Saya minoritas mempunyai orang tua angkat seorang Kyai di Pandegelang, beliau mengajarkan untuk menghormati orang lain tanpa memandang status sosialnya...❤ Begitu melihat kotbahnya Gus Miftah yang merendahkan orang lain, hati ini miris, kecewa, sedih, sepertinya orang yang status sosialnya ada dibawahnya, tidak punya harga dirinya Dimata Miftah...😢😢😢
Masih mending meng Hina ... Ngomong jorok ...saat ceramah... Metal ....m ....gatal ....sebut kelamin perempuan....ada vdo nya di u tube ... I lupa channel nya
@@madesuryawan4061 __ Pendakwah kontroversial Miftah Maulana Habiburrahman (MifthakhuL Annam / Ta'im) me-ngaku² sebagai keturunan ulama besar Kiai Ageng Muhammad Besari. Terkait video pengakuannya yang merupakan keturunan ulama Kiai Ageng Muhammad Besari, banyak pihak tetap meragukan klaim tersebut. Nur Syahid, warga Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo, yang satu buyut dengan Turut / Murodhi (bapak Miftah), dengan tegas membantah hubungan silsilah tersebut. Menurutnya, Miftah tidak mempunyai silsilah langsung dengan Kiai Ageng Muhammad Besari "Seumpama Miftah ke sini, saya berani bilang, "Kamu bukan silsilah (Keturunan) Pendiri Pesantren Tegalsari". Saya berani bilang, karena itu bohong, wong dia asli Dukuh Bantengan, Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis.," ungkap Nur Nur Syahid menjelaskan, silsilah keluarga Miftah berasal dari Mbah Kariman, pendiri kawasan Bantengan, Mojorejo. Nur menyebut kakek Miftah (Boniran), memiliki empat anak : 1. Dulsalam, 2. Bakin, 3. Bares, dan 4. Turut (Murodhi). Nur dengan ayah Miftah (Turut / Murodhi), kerap mengunjungi Mojorejo terutama sebelum melaksanakan ibadah haji / umrah. Raden Kunto Pramono (65), generasi ke-8 dari Kiai Ageng Besari meragukan pengakuan Miftah. Lantaran, dirinya telah mengecek di buku nasab tidak ditemukan nama Miftah dalam urutan garis keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari. Miftah dalam silsilah tidak ada. Kunto mengharapkan kalau memang dari Kiai Ageng Muhammad Ilyas, dari istri keberapa, nanti akan ketemu. Di cek kok nggak ada. Masih merasa ada keraguan," terang Kunto. Kunto ingin tahu juga seperti apa kebenarannya. Kalau memang dari Kiai Ageng Muhammad Ilyas, dari istri keberapa," imbuh Kunto. Kunto sendiri enggan mengomentari permasalahan yang dihadapi Miftah. Menurutnya, bukan ranahnya untuk berkomentar. Namun, terkait pengakuan keturunan, Kunto pun berharap ada kejelasan silsilah. "Kalau memang Miftah keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari, mohon ditunjukkan secara valid. Bantahan juga datang dari pihak keluarga Kiai Kanjeng Hasan Besari. Kalau memang iya (Keturunan), Kunto ikut bangga sebagai dzurriynyah (Keturunan) Tegalsari. "Setelah dicek, tidak ada nama Miftah Maulana Habiburrahman dalam daftar nasab Kiai Ageng Muhammad Besari," kata Kunto. Kunto menambahkan bahwa pengecekan silsilah ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan, melainkan memastikan kebenaran Kunto juga meminta Miftah memberikan klarifikasi detail jika benar mengklaim sebagai keturunan Kiai Ageng Muhammad Ilyas salah satu putra Kiai Ageng Besari, dengan menyebutkan dari istri mana garis keturunannya. "Kalau memang dari Kiai Ageng Muhammad Ilyas, itu dari istri keberapa," tegasnya. Dengan tidak ditemukannya nama Miftah di buku silsilah keluarga besar Kiai Ageng Besari, Kunto menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan nasab antara Miftah dan pendiri Pesantren Tegalsari. Urutan Silsilah Kiai Ageng Muhammad Besari hingga Generasi ke-8 dibeberkan Raden Kunto Pramono : 1. Kiai Ageng Muhammad Besari 2. Kiai Ageng Muhammad Ilyas 3. Kiai Kanjeng Bagus Hasan Besari 4. Kiai Kasan Anom I 5. Kiai Kasan Anom II 6. Eyang Gatut Muhammad Ismail 7. R. Hartawan Cokroadisiswoyo 8. R. Kunto Pramono
@@mawarsita646 semua org punya nama masa kecil itu bagus.setelah sukses bsa ganti nama masa depan yg bisa meraih ke suksesan. Di msa kecil masih jadi org biasa, di masa tua sdah jdi mentri atw per siden ya ganti nama ga msalah salam masa depan yg cemerlang👍🙏
@@mawarsita646__ @didik-ku9tb __ Pemilik nama Miftah Maulana Habiburrahman (miftha'im) tersebut adalah keturunan Kiai Ageng Besari. Raden Kunto Pramono, menegaskan tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dengan pendiri Pesantren Tegalsari itu. Meski PBNU telah menyatakan bahwa Gus Miftah memang keturunan seorang kiai, banyak pihak tetap meragukan klaim tersebut. Nur Syahid, warga Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo, yang satu buyut dengan Turut / Murodhi (bapak Gus Miftah), dengan tegas membantah hubungan silsilah tersebut. Menurutnya, Miftah tidak mempunyai silsilah langsung dengan Kiai Ageng Hasan Besari. "Seumpama Gus Miftah ke sini, saya berani bilang, 'kamu bukan silsilah Tegalsari'. Saya berani karena itu bohong, wong dia asli Bantengan, Mojorejo, Jetis," ungkap Nur Nur Syahid menjelaskan, silsilah keluarga Gus Miftah berasal dari Mbah Kariman, pendiri kawasan Bantengan, Mojorejo. Nur menyebut kakek Gus Miftah (Boniran), memiliki empat anak : 1. Dulsalam, 2. Bakin, 3. Bares, dan 4. Turut (Murodhi). Nur dengan ayah Gus Miftah (Murodhi), kerap mengunjungi Mojorejo terutama sebelum melaksanakan ibadah haji / umrah. Bantahan juga datang dari pihak keluarga Kiai Ageng Hasan Besari. Salah satu keturunan kedelapan Kiai Ageng Besari (Raden Kunto Pramono), menegaskan tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dengan pendiri Pesantren Tegalsari. "Setelah saya cek, tidak ada nama Miftah Maulana Habiburrahman dalam daftar nasab Kiai Ageng Muhammad Besari," kata Kunto. Kunto menambahkan bahwa pengecekan silsilah ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan, melainkan memastikan kebenaran Kunto juga meminta Gus Miftah memberikan klarifikasi detail jika benar mengklaim sebagai keturunan Kiai Ilyas, salah satu putra Kiai Besari, dengan menyebutkan dari istri mana garis keturunannya. "Kalau memang dari Kiai Ilyas, itu dari istri keberapa," tegasnya. Dengan tidak ditemukannya nama Gus Miftah di buku silsilah keluarga besar Kiai Ageng Besari, Kunto menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dan pendiri Pesantren Tegalsari.
@@MatrowiAwi__ @didik-ku9tb __ Pemilik nama Miftah Maulana Habiburrahman (miftha'im) tersebut adalah keturunan Kiai Ageng Besari. Raden Kunto Pramono, menegaskan tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dengan pendiri Pesantren Tegalsari itu. Meski PBNU telah menyatakan bahwa Gus Miftah memang keturunan seorang kiai, banyak pihak tetap meragukan klaim tersebut. Nur Syahid, warga Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo, yang satu buyut dengan Turut / Murodhi (bapak Gus Miftah), dengan tegas membantah hubungan silsilah tersebut. Menurutnya, Miftah tidak mempunyai silsilah langsung dengan Kiai Ageng Hasan Besari. "Seumpama Gus Miftah ke sini, saya berani bilang, 'kamu bukan silsilah Tegalsari'. Saya berani karena itu bohong, wong dia asli Bantengan, Mojorejo, Jetis," ungkap Nur Nur Syahid menjelaskan, silsilah keluarga Gus Miftah berasal dari Mbah Kariman, pendiri kawasan Bantengan, Mojorejo. Nur menyebut kakek Gus Miftah (Boniran), memiliki empat anak : 1. Dulsalam, 2. Bakin, 3. Bares, dan 4. Turut (Murodhi). Nur dengan ayah Gus Miftah (Murodhi), kerap mengunjungi Mojorejo terutama sebelum melaksanakan ibadah haji / umrah. Bantahan juga datang dari pihak keluarga Kiai Ageng Hasan Besari. Salah satu keturunan kedelapan Kiai Ageng Besari (Raden Kunto Pramono), menegaskan tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dengan pendiri Pesantren Tegalsari. "Setelah saya cek, tidak ada nama Miftah Maulana Habiburrahman dalam daftar nasab Kiai Ageng Muhammad Besari," kata Kunto. Kunto menambahkan bahwa pengecekan silsilah ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan, melainkan memastikan kebenaran Kunto juga meminta Gus Miftah memberikan klarifikasi detail jika benar mengklaim sebagai keturunan Kiai Ilyas, salah satu putra Kiai Besari, dengan menyebutkan dari istri mana garis keturunannya. "Kalau memang dari Kiai Ilyas, itu dari istri keberapa," tegasnya. Dengan tidak ditemukannya nama Gus Miftah di buku silsilah keluarga besar Kiai Ageng Besari, Kunto menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dan pendiri Pesantren Tegalsari.
Kita yakin masih lebih banyak rakyat yg berakal sehat... tidak suka pernyataan2 yg merendahkan orang lain lewat candaan kasar , meskipun oleh seorang tokoh sekalipun ,apa lagi oleh orang yg cuma pinter pidato tanpa adab !
Nama aslinya Miftakhul annam bkn Miftah Maulana Habiburrahman orang tuanya Miftah itu ngasih namanya Miftakhul annam panggilan ta'im,....adiknya ta'im nama nya Miftakhul Khoirot panggilannya mas tajib.... asale Tanjung Jabung Lampung Timur orang tuanya transmigrasi dr dukuh Bantengan.....
@didik-ku9tb __ Pemilik nama Miftah Maulana Habiburrahman (miftha'im) tersebut adalah keturunan Kiai Ageng Besari. Raden Kunto Pramono, menegaskan tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dengan pendiri Pesantren Tegalsari itu. Meski PBNU telah menyatakan bahwa Gus Miftah memang keturunan seorang kiai, banyak pihak tetap meragukan klaim tersebut. Nur Syahid, warga Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo, yang satu buyut dengan Turut / Murodhi (bapak Gus Miftah), dengan tegas membantah hubungan silsilah tersebut. Menurutnya, Miftah tidak mempunyai silsilah langsung dengan Kiai Ageng Hasan Besari. "Seumpama Gus Miftah ke sini, saya berani bilang, 'kamu bukan silsilah Tegalsari'. Saya berani karena itu bohong, wong dia asli Bantengan, Mojorejo, Jetis," ungkap Nur Nur Syahid menjelaskan, silsilah keluarga Gus Miftah berasal dari Mbah Kariman, pendiri kawasan Bantengan, Mojorejo. Nur menyebut kakek Gus Miftah (Boniran), memiliki empat anak : 1. Dulsalam, 2. Bakin, 3. Bares, dan 4. Turut (Murodhi). Nur dengan ayah Gus Miftah (Murodhi), kerap mengunjungi Mojorejo terutama sebelum melaksanakan ibadah haji / umrah. Bantahan juga datang dari pihak keluarga Kiai Ageng Hasan Besari. Salah satu keturunan kedelapan Kiai Ageng Besari (Raden Kunto Pramono), menegaskan tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dengan pendiri Pesantren Tegalsari. "Setelah saya cek, tidak ada nama Miftah Maulana Habiburrahman dalam daftar nasab Kiai Ageng Muhammad Besari," kata Kunto. Kunto menambahkan bahwa pengecekan silsilah ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan, melainkan memastikan kebenaran Kunto juga meminta Gus Miftah memberikan klarifikasi detail jika benar mengklaim sebagai keturunan Kiai Ilyas, salah satu putra Kiai Besari, dengan menyebutkan dari istri mana garis keturunannya. "Kalau memang dari Kiai Ilyas, itu dari istri keberapa," tegasnya. Dengan tidak ditemukannya nama Gus Miftah di buku silsilah keluarga besar Kiai Ageng Besari, Kunto menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dan pendiri Pesantren Tegalsari.
@@Antobemi9 __ Pendakwah kontroversial Miftah Maulana Habiburrahman (Miftha'im / Ta'im) me-ngaku² sebagai keturunan ulama besar Kiai Ageng Muhammad Besari. Terkait video pengakuannya yang merupakan keturunan ulama Kiai Ageng Muhammad Besari, banyak pihak tetap meragukan klaim tersebut. Nur Syahid, warga Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo, yang satu buyut dengan Turut / Murodhi (bapak Miftah), dengan tegas membantah hubungan silsilah tersebut. Menurutnya, Miftah tidak mempunyai silsilah langsung dengan Kiai Ageng Muhammad Besari "Seumpama Miftah ke sini, saya berani bilang, "Kamu bukan silsilah (Keturunan) Pendiri Pesantren Tegalsari". Saya berani bilang, karena itu bohong, wong dia asli Dukuh Bantengan, Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis.," ungkap Nur Nur Syahid menjelaskan, silsilah keluarga Miftah berasal dari Mbah Kariman, pendiri kawasan Bantengan, Mojorejo. Nur menyebut kakek Miftah (Boniran), memiliki empat anak : 1. Dulsalam, 2. Bakin, 3. Bares, dan 4. Turut (Murodhi). Nur dengan ayah Miftah (Turut / Murodhi), kerap mengunjungi Mojorejo terutama sebelum melaksanakan ibadah haji / umrah. Raden Kunto Pramono (65), generasi ke-8 dari Kiai Ageng Besari meragukan pengakuan Miftah. Lantaran, dirinya telah mengecek di buku nasab tidak ditemukan nama Miftah dalam urutan garis keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari. Miftah dalam silsilah tidak ada. Kunto mengharapkan kalau memang dari Kiai Ageng Muhammad Ilyas, dari istri keberapa, nanti akan ketemu. Di cek kok nggak ada. Masih merasa ada keraguan," terang Kunto. Kunto ingin tahu juga seperti apa kebenarannya. Kalau memang dari Kiai Ageng Muhammad Ilyas, dari istri keberapa," imbuh Kunto. Kunto sendiri enggan mengomentari permasalahan yang dihadapi Miftah. Menurutnya, bukan ranahnya untuk berkomentar. Namun, terkait pengakuan keturunan, Kunto pun berharap ada kejelasan silsilah. "Kalau memang Miftah keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari, mohon ditunjukkan secara valid. Bantahan juga datang dari pihak keluarga Kiai Kanjeng Hasan Besari. Kalau memang iya (Keturunan), Kunto ikut bangga sebagai dzurriynyah (Keturunan) Tegalsari. "Setelah dicek, tidak ada nama Miftah Maulana Habiburrahman dalam daftar nasab Kiai Ageng Muhammad Besari," kata Kunto. Kunto menambahkan bahwa pengecekan silsilah ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan, melainkan memastikan kebenaran Kunto juga meminta Miftah memberikan klarifikasi detail jika benar mengklaim sebagai keturunan Kiai Ageng Muhammad Ilyas salah satu putra Kiai Ageng Besari, dengan menyebutkan dari istri mana garis keturunannya. "Kalau memang dari Kiai Ageng Muhammad Ilyas, itu dari istri keberapa," tegasnya. Dengan tidak ditemukannya nama Miftah di buku silsilah keluarga besar Kiai Ageng Besari, Kunto menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan nasab antara Miftah dan pendiri Pesantren Tegalsari. Urutan Silsilah Kiai Ageng Muhammad Besari hingga Generasi ke-8 dibeberkan Raden Kunto Pramono : 1. Kiai Ageng Muhammad Besari 2. Kiai Ageng Muhammad Ilyas 3. Kiai Kanjeng Bagus Hasan Besari 4. Kiai Kasan Anom I 5. Kiai Kasan Anom II 6. Eyang Gatut Muhammad Ismail 7. R. Hartawan Cokroadisiswoyo 8. R. Kunto Pramono
Tahukah kang Sobari & mas Eko bhw pesantren miftah (ora aji) yg mewah/megah dibangun oleh menteri Basuki atas perintah mulyono/konco miftah yg 'hobby'nya sama2 penCITRAan..! Semoga pmbangunan pesantren itu tdk pake dana APBN yah; semoga...
Mengajak kaya mendadak tanpa harus cari tuyul...gus miftaah jitu triknya langsung ke orang yg dituju❤❤ semangat slslu buat gus miftah yg menyebabkan wajah mendung jadi senyun cerah ceria seger lagi es teh es teh seger....namun yang lain kepanasan...g tau kalo ada es teh seger❤😂❤
@didik-ku9tb __ Pemilik nama Miftah Maulana Habiburrahman (miftha'im) tersebut adalah keturunan Kiai Ageng Besari. Raden Kunto Pramono, menegaskan tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dengan pendiri Pesantren Tegalsari itu. Meski PBNU telah menyatakan bahwa Gus Miftah memang keturunan seorang kiai, banyak pihak tetap meragukan klaim tersebut. Nur Syahid, warga Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo, yang satu buyut dengan Turut / Murodhi (bapak Gus Miftah), dengan tegas membantah hubungan silsilah tersebut. Menurutnya, Miftah tidak mempunyai silsilah langsung dengan Kiai Ageng Hasan Besari. "Seumpama Gus Miftah ke sini, saya berani bilang, 'kamu bukan silsilah Tegalsari'. Saya berani karena itu bohong, wong dia asli Bantengan, Mojorejo, Jetis," ungkap Nur Nur Syahid menjelaskan, silsilah keluarga Gus Miftah berasal dari Mbah Kariman, pendiri kawasan Bantengan, Mojorejo. Nur menyebut kakek Gus Miftah (Boniran), memiliki empat anak : 1. Dulsalam, 2. Bakin, 3. Bares, dan 4. Turut (Murodhi). Nur dengan ayah Gus Miftah (Murodhi), kerap mengunjungi Mojorejo terutama sebelum melaksanakan ibadah haji / umrah. Bantahan juga datang dari pihak keluarga Kiai Ageng Hasan Besari. Salah satu keturunan kedelapan Kiai Ageng Besari (Raden Kunto Pramono), menegaskan tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dengan pendiri Pesantren Tegalsari. "Setelah saya cek, tidak ada nama Miftah Maulana Habiburrahman dalam daftar nasab Kiai Ageng Muhammad Besari," kata Kunto. Kunto menambahkan bahwa pengecekan silsilah ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan, melainkan memastikan kebenaran Kunto juga meminta Gus Miftah memberikan klarifikasi detail jika benar mengklaim sebagai keturunan Kiai Ilyas, salah satu putra Kiai Besari, dengan menyebutkan dari istri mana garis keturunannya. "Kalau memang dari Kiai Ilyas, itu dari istri keberapa," tegasnya. Dengan tidak ditemukannya nama Gus Miftah di buku silsilah keluarga besar Kiai Ageng Besari, Kunto menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dan pendiri Pesantren Tegalsari.
@@Monitzabanii __ Pendakwah kontroversial Miftah Maulana Habiburrahman (MifthakhuL Annam / Ta'im) me-ngaku² sebagai keturunan ulama besar Kiai Ageng Muhammad Besari. Terkait video pengakuannya yang merupakan keturunan ulama Kiai Ageng Muhammad Besari, banyak pihak tetap meragukan klaim tersebut. Nur Syahid, warga Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo, yang satu buyut dengan Turut / Murodhi (bapak Miftah), dengan tegas membantah hubungan silsilah tersebut. Menurutnya, Miftah tidak mempunyai silsilah langsung dengan Kiai Ageng Muhammad Besari "Seumpama Miftah ke sini, saya berani bilang, "Kamu bukan silsilah (Keturunan) Pendiri Pesantren Tegalsari". Saya berani bilang, karena itu bohong, wong dia asli Dukuh Bantengan, Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis.," ungkap Nur Nur Syahid menjelaskan, silsilah keluarga Miftah berasal dari Mbah Kariman, pendiri kawasan Bantengan, Mojorejo. Nur menyebut kakek Miftah (Boniran), memiliki empat anak : 1. Dulsalam, 2. Bakin, 3. Bares, dan 4. Turut (Murodhi). Nur dengan ayah Miftah (Turut / Murodhi), kerap mengunjungi Mojorejo terutama sebelum melaksanakan ibadah haji / umrah. Raden Kunto Pramono (65), generasi ke-8 dari Kiai Ageng Besari meragukan pengakuan Miftah. Lantaran, dirinya telah mengecek di buku nasab tidak ditemukan nama Miftah dalam urutan garis keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari. Miftah dalam silsilah tidak ada. Kunto mengharapkan kalau memang dari Kiai Ageng Muhammad Ilyas, dari istri keberapa, nanti akan ketemu. Di cek kok nggak ada. Masih merasa ada keraguan," terang Kunto. Kunto ingin tahu juga seperti apa kebenarannya. Kalau memang dari Kiai Ageng Muhammad Ilyas, dari istri keberapa," imbuh Kunto. Kunto sendiri enggan mengomentari permasalahan yang dihadapi Miftah. Menurutnya, bukan ranahnya untuk berkomentar. Namun, terkait pengakuan keturunan, Kunto pun berharap ada kejelasan silsilah. "Kalau memang Miftah keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari, mohon ditunjukkan secara valid. Bantahan juga datang dari pihak keluarga Kiai Kanjeng Hasan Besari. Kalau memang iya (Keturunan), Kunto ikut bangga sebagai dzurriynyah (Keturunan) Tegalsari. "Setelah dicek, tidak ada nama Miftah Maulana Habiburrahman dalam daftar nasab Kiai Ageng Muhammad Besari," kata Kunto. Kunto menambahkan bahwa pengecekan silsilah ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan, melainkan memastikan kebenaran Kunto juga meminta Miftah memberikan klarifikasi detail jika benar mengklaim sebagai keturunan Kiai Ageng Muhammad Ilyas salah satu putra Kiai Ageng Besari, dengan menyebutkan dari istri mana garis keturunannya. "Kalau memang dari Kiai Ageng Muhammad Ilyas, itu dari istri keberapa," tegasnya. Dengan tidak ditemukannya nama Miftah di buku silsilah keluarga besar Kiai Ageng Besari, Kunto menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan nasab antara Miftah dan pendiri Pesantren Tegalsari. Urutan Silsilah Kiai Ageng Muhammad Besari hingga Generasi ke-8 dibeberkan Raden Kunto Pramono : 1. Kiai Ageng Muhammad Besari 2. Kiai Ageng Muhammad Ilyas 3. Kiai Kanjeng Bagus Hasan Besari 4. Kiai Kasan Anom I 5. Kiai Kasan Anom II 6. Eyang Gatut Muhammad Ismail 7. R. Hartawan Cokroadisiswoyo 8. R. Kunto Pramono
Sosok wali² termasuk Sunan Kali Jogo tidak diceritakan dalam sejarah, bagaimana sosok beliau. Jadi penggambaran sosok Sunan Kali Jaga di gambar² maupun film² hanyalah imajinasi saja. Sebutan gus, kyai, ajengan, ulama adalah gelar yang diberikan oleh umat kepada seseorang setelah melihat track record nya. Bukan dengan jalan memplokamirkan diri, karena memang tidak ada sertifikatnya.
Guyonan mas Eko Kuntadi dan mas sobary memang gak ada lawan, penghianat demokrasi dan konstitusi sekarang mau kemana gak urus,kami muak jijik dan mau muntah,❤❤❤ PDIP dan simpatisan, 🔥🔥🔥 abangku, merdeka 🇮🇩🇮🇩🇮🇩👍🙏.
Miftah alias Ta'im memang 'cerdik', dia pake gelar "Gus", padahal dia bukan Gus, dia pake gelar "Gus" karena dia tau gelar Gus itu sangat dihormati dinegeri ini, dan dgn gelar Gus nya dia bisa dpt jama'ah, kmdn jualan agamanya jd laris manis dan tarif nya jadi mahal dan akhirnya dikultuskan oleh pengikut/pemujanya, bhkn blankon nya saja pernah dilelang smp 900 juta, pdhl blankon nya ya biasa saja nggak ada karomah dan keistimewaannya, sama saja dgn blankon pada umumnya.
IBU IBU YANG CINTA TERHADAP ANAK ANAKNYA MANFAATKAN SOHLAT KITA SETIAP SEHABIS SOLAT KECUP KENINGNYA ANAK ANAKNYA SUPAYA ANAK KITA MENDAPAT SYAFAATNYA NABI MUHAMMAD DAN ADABNYA ❤
Di Bali ,ada Ida Bagus , itu sebutan bagi kasta brahmana , kasta yg berkecimpung dlm urusan Agama , kalo udah mumpuni jadilah mereka Pedanda / pendeta yg memimpin upacara , dewa yadnya , pitra yadnya dll Keluarga pendeta , maupun ida bagus dari lahir udah disebut Ida Bagus didepan namanya misal ida bagus Rai , ida bagus Raka dll Sekarang walaupun pekerjaannya apa saja putra Ida Bagus ya Ida Bagis , sedang yg perempuan dipanggil Ida Ayu.
Di luar kasus penghinaan atas penjual es teh, jika benar bahwa Miftah pernah mengklaim keturunan Kyai Kasan besari , itu sudah kebohongan publik dan dia tak layak jadi pejabat publik. Layaknya klaim nasab lainnya.
betul... salah satu kisahnya adalah Kyai di Sidoarjo Jawa Timur tepatnya didaerah Desa Pagerwojo Sidoarjo nama Kyai nya Alm. Kyai Mas'ud at Mbah Su'ud...
"GUS" itu kira-kira artinya CAH BAGUS/ANAK BAGUS,PANGGILAN YANG DITUJUKAN PADA ANAK YAI YANG HARAPKAN NANTINYA DIA BISA MENJADI SEPERTI ORANG TUANYA,YANG MENGAYOMI/MELINDUNGI JAMAAH/WARGANYA.. "MUNGKIN" SEPERTI ITU
lama sekali tidak bikin video berdua, Bapak Kang Sobary dan Bang Eko Kuntadhi , sangat rindu acara ini, sebab kasih pengetahuan terkini juga ada ilmu kehidupan, kebijaksanaan bersosial, tapi disajikan dengan humor, jadi senang mengikuti videonya. 👍👍👍
Kelakuan Buruk seorang Anak Buah atau Pembantu Presiden adalah Cerminan dari pada Pimpinan nya yaitu Jokowi dan Prabowo. Ngaku Gus Ternyata bukan Gus, Ngaku Ulama kok mulutnya seperti itu ya Miftah. Semoga Bapak Penjual Es, Ibu Yati Pesek dan banyak orang yang direndahkan Miftah diberikan umur panjang, diberikan kesehatan, diperbanyak rezeki nya Aamiin ya rabbal ya alamiin
Miftah Itu Sebenarnya Bukan Turunan Dari Seorang Kiai , Utuk Apa Kita Harus Memanggil Belia Dengan Sebutan Gus , Contohnya Gus Dur Dia Turunan Anak Dari Kake Sampai Ayah Seorang Kiai Dan Ulama Besar Sedangkan Miftah Itu Tidak Ada Turunan Dari Seorang Kiai .
Saya se'7 sama pakde sobari kalo Gus/ustadz itu orang Yang Ber Akhlak & Ber ilmu mensiarkan agama itu Harus sejuk Lembut Ber adab Dan Ber ilmu..Bukan caci maki merendah orng lain seperti Miftah Dan kabib Unyil
Pemilik nama Miftah Maulana Habiburrahman (miftha'im) tersebut adalah keturunan Kiai Ageng Besari. Raden Kunto Pramono, menegaskan tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dengan pendiri Pesantren Tegalsari itu. Meski PBNU telah menyatakan bahwa Gus Miftah memang keturunan seorang kiai, banyak pihak tetap meragukan klaim tersebut. Nur Syahid, warga Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo, yang satu buyut dengan Turut / Murodhi (bapak Gus Miftah), dengan tegas membantah hubungan silsilah tersebut. Menurutnya, Miftah tidak mempunyai silsilah langsung dengan Kiai Ageng Hasan Besari. "Seumpama Gus Miftah ke sini, saya berani bilang, 'kamu bukan silsilah Tegalsari'. Saya berani karena itu bohong, wong dia asli Bantengan, Mojorejo, Jetis," ungkap Nur Nur Syahid menjelaskan, silsilah keluarga Gus Miftah berasal dari Mbah Kariman, pendiri kawasan Bantengan, Mojorejo. Nur menyebut kakek Gus Miftah (Boniran), memiliki empat anak : 1. Dulsalam, 2. Bakin, 3. Bares, dan 4. Turut (Murodhi). Nur dengan ayah Gus Miftah (Murodhi), kerap mengunjungi Mojorejo terutama sebelum melaksanakan ibadah haji / umrah. Bantahan juga datang dari pihak keluarga Kiai Ageng Hasan Besari. Salah satu keturunan kedelapan Kiai Ageng Besari (Raden Kunto Pramono), menegaskan tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dengan pendiri Pesantren Tegalsari. "Setelah saya cek, tidak ada nama Miftah Maulana Habiburrahman dalam daftar nasab Kiai Ageng Muhammad Besari," kata Kunto. Kunto menambahkan bahwa pengecekan silsilah ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan, melainkan memastikan kebenaran Kunto juga meminta Gus Miftah memberikan klarifikasi detail jika benar mengklaim sebagai keturunan Kiai Ilyas, salah satu putra Kiai Besari, dengan menyebutkan dari istri mana garis keturunannya. "Kalau memang dari Kiai Ilyas, itu dari istri keberapa," tegasnya. Dengan tidak ditemukannya nama Gus Miftah di buku silsilah keluarga besar Kiai Ageng Besari, Kunto menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dan pendiri Pesantren Tegalsari.
Baru kali ini mendengar paparan dari nara sumber yang bukan kaleng kaleng, bahasa nya sederhana mudah dimengerti dan sangat substansial , apalagi closing nya mak jleb..." Miftah bagusnya jangan ceramah agama karena dianggap tidak faham agama mending dagang saja"... luar biasa trimakasih Kang sobari dan pak eko sudah mengundang beliau....
Selama aku amati jika sesiapun jatuh dgn kesalahan pasti akan dibicarakan dgn sehina ini dan serendah ini... padahal sejatinya gelar itu bukanlah hal utama yg hrs dibahas.. intinya kt gak butuh gelar apa artinya bergelar atau TDK bergelar... intinya anda juga pernah punya kesalahan cuma TDK pernah terlihat oleh publik....BPK ini kyknya full power membahas jatuhnya sodara kt sendri yaitu Miftah...KLO sy sih bersukur dapat ilmu wawasan LG untuk menyadari TDK mengkoreksi org lain dgn fuull power..aku juga bisa JD lebih hina aku juga berlumpur dgn dosa dan kedurhakaan entah itu pada alam ini entah itu pada Maslah lalu entah pada diri sendiri.....
Mantap & Sangat Settuju seKali dg PerNyataan bp ini . Tdk uSah BerDakWah dan Lepas kan Kata2 Panggilan Gus itu . Pulang Saja tempat Kelahirah Mu & BerDagang di sana . I. N. G. A. T oRg di atas kamu Banyak Yg Ilmu nya Tinggi .& Jgn Mengaku aku bhwa masih KetuRunan Brawijoyo , Raden Patah dll . Malu - Maluin aja . Di sisi Lain nama nya Gus & Pimpinan PONPES itu Tutur kata nya Sopan Menghormati sesama Tdk suka menghina Org Lain Tdk sombong tutur kata nya Tdk Kotor , Jorok & tdk Cengengesan . di Vidio Lain ada yg biLang Ponpes nya di Bangun kan Olh bp Jokowi ... Biaya nya UANG dari mana ... ? Kalo itu Uang Rakyat / Uang Negara Prabowo Subianto Presiden Segera menindak lanjuti secara Tegas utk mengembalikan nya .
@didik-ku9tb __ Pemilik nama Miftah Maulana Habiburrahman (miftha'im) tersebut adalah keturunan Kiai Ageng Besari. Raden Kunto Pramono, menegaskan tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dengan pendiri Pesantren Tegalsari itu. Meski PBNU telah menyatakan bahwa Gus Miftah memang keturunan seorang kiai, banyak pihak tetap meragukan klaim tersebut. Nur Syahid, warga Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo, yang satu buyut dengan Turut / Murodhi (bapak Gus Miftah), dengan tegas membantah hubungan silsilah tersebut. Menurutnya, Miftah tidak mempunyai silsilah langsung dengan Kiai Ageng Hasan Besari. "Seumpama Gus Miftah ke sini, saya berani bilang, 'kamu bukan silsilah Tegalsari'. Saya berani karena itu bohong, wong dia asli Bantengan, Mojorejo, Jetis," ungkap Nur Nur Syahid menjelaskan, silsilah keluarga Gus Miftah berasal dari Mbah Kariman, pendiri kawasan Bantengan, Mojorejo. Nur menyebut kakek Gus Miftah (Boniran), memiliki empat anak : 1. Dulsalam, 2. Bakin, 3. Bares, dan 4. Turut (Murodhi). Nur dengan ayah Gus Miftah (Murodhi), kerap mengunjungi Mojorejo terutama sebelum melaksanakan ibadah haji / umrah. Bantahan juga datang dari pihak keluarga Kiai Ageng Hasan Besari. Salah satu keturunan kedelapan Kiai Ageng Besari (Raden Kunto Pramono), menegaskan tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dengan pendiri Pesantren Tegalsari. "Setelah saya cek, tidak ada nama Miftah Maulana Habiburrahman dalam daftar nasab Kiai Ageng Muhammad Besari," kata Kunto. Kunto menambahkan bahwa pengecekan silsilah ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan, melainkan memastikan kebenaran Kunto juga meminta Gus Miftah memberikan klarifikasi detail jika benar mengklaim sebagai keturunan Kiai Ilyas, salah satu putra Kiai Besari, dengan menyebutkan dari istri mana garis keturunannya. "Kalau memang dari Kiai Ilyas, itu dari istri keberapa," tegasnya. Dengan tidak ditemukannya nama Gus Miftah di buku silsilah keluarga besar Kiai Ageng Besari, Kunto menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dan pendiri Pesantren Tegalsari.
Menurut pak Nur Hasyim orang Ponorogo yg se desa dg bpk nya Miftah, bpk nya Miftah itu bernama Turut ( Murodi setelah nyantri di Kediri) yg rumahnya di Dsn. Bantengan, Ds. Mojorejo, Kec. Jetis, Kab Ponorogo. Terus transmigrasi ke Lampung. Mbahnya bernama Boniran anak dari Ngasman dst dan tidak ada nama Kiai Ageng M.Besari?? dlm daftar silsilahnya
Saya anak abah, kali ini setuju sama mas eko, mmg sekarang banyak orang Islam merusak keislaman itu sendiri, tdk melaksanakan nya dgn kafah, malah memperburuk citra islam itu sendiri.
Hampir mayoritas yang berbangga dan tergila" bergelar GUS..itu rata" dari kaum NU.. hayoo akui saja lah.. dan dimana mereka menganggap Wali setara dengan para Nabi.. miiit...amiiit
Gus,Ning,Aaa,Nyi,Habib dan Habibah merupakan panggilan Duriyah para ulama yang masih memiliki garis keturunan(Kyai,syech,Para walisongo dan Nabi Muhammad SAW)yang memiliki peranan menjaga nama baik keluarga besar, memberikan suritauladan baik dan meneruskan perjuangan keluarga besar sesuai kemampuan dan keahlian. Duriyah khususnya Duriyah Kandung itu disematkan mulai sejak lahir bagian kodrat Allah SWT yang dilakukan tahanpan proses ujian kehidupan dan melakukan tugas sebagai Duriyah. Panggil Duriyah tidak asal nyomot memanggil gelar tersebut harus tahu nasabnya dan keluarganya dikarenakan tanggung jawab kepada keluarga besar. Ada beberapa oknum mubaligh dan oknum pengajar pendidik agama supaya tenar dipanggil Duriyah(Gus,Ning,Aaa dan Teh). Apalagi dapat jabatan di instansi pemerintahan maupun lembaga pendidikan disertai melakukan prilaku tidak pantas dicontoh. Itu oknum mubaligh atau oknum pengajar agama/umum sudah mendapatkan jabatan atau tergiur duniawian akhirnya merendahkan orang lain khususnya orang yang tidak mampu. Tidak cuma itu saja, bahkan ada beberapa oknum mubaligh dan oknum pengajar agama/umum mendapatkan jabatan baik di instansi maupun di lembaga pendidikan berprilaku merendahkan dan menjatuhkan serta menyebarkan fitnah kepada Duriyah kandung yang memiliki suri tauladan baik dan memiliki wasiat untuk meneruskan perjuangan keluarga sesuai kemampuan dan keahlian. Bagus Nitizen, ulama dan Duriyah mengingatkan oknum mubaligh dan oknum pengajar untuk kembali yang benar dan memberikan suritauladan baik dan memberikan saran kepada oknum tersebut minta maaf dan tidak mengulang perbuatan tersebut supaya tidak menjadi kebiasaan.🤔🤔🙏🙏
Kang Sobari Budayawan yang sangat Oke dan bicara Kebenaran, Terus berjuang dan memberi Edukasi
Bukan ngedukasi ... tapi ngomongke orang lain semu ngeledek.....
Kebenaran dari mana bung
Obate entek 😅
Tobato sampean iku Wak ? Ojo ngelek ngelek wong liyo , dapurmu Dewe durung mesti bener , grayaono jitokmu Dewe oke hahaha
Orang cerdas, kadang bicaranya memakai satire
Saya minoritas mempunyai orang tua angkat seorang Kyai di Pandegelang, beliau mengajarkan untuk menghormati orang lain tanpa memandang status sosialnya...❤
Begitu melihat kotbahnya Gus Miftah yang merendahkan orang lain, hati ini miris, kecewa, sedih, sepertinya orang yang status sosialnya ada dibawahnya, tidak punya harga dirinya Dimata Miftah...😢😢😢
Masih mending meng Hina ... Ngomong jorok ...saat ceramah... Metal ....m ....gatal ....sebut kelamin perempuan....ada vdo nya di u tube ... I lupa channel nya
@@madesuryawan4061 __ Pendakwah kontroversial Miftah Maulana Habiburrahman (MifthakhuL Annam / Ta'im) me-ngaku² sebagai keturunan ulama besar Kiai Ageng Muhammad Besari.
Terkait video pengakuannya yang merupakan keturunan ulama Kiai Ageng Muhammad Besari, banyak pihak tetap meragukan klaim tersebut.
Nur Syahid, warga Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo, yang satu buyut dengan Turut / Murodhi (bapak Miftah), dengan tegas membantah hubungan silsilah tersebut.
Menurutnya, Miftah tidak mempunyai silsilah langsung dengan Kiai Ageng Muhammad Besari
"Seumpama Miftah ke sini, saya berani bilang, "Kamu bukan silsilah (Keturunan) Pendiri Pesantren Tegalsari".
Saya berani bilang, karena itu bohong, wong dia asli Dukuh Bantengan, Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis.," ungkap Nur
Nur Syahid menjelaskan, silsilah keluarga Miftah berasal dari Mbah Kariman, pendiri kawasan Bantengan, Mojorejo.
Nur menyebut kakek Miftah (Boniran), memiliki empat anak : 1. Dulsalam, 2. Bakin, 3. Bares, dan 4. Turut (Murodhi).
Nur dengan ayah Miftah (Turut / Murodhi), kerap mengunjungi Mojorejo terutama sebelum melaksanakan ibadah haji / umrah.
Raden Kunto Pramono (65), generasi ke-8 dari Kiai Ageng Besari meragukan pengakuan Miftah. Lantaran, dirinya telah mengecek di buku nasab tidak ditemukan nama Miftah dalam urutan garis keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari.
Miftah dalam silsilah tidak ada. Kunto mengharapkan kalau memang dari Kiai Ageng Muhammad Ilyas, dari istri keberapa, nanti akan ketemu. Di cek kok nggak ada. Masih merasa ada keraguan," terang Kunto.
Kunto ingin tahu juga seperti apa kebenarannya. Kalau memang dari Kiai Ageng Muhammad Ilyas, dari istri keberapa," imbuh Kunto.
Kunto sendiri enggan mengomentari permasalahan yang dihadapi Miftah. Menurutnya, bukan ranahnya untuk berkomentar. Namun, terkait pengakuan keturunan, Kunto pun berharap ada kejelasan silsilah.
"Kalau memang Miftah keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari, mohon ditunjukkan secara valid.
Bantahan juga datang dari pihak keluarga Kiai Kanjeng Hasan Besari.
Kalau memang iya (Keturunan), Kunto ikut bangga sebagai dzurriynyah (Keturunan) Tegalsari.
"Setelah dicek, tidak ada nama Miftah Maulana Habiburrahman dalam daftar nasab Kiai Ageng Muhammad Besari," kata Kunto.
Kunto menambahkan bahwa pengecekan silsilah ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan, melainkan memastikan kebenaran
Kunto juga meminta Miftah memberikan klarifikasi detail jika benar mengklaim sebagai keturunan Kiai Ageng Muhammad Ilyas salah satu putra Kiai Ageng Besari, dengan menyebutkan dari istri mana garis keturunannya.
"Kalau memang dari Kiai Ageng Muhammad Ilyas, itu dari istri keberapa," tegasnya.
Dengan tidak ditemukannya nama Miftah di buku silsilah keluarga besar Kiai Ageng Besari, Kunto menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan nasab antara Miftah dan pendiri Pesantren Tegalsari.
Urutan Silsilah Kiai Ageng Muhammad Besari hingga Generasi ke-8 dibeberkan Raden Kunto Pramono :
1. Kiai Ageng Muhammad Besari
2. Kiai Ageng Muhammad Ilyas
3. Kiai Kanjeng Bagus Hasan Besari
4. Kiai Kasan Anom I
5. Kiai Kasan Anom II
6. Eyang Gatut Muhammad Ismail
7. R. Hartawan Cokroadisiswoyo
8. R. Kunto Pramono
Mbh Sobari. . Memang joozzz ilmunya . . bicara cees pleng. . apa ada nya. . Mifta yg sdh di jatuh kan oleh ALLAH SWT. . .
Taaiiim aja itu kan nama aslinya pak
@@mawarsita646 semua org punya nama masa kecil itu bagus.setelah sukses bsa ganti nama masa depan yg bisa meraih ke suksesan. Di msa kecil masih jadi org biasa, di masa tua sdah jdi mentri atw per siden ya ganti nama ga msalah salam masa depan yg cemerlang👍🙏
Kiyai NU di jatuhkan oleh Allah???? Waduh mengerikan pengikut NU...
@@mawarsita646__ @didik-ku9tb __ Pemilik nama Miftah Maulana Habiburrahman (miftha'im) tersebut adalah keturunan Kiai Ageng Besari.
Raden Kunto Pramono, menegaskan tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dengan pendiri Pesantren Tegalsari itu.
Meski PBNU telah menyatakan bahwa Gus Miftah memang keturunan seorang kiai, banyak pihak tetap meragukan klaim tersebut.
Nur Syahid, warga Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo, yang satu buyut dengan Turut / Murodhi (bapak Gus Miftah), dengan tegas membantah hubungan silsilah tersebut.
Menurutnya, Miftah tidak mempunyai silsilah langsung dengan Kiai Ageng Hasan Besari.
"Seumpama Gus Miftah ke sini, saya berani bilang, 'kamu bukan silsilah Tegalsari'. Saya berani karena itu bohong, wong dia asli Bantengan, Mojorejo, Jetis," ungkap Nur
Nur Syahid menjelaskan, silsilah keluarga Gus Miftah berasal dari Mbah Kariman, pendiri kawasan Bantengan, Mojorejo.
Nur menyebut kakek Gus Miftah (Boniran), memiliki empat anak : 1. Dulsalam, 2. Bakin, 3. Bares, dan 4. Turut (Murodhi).
Nur dengan ayah Gus Miftah (Murodhi), kerap mengunjungi Mojorejo terutama sebelum melaksanakan ibadah haji / umrah.
Bantahan juga datang dari pihak keluarga Kiai Ageng Hasan Besari.
Salah satu keturunan kedelapan Kiai Ageng Besari (Raden Kunto Pramono), menegaskan tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dengan pendiri Pesantren Tegalsari.
"Setelah saya cek, tidak ada nama Miftah Maulana Habiburrahman dalam daftar nasab Kiai Ageng Muhammad Besari," kata Kunto.
Kunto menambahkan bahwa pengecekan silsilah ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan, melainkan memastikan kebenaran
Kunto juga meminta Gus Miftah memberikan klarifikasi detail jika benar mengklaim sebagai keturunan Kiai Ilyas, salah satu putra Kiai Besari, dengan menyebutkan dari istri mana garis keturunannya.
"Kalau memang dari Kiai Ilyas, itu dari istri keberapa," tegasnya.
Dengan tidak ditemukannya nama Gus Miftah di buku silsilah keluarga besar Kiai Ageng Besari, Kunto menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dan pendiri Pesantren Tegalsari.
@@MatrowiAwi__ @didik-ku9tb __ Pemilik nama Miftah Maulana Habiburrahman (miftha'im) tersebut adalah keturunan Kiai Ageng Besari.
Raden Kunto Pramono, menegaskan tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dengan pendiri Pesantren Tegalsari itu.
Meski PBNU telah menyatakan bahwa Gus Miftah memang keturunan seorang kiai, banyak pihak tetap meragukan klaim tersebut.
Nur Syahid, warga Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo, yang satu buyut dengan Turut / Murodhi (bapak Gus Miftah), dengan tegas membantah hubungan silsilah tersebut.
Menurutnya, Miftah tidak mempunyai silsilah langsung dengan Kiai Ageng Hasan Besari.
"Seumpama Gus Miftah ke sini, saya berani bilang, 'kamu bukan silsilah Tegalsari'. Saya berani karena itu bohong, wong dia asli Bantengan, Mojorejo, Jetis," ungkap Nur
Nur Syahid menjelaskan, silsilah keluarga Gus Miftah berasal dari Mbah Kariman, pendiri kawasan Bantengan, Mojorejo.
Nur menyebut kakek Gus Miftah (Boniran), memiliki empat anak : 1. Dulsalam, 2. Bakin, 3. Bares, dan 4. Turut (Murodhi).
Nur dengan ayah Gus Miftah (Murodhi), kerap mengunjungi Mojorejo terutama sebelum melaksanakan ibadah haji / umrah.
Bantahan juga datang dari pihak keluarga Kiai Ageng Hasan Besari.
Salah satu keturunan kedelapan Kiai Ageng Besari (Raden Kunto Pramono), menegaskan tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dengan pendiri Pesantren Tegalsari.
"Setelah saya cek, tidak ada nama Miftah Maulana Habiburrahman dalam daftar nasab Kiai Ageng Muhammad Besari," kata Kunto.
Kunto menambahkan bahwa pengecekan silsilah ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan, melainkan memastikan kebenaran
Kunto juga meminta Gus Miftah memberikan klarifikasi detail jika benar mengklaim sebagai keturunan Kiai Ilyas, salah satu putra Kiai Besari, dengan menyebutkan dari istri mana garis keturunannya.
"Kalau memang dari Kiai Ilyas, itu dari istri keberapa," tegasnya.
Dengan tidak ditemukannya nama Gus Miftah di buku silsilah keluarga besar Kiai Ageng Besari, Kunto menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dan pendiri Pesantren Tegalsari.
Salut sama Embah Sobari ini, beluau kritis dari jaman Suharto...terus Semangat Mbah....🙏🙏🙏🙏
Keren kang Sobari, komentar nya cukup memberikan pencerahan bagi orang awam. Sukses selalu buat Kang Sobari
Kita yakin masih lebih banyak rakyat yg berakal sehat... tidak suka pernyataan2 yg merendahkan orang lain
lewat candaan kasar , meskipun oleh seorang tokoh sekalipun ,apa lagi oleh orang yg cuma pinter pidato tanpa adab !
Seneng cara bicara nya kang sobari
Smga Sehat selalu pak Sobari,,
Nama aslinya Miftakhul annam bkn Miftah Maulana Habiburrahman orang tuanya Miftah itu ngasih namanya Miftakhul annam panggilan ta'im,....adiknya ta'im nama nya Miftakhul Khoirot panggilannya mas tajib.... asale Tanjung Jabung Lampung Timur orang tuanya transmigrasi dr dukuh Bantengan.....
Itu orangtuanya Miftah bukan bos??
@didik-ku9tb __ Pemilik nama Miftah Maulana Habiburrahman (miftha'im) tersebut adalah keturunan Kiai Ageng Besari.
Raden Kunto Pramono, menegaskan tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dengan pendiri Pesantren Tegalsari itu.
Meski PBNU telah menyatakan bahwa Gus Miftah memang keturunan seorang kiai, banyak pihak tetap meragukan klaim tersebut.
Nur Syahid, warga Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo, yang satu buyut dengan Turut / Murodhi (bapak Gus Miftah), dengan tegas membantah hubungan silsilah tersebut.
Menurutnya, Miftah tidak mempunyai silsilah langsung dengan Kiai Ageng Hasan Besari.
"Seumpama Gus Miftah ke sini, saya berani bilang, 'kamu bukan silsilah Tegalsari'. Saya berani karena itu bohong, wong dia asli Bantengan, Mojorejo, Jetis," ungkap Nur
Nur Syahid menjelaskan, silsilah keluarga Gus Miftah berasal dari Mbah Kariman, pendiri kawasan Bantengan, Mojorejo.
Nur menyebut kakek Gus Miftah (Boniran), memiliki empat anak : 1. Dulsalam, 2. Bakin, 3. Bares, dan 4. Turut (Murodhi).
Nur dengan ayah Gus Miftah (Murodhi), kerap mengunjungi Mojorejo terutama sebelum melaksanakan ibadah haji / umrah.
Bantahan juga datang dari pihak keluarga Kiai Ageng Hasan Besari.
Salah satu keturunan kedelapan Kiai Ageng Besari (Raden Kunto Pramono), menegaskan tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dengan pendiri Pesantren Tegalsari.
"Setelah saya cek, tidak ada nama Miftah Maulana Habiburrahman dalam daftar nasab Kiai Ageng Muhammad Besari," kata Kunto.
Kunto menambahkan bahwa pengecekan silsilah ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan, melainkan memastikan kebenaran
Kunto juga meminta Gus Miftah memberikan klarifikasi detail jika benar mengklaim sebagai keturunan Kiai Ilyas, salah satu putra Kiai Besari, dengan menyebutkan dari istri mana garis keturunannya.
"Kalau memang dari Kiai Ilyas, itu dari istri keberapa," tegasnya.
Dengan tidak ditemukannya nama Gus Miftah di buku silsilah keluarga besar Kiai Ageng Besari, Kunto menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dan pendiri Pesantren Tegalsari.
😂😂😂😂😂
@@Antobemi9 __ Pendakwah kontroversial Miftah Maulana Habiburrahman (Miftha'im / Ta'im) me-ngaku² sebagai keturunan ulama besar Kiai Ageng Muhammad Besari.
Terkait video pengakuannya yang merupakan keturunan ulama Kiai Ageng Muhammad Besari, banyak pihak tetap meragukan klaim tersebut.
Nur Syahid, warga Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo, yang satu buyut dengan Turut / Murodhi (bapak Miftah), dengan tegas membantah hubungan silsilah tersebut.
Menurutnya, Miftah tidak mempunyai silsilah langsung dengan Kiai Ageng Muhammad Besari
"Seumpama Miftah ke sini, saya berani bilang, "Kamu bukan silsilah (Keturunan) Pendiri Pesantren Tegalsari".
Saya berani bilang, karena itu bohong, wong dia asli Dukuh Bantengan, Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis.," ungkap Nur
Nur Syahid menjelaskan, silsilah keluarga Miftah berasal dari Mbah Kariman, pendiri kawasan Bantengan, Mojorejo.
Nur menyebut kakek Miftah (Boniran), memiliki empat anak : 1. Dulsalam, 2. Bakin, 3. Bares, dan 4. Turut (Murodhi).
Nur dengan ayah Miftah (Turut / Murodhi), kerap mengunjungi Mojorejo terutama sebelum melaksanakan ibadah haji / umrah.
Raden Kunto Pramono (65), generasi ke-8 dari Kiai Ageng Besari meragukan pengakuan Miftah. Lantaran, dirinya telah mengecek di buku nasab tidak ditemukan nama Miftah dalam urutan garis keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari.
Miftah dalam silsilah tidak ada. Kunto mengharapkan kalau memang dari Kiai Ageng Muhammad Ilyas, dari istri keberapa, nanti akan ketemu. Di cek kok nggak ada. Masih merasa ada keraguan," terang Kunto.
Kunto ingin tahu juga seperti apa kebenarannya. Kalau memang dari Kiai Ageng Muhammad Ilyas, dari istri keberapa," imbuh Kunto.
Kunto sendiri enggan mengomentari permasalahan yang dihadapi Miftah. Menurutnya, bukan ranahnya untuk berkomentar. Namun, terkait pengakuan keturunan, Kunto pun berharap ada kejelasan silsilah.
"Kalau memang Miftah keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari, mohon ditunjukkan secara valid.
Bantahan juga datang dari pihak keluarga Kiai Kanjeng Hasan Besari.
Kalau memang iya (Keturunan), Kunto ikut bangga sebagai dzurriynyah (Keturunan) Tegalsari.
"Setelah dicek, tidak ada nama Miftah Maulana Habiburrahman dalam daftar nasab Kiai Ageng Muhammad Besari," kata Kunto.
Kunto menambahkan bahwa pengecekan silsilah ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan, melainkan memastikan kebenaran
Kunto juga meminta Miftah memberikan klarifikasi detail jika benar mengklaim sebagai keturunan Kiai Ageng Muhammad Ilyas salah satu putra Kiai Ageng Besari, dengan menyebutkan dari istri mana garis keturunannya.
"Kalau memang dari Kiai Ageng Muhammad Ilyas, itu dari istri keberapa," tegasnya.
Dengan tidak ditemukannya nama Miftah di buku silsilah keluarga besar Kiai Ageng Besari, Kunto menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan nasab antara Miftah dan pendiri Pesantren Tegalsari.
Urutan Silsilah Kiai Ageng Muhammad Besari hingga Generasi ke-8 dibeberkan Raden Kunto Pramono :
1. Kiai Ageng Muhammad Besari
2. Kiai Ageng Muhammad Ilyas
3. Kiai Kanjeng Bagus Hasan Besari
4. Kiai Kasan Anom I
5. Kiai Kasan Anom II
6. Eyang Gatut Muhammad Ismail
7. R. Hartawan Cokroadisiswoyo
8. R. Kunto Pramono
Kang Sobari selalu memberikan perspektif baru dlm memandang suatu hal
Tahukah kang Sobari & mas Eko bhw pesantren miftah (ora aji) yg mewah/megah dibangun oleh menteri Basuki atas perintah mulyono/konco miftah yg 'hobby'nya sama2 penCITRAan..! Semoga pmbangunan pesantren itu tdk pake dana APBN yah; semoga...
😱😱😱😱
Nah informasi yg bagus ini..
Terima kasih 😊
Buktikan jgn FITNAH.. Tp klo PEMBENCI pasti jauh dr Kebenaran alias HOAK🫵
Haaa kasus nih 😂😂😂
Thanks infonya .
Kang Sobari sy tahu dr Th 1987 sdh dia sederhana tapi orang Pintar🙏🙏🙏☝️
Ucapan pak Sobari sangat di terima akal 😀
Kreen pak 👍👍
Kang sobari kalo bicara kerenn
Keras namun lucu😅😅😅😂😂😂
Masih blm tau sejarah.
Mengajak kaya mendadak tanpa harus cari tuyul...gus miftaah jitu triknya langsung ke orang yg dituju❤❤ semangat slslu buat gus miftah yg menyebabkan wajah mendung jadi senyun cerah ceria seger lagi es teh es teh seger....namun yang lain kepanasan...g tau kalo ada es teh seger❤😂❤
Gus palsu, nama palsu, nasab palsu, ceramah palsu, guru Pekalongan palsu.
@@SafaulSafaul37Gus dari mana Gusaran paling
Keren, ilmu nya, sederhana tapi, mudah dipahami. Terimakasih. Seru nih.... Asyik bgt... Natural bgt. ❤❤❤
Masih ada orang sperti kang Sobari,,kita kita dpet rasa adem enak berisi dn berseri🙏🙏🇲🇨🇲🇨
Betul betul betul pak? Gak layak Miftah disebut gus
@didik-ku9tb __ Pemilik nama Miftah Maulana Habiburrahman (miftha'im) tersebut adalah keturunan Kiai Ageng Besari.
Raden Kunto Pramono, menegaskan tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dengan pendiri Pesantren Tegalsari itu.
Meski PBNU telah menyatakan bahwa Gus Miftah memang keturunan seorang kiai, banyak pihak tetap meragukan klaim tersebut.
Nur Syahid, warga Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo, yang satu buyut dengan Turut / Murodhi (bapak Gus Miftah), dengan tegas membantah hubungan silsilah tersebut.
Menurutnya, Miftah tidak mempunyai silsilah langsung dengan Kiai Ageng Hasan Besari.
"Seumpama Gus Miftah ke sini, saya berani bilang, 'kamu bukan silsilah Tegalsari'. Saya berani karena itu bohong, wong dia asli Bantengan, Mojorejo, Jetis," ungkap Nur
Nur Syahid menjelaskan, silsilah keluarga Gus Miftah berasal dari Mbah Kariman, pendiri kawasan Bantengan, Mojorejo.
Nur menyebut kakek Gus Miftah (Boniran), memiliki empat anak : 1. Dulsalam, 2. Bakin, 3. Bares, dan 4. Turut (Murodhi).
Nur dengan ayah Gus Miftah (Murodhi), kerap mengunjungi Mojorejo terutama sebelum melaksanakan ibadah haji / umrah.
Bantahan juga datang dari pihak keluarga Kiai Ageng Hasan Besari.
Salah satu keturunan kedelapan Kiai Ageng Besari (Raden Kunto Pramono), menegaskan tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dengan pendiri Pesantren Tegalsari.
"Setelah saya cek, tidak ada nama Miftah Maulana Habiburrahman dalam daftar nasab Kiai Ageng Muhammad Besari," kata Kunto.
Kunto menambahkan bahwa pengecekan silsilah ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan, melainkan memastikan kebenaran
Kunto juga meminta Gus Miftah memberikan klarifikasi detail jika benar mengklaim sebagai keturunan Kiai Ilyas, salah satu putra Kiai Besari, dengan menyebutkan dari istri mana garis keturunannya.
"Kalau memang dari Kiai Ilyas, itu dari istri keberapa," tegasnya.
Dengan tidak ditemukannya nama Gus Miftah di buku silsilah keluarga besar Kiai Ageng Besari, Kunto menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dan pendiri Pesantren Tegalsari.
@@Monitzabanii __ Pendakwah kontroversial Miftah Maulana Habiburrahman (MifthakhuL Annam / Ta'im) me-ngaku² sebagai keturunan ulama besar Kiai Ageng Muhammad Besari.
Terkait video pengakuannya yang merupakan keturunan ulama Kiai Ageng Muhammad Besari, banyak pihak tetap meragukan klaim tersebut.
Nur Syahid, warga Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo, yang satu buyut dengan Turut / Murodhi (bapak Miftah), dengan tegas membantah hubungan silsilah tersebut.
Menurutnya, Miftah tidak mempunyai silsilah langsung dengan Kiai Ageng Muhammad Besari
"Seumpama Miftah ke sini, saya berani bilang, "Kamu bukan silsilah (Keturunan) Pendiri Pesantren Tegalsari".
Saya berani bilang, karena itu bohong, wong dia asli Dukuh Bantengan, Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis.," ungkap Nur
Nur Syahid menjelaskan, silsilah keluarga Miftah berasal dari Mbah Kariman, pendiri kawasan Bantengan, Mojorejo.
Nur menyebut kakek Miftah (Boniran), memiliki empat anak : 1. Dulsalam, 2. Bakin, 3. Bares, dan 4. Turut (Murodhi).
Nur dengan ayah Miftah (Turut / Murodhi), kerap mengunjungi Mojorejo terutama sebelum melaksanakan ibadah haji / umrah.
Raden Kunto Pramono (65), generasi ke-8 dari Kiai Ageng Besari meragukan pengakuan Miftah. Lantaran, dirinya telah mengecek di buku nasab tidak ditemukan nama Miftah dalam urutan garis keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari.
Miftah dalam silsilah tidak ada. Kunto mengharapkan kalau memang dari Kiai Ageng Muhammad Ilyas, dari istri keberapa, nanti akan ketemu. Di cek kok nggak ada. Masih merasa ada keraguan," terang Kunto.
Kunto ingin tahu juga seperti apa kebenarannya. Kalau memang dari Kiai Ageng Muhammad Ilyas, dari istri keberapa," imbuh Kunto.
Kunto sendiri enggan mengomentari permasalahan yang dihadapi Miftah. Menurutnya, bukan ranahnya untuk berkomentar. Namun, terkait pengakuan keturunan, Kunto pun berharap ada kejelasan silsilah.
"Kalau memang Miftah keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari, mohon ditunjukkan secara valid.
Bantahan juga datang dari pihak keluarga Kiai Kanjeng Hasan Besari.
Kalau memang iya (Keturunan), Kunto ikut bangga sebagai dzurriynyah (Keturunan) Tegalsari.
"Setelah dicek, tidak ada nama Miftah Maulana Habiburrahman dalam daftar nasab Kiai Ageng Muhammad Besari," kata Kunto.
Kunto menambahkan bahwa pengecekan silsilah ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan, melainkan memastikan kebenaran
Kunto juga meminta Miftah memberikan klarifikasi detail jika benar mengklaim sebagai keturunan Kiai Ageng Muhammad Ilyas salah satu putra Kiai Ageng Besari, dengan menyebutkan dari istri mana garis keturunannya.
"Kalau memang dari Kiai Ageng Muhammad Ilyas, itu dari istri keberapa," tegasnya.
Dengan tidak ditemukannya nama Miftah di buku silsilah keluarga besar Kiai Ageng Besari, Kunto menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan nasab antara Miftah dan pendiri Pesantren Tegalsari.
Urutan Silsilah Kiai Ageng Muhammad Besari hingga Generasi ke-8 dibeberkan Raden Kunto Pramono :
1. Kiai Ageng Muhammad Besari
2. Kiai Ageng Muhammad Ilyas
3. Kiai Kanjeng Bagus Hasan Besari
4. Kiai Kasan Anom I
5. Kiai Kasan Anom II
6. Eyang Gatut Muhammad Ismail
7. R. Hartawan Cokroadisiswoyo
8. R. Kunto Pramono
Kang Sobari mantap ulasanya,salam buat Mas Eko❤❤❤.
Sosok wali² termasuk Sunan Kali Jogo tidak diceritakan dalam sejarah, bagaimana sosok beliau. Jadi penggambaran sosok Sunan Kali Jaga di gambar² maupun film² hanyalah imajinasi saja.
Sebutan gus, kyai, ajengan, ulama adalah gelar yang diberikan oleh umat kepada seseorang setelah melihat track record nya. Bukan dengan jalan memplokamirkan diri, karena memang tidak ada sertifikatnya.
Guyonan mas Eko Kuntadi dan mas sobary memang gak ada lawan, penghianat demokrasi dan konstitusi sekarang mau kemana gak urus,kami muak jijik dan mau muntah,❤❤❤ PDIP dan simpatisan, 🔥🔥🔥 abangku, merdeka 🇮🇩🇮🇩🇮🇩👍🙏.
Miftah alias Ta'im memang 'cerdik', dia pake gelar "Gus", padahal dia bukan Gus, dia pake gelar "Gus" karena dia tau gelar Gus itu sangat dihormati dinegeri ini, dan dgn gelar Gus nya dia bisa dpt jama'ah, kmdn jualan agamanya jd laris manis dan tarif nya jadi mahal dan akhirnya dikultuskan oleh pengikut/pemujanya, bhkn blankon nya saja pernah dilelang smp 900 juta, pdhl blankon nya ya biasa saja nggak ada karomah dan keistimewaannya, sama saja dgn blankon pada umumnya.
yap... Blangkon beli Online aja di Toped banyak...
Trima kasih kang Sobari, luar biasa pencerahannya
Pak Sobari orangnya jujur dan mencerahkan umat dia sosik orang yg jujur dan tidak mau dibohongi.
*Miftah/ta'im kesombongannya terlihat waktu mengunjungi Turki, di situ ta'im di usir paksa oleh pemilik restoran, karena kesombongannya sendiri*
Oalah..
Oh kenapa diusir?
@@Gadl-pq5eyada, cari di google 😂
Sungguh alangkah rapuh hidup dalam kendali gaya " by kang Sobari
Alhamdulilah msh ada orang" spt heri pras .eko kuntadhi. Kang sobari. ..lanjutkan perjuangan kalian
Nah sy sependapat dgn pak Sobari..ini baru pencerahan yg masuk di akal...salut buat pak Sobari..🙏🙏🙏
Suka banget dg Eko Kuntadi. Masjo Pray nnDenny siregar. Omongannya selalu benar. Cokro TV kabarnya giman?
Mantan bazzer jokowi😂😂😂
TV COKRO MEDIA PASUKAN TERNAK PROJO YANG SEKARANG BUBAR KARENA SUDAH TIDAK DAPAT ALIRAN DANA LAGI DARI JUNJUNGAN NYA SI MULYONO😂
Objektif saja. Tidak selalu benar. Tidak orang yang selalu benar. Apalagi kalau bicaranya pesanan sponsor. Dibayar, to??
Pretttt
Omongan manusia yg sekelas yg anda katangan ini GK ada yg benar😂😂😂
IBU IBU YANG CINTA TERHADAP ANAK ANAKNYA MANFAATKAN SOHLAT KITA SETIAP SEHABIS SOLAT KECUP KENINGNYA ANAK ANAKNYA SUPAYA ANAK KITA MENDAPAT SYAFAATNYA NABI MUHAMMAD DAN ADABNYA ❤
Gus anak seorang alim ulama dan kyai, dibesarin di pesantren seperti Gus Dur ,Gus Baha .
Kang Sobari emang top markotop, sehat selalu kang. Jgn pernah lelah memberikan edukasi politik.
Kangen sama bang Deni mana suaranya 😂😂😂
Mantaap...kajian Ustadz Sobari,begitu lugas & sedikit lucu dan bikin terkekeh kekeh di forumx Gus Kuntadi...lanjut for next EPISODE...Madura hadir😂😂😂
dari silsilah nasabny saja sdah palsu, sehingga bicarany ta'im alias miftah itu Aspal ( asli tapi palsu )😃😃😃
Banyak yang mengaku gus gus dan menfaatin nya buat kepentingan pribadi
Berkedok dakwah modern, ujung ujungnya hanya mengejar duniawi. Hidup bermewah-mewah
Apapun yg di ulas Kang Sobari smox sesuai fakta adanya, Salam sehat M Eko & Kang Sobari. . 🇲🇨🙏🙏
Okembahsobari adapencerahan
Benar sekali Kang Sobari. Pelajaran yang dapat kita ambil, hiduplah dg jujur dan berbuat sesuai dengan kapasitas kita
Guuuus...lg ngetren...orang tua ...anak muda..pinter dkt..lngsg..dpt panggilan..gus.....
Gus permainan NU...
Apa salahnya miftah pake nama Gus...toh gus gus yg lain tidak jauh beda bahkan mungkin ada yg lebih parah dari dia...
Tahun ini tahunnya AGUS, tapi negatif semua
Trimakasih pencerahannya , kang sobari memang bicara apa adanya dan gamblang, sehingga mudah dipahami dan dimngerti.👍👍
Salam sehat Kang Sobari& mas Eko Kuntadi.
Di Bali ,ada Ida Bagus , itu sebutan bagi kasta brahmana , kasta yg berkecimpung dlm urusan Agama , kalo udah mumpuni jadilah mereka Pedanda / pendeta yg memimpin upacara , dewa yadnya , pitra yadnya dll
Keluarga pendeta , maupun ida bagus dari lahir udah disebut Ida Bagus didepan namanya misal ida bagus Rai , ida bagus Raka dll
Sekarang walaupun pekerjaannya apa saja putra Ida Bagus ya Ida Bagis , sedang yg perempuan dipanggil Ida Ayu.
Satu persatu pendukung Jokowi mulai di permalukan Allah SWT, mulai dari Fufufafa sampai nanti.......tapi Jokowi gak pernah punya malu
Ngk nyambung,piye to iki,
Dungu jangan d piara dong
Di luar kasus penghinaan atas penjual es teh, jika benar bahwa Miftah pernah mengklaim keturunan Kyai Kasan besari , itu sudah kebohongan publik dan dia tak layak jadi pejabat publik. Layaknya klaim nasab lainnya.
betul... salah satu kisahnya adalah Kyai di Sidoarjo Jawa Timur tepatnya didaerah Desa Pagerwojo Sidoarjo nama Kyai nya Alm. Kyai Mas'ud at Mbah Su'ud...
Lapo ceritane?
Dia bikin judul film apa bos
"GUS" itu kira-kira artinya CAH BAGUS/ANAK BAGUS,PANGGILAN YANG DITUJUKAN PADA ANAK YAI YANG HARAPKAN NANTINYA DIA BISA MENJADI SEPERTI ORANG TUANYA,YANG MENGAYOMI/MELINDUNGI JAMAAH/WARGANYA.. "MUNGKIN" SEPERTI ITU
betul itu fufufafa cium tangannya, mending cium tangan gue 😂 jaman sekarang banyak yg ngaku Gus dan Habib, jadi cuekin aja
Saya tak pernah silau terhadap titel,sebab kita berasa sederajat
cium tangan ke ortu aja ngapain nyiumin tangane orang lain ibu bapak kita juga bukan
Mas Eko nyetel sama kang Sobari.
Dulu, gue sangat ngefan sama
beliau
lewat tulisan beliau di Kompas.
lama sekali tidak bikin video berdua, Bapak Kang Sobary dan Bang Eko Kuntadhi , sangat rindu acara ini, sebab kasih pengetahuan terkini juga ada ilmu kehidupan, kebijaksanaan bersosial, tapi disajikan dengan humor, jadi senang mengikuti videonya.
👍👍👍
Miftah mencuri gelar GUS itu utk memperkaya diri utk minta di hormati dan mengaku" Keturunan ki ageng basari utk mendingkrak popolaritas
Kelakuan Buruk seorang Anak Buah atau Pembantu Presiden adalah Cerminan dari pada Pimpinan nya yaitu Jokowi dan Prabowo. Ngaku Gus Ternyata bukan Gus, Ngaku Ulama kok mulutnya seperti itu ya Miftah. Semoga Bapak Penjual Es, Ibu Yati Pesek dan banyak orang yang direndahkan Miftah diberikan umur panjang, diberikan kesehatan, diperbanyak rezeki nya Aamiin ya rabbal ya alamiin
Miftah Itu Sebenarnya Bukan Turunan Dari Seorang Kiai , Utuk Apa Kita Harus Memanggil Belia Dengan Sebutan Gus , Contohnya Gus Dur Dia Turunan Anak Dari Kake Sampai Ayah Seorang Kiai Dan Ulama Besar
Sedangkan Miftah Itu Tidak Ada Turunan Dari Seorang Kiai .
Mulyono bapaknye fufufafa dulu sama mentri basukiew bangun pesantren miftaim diperkirakan pakai uang negara
Fufufafa...orng ga tau malu
Saya se'7 sama pakde sobari kalo Gus/ustadz itu orang Yang Ber Akhlak & Ber ilmu mensiarkan agama itu Harus sejuk Lembut Ber adab Dan Ber ilmu..Bukan caci maki merendah orng lain seperti Miftah Dan kabib Unyil
Pemilik nama Miftah Maulana Habiburrahman (miftha'im) tersebut adalah keturunan Kiai Ageng Besari.
Raden Kunto Pramono, menegaskan tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dengan pendiri Pesantren Tegalsari itu.
Meski PBNU telah menyatakan bahwa Gus Miftah memang keturunan seorang kiai, banyak pihak tetap meragukan klaim tersebut.
Nur Syahid, warga Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo, yang satu buyut dengan Turut / Murodhi (bapak Gus Miftah), dengan tegas membantah hubungan silsilah tersebut.
Menurutnya, Miftah tidak mempunyai silsilah langsung dengan Kiai Ageng Hasan Besari.
"Seumpama Gus Miftah ke sini, saya berani bilang, 'kamu bukan silsilah Tegalsari'. Saya berani karena itu bohong, wong dia asli Bantengan, Mojorejo, Jetis," ungkap Nur
Nur Syahid menjelaskan, silsilah keluarga Gus Miftah berasal dari Mbah Kariman, pendiri kawasan Bantengan, Mojorejo.
Nur menyebut kakek Gus Miftah (Boniran), memiliki empat anak : 1. Dulsalam, 2. Bakin, 3. Bares, dan 4. Turut (Murodhi).
Nur dengan ayah Gus Miftah (Murodhi), kerap mengunjungi Mojorejo terutama sebelum melaksanakan ibadah haji / umrah.
Bantahan juga datang dari pihak keluarga Kiai Ageng Hasan Besari.
Salah satu keturunan kedelapan Kiai Ageng Besari (Raden Kunto Pramono), menegaskan tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dengan pendiri Pesantren Tegalsari.
"Setelah saya cek, tidak ada nama Miftah Maulana Habiburrahman dalam daftar nasab Kiai Ageng Muhammad Besari," kata Kunto.
Kunto menambahkan bahwa pengecekan silsilah ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan, melainkan memastikan kebenaran
Kunto juga meminta Gus Miftah memberikan klarifikasi detail jika benar mengklaim sebagai keturunan Kiai Ilyas, salah satu putra Kiai Besari, dengan menyebutkan dari istri mana garis keturunannya.
"Kalau memang dari Kiai Ilyas, itu dari istri keberapa," tegasnya.
Dengan tidak ditemukannya nama Gus Miftah di buku silsilah keluarga besar Kiai Ageng Besari, Kunto menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dan pendiri Pesantren Tegalsari.
Masuk Mas Eko dan Kang Sobari. Miftah engak berhak menyandang Gus.
Yesss....w syukkkkkaaaaa podcast yang ini ...😂😂😂❤❤❤
Miftah si Ta'im, yg ngaku" keturunan kyi besar di ponorogo ,pdahal miftah anak dr petani di lampung timur
Mantap kang sobari fans bgt sht sllu mas eko kang sobari
Terimakasih,Kang Sobari. Benar2 berilmu.
Betul pak
Betul pak Sobari
Baru kali ini mendengar paparan dari nara sumber yang bukan kaleng kaleng, bahasa nya sederhana mudah dimengerti dan sangat substansial , apalagi closing nya mak jleb..." Miftah bagusnya jangan ceramah agama karena dianggap tidak faham agama mending dagang saja"... luar biasa trimakasih Kang sobari dan pak eko sudah mengundang beliau....
Jos
Selama aku amati jika sesiapun jatuh dgn kesalahan pasti akan dibicarakan dgn sehina ini dan serendah ini... padahal sejatinya gelar itu bukanlah hal utama yg hrs dibahas.. intinya kt gak butuh gelar apa artinya bergelar atau TDK bergelar... intinya anda juga pernah punya kesalahan cuma TDK pernah terlihat oleh publik....BPK ini kyknya full power membahas jatuhnya sodara kt sendri yaitu Miftah...KLO sy sih bersukur dapat ilmu wawasan LG untuk menyadari TDK mengkoreksi org lain dgn fuull power..aku juga bisa JD lebih hina aku juga berlumpur dgn dosa dan kedurhakaan entah itu pada alam ini entah itu pada Maslah lalu entah pada diri sendiri.....
Branding motif ekonomi
Terserah yang menyebut atau yang memanggil tentang status orang,yang penting enjoy gak ada yang tersakiti,.
Miftehhh aset bangsa.....tttttttttt
Kang Sobari ini memang special one.. Selalu mengingatkan Kita akan kepalsuan dunia dng bahsa yg keren.. Sehat senang Mbah Sobari
miptah sdh slesai (game over) 😅
Lanjutkan kang Sobari,, mantap biar masyarakat awam lebih ngerti lagi ,,,,
Dirinya sendiri di bohongi apalagi orang lain😂😂😂😂Taim, Taim.
Hahaha 🤣
Ingat... Tarifnya tinggi lho😊
@Admaja69 semakin tinggi tarifnya semakin berhasil dan sukses tipuannya. 😂😂😂
@@DidikHarianto-dn9ge yg jelas semakin kaya 😃😃
@@Admaja69 rambut nya aja laku 🤣
Mantap & Sangat Settuju seKali dg PerNyataan bp ini .
Tdk uSah BerDakWah dan Lepas kan Kata2 Panggilan Gus itu .
Pulang Saja tempat Kelahirah Mu & BerDagang di sana .
I. N. G. A. T
oRg di atas kamu Banyak Yg Ilmu nya Tinggi .& Jgn Mengaku aku bhwa masih KetuRunan Brawijoyo , Raden Patah dll .
Malu - Maluin aja .
Di sisi Lain nama nya Gus & Pimpinan PONPES itu Tutur kata nya Sopan Menghormati sesama Tdk suka menghina Org Lain Tdk sombong tutur kata nya Tdk Kotor , Jorok & tdk Cengengesan .
di Vidio Lain ada yg biLang Ponpes nya di Bangun kan Olh bp Jokowi ... Biaya nya UANG dari mana ... ?
Kalo itu Uang Rakyat / Uang Negara Prabowo Subianto Presiden Segera menindak lanjuti secara Tegas utk mengembalikan nya .
@didik-ku9tb __ Pemilik nama Miftah Maulana Habiburrahman (miftha'im) tersebut adalah keturunan Kiai Ageng Besari.
Raden Kunto Pramono, menegaskan tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dengan pendiri Pesantren Tegalsari itu.
Meski PBNU telah menyatakan bahwa Gus Miftah memang keturunan seorang kiai, banyak pihak tetap meragukan klaim tersebut.
Nur Syahid, warga Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo, yang satu buyut dengan Turut / Murodhi (bapak Gus Miftah), dengan tegas membantah hubungan silsilah tersebut.
Menurutnya, Miftah tidak mempunyai silsilah langsung dengan Kiai Ageng Hasan Besari.
"Seumpama Gus Miftah ke sini, saya berani bilang, 'kamu bukan silsilah Tegalsari'. Saya berani karena itu bohong, wong dia asli Bantengan, Mojorejo, Jetis," ungkap Nur
Nur Syahid menjelaskan, silsilah keluarga Gus Miftah berasal dari Mbah Kariman, pendiri kawasan Bantengan, Mojorejo.
Nur menyebut kakek Gus Miftah (Boniran), memiliki empat anak : 1. Dulsalam, 2. Bakin, 3. Bares, dan 4. Turut (Murodhi).
Nur dengan ayah Gus Miftah (Murodhi), kerap mengunjungi Mojorejo terutama sebelum melaksanakan ibadah haji / umrah.
Bantahan juga datang dari pihak keluarga Kiai Ageng Hasan Besari.
Salah satu keturunan kedelapan Kiai Ageng Besari (Raden Kunto Pramono), menegaskan tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dengan pendiri Pesantren Tegalsari.
"Setelah saya cek, tidak ada nama Miftah Maulana Habiburrahman dalam daftar nasab Kiai Ageng Muhammad Besari," kata Kunto.
Kunto menambahkan bahwa pengecekan silsilah ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan, melainkan memastikan kebenaran
Kunto juga meminta Gus Miftah memberikan klarifikasi detail jika benar mengklaim sebagai keturunan Kiai Ilyas, salah satu putra Kiai Besari, dengan menyebutkan dari istri mana garis keturunannya.
"Kalau memang dari Kiai Ilyas, itu dari istri keberapa," tegasnya.
Dengan tidak ditemukannya nama Gus Miftah di buku silsilah keluarga besar Kiai Ageng Besari, Kunto menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan nasab antara Gus Miftah dan pendiri Pesantren Tegalsari.
Setuju apa kata kang Sobari 👍🏻👍🏻
RIZIEQ , BAHAR & SOMAD ngomong jorok ngomong kasar menebar kebencian kok nasibnya ga kayak miftah siihh ?????😢😥
gus mimtah tetep semangat ber dakwah
Karena Miftah pejabat negara yang di bayar dengan rakyat. Maka netizen meminta mundur karena netizen ikut bayar
2045 TV Bagus aku nyimak hadir 👍🙏❤️
Maa Syaa Allah
Baru Tau Makna nya GUS.
OH ternyata Begitu To.
Atas Pengetahuan Jazakallah Huqoiran
Abah Sobary mantul
Mantaap ni mr sobari jls n padat
MIFTA HALU ....
Keren keren jos kang Sobari. Jadi jelas tentang Gus gusan
Jd pembelajaran...jng suka memuja2 manusia krn pangkat dan kedudukannya...tp dr akhlak dan budi pekertiny
Menurut pak Nur Hasyim orang Ponorogo yg se desa dg bpk nya Miftah, bpk nya Miftah itu bernama Turut ( Murodi setelah nyantri di Kediri) yg rumahnya di Dsn. Bantengan, Ds. Mojorejo, Kec. Jetis, Kab
Ponorogo. Terus transmigrasi ke Lampung. Mbahnya bernama Boniran anak dari Ngasman dst dan tidak ada nama Kiai Ageng M.Besari?? dlm daftar silsilahnya
Mbah sobari emang mantap lantang gaungkan pencerahan ,,sehat selalu mbah ? Dunia butuh orang orang macam lho Mbah
Smart FM dan Kompas, ngefans sma tulisan dan monolog Mbh Sobari. 😊
semangat bung............
Setuju. sekali cukup dipanggil MIFTAH, tidak perlu dipanggil GUS
Kang sobari cara bicaranya lugas, tegas dan masuk akal... Joss...
Saya anak abah, kali ini setuju sama mas eko, mmg sekarang banyak orang Islam merusak keislaman itu sendiri, tdk melaksanakan nya dgn kafah, malah memperburuk citra islam itu sendiri.
Mantap…kebenaran pasti Akan mencari jalanya sendiri
Pak Sobari mantap,jelas,berbobot .🙏
Luar biasa Bpk.sobari dengan ke pahaman nya
Semoga sehat selalu tuk bapak Sobari....beliau dulu dosen saya matkul Sosiologi...
Kang Sobari dan Pak Eko sehat sllu,,siiap kritisi dan kupas semua fenomenal sosial🤣💪💪💪🇮🇩🇮🇩
Semua.masarakat.lndonesia.inilah.sejatinya.orang.yg.benar.mengarti.sekarang.banyak.yg.tertipu..dengan.namanya.gus.buatan.biyar.paham.semua.orang
Lebihbaik.biyarmuntur.biyarmasarakat.kecil.senang
Wow... ditunggu pencerahan Budayawan Sobari sehat wal'afiat aamiin 🤲
Hampir mayoritas yang berbangga dan tergila" bergelar GUS..itu rata" dari kaum NU..
hayoo akui saja lah..
dan dimana mereka menganggap Wali setara dengan para Nabi..
miiit...amiiit
baru ini orang yg pinter keren
Bagus analisamu pak Sobari.mantab.
Gus,Ning,Aaa,Nyi,Habib dan Habibah merupakan panggilan Duriyah para ulama yang masih memiliki garis keturunan(Kyai,syech,Para walisongo dan Nabi Muhammad SAW)yang memiliki peranan menjaga nama baik keluarga besar, memberikan suritauladan baik dan meneruskan perjuangan keluarga besar sesuai kemampuan dan keahlian. Duriyah khususnya Duriyah Kandung itu disematkan mulai sejak lahir bagian kodrat Allah SWT yang dilakukan tahanpan proses ujian kehidupan dan melakukan tugas sebagai Duriyah. Panggil Duriyah tidak asal nyomot memanggil gelar tersebut harus tahu nasabnya dan keluarganya dikarenakan tanggung jawab kepada keluarga besar. Ada beberapa oknum mubaligh dan oknum pengajar pendidik agama supaya tenar dipanggil Duriyah(Gus,Ning,Aaa dan Teh). Apalagi dapat jabatan di instansi pemerintahan maupun lembaga pendidikan disertai melakukan prilaku tidak pantas dicontoh. Itu oknum mubaligh atau oknum pengajar agama/umum sudah mendapatkan jabatan atau tergiur duniawian akhirnya merendahkan orang lain khususnya orang yang tidak mampu. Tidak cuma itu saja, bahkan ada beberapa oknum mubaligh dan oknum pengajar agama/umum mendapatkan jabatan baik di instansi maupun di lembaga pendidikan berprilaku merendahkan dan menjatuhkan serta menyebarkan fitnah kepada Duriyah kandung yang memiliki suri tauladan baik dan memiliki wasiat untuk meneruskan perjuangan keluarga sesuai kemampuan dan keahlian. Bagus Nitizen, ulama dan Duriyah mengingatkan oknum mubaligh dan oknum pengajar untuk kembali yang benar dan memberikan suritauladan baik dan memberikan saran kepada oknum tersebut minta maaf dan tidak mengulang perbuatan tersebut supaya tidak menjadi kebiasaan.🤔🤔🙏🙏
Hehehe bpk tegas bicaranya,bravo pk mg sht sll
Memang paling mudah itu menjelek jelek kan orang tanpa bisa apa yg sudah di berikan pada Negri ini
Cium tangan itu menandakan menghormati yg lebih tua dan itu budaya yg sangat baik Ri