Baca novel yu😅 Satu bulan hampir berlalu, hari-hari dilalui Husna dengan sepi. Setelah pembicaraan malam itu pertemuan dengan Randy jarang terjadi. Randy jarang pulang dan kalau pun pulang sudah larut malam. Sikapnya di rumah tidak berubah. Datang, tidur dan berangkat pagi-pagi sekali. Apakah pekerjaan betul-betul menyita waktu atau karena ingin menghindari bertemu? Entahlah, Husna tidak tahu. Bahkan Husna juga berusaha menepis pikiran-pikiran yang terkadang menggelitik hati. Siapa wanita yang menemani Randy menghabiskan malam hari. Berat pada awalnya Husna menerima kenyataan, akan tetapi dengan berlalunya hari akhirnya ia terbiasa. Dari awal Randy sudah bersikap tegas terhadap hubungan mereka sehingga Husna bisa belajar menata hati. Husna mempersiapkan diri dengan apapun keputusan Randy. Ia berharap Ayah dan Ibunya bisa lapang dada menerima semua keputusan Randy. Jenuh melewati hari-hari yang berlalu tanpa ada kegiatan Husna memutuskan untuk mencari pekerjaan. Apalagi dari sebelum menikah ia gadis yang mandiri dan biasa bekerja untuk mempunyai penghasilan sendiri. Husna ingin meminta izin kepada Randy. Namun, melihat sikap Randy akhirnya ia mengambil keputusan sendiri. Samar-samar Husna teringat kata-kata terakhir Randy malam itu dan hal itu dijadikan pegangan. Kenyataan ini tidak sesuai dengan harapan Husna. Ia berharap sesudah berumah tangga akan mempunyai usaha sendiri di rumah. Dengan keahlian dan ilmu tata busana yang didapatkan dari pendidikan terakhirnya, Husna ingin punya rumah jahit sendiri. Keinginan yang sederhana tapi bagi Husna itu sudah cukup. Pekerjaan yang tidak menuntut banyak keluar rumah dan bisa mengurus rumah tangga. Untuk saat ini, dengan kondisi yang tak pasti Husna menyimpan mimpinya dulu. Husna mencari informasi lowongan pekerjaan yang sesuai dengan ijazah dan keahliannya. Setelah menemukan beberapa perusahaan yang cocok Husna membuat surat lamaran pekerjaan dan mengirimkan surat-surat itu. Beberapa hari kemudian ada surat panggilan untuk mengikuti ujian menjadi karyawan. Hari ini Husna memenuhi panggilan untuk ujian wawancara di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil. Wawancara ini merupakan test terakhir dari serangkaian test yang telah dilaksanakan beberapa hari kemarin. Husna menunggu giliran di ruang tunggu yang telah disediakan. Di sana sudah tampak beberapa orang yang sepertinya sama dengan ia dan lebih di dominan oleh laki-laki. Husna lebih banyak diam sementara yang lain asyik mengobrol. Ia merasa risih ikut bergabung karena di antara mereka tidak ada yang dikenalnya. Syukurlah kesendirian itu tidak berlangsung lama karena beberapa saat kemudian namanya dipanggil. Husna berjalan dengan tenang dan tanpa beban, pengalaman pernah bekerja dan pernah mengikuti test- test sebelum ini Husna jadikan pedoman. Dengan mengucapkan Bismillah Husna memasuki ruang wawancara dan dipersilahkan duduk di sebuah kursi yang telah disiapkan. Husna menatap ke depan menghadap meja panjang yang telah ditempati empat orang yang akan mengujinya hari ini. Husna merasa gugup tidak menyangka para pengujinya hari ini masih muda-muda, mereka sebaya dengan Randy dan juga memiliki wajah yang rupawan. Husna merasa agak jengah. Husna menghela napas mencoba melonggarkan dada. Belum hilang helanya tiba-tiba Husna merasa jantungnya berhenti berdetak. Betapa terkejutnya Husna ketika matanya bertemu dengan mata seseorang yang duduk paling ujung. Mata yang menatapnya dengan dingin dan tajam. Wajah Husna memucat dan tubuhnya mendadak dingin. Bingung tak tahu harus berbuat apa panik dan melanda hati, ia tak menyangka dengan apa yang dilihatnya. "Selamat pagi, Mbak Hidayati Husna. perkenalkan nama saya Reza dan ini rekan-rekan saya. Di sebelah kanan saya saudara Dwiki dan saudara Ery. Di sebelah kiri saya saudara Randy." Lelaki yang duduk pas di depan Husna memulai sesi wawancara. Husna merasa lunglai, tenggorokannya terasa kering. Keinginan untuk lari menyergap tetapi tak mungkin karena bisa menjadi sensasi. Husna mencoba untuk tenang, pelan-pelan berusaha mengendalikan diri dan menghadapi apa yang terjadi. "Ok, saya bisa memanggil Anda dengan apa? Hidayati atau Husna," tanya laki-laki yang bernama Reza mencoba mencairkan suasana. Husna membasahkan tenggorokan yang terasa kering dan mencoba mengumpulkan tenaga. " Saya biasa dipanggil Husna," jawab Husna dan dia bisa merasakan suaranya yang tidak seperti biasa. "Baik Mbak Husna, sebelum kita mulai wawancara saya akan menjelaskan masing-masing posisi kami di sini. Di perusahaan ini saya menjabat sebagai kepala bagian personalia, saudara Ery adalah kepala Bagian desain dan di sana posisi Anda bekerja nanti apabila diterima. Sedangkan saudara Dwiki adalah akuntan yang mengatur rancangan keuangan dan saudara Randy adalah pemilik sekaligus pemimpin perusahaan. Kami akan bertanya kepada Anda masalah-masalah yang berhubungan dengan posisi yang kami pegang dan jawaban Anda nanti akan mempengaruhi keputusan kami." Reza menjelaskan panjang lebar. Husna menahan napas mendengar penjelasan Reza. Rasa ingin lari, menghilang dan di telan bumi semakin kencang menyergap ketika tahu apa posisi Randy di perusahaan ini. *** Randy merutuk di dalam hati, kenapa akhir-akhir ini ia lalai. Ia memang banyak menghabiskan waktu untuk bekerja dan jarang pulang. Terkadang setelah pekerjaannya selesai ia akan membantu salah satu kawan-kawannya. Sengaja Randy melakukan itu untuk menghindari pertemuan dengan Husna dan kerapkali dia tidur di rumah Reza bersama kawan-kawannya, hal yang biasa dia lakukan sedari lajang dulu. Kekesalan terbit di hati Randy, kenapa kemarin tidak begitu peduli dengan penerimaan calon karyawan baru. Padahal dia adalah pemimpin perusahaan. Randy menyerahkan semua tugas ini kepada Eri dan dia terima beres saja. Biasanya Randy tidak pernah lengah dalam urusan perusahaan. Randy mendengus di dalam hati membaca berkas di hadapannya, data diri Husna dan surat permohonan kerja. Randy memijit pelipisnya yang mendadak terasa berdenyut. Apa yang harus dilakukannya sekarang. Terdengar pintu ruangan di tutup. Randy mengakat muka menatap Husna yang berjalan memasuki ruangan. Randy mengernyit, memperhatikan Husna dengan seksama. Dengan baju terusan serta jilbab panjang menutupi dada yang berwarna senada Husna tampak berbeda dari biasanya. Mata Randy tidak berkedip mengamati wanita itu. Tersenyum, menunduk memberi salam kepada rekan-rekannya lalu duduk di kursi yang telah disediakan. Pakaiannya berkibar setiap dia bergerak. Husna tampak anggun dan menawan. Entah kenapa Randy tidak bisa mengalihkan pandangan. Husna duduk dengan percaya diri dan tanpa beban, kegugupan muncul di wajahnya, tetapi hanya sesaat lalu Husna mengedarkan pandangan dan mata mereka akhirnya bertemu. Randy bisa melihat dengan jelas perubahan di wajah Husna. Keterkejutan dan kepanikannya hingga Reza membuka sesi wawancara dengan memperkenalkan mereka. Dan mata Randy pun dapat menangkap reaksi Husna ketika Reza menjelaskan apa posisinya di perusahaan ini. Randy mendesah di dalam hati tidak menyangka dengan apa yang terjadi. Selama wawancara perhatiannya tidak lepas dari Husna. Cara Husna menghadapi situasi dan mengendalikan diri tidak luput dari perhatian Randy bahkan Husna tidak gugup ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Randy. Dalam hati Randy mengakui kemampuan Husna. "Ada pertanyaan lagi Randy?" tanya Reza di akhir-akhir wawancara. Randy mengeleng, "Cukup," jawab Randy sambil mencoret sesuatu di atas kertas di depannya. Reza menoleh ke arah Eri dan Dwiki menanyakan hal yang sama. Dwiki mengeleng. "Aku ada satu pertanyaan lagi," sela Eri. Reza mengangguk mempersilahkan. "Ini pertanyaan terakhir saya, Mbak Husna," kata Eri sambil memusatkan perhatian kepada CV Husna. Husna memperbaiki posisi duduknya. "Di sini tertulis bahwa status anda sudah menikah. Apa itu benar Mbak Husna?" tanya Eri. Alis Randy mengkerut sesaat menatap Eri. Tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Lalu pandangan Randy beralih ke Husna, tampak gadis itu salah tingkah dan sekilas meliriknya. "Maaf Mbak Husna, jika pertanyaan ini masuk ke ranah pribadi. Tadi saudara Reza sudah menjelaskan di mana posisi Anda bila di terima nanti. Saya rasa Anda sudah tahu seperti apa pekerjaan di bagian desain dan rancangan, pekerjaan yang cukup banyak menyita waktu. Sebenarnya kami lebih tertarik pekerjaan ini di pegang oleh laki-laki, tetapi mengingat keahlian yang Anda miliki kami bisa mempertimbangkan. Jadi, jika Anda sudah menikah, apa suami Anda tidak keberatan dengan pekerjaan Anda nanti?" Randy mengatupkan rahang membenarkan perkataan Eri. Kegugupan tampak kembali di wajah Husna. Dan, Randy yakin ketiga rekan-rekannya dapat melihat jelas kegugupan Husna. "Iya, saya sudah menikah," jawab Husna gugup dan entah kenapa Randy menarik napas. "Sudah berapa lama," kali ini Dwiki yang bertanya. Randy dapat melihat Husna menutup mata. "Baru satu bulan," jawab Husna gelisah. "Oh, jadi masih pengantin baru. Pantas Anda tampak salah tingkah," sahut Reza sambil tersenyum dan yang lain pun juga tersenyum. Randy mendengus kesal di dalam hati tidak tahan dengan situasi ini. Tetapi ia harus bisa menahan diri. "Baiklah Mbak Husna, kita tidak akan membahas rumah tangga anda. Kembali ke pertanyaan tadi, apakah suami anda tidak keberatan dengan pekerjaan anda nanti?". Randy memperhatikan gerak-gerik Husna yang gelisah. Gerakan tangan kanan Husna yang menutup cincin di jari manis kirinya tertangkap di mata Randy. Sekilas mata mereka bertemu tetapi Husna buru-buru mengalihkan pandangan. "Saya rasa ia tidak keberatan," jawab Husna kemudian membuat Randy tidak bisa melepaskan pandangan darinya. "Anda yakin," cecar Eri. Husna mengangguk dan menarik napas. "Ya, saya yakin," jawab Husna. Lalu kemudian menambahkan, "Karena dia pernah mengatakan kepada saya kalau ia tidak akan mengekang saya dan ia memberikan kebebasan kepada saya asal masih dalam batas kewajaran." lanjut Husna lagi. Randy mengepalkan tangan
YUTUBRFF DI DUNIA GAIB DARI DI INDONESIA DI DUNIA GAIB DARI DI INDONESIA DI DUNIA GAIB DARI DI INDONESIA DI DUNIA GAIB DARI DI INDONESIA DI DUNIA GAIB DARI DI INDONESIA DI DUNIA GAIB DARI DI INDONESIA DI DUNIA GAIB DARI DI INDONESIA DI DUNIA GAIB DARI DI
ke dua mister😊 semoga yang baca ini rezeki nya di kancar kan amin
Amin
Aamiin😊
Semangat misteeeeeeeeeerrrrrrrrrrrr❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Baca novel yu😅
Satu bulan hampir berlalu, hari-hari dilalui Husna dengan sepi. Setelah pembicaraan malam itu pertemuan dengan Randy jarang terjadi. Randy jarang pulang dan kalau pun pulang sudah larut malam. Sikapnya di rumah tidak berubah. Datang, tidur dan berangkat pagi-pagi sekali.
Apakah pekerjaan betul-betul menyita waktu atau karena ingin menghindari bertemu? Entahlah, Husna tidak tahu. Bahkan Husna juga berusaha menepis pikiran-pikiran yang terkadang menggelitik hati. Siapa wanita yang menemani Randy menghabiskan malam hari.
Berat pada awalnya Husna menerima kenyataan, akan tetapi dengan berlalunya hari akhirnya ia terbiasa. Dari awal Randy sudah bersikap tegas terhadap hubungan mereka sehingga Husna bisa belajar menata hati. Husna mempersiapkan diri dengan apapun keputusan Randy. Ia berharap Ayah dan Ibunya bisa lapang dada menerima semua keputusan Randy.
Jenuh melewati hari-hari yang berlalu tanpa ada kegiatan Husna memutuskan untuk mencari pekerjaan. Apalagi dari sebelum menikah ia gadis yang mandiri dan biasa bekerja untuk mempunyai penghasilan sendiri. Husna ingin meminta izin kepada Randy. Namun, melihat sikap Randy akhirnya ia mengambil keputusan sendiri. Samar-samar Husna teringat kata-kata terakhir Randy malam itu dan hal itu dijadikan pegangan.
Kenyataan ini tidak sesuai dengan harapan Husna. Ia berharap sesudah berumah tangga akan mempunyai usaha sendiri di rumah. Dengan keahlian dan ilmu tata busana yang didapatkan dari pendidikan terakhirnya, Husna ingin punya rumah jahit sendiri. Keinginan yang sederhana tapi bagi Husna itu sudah cukup. Pekerjaan yang tidak menuntut banyak keluar rumah dan bisa mengurus rumah tangga. Untuk saat ini, dengan kondisi yang tak pasti Husna menyimpan mimpinya dulu.
Husna mencari informasi lowongan pekerjaan yang sesuai dengan ijazah dan keahliannya. Setelah menemukan beberapa perusahaan yang cocok Husna membuat surat lamaran pekerjaan dan mengirimkan surat-surat itu.
Beberapa hari kemudian ada surat panggilan untuk mengikuti ujian menjadi karyawan. Hari ini Husna memenuhi panggilan untuk ujian wawancara di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil. Wawancara ini merupakan test terakhir dari serangkaian test yang telah dilaksanakan beberapa hari kemarin.
Husna menunggu giliran di ruang tunggu yang telah disediakan. Di sana sudah tampak beberapa orang yang sepertinya sama dengan ia dan lebih di dominan oleh laki-laki. Husna lebih banyak diam sementara yang lain asyik mengobrol. Ia merasa risih ikut bergabung karena di antara mereka tidak ada yang dikenalnya.
Syukurlah kesendirian itu tidak berlangsung lama karena beberapa saat kemudian namanya dipanggil. Husna berjalan dengan tenang dan tanpa beban, pengalaman pernah bekerja dan pernah mengikuti test- test sebelum ini Husna jadikan pedoman. Dengan mengucapkan Bismillah Husna memasuki ruang wawancara dan dipersilahkan duduk di sebuah kursi yang telah disiapkan.
Husna menatap ke depan menghadap meja panjang yang telah ditempati empat orang yang akan mengujinya hari ini. Husna merasa gugup tidak menyangka para pengujinya hari ini masih muda-muda, mereka sebaya dengan Randy dan juga memiliki wajah yang rupawan. Husna merasa agak jengah.
Husna menghela napas mencoba melonggarkan dada. Belum hilang helanya tiba-tiba Husna merasa jantungnya berhenti berdetak.
Betapa terkejutnya Husna ketika matanya bertemu dengan mata seseorang yang duduk paling ujung. Mata yang menatapnya dengan dingin dan tajam.
Wajah Husna memucat dan tubuhnya mendadak dingin. Bingung tak tahu harus berbuat apa panik dan melanda hati, ia tak menyangka dengan apa yang dilihatnya.
"Selamat pagi, Mbak Hidayati Husna. perkenalkan nama saya Reza dan ini rekan-rekan saya. Di sebelah kanan saya saudara Dwiki dan saudara Ery. Di sebelah kiri saya saudara Randy." Lelaki yang duduk pas di depan Husna memulai sesi wawancara.
Husna merasa lunglai, tenggorokannya terasa kering. Keinginan untuk lari menyergap tetapi tak mungkin karena bisa menjadi sensasi. Husna mencoba untuk tenang, pelan-pelan berusaha mengendalikan diri dan menghadapi apa yang terjadi.
"Ok, saya bisa memanggil Anda dengan apa? Hidayati atau Husna," tanya laki-laki yang bernama Reza mencoba mencairkan suasana.
Husna membasahkan tenggorokan yang terasa kering dan mencoba mengumpulkan tenaga. " Saya biasa dipanggil Husna," jawab Husna dan dia bisa merasakan suaranya yang tidak seperti biasa.
"Baik Mbak Husna, sebelum kita mulai wawancara saya akan menjelaskan masing-masing posisi kami di sini. Di perusahaan ini saya menjabat sebagai kepala bagian personalia, saudara Ery adalah kepala Bagian desain dan di sana posisi Anda bekerja nanti apabila diterima. Sedangkan saudara Dwiki adalah akuntan yang mengatur rancangan keuangan dan saudara Randy adalah pemilik sekaligus pemimpin perusahaan. Kami akan bertanya kepada Anda masalah-masalah yang berhubungan dengan posisi yang kami pegang dan jawaban Anda nanti akan mempengaruhi keputusan kami." Reza menjelaskan panjang lebar.
Husna menahan napas mendengar penjelasan Reza. Rasa ingin lari, menghilang dan di telan bumi semakin kencang menyergap ketika tahu apa posisi Randy di perusahaan ini.
***
Randy merutuk di dalam hati, kenapa akhir-akhir ini ia lalai. Ia memang banyak menghabiskan waktu untuk bekerja dan jarang pulang. Terkadang setelah pekerjaannya selesai ia akan membantu salah satu kawan-kawannya.
Sengaja Randy melakukan itu untuk menghindari pertemuan dengan Husna dan kerapkali dia tidur di rumah Reza bersama kawan-kawannya, hal yang biasa dia lakukan sedari lajang dulu.
Kekesalan terbit di hati Randy, kenapa kemarin tidak begitu peduli dengan penerimaan calon karyawan baru. Padahal dia adalah pemimpin perusahaan. Randy menyerahkan semua tugas ini kepada Eri dan dia terima beres saja. Biasanya Randy tidak pernah lengah dalam urusan perusahaan.
Randy mendengus di dalam hati membaca berkas di hadapannya, data diri Husna dan surat permohonan kerja. Randy memijit pelipisnya yang mendadak terasa berdenyut. Apa yang harus dilakukannya sekarang.
Terdengar pintu ruangan di tutup. Randy mengakat muka menatap Husna yang berjalan memasuki ruangan. Randy mengernyit, memperhatikan Husna dengan seksama.
Dengan baju terusan serta jilbab panjang menutupi dada yang berwarna senada Husna tampak berbeda dari biasanya. Mata Randy tidak berkedip mengamati wanita itu. Tersenyum, menunduk memberi salam kepada rekan-rekannya lalu duduk di kursi yang telah disediakan. Pakaiannya berkibar setiap dia bergerak. Husna tampak anggun dan menawan. Entah kenapa Randy tidak bisa mengalihkan pandangan.
Husna duduk dengan percaya diri dan tanpa beban, kegugupan muncul di wajahnya, tetapi hanya sesaat lalu Husna mengedarkan pandangan dan mata mereka akhirnya bertemu.
Randy bisa melihat dengan jelas perubahan di wajah Husna. Keterkejutan dan kepanikannya hingga Reza membuka sesi wawancara dengan memperkenalkan mereka. Dan mata Randy pun dapat menangkap reaksi Husna ketika Reza menjelaskan apa posisinya di perusahaan ini.
Randy mendesah di dalam hati tidak menyangka dengan apa yang terjadi. Selama wawancara perhatiannya tidak lepas dari Husna. Cara Husna menghadapi situasi dan mengendalikan diri tidak luput dari perhatian Randy bahkan Husna tidak gugup ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Randy. Dalam hati Randy mengakui kemampuan Husna.
"Ada pertanyaan lagi Randy?" tanya Reza di akhir-akhir wawancara.
Randy mengeleng, "Cukup," jawab Randy sambil mencoret sesuatu di atas kertas di depannya.
Reza menoleh ke arah Eri dan Dwiki menanyakan hal yang sama. Dwiki mengeleng.
"Aku ada satu pertanyaan lagi," sela Eri. Reza mengangguk mempersilahkan.
"Ini pertanyaan terakhir saya, Mbak Husna," kata Eri sambil memusatkan perhatian kepada CV Husna. Husna memperbaiki posisi duduknya.
"Di sini tertulis bahwa status anda sudah menikah. Apa itu benar Mbak Husna?" tanya Eri.
Alis Randy mengkerut sesaat menatap Eri. Tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Lalu pandangan Randy beralih ke Husna, tampak gadis itu salah tingkah dan sekilas meliriknya.
"Maaf Mbak Husna, jika pertanyaan ini masuk ke ranah pribadi. Tadi saudara Reza sudah menjelaskan di mana posisi Anda bila di terima nanti. Saya rasa Anda sudah tahu seperti apa pekerjaan di bagian desain dan rancangan, pekerjaan yang cukup banyak menyita waktu. Sebenarnya kami lebih tertarik pekerjaan ini di pegang oleh laki-laki, tetapi mengingat keahlian yang Anda miliki kami bisa mempertimbangkan. Jadi, jika Anda sudah menikah, apa suami Anda tidak keberatan dengan pekerjaan Anda nanti?"
Randy mengatupkan rahang membenarkan perkataan Eri. Kegugupan tampak kembali di wajah Husna. Dan, Randy yakin ketiga rekan-rekannya dapat melihat jelas kegugupan Husna.
"Iya, saya sudah menikah," jawab Husna gugup dan entah kenapa Randy menarik napas.
"Sudah berapa lama," kali ini Dwiki yang bertanya. Randy dapat melihat Husna menutup mata.
"Baru satu bulan," jawab Husna gelisah.
"Oh, jadi masih pengantin baru. Pantas Anda tampak salah tingkah," sahut Reza sambil tersenyum dan yang lain pun juga tersenyum. Randy mendengus kesal di dalam hati tidak tahan dengan situasi ini. Tetapi ia harus bisa menahan diri.
"Baiklah Mbak Husna, kita tidak akan membahas rumah tangga anda. Kembali ke pertanyaan tadi, apakah suami anda tidak keberatan dengan pekerjaan anda nanti?".
Randy memperhatikan gerak-gerik Husna yang gelisah. Gerakan tangan kanan Husna yang menutup cincin di jari manis kirinya tertangkap di mata Randy. Sekilas mata mereka bertemu tetapi Husna buru-buru mengalihkan pandangan.
"Saya rasa ia tidak keberatan," jawab Husna kemudian membuat Randy tidak bisa melepaskan pandangan darinya.
"Anda yakin," cecar Eri.
Husna mengangguk dan menarik napas. "Ya, saya yakin," jawab Husna. Lalu kemudian menambahkan, "Karena dia pernah mengatakan kepada saya kalau ia tidak akan mengekang saya dan ia memberikan kebebasan kepada saya asal masih dalam batas kewajaran." lanjut Husna lagi.
Randy mengepalkan tangan
semangat ya mister cempreng buat konten 😁
Mister lanjutkan Waterboom Oceanic part 2 cepat
Mister coba lanjutin pkxd part 2
Seru di Waterboom mister
❤😢😂🎉😮😅😢😊😊😊😊❤😂🎉😢🎉🎉
3:24
.
😊😊😅😢🎉😮😅😅
Mister aku udah like dan subrek
🎉🎉🎉🎉🎉seru mister🎉🎉🎉🎉🎉🎉
Bang pake perahu lepas tu gas nanti bisa terbang lo benaran aku udah coba
Apa nama geme nya
Mister bermain di Waterboom dong
mister aku udah dapat semua nya kecuali yang pake robux
Aku pernah main perosotan itu kok
Mister tolong membuat vidio baru. Oia aku orang satu provinsi yg ad di pulau sulawesi provinsi gorontalo demomowaliolo oponi bokikino amali tabulio
Itu game roblox apa bukan apa itu bukan game
Jaga kesehatan ya mister biar bisa buat konten yang lebih seru lagi
Lanjutin mister aku masih kecil
semangaat misteeerrrrrrrrr
Perahu disingkirkan boat
Mister meskipun masih kecil saya masih kelas3 sudah dari 2021 sudah nonton titanic hehe
Halo
Semangat mister bikin kontennya
mister lanjutin dong sampe tamat pliss
mister itu nama gamenya apa
@sarwana885_ibnu.titancameraman terima kasih
Mister nama game itu apa
Nama game nya livetopia
Nama game nya meluncur ke bawah
.
Lanjutin bikin filem
😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂 lucubanget
Aku tau titanik mister
YEYY PERTAMAAAAA
❤❤
8:56 TO BE CONTINUED🗿
19:36 DAHLAH🗿
Ada kode=billy
Sopotan extreme
Mister compreng ada perosotan kameramen kalau nggak aku nggak like kalau kalau bunderan aku like dan subscribe
Mau😅😅😅🎉🎉🎉
Mister aku udah kena kuning2 itu berkali kali mister
bang coba main garten of banban adayang baru
Mister Cempreng GG Poo. Panda
Mister nama game nya apa😊
mister tunjukin muka mister
Dimana titik yang benar. Sound meme
Cempreng belum
Namanya slide down A hill
Mungkin sudah abdet 😎😎😎😎
Mister ikut
Aku telat nonton Mister 😔
Semoga mister sehat selalu amin
Hlo mister
Lecet dikit gak ngaruh
Perna main map itu mis
Halo bg
Mister apa nama geme nya
NEED OF GO AGO I LOVE YOU NO NEVER TOUCH UP YOU NO
Mister kok nyeplos😂
assalamualaikum.Mister itu nama gemnya apa
Liat Deskripsi mister aja kan ada nama gamenya
@@zakyaraaf7734 terimakasih
Mister deneng aku ngga bisa main game g
Pertama
mistercekperkirekbaju
EZRAjdjdhdjxhejdjsjsjejdjsjjsjsjsjsjsjsjsjss
NEED YOU AGO I LOVE YOU NO NOW MUSIC
Pret
Mister bocah robuk
Mister nama game nya apa mister
Mr itu game apa
Semoga dijawam
aku lag santay😂
Bang itu gamenya namanya apa?
Mo BILELEGENDs
Nama gamenya apa mister
O
Ban jangan pakai apapum
Kedua
Ffg
Ini kok iklan trusssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
YUTUBRFF DI DUNIA GAIB DARI DI INDONESIA DI DUNIA GAIB DARI DI INDONESIA DI DUNIA GAIB DARI DI INDONESIA DI DUNIA GAIB DARI DI INDONESIA DI DUNIA GAIB DARI DI INDONESIA DI DUNIA GAIB DARI DI INDONESIA DI DUNIA GAIB DARI DI INDONESIA DI DUNIA GAIB DARI DI
ZkkzM ada @
Masa pake robux si
kirekbajumiatercekper
Dising boat
𝐵𝑜𝑡
ayszhwkfyplmncgv
😂😂😂😂😂😂😂😂kjejjsuhxguwu😮
Guajangan bilangcuvc🤬🤬🤬🤬🤬🤬😡😡😡😡😡
❤❤❤
Pertama
Mo BILELEGENDs