TARI JARAN TEJI. PENABUH ANAK2 SEMARA WINANGUN DI PURA DESA PUSEH, DESA ADAT KWANJI SEMPIDI

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 5 окт 2024
  • Tari Jaran Teji adalah tarian yang terinspirasi dari Sanghyang Jaran, tarian sakral masyarakat Bali. Tarian ini diciptakan oleh I Wayan Dibia pada tahun 1985, dengan menggabungkan gerakan Sanghyang Jaran dengan gerakan tari klasik Bali dan Jawa.
    Tari Jaran Teji memiliki beberapa karakteristik, di antaranya:
    Gerakannya meniru gerakan hewan, terutama kuda
    Struktur tariannya dimulai dari pengawit, pengawak, pengecet, dan pekaad
    Ekspresi tariannya dimiliki oleh setiap penari
    Tarian ini merupakan garapan kelompok, ditarikan oleh 5-7 orang penari putri. Semua penari mengenakan busana laki-laki, memakai hiasan kepala berupa destar (udeng-udengan) dan masing-masing membawa sebuah perisai.
    Tarian yang memadukan gerak-gerak tari putra dan putri dalam tari Bali, melukiskan penyamaran Dewi Sekartaji, yang diiringi para embannya tatkala mengembara mencari jejak kekasihnya, Raden Panji Inu Kertha Pati, yang hilang dari istananya. Sang Dewi dengan para embannya menyamar sebagai penunggang kuda yang gagah perkasa tanpa ada orang yang mengenalinya.
    Inspirasi tarian ini adalah Sanghyang Jaran, sebuah tarian kerauhan yang disakralkan. Gerak- gerak Sanghyang Jaran kemudian dipadukan dengan gerak-gerak tari klasik Bali dan tari Jawa.
    Tarian ini adalah karya I Wayan Dibia pada tahun 1985.
    Tari Jaran Teji adalah tari yang memadukan gerak tari laki dan perempuan yang menggambarkan penyamaran Dewi Sekar Taji dengan putri pendamping ketika mengembara mencari kekasihnya Raden Inu Kerta Pati yang menghilang dari Istananya.

Комментарии •