Membeli tiket lotere, termasuk katagori berjudi. Spt di Amerika atau Canada, bnyk loket2 menjual lotere. Jika kita mebeli lotere secara iseng2 , bukan krn ketamakan tau2 menang. Bukankah kemenangan itu bagian dari berbuahnya karma baik. Apkh demikian?
Halo, saudara @fadlyfadly708. Saya izin menumpang jawab di sini berdasarkan pemahaman saya. Berikutnya akan saya uraikan dalam beberapa poin yang mungkin cukup panjang tapi mohon dibaca dan dipahami dengan baik : 1) Apakah sdr Fadly bisa menunjukkan kasus di mana orang berjudi tidak tamak? Kalaupun awalnya niatnya adalah iseng, tapi di hati pasti ada niatan untuk memperoleh sesuatu yang lebih walaupun kadarnya diperlemah menjadi, "Menang ya syukur, gak menang ya gpp namanya juga iseng." Jika tidak menang, banyak kasus di mana penjudi ini akan mengulangi perbuatannya lagi dengan dalih yang sama; iseng. Toh uang yang dipertaruhkan kecil saja. Tapi jika menang, dia juga akan mengulangi perbuatannya lagi dengan dalih, "Siapa tau menang lagi." Hal semacam inilah yang disebut oleh YM Bhante Uttamo MT sebagai "mengembangkan ketamakan". Harap tidak dilupakan kata "mengembangkan" di sini. Begitulah psikologis manusia dalam berjudi, iseng-iseng berakhir tamak dan kecanduan. 2) Berjudi memang tidak melanggar 5 sīla agama Buddha, tapi terkait dengan poin pertama tadi, hal ini memunculkan lobha (ketamakan). Pola pikir orang yang berharap keuntungan dari sesuatu yang tidak pasti juga menunjukkan dia memiliki moha (ketidaktahuan/kebodohan). Menganggap bahwa mendapatkan uang dari berjudi sebagai buah karma baik sebagai dalih pemakluman dan tidak mempertimbangkan akibat berkepanjangannya (memunculkan karma buruk) juga termasuk ditthi (pandangan salah). Lobha, moha, dan ditthi ini bisa lho memicu dosa (kebencian) dan menyebabkan pelanggaran sīla. Banyak kasus orang yang membunuh/berbohong/mencuri dll karena berjudi. Apakah selama ini pernah sdr temukan manfaat dari berjudi dari kasus-kasus nyata? Judi, entah dilakukan oleh orang kaya ataupun miskin, semuanya memicu pada ketamakan dan kebencian. Ingin lebih banyak harta, ingin bersenang-senang dengan mengalahkan orang lain, dsb. 3) Hanya karena suatu hal dilegalkan dan merupakan hal yang biasa di suatu negara, tidak berarti hal itu bisa dianggap biasa/lumrah/dicari-cari pembenarannya. Kita manusia adalah makhluk hidup yang berakal. Kita bisa melihat akibat dari suatu perbuatan jika kita mau meluangkan waktu untuk berpikir dengan dalam. Ketidakbermanfaatan judi sudah selayaknya dipahami oleh siapapun sebagai bentuk perbuatan sia-sia. Demikian yang bisa saya sampaikan. Semoga kita terbebas dari ketamakan, kebencian, kebodohan, dan pandangan salah. Semoga semua makhluk berbahagia. Sādhu sādhu sādhu 🙏🏻
Sulit dihubungkan menang lotre dengan karma baik yg berbuah . Anggap saja menang lotre itu seperti Anda mimpi indah saja pas tidur . Anggap saja itu hanya keberuntungan toh beli lotre pun cuma iseng doang . 😅😅
@@J640 Jika kita sbgai org awam (bukan biksu), mengkonsumsi minuman beralkohol dalam batas wajar, bukan utk menghilangkan kesadaran. Apkh itu jg dkatagorikan melanggar sila? Sy bermukim di negeri dingin. Minum alkohol kdg2 diperlukan jg bukan utk meghilangkan kesadaran. Tp sekedar menghangatkan badan.
@@AdiDem-v3b menurut Buddhist tetap melanggar Sila . Menimbulkan buah karma buruk NAMUN kecil . Itu seperti membunuh seekor nyamuk berbuah karma buruk kecil daripada membunuh seekor gajah .
@@AdiDem-v3b banyak alternative menghangatkan badan selain alkohol . Anyway jgn terlalu dipikir lah bro . Bukankah Anda juga perlu menikmati hidup Salah satunya minum alcohol dgn batas wajar .
👍👍👍👍👍
Membeli tiket lotere, termasuk katagori berjudi. Spt di Amerika atau Canada, bnyk loket2 menjual lotere. Jika kita mebeli lotere secara iseng2 , bukan krn ketamakan tau2 menang. Bukankah kemenangan itu bagian dari berbuahnya karma baik. Apkh demikian?
Halo, saudara @fadlyfadly708. Saya izin menumpang jawab di sini berdasarkan pemahaman saya. Berikutnya akan saya uraikan dalam beberapa poin yang mungkin cukup panjang tapi mohon dibaca dan dipahami dengan baik :
1) Apakah sdr Fadly bisa menunjukkan kasus di mana orang berjudi tidak tamak? Kalaupun awalnya niatnya adalah iseng, tapi di hati pasti ada niatan untuk memperoleh sesuatu yang lebih walaupun kadarnya diperlemah menjadi, "Menang ya syukur, gak menang ya gpp namanya juga iseng." Jika tidak menang, banyak kasus di mana penjudi ini akan mengulangi perbuatannya lagi dengan dalih yang sama; iseng. Toh uang yang dipertaruhkan kecil saja. Tapi jika menang, dia juga akan mengulangi perbuatannya lagi dengan dalih, "Siapa tau menang lagi." Hal semacam inilah yang disebut oleh YM Bhante Uttamo MT sebagai "mengembangkan ketamakan". Harap tidak dilupakan kata "mengembangkan" di sini. Begitulah psikologis manusia dalam berjudi, iseng-iseng berakhir tamak dan kecanduan.
2) Berjudi memang tidak melanggar 5 sīla agama Buddha, tapi terkait dengan poin pertama tadi, hal ini memunculkan lobha (ketamakan). Pola pikir orang yang berharap keuntungan dari sesuatu yang tidak pasti juga menunjukkan dia memiliki moha (ketidaktahuan/kebodohan). Menganggap bahwa mendapatkan uang dari berjudi sebagai buah karma baik sebagai dalih pemakluman dan tidak mempertimbangkan akibat berkepanjangannya (memunculkan karma buruk) juga termasuk ditthi (pandangan salah). Lobha, moha, dan ditthi ini bisa lho memicu dosa (kebencian) dan menyebabkan pelanggaran sīla. Banyak kasus orang yang membunuh/berbohong/mencuri dll karena berjudi. Apakah selama ini pernah sdr temukan manfaat dari berjudi dari kasus-kasus nyata? Judi, entah dilakukan oleh orang kaya ataupun miskin, semuanya memicu pada ketamakan dan kebencian. Ingin lebih banyak harta, ingin bersenang-senang dengan mengalahkan orang lain, dsb.
3) Hanya karena suatu hal dilegalkan dan merupakan hal yang biasa di suatu negara, tidak berarti hal itu bisa dianggap biasa/lumrah/dicari-cari pembenarannya. Kita manusia adalah makhluk hidup yang berakal. Kita bisa melihat akibat dari suatu perbuatan jika kita mau meluangkan waktu untuk berpikir dengan dalam. Ketidakbermanfaatan judi sudah selayaknya dipahami oleh siapapun sebagai bentuk perbuatan sia-sia.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Semoga kita terbebas dari ketamakan, kebencian, kebodohan, dan pandangan salah. Semoga semua makhluk berbahagia. Sādhu sādhu sādhu 🙏🏻
Sulit dihubungkan menang lotre dengan karma baik yg berbuah . Anggap saja menang lotre itu seperti Anda mimpi indah saja pas tidur . Anggap saja itu hanya keberuntungan toh beli lotre pun cuma iseng doang . 😅😅
@@J640 Jika kita sbgai org awam (bukan biksu), mengkonsumsi minuman beralkohol dalam batas wajar, bukan utk menghilangkan kesadaran. Apkh itu jg dkatagorikan melanggar sila? Sy bermukim di negeri dingin. Minum alkohol kdg2 diperlukan jg bukan utk meghilangkan kesadaran. Tp sekedar menghangatkan badan.
@@AdiDem-v3b menurut Buddhist tetap melanggar Sila . Menimbulkan buah karma buruk NAMUN kecil . Itu seperti membunuh seekor nyamuk berbuah karma buruk kecil daripada membunuh seekor gajah .
@@AdiDem-v3b banyak alternative menghangatkan badan selain alkohol . Anyway jgn terlalu dipikir lah bro . Bukankah Anda juga perlu menikmati hidup Salah satunya minum alcohol dgn batas wajar .