsu, ya perbaiki dgn mendekatkan diri ke Allah, bukan nikah! Hadeuh 😅
Ya Allah gue bacanya sedih. Wkwkwk Lu ga perlu punya darah atau keturunan dari golongan lain untuk sekedar bisa berfikir kaya gue. I have bunch of pure Muslim breed (I presume, lol) friends yang bakal gue anggap lebih dari gue. Kesamaan gue dan temen temen yang gue nggap lebih itu kita sama-sama punya jiwa philosopher, mencari kebenaran dan terbuka dengan segala resources dan gue ga tau emang ada ajaranya atau ngga tapi Muslim mostly membatasi pemikiran mereka dan menutup pintu bagi sumber pemikiran yang udah di lucknut agama nya. We never do that! This is how I define “open-mindedness” , jadi bukan asal terima hal dari luar tapi kita ga menutup segala sumber yang dapat membuat kita memutuskan proper decision or thinking. 😅
Gw secara umum gak mau nikah, gw lebih setuju konsep "Living together" ala Eropa. Karena gw sendiri Atheist. Dan gw bodo amat sama pandangan masyarakat. Menunut gw nikah hanya stempel negara untuk melegalisasi sex.
saya perempuan, usia 31 tahun, pekerja, masih tinggal dgn ortu so far saya masih happy2 aja utk ga menikah karena menikah bukanlah goal saya ditambah lagi saya punya trust issue terkait pernikahan dmn Ayah kandung saya sering selingkuh semakin menguatkan saya utk ga ngebet untuk menikah, dibawa santai malah hampir ga terpikir cuma mmg keluarga & masyarakat yg kadang gatel, padahal single juga bisa happy, sekalipun jika nanti saya menikah, ya karena saya sudah siap bukan karena tuntutan menikah juga ga selalu karena mau punya keturunan, bahkan menurut saya, berdua hingga maut memisahkan juga indah, karena ada juga yg ingin mendapatkan keturunan demi pembuktian bahwa dia "perkasa"/ "normal"/ "sehat"
Boleh gak perempuan mendominasi/setara dengan suaminya? Soalnya ada kepercayaan yang mengganggap kalau setelah menikah, istri harus tunduk sama suami, suami kepala keluarga, membuat seakan-akan suami di strata teratas di keluarga
Obrolan "kapan nikah?" Adalah obrolan yg paling gampang diulas oleh orang yg lebih tua/sudah menikah Kepada anak muda/belum menikah. Jadi yaa cuman pengen ngobrol aja gituu klo berantakan ujungnya juga gk ada yg peduli atau lebih parah malah menyalahkan kita juga 😂
Tapi kalau dipikir-pikir, ada sisi baiknya. Yaitu, manusia dapat masalah baru, dan harus memutar otak untuk menyelesaikan masalah tersebut, begitulah cara manusia berkembang dan menemukan berbagai ilmu baru. Tanpa adanya tekanan yang mengancam keberlangsungan hidup, perkembangan akan melambat.
Satu narasi yang dilupakan banyak orang adalah narasi pentingnya jumlah spesies (manusia) untuk membuat peradaban yang lebih baik lagi Keunggulan manusia dibanding spesies lainnya adalah semakin banyak jumlahnya semakin kompleks apa yang bisa dibangunnya 1 juta manusia di bumi hanya menjadi pemburu 100 juta manusia di bumi bisa menjadi petani (revolusi agraria) 1 miliar manusia di bumi bisa menjadi industrialis (revolusi industri) 10 miliar manusia di bumi bisa menjadi spesies yang mau me-redesign dirinya sendiri (revolusi bio/nano teknologi)
gue taun ini 28,tadinya mikir ngga mau nikah, tapi makin lama temen tongkrongan udah pada nikah gue jadi kambing conge sendiri. jadi goyah juga ujung2nya 😂
Gw jadi mikir sebagai cowo yg beranjak 28thn yg hampir tiap minggu keluarga gw nanya ready nikah apa gak next year, gw jadi mikir, nikah itu meringankan masalah, atau nambah beban karena kita harus mempertaruhkan "ideologi" kita dengan orang lain dalam nerusin hidup?
Yah subjektif bgt sih, setiap individual g bakal sama.. ada yg beranggap marriage make you whole, ada yg bodo amat sm pernikahan, ada yg yg percaya akan komitmen mereka tapi memutuskan untuk tidak melibatkan authority didalam nya. Yah setiap orang punya pro/cons masing" n itu g akan sma, outcome nya dari keputusan loh dimasa depan, gimana? G ada yg tau dan ga ada yg bisa memprediksi kan.. live had all the powers to throw your life in any direction any way.. Tapi masalah nya nih peer pressure society nih yg aduhai
@@JaszLcookie make sense, kalaupun kita ambil yg terbaik dari komitmen, but everyone never know about the future. Kawin cerai masih laris manis chuakkzzz
@@gandiyudo8474 yes, exactly.. inti nya marriage dan kepastian itu dua hal berbeda, g ada n gak akan pernah ada yg bisa jamin 100%.. blom lagi post damage yg meleber kemana-mana
@@JaszLcookie masuk akal bgt, dari situ juga kadang gw juga mikir, milih pertaruhan apa logika itu doank. Soalnya semua kalau dirunut berdasarkan case bakal jadi panjang.
Sesungguhnya penyesalan itu diakhir, mungkin ketika masa tua kita akan merasa sangat2 kesepian, "kan bisa adopt", kita pikirin juga perasaan tuh anak adopt kalo dah menginjak remaja tanpa tau sosok bapak seperti yg dia liat dr temen2nya
Menurut perspective gw,, yang namanya adopt kan kita yang memilih untuk mengasuh anak yang mana. Rentang umur anak yang kita ingin adopt jg berbeda beda, nggk semua yang kita adopt itu anak bayi kan ? Bisa saja kira meng adopt anak umur 8, 10 atau 15 sekali pun. Menurut gw anak anak yang di adopt tidak akan bertanya dimana ortu mereka karna emang antara dia udah mengerti kondisi nya atau emang dr awal di adopt mereka sudah diberi tahu. As long as they're happy together, and as long as they can effort them, love them, give them what they need as a kid. Why not ?
Untuk org yg belum menikah, menikah bukanlah tujuan hidup. Tp buat yg udah nikah kebanyakan tujuan hidup dia stuck di pernikahan (terutama cewek), seakan2, pernikahan itu menjadi tujuan hidup dia, langgeng adalah target nya. Sekarang setelah gue jd ortu, gue pengen ngedidik anak gue untuk gak nyusahin anak org kelak pas nanti dia udah nikah. Mempersiapkan anak gue jd anak yg bertanggung jawab, mandiri, gak mudah putus asa, tidak meributkan masalah kecil dan mau mengalah. Jd kalau anak gue memutuskan untuk menikah, dia udah punya bekal dasar kehidupan pernikahan. Dan kalau dia memutuskan untuk tidak menikah, gak apa asal gak bikin dosa dengan bukan muhrim aja 😁.
menurut guaya nikah di indonesia is about culture not about ur happiness kadang ada org nikah tp ga bahagia dan aristotle pernah blg kebahagian adalah arti dan tujuan hidup manusia so ya bisa kita simpulin kl emg dia bahagia tanpa ada pasangan so why kita berarti menggangu hak kebebasan seseorang dong? thats just my theory mungkin ada yg setuju ada yg engga isokee tp ya dasar nya manusia emg butuh kebutuhan kebebasan dan keterikatan itu kata eric fromm
pengen punya pasangan biar ngga kesepian, buat temen hidup gitu lah
persetan lah penurunan populasi, quality over quantity, mending populasi dikit tapi berkualitas. lagipula di masa depan, pekerjaan akan digantikan oleh mesin, komputer, program, app, AI. menguasai ekonomi ngga harus rakyatnya banyak, yg penting menguasai sektor strategis. jepang, US, UK, dah ketinggalan sama taiwan yg menguasai produksi mikrochip yg lagi ngetren sekarang.
coba pikir kembali, anak itu sumber masalah. kecil jadi beban ortu, tua jadi beban anak. sekolah kena buli, dah gede susah cari kerja, jadi pengangguran jadi beban negara. ngga ada manusia = ngga ada konflik. manusia cuma buat kerusakan di muka bumi: jejak karbon, eksploitasi alam, polusi, kepunahan massal, perubahan iklim, cuaca ekstrim, dll dsb
hidup susah, takut kena virus, mati masuk neraka, wkwkwkkkkk
gw gatau ya lu kebanyakan nonton film atau denger cerita fantasi apa, tapi sekalinya lu gaada keturunan bakal banyak yang terlibat karena anaklu nanti juga bakal bawa darah keluargalu sebagai representasi bahwa garis keturunan mulai dari leluhurlu sampe elu saat ini masih ada. Lagian emangnya lu ga mikirin kebahagiaan pasanganlu? kalo dari sisi lain, anak yang nantinya lu pikir cuma bawa masalah belum tentu adanya nanti seburuk itu. kalo lu mikir gitu artinya lu masih ke kanak kanakan dan masih egois, semuanya cuma buat diri lu dan mungkin pasanganlu. dari sisi kualitas sdm, gw si setuju sama lu tapi masalahnya, emang bisa lu kayak gitu membatasi secara keras terkait pertambahan populasi di tempat yang menjunjung tinggi adat ketimuran?
@@nael4321 ngga penting garis keturunan, saya bukan ningrat atau boss besar yg harus punya penerus. nah itu dia tantangannya, cari pasangan yg punya pemikiran sama. ya silakan yg lain tetap meneruskan keturunan, kalo saya ngga, berarti kan saya kasih kesempatan ke yg lain buat mengurangi persaingan & beban buat bumi ini. kok saya dibilang egois :D ya saya yg udah terlanjur hidup ini, meskipun pasti berkontribusi berbuat kerusakan jg, sebisa mungkin berbuat kebaikan ke sesama manusia (bantu orang, sharing ilmu & gagasan) & lingkungan alam sekitar (coexist with nature)
@@JaszLcookie iya tau antinatalism. ya ngga papa mental breakdance, yg penting ngga merugikan orang lain (menipu, mengganggu ketertiban, beban keluarga, dll) :D
Bro 2 orang di atas ko judgemental bgt ya wkwk, pilihan orang kan beda2, sama kaya agama, gw setuju sama pendapat lu apalagi soal manusia perusak bumi dan Tuhan pun sudah tahu akan hal tsb
Tipikal orang Indonesia mau ngapain aja perlu ijin mulu, ampe boleh atau nggaknya nikah perlu dapet approval dulu hahaha. Ya kalau memang it makes you happy, then go ahead. Kalau lo udah dewasa, gue yakin lo bisa menyusun sendiri kehidupan lo dan apa yg membuat bahagia termasuk mau atau tidaknya menikah. Tapi perlu diingat, apapun itu jangan diputuskan dengan gegabah dan buru-buru karena penyesalan itu datengnya selalu terlambat. Anyway sehat terus ya buat kak Cania & Coki.
Sebenarnya ini kelahiran harus ditekan krn umat manusia masih belum begitu berkembang secara merata dari segi akal pikiran, banyak ketimpangan yang menyebabkan kerusakan. Kalau semua adalah orang orang terdidik, maka banyaknya populasi manusia justru akan menjadi keuntungan krn kita akan semakin bisa mengolah dan menguasai semesta ini hingga menyibak semua rahasia semesta dan manusia mencapai kepenuhannya, yakni kapasitas berpikir yg maksimal.
Coba deh liat video "are u okay cania citta" dichannel tretan muslim dan video dr. ryu hasan tentang otak manusia ketika mencintai seseorang dan simpulkan menurut perspektif anda
Please dong kak Cania dan kak Coki bahas tentang kenapa saat ini booming sekali isu self love jika dr sudut pandang dan logika kakak, karena saat ini gencar sekali bahkan artis Hollywood sekelas Demi Lovato dan lainnya gencar menyuarakan isu self love? Dan kenapa sih ortu suka sekali gak paham, dan memandang aneh jika anak muda sekarang mencintai diri mereka sendiri (yg katanya egois, padahal kita hanya tidak mau jadi people pleasure) dan ortu suka sekali membandingkan"kan entah sodara/tetangga (sampai banyak meme ttg itu)🤣 Tolong dibahas yah kak Terimakasih 😊
menurut cania pernikahan terjadi karena bentuk adaptasi dimana wanita akan kesulitan saat hamil untuk bertahan di alam di masa itu, gak masuk akal karena manusia hidup berkoloni, jadi wanita tidak akan berjuang sendirian di saat tersebut meskipun laki2 yg mengawininya meninggalkan. lalu dia mengatakan keperawanan adalah cara seorang laki2 agar mengetahui gen yang diturunkan adalah gennya karena di waktu itu tidak ada tes DNA, itu juga tidak masuk akal, kenapa laki laki pada waktu itu tidak bertarung saja, dan yang menang lah yang berhak menurunkan gen nya sehingga lahirlah manusia dengan gen yang terpilih dan lebih unggul untuk selanjutnya bisa bertahan lebih baik di alam. yang logis : pernikahan waktu itu terjadi karena alasan Agama, karena diterapkan turun menurun maka akan ada pengaruh dari budaya, sehingga terdapat berbagaimacam adat pernikahan yang bermacam2. lalu saat zaman semakin maju dan agama mulai dilupakan, maka tidak ada alasan mengapa seseorang harus menikah, ini lah mengapa di negara2 barat yang banyak orang atheis mereka sudah mulai menganggap pernikahan bukanlah hal yang wajib Jadi menurut saya pernikahan itu lebih tepat ke alasan agama, bukan dari evolusi atau adaptasi dan lain sebagainya
orang" kalo denger prinsip gk pengen nikah tuh berasa kita buat dosa besar. langsung dikasih kultum gua. "nikah itu ibadah loh" "lu gak pengen punya anak?" "kalo lu tua sendiri yang ngurus siapa?" bla bla bla
Bener gua ampe di sudutin sekeluarga. Padahal almarhum bapak gua nyantai pas aku bilang gak akan nikah pas gua SMP sekarng udeh tuir 32th tep sendiri. Mereka pada ribet gak mau di beratin jaga gua pas tua. Makanya di nasehatin dari agama sampai masa depan. Padahal sapa tau gua mati umur 35th. Ribet dah
Secara keseluruhan saya cukup tidak setuju ya dengan pemikiran, pendapat dan opini mas Coki dan mbak Cania. Tapi secara penyampaian cukup menarik untuk didiskusikan kembali dengan perspektif yang lain. Ingin sekali saya berdiskusi dengan beliau berdua. Mungkin bisa saya buat reaction video agar cukup ada diskusi. . Ya kalau tentang menikah, kembali ke nilai apa yang diyakini oleh seorang individu. Kalau dia pengen yang mantap mantap karena dorongan naluri tapi tidak mau zina ya jalannya menikah. Atau puasa kalau dia kuat nahan birahi. Haha. . Plus minus menikah memang ada apalagi di negara kapitalis yang nanggung seperti indonesia. Soal tujuan pernikahan, ekonomi keluarga, pembagian hak dan kewajiban suami istri, komunikasi dan banyak hal lain dalam pernikahan itu belum atau tidak dipahami oleh pasangan dan/atau calon pasangan. . Banyak variable yang masih belum dipahami dan di mengerti oleh banyak pasangan di indo bahkan mungkin didunia tentang seluk beluk pernikahan. . Tentang over populasi sebenarnya juga tidak over sekali. Hanya managemen tata kota dan negara sendiri bagaimana menyikapi populasi yang over di sebuah wilayah. . Indo sebenarnya tidak overpopulasi. Hanya di kota besar saja sangat padat penduduk karena banyak kemudahan yang didapat saat tinggal di kota besar. Mau itu tentang fasilitas umum lebih maju, mencari uang dianggap lebih mudah ketika di kota besar di banding di kampung halaman. . Secara singkat bagi saya yang agamis dan logis. Menikah adalah sebuah part of system yang difirmankan Tuhan untuk mengatur bagaimana manusia menyikapi gejolak naluri berkembang biak atau keterkaitan dengan lawan jenis or having sex itu. Untuk pembatas agar tidak ada namanya atau membatasi gen-gen pria hidung belang. Thanks telah membaca sampai selesai.
Kalau berbicara tentang rezeki ya gimana ya. Itu juga tergantung perspektif masing masing. Kalau dia percaya bahwa semuanya pasti ada rezekinya dan tentu harus kerja agar dapat rezeki. . Hanya cukup sulit saja kalau pengen dapat rezeki berlimpah dengan cara halal dengan harapan menjadi kaya apalagi dengan cepat di negeri kapitalis yang nanggung ini. .
Menurut gua semua pernikahan insyaallah pasti membuat kita ditambah rezekinya(rezeki gak selalu tentang uang bisa kebahagiaan dan lain lain) jadi kalo gak ada itu semua ada yg salah dari pernikahannya
Mbak Cania, seingat saya waktu saya belum dilahirkan dulu saya nggak ada kesepakatan dengan tuhan untuk minta di lahirkan, tetapi kenapa kalau perbuatan kita buruk di dunia ancamanya neraka, apakah saya harus bertanggungjawab atas perbuatan saya didunia padahal saya tidak pernah minta dilahirkan didunia, tiba tiba ada aja gitu, apakah tuhan itu maha seenaknya?
(2 pertanyaan itu timbul) Itu kan terjadi karena perbedaan pemaknaan antara kawin dan nikah. Kawin dimaknai dg hubungan biologis, nikah dimaknai hubungan, ikatan biologis (termasuk hubungan biologis) kultural. Seandainya pemaknaanya disamakan niscaya kita butuh dua kata itu sekaligus "nikah" dan "kawin" tnpa embel2 kultural. Secara alami manusia punya dorongan itu. Mknya seharusnya keinginan nikah itu disesuaikan dg kadar dorongan yg dimiliki setiap orang. Jelas klo dlm perspektif Islam, barang siapa yg mampu (biologis, hormonal, psikis, mental) bru disruh nikah, klo belum punya dorongan tersebut ya gk dsruh nikah kok. Dan untuk over population itu kan sbenarnya sejalan dg cepatnya mobility manusia saat ini, g ada yg salah dg over population, gk ada yg slah sm manusia berkembang biak sebanyak appun. Yg jadi masalah kan klo over population itu di satu kawasan saja, buktinya masih bnyk land yg belum ditempati manusia, bumi masih muat kok klo manusianya mobile (tinggal diatur aja pengelolaan resourcesnya supaya tdk terjadi pencemaran lah dll.). Ini opiniku, biar videonya tdk searah.
wah komen pada pro semua wkwk... yodah gw jadi kontra deh biar ribut wkwkwk.... di video, cania bilang nikah itu tergantung dari apa tujuan nya, and we all know that nikah ga cuman sekedar akad-resepsi-kawin-beranak pinak hmmm... gw 101% mendukung adanya pernikahan secara ada satu faktor yang memungkinkan elu mendapatkan conditional happiness yang ga bakal lu dapetin diluar pernikahan... mungkin sekarang gw belum tau itu.. secara di perspektif gw tentang nikah ialah suatu bukti, sumpah, maupun hope dari perwujudan feeling manusia yang ga bisa dikeluarkan/dikatakan/digambarkan yang merupakan faktor awal demi mendapatkan conditional happiness... dan kalau bicara tentang populasi... yang udah nikah bisa aja kan adopsi anak2 terlantar diluar sana.
Kebanyakan alasan belum menikah karena blm siap menanggung beban/finansial, trus karena blm siap nikah akhirnya ngewek duluan sama pacar, dan kalo sampai kebablasan hamil, eh malah nggak mau tanggung jawab, kalo pun ada yg tanggung jawab kebanyakan usia pernikahan hanya sebentar lalu cerai. Maksud saya, kalo memang blm siap menikah ya konsisten dong, jgn cuma mau ngeweknya doang tp nggak mau tanggung jawab
nah ini yang sedang aku pikirkan aku bukan orang yang PD, punya teman baru apalagi lawan jenis menurut ku susah. jadi kepikiran mungkin aku sulit buat nikah, dan konsekuensi terburuk bakal gak nikah. untung nya aku bisa menikmati kesendirian jalan sana sini sama temen temen. yang jadi pertanyaan untuk apa selama ini kerja keras bikin rumah punya ini punya itu kalo sampai amit amit gak nikah terus hasil kerja ku mau di kemanain kalo mati.
@@evyjuniastina697 usul yang bagus berarti bikin wasiat dari sekarang soalnya kan gak tau kapan mati juga. dan kalo ternyata nikah tapi terlanjur bikin wasiat lupa di revisi gimana istri gw coba??
@@gepossenti22 usul yang bagus itu kalo gw bener bener deket sama saudara bisa sayang banget gitu sama saudara tapi kenyataan beda ama saudara gak terlalu deket deket banget seakan akan kalo ngasih harta ke dia gak ikhlas
@@yanuaraji wkwk ya cantumin dong d wasiatnya, jika sampai mati saya tidak juga menikah maka saya akan menyumbangkan harta saya sebagian/seluruhnya ke blablabla 😂 gitu aja dibikin repot mas
Jika menikah adalah tujuan yang paling berbahagia, mengapa masih ada penderitaan pada pernikahan? jika menikah itu kapitalistik dan kegiatan yang sifatnya rekreatif. Pernikahan di Indonesia, suka atau tidak, masih dilihat sebagai bentuk legalisasi dari kepemilikan lelaki atas perempuan dan kemudian anak yang dilahirkan. Hal demikian sangat jamak terjadi di mana perempuan memposisikan diri untuk dimiliki lelaki, bukan malah memposisikan relasi kuasa yang setara. Rasanya hidup sendiri dan menikah tentu berbeda. Jika menikah dengan orang yang ingin menang sendiri atau dilayani saja tanpa adanya hubungan yang setara, maka sudah dipastikan hanya akan membawa penderitaan. Sementara itu hidup sendiri dengan meniadakan rasa kecemasan atas kesepian dengan menikmati hidup yang sederhana maka akan membawa kenikmatan. Rasa kenikmatan itu juga akan terjadi jika pernikahan dilandasi oleh komitmen relasi yang setara dan tidak memperlakukan pasangan sebagai “properti”. Perasaan seorang menikah atau melajang pada akhirnya tidak dapat digeneralisir. Hal itu karena setiap manusia memiliki perasaannya masing-masing dalam melihat hubungan dengan diri sendiri dan orang lain. Akan tetapi, perasaan bahagia si manusia, tanpa peduli status kawin atau single, sejatinya hanya dapat dikenali dari kesadaran atas diri yang tidak sempurna dan pada akhirnya mati. Inilah kebahagiaan yang paling murni dari manusia. Ketidaksempurnaan dan proyeksi terhadap kematian yang pasti datang akan membuat si manusia benar-benar menikmati setiap momentum dalam hidup, terlepas dari status di KTP. Proses menikmati setiap waktu karena diberkahi kehidupan itulah yang akan menyadarkan dirinya lahir tidak sia-sia. Menikah atau melajang itu pilihan, hal yang terpenting adalah setiap pilihan didasari pada semangat memanusiakan manusia sebagaimana mestinya. Jika hal itu dilakukan, maka hanya perasaan suka cita saja yang ada terlepas dari status menikah atau lajang. Pada dasarnya status nikah atau lajang itu tidak penting.
Perlu dicatat, orang2 atau lingkungan yang mendorong2 anda untuk menikah, tidak akan membayar biaya bersalin anda, tidak akan membayar anak anda sekolah, tidak akan memberi obat saat andak anda sakit, mereka cuma mendorong2 tapi tidak akan bertanggung jawab apapun dengan keputusan anda untuk nikah...Jika hati anda tidak ada keinginan menikah, ya ikuti kata hati anda daripada mengikuti tekanan dari lingkungan..
kalo org tua lo mah pasti bantuin lo
@@fajarhidayat5787 nah ini dia, ortu yang udah mulai menanyakan dan mendoktrin harus kudu wajib menikah WKWKWKWK. Yaaah gua mah iyaaa aja dah, iya² aja. Masalah kejadian apa kaga yaaa udah dah wkwkwkw.
@Lela Sari konteks nya kan org tua lo yang nanya mulu , nyuruh kapan nikah , mereka yg menanyakan hal seperti itu pasti udah mempersiapkan , elo nya aja yang ga tau
@@fajarhidayat5787 mempersiapkan apa? Kereta bayi?
Ngga semua ortu siap bantu ini itu bro, kadang beliau juga mendorong anaknya untuk menikah ya karena keinginan punya cucu atau juga gara" bacotan para tetangga _-
@@tianrdnsyh *bruuh*
menikah bukanlah tujuan hidup ,. menikah cuman bagian dari perjalanan hidup ,. menikah kalau sudah siap saja
nice
betul,tapi banyak orang ga tahu itu bang,kalo dah umur 25 ke atas aja belum nikah,pasti jadi omongan orang😂
di kira menikah gampang cuma ngewe doang kali
@@T4PLAYicikiwir Kan masalahnya kita nanti yang akan menanggung beban ketika berkeluarga, orang-orang itu cuman bisa ngomporin doang
Setuju,tapi umurku baru 19,apakah itu akan berlaku 10 tahun kemudian...😂
@@tasyafania8303 tergantung pendirian masing masing sih ,. kalau kuat digerus omongan tetangga & keluarga
ternyata banyak jg sekarang orang indo yg memilih untuk tidak menikah, termasuk saya, krn satu dan lain hal, bahkan rasanya lebih bahagia saat sendiri tanpa pacar. dan kalo pengen punya orang yg nemenin untuk dimasa tua nanti kan bisa adopt anak
setuju
Kalo adopt nggak sedari kecil, atau adopt pas udah lansia, amit amitnya si anak cuma kepengin warisan doang dong nanti.
Masa kita mau membebankan beban ke orang yang nggak kita rawat? Intinya timbal balik gitu, semisal adopt ya adopt dari bayi, atau nggak anak anak balita biar terjalin ikatan batin gitu.
Realistis aja, siapa si yang ngga minta diurus pas tua nanti sama anak? Yang katanya kalo anak anugrah berarti nggak wajib buat ngerawat ortu pas udah lansia.
@@auliarahman2998emg saya mikirnya jg adopt pas masi balita, engga yg bayi2 bgt, dirawat syukur ga dirawat jg syukur, kalo takut diincer warisannya yaudh bikin wasiat aja kalo semua harta akan didonasikan
@@racheliahani4945 kalo ngga dirawat ngapain adopt? Mending nabung buat persiapan kalo Tua masuk panti jompo.
Coba dulu nikah br bisa compare kebahagian
indonesia itu ketinggalan dalam cara berpikir. sebenarnya fenomena ini sudah terjadi di negara2 lain duluan, dimana mereka menganggap menikah dan berkeluarga itu sudah tidak menjadi prioritas. hampir di semua negara asia tenggara (kec indonesia dan malay) anak2 mudanya lebih suka untuk hidup sendiri sampai mati. teman2 gw dari negara2 itu menganggap menikah hanya akan menambah masalah hidup saja
di negara2 ini gk ada tuh yang namanya kumpul2 terus nanya "kapan nikah?"
Di myanmar gitu jg gak ya?
Iya sih ketinggalan, makanya angka anak haram dibuang dan turunan penyakit mentalnya di panti asuhan sedikit. Jadi negara paling dermawan karena tidak individualistik.
Ahh sudahlah sudah ketinggalan ekonomi, budayanya yg super beragam bukan mono juga ketinggalan
Gua lebih kagum sama orang2 jepang, korea selatan, cina yang memilih prinsip hidup untuk diri mereka dan tidak menikah, jujur gua salut sama negara seperti itu
@@sigmathorium3225 betul, lagipula banyak manusia bukan banyak hal baiknya lebih banyak buruknya
Ih setujuuu tapi k
Kita di hari tua juga harus menanggung resiko nya...
Menikah adalah satu tahapan penting dalam perjalanan hidup manusia. Banyak banget nilai & pendewasaan yg didapat saat kita menikah. Tapi ini cuma salah satu cara yang tidak selalu cocok dg kondisi semua orang. Ada kondisi2 yg membuat orang mjd lebih baik justru jika dia tidak menikah. Tentu baik/buruknya tidak perlu diperdebatkan karena cuma orang itu sendiri yg mengalami & lebih tahu. Yang perlu kita lakukan hanyalah menghargai keputusan orang lain. Tidak perlu sok tahu karena kita tidak menjalani hidup mereka.
Ini tema yang menggelitik saya waktu usia muda, tapi tidak ada temen untuk diskusi ini karena dianggap tabu😀😂
Saya sering diskusi dengan anak perempuan saya yang usianya 14 tahun, saya juga pernah mendiskusikan tema tersebut.
Saya sebagai maminya membebaskan dia apakah suatu saat akan memutuskan untuk menikah, atau memutuskan untuk tidak menikah, yang penting masih di jalur yang positif.
Karena menurut pandangan saya hidup selalu dihadapkan dengan pilihan pilihan, dan setiap pilihan pasti ada resiko dan konsekuensinya.
Dari sudut pandang saya, menikah itu sekedar salah satu pilihan jalan hidup saja, jadi menikah bukanlah suatu kewajiban atau bahkan suatu solusi dari berbagai masalah (keluarga, ekonomi dll)
👍👍👍👍
Halo bu, boleh wawancara untuk informan tugas akhir kuliah saya terkait dengan komentar ibu dalam konten ini?
Sama Kita bu 😊
tahun ini umur gw 31th, dan gw punya prinsip "unmarried but happy it"s more better than unhappy married"
Loser
@dolanan hp sex diluar nikah udah biasa bos
@dolanan hp how do you know that?
setuju!!!!
Aku setuju pendapat kakak. Mereka yang kebanyakan mulut nyuruh nikah itu ga tanggung jawab sama kehidupan kita kok
Kalau nyebut orang "item" itu body shaming,kok nyebut orang "putih" enggak yh?,padahal kan sama-sama warna.
Up
Kalo nyebut cina itu rasis kalo nyebut arab malah seneng
Sepertinya itu sebuah ketimpangan rasial warisan kolonialisme kuno.
@@dhairyelakhiers4289 ada cerita masa lalu nya bro
Karena di society kita, kulit putih masih dianggap “superior”, jadi kalo ngatain orang kulitnya putih, itu dianggap sebagai compliment.
pernah ga sih kalian di cengin dengan kalimat ini :
"kapan lu nikah? gw aja udh 3x nikah.."
dalam hati gw,lahh ini zaman dimana kegagalan lebih baik daripada nunggu kesiapan?
ga semua kegagalan itu baik dong..
gagal ginjal gih kalau ga percaya
Enggak bro, kayaknya cuman di lingkungan lo
Kalo gw yg ditanya gini bakal.guw jawab balik "lah elu aja 3x gagal kenapa harus nyuruh orang nikah. Perbaiki dulu kegagalan anda. Bgst" gitu.
Gw pernah ngobrol sama tukang Warkop deket kantor. Dia ngomong kayak gitu, besoknya gw fitnah ke bossnya, kalau dia nunjuk2in titit ke customer cewek. Hari itu jg dipecat. Biar mati ajalah orang2 kyk gitu, ga pantes jg hidup
@@maskik6719 WKWKWKK ngakak
@@okky_fr IMS
married without knowing ur partner well is a pain in the ass
jadi pengen ajak keluarga besar nobar episode ini pas arisan bulan depan :3
Gaskenn wkwkwk
"Kamu jadiin orang tatoan kayak gini buat panutan? Astaga nak nak, tobat tobat itu tetanggamu udah nikah semua" sudah bisa ditebak nanti 🤣
@@eliasadiwibowo8948 *nunjukin tato di lengan kiri lalu pamit pulang ~~
gass
sesuatu yg baik
Kayaknya sudah keseringan ditanyain kapan nikah nih...
Menarik diskusi tentang pernikahan.
Gw pribadi kalau nanti ketemu partner untuk menikah, ingin menikah tanpa resepsi / minimal banget intimate wedding. Dan tidak ingin punya anak, istilah inggrisnya (childfree/voluntary childlessness).
Tentu concernnya banyak, tapi sejak pandemi di 2020, jadi ngebikin gw mikir lebih jauh tentang kehidupan manusia. Bahwa manusia itu ternyata lemah banget, kena virus asing, langsung keok. Ternyata Spanish Flu itu terjadi 100 tahun yang lalu, 1918. Kalau dari hitungan peradaban, 100 tahun itu sebentar banget.
Selanjutnya, tentu masalah finansial ya. Harus realistis juga. Kondisi gak menentu kalau memutuskan punya anak jadi kurang bijak.
Gw salah satu yang berpikir kalau manusia udah over populasi; kalau mau punya anak, pastiin secara finansial uda kuat.
Well, karena gw kehilangan pekerjaan gara-gara pandemi sih jadi ovethinking begini.
Good video!! Coba bisa dibahas lebih lanjut tentang Pernikahan, lanjut punya anak? atau menikah untuk menua bersama
Kenapa ngga berpikir jauh saat anda tua nanti, anak bisa menjaga dan merawat anda ketika sudah tua
@@iwanaw kenapa gk berpikir anak bisa saja menempatkan anda di panti jompo saat masa tua padahal anak anda mampu2 saja merawat anda?. Nah gimana tuh?
Setuju dan boleh juga nih dibahas lebih lanjut
Kalau ditanya pengen nikah? Jawabannya iya. Tapi kalau ditanya siap nikah? Jawabannya belum.
Se7
Obrolan yg seru dan berfaedah untuk konten seperti ini hrs lebih bnyk di RUclips .. karena mau2 ga mau yutube sekrng sudah jdi kebutuhan hampir 50 persen lebih msyarakat dunia.
Nikah dan punya anak emang udah ga relevan lg sih jika dilihat dari dampak lingkungan dan efesiensi sumber daya. Tp ya kadang kita nikah dan punya anak cuma untuk menyenangkan lingkungan aja. Takut digrebek polisi moral dan biar orang tua seneng.
bener wkwk
Polisi moral maksudnya apa dah?
@@alexanderagungtimothy5032 para penghakim moral orang lain
@@alexanderagungtimothy5032 biasalah.. Orang yg trespassing wilayah privasi atas nama moral yg dia pegang.
@@wiridkhaswara568 annyoing bgt sih terlalu mengikuti urusan org lain -_-
Nikah buat apa sih?
1.kebutuhan biologis sexsual
2.memberikan keturunan atu ahli walis (jikalau kamu kaya)
3.pandangan sosial masarakat
Apa pendapat kamu, ayo kita diskusi
nomor 3 yang paling kuat.
"temen temenmu udah pada nikah tu? kamu kapan? kerja terus, nikah kapan?"
.
ya kebutuhan biologis. bisa ngerasain seks tanpa ada yang gedor² pintu
.
punya keturunan? iya. a
cuman 3. klo no 3 gaada, nikah ga ada fungsi nya.
Utk menunjukan bhw kamu "normal" apalagi ada jg yg ingin pny anak bkn krn mmg ingin tp lbh ke pembuktian bhw dia mampu hamil/menghamili
1 dan 3 sy bisa handle si, tapi yg ke 2 🤔🤔🤔
@@end_s_8891 Gue setuju sih sama ini. Supaya "normal seperti orang lain pada umumnya"
Ulasannya sangat berisi🔥
Mana kemauan dan kebutuhan. Mengakui kesalahan. Semua kembali pada pilihan pribadi. Dan jika memilih untuk tidak memilih , itu pun pilihan kita.
Pointnya terasa! Thanks Cania dan Coki, ini sangat menambah referensi hidup. Hormat!🙌
Menurutku, manusia telah over capasity. Bagaimana tanggapan Cania dan Coki?
Kalau gak over capasity, gak bakalan ada orang yang tidak bekerja, pembukaan lahan untuk tempat tinggal/perusahaan yang membuka lowongan kerja.
Aktivis lingkungan itu enggak sepenuhnya berguna, sebab mereka tidak pernah memberi solusi yang efektif. Hutan bakal habis, kalau manusia bertambah terus.
Ayolah, jangan munafik. Siapa yang gak pengen punya tempat tinggal dan pekerjaan? Untuk mewujudkan hal tersebut, mau gak mau harus melakukan pembukaan lahan.
BKKBN memiliki slogan "2 anak cukup", tapi faktanya gimana? Berapa presentase pasutri yang mengindahkan slogan tersebut?
Apakah BKKBN yang gagal mensosialisasi? Atau bagaimana?
Memiliki 2 anak dianggap cukup itu lebih baik daripada China, setiap pasutri di sana diharuskan untuk mempunyai 1 anak.
Sederhananya gini, manusia adalah konsumen dan alam adalah produsen. Kalau konsumen terus bertambah dan produsen semakin sedikit, bahkan mungkin habis. Kita sebagai konsumen sekaligus makhluk yang dianggap sempurna karena memiliki hati dan pikiran, harus berbuat apa?
konon katanya sih buat dipamerin kelak di akhirat, nih ummatku yg paling banyak :D
banyak doang kualitas 0, cm jd bahan bakar politik, ayo bikin negara *******
ya saya beragama, tp beragama secara logis. menikah katanya mendatangkan ketenangan, kenapa ngga tenangkan dirimu sejak dalam pikiran? knp harus nunggu nikah?
buat menyeimbangkan diri, bumi punya mekanisme namanya seleksi alam. kalo predator overpopulasi & prey jumlahnya makin berkurang, lama2 kan predatornya akan mati kelaparan sd jumlahnya seimbang. begitu jg manusia, mungkin itu hikmah dari pandemi & katastropi. hehehe
Buat catatan. Aturan 1 anak di china sdh lama dicabut dan ternyata kebijakan tsb backfired
gua rasa miskonsepsinya adalah bahwa setiap orang konsumsinya rata. sama sekali tidak. misal orang yg buka lahan itu biasanya bukan orang yg butuh lahan, seringkali serakah aja bro.
.
konsumsi banyak ga langsung berarti manusia kebanyakan sih, lebih sering berarti beberapa manusia konsumsinya sangat-sangat kebanyakan aja.
I used to think like this. Sampai akhirnya menemukan kalau ada skenario lain yang sangat berpotensi terjadi andaikan jumlah penduduk saat ini tinggal separuhnya (misal 3.5-4 miliar aja di seluruh dunia). Orang2 serakah bisa jadi makin serakah karena ga ada tanggungan rakyat kelas bawah, bukan ga mungkin berdampak ke orang2 sejahtera yang filosofi hidupnya yang sedang2 aja, jatuh ke kelas bawah.
Nggk juga si.... Banyak daerah2 yang kekurangan manusia juga.....
Kecuali kalau banyak manusia kualitasnya jelek, seperti di negri antah berantah
Kalau banyak populasi+pendidikan bagus n merata, ya bagus.....
Belum lagi menurut saya 20-50 tahun ke depan PASTI udah ada perpindahan manusia ke planet lain(udah dalam jumlah besar)....
Jadi yaaaaaa gitu😂
menikah itu tidak wajib, jangan menikah karena cemburu sama orang lain yang udah nikah tapi menikahlah kalo udah siap lahir batin.
Ada sebuah pandangan yg cukup menarik soal over population spesies manusia, namanya antinatalism. Pandangan filsafat yg menganggap melahirkan itu salah secara moral. Di Indonesia belum populer sih, tapi sudah banyak dibahas di media barat.
Apa dong yg benar ? 😀
Yang salah bukan "melahirkan" per se, tapi kalo melahirkan dianggap keharusan oleh society ya itu baru salah secara moral sedangkan resourches yang ada terbatas.
@@imamsanji2949 Kalau menrut saya, juga melahirkan itu salah secara moral, karena orang tua tidak bisa meminta ijin si anak mau dilahirkan atau tidak, tapi orang tua bisa punya pilihan mau bikin anak atau tidak. Toh kalopun tujuannya mau punya anak, ada alternatifnya, yaitu adopsi.
@@renosyaputra tidak bisa meminta ijin, karna logikanya emg tdk akan bisa kan? Tp knp bs di anggap itu melanggar moral? Kecuali hbs melahirkan trs tdk bertanggung jawab, kan tdk smua orgtua begitu, masa melahirkan anak, di rawat, di sayang dan di besarkan itu melanggar moral? 🤦🏻
@@fuekoabun Iya memang disitu poinnya di antinatalisme. Karena ketidakmampuan orang tua dalam meminta ijin seorang calon bayi, maka itu dianggap melanggar moral si anak bila ia dilahirkan. Alasannya, karena lahir ke dunia itu membahayakan si anak, karena ia harus menderita resiko kematian, penyakit mental, penyakit fisiologis dll. Sehingga, posisi anak ketika tidak lahir itu dianggap lebih baik dari pada setelah lahir.
Saya masih hidup di masyarakat dimana kata "Banyak anak banyak rezeki" masih digaungkan...tidak..tidak!
Banyak anak banyak KJP chaaaks chaaaks
ya itu memang betul bro : "banyak anak banyak rezeki.............................................................. yang dibutuhkan" kalimat lu belum selesei masih ngambang 🤣
Mereka masih belum mengenal high risk high return low risk low return
Emang ada kok rejekinya
Gue umur 28th, dridlu sbnrnya gk ada byangan mw nikah dll, krna gue mrasa blm mau dan mampu. Klo omongan org bs gue jawab dgn ngalur ngiduullll hahaha
mantab, salut
Keren mba
Mbak terlalu tertutup.. sini kenalan sama saya.. saya bukain..
Pemahamannya..
@@roronoa3536 😂😂😂😂😂
Ketawa brati mau nih?? IG nya apa??
Ngomong2 soal relevansi, seberapa relevan sih perkuliahan saat ini dalam konteks dengan alasan untuk cari kerja? Cania pernah bahas beberapa waktu lalu di geolive ttg perkuliahan (dalam respon ke videonya om dedi kalo ga salah), tapi mau tau dong kalo untuk saat ini tuh gimana?
Karena dari pengalaman pribadi saat ini udah mulai banyak perusahaan yg menerima karyawan berdasarkan skill dan pengalaman bukan dari almamaternya. Ditambah lagi sekarang udah mulai banyak courses/pelatihan2 yg bisa diikuti dan bener2 bisa berguna untuk melamar kerja/meningkatkan skill dan pengetahuan di bidang kerja yg mau dituju.
Setuju bang👍
Yg dibutuhkan hoki dan skill, tanpa itu
ijazah tidak bergunaaaaa
Kebanyakan orang sekarang lebih mulia "janda" umur 23 thn di banding 24 th blm nikah. Tp kenapa org2 slalu menganggap pernikahan adalah sebuah achievment . Sy pun merasakan. Sya sangat independent dan tdk mau di intervensi oleh siapapun termasuk pasangan. Dan saya masih santai2 aja di 24thn ini msh blm nikah. Tp kadang gerah juga kuping dgrin ocehan org wkkw
Janda, semakin di depan....
Kalau menurut aku tergantung dengan kondisi kita masing2,kalau kita belum siap secara hati,pikiran, emosional dan finansial kehidupan. sebaiknya dipikirkan lagi sebelum memutuskan untuk menikah karna yg mananya kita menikah disitu kita sudah memiliki tanggung jawab yg lebih, apalagi kalau kita sdah pnya anak tanggung jawab kita sangat besar terhadap kehidupan anak kita
Kalau cuman bisa jadi beban keluarga sebaiknya jngan dlu memikirkan untuk manikah. Tapi kalau kalian sudah siap secara finansial dan hati kalian juga sdah mantap untuk berumah tangga kenapa tidak itu sesuatu hal yg sangat baik juga,setiap orang punya kondisinya masing2
Yg terpenting sebelum ingin menikah harus tau dlu yg mananya berumah tangga itu tidak hanya bahagia saja, tapi juga banyak hal yg ada didlmnya
Menikah di umur 23th dan sekarang gue umur 28th dengan anak 2.
Wah gila sih berat banget jadi bapak yg lurus.
Ga ngrokok lagi ga mabok lagi ga main wanita lagi, transisi nya berat bor.
But what? Gue naik level, ya minimal menurut gue ini baik, kalau menurut orang lain berpandangan lain ya boleh aja.
Intinya gue happy sih, menikmati semua proses dan perubahan di hidup gue, dan gue bangga sama diiri gue sendiri.
Kadang kalau belum menikah di umur 25 tahun sering dianggap sudah kadaluarsa, mangkanya sering di tanyakan kapan dan kenapa belum menikah? Padahal menikah itu big deal yg besar yg ngubah hidup.
Gue cewe 30, kaka gue cewe 32. Kami sama2 blm nikah. Kaka gue msh lanjutin sekolahnya pula.
Beberapa bulan lalu bokap baru pertama kali cerita ke gue, kalo ternyata bokap udah banyak ditanyain sama temen2nya & sodara2nya ttg "kapan anak perempuannya nikah?". Dan gue bahagia dgr jawabannya bokap "anaknya belum mau, saya ga bisa maksa".
Sampe detik ini, bokap gue ga pernah bahas soal pernikahan, cucu, dll. Nyokap pun santai aja.
Gue jg suka aneh sama emak2 yg selalu blg "kamu nikah dong, mamah pengen gendong cucu".
1. Org2 biasanya pengen awet muda, tapi kenapa banyak ibu2 yg pengen jadi nenek2 ya?
2. Kalo emang suka sama anak kecil, bikin aja lg, jgn suruh anaknya produksi.
Setuju mbak, kejar dlu Karier setinggi-tingginya 🎉🎉
Kalo yang gua tangkap sih si mbak yang nanya ini bukan gak mau nikah, tapi gak mau punya pasangan. karna menurut gua klo orang udah punya pasangan biasanya ingin tinggal dan hidup bersama, salah satu cara agar itu terwujud adalah dengan menikah dan menurut gua orang yang gak mau punya pasangan dihidupnya sih sah sah aja, mungkin dia gak mau ribet sama orang lain, gak mau ada orang yang bergantung ke dia dan biasanya orang yang seperti ini sudah merasa bahagia dengan kesendiriannya.
Banyak juga kok yang maunya pacaran sana sini tapi ga ada niat nikah
@@leviennasalsabila6053 ya gpp juga kalo maunya kaya gitu, terserah dia mau bagaimana dan gak usah tersinggung klo ada yg nanya, kapan nikah? jawab aja blom pengen, klo didebat, gak usah ladeni
Kenapa pendidikan di indonesia seperti seolah menyarankan semua anak yg berbeda "habitat" untuk "berenang" ?
Karena tujuannya supaya bisa "berenang". Blm lagi gurunya, Masa guru umur 50an yg cuma bisa "berenang" disuruh belajar paragliding. Susah bro. Manusia dinamis, punya akal bisa memilih. jgn disamakan sama ikan.
@@makananenak8912 paragliding apaan bro?
@@izanagi_6037 paragliding parasut dengan meluncur
@@makananenak8912 ikan gabisa terbang burung gabisa berenang di dalem, biarkan anak² menyebar sesuai dengan habitat mereka untuk memaksimalkan potensinya bro, tp kalo di indo semuanya dianggap sama jadi sulit buat nemuin potensi diri yg sesuai
"Jika kamu menilai ikan dari cara memanjat pohon, makan ikan akan terlihat bodoh selamanya"
Banyak diskusi di western world kalo orang ngebet nanyain orang lain buat nikah trus nyuruh orang lain punya anak tu gara gara mereka secara halus pengen lu ngrasain penderitaan mereka... susahnya maintaining rumah tangga yang ga selalu bahagia, nikah sama orang yang salah, perkara nikah pengen nguasain financial salah satu pasangan, udah nikah yang dulunya 2 partner kerja akhirnya salah satu jadi dependen gara gara berhenti kerja, cewe ngtrap cowo sama anak, abusive household, nyesel punya anak (true, ini topic yg tabu tapi sebenernya orang tua pun banyak yg nyesel punya anak), anak nghancurin mimpi mereka, bahkan ketika relationship lo sama pasangan udah mau hancur nambah anak ga bakal memperbaiki bonding sama pasangan lu yang ada malah nambah beban, mau cerai stuck sama stigma masyarakat. misery loves company bro sis. Ini pilihan lo sih mau fall ke jurang yang sama trus hidup miserable sama pilihan yang bukan dari kemauan diri lo. Kalo lu mikir, worth it ga sih nikah? lu ngorbanin kebahagian lo (freedom) demi attraction sama orang lain yang sesaat? Gua kadang mikir... dalam hari-hari menikah aja hal-hal ga penting aja dibuat bertengkar, kek salah naruh sendal, salah ngasih bumbu masak, salah beli skrup ke mertua lol, dll 😂 bayangin lo kerja udah stress sama kerjaan di office masih ketambahan perkara rumah tangga kek gini apa rasanya ga pengen mati aja.
Pengen liat dong paman coki sama mbak cania berbeda pendapat mengenai suatu permasalahan, kayanya seru.
Sering kok, coba liat video yg lain
Ini jaman sudah berkembang (positif & kompleks). Pertimbangan menikah juga harusnya lebih baik dari yg sebelumnya. Tradisi lama bukan berarti buruk, namun perlu pertimbangan yg lebih baik.
Setuju. Dasarnya manusia diciptakan punya pikiran dan kebahagiaan masing2. Ada yg memilih bahagia bila menikah bagus. Ada yg memilih bahagia jika sendiri bagus juga. Sudah dari sana nya diciptakan kebahagiaan tiap orang berbeda beda. Secara Global jadi balance dunia ini karena perbedaan. Jadi Tidak over population, dan juga Tidak musnah karena adanya perbedaan pilihan itu.
saya sendiri sekarang masih jomblo n belum punya niatan untuk menikah apa lagi mencari pacar... pdhal saya sudah berumur 31. lingkungan sudah pada menekan pertanyaan yg sama kapan nikah. hadeh... untuk sekarang posisi saya sendiri aja sudah bahagia.
Betul idup sendiri aja kadang waktu 24jam kurang pa lagi harus ngurus pasangan hidup. Dan mikirin tiap ada acara bagi duitnya ke dua keluarga yg sialnya keluarga besar😌
obrolan ini salah satu contoh, knp berpikiran terbuka, bukan tradisi/ budaya Indonesia...👍👍👍👍👍👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻❤️
wkwkwkwk kalo di tanya kapan nikah sama orang, pengen banget dijawab "mohon maap, melihat keluarga andaaa saya jadi males menikah karena tidak bahagiaaa!!! mending gw service komputer". btw udah beberapa kali anak cwe yg suka kpop dikira ga demen sama laki-laki, persepsinya muncul darimana ya?
Sebagai bacaan lanjutan Langsung lari ke buku nya Jared Diamond yang judulnya "Why Is Sex Fun?" yang isinya menjelaskan evolusi manusia berdasarkan kecenderungan seksualnya hingga akhirnya kita menjadi spesies yang unggul di planet ini.
Ketika di dunia cuma ada
100 manusia = kita harus punya keturunan untuk memastikan spesies kita tidak punah.
10.000 manusia = kita harus memastikan kalau keturunan kita akan mendominasi dunia.
1.000.000 manusia = hei anakku, kelak milikilah keturunan yg banyak untuk memastikan salah satu dari keturunan mu bisa survive di masa depan.
100.000.000 manusia = banyak anak banyak rezeki
10.000.000.000 manusia = kiamat sudah dekat.
Jadi intinya kiamat itu terjadi bukan karna emang sudah waktunya tapi karna dunia sudah tidak bisa menampung keturunan anda.
Pengalaman pribadi saya : dulu saya menikah karena gk tahan desakan orang-orang disekeliling saya, keluarga, tetangga, teman, yg selalu usil bertanya kapan nikah? akhirnya saya putuskan menikah, namun pernikahan saya kandas hanya dalam waktu sebulan (sungguh cepat) , itu semua terjadi karena ternyata saya menikah bukan karena keinginan saya, tapi keinginan orang-orang disekitar saya, yg berarti sebenarnya saya belum siap untuk menikah.
Menikah itu bukan perkara soal meriahnya resepsi, atau nikmatnya hubungan badan, ada hal yg lebih besar yg harus dihadapi bersama pasangan seumur hidup. Dan ingat di Indonesia menikah itu bukan berarti cuma menikah dengan pasangan kita saja, tapi juga sama dengan menikahkan (menyatukan) 2 keluarga yg berbeda, keluarga lelaki dengan keluarga perempuan.
Konflik akan muncul bukan hanya dari pasangan kita, tapi juga muncul dari mertua atau keluarga mertua, atau bahkan dari keluarga kita sendiri.
Wkwkwk
@@kertaskosong9745 perasaan gk ada punchlinenya dah
Premis nya doang dah lucu , 🤣
@@kertaskosong9745 tengkyu broo...
Ciee bang coki attitude nya oke weh, selalu memberi kesempatan narasumber bicara sampe selesai
Baru sadar kalo ini konten Pemuda Tersesat versi logika nya.
Tersesat untuk selamat
DAKI (Dakwah coki)
Pemuda sesat pikir wkwk
bener juga
Gimana kalo cania duet sama bib Ja'far
Jangankan jomblo gak nikah..
Yg pacaran udah serumah gak nikah pun harusnya boleh..
Yg gak boleh itu justru nikah ternyata KDRT, keluarga diterlantarkan, punya anak gak dididik, dan hal2 gak bertanggung jawab lainnya
Mungkin di agama A ada yg membolehkan. Tp ada juga di agama B yg tidak membolehkan
Iya emang boleh, cuma bukan di negara ini 😀
menarik banget sumpah.... kan ada ajaran yang menghindari kemaksiatan untuk mencegah terjadinya tindakan tercela kek paragraf terakhir... dan bener, buat apa nikah kalauuuu chuaxxsss
Setauku agama manapun gak membenarkan seks sebelum nikah
@@maulanafirmannurdiansyah4722 ya karena liat kepercayaan dari Indonesia, banyak loh kepercayaan di luar sana ribuan kepercayaan
Hallo ka cania & bang coki bahas tentang kebudayaan kita dong " NGGA ENAKAN " karena gua sndiri pun mengalami nya jadi gua punya tetangga yang punya kucing, nah kucingnya ini selalu aja lompat ke genteng rumah gua btw rumah dia itu tingkat jadi gitu, gara-gara itu genteng gua suka banget sering bocor mau negur cuma gaenak karena tetanggaan gitu gua males aja nnti jadi malah marah-marahan bang karena tau sendiri orng indo kan kadang susah memahami konteks 😂 itu aja ada saran bang atau ka? Thankyou!
Udah sering mikir mau pindah ke community yg sepaham dgn saya dan udah nemu tapi jauh bund, blm nemu disini:’’’ semoga suatu saat bisa kesana
Luar biasa algoritma RUclips... yg nggak mau nikah kayaknya pada ngumpul di video ini semua.....
Sebagai pebisnis harus memikirkan bisnis apa yang bakal bisa kita provide ke kalangan jomblowers seumur hidup ini..
1. Masa tua: bisnis panti jompo, biro jodoh untuk seniors (siapa tahu jomblowers ini berubah pikiran kalo udah tua)
2. Masa produktif/usia kerja: bisnis "es*k-es*k".. (kan ngak nikah doang, es*k-es*k mah pasti masih butuh dong?), bisnis layanan finansial yang mengakomodasi rumah tangga dengan yang terdiri dari 1 individu saja
3. Masa sekolah/kuliah: buat content untuk menjustifikasi pilihan mereka untuk tidak menikah... (kurang menarik sih di fase yg ini,, targetnya lagi ngak punya uang soalnya)
Halo Cania, Halo Coki. Begini, kenapa biaya menikah di Indonesia termasuk "mahal" (walauaun hal ini masih merupakan suatu relativitas)? Apakah karena masalah budaya? Ataukah memang tingkat konsumsi yang tinggi? Jika suatu pernikahan dilaksanakn secara sederhana dan simple (walaupun beberapa pihak pernah melakukan ini) apakah hal tersebut bertentangan dengan budaya mayoritas masyarakat? ups :)
mungkin lebih ke pride ga ya?
@@rosysimamora6249 yup thats right
Kebiasaan masyarakat yang sudah mengakar kuat sehingga menjadi sebuah budaya
Mungkin ibunya mbak Nur Fadilah menyangka kriteria pria idaman mbaknya semakin tinggi gara2 menyukai kpop, mungkin arahnya ke sana yak
Bener, sodara gue juga ada yg pernah diginiin gegara suka Kpop. Kasihan si
Hahahah bener bangeett tiap kali ultah, selalu diblg sama keluarga dan temen2 deket klo standar cowok impian jgn oppa2 korea, padahal emang blum ada pikiran ke sana aja
Kalau gua mah, untuk menghindari "keresahan dalam lingkungan keluarga besar" nikah aja tapi jangan punya anak, krn nikah bisa di akhiri tp punya anak ga bisa di cancel atau di undo 😐
Gak punya anak2 disangka mandul. Jadilah keresahan baru
@@bayuanta6196 entahlah bro, mending mati aja daripada diomongin mulu
Keresahan terjawab muncul keresahan lain
@@bayuanta6196 lebih baik dianggap mandul daripada gak siap merawat anak, mereka cuman bisa nyindir doang, setelah lu punya anak mereka gak peduli, anak lo sakit mereka gak peduli, mereka cuman bisa nyindir doang
@@theslacker6024 intinya serba salah
Nikah ga nikah sebenernya keputusan pribadi masing-masing...
Haruskah sebelum nikah ditanya ras dan agama? Dan haruskah cewek nikah sama cowok yang lebih tua atau seumuran, padahal cewek lebih tua dari cowok juga gak masalah kan?
kalo boleh bahas ini guys,,
kita (pemeluk agama) percaya bahwa ajaran agama itu suatu kebenaran ultimate bagi penganutnya masing masing..
"bagaimana kita bisa tau agama kita atau pemahaman kita pada agama kita masing2 itu suatu kebenaran yang benar-benar benar?"
apakah sesuatu dikatakan benar jika dapat dijelaskan dengan logika/rasio manusia? dapat dijelaskan dan diterima akal sehat.
lalu apakah agama menjadi tidak benar jika tidak bisa dipahami oleh logika/rasio?
apakah substansi iman yg benar tanpa melibatkan rasio,, lalu bagaimana kita tau agama yg kita percayai itu sesuatu yg benar-benar benar jika 'iman' umumnya menghilangan ruang bagi kita untuk menggunakan rasio/logika yg juga diberikan Tuhan.
Gue punya pertanyaan nih, kenapa kita menjunjung tinggi hak manusia untuk hidup tapi kurang menjunjung tinggi hak orang untuk mengakhiri hidup misalnya kalo ada yg mau bunuh diri manusia2 di planet ini cenderung berusaha mencegah tindakan tsb?
Zaman skrng yang namanya pernikahan itu sakral bngt, faktor yang mempengaruhi kehidupan pernikahan juga makin banyak. Jadi perlu diperhatikan secara matang2 tidak hanya asal pengen aja, terpaksa atau bahkan disuruh. Apalagi di era pandemi gini yang menuntut kreatifitas dalam bertahan hidup spy bsa stabil scra finansial dll. Namun sebaiknya utk perempuan jgn trlalu tua karena ada masa menopause dan riskan dalam melahirkan jika memang sudh ada niat utk mnikah suatu saat nnti. Jika engga nikmati saja hidup bnyk hal lain yg bsa dilakukan, nikah bkn keharusan tp hanya anjuran. Paling pahalanya aja yg gk lengkap bg muslim
Menarik sih budaya menikah ini..
Yang cukup menarik bagi gue itu budaya menikah di agama Islam, yang dimana keyakinan gue sendiri. Gue mempertanyakan kenapa budaya ini cukup gencar disuarakan dan populer?
Padahal secara pandangan agamanya sendiri, mempunyai keturunan bisa sangat merugikan apalagi kalau ga bisa mendidik anak dengan baik, anak bisa narik ke neraka. Logika nya kan pasti ga ada yang mau kan terperosok kedalam kesusahan karena orang lain, tapi kenapa masih banyak yg mau nikah? Kenapa kita ga berusaha menuju surga dengan cara yang lebih independen? 😆
Karena Sunnah? Ibadah? Islam itu agama dgn kemudahan Ibadah sih. Istilahnya lu otw kantor niat buat nafkahin keluarga aja udah ibadah dan masih banyak ibadah lain yg simpel dan ga kepikiran. 😅
Wkwkwk maap OOL (Out of Logic) 😆
Gimana kalau menikah bukan untuk memiliki anak tapi untuk menghindari dari zina.. hmmm
Kalau seseorang pikirannya sudah seks terus, secara pandangan agama dia sudah tidak benar, hati dan fikiran dia dikuasai nafsu.
Ketika fikiran dan hatinya sudah dikuasai nafsu, menikah ga membuat hati dan fikiran dia jadi bener. Kalau udah hati dan fikirannya dikiasai nafsu, ya perbaiki dgn mendekatkan diri ke Allah, bukan nikah!
Hadeuh 😅
Ya Allah gue bacanya sedih. Wkwkwk
Lu ga perlu punya darah atau keturunan dari golongan lain untuk sekedar bisa berfikir kaya gue. I have bunch of pure Muslim breed (I presume, lol) friends yang bakal gue anggap lebih dari gue.
Kesamaan gue dan temen temen yang gue nggap lebih itu kita sama-sama punya jiwa philosopher, mencari kebenaran dan terbuka dengan segala resources dan gue ga tau emang ada ajaranya atau ngga tapi Muslim mostly membatasi pemikiran mereka dan menutup pintu bagi sumber pemikiran yang udah di lucknut agama nya. We never do that!
This is how I define “open-mindedness” , jadi bukan asal terima hal dari luar tapi kita ga menutup segala sumber yang dapat membuat kita memutuskan proper decision or thinking. 😅
Gw secara umum gak mau nikah, gw lebih setuju konsep "Living together" ala Eropa. Karena gw sendiri Atheist. Dan gw bodo amat sama pandangan masyarakat.
Menunut gw nikah hanya stempel negara untuk melegalisasi sex.
saya perempuan, usia 31 tahun, pekerja, masih tinggal dgn ortu
so far saya masih happy2 aja utk ga menikah karena menikah bukanlah goal saya
ditambah lagi saya punya trust issue terkait pernikahan dmn Ayah kandung saya sering selingkuh semakin menguatkan saya utk ga ngebet untuk menikah, dibawa santai malah hampir ga terpikir
cuma mmg keluarga & masyarakat yg kadang gatel, padahal single juga bisa happy, sekalipun jika nanti saya menikah, ya karena saya sudah siap bukan karena tuntutan
menikah juga ga selalu karena mau punya keturunan, bahkan menurut saya, berdua hingga maut memisahkan juga indah, karena ada juga yg ingin mendapatkan keturunan demi pembuktian bahwa dia "perkasa"/ "normal"/ "sehat"
Bener, banyak orang nikah dan punya anak karena tuntutan lingkungan dan pengen validasi dr lingkungannya aja
Kalau ngga laku, gausah jadi sok edgy dengan bilang ga menikah. Lol
Seseorang hanya butuh pengakuan
Tretan ga bakal bisa handle logika sekompleks ini 🤣
Tretan: Intel Core 2 Duo
Coki: Intel Core i7
@@YRNurazis NoiCe
bukan masalah hadle, tp tretan lebih ke agama. sedangkan kl dibahas agama vs ilmu logika gk akan bakal bisa nyambung
PLANGA plongo njir
Boleh gak perempuan mendominasi/setara dengan suaminya? Soalnya ada kepercayaan yang mengganggap kalau setelah menikah, istri harus tunduk sama suami, suami kepala keluarga, membuat seakan-akan suami di strata teratas di keluarga
Itu hanya ada di Agama anu
Menikah adalah sebuah pilihan, tidak menikah juga sebuah pilihan.
Dari ngomongin peradaban primitif, pernikahan, hingga minimalism. Enjoy saya wkwk
Obrolan "kapan nikah?" Adalah obrolan yg paling gampang diulas oleh orang yg lebih tua/sudah menikah Kepada anak muda/belum menikah.
Jadi yaa cuman pengen ngobrol aja gituu
klo berantakan ujungnya juga gk ada yg peduli atau lebih parah malah menyalahkan kita juga 😂
kan dia udh tua, tanya balik aja, "anda kapan meninggal ?
Tapi kalau dipikir-pikir, ada sisi baiknya. Yaitu, manusia dapat masalah baru, dan harus memutar otak untuk menyelesaikan masalah tersebut, begitulah cara manusia berkembang dan menemukan berbagai ilmu baru. Tanpa adanya tekanan yang mengancam keberlangsungan hidup, perkembangan akan melambat.
Pembahasan ini jatuh dalam " ketidakpastian Epistemik".
Motivasi orang untuk menikah atau tidak itu adalah wilayah yang tidak bisa dijangkau, 😂😂
Satu narasi yang dilupakan banyak orang adalah narasi pentingnya jumlah spesies (manusia) untuk membuat peradaban yang lebih baik lagi
Keunggulan manusia dibanding spesies lainnya adalah semakin banyak jumlahnya semakin kompleks apa yang bisa dibangunnya
1 juta manusia di bumi hanya menjadi pemburu
100 juta manusia di bumi bisa menjadi petani (revolusi agraria)
1 miliar manusia di bumi bisa menjadi industrialis (revolusi industri)
10 miliar manusia di bumi bisa menjadi spesies yang mau me-redesign dirinya sendiri (revolusi bio/nano teknologi)
Sebenernya 1/2 anak cukup itu udah konsep bagus, karena mewakili aya dan ibu sebagi pengganti yg setinpal mksdnya
Bacanya setengah anak 😄
Ralat: Satu atau dua anak.
gue taun ini 28,tadinya mikir ngga mau nikah, tapi makin lama temen tongkrongan udah pada nikah gue jadi kambing conge sendiri. jadi goyah juga ujung2nya 😂
Prinsip anda lemah sekali...!!!!
Ckhuuaakkkzzz
Bukan masalah mau nggak mau, tapi kalau nggak ada pasangan ya nggak bisa nikah juga
Ya mending kawin biar aman dari grebek warga, itung" ada teman yg sangat dekat mungkin bisa membantu dlm hal yg dia mampu
Blokkkk
@@ilamwijaya389 apakah temannya mau menanggung kehidupannya setelah menikah?? 😂😂
Enak bett dah ngomong kawin wkwkwkwk
Gw jadi mikir sebagai cowo yg beranjak 28thn yg hampir tiap minggu keluarga gw nanya ready nikah apa gak next year, gw jadi mikir, nikah itu meringankan masalah, atau nambah beban karena kita harus mempertaruhkan "ideologi" kita dengan orang lain dalam nerusin hidup?
Yah subjektif bgt sih, setiap individual g bakal sama.. ada yg beranggap marriage make you whole, ada yg bodo amat sm pernikahan, ada yg yg percaya akan komitmen mereka tapi memutuskan untuk tidak melibatkan authority didalam nya. Yah setiap orang punya pro/cons masing" n itu g akan sma, outcome nya dari keputusan loh dimasa depan, gimana? G ada yg tau dan ga ada yg bisa memprediksi kan.. live had all the powers to throw your life in any direction any way.. Tapi masalah nya nih peer pressure society nih yg aduhai
@@JaszLcookie make sense, kalaupun kita ambil yg terbaik dari komitmen, but everyone never know about the future. Kawin cerai masih laris manis chuakkzzz
@@gandiyudo8474 yes, exactly.. inti nya marriage dan kepastian itu dua hal berbeda, g ada n gak akan pernah ada yg bisa jamin 100%.. blom lagi post damage yg meleber kemana-mana
@@JaszLcookie masuk akal bgt, dari situ juga kadang gw juga mikir, milih pertaruhan apa logika itu doank. Soalnya semua kalau dirunut berdasarkan case bakal jadi panjang.
@@gandiyudo8474 Yep "gamble" bgt .. sampai menurut ane anti-natalism terlihat masuk akal
Sesungguhnya penyesalan itu diakhir, mungkin ketika masa tua kita akan merasa sangat2 kesepian, "kan bisa adopt", kita pikirin juga perasaan tuh anak adopt kalo dah menginjak remaja tanpa tau sosok bapak seperti yg dia liat dr temen2nya
Menurut perspective gw,, yang namanya adopt kan kita yang memilih untuk mengasuh anak yang mana. Rentang umur anak yang kita ingin adopt jg berbeda beda, nggk semua yang kita adopt itu anak bayi kan ? Bisa saja kira meng adopt anak umur 8, 10 atau 15 sekali pun. Menurut gw anak anak yang di adopt tidak akan bertanya dimana ortu mereka karna emang antara dia udah mengerti kondisi nya atau emang dr awal di adopt mereka sudah diberi tahu. As long as they're happy together, and as long as they can effort them, love them, give them what they need as a kid. Why not ?
Menarik banget konten-konten kaya gini. Keren geolive🖤
Untuk org yg belum menikah, menikah bukanlah tujuan hidup. Tp buat yg udah nikah kebanyakan tujuan hidup dia stuck di pernikahan (terutama cewek), seakan2, pernikahan itu menjadi tujuan hidup dia, langgeng adalah target nya.
Sekarang setelah gue jd ortu, gue pengen ngedidik anak gue untuk gak nyusahin anak org kelak pas nanti dia udah nikah. Mempersiapkan anak gue jd anak yg bertanggung jawab, mandiri, gak mudah putus asa, tidak meributkan masalah kecil dan mau mengalah. Jd kalau anak gue memutuskan untuk menikah, dia udah punya bekal dasar kehidupan pernikahan.
Dan kalau dia memutuskan untuk tidak menikah, gak apa asal gak bikin dosa dengan bukan muhrim aja 😁.
Kak mau nanya dong, ada penjelasan gak terkait kepentingan umat manusia di jaman dulu utk survive dan melanjutkan eksistensi gen nya? Thank you kak!
menurut guaya nikah di indonesia is about culture not about ur happiness kadang ada org nikah tp ga bahagia dan aristotle pernah blg kebahagian adalah arti dan tujuan hidup manusia so ya bisa kita simpulin kl emg dia bahagia tanpa ada pasangan so why kita berarti menggangu hak kebebasan seseorang dong? thats just my theory mungkin ada yg setuju ada yg engga isokee tp ya dasar nya manusia emg butuh kebutuhan kebebasan dan keterikatan itu kata eric fromm
pengen nikah, cuma ngga pengin punya anak
pengen punya pasangan biar ngga kesepian, buat temen hidup gitu lah
persetan lah penurunan populasi, quality over quantity, mending populasi dikit tapi berkualitas. lagipula di masa depan, pekerjaan akan digantikan oleh mesin, komputer, program, app, AI. menguasai ekonomi ngga harus rakyatnya banyak, yg penting menguasai sektor strategis. jepang, US, UK, dah ketinggalan sama taiwan yg menguasai produksi mikrochip yg lagi ngetren sekarang.
coba pikir kembali, anak itu sumber masalah. kecil jadi beban ortu, tua jadi beban anak. sekolah kena buli, dah gede susah cari kerja, jadi pengangguran jadi beban negara. ngga ada manusia = ngga ada konflik. manusia cuma buat kerusakan di muka bumi: jejak karbon, eksploitasi alam, polusi, kepunahan massal, perubahan iklim, cuaca ekstrim, dll dsb
hidup susah, takut kena virus, mati masuk neraka, wkwkwkkkkk
gw gatau ya lu kebanyakan nonton film atau denger cerita fantasi apa, tapi sekalinya lu gaada keturunan bakal banyak yang terlibat karena anaklu nanti juga bakal bawa darah keluargalu sebagai representasi bahwa garis keturunan mulai dari leluhurlu sampe elu saat ini masih ada. Lagian emangnya lu ga mikirin kebahagiaan pasanganlu? kalo dari sisi lain, anak yang nantinya lu pikir cuma bawa masalah belum tentu adanya nanti seburuk itu. kalo lu mikir gitu artinya lu masih ke kanak kanakan dan masih egois, semuanya cuma buat diri lu dan mungkin pasanganlu. dari sisi kualitas sdm, gw si setuju sama lu tapi masalahnya, emang bisa lu kayak gitu membatasi secara keras terkait pertambahan populasi di tempat yang menjunjung tinggi adat ketimuran?
@@nael4321 ngga penting garis keturunan, saya bukan ningrat atau boss besar yg harus punya penerus. nah itu dia tantangannya, cari pasangan yg punya pemikiran sama. ya silakan yg lain tetap meneruskan keturunan, kalo saya ngga, berarti kan saya kasih kesempatan ke yg lain buat mengurangi persaingan & beban buat bumi ini. kok saya dibilang egois :D
ya saya yg udah terlanjur hidup ini, meskipun pasti berkontribusi berbuat kerusakan jg, sebisa mungkin berbuat kebaikan ke sesama manusia (bantu orang, sharing ilmu & gagasan) & lingkungan alam sekitar (coexist with nature)
@@Kirana125
1. search anti-natalism
2. ???
3. (Profit?) Lol no just enjoy all your mental break down
@@JaszLcookie iya tau antinatalism. ya ngga papa mental breakdance, yg penting ngga merugikan orang lain (menipu, mengganggu ketertiban, beban keluarga, dll) :D
Bro 2 orang di atas ko judgemental bgt ya wkwk, pilihan orang kan beda2, sama kaya agama, gw setuju sama pendapat lu apalagi soal manusia perusak bumi dan Tuhan pun sudah tahu akan hal tsb
Menikah itu konsep intersubjektif reality, jika kmu tidak mau ribet secara sosial, menikahlah!!
Tipikal orang Indonesia mau ngapain aja perlu ijin mulu, ampe boleh atau nggaknya nikah perlu dapet approval dulu hahaha. Ya kalau memang it makes you happy, then go ahead. Kalau lo udah dewasa, gue yakin lo bisa menyusun sendiri kehidupan lo dan apa yg membuat bahagia termasuk mau atau tidaknya menikah. Tapi perlu diingat, apapun itu jangan diputuskan dengan gegabah dan buru-buru karena penyesalan itu datengnya selalu terlambat. Anyway sehat terus ya buat kak Cania & Coki.
Sebenarnya ini kelahiran harus ditekan krn umat manusia masih belum begitu berkembang secara merata dari segi akal pikiran, banyak ketimpangan yang menyebabkan kerusakan. Kalau semua adalah orang orang terdidik, maka banyaknya populasi manusia justru akan menjadi keuntungan krn kita akan semakin bisa mengolah dan menguasai semesta ini hingga menyibak semua rahasia semesta dan manusia mencapai kepenuhannya, yakni kapasitas berpikir yg maksimal.
Terkadang kebebasan berpikir membuat orang terjebak dalam rasionalisme. Apa pendapat Anda, jika rasionalisme menjadi kekuatan utama dalam cinta?
Coba deh liat video "are u okay cania citta" dichannel tretan muslim dan video dr. ryu hasan tentang otak manusia ketika mencintai seseorang dan simpulkan menurut perspektif anda
bagus dong. drpada irasional jadi cinta buta dong wkwk
cinta juga sbnernya bukan cinta. tapi reaksi kimia yang bikin merinding hepi.
Please dong kak Cania dan kak Coki bahas tentang kenapa saat ini booming sekali isu self love jika dr sudut pandang dan logika kakak, karena saat ini gencar sekali bahkan artis Hollywood sekelas Demi Lovato dan lainnya gencar menyuarakan isu self love? Dan kenapa sih ortu suka sekali gak paham, dan memandang aneh jika anak muda sekarang mencintai diri mereka sendiri (yg katanya egois, padahal kita hanya tidak mau jadi people pleasure) dan ortu suka sekali membandingkan"kan entah sodara/tetangga (sampai banyak meme ttg itu)🤣
Tolong dibahas yah kak
Terimakasih 😊
Nikah hanyalah formalitas, ya kita tahu sendirilah. Enggak usah munafik.
emak bapaklu nikah krna munafik ya ??
Kawin lah yang utama.
@@boby.setiawan yang paling utama harus punya bisnis dimasa depan, Kalo bisnis lu sukses Lah itulah yang membuat membuat bahagia dimasa depan
Bapak sama emak lu berarti munafik
Kak coba bahas tentang ketersinggungan dong kak. Apalagi yang menyangkut norma-norma di masyarakat kayak boundaries nya dimana
kalo ada murid cep arnold bakalan rame sih ini 😂 dua penganut logika dan mas mas madura 😂
Bapack-bapack Madura ga mampu kalau beradu logika dengan duo jin Gramedia ini
Bapack2 madura auto minoritas
Emang knapa chef arnold ?
@@dimaserwinoto bgsat 😂
@@AnangAndriana204 gatau kalo ngajak genknya, madridfans 😂
menurut cania pernikahan terjadi karena bentuk adaptasi dimana wanita akan kesulitan saat hamil untuk bertahan di alam di masa itu, gak masuk akal karena manusia hidup berkoloni, jadi wanita tidak akan berjuang sendirian di saat tersebut meskipun laki2 yg mengawininya meninggalkan.
lalu dia mengatakan keperawanan adalah cara seorang laki2 agar mengetahui gen yang diturunkan adalah gennya karena di waktu itu tidak ada tes DNA, itu juga tidak masuk akal, kenapa laki laki pada waktu itu tidak bertarung saja, dan yang menang lah yang berhak menurunkan gen nya sehingga lahirlah manusia dengan gen yang terpilih dan lebih unggul untuk selanjutnya bisa bertahan lebih baik di alam.
yang logis : pernikahan waktu itu terjadi karena alasan Agama, karena diterapkan turun menurun maka akan ada pengaruh dari budaya, sehingga terdapat berbagaimacam adat pernikahan yang bermacam2. lalu saat zaman semakin maju dan agama mulai dilupakan, maka tidak ada alasan mengapa seseorang harus menikah, ini lah mengapa di negara2 barat yang banyak orang atheis mereka sudah mulai menganggap pernikahan bukanlah hal yang wajib
Jadi menurut saya pernikahan itu lebih tepat ke alasan agama, bukan dari evolusi atau adaptasi dan lain sebagainya
orang" kalo denger prinsip gk pengen nikah tuh berasa kita buat dosa besar. langsung dikasih kultum gua. "nikah itu ibadah loh" "lu gak pengen punya anak?" "kalo lu tua sendiri yang ngurus siapa?" bla bla bla
Ya gpp, gausah ribet. Lunya jg jangan baper sama omongan kyk gt. Santai aja, kalau perlu jawab aja, gw ga mau ibadah, mau apa lu?
"Aku tidak dengar.. Aku tidak dengar.. "
Bener gua ampe di sudutin sekeluarga. Padahal almarhum bapak gua nyantai pas aku bilang gak akan nikah pas gua SMP sekarng udeh tuir 32th tep sendiri. Mereka pada ribet gak mau di beratin jaga gua pas tua. Makanya di nasehatin dari agama sampai masa depan. Padahal sapa tau gua mati umur 35th. Ribet dah
@@allmecats5460 yaudah bundir aja 3tahun lg. Mayan ngurang2in orang
Jawabanya adopsi lahhh apa susah😅
Kalau boleh kasih ide,coba donk bahas soal humanisme (Marx) referensi dr buku Erich Fromm "Konsep Manusia menurut Marx" dengan Roger.thx
Secara keseluruhan saya cukup tidak setuju ya dengan pemikiran, pendapat dan opini mas Coki dan mbak Cania. Tapi secara penyampaian cukup menarik untuk didiskusikan kembali dengan perspektif yang lain. Ingin sekali saya berdiskusi dengan beliau berdua. Mungkin bisa saya buat reaction video agar cukup ada diskusi.
.
Ya kalau tentang menikah, kembali ke nilai apa yang diyakini oleh seorang individu. Kalau dia pengen yang mantap mantap karena dorongan naluri tapi tidak mau zina ya jalannya menikah. Atau puasa kalau dia kuat nahan birahi. Haha.
.
Plus minus menikah memang ada apalagi di negara kapitalis yang nanggung seperti indonesia. Soal tujuan pernikahan, ekonomi keluarga, pembagian hak dan kewajiban suami istri, komunikasi dan banyak hal lain dalam pernikahan itu belum atau tidak dipahami oleh pasangan dan/atau calon pasangan.
.
Banyak variable yang masih belum dipahami dan di mengerti oleh banyak pasangan di indo bahkan mungkin didunia tentang seluk beluk pernikahan.
.
Tentang over populasi sebenarnya juga tidak over sekali. Hanya managemen tata kota dan negara sendiri bagaimana menyikapi populasi yang over di sebuah wilayah.
.
Indo sebenarnya tidak overpopulasi. Hanya di kota besar saja sangat padat penduduk karena banyak kemudahan yang didapat saat tinggal di kota besar. Mau itu tentang fasilitas umum lebih maju, mencari uang dianggap lebih mudah ketika di kota besar di banding di kampung halaman.
.
Secara singkat bagi saya yang agamis dan logis. Menikah adalah sebuah part of system yang difirmankan Tuhan untuk mengatur bagaimana manusia menyikapi gejolak naluri berkembang biak atau keterkaitan dengan lawan jenis or having sex itu. Untuk pembatas agar tidak ada namanya atau membatasi gen-gen pria hidung belang. Thanks telah membaca sampai selesai.
Kalau berbicara tentang rezeki ya gimana ya. Itu juga tergantung perspektif masing masing. Kalau dia percaya bahwa semuanya pasti ada rezekinya dan tentu harus kerja agar dapat rezeki.
.
Hanya cukup sulit saja kalau pengen dapat rezeki berlimpah dengan cara halal dengan harapan menjadi kaya apalagi dengan cepat di negeri kapitalis yang nanggung ini.
.
Menurut gua semua pernikahan insyaallah pasti membuat kita ditambah rezekinya(rezeki gak selalu tentang uang bisa kebahagiaan dan lain lain) jadi kalo gak ada itu semua ada yg salah dari pernikahannya
KAMI MENUNGGU KONTEN ATURANCU WITH COKI & TRETAN!
Bantu up
Up
Up
Tretan lagi sibuk momong anak
Tretan udh gak lucu lebih main aman
Mbak Cania, seingat saya waktu saya belum dilahirkan dulu saya nggak ada kesepakatan dengan tuhan untuk minta di lahirkan, tetapi kenapa kalau perbuatan kita buruk di dunia ancamanya neraka, apakah saya harus bertanggungjawab atas perbuatan saya didunia padahal saya tidak pernah minta dilahirkan didunia, tiba tiba ada aja gitu, apakah tuhan itu maha seenaknya?
mba cania bikin collab bang sabda sama coki dong keknya mantap tuh wkwkw
Menikah = mencari sahabat untuk menemani kita tua, biar saat becanda jokesnya nyambung
Waw sekali mba😂
@@puliliar7692 نَايْسْ
Berarti buat nemenin sama jokesnya aja ya mba ?
ketawanya kak Can selalu adorable yak hahaha
(2 pertanyaan itu timbul) Itu kan terjadi karena perbedaan pemaknaan antara kawin dan
nikah. Kawin dimaknai dg hubungan biologis, nikah dimaknai hubungan, ikatan biologis (termasuk hubungan biologis) kultural. Seandainya pemaknaanya disamakan niscaya kita butuh dua kata itu sekaligus "nikah" dan "kawin" tnpa embel2 kultural. Secara alami manusia punya dorongan itu. Mknya seharusnya keinginan nikah itu disesuaikan dg kadar dorongan yg dimiliki setiap orang. Jelas klo dlm perspektif Islam, barang siapa yg mampu (biologis, hormonal, psikis, mental) bru disruh nikah, klo belum punya dorongan tersebut ya gk dsruh nikah kok. Dan untuk over population itu kan sbenarnya sejalan dg cepatnya mobility manusia saat ini, g ada yg salah dg over population, gk ada yg slah sm manusia berkembang biak sebanyak appun. Yg jadi masalah kan klo over population itu di satu kawasan saja, buktinya masih bnyk land yg belum ditempati manusia, bumi masih muat kok klo manusianya mobile (tinggal diatur aja pengelolaan resourcesnya supaya tdk terjadi pencemaran lah dll.). Ini opiniku, biar videonya tdk searah.
Tidak perlu menikah karena menghabiskan uang🤣🤣
apa itu menikah?
@@iksanprayudha9733 semacam mitos🤣🤣 chuakzzzzz
@@Taekwondo_Time waaa waa waaaaa, mending FreeSex, dari pada saya harus percaya mitos
@@iksanprayudha9733 jngn bang nnti kena penyakit antum 🤣
@@Taekwondo_Time ane akan stok durex selalu
wah komen pada pro semua wkwk... yodah gw jadi kontra deh biar ribut wkwkwk.... di video, cania bilang nikah itu tergantung dari apa tujuan nya, and we all know that nikah ga cuman sekedar akad-resepsi-kawin-beranak pinak hmmm... gw 101% mendukung adanya pernikahan secara ada satu faktor yang memungkinkan elu mendapatkan conditional happiness yang ga bakal lu dapetin diluar pernikahan... mungkin sekarang gw belum tau itu.. secara di perspektif gw tentang nikah ialah suatu bukti, sumpah, maupun hope dari perwujudan feeling manusia yang ga bisa dikeluarkan/dikatakan/digambarkan yang merupakan faktor awal demi mendapatkan conditional happiness...
dan kalau bicara tentang populasi... yang udah nikah bisa aja kan adopsi anak2 terlantar diluar sana.
Saya umur 24th dan sudah mulai didorong² untuk menuju pernikahan wkwkwkw sementara sy masiihh deadwooooddd *nada coki
Mungkin seru nih kalo dibuat Perkumpulan Khusus Orang2 yg Tidak Mau Menikah. Biar bisa saling sharing dan mendapatkan insight baru mengenai hal ini.
Eh mlh cinlok chhuuuuaksss
*joks
masih dalam lingkungan yang kalo W ngmong soal KB ataupun Gak Nikah pasti msih diserang awokawokwkwk
Kebanyakan alasan belum menikah karena blm siap menanggung beban/finansial, trus karena blm siap nikah akhirnya ngewek duluan sama pacar, dan kalo sampai kebablasan hamil, eh malah nggak mau tanggung jawab, kalo pun ada yg tanggung jawab kebanyakan usia pernikahan hanya sebentar lalu cerai.
Maksud saya, kalo memang blm siap menikah ya konsisten dong, jgn cuma mau ngeweknya doang tp nggak mau tanggung jawab
nah ini yang sedang aku pikirkan
aku bukan orang yang PD, punya teman baru apalagi lawan jenis menurut ku susah. jadi kepikiran mungkin aku sulit buat nikah, dan konsekuensi terburuk bakal gak nikah. untung nya aku bisa menikmati kesendirian jalan sana sini sama temen temen. yang jadi pertanyaan untuk apa selama ini kerja keras bikin rumah punya ini punya itu kalo sampai amit amit gak nikah terus hasil kerja ku mau di kemanain kalo mati.
Bisa kamu sumbangin k panti asuhan dan anak yatim 🙃
Klo krja ya hsilny buat dri sndri lah atau nabung. Hrtanya bs disumbangin atau ksi ke sodara2 dekat 😃
@@evyjuniastina697 usul yang bagus berarti bikin wasiat dari sekarang soalnya kan gak tau kapan mati juga. dan kalo ternyata nikah tapi terlanjur bikin wasiat lupa di revisi gimana istri gw coba??
@@gepossenti22 usul yang bagus itu kalo gw bener bener deket sama saudara bisa sayang banget gitu sama saudara tapi kenyataan beda ama saudara gak terlalu deket deket banget seakan akan kalo ngasih harta ke dia gak ikhlas
@@yanuaraji wkwk ya cantumin dong d wasiatnya, jika sampai mati saya tidak juga menikah maka saya akan menyumbangkan harta saya sebagian/seluruhnya ke blablabla 😂 gitu aja dibikin repot mas
Jika menikah adalah tujuan yang paling berbahagia, mengapa masih ada penderitaan pada pernikahan? jika menikah itu kapitalistik dan kegiatan yang sifatnya rekreatif. Pernikahan di Indonesia, suka atau tidak, masih dilihat sebagai bentuk legalisasi dari kepemilikan lelaki atas perempuan dan kemudian anak yang dilahirkan. Hal demikian sangat jamak terjadi di mana perempuan memposisikan diri untuk dimiliki lelaki, bukan malah memposisikan relasi kuasa yang setara.
Rasanya hidup sendiri dan menikah tentu berbeda. Jika menikah dengan orang yang ingin menang sendiri atau dilayani saja tanpa adanya hubungan yang setara, maka sudah dipastikan hanya akan membawa penderitaan. Sementara itu hidup sendiri dengan meniadakan rasa kecemasan atas kesepian dengan menikmati hidup yang sederhana maka akan membawa kenikmatan. Rasa kenikmatan itu juga akan terjadi jika pernikahan dilandasi oleh komitmen relasi yang setara dan tidak memperlakukan pasangan sebagai “properti”.
Perasaan seorang menikah atau melajang pada akhirnya tidak dapat digeneralisir. Hal itu karena setiap manusia memiliki perasaannya masing-masing dalam melihat hubungan dengan diri sendiri dan orang lain. Akan tetapi, perasaan bahagia si manusia, tanpa peduli status kawin atau single, sejatinya hanya dapat dikenali dari kesadaran atas diri yang tidak sempurna dan pada akhirnya mati. Inilah kebahagiaan yang paling murni dari manusia.
Ketidaksempurnaan dan proyeksi terhadap kematian yang pasti datang akan membuat si manusia benar-benar menikmati setiap momentum dalam hidup, terlepas dari status di KTP. Proses menikmati setiap waktu karena diberkahi kehidupan itulah yang akan menyadarkan dirinya lahir tidak sia-sia. Menikah atau melajang itu pilihan, hal yang terpenting adalah setiap pilihan didasari pada semangat memanusiakan manusia sebagaimana mestinya. Jika hal itu dilakukan, maka hanya perasaan suka cita saja yang ada terlepas dari status menikah atau lajang. Pada dasarnya status nikah atau lajang itu tidak penting.